• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP CUSTOMER RETENTION PADA PT.BNI SYARIAH CABANG PALEMBANG VIVI INDAH LESTARI NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP CUSTOMER RETENTION PADA PT.BNI SYARIAH CABANG PALEMBANG VIVI INDAH LESTARI NIM:"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP CUSTOMER

RETENTION PADA PT.BNI SYARIAH CABANG

PALEMBANG

Oleh:

VIVI INDAH LESTARI

NIM: 14180219

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2017

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Vivi Indah Lestari

Nim : 14180219

Jurusan : D.III Perbankan Syariah

Judul Tugas Akhir : Pengaruh Etika Bisnis Islam terhadap Customer

Retention Pada PT.BNI Syariah Cabang Palembang

Menyatakan bahwa tugas akhir ini merupakan karya Saya sendiri (ASLI),

dan isi dalam tugas akhir ini tidak terdapat pada karya yang pernah

diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh gelar

akademis disuatu institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan kami

juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini yang disebutkan dalam daftar pustaka,

Palembang, 19 Juli 2017 Saya yang menyatakan,

Vivi Indah Lestari NIM:14180219

(3)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Bersabar, berusaha dan bersyukur. Bersabar dalam berusaha, berusaha dengan tekun dan pantang menyerah dan bersyukur atas apa yang diperoleh

Kupersembahkan Kepada:

 Kedua orang tuaku tersayang yang selalu memberikanku semangat, doa maupun nasehat tanpa mengenal lelah.  Saudaraku tersayang yang selalu

mendukungku.

 Sahabat seperjuangan yang selalu setia

memberikan saran dan saling

mendukung dalam susah dan senang.  Teman-Teman DPS 8 Angkatan 2014  Teman-teman sealmamater.

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT

yang telah memberikan segala karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir in. Sholawat serta salam semoga

tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah

membuka pintu gerbang jalan terang bagi kita semua unruk tetap semangat

berjuang di jalan-Nya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang

mendapatkan hidayah dan syafaatnya.

Dalam memenuhi suatu persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Akhir

yang disusun guna untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian Program

D.III Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

Raden Fatah Palembang maka penulis membuat dan menyelesaikan laporan dengan judul “Pengaruh Etika Bisnis Islam Terhadap Customer Retention Pada PT BNI Syariah Cabang Palembang”.

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan serta kekeliruan baik

penyusunan, penulisan, maupun isinya dan tentunya masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan masukannya dari semua

(5)

Dalam kesmpatan ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini,

khusunya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Sirozi, MA., Ph.D selaku Rektor UIN Raden Fatah Palembang.

2. Ibu Dr. Qodariah Barkah, M.H.I selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Universitas Islam Raden Fatah Palembang.

3. Bapak Rudy Aryanto, S.Si.,M.Si selaku wakil dekan II Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam

4. Ibu Nilawati, S.Ag.,M.Hum selaku wakil dekan III Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam

5. Bapak Dinnul Alfian Akbar, SE.,M.Si selaku kepala prodi D.III Perbankan

Syariah

6. Ibu Dr.Maftukhatusalikhah, M.Ag selaku dosen pembimbing I

7. Bapak Abdullah Sahroni, M.S.I selaku dosen pembimbing II

8. Ibu R.A Ritawati, S.E.,M.Hi selaku Dosen Penasihat Akademik.

9. Seluruh Dosen dan Staf Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang

telah memberikan motivasi dan dukungan kepada kami sehingga penulis

mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10. Terimakasih kepada Sahabat-sahabatku Wulan, Zuarti, Zubaidah.

11. Teman-teman penulis yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(6)

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan penulis berharap semoga tugas akhir ini

bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, Juli 2017

Penulis,

Vivi Indah Lestari

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Kegunaan penelitian ... 6 E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II ETIKA BISNIS ISLAM DAN CUSTOMER RETENTION ... 8

A. Etika Bisnis Islam ... 8

B. Customer Retention ... 19

C. Bank Syariah ... 22

D. Penelitian Terdahulu ... 26

(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Definisi Operasional Variabel ... 30

B. Lokasi Penelitian ... 33

C. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 33

D. Sumber Data ... 34

E. Populasi dan Sample ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Teknik Analisis Data. ... 36

BAB IV PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP CUSTOMER RETENTION ... 41

A. Sejarah singkat PT BNI Syariah Cabang Palembang ... 41

B. Visi dan Misi PT BNI Syariah Cabang Palembang ... 42

C. Struktur organisasi PT BNI Syariah Cabang Palembang ... 43

D. Karakteristik Responden ... 44

E. Hasil Analisis Penelitian ... 47

1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Realibilitas ... 50

3. Uji Regresi Sederhana ... 55

4. Uji Asumsi Klasik ... 52

5. Uji Hipotesis ... 55

F. Pembahasan Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap Customer Retention. ... 57 BAB V PENUTUP ... 60 A. Kesimpulan ... 60 B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Research gap ... 4

Tabel 3.1 Operasional variabel ... 30

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 42

Tabel 4.2 Usia Responden ... 43

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 44

Tabel 4.4 Jenis Pekerjaan Responden ... 44

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Etika Bisnis Islam ... 46

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Customer Retention ... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Realibilitas ... 48

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 49

Tabel 4.9 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test ... 52

Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas ... 53

Tabel 4.11 Koefisien Determinasi (R2) ... 54

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 41

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

menerima simpanan tabungan, giro dan deposito. Kemudian bank juga

dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat

yang membutuhkannya. Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 tanggal 10

November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.1

Dalam menjalankan suatu usaha atau setiap kegiatan tentu harapan yang

pertama kali diinginkan adalah memperoleh keuntungan. Untuk memperoleh

keuntungan berbagai cara dilakukan. Bank sebagai bisnis keuangan dalam

mencari keuntungan juga memiliki cara tersendiri. Dalam praktik perbankan

di Indonesia dewasa ini terdapat dua model dalam mencari keuntungan yaitu

bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan berdasarkan prinsip

syariah.2

Bank syariah dalam operasionalnya memiliki berbagai macam

keunggulan dibandingkan dengan perbankan konvensional. Salah satu

1

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 24.

2

(12)

keunggulan tersebut karena dalam operasionalnya bank syariah menerapkan

etika bisnis Islam.

Etika bisnis Islam merupakan suatu kombinasi bisnis dengan nilai etika

ditambah dengan nilai spiritual (agama). Etika bisnis digunakan untuk

mengendalikan persaingan bisnis agar tidak menjauhi norma-norma yang

ada. Persaingan bisnis dapat dinilai etis apabila memenuhi seluruh

norma-norma yang ada. Etika bisnis juga dapat digunakan oleh para pelaku bisnis

agar dapat berpikir, apakah dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya,

mengganggu kegiatan bisnis pelaku bisnis yang lain atau tidak.

Dalam etika bisnis Islam terdapat beberapa prinsip yang menjadi acuan

dalam melakukan bisnis sesuai dengan ajaran Islam, yaitu keseimbangan

atau dalam beberapa literatur disebut juga dengan keadilan (‘adl), kehendak

bebas (free will), tanggung jawab (responsibility), dan kebenaran.3

Customer retention merupakan bentuk loyalitas yang berhubungan

dengan perilaku yang diukur berdasarkan perilaku beli konsumen yang

ditunjukan dengan tingginya frekuensi konsumen membeli suatu

produk/jasa. Untuk menghadapi persaingan serta mewujudkan persaingan

yang sehat dalam bisnis, Salah satu alternatif strategi pemasaran yang dapat

digunakan bank syariah adalah customer retention (mempertahankan

pelanggan). Konsep Customer retention (mempertahanka pelanggan)

muncul karena sulitnya mempertahankan pelanggan yang sudah ada dari

pada mencari pelanggan baru. Customer retention telah banyak digunakan

3

Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islam, alih bahasa Muhammad, M.Ag, cet ke-1, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 32.

(13)

perusahaan bisnis untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Retensi

pelanggan (mempertahankan pelanggan) lebih murah dalam biaya

dibandingkan mencari pelanggam yang baru. Mendapatkan pelanggan yang

baru bisa menghabiskanbiaya lima kali lebih besar dari pada biaya yang

tercakup dalam memuaskan dan mempertahankan pelanggan yang sudah

ada.4

Dalam Upaya mempertahankan pelanggan, perusahaan perlu berusaha

untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Namun perusahaan perlu menyadari

bahwa sikap loyal saja tidak cukup untuk menjamin kelangsungan hidup

perusahaan, karena sikap loyal tidak banyak mempengaruhi angka penjualan

maupun profit.

PT BNI Syariah Cabang Palembang adalah salah satu Bank Syariah

yang ada di Kota Palembang. Letak kantor Cabang BNI Syariah Palembang

yang strategis memudahkan masyarkat melakukan suatu transaksi baik tunai

maupun non tunai. Fasilitas yang diberikan PT BNI Syariah Cabang

Palembang cukup banyak tersedianya mesin ATM yang ada ada diberbagai

tempat umum seperti restoran, pusat perbelanjaan, Bandar udara, stasiun

kereta api, terminal bus, kantor-kantor dan universitas. Alasan peneliti

memilih PT BNI Syariah Cabang Palembang sebagai objek penelitian, yaitu

karena visi misi dari PT BNI Syariah Cabang Palembang sesuai dengan

syariat Islam dan PT BNI Syariah Palembang mampu bersaing dengan

lembaga keuangan syariah lainnya, yang dibuktikan dengan kemampuaan

4 Philip Kotler dan Kevin Keller, Manajemen Pemasaran, alih bahasa B.Molan, cet

(14)

PT BNI Syariah Cabang Palembang mendapatkan nasabah dengan jumlah

yang terus berkembang. Untuk mempertahankan nasabah PT BNI Syariah

Palembang memberikan poin undian atau doorprize bagi nasabah prioritas

dengan hadiah utama berupa mobil, motor, logam mulia, dan lain-lain bagi

nasabah yang loyal terhadap PT BNI Syariah Palembang.5

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengindikasikan adanya

research gap dari variabel independen (Etika bisnis Islam) yang

mempengaruhi customer retention yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.1

Research gap Etika Bisnis Islam terhadap Customer Retention

Pengaruh Etika Bisnis Islam terhadap

Customer retention

Hasil Penelitian Peneliti

Terdapat pengaruh positif antara etika bisnis Islam terhadap customer retention

1. Ratna

Hidayatullaili 2. Deevit Tansah

Agung

Tidak terdapat pengaruh positif antara etika bisnis Islam terhadap customer

retention

Muhammad Faiz rosyaidi

Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber

Etika bisnis Islam terhadap customer retention yang diteliti oleh Ratna Hidayatullaili dan Deevit Tansah Agung menunjukan bahwa etika bisnis Islam berpengaruh positif terhadap Customer retention. Hal ini bertentangan dengan

hasil penelitian yang diteliti oleh Muhammad Faiz Rosyiadi menunjukan

bahwa etika bisnis Islam tidak berpengaruh terhadap Customer retention

5

(15)

Berangkat dari pemikiran pentingnya menumbuhkan pemahaman yang

baik terhadap praktik keuangan syariah yang merupakan model pengelolaan

ekonomi yang lebih sesuai dengan tuntunan Islam maka dengan

menggunakan penerapan etika bisnis Islam PT BNI Syariah Cabang

Palembang dinilai mampu bekerja dengan optimal yang sesuai dengan etika

bisnis Islam sehingga mampu menyebabkan terjadinya customer retention.

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti sejauh mana etika bisnis Islam

memberikan pengaruh terhadap customer retention (mempertahankan

pelanggan) untuk lebih meningkatkan kinerja perbankan syariah, sehingga

dapat bersaing dengan perbankan yang lainnya (konvensional dan syariah).

Berdasarkan latar belakang dalam penelitian, maka peneliti bermaksud

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Etika Bisnis Islam

Terhadap Customer Retention Pada PT BNI Syariah Cabang Palembang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pengaruh Etika Bisnis Islam

(16)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah: Untuk

mengetahui Pengaruh Etika Bisnis Islam terhadap Customer Retention pada

PT.BNI Syariah Cabang Palembang.

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan tentang kajian Perbankan Syariah

sebagai salah satu bagian dari ekonomi Islam serta untuk menambah

wawasan dan pengetahuan penulis yang berhubungan dengan Etika

bisnis Islam dan Customer Retention.

2. Kegunaan secara praktis

Penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai bahan bacaan ilmiah

diperpustakan dan dapat dipakai juga sebagai bahan refrensi bagi

mahasiswa yang meneliti masalah yang sama.

E. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang pendahuluan yang meliputi (a) latar belakang

masalah (b) rumusan masalah (c) tujuan penelitian (d) kegunaan

(17)

BAB II : ETIKA BISNIS ISLAM DAN CUSTOMER RETENTION Mendiskripsikan tentang pengertian maupun penjelasan mengenai

(a) Etika Bisnis Islam (b) Customer Retention (c) Bank Syariah

(d) penelitian terdahlu dan (e) hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisikan tentang (a) Definisi Operasional Variabel (b) lokasi

penelitian (c) pendekatan dan jenis penelitian (d) sumber data

(e) populasi dan sample (f) teknik pengumpulan data dan (g) teknik

analisis data.

BAB IV : PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DAN

CUSTOMER RETENTION

Berisikan tentang hasil penelitian yang telah diteliti mulai dari (a)

sejarah singkat PT BNI Syariah Cabang Palembang (b) visi dan

misi PT BNI Syariah Cabang Palembang (c) struktur organisasi PT

BNI Syariah Cabang Palembang (d) Analisis Data penelitian (e)

pembahasan pengaruh penerapan etika bisnis Islam terhadap

customer retention

BAB V : PENUTUP

Berisikan tentang simpulan dan saran yang diharapkan dapat

bermanfaat bagi pembaca khususnya pada PT.BNI Syariah Cabang

Palembang.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(18)

BAB II

ETIKA BISNIS ISLAM DAN CUSTOMER RETENTION

A. Etika Bisnis Islam 1. Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang dalam bentuk

jamaknya (ta etha) berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”.Perpanjangan

dari adat membangun suatu aturan kuat di masyarakat, yaitu bagaimana

setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan-aturan, dan aturan-aturan itu

tersebut ternyata telah membentuk moral masyarakat dalam menghargai

adat istiadat yang berlaku. Moralitas adalah istilah yang dipakai untuk

mencakup praktik dan kegiatan yang membedakan apa yang baik dan

apa yang buruk, aturan-aturan yang mengendalikan kegiatan itu dan

nilai-nilai yang tersimbol didalamnya yang dipelihara dan dijadikan

sasaran oleh kegiatan dan praktik tersebut. 6 Etika merupakan

seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk.

2. Bisnis Islam

Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling

menguntungkan atau memberikan manfaat.Bisnis juga dipahami dengan

suatu kegiatan usaha individu (privat) yang terorganisasi atau

melembaga untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa guna

6

(19)

mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Bisnis dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (profit),

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan sosial,

dan tanggung jawab sosial.7

Bisnis Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai

bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya

(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi cara memperolehnya

dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.8

Bisnis dalam Islam merupakan unsur penting dalam perdagangan.

Sejarah telah mencatat bahwa penyebaran agama Islam diantaranya

melalui perdagangan (bisnis). Masuknya Islam ke Indonesia, dilakukan

oleh para pedagang muslim yang mengadakan hubungan yang sangat

baik dengan masyarakat dan para tokoh setempat. Jadi bisnis merupakan

bagian dari kegiatan perdagangan dalam rangka mencari pencaharian

melalui jual beli untuk tujuan untung.9

Dalam zaman modern seperti sekarang ini, banyak dijumpai

praktik-praktik bisnis yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Banyak

manusia mengembangkan modalnya dengan menghalalkan segala cara,

tanpa memenuhi ajaran Islam, sehingga merugikan banyak pihak, dan

hanya menguntungkan sekelompok individu. Praktik-praktik

pengembangan modal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang terjadi

7Ratna Hidayatullaili, “Pengaruh Etika Bisnis Islam Terhadap Customer Retention

Nasabah Simpanan (Studi Kasus Pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), “Skripsi,

Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta (2016), hal. 20.

8

(20)

saat ini antara lain seperti penggunaan uang pelicin saat perizinan usaha,

menyimpan uang dalam rekening koran yang berbunga, penayangan

iklan yang tidak senonoh, pembuatan diskotik, panti pijat, prostitusi, dan

lain sebagainya yang semuanya itu mengandung unsur penipuan dan

maksiat yang dilarang oleh agama Islam.

Dengan melihat pengembangan modal seperti di atas jelas

melanggar aturan Islam yang banyak terjadi saat ini. Islam memberikan

solusi dengan konsepnya tentang bagaimana mengembangkan modal

yang benar yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Salah

satu caranya yaitu berbisnis sesuai dengan ajaran Islam.9

3. Etika Bisnis Islam

Etika bisnis Islam adalah landasan normatif yang bersumber dari

ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan as-Sunnah Nabi Muhammad Saw,

sebagai acuan bagi para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara

alami. Islam memberiakan kebebasan kepada pemeluknya untuk

melakukan bisnis, namun dalam Islam ada beberapa prinsip dasar yang

menjadi etika normatif yang harus ditaati ketika seorang muslim sedang

menjalankan usahanya10 yaitu,

a. Proses mencari rezeki bagi seorang muslim merupakan suatu tugas

wajib.

b. Rezeki yang dicari haruslah rezeki yang halal.

9

Ibid.,hal. 21-22. 10

(21)

c. Bersikap jujur dalam menjalankan usaha.

d. Semua proses yang dilakukan dalam rangka mencari rezeki haruslah

dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

e. Bisnis yang akan dan sedang dijalankan jangan sampai menimbulkan

kerusakan lingkungan hidup.

f. Persaingan dalam bisnis dijadikan sebagai sarana untuk berprestasi

secara fair dan sehat (fastabikul al-khayrat).

g. Tidak boleh berpuas diri dengan apa yang sudah didapatkan.

h. Menyerahkan setiap amanah kepada ahlinya, bukan kepada

sembarang orang, sekalipun keluarga sendiri

Etika bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk

mengetahui hal-hal yang benar dan yang salah yang selanjutnya tentu

melakukan hal-hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan

perusahaan dengan pihak yng berkepentingan dengan tuntutan

perusahaan. Dalam membicarakan etika bisnis Islam adalah menyangkut “Business Firm” dan atau “Business Person”, yang mempunyai arti yang bervariasi. Berbisnis berarti suatu usaha yang menguntungkan. Jadi etika

bisnis Islam adalah studi tentang seseorang atau organisasi melakukan

usaha atau kontak bisnis yang saling menguntungkan sesuai dengan

nilai-nilai ajaran Islam.11

11

(22)

Etika untuk berbisnis secara baik dan fair dengan menegakkan

hukum dan konsekuen setia pada prinsip-prinsip kebenaran, keadaban

dan bermartabat.

a. Karena bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit melainkan perlu

mempertimbangkan nilai-nilai manusiawi, apabila tidak akan

mengorbankan hidup banyak orang, sehingga masyarakat pun

berkepentingan agar bisnis dilaksanakan secara etis.

b. Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia yang

lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan orientasi

bagi pengambilan keputusan, kegiatan, dan tindak tanduk manusia

dalam berhubungan (bisnis) satu dengan lainnya.

c. Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat, maka

dalam pesaingan bisnis tersebut tetap memperhatikan norma-norma

etis pada iklim yang semakin professional justru akan menang.

4. Landasan Hukum Etika Bisnis Islam

Etika bisnis islam harus berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar

yang berlandaskan pada al-Qur;an dan al-Hadits. Sebagaimana dalam

firman Allah SWT :

َنوُنِمْؤُمْلاَو ُهُلوُسَرَو ْمُكَلَمَع ُ هاللَّ ىَرَيَسَف اوُلَمْعا ِلُقَو

نوُلَمْعَت ْمُتْنُك اَمِب ْمُكُئِّبَنُيَف ِةَداَههشلاَو ِبْيَغْلا ِمِلاَع ىَلِإ َنوُّدَرُتَسَو

(23)

“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.12

Dalam mendekatkan hubungan pemasaran berdasarkan etika bisnis

Islam yang digunakan oleh lembaga keuangan syari‟ah untuk

menciptakan kepuasan pada nasabah serta komitmen kepercayaan yang

kuat sebagai ukuran untuk mengetahui pentingnya sebuah hubungan

untuk tetap dijaga. Sehingga tercipta pula konsekuensi timbal balik

berupa perilaku untuk secara intensif berhubungan dengan perusahaan

berupa customer retention.

“Dari Abdullah Radiyallahu Anhuma, dari Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: jika dua orang saling berjual beli,

maka masing-masing diantara keduanya mempunyai hak pilih selagi

keduanya belum berpisah, dan keduanya sama-sama mempunyai hak,

atau salah seorang diantara keduanya memberi pilihan kepada yang

lain‟. Beliau bersabda, „jika salah seorang diantaranya memberi pilihan

kepada yang lain, lalu keudanya menetapkan jual beli atas atas dasar

pilihan itu, maka jual beli menjadi wajib”. (HR Bukhari-Muslim).13

12

At-Taubah, 9: 105.

13

Mardani, Ayat-Ayat dan Hadis Ekonomi Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal.104.

(24)

5. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam

Dalam etika bisnis Islam terdapat beberapa prinsip yang menjadi

acuan dalam melakukan bisnis yang sesuai dengan ajaran Islam, yaitu

keadilan (‘adl), kehendak bebas (free will), tanggung jawab

(responsibillity), dan kebenaran.14

1. Keadilan (‘adl)

Keadilan menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam

yang berhubungan dengan keseluruhan harmoni pada alam semesta.

Hukum dan tatanan yang kita lihat pada alam semesta

mencerminkan kesetimbangan yang harmonis. Sifat keadilan bukan

hanya sekedar karakteristik alami, tetapi merupakan karakteristik

dinamis yang harus diperjuangkan oleh setiap muslim di dalam

kehidupannya.15

Implementasi ajaran keadilan dalam kegiatan bisnis harus

berkaitan dengan pembagian manfaat kepada semua pihak yang

terlibat langsung maupun tidak langsung, sesuai dengan peran dan

kontribusi yang telah mereka berikan terhadap kegiatan bisnis yang

dilakukan.16

Sesuai dengan etika kerja Islam, seorang pekerja haruslah

berlaku adil dan jujur terhadap apa yang menjadi tugas dan

kerjanya. Orang yang mempekerjakan orang lain, yang berusaha

untuk melakukan penundaan atau kesewenangan-wenangan pada

14

Rafik Issa Beekum, Op.Cit, hal. 32.

15

Ratna Hidayatullaili, Op.Cit, hal.27.

16

(25)

mereka, maka dalam pandangan Al-Quran dianggap sebagai dosa

besar. Islam memerintahkan untuk semua transaksi bisnis secara

jujur dan berkeadilan. Barang siapa yang tidak berlaku jujur dan

adil dalam melakuka bisnisnya akan dihukum sangat berat.17

2. Kehendak bebas (Free Will)

Dalam pandangan Islam, manusia dianugerahi potensi untuk

berkehendak dan memilih diantara pilihan-pilihan yang beragam,

kendati kebebasan itu tidak tak terbatas sebagaimana kebebasan

yang dimiliki Tuhan. Dengan kehendak bebasnya yang relatif

(nisbi), Manusia bisa saja menjatuhkan pada pilihan pada yang

benar, dan pada saat yang lain pada pilihan yang salah. Hanya saja

dalam Islam, anugrah Tuhan bergantung pada pilihan awal manusia

terhadap yang benar. Inilah dasar etika yang sangat dijunjung tinggi

dalam Islam.18

Perlu dipahami bahwa, konsep Islam tentang kebebasan

tersebut pada dasarnya berbeda dengan konsep otonomi kontraktual

mutlak individu, yang memungkinkannya untuk membuat ketentuan

untuk dirinya sendiri. Individu bertindak secara bebas ketika dia

sendiri memilih tepat dari keberadaannya sebagai orang yang bebas

dan rasional. Sesuatu hal yang bertentaangan dengan konsep Islam

17

Deevit Tansah Agung, Pengaruh Pelayanan Prima dan Etika Bisnis Islam Terhadap

Customer Retention Anggota KJKS “BTM Mentari Kademangan Blitar”, Skripsi, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam, Tulung Agung (2016), hal.30.

18

(26)

yang menyatakan bahwa kebebasan individu itu bersifat relative,

karena kebebasan mutlak hanyalaah milik Tuhan.19

Ada beberapa bentuk kebebasan, 20yaitu

1. Kebebasan Jasmani, yaitu kebebasan manusia untuk

menggerakan anggota tubuhnya. Kebebasan ini tergantung

pada kemampuan tubuh itu sendiri.

2. Kebebasan kehendak, yaitu kebebasan untuk menginginkan

sesuatu yang diukur dengan jangkauan berpikir seseorang.

3. Kebebasan moral, yaitu tidak adanya ancaman , tekanan atau

desakan.

3. Tanggung Jawab (Responsibility)

Islam sangat menekankan pada konsep tanggung jawab,

walaupun tidaklah berarti mengabaikan kebebasan individu. Ini

berarti bahwa yang dikehendaki ajaran Islam adalah kebebasan yang

bertanggung jawab. Manusia harus berani mempertanggung

jawabkan segala pilihannya tidak saja di hadapan manusia, bahkan

yang paling penting adalah kelak di hadapan Tuhan. Bisa saja,

manusia mampu melepaskan tanggung jawab perbuatannya yang

merugikan manusia, tetapi kelak ia tidak akan pernah lepas dari

tanggung jawab di hadapan Tuhan Yang Maha Mengetahui.21

Manusia harus memberikan pertanggungjawabannya nanti di

hadapan Allah atas segala keputusan dan tindakan yang

19

Ibid., hal. 66.

20Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Kencana, 2006), hal.13. 21

(27)

dilakukannya. 22 Bertanggung jawab adalah perbuatan yang

menjunjung tinggi etika dan moral, pelaku bisnis harus memiliki

sikap tanggung jawab. Bagi para pebisnis sikap yang sangat

mendasar adalah kebebasan dan bertanggung jawab.23 yaitu:

a. Tanggung jawab kepada dirinya sendiri, tanggung jawab kepada

hati nurani. Apakah ia sudah bekerja sesuai dengan hati

nuraninya sebagai pelaku bisnis yang baik dan bertanggung

jawab atau sebaliknya.

b. Tanggung jawab kepada pemberi amanah, dapat disamakan

dengan tanggung jawab kepada orang ataupun pihak-pihak yang

telah mempercayakan kegiatan bisnis padanya. Sehingga ia akan

terus menjaga kepercayaan itu dan tentunya adanya

pertanggungjawaban yang diberikan pada orang yang telah

memberikan kepercayaan itu.

c. Tanggung jawab kepada orang yang terlibat, dapat dicontohkan

sebagai tanggungjawab kepada atasan pada bawahan

(karyawan), apakah sebagai atasan, telah memperhatikan

hak-hak para bawahan, sepertigaji, cuti, bonus, tunjangan, kenaikan

pangkat, sudah sesuai dengan hak atau prestasi yang telah

diberikan.

d. Tanggung jawab kepada konsumen. Dalam dunia bisnis,

seorang produsen tidak dapat dipisahkan dari konsumen.

22

Harahap, Sofyan S, Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hal.79.

23

(28)

Seorang konsumen harus diperlakukan dengan baik secara

moral. Hal ini bukan hanya karena tuntunan etis, melainkan

prasyarat mutlak untuk mencapai keberhasilan dalam berbisnis.

4. Kebenaran

Islam tidak membenarkan setiap tindakan yang dapat

menimbulkan kerusakan terhadap diri, masyarakat, bahkan makhluk

lain seperti binatang, tumbuhan, dan alam. Semua keputusan harus

menguntungkan manusia baik di dunia maupun di akhirat.

Kebenaran dalam konteks etika bisnis Islam, selain

mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, tetapi

mengandung pula dua unsur, yaitu kebajikan dan kejujuran.

Kejujuran sangat penting artinya bagi kepentingan masing-masing

pihak dan sangat menentukan relasi dan kelangsungan bisnis

masing-masing pihak selanjutnya. Kebenaran adalah nilai yang

dianjurkan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.24

Dalam konteks kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap, dan

perilaku yang benar, yang meliputi proses akad, proses mencari atau

memperoleh komoditas proses pengembangan, maupun proses

upaya meraih atau menetapkan keuntungan.

Menurut al Ghazzali, terdapat enam bentuk kebenaran, yaitu:25

24

Ibid., hal.80.

(29)

a. Jika seseorang membutuhkan sesuatu, maka orang lain harus

memberikannya, dengan mengambil keuntungan sesedikit

mungkin.

b. Jika seseorang membeli sesuatu dari orang miskin, akan lebih

baik baginya untuk kehilangan sedikit uang dengan

membayarnya lebih dari harga yang sebenarnya.

c. Dalam mengabulkan hak pembayaran dan pinjaman, seseorang

harus bertindak secara bijaksana, dengan memberi waktu lebih

banyak kepada peminjam untuk membayar hutangnya.

d. Sudah sepantasnya mereka yang ingin mengembalikan

barang-barang yang sudah dibeli, seharusnya diperbolehkan untuk

melakukannya demi kebajikan.

e. Merupakan tindakan yang sangat baik bagi sang peminjam jika

mereka membayar hutangnya tanpa harus diminta, dan jika

mungkin jauh-jauh hari sebelum jatuh waktu pembayarannya.

f. Ketika menjual barang secara kredit seseorang harus cukup

bermurah hati, tidak memaksa membayar ketika orang tidak

mampu membayar dalam waktu yang telah ditetapkan.

B. Customer Retention

1. Pengertian Customer Retention

Kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada

(30)

memuaskan kebutuhan pelanggannya dilakukan dengan berbagai

strategi dan cara dengan harapan pelanggan tersebut puas dan dan

selanjutnya akan melakukan pembelian ulang. Apabila seorang

pelanggan telah berubah menjadi pelanggan yang loyal karena

kepuasannya terpenuhi, maka pelanggan tersebut tidak akan beralih ke

produk/jasa perusahaan lain. Mengingat semakin ketatnya persaingan

karena semakin banyaknya perusahaan yang terlibat dalam pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan, menyebabkan perusahaan harus

menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan

utama.26

Retensi pelanggan (customer retention) dapat didefinisikan sebagai

kecenderungan pelanggan di waktu yang akan datang untuk tetap

bersama atau tetap menggunakan penyedia layanan jasa yang sama.

Customer Retention adalah keputusan seorang konsumen untuk tetap

bertahan atau membeli kembali suatu produk/jasa tertentu.27

Customer retention merupakan bentuk loyalitas yang berhubungan

dengan perilaku yang diukur berdasarkan perilaku beli konsumen yang

ditunjukan dengan tingginya frekuensi konsumen membeli suatu

produk/jasa. Customer retention menekankan kegiatan pemasaran

dalam mempertahankan pelanggan. Retensi pelanggan berfokus pada

pengembangan kegiatan pemasar yang menyebabkan perilaku

pembelian ulang pada aspek manajerial dari pemasar dan pelanggan.

26

Ibid., hal.44.

27

(31)

Konsep customer retention sangat berkaitan dengan loyalitas

konsumen. Untuk meningkatkan customer retention seorang pemasar

harus meningkatkan kepuasan konsumennya.

2. Manfaat Customer Retention

Manfaat langsung dari mempertahankan pelanggan yaitu

mengurangi biaya pemasangan iklan. Pelanggan yang puas dengan

sebuah layanan yang diberikan akan melakukan word of

communication. Pelanggan yang berhubungan lama dengan perusahaan

akan lebih banyak melakukan pembelian. Pelanggan yang setia juga

akanlebih responsive untuk membeli setiap jenis produk dan jasa yang

dikeluarkan oleh perusahaan, sering membayar lebih kepada

perusahaan, dan menciptakan permintaan, serta lebih murah dalam

melayani. Akhirnya pelanggan tersebut juga tidak akan sensitif terhadap

harga sehingga keuntungan yang akan didapatkan perusahaan akan

lebih besar.

Pelanggan yang loyal cenderung tidak sensitive terhadap harga.

karena itu, perusahaan akan memperoleh marjin yang lebih baik.

Dengan demikian pelanggan yang loyal, iklan dan program promosi

menjadi lebih efisien. Pelanggan yang efisien juga akan melakukan

word of mouth yang positif. Jadi pada akhirnya pelanggan yang loyal

akan meningkatkan efisiensi biaya pemasaran. Bila pelanggan loyal

(32)

dalam biaya pemasaran pastilah perusahaan akan menikmati

profitabilitas yang tinggi.28

Terdapat enam alasan mengapa mempertahankan pelanggan.

Yaitu:29

a. Pelanggan memberikan prospek keuntungan cenderung lebih besar.

b. Biaya mempertahankan pelanggan relatif lebih murah dari pada

mencari pelanggan yang baru.

c. Pelanggan yang percaya kepada kepada perusahaan akan

mempercayakan bisnisnya pada perusahaan.

d. Pengelolahan pelanggan pelanggan lama dapat meningkatkan

efisiensi.

e. Pelanggan lama telah memiliki pengalaman positif terhadap

perusahaan. Dan pelanggan lama akan menjadi advocate bagi

perusahaan.

Kesetiaan pelanggan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan karena kesetiaan pelanggan memiliki strategi bagi perusahaan. Dalam berbagai literatur pemasaran menyebutkan bahwa kesetiaan pelanggan memiliki nilai strategi bagi perusahaan. Antara lain sebagai berikut:30

1. Mengurangi biaya pemasaran. Pelanggan setia dapat mengurangi biaya pemasaran. Beberapa penelitian menunjukan bahwa biaya untuk

28

Ariesya Aprilia, Customer Retention dan Customer Relationship: Strategi Pemasaran

yang Potensial, (Jurnal manajemen maranatha vol.4, November 2004), hal. 2-3.

29

Deevit Tansah Agung, Op.cit, hal.16.

30

(33)

mendapatkan pelanggan baru lima kali lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang ada. iklan dan bentuk-bentuk promosi yang dikeluarkan dalam jumlah besar belum tentu dapat menarik pelanggan baru karenatidak gampang membentuk sikap positif terhadap merek.

2. Trade Laverage kesetiaan terhadap merek menyediakan trade laverage

bagi perusahaan. Sebuah produk dengan merek yang memiliki pelanggan setia akan menarik para distributor untuk memberikan ruang yang lebih besar dibandingkan dengan merek lain perusahaan mereka, karena mereka tahu bahwa konsumen ataupun pelanggan akan berulang kali membeli merek tersebut, bahkan mengajak konsumen lain membeli merek tersebut.

Pelanggan mungkin akan bertahan karena mereka puas dan ingin meneruskan hubungan pembelian. Kesetiaan pelanggan merupakan ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah merek, ia menyukai produk atau merek, menjadi top of mind (merek pertama yang muncul) juka mengingat sebuahkategori produk. Komitmen merek yang yang mendalam memaksa preferensi pilihan melakukan pembelian,

membantu pelanggan mengidentifikasi perbedaan mutu sehingga

ketika berbelanja akan lebih efisien. Argumentasi ini memperkuat

dan menjadi penting bagi pelanggan untuk melakukan pembelian

ulang.31

31

(34)

C. Bank Syariah

Bank Islam atau disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang

beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa

disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan

yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadis Nabi SAW. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan

jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang

pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.32

Bank syariah ialah bank yang berasaskan, antara lain, pada asas

kemitraan, keadilan, transparansi dan universal serta melakukan kegiatan

usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah

merupakan implementasi dari prinsip ekonomi islam dengan karakteristik,

antara lain, sebagai berikut:

1. pelarangan riba dalam berbagai bentuknya;

2. tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time-value of money)

3. konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas

4. tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif

5. tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang;dan

6. tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.

32

Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014) hlm.136.

(35)

Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan apapun tambahan

yang diambil dari pinjaman (riba) seperti yang terdapat dalam Q.S.Al

Baqarah 278-279.33

اَي

َنيِنِمْؤُم ْمُتْنُك ْنِإ اَبِّرلا َنِم َيِقَب اَم اوُرَذَو َ هاللَّ اوُقهتا اوُنَمَآ َنيِذهلا اَهُّيَأ

( 872 )

ُسوُءُر ْمُكَلَف ْمُتْبُت ْنِإَو ِهِلوُسَرَو ِ هاللَّ َنِم ٍبْرَحِب اوُنَذْأَف اوُلَعْفَت ْمَل ْنِإَف

ُمَلْظُت َلََو َنوُمِلْظَت َلَ ْمُكِلاَوْمَأ

َنو

( 872 )

“ 278. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah

dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman. 279. Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan). “34

Sama seperti halnya dengan bank konvensional, Bank Syariah juga

menawarkan nasabah dengan beragam produk perbankan.Hanya saja

bedanya dengan bank konvensional adalah dalam hal penentuan harga, baik

terhadap harga jual maupun harga belinya.Produk-produk yang ditawarkan

sudah tentu sangat islami, termasuk dalam memberikan pelayanan kepada

nasabahnya.35

33

Muhammad S Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Isane, 2001) hal.50.

34Al-Baqarah, 2: 278-279. 35

(36)

Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya

di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka

mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian

disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha),

dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan. Secara garis

besar, pengembangan produk bank syariah dikelompokkan menjadi tiga

kelompok, yaitu:36

1. Produk Penyaluran Dana

2. Produk Penghimpun Dana

3. Produk Jasa

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Zuni Lestari (2015) dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Etika Bisnis Islam Terhadap Kepuasan Anggota (Studi pada BMT KUBE Sejahtera Sleman)”. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Zuni Lestari data diperoleh dari penyebaran kuisioner

terhadap anggota pembiayaan BMT KUBE sleman, dan teknik pengambilan

sample yang dilakukan Zuni Lestari adalah purposive sampling. Sedangkan

pada penelitian ini data diperoleh dari 99 responden nasabah PT BNI

Syariah Cabang Palembang dan teknik pengambilan sample yang digunakan

adalah insendental sampling.37

36

Muhamad, Op.cit, hlm.28

37

Zuni Lestari, Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap Kepuasan Anggota

(Studi pada BMT KUBE Sejahtera Sleman), Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, Yogyakarta

(37)

Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Hidayatullali (2016) dengan judul “Pengaruh Etika Bisnis Islam terhadap custome retention nasabah simpanan (Studi kasus pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)”.

Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Hidayatullali data diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap 100 responden nasabah simpanan BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan quota sampling. Sedangkan pada penelitian ini data diperoleh dari 99 responden nasabah tabungan wadiah pada PT. BNI Syariah Palembang dan teknik pengambilan sample menggunakan insendental

sampling. Persamaan penelitian ini adalah analisis terhadap data menggunakan

analisis data secara kuantitatif dan penelitian ini sama-sama berfokus pada

customer retention.38

Penelitian yang dilakukan shinta maharani (2013) dengan judul “Pengaruh Etika bisnis Islam terhadap kecenderungan akuntansi dalam pelaporan keuangan pada entitas publik di Indonesia”. Perbedaan penelitin Shinta Maharani dengan penelitian ini adalah penelitian Shinta Maharani

berfokus terhadap kecurangan akuntansi dalam pelaporan keuangan pada

entitas publik di Indonesia, objek pada penelitian Shinta Maharani dilakukan

di Badan Publik di Indonesia dan data diperoleh dengan menyebar kuisioner

kepada responden yaitu manajer keuangan. Sedangkan penelitian yang saya

lakukan berfokus terhadap customer retention nasabah tabungan wadiah.

Objek penelitian dilakukan di Bank Syariah Palembang dan data diperoleh

38

Ratna Hidayatullaili, Pengaruh Etika Bisnis Islam Trhadap Customer Retention

Nasabah Simpanan (Studi Kasus Pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Skripsi,

(38)

dari penyebaran kuisioner kepada 99 responden nasabah tabungan wadiah

PT BNI Syariah Cabang Palembang.

Deevit Tansah Agung (2016) dengan judul “Pengaruh Pelayanan Prima dan Etika Bisnis Islam terhadap Customer Retention anggota KJKS BTM

Mentari Kedemangan Blitar “Perbedaan data penelitian yang dilakukan oleh

Deevit Tansah Agung sample yang digunakan untuk seluruh anggota KJKS

BTM Mentari Kedemangan Blitar sedangkan penelitian yang saya lakukan

dengan 99 nasabah Bank BNI Syariah Cabang Palembang dengan

menggunakan insendental sampling.39

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pernyataan penelitian.40Ada

dua macam hipotesis yang dibuat dalam suatu percobaan penelitian yaitu

hipotesis nol (Hᴏ) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis Nol (Ho)

menyatakan tidak adanya hubungan, atau tidak adanya pengaruh, atau tidak

adanya perbedaan. Hipotesis alternatif (Ha) adalah menyatakan adanya

hubungan, atau adanya pengaruh atau adanya perbedaan.41

39

Deevit Tansah Agung, Pengaruh Pelayanan Prima dan Etika Bisnis Islam Terhadap

Customer Retention Anggota KJKS “BTM Mentari Kademangan Blitar”, Skripsi, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam, Tulung Agung (2016)

40

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana 2011), hal.79.

41

(39)

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti dapat

merumuskan hipotesis antara lain sebgai berikut:

1. Hᴏ : r = 0 (tidak terdapat pengaruh etika bisnis Islam terhadap customer

retention pada PT BNI Syariah Cabang Palembang).

2. Ha: r = 0 (terdapat pengaruh etika bisnis Islam terhadap customer

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas (independence variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variable terikat, biasanya dinotasikan dalam simbol X. 42 Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebasadalah Etika Bisnis Islam.

Etika bisnis Islam adalah landasan normatif yang bersumber dari ajaran

Islam yaitu Al-Qur’an dan as-Sunnah Nabi Muhammad Saw, sebagai

acuan bagi para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara alami.

Etika Bisnis Islam diukur menggunakan Keadilan, Kehendak bebas,

tanggung jawab dan kebenaran.

2. Variabel terikat (dependence variable) merupakan faktor utama yang

ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa factor

lain biasanya dinotasikan dengan Y.43 Dalam penelitian ini yang

menjadi Variabel terikat adalah Customer Retention. Customer

Retention merupakan salah satu metode pemasaran yang sering

digunakn untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Dengan

mempertahankan pelanggan yang sudah ada tentunya akan menghemat

biaya, dari pada dengan mencari lagi nasabah baru.

42

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana 2011), hlm.49.

43

(41)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Penelitian

Definisi Indikator Skala

Pengukuran Etika Bisnis Islam (Variabel Bebas, X)

Etika bisnis Islam adalah landasan normatif yang bersumber dari ajaran Islam yaitu Al-Qur‟an dan as-Sunnah Nabi Muhammad Saw, sebagai acuan bagi para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara alami.

 Keadilan (adil dalam Islam diarahkan agar hak orang lain, hak lingkungan sosial, hak alam semesta dan hak Allah tersebut harus ditempatkan sebagaimana mestinya).44

 Kehendak Bebas (manusia dianugrahi potensi untuk memilih diantara pilihan-pilihan yang beragam).45

 Tanggung Jawab (perbuatan yang menjunjung tinggi etika dan moral, pelaku bisnis harus memiliki sikap tanggung jawab. Bagi para pebisnis sikap yang sangat mendasar adalah kebebasan dan bertanggung jawab).46

 Kebenaran (Kebenaran dalam konteks etika bisnis Islam, selain mengandung makna kebenaran lawan dari

Diukur dengan Kuesioner (Angket) dengan menggunakan skala Likert. 44

Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Kencana, 2006), hal.91.

45

Djakfar Muhammad, Etika Bisnis Islami, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hal. 66

46

Mahmoeddin, Etika Bisnis Perbankan, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2014), hal.8182.

(42)

kesalahan, tetapi

mengandung pula dua unsur, yaitu kebajikan dan

kejujuran. Kejujuran sangat penting artinya bagi

kepentingan masing-masing pihak dan sangat menentukan relasi dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak selanjutnya).47 Customer Retention (Variabel Terikat, Y) CustomerRetention merupakansalah satu metodepemasaran yang sering digunakn untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Dengan mempertahankan pelanggan yang sudah ada tentunya akan menghemat biaya, dari pada dengan mencari lagi nasabah baru.

 Kualitas pelayanan (memelihara kualitas pelayanan dari staf bank yang melayani nasabah dengan keramahan, sopan santun, serta pelayanan cepat, dan efisien).48

 Harga yang ditawarkan (pengertian harga disini untuk bank yaitu baik bagi hasil simpanan, maupun bagi hasil pinjaman dan biaya adminitrasi yang ditawarkan kompetitif dengan bank lain).49

 penanganan complain atau keluhan (setiap ada keluhan atau complain yang

dilakukan nasabah harus ditanggapi dan ditangani dengan cepat).50 Diukur dengan Kuesioner (Angket) dengan menggunakan skala Likert. 47

Keraf, A. Sonny, Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya, (Yogyakarta: Kanisius, 1998), hal. 77.

48

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana 2010), hal.162.

49Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana 2010), hal.163. 50

(43)

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini di lakukan di PT BNI Syariah Cabang Palembang dengan

alamat Jl. Jenderal Sudirman KM 3,5 Kelurahan.20 ilir, Kecamatan Ilir

Timur 1 Kota Palembang Sumatera Selatan

C. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Penelitia Kuantitatif.

Kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan

cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur

sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis. 51

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif. Deskriptif

adalah bertujuan untuk mendeskripsikan sifat atau karakteristik dari

suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi saat ini. Penelitian

deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah actual dan peneliti

berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat

perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa

tersebut.52 51 Ibid,. hal.38. 52 Ibid,.hal. 111.

(44)

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri peneliti

langsung dari sumber utama. Dalam penelitian ini data yang diproleh

secara langsung dengan memberikan kuesioner atau daftar pernyataan

kepada nasabah tabungan wadiah PT BNI Syariah Cabang Palembang.

b. Data sekunder merupakan data yang bersumber dari hasil penelitian

orang lain yang dibuat untuk maksud berbeda atau buku yang berkaitan

dengan Etika Bisnis Islam dan customer retention.

E. Populasi dan sample 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam

hal ini yang menjadi populasi adalah nasabah tabungan wadiah pada

PT BNI Syariah Cabang Palembang yang berjumlah 10.539 orang.

2. Sampel

Sample adalah proses memilih sebuah elemen secukupnya dari

populasi.53 Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

insindental sampling. Insindental sampling adalah teknik pengambilan

sample yang diperoleh oleh seorang peneliti secara kebetulan saja tanpa

53

(45)

ada perencanaan terlebih dahulu dan peneliti menyakini bahwa orang

tersebut layak dijadikan sumber informasi untuk penelitiannya.54Cara

menentukan jumlah elemen/anggota sample dari suatu populasi dengan

menggunakan rumus Slovin adalah sebagai berikut.55

Keterangan n = Jumlah Sample

N= Jumlah Populasi

e= Eror level (Tingkat Kesalahaan)

(ditetapkan 10%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sample

F. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulka data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. 56 Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner

(angket) dan wawancara.

1. Kuesioner (Angket), merupakan cara pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden

54

Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan, (Bandung: Alfabeta,2015), hal.125.

55

Juliansyah Noor, Op.Cit, Hal. 158

56

(46)

untuk dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan

tersebut.57Bentuk angket yang diberikan menggunakan skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Skala

Likert yakni menjawab pertanyaan, Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).58

2. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan yang dilakukan

dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi

dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada

kesempatan lain.59

3. Dokumentasi adalah sebagian besar data yang tersedia yang berbentuk

surat, catatan harian, cendera mata, laporan dan foto. Sifat utama data

ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member peluang kepada

peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.60

G. Teknik analisis data

Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian,

termasuk alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian.

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukn tingkat

keandalan dan keabsahan suatu alat ukur. Validitas digunakan untuk

57 Ibid, hal.139. 58 Ibid, hal.128. 59 Ibid, hal.138. 60 Ibid, hal.141.

(47)

mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam

mendefinisikan suatu variabel. 61 Uji validitas dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Untuk degree of freedom

(df) = n-2 dalam hal ini n adalah jumlah sample dan k adalah jumlah

variabel. Jika rhitung > rtabel maka pernyataan atau indikator tersebut

dinyatakan valid demikian sebaliknya.

2. Uji Realibilitas

Uji relalibilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dpat diandalkan.sebenarnya

adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator

dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan realibel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap jawaban adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah koefisien reabilitas internal dari alpha. Untuk

menguji realibilitas digunakan teknik rumus metode Cronbach Alpha. .62

3. Analisis Regresi Sederhana

Regresi sederhana adalah suatu pola hubungan yang merupakan

fungsi, dimana hanya terdapat satu variabel yang menentukan atau

variabel yang mempengaruhi.63 Analisis data dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi sederhana yaitu dimana sebuah variabel

61

Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan, (Bandung: Alfabeta,2015), hal.89.

62

Ibid, hal.70.

63

Syahirman Yusi – Umiyati Idris, Statistika, (Palembang: Citrabooks Indonesia, 2010), hal. 111.

(48)

yang dipengaruhi (Y) dan variabel bebas atau yang mempengaruhi (X)

bentuk regresinya adalah sebagai berikut:

Y=a+bX

Dimana:

Y=Customer Retention

X= Etika Bisnis Islam

a= Konstanta

b= Koefisien Regresi

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, seperti variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah

dengan melihat normal probability plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan

membandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual

normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya.64

64

(49)

b. Uji Linerialitas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Hal ini

dimaksudkan apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis

linear atau tidak. Uji ini ditentukan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel bebas predictor mempunyai hubungan linear

atau tidak dengan variabel terikat. Jika tidak linier maka analisis

regresi tidak bisa dilanjutkan. 65

5. Uji hipotesis

a. Koefisien Determinasi ( )

Uji koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menunjukan

besarnya perubahan yang terjadi yang diakibatkan oleh variabel

lainnya. Koefisien determinasi dinyatakan dalam ( ). Koefisien Determinasi ( ) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi

mempunyai nilai interval nol sampai satu. (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai

Adjusted yang terkecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi dibutuhkan untuk memprediksi

variabel dependen.66

65

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung, Alfabeta, 2007), hal.265.

66

Mochamad Yunus, Pengaruh Etika Bisnis Islam dan Kualitas Produk Terhadap

Loyalitas Konsumen, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri

(50)

b. Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi masing-masing

variabel independen dengan variabel dependen. dengan taraf

signifikasi 5% atau > 0,05. Penerimaan atau penolakan hipotesis

dilakukan dengan criteria:

1. Jika nilai signifikasi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien

regresi tidak signifikan). Ini berarti secara parsial variabel

independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien

regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel dependen

tersebut mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen..67

67

Mochamad Yunus, Pengaruh Etika Bisnis Islam dan Kualitas Produk Terhadap

Loyalitas Konsumen, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri

(51)

BAB IV

PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP CUSTOMER RETENTION

A. Sejarah singkat PT BNI Syariah Cabang Palembang

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem

perbankan syariah.prinsip syariah dengan (tiga) pilarnya yaitu

adil,transparan dan maslahat mampu menjawaab kebutuhan masyarakat

terhadap sistem perbankan yang lebih adil. dengan berdasarkan pada

Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan

Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta,

Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. selanjutnya UUS BNI terus

berkembang menjadi 28 kantor cabang dan 31 kantor Cabang Pembantu.

Didalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap

memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat inidiketuai oleh KH.Ma’aruf Amin, semua produk BNI syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi

aturan Syariah.68

Berdasarkan keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha

kepada PT. BNI Syariah. Dan didalam Coorporate plan UUS tahun 2003

ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off

68

(52)

tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana tanggal 19 Juni 2010 dengan

beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi

waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari factor eksternalberupa

aspek regulasi yang kondussif yaitu dengan diterbitkannya UU No. 19

Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah (SBSN) dan UU No. 21 tahun

2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu komitmen Pemerintah

terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran

terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.

Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 kantor cabang, 161

kantor, 161 kantor Cabang Pembantu, 17 kantor Kas, 22 mobil layanan

Gerak dan 20 Payment Point.69

B. Visi dan misi PT BNI Syariah Cabang Palembang Visi :

Menjadikan bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja.

Misi :

 Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan

 Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah

Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor

 Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.

Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.

69

(53)

C. Struktur organisasi PT BNI Syariah Gambar 4.1 Struktur Organisasi

PT.BNI Syariah Cabang Palembang Tahun 2017

Pemimpin Cabang Syariah

Pemimpin Bidang Operasional Penyelia Unit Pemasaran Penyelia Unit Pemasaran Penyelia Unit Collection & Remedial Penyelia Unit Pelayanan Nasabah Penyelia Unit Operasional Penyelia Unit Keuangan & Umum Pengelola Pembiayaan Asisten Dana Pengelola Pembiayaan Khusus Asisten Pelayanan Jasa & Rahn

Asisten Adm Pembiayaan Asisten Adm Keuangan & Umum Asisten Pelayanan Uang Tunai Asisten Adm Jasa & Kliring Asisten Akuntansi

(54)

D. Karakteristik Responden

Sebelum peneliti melakukan analisis, terlebih dahulu peneliti akan

memaparkan beberapa karakteristik mengenai responden. Responden pada

penelitian ini yaitu nasabah tabungan wadiah PT BNI Syariah Cabang

Palembang. Untuk jumlah responden sendiri peneliti mengambil jumlah

responden sebesar 99 responden pada tempat penelitian.

Berikut responden dari nasabah tabungan wadiah PT BNI Syariah

Cabang dan karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia,

pendidikan dan jenis pekerjaan.

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin

PT BNI Syariah Cabang Palembang

Jumlah Presentase

Laki-laki 41 41.41

Perempuan 58 58.58

Total 99 100%

Sumber: Data diolah, 2017

Dari tabel 4.1 diatas Untuk responden PT BNI Syariah Cabang

Palembang sebagian besar adalah laki-laki dengan jumlah 41 orang atau

dengan pressentase 41.41% dan jumlah responden perempuan sebanyak 58

Gambar

Tabel 3.1   Operasional Variabel  Variabel
Tabel 4.2  Usia Responden
Tabel 4.7  Hasil Uji Reliabilitas
Gambar 4.2  Hasil Uji Normalitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini ingin menjelaskan terkait problematika kerukunan umat beragama yang kerap dialami oleh non muslim sebagai minoritas di tengah mayoritas muslim pada wilayah yang

pengaruh independensi, kompetensi terhadap kualitas opini auditor.. Pengujian statistik yang dilakukan adalah:. 1)

Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa meningkatkan akhlak siswa tidak terlepas dari pengajaran akhlak itu sendiri dengan metode yang disesuaikan dengan kondisi

Matikan motor penggerak, kemudian angkat ayakan keluar dari wadah dan pindahkan wadah yang telah berisi partikel/material dari agregat tanah tidak mantap (terdispersi) ke

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kualitas belajar mahasiswa dalam mempelajari materi Ruang Dimensi Tiga melalui pendekatan C ontextual Teaching &amp; Learning

yang memutuskan atau memisahkan hasil las yang dapat terjadi pada jalur las atau pertemuan jalur las atau pada daerah pengaruh panas, hal ini disebabkan oleh

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gayas atau larva hama Oryctes rhinoceros , cendawan Isolat Lokal Lombok Metarrhizium anisopliae dalam bentuk

Sebagai instrument pemerintah kota (pemkot) yang memiliki fungi pelayanan bagi publik dan merupakan lambang pemerintahan dirasakan perlu adanya suatu wadah yang