• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura, Ambon-Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura, Ambon-Indonesia."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

135 Vol. 14 No. 1: 135-140 Mei 2021 Peer-Reviewed  URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.14.1.135-140

Pemanfaatan dan Pengawasan Sumberdaya Perikanan Tuna Sebagai

Dasar Pencegahan IUU Fishing di Laut Seram

(

Utilization and surveillance of Fisheries Tuna Resources as a Basis for

Prevention of IUU Fishing in Seram Sea

)

Syarif Abdul Radjak2, Agustinus Tupamahu1, Friesland Tuapetel1, Haruna1 dan Ruslan H.S Tawari1

1 Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura,

Ambon-Indonesia.

2 Mahasiswa pascasarjana MSKP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura, Ambon-Indonesia,

Email: syarif99radjak@gmail.com  Info Artikel: Diterima : 17 Mei 2021 Disetujui : 19 Mei 2021 Dipublikasi : 19 Mei 2021  Artikel Penelitian  Keyword:

Tuna-skipjack, IUU fishing, fisheries surveillance, Seram Sea

 Korespondensi:

Syarif Abdul Radjak Pascasarjana MSKP Universitas Pattimura, Ambon-Indonesia Email : Syarif99radjak@gmail.com Copyright© Mei 2021 AGRIKAN

Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi pemanfaatan tuna, dan menganalisis pengawasan

sumberdaya perikanan tuna dalam pencegahan IUU fishing di Perairan Laut Seram. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif meliputi data primer dan sekunder. Data primer berasal dari responden nelayan pancing ulur, instansi pengawasan perikanan baik secara purposive sampling maupun in-depth interview dalam bentuk kuisioner, data sekunder melalui studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi tuna di Kabupaten Seram Bagian Barat sebesar 4,10%, jenis tuna madidihang sebesar 0,20%, rata-rata CPUE nelayan pancing tuna 505,86 kg/bulan/unit. Kapasitas kelembagaan pengawas perikanan perlu ditingkatkan walaupun indikator ketaatan kapal mencapai 136%. Pelanggaran perikanan selama 2016-2018 yaitu pelanggaran jalur dan daerah penangkapan ikan, pelanggaran VMS, pelanggaran Surat Izin Penangkapan Ikan, dan pelangaran penangkapan ikan baik oleh orang atau kapal asing.

Abstract. This study aims to determine the conditions of tuna utilization, and to analyze the monitoring of

tuna fisheries resources in preventing IUU fishing in Seram Sea Waters. Methods This research uses descriptive methods including primary and secondary data. Primary data comes from tuna fishermen respondents, fisheries monitoring agencies using purposive sampling and in-depth interviews, secondary data through literature studies. The results showed that the average tuna production in West Seram Regency was 4.10%, yellowfin tuna was 0.20%, the average CPUE of handline tuna fishermen was 505.86 kg/month/unit. The institutional capacity of fisheries supervisors needs to be improved, even though the vessel compliance indicator reaches 136%. Fishery violations during 2016-2018 are: violations of fishing routes and areas, violations of VMS, violations of fishing permits, and prohibitions on fishing by foreign people or vessels.

I. PENDAHULUAN

Perikanan tuna, tongkol dan cakalang (TCT) memiliki kontribusi yang besar dalam produksi perikanan nasional dan merupakan salah satu komoditas yang menjadi primadona ekspor Indonesia. Data statistik tahun 2012-2018 mencatat rata-rata produksi TCT sebesar 1,26 juta ton/tahun atau 19% produksi perikanan nasional (KKP, 2020). Provinsi Maluku menyumbang tuna sebesar 15,47%, tongkol 7,82%, dan cakalang 8,84% terhadap produk perikanan TCT Indonesia (Statistik KKP, 2021). Provinsi Maluku memiliki wilayah potensial fishing ground tuna tongkol cakalang sepanjang tahun, salah satunya terdapat di WPP-RI 715 Laut Seram sehingga menjadi sasaran wilayah pemanfaatan berbagai alat tangkap (Sumadiharga, 2009; KKP, 2014). Usaha penangkapan tuna terus meningkat sejalan dengan

meningkatnya motorisasi armada penangkapan dan usaha industri pengolahan. Kondisi ini, membuat upaya eksploitasi terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan bahan baku.

Isu yang menjadi perhatian pada perikanan tangkap saat ini adalah dampak penurunan produksi dan status pemanfaatan full-exploited dan overfishing jenis sumberdaya tuna, cakalang dan tongkol baik secara global maupun regional yang diduga sebagai akibat masih maraknya praktik IUU Fishing (FAO, 2015; IOTC, 2018).

Oleh karena itu, pengawasan sumberdaya

perikanan merupakan mata rantai penting dalam pencegahan IUU fishing, tanpa pengawasan dan pengendalian di lapangan sebagai unsur MCS (Monitoring, Controling, Survileance), praktek IUU fishing tidak terkontrol menyebabkan kerugian sumberdaya perikanan ditinjau dari aspek

(2)

biologi-136

ekologi, aspek sosial maupun aspek ekonomi (Nikijuluw, 2008). Informasi lain, masih maraknya indikasi pelanggaran IUU Fishing di WPP-RI 715 termasuk di Laut Seram diduga terorganisasi (Naim A, 2010; Muhamad S.V, 2012; KKP, 2018).

Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui kondisi pemanfaatan sumberdaya tuna di Perairan Kabupaten Seram Bagian Barat, Laut Seram; 2) menganalisis pengawasan sumberdaya perikanan tuna di Perairan Laut Seram. Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi ilmiah terhadap kondisi pemanfaatan sumberdaya perikanan tuna dan kegiatan pengawasan sumberdaya perikanan dalam rangka pencegahan IUU fishing di Perairan Laut Seram guna mewujudkan pengelolaan perikanan berkelanjutan di Maluku.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei-Juli 2019 di Kabupaten Seram Bagian Barat di Desa

Kawa. Penelitian ini bersifat deskriptif meliputi data primer dan sekunder. Data primer berasal dari responden nelayan pancing ulur tuna madidihang secara sengaja (purposive sampling) melalui teknik wawancara mendalam (in-depth interview) dalam bentuk kuisioner berkaitan dengan kondisi pemanfaatan tuna madidihang (Sugiyono 2006). Data sekunder diperoleh dengan metode wawancara dan studi literatur dari beberapa instansi yang terkait dengan pengawasan dan penanganan IUU fishing antara lain; PSDKP Ambon, dan TNI AL. Peta area penelitian tuna di Laut Seram diperlihatkan pada Gambar 1. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai

Catch Per Unit of Effort (CPUE). Analisis

deskriptif digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi produksi pemanfaatan sumberdaya ikan tuna di Perairan Laut Seram.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Kondisi Pemanfaatan Sumberdaya Tuna

Kondisi produksi pemanfaatan

sumberdaya perikanan tangkap di Kabupaten Seram Bagian Barat cukup rendah sebesar 4,46% dari rata-rata total produksi Maluku sebesar 566.023,36 ton pada tahun 2012-2016. Terdapat enam jenis tuna dengan rata-rata produksi sebesar 127,951.33 ton/tahun, kontribusi untuk Kabupaten Seram Bagian Barat sebesar 5,244.7 ton/tahun (4,10%) masing-masing untuk jenis ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) sebesar 1,50%, Tongkol Komo (Euthynnus affinis) sebesar 1,63%, Tuna Madidihang (Thunnus albacares) sebesar 0,20%, Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) sebesar 0,18%, Tongkol Krai (Auxis thazard) sebesar 0,33%, dan

Tongkol Abu-Abu (Thunnus tonggol) sebesar 0,26% (Tabel 1).

Nilai CPUE nelayan skala kecil tuna

madidihang tahun 2015-2017 cenderung

berfluktuatif dan tidak mengalami kenaikan signifikan, untuk tahun 2015 sebesar 450,73

kg/bulan/unit, tahun 2016 sebesar 502,68

kg/bulan/unit, dan tahun 2017 sebesar 564,18 kg/bulan/unit (Gambar 2). Jumlah unit alat tangkap tuna dan cakalang di Maluku sebanyak 32,337 unit, dimana Kabupaten Seram Bagian Barat memiliki 1,598 unit (4,94%) terdiri dari pancing tonda 403 unit (1,25%), pancing ulur 1.087 unit (3,36%), huhate 48 unit (0,15%), dan pukat cincin 60 unit (0,19%). Kegiatan operasi penangkapan ikan

(3)

137 0 200 400 600 800 1,000

Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nop Des

C P U E ( K g /u n it /b ln ) Bulan

Rata-rata CPUE 2015: 450,73 kg/bln/unit Rata-rata CPUE 2016: 502,68 kg/bln/unit Rata-rata CPUE 2017: 564,18 kg/bln/unit

2015 2016

di lokasi studi dilakukan sekali dalam sehari (one

day fishing) selama 12-15 jam per trip dan selama

36-38 jam per trip (±2 hari) dengan memanfaatkan

Rumpon Laut Dalam sebagai areal fishing ground tetap.

Tabel 1. Rata-rata Produksi Perikanan Tuna di Provinsi Maluku Tahun 2012-2016 (Sumber : DKP Maluku 2013-2017) Kabupaten/Kota Jenis Ikan Total (Ton) Tongkol Krai Tongkol Komo Cakalang Tuna Madidihang Tuna Mata Besar Tongkol Abu abu Jumlah (Ton) 6,283.55 37,909.63 58,085.03 13,750.00 6,425.50 5,497.62 127,951.33 Ambon 625.80 9,727.83 10,110.27 2,019.93 1,237.43 300.30 24,021.6 Maluku Tengah 5,151.28 12,626.33 22,664.38 3,209.22 3,990.30 3,094.73 50,736.3 Seram Bagian Barat 425.82 2,090.58 1,916.18 253.87 224.97 333.23 5,244.7 Seram Bagian Timur - 9,112.12 8,565.42 6,727.08 - - 24,404.6 Buru 29.48 508.35 608.13 595.43 37.15 17.27 1,795.8 Maluku Tenggara 203.86 404.23 228.37 - - - 836.5 Maluku Tenggara Barat 30.58 233.82 128.63 161.63 120.00 133.27 807.9 Kepulauan Aru - - 1,870.67 - 776.40 1,589.05 4,236.1 Buru Selatan 7.90 507.63 686.23 658.92 - - 1,860.7 Tual - 2,439.48 2,970.23 2.48 - - 5,412.2 Maluku Barat Daya 56.14 95.42 84.68 60.77 39.25 29.77 366.0

Gambar 2. Rata-rata CPUE Bulanan Nelayan Tuna Madidihang di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2015-2017 (Sumber: Kelompok Nelayan “Nusa Kamu”)

3.2. Kapasitas dan Pengawasan IUU Fishing

Kapasitas kelembagaan sumberdaya

perikanan dalam rangka mendukung pelaksanaan

pengawasan dan pengendalian Sumberdaya

Kelautan dan Perikanan di Perairan Provinsi Maluku untuk mendeteksi aktivitas IUU fishing berdasarkan Permen Nomor 33/Permen-KP/2016 adalah PSDKP Ambon meliputi wilayah WPPNRI 714, 715, dan 716. PSDKP Ambon dalam

kapasitasnya melakukan koordinasi dengan

Angkatan Laut, Polisi, Bakamla, Kejaksaan, dan Satgas 155. Unit PSDKP Ambon terdiri dari personil pengawasan, prasarana pengawasan, dan sarana penunjang pengawasan. Secara umum personil pengawasan cukup baik namun perlu

peningkatan kelembagaan pengawasan yang disertai dengan pemenuhan SDM pengawasan yang kompeten serta sarana dan prasarana pengawasan secara bertahap.

Salah satu indikator Kinerja Stasiun PSDKP Ambon terhadap jumlah unit usaha perikanan berkaitan dengan ketaatan pada ketentuan perundang-undangan berlaku yakni melakukan pendaratan ikan di pelabuhan dan ketaatan kapal mengisi surat laik operasional (SLO) telah tercapai sebanyak 499 unit kapal dari target sebesar 368 unit kapal, dengan ketaatan kapal sebesar 136% pada tahun 2018. Hal ini menunjukan para pelaku usaha mulai taat dan sadar terhadap pentingnya

(4)

138

penerbitan Surat Laik Operasi sebelum

melakukan aktifitas penangkapan ikan.

Identifikasi pengawasan dan pelanggaran perikanan di Laut Seram selama 2016-2018 terdapat 4 jenis pelanggaran yaitu: 1) pelanggaran jalur dan daerah penangkapan ikan; 2) pelanggaran VMS; 3) pelanggaran Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI); dan 4) pelangaran penangkapan ikan baik oleh orang atau kapal asing. Pelanggaran jalur dan daerah penangkapan ikan ini terjadi ketika suatu

daerah penangkapan ikan dianggap sudah menipis atau kurang bisa menghasilkan ikan yang maksimal pada suatu waktu sehingga tidak menutup kemungkinan dalam mencari atau menangkap ikan di daerah penangkapan baru di areal rumpon yang tersebar cukup luas di Laut Seram sehingga melanggar ketentuan Permen

Nomor 71/PERMEN-KP/2016 tentang Jalur

Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat

Penangkapan Ikan.

Gambar 3. Distribusi Rumpon Laut Dalam dan Kegiatan Operasi Kapal TNI AL KRI Soputan-923 Tahun 2017 yang melibatkan Tim Satgas 115 Memberantas Illegal Fishing di Laut Seram

Pelangaran ini diikuti dengan pelangaran lainnya yaitu Permen Nomor 26/PERMEN-KP/2014 tentang rumpon, hasil identifikasi menunjukkan bahwa rumpon di Laut Seram 36,4% ada pemilik dan 63,6% tanpa pemilik artinya rumpon-rumpon yang dipasang oleh nelayan umumnya tidak memiliki Surat Ijin Penempatan Rumpon (SIPR) bahkan mempekerjakan nelayan asing yang berkerkewarganegaraan Filipina (terindikasi milik kapal purseseine tuna cakalang), permasalahan ini telah menimbulkan konflik pemanfaatan antar nelayan karena telah terjadi penurunan jumlah hasil tangkapan, ukuran ikan semakin kecil,

umumnya produktivitas unit penangkapan

menurun yang diikuti penurunan pendapatan (hasil wawancara nelayan).

Menurut Wibowo, (2016) armada purseseine berukuran 30-50 GT yang berpangkalan di PPS Bitung dengan wilayah penangkapan di WPP 715 memiliki rata-rata laju tangkap 20,9 ton/tawur, dimana hasil tangkapan sebagian besar (90%) dipindah-kapalkan (trashipment). Kasus ini atas laporan masyarakat (Kompas, Januari 2017; Media

Lintas Indonesia, Desember 2017) telah ditindak

oleh Satgas 115 dengan menarik dan

memusnahkan rumpon illegal. Distribusi rumpon dan pemusnahan rumpon tanpa izin oleh satgas 115 di Laut Seram Gambar 3.

Secara kelembagaan kinerja pengawasan perikanan dari aspek legalitas administratif telah berhasil tetapi fakta lapangan menunjukkan masih adanya pelanggaran perikanan yang perlu menjadi perhatian serius pemerintah. Hapsari, (2013) tugas pokok pengawasan di pelabuhan dikatakan baik akan tetapi kegiatan pengawasan di laut tidak dilaksanakan secera semestinya dengan fasilitas yang kurang mendukung.

Pelanggaran perikanan akan berdampak negatif dari aspek biologi dan ekonomi nelayan skala kecil di Perairan Laut Seram. Oleh karena itu, dalam rangka pengawasan dan pencegahan

IUU fishing maka keseimbangan, sinkronisasi dan

integrasi 3 aspek yaitu aspek kelembagaan, aspek biologi-ekologi, dan aspek ekonomi harus menjadi dasar yang kuat untuk mewujudkan perikanan tuna berkelanjutan.

(5)

139

IV. PENUTUP

Upaya pemanfaatan jenis tuna di

Kabupaten Seram Bagian Barat masih sangat rendah dan terdapat empat jenis pelanggaran perikanan yaitu pelanggaran jalur dan daerah

penangkapan ikan; pelanggaran VMS;

pelanggaran Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI); dan pelangaran penangkapan ikan baik oleh orang atau kapal asing.

REFERENSI

DKP Maluku, 2013. Buku Tahunan Statistik Perikanan Provinsi Maluku Tahun 2012. DKP Maluku, 2014. Buku Tahunan Statistik Perikanan Provinsi Maluku Tahun 2013. DKP Maluku, 2015. Buku Tahunan Statistik Perikanan Provinsi Maluku Tahun 2014. DKP Maluku, 2016. Buku Tahunan Statistik Perikanan Provinsi Maluku Tahun 2015. DKP Maluku,2017. Buku Tahunan Statistik Perikanan Provinsi Maluku Tahun 2016 . FAO, 2015. The State of World Fisheries and Aquaculture. ISBN 978-92-5-107225-7.

Hapsari D.I, Abdul Rosyid, dan Trisnani Dwi Hapsari, 2013. Analisis Kinerja Satker Pengawasan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan (PSDKP) Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 95-103.

IOTC. 2018. Implementation of IOTC Conservation and Management Measures – Part A: Understanding IOTC and the international fisheries management framework. Seychelles, FAO. 80 pp.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 107 Tahun 2015 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan Tuna Cakalang Tongkol.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 45 Tahun 2011 Tentang Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

KKP, 2014. Laporan Kinerja. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tahun 2014. KKP, 2020. Data Base of Indonesian Vessel Autorized to Fish for Tuna (DIVA TUNA).

https://kkp.go.id/artikel/23582-wujudkan-perikanan-yang-bertanggung-jawab-kkp-revisi-rpp-tuna-cakalang-tongkol.

Muhamad S.V, 2012 Illegal Fishing Di Perairan Indonesia: Permasalahan Dan Upaya Penanganannya Secara Bilateral Di Kawasan. Jurnal Politica, 3(1), 59–85.

Naim A, 2010. Pengawasan Sumberdaya Perikanan Dalam Penanganan Illegal Fishing Di Perairan Provinsi Maluku Utara. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate). Volume 3 Edisi 2.

Nikijuluw 2008. Blue Water Crime. Dimensi Sosial Ekonomi Perikanan Ilegal. Jakarta: Pustaka Cidesindo.

(6)

140

Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor 33/Permen-KP/2016 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan.

Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor 71/PERMEN-KP/2016 tentang Jalur Penangkapan Ikan Dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

Statistik KKP, 2021. Produksi Perikanan. https://statistik.kkp.go.id/home.php?m=total&i=2#panel-footer.

Sumadhiharga, O.K. 2009. Ikan Tuna. Jakarta. Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI. 129 hal.

Wibowo S, Suryanto dan Duto Nugroho 2016. Karakteristik Upaya Dan Daerah Penangkapan Pukat Cincin Pelagis Besar Yang Berpangkalan Di PPS Bitung. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Volume 22 Nomor 1 Maret 2016.

Gambar

Gambar 1. Peta lokasi penelitian
Gambar 2. Rata-rata CPUE Bulanan Nelayan Tuna Madidihang di Kabupaten Seram Bagian Barat   Tahun 2015-2017 (Sumber: Kelompok Nelayan “Nusa Kamu”)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Ekstensifikasi dan Intensifikasi Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat.. Jurusan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian prediksi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali menggunakan Support Vector Regression (SVR) yang dioptimasi

Dengan mengunakan metodologi perbandingan bahasa dan mengunakan contoh kalimat yang ada pada komik bahasa Jepang yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai

Kondisi lingkungan secara umum menunjukkan perbedaan yang signifikan parameter fisika-kimia dan biologi antara ketiga habitat, namun kisaran parameter lingkungan pada tiga

Nilai rata-rata uji organoleptik terhadap wanla, aroma, daya oles, rasa dan penerimaan umum formulasi pasta tauco rendah garam dengan penambahan bubur kedelai

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan dan Protokuler dan Keuangan Pimpinan Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

Judul Penelitian : Hubungan antara Penyakit Gagal Jantung Kongestif dengan Kejadian Low T3 Syndrome Nama Mahasiswa : Ghazali Ahmad Siregar.. Nomor Induk Mahasiswa

Maka dipilihlah sebuah proyek sekolah seni murni yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang dapat memecahkan masalah ini selain itu juga sebuah galeri yang