• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA ,Dasar-dasar Public Relations. Bandung : Penerbit Alumni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA ,Dasar-dasar Public Relations. Bandung : Penerbit Alumni"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Oemi. 1995. Dasar – Dasar Public Relations. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. 1995.

---,Dasar-dasar Public Relations. Bandung : Penerbit Alumni. 2001.

Ahmad S. Adnanputra. Manajemen PR. Bandung: PT Raja Grafindo Persada.2003.

Ardianto, Elvinaro ,Soemirat. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2005.

Bungin, Burhan H.M. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu sosial. Jakarta: Kencana Prenama Media Group. 2007. Cutlip, Center & Broom. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.2006.

Effendy, Onong Uchjana.Human Relation dan Public Relations. Bandung: Mandar Maju. 1995.

---,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1999.

---,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2005.

Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKIS. 2002.

Jefkins, Frank. Public Relations. Jakarta: Erlangga. 2003.

Laughlin, Charles D. ”Phenomenological Anthropology”, dalam David Levinson & Melvin Ember (eds.), ”Encyclopedia of Cultural Anthropology”, Vol. 3.

(2)

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004

Nazir. Moh. Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Graha Indonesia. 2003.

Rachmat, Jalaludin.Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000.

R. Wayne Pace dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1998.

Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005.

Salim Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. 2001.

Sendjaja.Teori-Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. 1994

Smith, Ronald. Strategic Planning for Public Relations. New Jersey: Laurence Erl Baum Assosiates Publishers. 2005.

Sugiyono. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2009.

Sukarmi. “Pelaksanaan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha”. Jurnal Persaingan Usaha KPPU, Edisi 7, Juli. 2012.

Widjaja, A.W.Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyrakat, Ed. 1, Cet. 2. Jakarta: Bumi Aksara. 1993.

YLBHI & PSHK. Panduan Bantuan Hukum di Indonesia. Jakarta, 2006.

KPPU RI. Tentang KPPU. http://www.kppu.go.id/id/tentang-kppu/anggota-kppu/. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2014 pukul 14:14 WIB.

(3)

Guba, Egon G and Lincoln, Yvonna S. Competing Paradigms in Qualitative Research, in Denzin, Norman K and Lincoln, Yvonna S: Handbook of Qualitative Research. London: Sage Publicatioon. 1994, diunduh oleh

Yoanita Margono, 7 November 2014

(4)

Lampiran

– Lampiran

Lampiran 1 : Transkrip Wawancara

Lampiran 2 : Surat Permohonan Data Untuk Skripsi Lampiran 3 : Surat Permohonan Wawancara

Lampiran 4 : Surat Jawaban Data Skripsi dan Wawancara Lampiran 5 : Daftar Peserta Workshop Hakim

Lampiran 6 : Foto Dokumentasi Kegiatan Workshop Hakim Lampiran 7 : Daftar Hadir Peserta Kegiatan Workshop Hakim

(5)

Transkrip Wawancara dengan Key Informan

Nama : Mohammad Reza S.H., M.H.

Jabatan : Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama

Tanggal Wawancara : 17 April 2015 dan 5 Mei 2015 Daftar Pertanyaan :

1. Boleh tau mengenai track record Bapak di KPPU ini?

Saya masuk KPPU ini sejak tahun 2001 tepatnya bulan Oktober, saat hukum persaingan usaha atau bahkan KPPU masih baru terbentuk dan belum begitu dikenal oleh masyarakat. Saat itu saya sebagai Investigator pada Direktorat Penegakan Hukum Sekretariat KPPU. September 20104 saya menjadi Kepala Bagian Litigasi pada Biro Penegakan Hukum, Juli 2010 alhamdulillah naik jabatan menjadi Kepala Biro Investigasi sampai dengan Februari 2014. Setelah itu saya jadi Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama sejak Februari tahun lalu hingga sekarang. Ditambah satu amanah lagi yaitu sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal sejak September 2014.  Bagaimana proses penyusunan rencana kegiatan workshop hakim

pengadilan tinggi negeri se-Sumatera Utara ini Pak?

Kegiatan workshop hakim ini memang kegiatan rutin kita Mba. Setiap tahunnya pasti ada, penentuan wilayahnya dan waktu pelaksanaannya berdasarkan hasil rapat komisi yang rutin dilakukan setiap hari Rabu. Jadi,

(6)

dalam rapat komisi diputuskan kapan dan dimana workshop hakim akan dilaksanakan, eksekutornya ya Biro HHK ini khususnya Bagian Hubungan Masyarakat. Dalam rapat komisi juga biasanya berbekal data dari Direktorat Penindakan, yang memang bersentuhan langsung dengan pengadilan tinggi negeri. Direktorat Penindakan ada satu Bagian yang memang khusus menangani kasus keberatan atas putusan KPPU di Pengadilan, Bagian Litigasi namanya. Mereka sering lalu lalang ke Pengadilan, menghadapi pihak terlapor yang sudah diputuskan bersalah dalam putusan KPPU tapi gak terima, kemudian mengajukan keberatan atas putusan KPPU di Pengadilan Negeri setempat.

 Bagaimana prosesnya Pak dari putusan KPPU hingga pengajuan keberatan atas Putusan KPPU?

Jadi, diakhir siding perkara pelanggaran hukum persaingan usaha KPPU mengeluarkan putusannya yang isinya ada 2 kemungkinan yaitu pertama, terlapor dinyatakan bersalah oleh KPPU kemudian di denda sejumlah sekian sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 5, atau bisa juga dinyatakan tidak bersalah dan kemudian perkara ditutup. Nah, biasanya yang dinyatakan bersalah lah yang mengajukan keberatan atas putusan KPPU. Mereka dapat mengajukan keberatan atas putusan KPPU ke Pengadilan Negeri, kalau masih belum puas juga dengan putusan Pengadilan Negeri dapat mengajukan kasasi atas putusan KPPU ke Mahkamah Agung. Setelah Mahkamah Agung juga mengeluarkan putusan yang inkracht atau berkekuatan hukum tetap namun

(7)

terlapor masih merasa tidak puas, dapat melakukan peninjauan kembali. Dari seluruh rangkaian panjang tersebut, merupakan ranahnya para hakim. Oleh karena itulah KPPU merasa perlu adanya sosialisasi kepada para hakim tentang hukum persaingan usaha ini, kenapa? agar terbentuk kesamaan persepsi dengan KPPU.

 Target workshop hakim ini apa Pak?

Meningkatnya pemahaman hakim-hakim terhadap persaingan usaha, hukum persaingan usaha, hukum acara persaingan usaha. Meningkatnya pemahaman hakim tidak berbanding lurus dengan penguatan putusan KPPU, karena bisa jadi putusan KPPU memang tidak benar. Bisa jadi putusan KPPU diambil tidak dengan bukti yang memadai dan seterusnya. Sehingga, itu bukanlah menjadi tolak ukurnya. Faktanya, banyak juga hakim yang sudah paham hukum persaingan usaha juga hukum acaranya namun tetap membatalkan putusan KPPU karena mereka sudah memahami dengan benar bagaimana hukum persaingan usaha menurut mereka seperti apa. Asumsinya, apabila seseorang sudah memahami hukum persaingan usaha maka akan benar-benar tau mendalam tentang putusan KPPU, dimana kekurangannya apa yang salah dan sebagainya sehingga mungkin saja putusan KPPU dibatalkan. Saat ini mungkin saja putusan KPPU dikuatkan oleh pengadilan karena hakim menganggap KPPU sudah expert dalam persaingan usaha, sehingga putusannya pasti benar sehingga putusannya dikuatkan saja. Seperti itu lah

(8)

kondisinya, sehingga jumlah putusan yang dikuatkan oleh MA tidak bisa dijadikan tolak ukur pemahaman hakim terhadap hukum persaingan usaha. Lalu apa tolak ukurnya? Adalah analisa isi putusannya, namun itu tidak mudah untuk orang yang tidak mengerti hukum untuk melakukannya. Lalu bagaimana bagi orang diluar hukum untuk bisa mengetahui bahwa hakim-hakim itu sudah memahaminya? Dilakukan bukan dengan survey dan kuesioner terkait uu persaingan usaha. Dan KPPU belum pernah melakukannya karena membutuhkan biaya yang cukup besar serta butuh waktu yang banyak, karena kita harus mencari hakim-hakim yang pernah mengikuti workshop hakim dan mencari kesamaan waktu beliau untuk mau melakukan hal tersebut. Analisa pemahaman hakim cukup sulit, dalam pendidikan akademis mungkin analisa tersebut dilakukan pada level disertasi. Sempat ada pembicaraan dengan MA tentang wacana melakukan workshop hakim dengan format analisa putusan KPPU seperti itu, namun lagi-lagi keterbatasan waktu, karena menurut MA minimal workshop harus dilakukan selama 1 (satu) minggu.

 Untuk daerahnya, situasional atau memang sudah ditentukan sejak awal?

Seperti yang sudah saya jelaskan di awal tadi, untuk penentuan wilayah pelaksanaannya sesuai dengan hasil rapat komisi dengan data berdasarkan hasil rekomendasi dari Direktorat Penindakan. Kalau pertanyaannya

(9)

situasional atau tidak, seringkali memang pelaksanaannya situasional, dimana perkara yang sedang berlangsung biasanya disitu concern kami.

 Bagaimana proses penentuan narasumber?

Narasumber kami ada dari internal KPPU sendri dan dari eksternal. Dari Internal adalah para Komisioner KPPU. Komisioner ditugaskan menjadi narasumber dalam melakukan sosialisasi karena dianggap paling tahu tentang isu persaingan usaha dan sangat memahami substansi. Biasanya untuk penunjukan narasumber internal KPPU, kami minta arahan kepada Ketua KPPU, kemudian Ketua KPPU menunjuk beberapa Anggota Komisioner KPPU yang ahli di bidang ekonomi dan di bidang hukum untuk menjadi pembicara. Selain itu, kami mengirimkan surat formal berupa permohonan penunjukan narasumber kepada Mahkamah Agung RI untuk acara workshop hakim. Hakim agung yang ditunjuk menjadi pemateri tentunya akan menyampaikan materi hukum persaingan usaha dengan perspektif hukum.  Apakah ada evaluasi kegiatan oleh panitia setelah kegiatan selesai?

Di hari terakhir kami menyebarkan kuesioner kepada seluruh peserta sebagai bentuk evaluasi kami mengenai pelaksanaan workshop hakim ini. Namun memang karena keterbatasan, kuesioner tersebut hanya di dokumentasikan saja sebagai bukti penyelenggaraan workshop.

(10)

 Bagaimana kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan workshop hakim ini, Pak?

Para hakim mempertanyakan hukum persaingan usaha ini sebenarnya ada di ranah hukum pidana atau perdata? Sering sekali pertanyaan itu muncul pada saat sesi diskusi. Mungkin itu yang menjadi kendala pada saat pelaksanaan kegiatan, karna cukup memakan waktu untuk hanya mempermasalahkan ranah hukum persaingan usaha ini. Sebenarnya untuk saat ini, dimana mulai muncul konsep hukum terkini dimana tidak lagi mempermasalahkan hukum pidana atau perdata, tetapi lebih kepada pelaksanaan Undang-Undang tersebut. Seperti misalnya, Undang-Undang tentang keuangan, tidak perlu lagi diperdebatkan tentang ranah pidana atau perdatanya hanya tinggal nanti apabila terjadi pelanggaran pidana, dihukum pidana. Juga sebaliknya, apabila yang terjadi adalah pelanggaran perdata, dihukum sebagaimana perlakuan hukum perdata. Begitu juga dengan hukum persaingan usaha ini.

 Apakah diatur dalam Undang-Undang mengenai ranah hukum dari Undang-Undang itu sendiri apakah pidana atau perdata?

Tidak ada. Cuma yaaa itu, dilihat dari praktek pelanggarannya. Apabila pelanggarannya termasuk pidana, merujuk kepada hukum pidana.

 Apakah peserta antusias pada saat pelaksanaan?

Pada saat pelaksanaan kegiatan, peserta berpartisipasi sangat aktif dan antusias sekali. Sesi diskusi sangat hidup karena banyak tanya jawab antara peserta dengan narasumber, banyak juga masukan yang diberikan oleh para

(11)

hakim kepada KPPU terkait hukum persaingan usaha. Kami rasa hal itu sangat berguna bagi KPPU.

 Apakah sudah ada pengukuran tentang pemahaman para hakim tentang hukum persaingan usaha sehingga hasilnya dapat dijadikan dasar untuk penyusunan strategi komunikasi selanjutnya?

Meningkatnya pemahaman hakim tidak berbanding lurus dengan dikuatkannya putusan KPPU di pengadilan, karena bisa jadi putusan KPPU memang tidak benar. Bisa jadi putusan KPPU diambil tidak dengan bukti yang memadai sehingga, itu bukanlah menjadi tolak ukurnya. Faktanya, ada juga hakim yang sudah paham hukum persaingan usaha juga hukum acaranya namun tetap membatalkan putusan KPPU karena memang mereka sudah memahami dengan benar bagaimana hukum persaingan usaha menurut mereka. Asumsinya, apabila seseorang sudah memahami hukum persaingan usaha, maka akan benar-benar tahu mendalam tentang putusan KPPU, dimana kekurangannya, apa yang salah dan sebagainya sehingga mungkin saja putusan KPPU dibatalkan. Saat ini mungkin saja putusan KPPU dikuatkan oleh pengadilan karena hakim menganggap KPPU sudah ahli dan kredibel dalam persaingan usaha, sehingga putusannya pasti benar sehingga putusannya dikuatkan saja. Seperti itu lah kondisinya, sehingga jumlah putusan yang dikuatkan oleh MA tidak bisa dijadikan tolak ukur pemahaman hakim terhadap hukum persaingan usaha. Lalu apa tolak ukurnya? Adalah analisa isi putusannya, namun itu tidak mudah untuk orang yang tidak

(12)

mengerti hukum untuk melakukannya. Lalu bagaimana bagi orang diluar hukum untuk bisa mengetahui bahwa hakim-hakim itu sudah memahaminya? Dilakukan bukan dengan survey dan kuesioner terkait hukum persaingan usaha, dan KPPU belum pernah melakukannya karena membutuhkan biaya yang cukup besar serta butuh waktu yang banyak. Harus mencari hakim-hakim yang pernah mengikuti workshop hakim-hakim dan mencari kesamaan waktu beliau untuk mau melakukan hal tersebut. Analisa pemahaman hakim cukup sulit, dalam pendidikan akademis mungkin analisa tersebut dilakukan pada level disertasi.

(13)

Transkrip Wawancara dengan Informan

Nama : Dendy R. Sutrisno, S.H., M.H.

Jabatan : Plh. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Tanggal Wawancara : 21 April 2015 dan 19 Mei 2015

 Selamat siang Pak Dendy, sebelumnya boleh cerita sedikit tentang pengalamannya selama berkarir di KPPU?

Oke Mba, mulai dari nama dulu ya. Nama saya Dendy R. Sutrisno S.H., M.H. gabung di KPPU sejak tahun 2001, sama dengan Bapak Kepala Biro. Saat ini saya menjabat sebagai Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Bagian Hubungan Masyarakat yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Bagian Kerja Sama Dalam Negeri. Sebenarnya saya lebih dulu menjadi Kepala Bagian Kerja Sama Dalam Negeri, lalu kemudian di tambahin nih sebagai Plh. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat. Sebelum menjabat pada Biro Hukum, Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama saya pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan Daerah di Surabaya. Jabatan fungsional saya Investigator Utama.

 Oke Pak. Langsung ke pertanyaan yaa Pak. Bagaimana penentuan wilayah untuk workshop hakim ini Pak?

Penentuan wilayah pelaksanaan workshop hakim itu adalah atas rekomendasi Bagian Litigasi yang memang dalam menjalankan tugasnya berhadapan langsung dengan para hakim. Biasanya kami meminta masukan dari

(14)

Direktorat Penindakan kemudian Direktorat Penindakan merekomendasikan wilayah-wilayah mana saja yang hakimnya masih kurang sama persepsinya tentang hukum persaingan usaha. Selain itu, bisa juga atas arahan atasan Mba, yaitu para Komisioner. Karena beliau-beliau yang terlibat langsung sebagai majelis persidangan perkara KPPU kan, jadi beliau memahami kasus-kasus diwilayah mana saja, tingkat pemahamannya bagaimana, sehingga beliau merekomendasikan daerah-daerah yang akan menjadi target sasaran workshop.

 Bagaimana proses penentuan narasumbernya Pak?

Pada workshop sebelumnya biasanya kami melibatkan para akademisi sebagai narasumber, namun pada workshop hakim di Medan pihak akademisi berhalangan hadir. Sehingga, narasumber eksternal hanya berasal dari penunjukan pihak Mahkamah Agung. Pada sesi hari pertama sebagai pemberi sambutan sekaligus pembuka acara yaitu, Yang Mulia Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial yaitu Bapak Mohammad Saleh dan yang kedua adalah Yang Mulia Ketua Kamar Perdata Mahkamah Agung RI, Bapak Djafni Djamal sebagai pembicara untuk topic diskusi tentang Peranan Pengadilan dalam Penegakan Hukum Persaingan Usaha. Beliau-beliau adalah hakim agung yang sudah cukup banyak menangani kasus persaingan usaha, sehingga kredibilitasnya tidak diragukan lagi. Maka kami berharap kedua hakim agung tersebut dapat menjadi role-model bagi hakim peserta workshop dalam memahami hukum persaingan usaha.

(15)

 Bagaimana proses penyusunan materi workshop? Apakah menyesuaikan dengan daerah pelaksanaan?

Kami sudah memiliki format baku materi sosialisasi hukum persaingan usaha yang mengacu pada UU No. 5 Tahun 1999 yang mencakup perspektif hukum dan ekonominya. Biasanya, materi yang digunakan sesuai dengan tema yang akan disampaikan oleh narasumber, untuk narasumber yang berasal dari luar yaitu dari Mahkamah Agung biasanya mereka memiliki materi sendiri.

 Apakah ada evaluasi kegiatan oleh panitia setelah kegiatan selesai? Kami melakukan survey kepada peserta tentang pelaksanaan workshop ini. Hanya saja, kuesioner tidak diolah menjadi data. Kami hanya mengarsipkan saja kuesioner-kuesioner itu. Namun, masukan terhadap workshop hakim ini datang secara non-formal dari hasil pembicaraan dengan para peserta disaat waktu senggang, coffee break, makan siang dan sebagainya.

 Apakah sudah sesuai antara perencanaan dan implementasi? Apakah target (segment peserta) terjangkau? Jumlah peserta?

Untuk pelaksanaan workshop di Medan kemarin sih sudah sesuasi target kami, yaitu 40 peserta yang berasal dari seluruh pengadilan tinggi negeri se-Sumatera Utara. Dan kebetulan untuk di Medan, kami dan Hakim Agung menargetkan pesertanya itu adalah Ketua atau Wakil PN. Dan Alhamdulillah kegiatan di Medan kemarin banyak Ketua dan Wakil PN yang menjadi peserta.

(16)

 Apa hambatan dalam implementasinya?

Sejauh ini kendala teknis belum ada, hanya saja masalah koordinasi tentang penunjukan peserta workshop yang seringkali berubah-ubah pada saat pelaksanaan. Prosedur yang harus ditempuh biasanya adalah KPPU melalui Biro Hukum, Humas dan Kerjasama, mengusulkan agenda workshop kepada Mahkamah Agung, dalam hal ini Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum (BADILUM), beserta usulan wilayah pengadilan (cakupan provinsi), tempat penyelenggaraan workshop beserta tema. Selanjutnya Mahkamah Agung akan mengkoordinasikan kegiatan dengan pihak Pengadilan Tinggi, sebagai badan peradilan tingkat menengah/provinsi yang membawahi pengadilan negeri yang ada di wilayah hukumnya. Pengadilan tinggi akan mendisposisikan kepada masing-masing Ketua Pengadilan Negeri, yang kemudian akan menunjuk hakim-hakim yang akan mengikuti acara. Yang seringkali terjadi adalah ada beberapa nama yang diajukan oleh pihak BADILUM tidak sama dengan riil peserta yang hadir. Akibatnya adalah peserta yang namanya belum tercantum dalam data yang diberikan oleh BADILUM tidak dapat menerima sertifikat pada saat selesai pelaksanaan kegiatan. Selain itu, karena hukum persaingan usaha ini memiliki 2 aspek yaitu ekonomi dan hukum sehingga masih awam bagi para hakim untuk memahami secara mendalam aspek ekonominya. Beberapa peserta mengeluhkan kurangnya waktu pelaksanaan kegiatan workshop ini. Mungkin yang menjadi kendala besar adalah bagaimana menyampaikan aspek ekonomi dalam hukum persaingan usaha

(17)

dalam waktu yang sangat singkat yaitu 2 hari kepada para hakim yang memiliki latar belakang hukum.

(18)

Transkrip Wawancara dengan Informan

Nama : Lantiko Suryatama, S.H.

Jabatan : Investigator Utama Pertama pada Direktorat Penindakan

Tanggal Wawancara : 22 Mei 2015

 Siang Mas, sebelumnya boleh cerita dulu tentang perjalanan selama di KPPU?

Saya masuk KPPU ini sejak tahun 2007, dan jabatan fungsional sekarang adalah Investigator Utama Pertama. Sejak awal masuk, saya handle litigasi yaitu penyelesaian “sengketa” antara para pihak yang dilakukan di pengadilan. Para pihak dalam hal ini adalah KPPU dengan terlapor. Salah satu tugas Litigasi adalah menangani keberatan atas putusan-putusan KPPU di Pengadilan Tinggi/Negeri yang diajukan oleh terlapor.

 Apakah Direktorat Penindakan memberikan rekomendasi untuk wilayah pelaksanaan workshop?

Biasanya memang Biro HHK menginformasikan kepada Direktorat Penindakan mengenai adanya rencana pelaksanaan kegiatan workshop hakim, kemudian kami dari Bagian Litigasi merekomendasikan daerah-daerah yang menjadi tempat penanganan perkara. Fokus utamanya biasanya pengadilan tinggi yang kami rasa masih belum sejalan pemikirannya dengan hukum persaingan usaha.

(19)

 Pada prakteknya, apakah hakim yang sudah mengikuti workshop ini adalah yang akan menangani kasus KPPU di persidangan? Apakah sudah sama perspektifnya pada saat persidangan?

Pada saat sidang keberatan di Pengadilan rata-rata memang hakim yang pernah mengikuti workshop hakim, tapi tidak selalu. Pada saat di Pengadilan Negeri, majelis hakim kebanyakan sudah paham hukum persaingan usaha terlebih untuk hal-hal formil terkait hukum acara, meskipun masih ada beberapa perbedaan persepsi namun secara garis besar masih sama pemahamannya. Perbedaan persepsi itu sudah wilayah dari masing-masing hakim dalam menafsirkan suatu kasus yang sedang ditangani. Bukan berarti KPPU gagal dalam melakukan sosialisasinya, karena pemahaman hakim tidak dapat diukur dari jumlah putusan KPPU yang dikuatkan oleh pengadilan. Atau sebaliknya, dengan dibatalkannya putusan KPPU, tidak berarti hakim tidak memiliki pemahaman tentang hukum persaingan usaha melainkan hakim memiliki alasan dan persepsi sendiri atas putusan KPPU yang dikuatkan dengan bukti-bukti yang tentunya mereka temukan pada saat persidangan di Pengadilan.

(20)

Transkrip Wawancara dengan Informan

Nama : Marsudi Nainggolan, S.H., M.H

Jabatan : Wakil Pengadilan Negeri Medan Tanggal Wawancara : 8 April 2015

 Materi presentasi, apakah mudah dipahami oleh peserta? Apakah ada complain atas materi yg disediakan? (mis: kurang komprehensif)

Materi presentasi sudah cukup baik. Menambah pemahaman kami para hakim tentang persaingan usaha. Presentasi yang diberikan sangat membantu para hakim apabila nantinya menangani perkara keberatan yang diajukan ke Pengadilan Negeri.

 Apakah ada relevansinya materi yang disampaikan dengan praktek penanganan perkara di Pengadilan?

Sangat relevan dengan praktek penanganan perkara di Pengadilan, terutama berkaitan dengan bagaimana hakim menangani perdata khusus sejenis KPPU.

Apakah penyaji materi sudah menyampaikan pesan dengan baik dan mudah di mengerti?

Iya. Mudah dimengerti dengan contoh kasus yang memang menarik.

 Apakah saran dan masukan untuk KPPU dalam penyelenggaraan workshop hakim ini kedepannya?

(21)

Mungkin waktu pelaksanaannya yaa Mba bisa lebih lama, agar pembahasan bisa lebih mendalam. Karena untuk ilmu baru seperti hukum persaingan usaha ini tidak cukup hanya 2 hari saja untuk bisa benar-benar memahami.

Selain itu mungkin nanti kedepannya bisa semacam bedah kasus dari putusan-putusan KPPU yang sudah Inkracht.

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

YOANITA MARGONO

Jl. Lustrum FE UI No. 36 Rt. 08/03 Pancoranmas - Depok 16431

Hp: 0818701156 Email: yoanitamargono@gmail.com

Nama Lengkap : Yoanita Margono Tempat / Tanggal Lahir : Depok, 12 Juni 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah Kebangsaan : Indonesia IPK (sementara) : 3.66 (Skala 4)

 Universitas Mercu Buana, Fakultas Ilmu Komunikasi,

S1 Public Relations 2012 -2015

 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,

D3 Manajemen Informasi dan Dokumen 2007 - 2010  SMAN 3 Depok 2004 - 2007

 SMPN 2 Depok 2001 - 2004

 SDN Depok 4 1995 - 2001

 Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU – RI) Jl. Ir. H. Juanda No. 36 – Jakarta Pusat sebagai Sekretaris Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama (Februari 2014 - sekarang)

 Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU – RI) Jl. Ir. H. Juanda No. 36 – Jakarta Pusat sebagai Staf Tata Usaha Biro Investigasi ( 1 Juli 2011 – Februari 2014 )

 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Jl. K.H. Zainul Arifin No. 20 – Jakarta Pusat sebagai Administrasi pada Divisi Perencanaan dan Engineering ( 1 November 2010 – 30 Juni 2011 )

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Pendidikan Formal

(32)

YOANITA MARGONO

Jl. Lustrum FE UI No. 36 Rt. 08/03 Pancoranmas - Depok 16431

Hp: 0818701156 Email: yoanitamargono@gmail.com

 PT. Bank Panin, Tbk. Gedung Bank Panin Pusat Jl. Jend. Sudirman – Senayan, Jakarta 10270 sebagai Administrasi Biro Umum dan Personalia (19 Juli – 19 September 2010)  Wiradha di Unit Kearsipan Universitas Indonesia ( 16 Juni – 14 Juli 2010 )

 Praktik Kerja Lapangan di Perpustakaan United Nations Information Centre Jakarta (UNIC JAKARTA) ( 1 Juli – 31 Juli 2009 )

 Praktik Kerja Lapangan di Unit Kearsipan United Nations Information Centre Jakarta (UNIC JAKARTA) ( 1 Juni – 31 Juni 2009 )

 Peserta magang di SDL CENTER Lembaga Bahasa Internasional Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI ( 27 Januari – 06 Maret 2009 )

Panitia pada Seminar “PRpreneur: Public Relations dalam Membangun Kesuksesan Bisnis” yang diselenggarakan oleh Universitas Mercu Buana (2014)

 Master of Ceremony (MC) pada Acara Penandatanganan MoU KPPU – Universitas Padjadjaran (2015)

 Master of Ceremony (MC) pada Workshop Hakim Pengadilan Tinggi Negeri se-Sumatera Utara (2015)

 Ceramah Umum Konservasi Kertas  Ceramah Umum Konservasi Kertas

 Pendidikan dan Pelatihan Penganggaran Berbasis Kinerja  Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengelolaan Anggaran

 Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Ahli Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Tingkat Dasar Berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010

 Seminar “To Have The Real Public Relations Career”

 Young On Top National Conference 2014 – “Pemimpin Masa Depan”  Seminar Communication Series: Public Speaking

 Pendidikan dan Pelatihan Kehumasan dan Media Informasi

Pengalaman Organisasi

(33)

YOANITA MARGONO

Jl. Lustrum FE UI No. 36 Rt. 08/03 Pancoranmas - Depok 16431

Hp: 0818701156 Email: yoanitamargono@gmail.com

 Seminar Communication Series 2: Personal Branding

 Seminar Komunikasi: Membangun Hubungan Baik dengan Media

 Seminar PRpreneur: Public Relations dalam Membangun Kesuksesan Bisnis  Diklat Master of Ceremony

Gambar

Foto Dokumentasi Kegiatan Workshop Hakim Pengadilan Negeri se-Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak

78 Inti dari penelitian ini adalah suatu penelitian yang berusaha untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang diajukan peneliti tentang penerapan strategi

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap

Lampiran 3 : Data Tabulasi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2015 Lampiran 4 : Data Tabulasi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2016 Lampiran 5 : Data

Imam Ghazali, Metode Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 125.. ISTITHMAR: Journal of Islamic Economic Development, Volume 4, No. Maka dari itu, bank

Selain itu, kencan ilmiah ini juga bertujuan untuk mempromosikan dan mengenalkan sebuah jurnal sepakbola yang dapat menjadi wadah seorang akademisi dalam kajian

Lingkungan keluarga dapat berperan penuh terhadap perkembangan keluarganya untuk memberikan system pendidikan secara komprehensif, saling berkesinambungan, mulai dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu dan lama waktu pengasapan yang berbeda terhadap kualitas (ketersediaan lisin, kadar air, lemak,