1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan dan peningkatan perekonomian sebuah kota sangat dipengaruhi dengan bagaimana kota tersebut dapat mengayomi dan mendukung kehidupan masyarakat dalam seluruh kegiatan perekonomian yang ada. Kota Jakarta sebagai salah satu dari pusat aktifitas ekonomi di Indonesia, menyediakan berbagai lapangan pekerjaan baik dari sektor formal maupun informal yang semakin banyak tumbuh untuk menunjang perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan pekerjaan dalam sektor informal seperti membuka sebuah usaha mandiri dengan jenis usaha yang kreatif dan inovatif memberikan peluang untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi mereka yang tidak terserap dalam pekerjaan sektor formal atau bagi mereka yang ingin mencoba peluang untuk membuka serta menjalankan bisnis secara mandiri. Membuka peluang usaha atau yang biasa disebut sebagai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi suatu solusi dalam menciptakan lapangan bekerja baru yang memberikan nilai inovasi dan kreasi yang baik. Berdasarkan data yang diambil pada tahun 2010-2011, dapat menjadikan patokan bahwa jumlah pelaku mengalami peningkatan baik dari pelaku maupun dari jenis usaha yang dijalankan (lihat Tabel 1 dan Tabel 2)
Tabel 1. Data Perkembangan Jumlah Pelaku Usaha tahun 2010-2011
Tabel 2. Data Perkembangan Jumlah UMKM tahun 2010-2011
Sumber : www.depkop.go.id, diakses tanggal 11 Februari 2015
Usaha Mikro memiliki banyak jenis baik itu berupa barang maupun jasa. Salah satu dari jenis usaha yang sekarang cukup diminati dikalangan masyarakat adalah jenis industri kecil rumah tangga atau biasa disebut dengan “home industry”. Hasil produksi yang ditawarkan biasanya berupa garmen atau pakaian, tas, sepatu, kerajinan dan aksesoris serta aneka kuliner. Kebanyakan dari industri rumah tangga ini bertempat di kawasan atau lingkungan perumahan karena sistem tempat untuk produksi hasil menyatu dengan hunian si pemilik. Hal ini menjadi suatu permasalahan bagi Pemerintah Kota dalam penataan kota serta keberlanjutan dari industri tersebut jika nantinya akan lebih berkembang, permasalahan mengacu pada ketersediaan tempat untuk produksi, sarana dan prasarana untuk pemasaran hasil produksi.
Gambar 1. Contoh usaha mikro bidang perindustrian Sumber : www.google.com, diakses tanggal 11 Februari 2015
Salah satu cara untuk mengatasi keadaan tersebut, dibuatlah suatu kompleks industri kecil sebagai pusat dari para pelaku usaha industri rumah tangga dimana para pelaku industri rumah tangga yang berada di lingkungan perumahan dipindahkan serta dipusatkan ke dalam suatu tempat yang dapat mendukung
keberlangsungan dari industri itu sendiri (pembinaan dan pengontrolan) maupun lingkungan sekitar pusat industri tersebut. Memindahkan para pelaku industri atau relokasi ini dilatar belakangi dengan pemilihan lokasi yang tepat untuk tempat perkembangan sebuah industri, salah satunya berada di Kelurahan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Daerah ini memiliki banyak potensi untuk perkembangan sebuah komplek industri kecil, karena letaknya yang strategis dengan kota-kota besar di luar Jakarta.
Sebuah Komplek industri yang dikenal dengan sebutan Perkampungan Industri Kecil Penggilingan (PIK Penggilingan) diresmikan pada masa Pemerintahan Gubernur Tjokropanolo pada tahun 1983, untuk menampung para pelaku industri rumah tangga yang berada di Kelurahan Palmerah dan Kawasan Pluit di tanah seluas ±44 Hektar. Laporan kegiatan tahunan Puslit Ekonomi LIPI tahun 2010 oleh Sukarna Wiranta menjelaskan, pada awal mula berdirinya PIK tahun 1983 komplek ini terbagi dalam 3 blok dimana setiap blok terdiri dari satu macam usaha saja dengan kapasitas 1 bloknya diperuntukkan sekitar 100 orang.
Gambar 2. Suasana PIK Penggilingan, Cakung Sumber : www.google.com, diakses tanggal 11 Februari 2015
Seiring berjalannya waktu, adanya PIK di Penggilingan disambut baik oleh masyarakat sekitar. Peningkatan perekonomian masyarakat sekitar komplek PIK secara bertahap mulai naik karena secara tidak langsung pengrajin di PIK membuka lapangan pekerjaan baru terutama untuk proses produksi barang. Komplek PIK mulai mengalami perkembangan, seperti adanya pengrajin industri rumah tangga dari luar Jakarta (luar daerah relokasi pemerintah) yang mulai membuka usahanya di komplek ini. Penataan komplek industri terutama untuk blok-blok tempat industri yang sudah ditetapkan oleh pemerintah menjadi tidak teratur seperti dijelaskan oleh Wiranta (2010), bahwa terdapat permasalahan yang terjadi seperti untuk penataan serta penempatan setiap blok yang sudah disediakan untuk satu macam/ jenis usaha saja, kini menampung banyak macam / jenis usaha di setiap bloknya (tidak teratur).
Permasalahan utama yaitu pada kurangnya daya pemasaran PIK Penggilingan ke masyarakat luas, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan omzet yang mereka dapatkan, hal ini semakin memburuk dikarenakan naiknya harga barang baku serta kondisi pemasaran yang tidak stabil.
Semakin berkembangnya komplek industri kecil ini, untuk ketersediaan tempat bagi para pelaku industri dalam memasarkan hasil produksi tidak berjalan dengan baik, seperti halnya terdapat beberapa unit toko moderen yang sebenarnya ditujukan untuk membantu memasarkan hasil produksi di PIK ternyata para pedagang hanya menjadi re-seller produk dari luar PIK. Hal ini secara tidak langsung menimbulkan persaingan antara barang yang dihasilkan di PIK dengan barang dari luar seperti Cina yang memiliki harga yang cukup murah. Imbas dari keadaan tersebut terdapat beberapa pelaku industri (pengrajin) yang beralih untuk menjual produk dari Cina tersebut karena lebih menguntungkan. Adanya peralihan dari pengrajin menjadi re-seller produk akan membuat hilangnya kesan dari komplek industri kecil Penggilingan yang merupakan sebuah pusat dari kegiatan perindustrian rumah tangga.
Untuk mendukung kegiatan perindustrian yang ada terutama dalam meningkatkan pemasaran hasil produk industri, adanya penambahan fasilitas penunjang berupa sarana pemasaran dan promosi yang hanya menjual hasil produk dari para pengrajin di komplek PIK Penggilingan. Sarana pemasaran ini diharapkan dapat membantu para pengrajin untuk memasarkan hasil atau produk unggulan kepada masyarakat secara luas. Penggunaan konsep iconic design pada perancangan sarana pemasaran (pusat pemasaran) dengan menjadikan sebagai salah satu ikon atau poin yang menarik yang ada di komplek industri kecil Penggilingan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dibahas dapat dirumuskan :
1. Bagaimana mengembangkan dan merancang sebuah sarana pemasaran/ promosi yang bersifat iconic design, dapat memfasilitasi seluruh pengrajin dan dapat menjadi daya tarik pengunjung untuk datang ke PIK Penggilingan?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah mengkaji permasalahan yang ada di PIK Penggilingan secara makro (kawasan) yang merujuk kepada permasalahan mikro yaitu mengenai permasalahan para pengrajin industri kecil yang membutuhkan sebuah sarana pemasaran dan promosi di dalam komplek PIK untuk memasarkan hasil produk unggulan kepada masyarakat secara luas.
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan hasil dari kajian permasalahan baik secara makro dan mikro akan dapat meningkatkan tingkat perekonomian (penghasilan) para pengrajin industri. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan fasilitas penunjang berupa pusat pemasaran dan promosi untuk memasarkan serta mempromosikan hasil produk para pengrajin, dengan demikian para pengunjung yang datang ke komplek PIK ini akan dapat mengetahui berbagai hasil produk industri rumah tangga yang diproduksi di PIK Penggilingan.
1.4. Ruang Lingkup 1.4.1. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan pada penelitian ini mengenai pengembangan dan penyediaan sebuah fasilitas penunjang untuk para pengrajin industri berupa sarana pemasaran dan promosi yang berlandaskan kepada konsep iconic design. Menjadikan pusat pemasaran dan promosi sebagai salah satu ikon yang dapat mencirikhaskan suatu komplek industri kecil (rumah tangga) PIK Penggilingan.
1.4.2. Lingkup Permasalahan
Permasalahan yang dijadikan sebagai acuan adalah mengenai ketersediaan sarana pemasaran dan promosi untuk para pengrajin industri kecil yang ada di PIK Penggilingan adalah mengenai kurang dikenalnya hasil-hasil industri pengolahan yang berasal dari PIK. Para pengrajin selama ini mempromosikan dan memasarkan hasil produknya dengan menitipkan kepada retail-retail besar yang ada di Jakarta karena tidak tersedianya sarana pemasaran untuk mereka di dalam komplek PIK ini. Adanya pertokoan moderen yang berada di dalam komplek menambah daya saing bagi para pengrajin, baik dari segi kualitas barang maupun harga.
1.4.3. Lokasi Studi
Lokasi studi berada di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Objek yang diteliti adalah kawasan industri atau kompleks industri kecil (PIK Penggilingan). Kompleks ini berdiri di atas tanah seluas ±44 Hektar yang terdapat sebuah fasilitas pendidikan, instansi lembaga pemerintahan serta ruang publik di dalam kompleks industri tersebut.
Gambar 3. Peta Zonasi Kecamatan Cakung, Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur Sumber : http://sosialisasirdtrdkijakarta.com/view_lamp3-2.php, diakses tanggal 6 Maret 2015
Berdasarkan regulasi dari pemerintah, sebagian besar dari wilayah PIK berada di zona perumahan KDB sedang-tinggi, di sub zona perumahan sedang. Untuk kondisi eksisting sekitar kawasan kompleks PIK ini lebih kepada daerah perindustrian yang berada di kawasan perumahan.
Rencana lokasi penyediaan fasilitas pemasaran dan promosi untuk pengrajin PIK PIK
Gambar 4. Peta Rencana Lokasi Fasilitas Pemasaran
Sumber : http://sosialisasirdtrdkijakarta.com/view_lamp3-2.php, diakses tanggal 6 Maret 2015
Peruntukkan : Zona perdagangan barang dan jasa Luasan yang dasar boleh terbangun :
5600 m2 x 0,5 = 2800 m2
Luas lantai bangunan boleh terbangun : 5600 m2 x 2 = 11200 m2 KDB : 50% KLB : 2 KB : 4 KDH : 25% Luas Lahan : ±0,56 Ha
1.5. State of The Art
Tabel 3. Perbandingan Jurnal
1 2 3 4 5 Judul Kajian Karakteristik Bangunan Ikonik Pada Gedung Puspa Iptek Kota Baru Parahyangan Pusat Kerajinan di Sukoharjo sebagai Pusat Informasi, Promosi dan Pemasaran The Effect of Small Scale Industry on Local Development Case Study: Karak Gouvernorat Analysis of Industrial Areas Effects in Rural Development: A Case Study of Iran Iconic Buildings and City Marketing The Central Area of Sao Paulo
Volume Jurnal Reka Karsa, Fakultas Teknik Arsitektur Itenas No.1, Volume 1, Juni 2013 Tesis Fakultas Teknik Arsitektur UNS, 2011 Canadian Social Science, Volume 7, No.6, November 2011 Journal of Rural Industrial Development, Volume 1, Issue 2, November 2013 Research Paper of the State of Sao Paulo, Bitacora24 (2), November 2014, Pages 31-41
Penulis Erwin Yuniar Rahadian, dkk Bambang Suprianto Salah T. Al-Rawashdeh Mohammad Sadegh Ebrahimi, Soodeh Golabi Gelse Brizotti-Pasquotto, Leandro Medrano Lokasi Penelitian Bangunan Puspa IPTEK Kota Baru Parahyangan, Bandung Industri Kerajinan Kabupaten Sukoharjo, Solo Karak Gouvernorat, Jordan Farahan Industrial Area, Iran Luz District, Sao Paulo, Brazil Permasalah an Semua unsur kajian mengenai karakteristik arsitektur ikonik pada bangunan Puspa IPTEK diterapkan dengan sangat baik, bahwa secara tidak langsung bangunan ini menjadi sebuah elemen baru/ penanda bagi kawasan serta lingkungan Kota Baru Parahyangan Kurangnya perhatian pemerintah terhadap adanya industri kerajinan yang memiliki nilai potensi yang cukup berpengaruh bagi Kabupaten Sukoharjo serta tidak adanya pusat pemasaran yang mampu menampung hasil dari industri kerajinan There is a need to develop and promote SSIs competition in the national and international market. Scarcity of resources that faces SSIs is a main problem which curb competitiveness along with structural imbalances facing this sector. To Investigate the impact of industrial areas on the development of rural regions in Farahan industrial area To analyze the impact of cultural buildings in a spesific and iconic area of the city of Sao Paulo. The study aims to answer about the city marketingpolicy through buildings with cultural programs will be succsessful in the rehabilitations of surrounding in Brazil specifically in the center of Sao Paulo
Tabel 3. Perbandingan Jurnal (Lanjutan) 1 2 3 4 5 Metode Metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif Metode pengumpulan data dan observasi, analisis data kajian komparatif dan analisa deskriptif pembahasan konsep Sample study population consist of all SSIs in Gouvernorat e of Karak and random sample with cronbach coefficient Survey study, random sampling data with cronbach calculation and conducting a pilot study Case Study in Luz district, Sao Paulo Pembahasa n Mengkaji mengenai karakteristik arsitektur ikonik pada studi kasus bangunan Puspa IPTEK di Kota Baru Parahyangan. Meneliti perkembangan sejarah arsitektur ikonik dari bentuk bangunan yang unik, atraktif dan simetris, elemen yang digunakan, serta menciptakan vista secara visual. Sektor industri (industri kecil) menjadisalah satu aset yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo dengan kuantitas dan jumlah sektor industri (kerajinan) yang cukup besar. The result from cronbach coefficient calculation from random sample shows that the level characteristi c, financing level, and locations of SSIs in the Gouvernorat e of Karak is high except for nature of activity. Rural industrializati -on means technical cahanges to improve quality of life for current generations of rural populations Cities of emerging countries have opted to use city marketing strategies as a route into the competitive economic dynamics of “global cities”. Among other tools, city marketing uses architecture as part of local culture to increase copetitiveness, relevance and visibility of cities in globalized world.
Hasil Sesuai dengan hasil analisa yang berkaitan dengan kriteria sebuah bangunan ikonik, bangunan Puspa IPTEK di Kota Parahyangan merupakan bangunan ikonik yang menjadi penanda baru bagi kawasannya. Menyediakan sebuah wadah yang dapat menampung kegiatan industri dan hasil kerajinan. Wadah yang dapat menjadi pusat informasi, pemasaran dan promosi sertadapat meningkatkan perekonomian masyarakat Sukoharjo There is a significant effect of the characteristi cs, natures, effect of the location of SSIs on local development in Karak Gouvenorate and SSIs give a possitive effects in the Jordanian economy It has been indicated that Farahan industrial area has considerable significance in the rural regions nearby. It has attracted a considerable amount of unemployed population plays a great role in developing their quality of life Another aspect related to city marketing is the integration of architectural icons attract attention because of their scale, monumentality and unusual architecture absolutely with cultural in Luz district