• Tidak ada hasil yang ditemukan

Frisai Wicaksono, Kreator Virtual Lab dan BUDI KEREN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Frisai Wicaksono, Kreator Virtual Lab dan BUDI KEREN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Frisai Wicaksono, Kreator

Virtual Lab dan BUDI KEREN

Tidak semua laboratorium memiliki ruangan yang luas, jumlah modul praktikum yang banyak, dan jumlah instruktur sebanding dengan jumlah praktikan. Seiring perkembangan teknologi maka Frisai Wicaksono wisudawan terbaik Prodi Teknik Elektro S.1 Konsentrasi Teknik Elektronika ITN Malang merancang sistem remote laboratory.

Pemilik IPK: 3,80 ini merancang dan membuat modul praktikum menggunakan raspberry pie berbasis remote laboratory yang diaplikasikan pada modul sistem bilangan biner dan fungsi logika. Dengan begitu mahasiswa dapat melakukan praktikum di luar laboratorium. Rancangan ini sekaligus ia gunakan sebagai tugas akhir.

(2)

“Mahasiswa dapat melakukan praktikum dimana saja tidak harus berada di laboratorium. Tetapi bisa melakukan praktikum di luar, bisa di kantin, di lobi selama masih dalam satu jaringan yang sama, ini juga bisa disebut virtual lab (laboratorium maya, Red),” paparnya.

Menurut Frisai sapaan akrabnya, keunggulan metode ini praktikan dipaksa melakukan praktikum secara individu. Mereka secara tidak langsung harus mengerti, memahami dan dapat mengoperasikan setiap percobaan secara detail dari praktikum yang mereka lakukan.

“Berbeda dengan cara konvensional dimana praktikum dilakukan secara kelompok. Biasanya hanya satu atau dua orang yang bekerja, sedang yang lain hanya mengandalkan temannya,” jelasnya.

Tidak hanya dalam hal praktikum saja, menurutnya karya ini bisa dikembangkan untuk aktivitas administrasi praktikum seperti pembayaran dan penjadwalan praktikum. “Semua bisa dilakukan secara otomatis, bahkan bisa digunakan untuk pre test, melihat sejauh mana praktikan memahami praktikum yang sudah dilaksanakan,” bebernya.

Teknologi memang bukan hal yang asing bagi pemuda kelahiran Malang 7 Oktober 1994 ini. Sebelumnya Frisai beberapa kali mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dari sekian PKM-nya yang menarik adalah “BUDI KEREN” (Pembuatan Kecambah Modern) berbasis mikrokontroller ATMEGA 16.

“Melihat petani kecambah di Singosari yang masih memakai sistem manual, maka tercetuslah ide ini,” ujarnya.

Frisai mengilustrasikan, biasanya petani tiga jam sekali melakukan penyiraman dalam mengecambahkan kedelai, selama tiga hari. Maka dibuatlah alat budidaya kecambah otomatis. Sebagai pembaca suhu dan kelembaban alat digunakan sensor SHT11, dan dilengkapi pemanas serta kipas sebagai pembantu menstabilkan suhu yang telah di tetapkan. “Dengan penggunaan alat ini

(3)

dihasilkan kecambah berkualitas bagus dari segi ukuran, dibandingkan secara manual lebih pendek,” katanya.

Keuletan Frisai dalam mengembangkan kemampuannya tidak hanya tercermin lewat PKM saja. Selama ia kuliah bersama kakak tingkat ia pernah membuat conveyor penyortir dan pengecekan kematangan buah. Saat itu ia dimintai tolong orang untuk membuatkan alat pemilah buah sesuai ukuran dan kematangan. Dengan menggunakan sensor maka alat akan mendeteksi apakah buah sudah matang atau belum. Dilengkapi dengan sistem sortir otomatis alat juga bisa memilah buah sesuai ukuran yang seragam. “Kematangan dan ukuran disesuaikan dengan keinginan konsumen,” pungkasnya. (mer/humas).

Wisudawan Terbaik Arsitektur

Bermimpi Membangun Sekolah

Islam Terpadu

Supel, mudah bergaul dan ramah, itulah Moh Syahru Romadhon Sholeh. Wisudawan terbaik Program Studi Arsitektur S-1 ITN Malang ini mempunyai pengalaman dalam mengerjakan banyak proyek di bidang arsitektur baik tim maupun sendiri (freelance). Total ada 13 proyek yang ia terjuni selama menempuh kuliah di ITN Malang. Salah satunya masuk dalam tim Perencanaan DED (Detail Engineering Design) Taman Tepian Kayan Tanjung Selor Kalimantan Utara 2016 dan perencanaan pasar senggol di Kota Malang.

(4)

saat presentasi di Kalimantan Utara. Sedangkan untuk perencanaan pasar senggol saya sempat bertemu langsung dengan Wali Kota Malang,” ungkapnya saat konferensi pers di Kampus I ITN Malang, Kamis (28/9).

Wisudawan Terbaik Arsitektur Bermimpi Membangun Sekolah Islam Terpadu

Selain ulet mengembangkan kemampuannya dalam arsitektur, pemuda kelahiran Mojokerto 4 Februari 1995 ini konsen mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Keinginan berkontribusi memajukan pendidikan ia tuliskan dalam tugas akhir yang berjudul : Sekolah Islam Terpadu di Kota Batu dengan Tema Green Architecture.

Ia membuat desain bangunan Sekolah Islam Terpadu dengan menggabungkan tiap jenjang sekolah yaitu SD, SMP dan SMA. “Perilaku usia anak didik sangat berbeda antara SD, SMP dan SMA. Dengan mengangkat konsep Green Architecture (pada poin

(5)

Respect for user) aktivitas dari semua jenjang dapat terpenuhi dengan fasilitas yang disesuaikan dengan tingkatannya, baik kepada kaum disabilitas, anak normal dan kepada lingkungan,” paparnya.

Dimana respon bangunan terhadap aktifitas siswa yang memiliki jenjang berbeda-beda. Maka dengan gambaran penggunaan lahan 5 Ha, Romadhon biasa disapa membaginya dalam tiga zona SD, SMP, SMA yang diintegrasikan dengan zona fasilitas umum yang dapat digunakan bersama. Namun tiap jenjang juga memiliki fasilitas khusus dimana tiap jenjang tidak bisa digabung. Ada pemisahan lokasi yang jelas pada tiap jenjang.

“Untuk kaum disabilitas bisa terfasilitasi dengan akses menuju ruang dengan menggunakan fasilitas khusus yang salah satunya ram. Sedangkan dari segi psikologi desain, tempat bermain seperti ayunan didesain full color. Untuk penggunaan warna tiap kelas juga beragam, bangunan SD paling beda karena akan menggunakan banyak warna,” jabarnya.

Wisudawan yang bercita-cita sejak kecil ingin menjadi arsitek ini mempunyai mimpi suatu saat bisa mewujudkan pembangunan Sekolah Islam Terpadu. Ia bercita-cita mengkolaborasikan model pembelajaran dengan melihat potensi peserta didik. Penerapan model pembelajaran yang tidak hanya pendidikan umum, namun menyeimbangkan dengan pendidikan karakter dan agama.

Tidak hanya teruji dalam bidang arsitektur, pemuda yang pernah menyabet Juara 2 Esai (National Conference Inovator Nusantara Karya Nyata Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045 tahun 2017) ini aktif dalam kegiatan organisasi baik di dalam maupun luar kampus. Saat ini selepas wisuda Romadhon sedang mempersiapkan diri untuk bisa melanjutkan studi ke luar negeri sembari mengerjakan beberapa proyek yang sedang dikerjakan.

(6)

(mer/humas)

Irwan Anggara, Wisudawan

Terbaik Jago Membuat Aplikasi

Berbekal pengalaman selama kuliah di ITN Malang, dengan yakin Irwan Anggara selepas wisuda akan kembali ke daerahnya untuk ikut memajukan Kalimantan. Pernyataan tersebut diungkapkan saat konferensi pres wisudawan terbaik, di Kampus I ITN Malang, Kamis (28/9).

Tugas akhir berjudul “Analisa Perbandingan Quality Of Service Jaringan Voice Over Internet Protocol dengan Sistem Enkripsi Virtual Private Network (Vpn), Transport Layer Security (Tls), Dan Secure Real-Time Transport Protocol (SRTP)” melengkapi prestasinya menjadi wisudawan terbaik dari Prodi Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Komputer S-1 dengan IPK 3.77.

“Selama saya menjadi asisten laboratorium jaringan di Teknik Elektro masih sedikit mahasiswa yang membahas masalah VoIP (Voice over Internet Protocol),” ucapnya.

Dewasa ini layanan teknologi komunikasi internet sudah menjadi trend di semua kalangan. Pemanfaatan internet sangat tinggi dalam sarana kebutuhan sehari-hari, baik itu kebutuhan hiburan, edukasi bahkan komunikasi.

Dengan penelitiannya ia berharap sistem komunikasi VoIP bisa menjadi alternatif komunikasi yang ekonomis dan mudah digunakan. “VoIP ini dapat menjadi terobosan pengganti telepon rumah yang lama. Karena lebih mudah mengistalnya, kalau telepon yang lama harus mengubungi teknisi dulu untuk memasang,” ungkapnya.

(7)

Menurut pemuda kelahiran Buntok, 3 April 1995, kelebihan lain dari VoIP selain hemat dibiaya juga memiliki aplikasi yang bebas download bahkan bisa sampai free. Caranya tinggal diinstal pada komputer atau laptop dan dipasang headset. Begitupun kalau berpindah komputer tinggal menginstal ulang. “Sekarang tiap kantor sudah memiliki jaringan internet maupun wifi. Maka dalam satu gedung itu bisa menjadi satu jaringan, karena syaratnya pengguna harus pada jaringan yang sama,” katanya.

VoIP merupakan teknologi yang menggabungkan antara paket suara dengan data melalui teknik codec (encoder-decoder) sehingga memungkinkan pengguna yang terkoneksi pada jaringan internet dapat melakukan panggilan suara atau video.

Selama ini sudah ada beberapa produk komunikasi VoIP yang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan seperti Skype, Google Talk, Whatsapp, BBM, Line dan Windows live messenger.

Tapi menariknya penelitian Irwan dibandingkan yang lain adalah penggunaan sistem keamanan. Dari hasil penelitiaannya dihasilkan performa VoIP menggunakan security VPN lebih baik dari pada VoIP yang tidak menggunakan security. Selain dari segi keamanan security tersebut juga dapat mengurangi adanya delay, packet loss dan jitter.

(8)

Irwan Anggara, Wisudawan Terbaik Jago Membuat Aplikasi

“ VoIP kebanyakan memiliki kelemahan ketika pengiriman berlangsung seperti delay, jitter, dan packet loss atau gangguan keamanan. Karena semakin maraknya pembajakan atau hacking, dengan menerapkan security pada VoIP, dapat meminimalisir kelemahan pada VoIP,” paparnya.

Di semester lima pemuda asal Kalimantan Tengah ini juga sempat mengikuti proyek dosen dalam pengabdian kepada masyarakat. Salah satunya adalah membuat aplikasi ensiklopedia tanaman obat keluarga (TOGA) berbasis android untuk masyarakat Kelurahan Tasikmasuk, Lowok Waru, Kota Malang.

“Aplikasi ini mempermudah ibu-ibu Tasikmadu untuk melihat khasiat obat-obatan dari tanaman yang tumbuh di sekitar rumah. Jadi mereka tidak perlu membaca di poster lagi,” jabarnya.

Yang paling menantang adalah saat ia harus menjelaskan aplikasi tersebut kepada ibu-ibu. “Ternyata ibu-ibu tersebut malah konsultasi penyakit kepada saya. Kalau ada penyakit disuatu tanaman obatnya apa ?” katanya.

Ada sekitar 30 tanaman obat keluarga yang dimasukkan dalam aplikasi, kebanyakan tanaman tersebut tumbuh di sekitar

(9)

lingkungan tempat tinggal. Kali pertama membuat aplikasi merupakan pengalaman tersendiri baginya, meskipun awalnya kesulitan dalam pemrograman data base dan desan.

Selain itu, Irwan juga pernah membuat aplikasi inventaris keluar masuk barang berbasis visual basic 6 dan Mc. Access. Aplikasi ini dibuat saat ia praktek kerja di BNI 45 Kota Malang. Aplikasi ini untuk mempermudah mencatat barang masuk dan keluar tanpa harus menulis lagi. “Di akhir bulan data ini bisa diprint sebagai laporan,” paparnya.

Pemuda berkacamata ini agak kesulitan saat pembuatan aplikasi. Pasalnya ia harus menyamakan spesifikasi aplikasi dengan komputer di bank. Ini merupakan aplikasi komputer pertama buatannya. (mer/humas)

Keluar Masuk Hutan Kalimantan

demi Pembuatan 3D Animasi

Perencanaan Jalur Pipa

Kadek Sukma Apryandika, pria yang ramah dan memiliki banyak pengalaman selama kuliah ini merupakan wisudawan terbaik Teknik Geodesi S1 ITN Malang. Salah satu pengalamannya yang luar biasa adalah saat praktek kerja dalam proyek Pengembangan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) di Tarakan, Kalimantan Utara, Tahun 2016.

Bersama dua rekannya Kadek keluar masuk hutan dengan berjalan kaki untuk melakukan kegiatan pengambilan data. “Survei yang kami ambil semua yang berkaitan dengan geodesi, seperti GPS, peta topografi darat-laut-udara. Totalnya ada enam survei dan yang paling berat disaat kami harus masuk hutan,” ungkapnya.

(10)

Menurut Kadek pengukuran ini diperuntukkan sebagai dasar dibangunnya jalur pipa air minum. Tidak hanya gambar dua dimensi (2D) saja yang dihasilkan, dengan pengukuran tersebut sebagai bahan untuk pembuatan animasi tiga dimensi (3D). Dengan model 3D maka gambar dalam peta terlihat hidup.

“Kelebihan lain animasi 3D, adalah membantu menjelaskan prosedur sehingga alur dari jalur perencanaan pipa lebih mudah dipahami dan dianalisa,” tukasnya.

Tantangan mengambil data dan melakukan pengukuran di hutan tidaklah mudah. Bersama dua rekan dalam satu tim dan hanya berbekal parang mereka harus berhadapan dengan banyak rintangan. “Kami keluar masuk hutan Kecamatan Sekatak dengan banyak rintangan, mulai disengat lebah, bertemu buaya muara, kecemplung di laut, sampai tidur di hutan. Bahkan penduduk lokal yang diajak masuk ke hutan sebagai pemandu tidak ada yang berani, karena hutan Sekatak masih dianggap angker,” kenangnya.

(11)

Keluar Masuk Hutan Kalimantan demi Pembuatan 3D Animasi Perencanaan Jalur Pipa

Beratnya medan tidak membuat pria kelahiran Gianyar, 20 April 1995 ini patah semangat. Lebih jauh Kadek memaparkan dalam sehari hanya bisa sekitar 300-400 meter mengukur lahan di

(12)

hutan. Padahal untuk menuju lokasi dari mess membutuhkan waktu satu jam perjalanan speed boat dan tiga jam jalan kaki.

Dari praktek kerja inilah kemudian ia jadikan tugas akhir dengan judul : “Pembuatan 3D Animasi Perencanaan Jalur Pipa Menggunakan Software Terramodel Visualizer” yang berstudi kasus di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Pemilik IPK 3.54 ini tidak hanya suka tantangan dalam perkuliahan, namun juka suka mencoba hal baru. Bersama dua temannya yang lain, Kadek pernah mengeluti wirausaha makanan dengan nama Depot Ape Aden. Bahkan kala itu dalam satu hari pernah menerima orderan 600 porsi ayam betutu. Namun karena kesibukan masing-masing, depot vakum untuk sementara waktu. Tidak hanya akademik bagus, dan paham kuliner, ternyata Kadek juga menguasai seni. Aktif bergabung dalam Komunitas Genjek Punk Kenten, yaitu suatu komunitas kesenian dari Bali yang berada di Malang. Di dalam komunitas inilah yang ikut mengasah rasa percaya dirinya ketika tampil di depan umum. (mer/humas)

Mahasiswa ITN Malang Ciptakan

Smarthome,

Cara

Efektif

Melindungi Rumah

Mobilitas manusia yang cenderung tinggi terkadang menimbulkan kekhawatiran saat harus meninggalkan rumah apalagi dalam waktu yang lama. Karena kebutuhan terjaminnya keamanan rumah inilah yang mencetuskan ide cerdas Riko Cahyo Prabowo, salah satu wisudawan terbaik program studi Teknik Listrik D III ITN

(13)

Malang, dengan IPK 3,66.

Riko biasa disapa berhasil membuat sistem pengontrolan rumah terpadu yang dapat dioperasikan dalam jarak jauh atau biasa disebut smarthome. Dengan smarthome pemilik rumah dapat mengetahui kondisi rumah sekaligus dapat menyalakan dan mematikan alat penerangan dari jarak jauh sesuai kebutuhan.

Uniknya sebagai media komunikasi dalam rancang bangun smarthome ini Riko melengkapinya dengan sistem keamanan menggunakan ardunino-uni berbasis SMS (short message service). Menggunakan miniatur rumah pintar smarthome mengendalikan 13 titik lampu yang terbagi tiga grup, dan sistem keamanan menggunakan limit switch/saklar pembatas yang dipasang pada pintu dan jendela serta buzzer sebagai alarm. Kartu SIM yang digunakan disesuaikan dengan kekuatan sinyal yang bagus di wilayah smarthome digunakan.

(14)

Mahasiswa ITN Malang Ciptakan Smarthome, Cara Efektif Melindungi Rumah

Lebih jauh Riko memaparkan, apa bila limit switch pada pintu tertekan, secara otomatis buzzer akan berbunyi terus sampai t o m b o l r e s e t d i t e k a n . S a a t i t u j u g a a r d u n i n o a k a n memerintahkan SIM 800L untuk mengirim sms “pintu terbuka” kepada nomor telepon yang digunakan sebagai remot, agar pemilik rumah mengetahui bahwa pintu telah dibuka.

“Pengontrolan dan pengendalian dapat dilakukan dari jarak jauh melalui sms. Smarthome ini juga dapat mendeteksi apabila rumah dalam keadaan kosong dan pintu dibuka maka alarm akan berbunyi dan mengirimkan sms pada si pemilih rumah,” tuturnya saat konferensi pers, Kamis (28/9).

“Kelebihan alat ini lebih ekonomis dan efisien, karena SMS bisa menggunakan koneksi 3G maupun 2G,” katanya.

(15)

Dalam percobaannya saat SMS dikirim maka ada beberapa lampu yang menyala bersamaan. Misalnya grup 1 terdiri dari lampu teras, ruang tengah dan ruang belakang, maka sekali perintah SMS dikirim “1 on” maka ketiga lampu tersebut akan menyala. Setelah lampu menyala maka arduino akan mengirim SMS balasan yang berisi “grup 1 hidup”.

Bagaimana kalau handphone hilang ? Menurutnya pemilik rumah tidak perlu khawatir, karena tinggal menyerel ulang di arduino. Ini juga berlaku saat ganti nomor handphone maupun rumah berganti pemilik tentunya.

Ke depan, bagi Riko masih terbuka peluang untuk pengembangan smarthome miliknya. Misalnya pada sistem keamanan bisa ditambah dengan menggunakan sensor api, dan sensor gas. Penambahan sensor untuk memberitahukan apabila terdapat lampu yang putus, atau terjadi kebakaran rumah.

Hasil karyanya mendapat apresiasi tersendiri dari dosen pembimbing. Terbukti selain lolos uji skripsi dengan berjudul : “Rancang Bangun Smarthome dengan Security System Menggunakan Arduino-Uno Berbasis Sms” dosen pembimbingnya juga meminta smartphone diaplikasikan di rumahnya. (mer/humas)

Inayah Gadis Penyuka Mesin,

Ubah Mesin GY6 125cc untuk

Disability Car

Mobil pribadi maupun mobil transportasi umum yang ada saat ini kurang ramah bagi kaum difabel. Kalaupun ada kebanyakan hanyalah motor roda dua yang dimodifikasi menjadi motor roda

(16)

tiga. Ataupun modifikasi sepeda motor berbak, namun difabel harus berpindah dari kursi roda ke motor. Hal ini menjadi keprihatinan Inayah Nur’aini Lathifah. Hobinya mengotak-atik mesin mendorongnya merancang sebuah disability car.

Inayah Gadis Penyuka Mesin, Ubah Mesin GY6 125cc untuk Disability Car

Mahasiswa Teknik Mesin D-III ITN Malang ini memaparkan, untuk memudahkan para difabel maka interior kendaraan diubah sedemikian rupa sehingga difabel bisa menggunakan kursi roda sebagai kursi pengemudi. “Kendaraan ini menggunakan sepeda motor matic yang dimodifikasi, saya memakai mesin motor tipe GY6 125cc sebagai tenaga penggerak,” ujarnya saat ditemui di Kampus I ITN Malang, Kamis (28/9).

Bersama teman-temannya, mesin yang telah dimodifikasi dengan tambahan roda ini kemudian diberi pelindung berbentuk mobil.

(17)

Pintu masuk ke dalam mobil dibuat lebar sehingga difabel bisa masuk bersama kursi rodanya.

Ia menggambarkan, di bagian belakang mobil terdapat ram, sehingga kursi roda bisa leluasa masuk. Setelah di dalam maka ramnya naik, dan pintu akan tertutup. Untuk menjamin safety, kursi roda diberi tambahan pengunci agar tidak bergerak dan bergeser saat di dalam kendaraan. Keunggulan lain bagi difabel semuak kontrol memakai tangan, baik untuk keluar masuk, maupun dalam mengendalikan kendaraan.

Sesuai dengan kosentrasi jurusannya Teknik Mesin, Inayah memfokuskan diri pada permesinan. Ia memanfaatkan mesin GY6 dengan tipe mesin 152QMI, dan menggunakan sistem pengapian CDI-DC dimana karburator sebagai sistem tenaga. Untuk penyuplai energi listrik dan proses pengapian kendaraan menggunakan alternator 20 amper. Dengan mesin berkapasitas 125cc, mesin ini memiliki daya sebesar 6,8 HP dan torsi sebesar 5,102 lbft pada putaran mesin 7000rpm.

Disability Car yang didesain hanya satu pengemudi tanpa penumpang ini sudah melalui tes drive dan mampu menempuh jarak 40 km/jam. Hasil karyanya ini tertuang dalam skripsinya yang berjudul “Modifikasi Mesin pada Disability Car Menggunakan Mesin GY6 123cc” dan sudah dipatenkan lewat ITN Malang.

Dara yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin D-III ini mengaku senang sekaligus kaget. Inayah tidak menyangka akan menjadi lulusan terbaik dengan IPK 3,54. Selama ini ia merasa kuliahnya biasa-biasa saja. Dari masa sekolah dahulu ia sering belajar dengan praktek. Seringnya asik dibengkel membetulkan mobil akhirnya membawanya masuk ke Teknik Mesin D-3 ITN Malang. (mer/humas)

(18)

Indonesia Darurat Narkoba,

Mahasiswa ITN Malang Ciptakan

Solusinya

Indonesia bahkan dunia lagi gencar-gencarnya menyuarakan Stop Narkoba !. Darurat narkoba ini membuat media massa baik televisi, koran maupun media online marak dengan berita seputar penyalahgunaan narkotika. Keadaan ini membuat mahasiswa ITN Malang turut prihatin dan mendorong terciptanya sebuah aplikasi pendeteksi narkotika. Diberinama NATECT (Narcotic Detector), merupakan aplikasi deteksi wajah pengguna narkoba berbasis android. “Berita di televisi semua tentang narkoba, semula baik-baik saja tiba-tiba sudah ditangkap pihak berwajib. Dari situ saya mencoba membuat aplikasi untuk deteksi dini bagi pengguna narkoba,” tutur Bastian Wisnu Priyatna Ketua Tim PKMKC 2017.

(19)

Menurut mahasiswa Teknik Informatika ini, mata kuliah yang ia tempuh mempelajari tentang pengolahan citra digital dan computer vision sangat membantu dalam pembuatan aplikasi natect tersebut. “Jadi lebih expand bisa memanfaatkan kamera dalam implementasi sistem biometrika dengan objek wajah sebagai parameternya. Dari topik-topik itu akhirnya saya gabungkan,” jelasnya saat ditemui di ruang humas, Sabtu (15/7).

Mahasiswa semester tujuh ini menggunakan empat parameter untuk mengetahui ciri wajah pengguna narkoba, yaitu entropi, energi, kontras dan homogenitas, dengan metode GLCN (Gray Level Co-Occurrent Matrix). Metode ini berfungsi untuk mengidentifikasi ekstraksi wajah pengguna narkoba dengan membandingkan dengan citra wajah yang sehat.

Aplikasi ini menggunakan empat fitur : deteksi, informasi, pelaporan dan panduan rehabilitasi. Cara kerjanya fitur deteksi diarahkan ke wajah (wajah tegak presisi), foto disimpan ke galeri, citra akan disimpan ke server untuk

(20)

dilakukan pemrosesan dengan diekstraksi ciri. Kemudian hasilnya akan ditampilkan di layar handphone dalam bentuk nilai prosentase. User bisa menyimpan data ini untuk pribadi atau ditindak lanjuti kepada pihak yang berwenang. ”Dalam aplikasi ini juga ada panduan rehabilitasi, jadi keluarga terdekat bisa membantu selama pengguna masih bisa ditangani secara dini,” jabarnya.

Judul dan proposal Program Kreatifitas Mahasiswa Pendanaan Ristek Dikti 2017 tersebut sudah mengikuti monev eksternal di Kampus UM, Kamis (13/7). Ini merupakan proposal kali kedua, dimana sebelumnya dengan deteksi pupil mata pada pengguna narkoba tidak lolos PKM. “Judulnya hampir sama, hanya obyek yang diganti. Tahun kemarin pupil mata, sekarang deteksi wajah dan mengganti metode,” ungkap mahasiswa asli Pacitan ini.

Penelitian yang dilakukan sejak bulan Mei ini masih dua puluh prosen, dan Dikti hanya memberi waktu sampai Agustus akhir. Minimnya literatur ilmiah mengenai ciri-ciri pengguna narkoba tidak menjadi hambatan bagi Tim NATECT yang beranggotakan Bella Fardani, Ivandi Rifniansah, dan Zulkifli Arief untuk terus berjuang memperbaiki dan menyempurnakan aplikasi ini. (mer/humas)

Kelly Candy, Permen Kencur

Jelly Kaya Manfaat Produk

Lab. Kimia ITN Malang

Kencur (Kaempferia Galanga) merupakan salah satu dari 5 jenis tumbuhan yang dikembangkan sebagai tanaman obat asli Indonesia. Dengan kandungan minyak atsiri dan rasa yang menghangatkan membuat kencur menjadi salah satu bahan obat herbal. Sangat efektif untuk meredakan batuk, gatal-gatal

(21)

pada tenggorokan dan melegakan inflamasi/radang tenggorokan serta mengembalikan suara yang hilang.

Kencur selain dijadikan minuman segar ternyata bisa diolah dan dijadikan permen kencur. Permen kencur ini merupakan inovasi dari mahasiswa dan dosen Teknik Kimia ITN Malang. Proses penelitian, pembuatan bahkan sampai produksi massal dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Makanan ITN Malang.

Kelly Candy, Permen Kencur Jelly Kaya Manfaat Produk Lab. Kimia ITN Malang

Menurut Erik Setiawan asisten Laboratoriun, penelitian permen kencur sudah dimulai dari tahun 2015. Untuk membuat permen kencur yang terkenal dengan nama Kelly Candy ini tidak semudah kelihatannya. Trial and error dilakukan berkali-kali. “Pertama terlalu manis, kadar gula dikurangi, rasa kencur terlalu tajam dan getar kadar kekentalan dikurangi demikian dilakukan berulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang sesuai dengan lidah,” tutur Erik saat bertemu di ruang humas ITN Malang, Rabu (7/6).

(22)

Agar mendapatkan hasil maksimal kencur diblender beserta kulitnya, sehingga mengandung kadar serat yang tinggi dan dicampur dengan berbagai bahan lain. Kemudian dimasak dan dimasukkan cetakan. Setelah kering baru dipotong dan dikemas.

Dengan pengeringan menggunakan sinar ultraviolet Kelly Candi masa simpannya sampai 6 bulan terjamin hygienis dan steril. Dikemas dalam dua kemasan 150 gram dan 60 gram, Kelly Candy banyak diminati oleh semua golongan umur. “Kami memanfaatkan moment mahasiswa yang pulang kampung dan menjualnya sebagai oleh-oleh,” terang Ilham Arasy marketing produk.

“Menghadapi lebaran penjualan open order lewat media online maupun langsung datang ke Laboratorium Kimia. Kami juga sudah mengunggah di instagram untuk pemasaran dan sudah ada permintaan paling jauh dari Lombok,” pungkasnya. Untuk Pre Order bisa menghubungi : Arasy 081 23251 9636. (humas)

Sosis Karya Mahasiswi ITN Ini

Bukan dari Daging, Tapi Harga

dan Gizinya Bisa Bersaing

Biasanya ampas tahu dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Namun, di tangan dua mahasiswi Institut Teknologi Nasional (ITN) Kota Malang, ampas tahu menjadi makanan bernilai ekonomis tinggi. Lutfi Mia Wulandari dan St Aisyah Humairah menyulap ampas tahu menjadi sosis bergizi. Dua mahasiswa Teknik Kimia ITN itu pun menaikkan nilai ekonomis ampas tahu. “Ampas tahu itu dibilas

(23)

sampai bersih, lalu diperas. Kemudian diberi bawang merah dan bawang putih lalu dikukus dan dikeringkan selama 24 jam untuk menghilangkan kandungan airnya,” jelas Lutfi kepada SURYAMALANG.COM, Senin (22/5/2017).

Setelah olahan ampas tahu mengering, kemudian dihaluskan dan diayak menjadi tepung.

“Setelah itu dicampurkan semua bahannya dengan perbandingan 2:1:2. Perinciannya untuk ayam, tepung sagu, dan adonan ampas tahu,” lanjutnya. Lutfi dan Aisyah sengaja memilih tepung sagu karena dapat menyatukan bahan dan ringan. “Kalau menggunakan tepung kanji akan terlalu kenyal,” kata mahasiswi semester enam itu.

Setelah dicampur, adonan itu dikukus. Dua mahasiswi ini mendapat ampas tahu dari Kecamatan Sukun, Kota Malang. Ampas tahu di Kecamatan Sukun sangat melimpah, dan harganya pun cukup murah. “Kami mendapat ampas tahu seharga Rp 10.000 untuk 10 kilogram,” ujarnya. Sebungkus sosis dari ampas tahu itu dijual seharga jualnya Rp 8.000 per bungkus. Setiap bungkus berisi lima sosis.

Sumber: Kompas.com

Mahasiswa ITN Malang Juara

LKTI Nasional di Makassar

Satu lagi predikat nasional ditorehkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Kali ini kampus biru berhasil menjadi juara III dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat nasional. Lomba bertema drainase perkotaan itu digelar di Universitas Muhammadiyah Makasar pada 29 Maret lalu.

(24)

Tim ITN Malang yang terdiri atas tiga orang: Risky Wijayanto, Aji Surya Saksama, Nur Riska Amalia Putri, berhasil menyisihkan puluhan tim lainnya. Menurut Risky tidak mudah untuk lolos ke tahap presentasi di ajang itu. Tetapi anak-anak teknik sipil itu berhasil membuktikannya. “Dari puluhan tim itu, Cuma diambil 7 tim yang diberi kesempatan untuk presentasi. Dan kami terpilih di situ hingga menjadi juara III,” tutur mahasiswa semester 6 itu saat ditemui di ruang humas pada Sabtu (15/4). Pada babak akhir ini hanya ada empat kampus yang lolos, Universitas Brawijaya (UB) empat tim, ITN Malang, Unmuh Makasar, dan Uniska Kalimantan.

Sementara karya yang dilombakan oleh Risky dan kawan-kawan berjudul “Kota Berwawasan Lingkungan dengan Sistem Berbasis Pengelolaan Air Bersih di Kelurahan Karang Besuki, Sukun, Kota Malang”. Tema ini menawarkan pengelolaan air banjir menjadi air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh warga.

Karya ini terinspirasi dari kejadian banjir yang pernah menimpa kawasan Karang Besuki beberapa waktu lalu. Mereka bertiga kemudian meninjau lokasi banjir dan mulai berpikir seandainya air banjir itu dapat diolah menjadi air bersih tentu banyak yang akan menggunakannya. “Kami mengerjakan LKTI ini selama dua minggu, sembari juga turun ke lapangan,” lanjut Risky.

Dalam tinjauan di lapangan itu, ditemukan tiga jenis air: black water yaitu air buangan kloset, storm water berasal dari air hujan, dan grey water berasal dari mencuci, mandi, dan cuci piring. Dari tiga jenis air ini yang bisa diolah menjadi air bersih hanya storm water dan grey water. “Black water itu masih mungkin diolah lagi, tetapi dengan rancangan kami ini hanya dua yang dapat diolah,” tuturnya. (her)

Referensi

Dokumen terkait

Tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus I (terlampir). Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media grafis sudah

Hasil simulasi pemisahan 1-123 menggunakan tracer radionuklida 1-131 dari target telurium diperoleh yield yang relatif kecil yaitu hanya sebesar 12,85 %, 13,9 % dan 5,2 % hal ini

Pada sistem tenaga listrik frekuensi kerja normal adalah 50 Hz atau 60 Hz tetapi, dalam aplikasi pemakaiannya berdasarkan beban yang digunakan frekuensi arus dan

12. Auditor internal atau personel yang melaksanakan fungsi serupa dapat memberikan kontribusi untuk memantau pengendalian entitas melalui evaluasi secara

Penelitian ini akan mengunakan dan menguji faktor persepsi kemudahan penggunaan terhadap persepsi manfaat melalui variabel sikap dan intensi perilaku sehingga dapat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja, ini berarti semakin tinggi motivasi pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakanoleh pemerintah melalui DKP kota Padang yaitu masyarakat nelayan tangkap

Oleh karena itu, peneliti merasa penting dalam melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan tingkat serat kasar berbeda terhadap bobot hidup,