• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUHAMMAD FAHCRIZAL 1, FAIRUZZABADI 2. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MUHAMMAD FAHCRIZAL 1, FAIRUZZABADI 2. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DUKUNGAN INSTRUMENTAL DAN

DUKUNGAN EMOSIONAL TERHADAP KELELAHAN

KERJA DENGAN EVALUASI INTI DIRI SEBAGAI

PEMODERASI PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH

MUHAMMAD FAHCRIZAL1, FAIRUZZABADI2

1,2) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala e-mail: fahrizal.rijal@gmail.com

ABSTRACT

This study aimed to analyze the influence of Instrumental Support and Emotional Support to Burnout Core Self Evaluation as moderating. The sample used in this study is Nurse in Meuraxa Regional General Hospital Meuraxa of Banda Aceh. The sampling technique used in this study is Probability Sampling, with total of 110 samples. Data were analyzed using Moderate Regression Analysis (MRA) is used as a method of analysis to determine the effect of all the variables involved. The results showed: 1) Support Instrumental and Emotional Support effect on Nurse Burnout in Meuraxa Regional General Hospital Meuraxa of Banda Aceh. 2) Core Self Evaluation-moderating between Instrumental Support and Emotional Support to Work on Nurse Burnout in Regional General HospitalMeuraxa Banda Aceh.

Keyword : Instrumental Support, Emosional Support, Burnout, Core Self Evaluation.

PENDAHULUAN

Dunia kesehatan yang semakin berkembang kian membuka wawasan luas tentang dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus benar-benar menyadari akan pentingnya pelayanan kesehatan terhadap pasien yang bertumpu pada sumber daya manusia. Seorang perawat tidak hanya dapat menjaga dan merawat pasien saja, tetapi perawat juga dituntut agar mampu memberikan pertolongan kesehatan terhadap pasien dan keluarganya di rumah sakit secara menyeluruh.

Akan tetapi disisi lain, perawat harus menjaga kondisi fisik maupun psikologis diri mereka sendiri agar tugasnya terlaksana dengan baik. Perawat yang tidak bisa memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut akan mudah mengalami kelelahan kerja (Burnout).

(2)

Dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang menekan, individu membutuhkan dukungan sosial. Individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi tidak hanya mengalami kelelahan kerja yang rendah, tetapi juga dapat mengatasi kelelahan kerja secara lebih berhasil dibanding dengan mereka yang kurang memperoleh dukungan sosial (Taylor, 1999). Menurut Rosyid dan Farhati (1996) dalam Andarika (2004) mengatakan bahwa ketiadaan dukungan instrumental dan dukungan emosional terhadap karyawan akan mengakibatkan timbulnya burnout pada karyawan.

Menurut Taylor (2009) individu yang memiliki dukungan yang tinggi tidak hanya mengalami kelelahan yang rendah, tetapi juga dapat lebih berhasil mengatasi kelelahan dibanding dengan mereka yang kurang memperoleh dukungan. Dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan secara langsung, bersifat fasilitas yang diperlukan secara langsung, bersifat fasilitas atau materi misalnya menyediakan fasilitas yang diperlukan, meminjamkan uang, memberikan makanan, permainan atau bantuan lain.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Burnout (Kelelahan Kerja)

Burnout merupakan suatu problem yang disebabkan karena seseorang

mencapai tujuan yang tidak realistis dan pada akhirnya mereka kehabisan energi dan kehilangan perasaan tentang dirinya dan terhadap orang-orang lain (Gehmey dalam Sutjipto, 2001).

Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental merupakan komponen dari dukungan sosial. Dukungan sosial didefinisikan sebagai informasi dari orang lain yang menyakinkan seseorang bahwa dirinya dicintai, diurus, dan dihargai (Taylor, 2009).

Dukungan Emosional

Menurut Friedman (1998) menyatakan dukungan emosional merupakan bentuk dukungan atau bantuan yang dapat memberikan rasa aman, cinta kasih,

(3)

membangkitkan semangat, megurangi putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik (penurunan kesehatan) dan kelainan yang dialaminya.

Evaluasi Inti Diri

Evaluasi inti diri merupakan salah satu dari kepribadian. Dimana evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkungan mereka (Menurut Robbins, 2010).

Hubungan Dukungan Instrumental terhadap Kelelahan Kerja (Burnout)

Dukungan instrumental merupakan perilaku yang menunjukkan bagaimana seseorang memberi dukungan dalam segala hal baik dalam pekerjaan maupun keluarga yang berkaitan dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Dukungan instrumental dapat ditunjukkan dengan cara fleksibilitas dalam mengatur jadwal, serta menginterprentasikan kebijakan yang ada dan bagaimana mengimplementasikannya. Perilaku dukungan instrumental lebih reaktif karena hanya merespon permintaan dan inisiatif. Dalam menghadapi masalah ini, individu membutuhkan dukungan instrumental. Pada seorang perawat mengalami kelelahan kerja, ia sangat membutuhkan kehadiran orang lain untuk memperhatikan dan menghargainya.

H1: Dukungan instrumental mempengaruhi kelelahan kerja (Burnout).

Hubungan Dukungan Emosional terhadap Kelelahan Kerja (Burnout)

Dukungan emosional sangat dibutuhkan karena dapat mempengaruhi status psikososial dan mentalnya yang akan ditunjukkan dengan perubahan perilaku yang di harapkan dalam upaya meningkatkan status kesehatannya. Selama kelelahan dalam bekerja, individu sering mengalami emosional, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri. Seorang perawat sangat membutuhkan dukungan emosional yang ada di sekitarnya untuk membantunya menghadapi permasalahan, sehingga dia merasa bahwa kelelahan-kelelahan yang dialami tidak hanya dihadapi oleh

(4)

dirinya sendiri, tapi ada orang lain yang membantunya. Dengan adanya dukungan emosional diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap perawat antara lain dapat menimbulkan rasa berharga, berarti dan mudah menyesuaikan diri, memberi semangat sehingga dapat menjalankan tugasnya ditempat kerja dengan baik dan dapat mengurangi kelelahan dalam bekerja.

H2 : Dukungan emosional mempengaruhi kelelahan kerja (Burnout)

Hubungan Evaluasi Inti Diri terhadap Kelelahan Kerja (Burnout)

Apabila seorang mempunyai evaluasi inti diri yang rendah maka akan mudah merasakan kelelahan dalam bekerja, apabila evaluasi inti dirinya tinggi maka seseorang tidak akan mudah merasakan kelelahan dalam bekerja.Oleh karena itu, evaluasi inti diri ini dapat mengevaluasikan diri seorang agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan mereka dapat menilai diri mereka sendiri dengan kemampuan yang mereka punya.

H3 : Evaluasi inti diri mempengaruhi kelelahan kerja (Burnout)

Hubungan Evaluasi Inti Diri Memoderasi Hubungan Instrumental terhadap Kelelahan Kerja (Burnout)

Individu dengan evaluasi inti diri positif menyukai diri mereka sendiri, menganggap diri mereka efektif, cakap dan mengendalikan lingkungan mereka. Sementara itu, individu dengan evaluasi inti diri negatif cenderung tidak menyukai diri mereka sendiri, meragukan kecakapan mereka, dan menganggap diri mereka tidak berdaya atas lingkungan mereka.Apabila seorang mengalami kelelahan dalam berkerja maka evaluasi inti diri dapat memotivasi dan dapat mengurangi kelelahan kerja yang dirasakan oleh seseorang.

H4: Evaluasi inti diri pemoderasi antara dukungan instrumental terhadap

kelelahan kerja(Burnout)

Hubungan Evaluasi Inti Diri Pemoderasi antara Dukungan Emosional terhadap Kelelaha Kerja (Burnout)

Apabila seorang memiliki evaluasi inti diri rendah dia tidak akan bisa mengendalikan kelelahan yang ia miliki seolah-olah mereka memandang bahwa

(5)

diri mereka tidak berharga dan apabila seorang mempunyai evaluasi inti diri tinggi dia dapat mengendalikan diri nya sendiri dan mereka menganggap diri mereka berharga, sehingga evaluasi inti diri yang mereka punya dapat mengatasi kelelahan kerja yang mereka hadapi. Dengan demikian, mereka dapat menjalakan tuntutan tugas mereka dan dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan dalam organisasi.

H5: Evaluasi inti diri pemoderasi antara dukungan emosional terhadap

kelelahan kerja (Burnout)

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah Dukungan Instrumental dan Dukungan Emosional (X), dan terhadap variabel dependen Kelelahan Kerja (Y) dengan variabel moderasi adalah Evaluasi Inti Diri. Dimana dari bagan alur kerangka pemikiran maka ingin dilihat hubungan dari Dukungan Instrumental dan Dukungan Emosional terhadap Kelelahan Kerja dengan Evaluasi Inti Diri sebagai Pemoderasi.

METODE PENELITIAN Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Dengan mengetahui jumlah anggota populasi secara pasti maka teknik pengambilan sampel dilakukan secara probability sampling/

random sampling. Jenis probability sampling yang dipilih adalah simple random sampling karena populasi yang bersifat homogen dengan jumlah perawat 222

Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin. Dengan menggunakan tingkat kelonggaran pengambilan sampel sebesar 7% maka jumlah karyawan yang menjadi sampel minimal yang diambil adalah sebanyak 110 responden/perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh.

(6)

Variabel Operasional

Dalam penelitian ini untuk mengukur pengaruh variabel dukungan instrumental, dukungan emosional terhadap kelelahan kerja (Burnout) dan evaluasi inti diri sebagai pemoderasi pada perawat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh, maka peralatan yang digunakan adalah Moderated

Regression Analysis (MRA). Variabel operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (Independent) a. Dukungan Instrumental (X1)

b. Dukungan Emosional (X2)

2. Variabel Terikat (Dependent) a. Kelelahan Kerja (Burnout) (Y) 3. Variabel Moderating

a. Evaluasi Inti Diri (Z)

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan hasil dari seperangkat indikator yang diperoleh dari hasil pembagian kuesioner sehingga data yang dihasilkan tersebut perlu dilakukan uji kebenaran atau validitas. Dalam penelitian ini pengujian validitas instrument yang digunakan adalah Confirmatory

Factor Analysis (CFA). Pada model pengujian ini, setiap item pertanyaan harus

mempunyai factor loading yang lebih dari 0,40 (Hair et al., 1998). Selain itu, untuk menguji variable saling berhubungan diperlihatkan oleh nilai determinasi (R) yang mendekati 0, nilai KMO (Keiser-Meyer-Olkin) harus lebih besar dari 0.5, uji Bartlett dan uji MSA (Measure of Sampling Adequency).

(7)

Tabel 1. Hasil Uji Validitas

Dukungan Instrumental

No. Pernyataan MSA KMO

1 X11 0.647

0.659

2 X12 0.621

3 X13 0.746

Dukungan Emosional

No. Pernyataan MSA KMO

1 X21 0.732

0.686

2 X22 0.676

3 X23 0.709

4 X24 0.504

Kelelahan Kerja (Burnout)

No. Pernyataan MSA KMO

1 Y1 0.738 0.745 2 Y2 0.728 3 Y3 0.674 4 Y4 0.737 5 Y5 0.815 6 Y6 0.733

Evaluasi Inti Diri

No. Pernyataan MSA KMO

1 Z1 0.741

0.755

2 Z2 0.754

3 Z3 0.780

4 Z4 0.740

Sumber: Output SPSS 20 (diolah), 2017

Uji Reabilitas

Penggunaan item-item sebagai indikator dari data variabel penelitian mensyaratkan adanya suatu pengujian konsistensi melalui reliabilitas, sehingga data yang digunakan tersebut benar-benar dapat dipercaya atau memenuhi aspek kehandalan untuk dianalisis lebih lanjut.

Ukuran reliabilitas dianggap handal berdasarkan pada Crobach alpha 0,60 (Malhotra, 2003). Jika derajat kehandalan data lebih besar dari Crobach alpha (α), maka hasil pengukuran dapat dipertimbangkan sebagai alat ukur dengan tingkat ketelitian, dan konsistensi pemikiran yang baik. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

(8)

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Cronbach’s

Alpha Keterangan

1. Dukungan Instrumental 0.740 Handal

2. Dukungan Emosional 0.785 Handal

3. Kelelahan Kerja (Burnout) 0.815 Handal

4. Evaluasi Inti Diri 0.851 Handal

Sumber : Data Primer (diolah), 2017

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha telah sesuai dengan kriteria yaitu diatas 0,60. Dengan demikian seluruh pertanyaan yang digunakan dalam variabel penelitian ini dapat dikatakan reliabel karena telah memenuhi kredibilitas standar Cronbach’s Alpha dengan nilai alpha yang lebih dari 0,60.

Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh dukungan instrumental dan dukungan emosional terhadap kelelahan kerja dengan evaluasi inti diri sebagai pemoderasi pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh dilakukan analisis regresi yang menjelaskan hubungan fungsional secara terpisah dari beberapa variabel. Penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu Dukungan Instrumental (X1) dan Dukungan Emosional (X2) sebagai variabel bebas, Kelelahan Kerja (Y) sebagai variabel terikat , Evaluasi Inti Diri (Z) sebagai variabel moderasi. Variabel bebas akan mempengaruhi variabel terikat dan variabel moderasi akan mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat.

Analisis Regresi dalam penelitian ini menggunakan Moderated Regression

Analysis (MRA), dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

dukungan instrumental dan dukungan emosional terhadap variabel dependen yaitu kelelahan kerja (burnout) dengan evaluasi inti diri sebagai variabel pemoderasi. Berdasarkan pengujian regresi yang telah dilakukan menggunakan program bantuan komputer IBM SPSS 20, maka hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

(9)

Tabel.3 Hasil Analisis Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.672 1.649 -.408 .684 Dukungan Instrumental .168 .083 .136 2.027 .045 Dukungan Emosional .921 .088 .702 10.43 2 .000 2 (Constant) -2.953 1.398 -2.113 .037 Dukungan Instrumental .139 .068 .113 2.032 .045 Dukungan Emosional .483 .095 .368 5.070 .000

Evaluasi Inti Diri .422 .059 .518 7.125 .000

3 (Constant) 13.42 4 .596 22.51 3 .000 Dukungan Instrumental -.773 .088 -.629 -8.806 .000 Dukungan Emosional -.441 .062 -.336 -7.074 .000

Evaluasi Inti Diri .061 .020 .075 3.113 .002

Dukungan Instrumental*Evaluasi Inti Diri .049 .005 .849 9.628 .000 Dukungan Emosional*Evaluasi Inti Diri .031 .003 .780 9.484 .000

a. Dependent Variable: Burnout (Kelelahan Kerja) Sumber : Output SPSS 20 (diolah), 2017

Berdasarkan hasil pengujian regresi linear diatas dapat dibuat garis persamaan linear dengan menggunakan MRA, maka dapat diuraikan dalam tiga persamaan berikut ini:

(I) Y = -0.672 + 0.136X1+ 0.702X2

(II) Y = -2.953 + 0.113X1 + 0.368X2 + 0.518Z

(III) Y = 13.424 - 0.629X1 - 0.336X2 + 0.075Z+ 0.849X1Z + 0.780X2Z

Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa Dukungan Instrumentalberpengaruh signifikan terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Dalam kehidupanya manusia akan selalu menemui berbagai macam persoalan baik berat maupun ringan. Apabila tidak terselesaikan maka persoalan tersebut akan menimbulkan kelelahan kerja pada diri individu. Seorang dapat mengalami tekanan tersebut dilingkungan manapun salah satunya di lingkungan pekerjaan. Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan masyarakat seorang perawat yang mengalami stres berkepanjangan akan dapat menimbulkan suatu keadaan yang disebut

(10)

kelelahan kerja. Dalam menghadapi masalah ini, individu membutuhkan dukungan instrumental. Pada seorang perawat mengalami kelelahan kerja, ia sangat membutuhkan kehadiran orang lain untuk memperhatikan dan menghargainya.

Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa Dukungan Emosionalberpengaruh signifikan terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Hal ini Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami kelelahan dalam bekerja, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian, sehingga individu yang menerimanya merasa bahagia. Dengan adanya dukungan emosional diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap perawat antara lain dapat menimbulkan rasa berharga, berarti dan mudah menyesuaikan diri, memberi semangat sehingga dapat menjalankan tugasnya ditempat kerja dengan baik dan dapat mengurangi kelelahan dalam bekerja.

Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa Evaluasi Inti Diri berpengaruh signifikan terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Hal ini Individu dengan evaluasi inti diri yang tinggi cenderung mengevaluasi kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan kerja secara baik (Johnson et al. 2008). Oleh karena itu, individu dengan evaluasi inti diri yang tinggi memandang diri mereka sendiri sebagai seorang yang mampu menghadapi kendala dalam situasi eksternal, dan juga merasakan adanya emosi positif dan sikap positif terhadap tugas kerja yang sulit. Oleh karena itu, evaluasi inti diri ini dapat mengevaluasikan diri seorang agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan mereka dapat menilai diri mereka sendiri dengan kemampuan yang mereka punya.

Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa Evaluasi Inti Diri berpengaruh signifikan terhadap Dukungan Instrumental terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Hal ini Individu dengan evaluasi inti diri yang tinggi mengevaluasi setiap pilihan dalam sikap positif secara konsisten dalam setiap situasi dan memandang diri mereka sendiri sebagai orang yang mampu, berharga, dan sebagai orang yang mengambil kendali dalam hidup mereka (Judge et al. 2004). Evaluasi inti diri

(11)

mewakili sebagai salah satu sifat motivasional yang membuat individu cenderung untuk memilih dan terikat didalam strategi instrumental dan strategi dalam penyelesaian masalah.

Hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa Evaluasi Inti Diri berpengaruh signifikan terhadap Dukungan Emosional terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Hal ini sekata Individu dengan evaluasi inti diri yang rendah cenderung lebih membentuk penilain negatif atas situasi yang sulit dan menyimpulkan bahwa permasalahan yang sedang dihadapi adalah sesuatu hal yang tidak bisa dikendalikan (Judge et

al. 1998). Oleh karena itu, individu dengan evaluasi inti diri yang rendah

merasakan sejumlah emosi negatif seperti gelisah, stress, dan merasa bersalah serta mereka dipengaruhi oleh emosi negatif tersebut (Judge et al. 2005).

Karena kebutuhan tersebutlah, individu dengan evaluasi inti diri yang rendah cenderung lebih mencari dukungan emosional, karena dukungan emosional menyediakan sumber daya yang memfasilitasi individu dengan evaluasi inti diri yang rendah untuk mengurangi tingkat stress mereka.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian menunjukan bahwa dukungan instrumental berpengaruh signifikan terhadap kelelahan kerja pada perawat rumah sakit umum daerah Meuraxa Kota Banda Aceh.

2. Hasil pengujian menunjukan bahwa dukungan emosional berpengaruh signifikan terhadap kelelahan kerja pada perawat rumah sakit umum daerah Meuraxa Kota Banda Aceh.

3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa evaluasi inti diri berpengaruh

signifikan terhadap kelelahan kerja pada perawat rumah sakit umum daerah Meuraxa Kota Banda Aceh.

4. Hasil pengujian menunjukkan bahwa evaluasi inti diri memoderasi antara dukungan instrumental berpengaruh signifikan terhadap kelelahan kerja pada perawat rumah sakit umum daerah Meuraxa Kota Banda Aceh.

(12)

5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa evaluasi inti diri memoderasi antara dukungan emosional berpengaruh signifikan terhadap kelelahan kerja pada perawat rumah sakit umum daerah Meuraxa Kota Banda Aceh.

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, maka dapat dirangkum beberapa saran sebagai berikut :

1. Dukungan instrumental dan dukungan emosional pada perawat rumah sakit umum daerah Meuraxa Kota Banda Aceh harus menjadi perhatian bagi pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan kinerja perawat dan mutu pelayanan yang baik terhadap pasien.

2. Evaluasi inti diri merupakan salah satu dari kepribadian individu yang memiliki pengaruh pada motivasi dan kinerja seseorang. Penulis menyarankan agar perawat memiliki evaluasi yang tinggi dalam mangatasi berbagai masalah dan menggunakan strategi pemecahan masalah yang lebih baik dan mampu memberikan pemahaman serta memprediksikan sikap seseorang.

3. Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi mengenai dukungan instrumental dan dukungan emosional terhadap kelelahan kerja dengan menggunakan variabel pemoderasi dan objek penelitian lainnya.

4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dalam jumlah sampel yang lebih besar sehingga lebih akurat.

REFERENSI

Arikunto (2006) Prosedural Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Baron, R.M. and Kenny, D.A (1986) The Moderator-Mediator Variable Distinction In Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, And Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 51(6): 1173-1182.

Cooper, D.R & P.S Schidler (2006) Business Research Methods, 7th Edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Fogarty, Timothy J., et al (2000) Antecedents and consequences of Burnout in Accounting: Beyand The Role Stress Model. Behavioral Research in

(13)

Freudenberger, H. J (1974) Staff Burnout. Journal of Social Issues, Vol. 30, 159-165

Ghozali, Imam (2005) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

House, and Khan (1985) Measures and Concept of Social Support. London: Academic Press Inc.

Iqbal, Y (2012) Impact of Core Self Evaluation On Job Satisfaction In Education Sector of Pakistan. Journal of Global Strategic Management.

Judge, T.A dan Bono, J.E (2004) Relationship of Core Self Evaluation Traits with Job Satisfaction and Job Performance: Meta Analysis. Journal of Apllied

Psychology.

, Erez, Bono & Thoresen (2002). Theory Core Self Evaluation. Journal of

Apllied Psychology.

Kreitner, R., Kinicki, A (1992) Organizational Behavior. 2nd Ed. Boston: Richard, D. Irwin, Inc.

Malholtra (2003) Riset Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Maslach, C., & Jackson, S.E (1986) Maslach burnout inventory. 2nd Ed. CA: Consulting Psychologists Press.

Maslach, Schaufeli, & Leither, M.P (2001) The Truth About Burnout. San Francisco, CA: Jossey-Bass Publishers

Moday, R., Porter, L., Steers, R (2005) Employee-Orientation Linkages: The Psychology of Commitment, Absenteeism and Turnover. Academic Press,

New York

Murtisari, Eka dan Ghozali, Imam (2006) Anteseden dan Konsekuensi Burnout

pada Auditor: Pengembangan Terhadap Role Stress Model. Simposium

Nasional Akutansi IX. Padang.

Rahmania, P.N dan Yuniar, I. C (2012) Hubungan Antara Self-Estem dengan Kecenderungan Body Dysmorphic. Disorder Pada Remaja Putri. Jurnal

Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental.

Robbins, S.P (2010) Perilaku Organisasi. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. , Judge, Timothy A (2007) Perilaku Organisasi. Jakarta: Selemba Empat. Sekaran, U (2006) Research Methods for Business: A Skill-Building Approach.

(14)

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Pendindikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Taylor, K.M. (2009) An Investigation Of Vocational Indecision In College Students: Correlates And Moderators. Journal of Vocational Behavior, Vol. 21, 318-329.

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Tabel 2. Hasil Uji  Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Kiranya masih banyak lagi yang membantu Penulis dan namanya tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu dalam kata pengantar ini, namun Penulis mengucapkan terima

Adapun tujuan dari PERFIKI adalah: (1) ikut serta mencerdaskan bangsa, (2) membantu pemerintah dengan menyebarluaskan informasi pembangunan melalui pertunjukan film,

14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang disertai ketentuan

Pada kondisi ini, penyaluran dana kredit dan pembiayaan modal kerja akan mampu memberikan kontribusi bagi nilai produksi barang dan jasa ketika diberikan secara

Studi pendahuluan yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta berdasarkan wawancara didapatkan hasil 6 dari 10 responden mengaku tidak puas dengan

Menurut Kasali (2001, pp148-150), segmentasi harus didasarkan oleh pengetahuan yang mendalam tentang pasar, yaitu melalui riset. Tetapi riset membutuhkan waktu, ketrampilan dan

Proses wawancara sendiri merupakan proses tanya jawab kepada narasumber secara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai proses konservasi preventif

Namun bukan berarti semakin kecil ukuran bahan akan menghasilkan rendemen yang semakin tinggi, justru ukuran yang terlalu kecil akan menurunkan randemen minyak