1 The Effect of Psychology Factor Towards Impulsive Purchase on Chocolate Product at
Foodmart of Basko Grand Mall of Padang
Ilmi Wijaya1, Linda Wati2, Reni Yuliviona2 1
StudentManagement Department, Economy Faculty of Bung Hatta University 2
Lectures Management Department, Economy Faculty of Bung Hatta University e-mail : ilmiwijaya@yahoo.com liinda@yahoo.co.idreniyulivionaskripsi feubh@yahoo.co.id
ABSTRACT
The existence of sudden needs in customers’ mind can generate impulsive purchase, decision of impulsive purchase tends to happen towards small product. The objective of this research was to know the effect of psychology factor toward impulsive purchase on chocolate products at foodmart of Basko Grand Mall of Padang.The population was all customers who have ever consumed chocolate and live in Padang city with sample as many as 100 people. The data were collected by using questionnaire. The data were analyzed by using multiple linear regression test. Research findings showed that motivation positively and significantly influenced toward impulsive purchase decision. Perception positively influenced but not significantly toward impulsive purchase decision. Knowledge negatively influenced and not significantly toward impulsive purchase decision. Attitude positively and significantly influenced toward impulsive purchase decision on chocolate products at foodmart of Basko Grand Mall of Padang.
Key words: Motivation, Perception, Knowledge, Attitude, Impulsive purchase
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan kepada konsumen berusia 17-25 tahun,survey dilakukan di foodmart Basko Grand Mall Padang. jumlah responden yang digunakan adalah 20 orang. Hasil wawancara menunjukan bahwa ketika memasuki foodmart mereka hanya sekedar melihat jenis makanan yang ditawarkan,setelah keluar dari foodmart 13 orang responden melakukan pembelian terhadap sejumlah produk yang ditawarkan didalam foodmart, sedangkan 7 orang lainnya memilih konsisten dengan rencana
semula. Pada saat ini kebutuhan manusia telah menjadi semakin komplek, keadaan
tersebut terjadi karena kesibukan,
kemajuan teknologi dan informasi,
banyaknya kebutuhan tidak jarang
mendorong konsumen untuk lupa dengan kebutuhan akibatnya mereka cenderung untuk ingat secara tiba tiba dan melakukan
keputusan pembelian impulsif pada
berbagai produk. Adanya kebutuhan yang tiba tiba muncul dalam ingatan konsumen tentu memicu pembelian secara impulsif. Terjadinya keputusan pembelian secara impulsif cenderung terjadi pada berbagai produk yang berukuran kecil dan biasanya memiliki harga yang relatif terjangkau.
2
Salah satu jenis produk yang dapat menciptakan pembelian impulsif adalah coklat, permen, wafer dan berbagai jenis produk konsumsi berukuran kecil lainnya. Pembelian impulsif muncul karena produk yang akan dibeli secara tiba tiba berukuran kecil, dapat dikonsumsi langsung dan memiliki kualitas produk yang tinggi. Pembelian impulsif tentu tidak dapat diprediksi, selain itu pembelian impulsif juga harus di iringi dengan kemampuan untuk membeli yang tinggi dari konsumen.
Keputusan pembelian impulsif
tentu telah menjadi salah satu gaya hidup, terutama pada masyarakat di kota besar, kemapanan ekonomi serta gaya hidup yang tinggi mendorong terjadinya aktifitas pembelian impulsif. Promosi produk yang efektif gencar mendorong konsumen dapat
dengan mudah memutuskan untuk
membeli sebuah merek, walaupun gagasan tersebut hanya muncul sesaat, pembelian impulsif menurut aspek pemasaran sangat menguntungkan untuk penjualan, dan merupakan bagian dari perilaku konsumen.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan kepada latar belakang masalah dan beberapa hasil penelitian
terdahulu maka diajukan beberapa
permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah motivasi berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang.
2. Apakah persepsi berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang.
3. Apakah pengetahuan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang.
4. Apakah sikap berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, secara umum penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu: 1. Menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian impulsif pada produk coklat di
Foodmart Basko Grand Mall
Padang.
2. Menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh persepsi
terhadap keputusan pembelian
3
Foodmart Basko Grand Mall
Padang.
3. Menganalisis dan membuktikan
secara empiris pengaruh
pengetahuan terhadap keputusan pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang.
4. Menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh sikap
terhadap keputusan pembelian
impulsif pada produk coklat di
Foodmart Basko Grand Mall
Padang.
LANDASAN TEORI 2.1 Keputusan Pembelian
Menurut Kertajaya (2004) salah
satu tujuan dari perusahaan adalah
menciptakan keyakinan dalam diri
konsumen untuk selalu melakukan
tindakan atau action untuk membeli produk yang mereka inginkan. Keputusan pembelian terbentuk karena adanya proses pembelajaran dan pengamatan terhadap sebuah produk yang dilakukan secara berulang ulang.
Durianto et al.,(2003)
mengungkapkan keputusan pembelian
terhadap sebuah merek muncul karena adanya informasi dan referensi yang lengkap yang dimiliki individu yang telah
mempelajari dan mengamati sebuah
produk dalam waktu tertentu.
Kermampuan perusahaan didalam
membuat iklan yang efektif membantu konsumen untuk mengerti dan memahami maksud dari iklan yang pada akhirnya menciptakan rasa tertarik. Jika keinginan tersebut di iringi dengan kebutuhan,
referensi yang lengkap, pengalaman,
anggaran yang cukup maka tindakan nyata (action) untuk segera membeli produk akan terbentuk.
Secara umum Supranto (2005)
mendefinisikan keputusan pembelian
sebagai tindakan nyata yang dilakukan konsumen untuk membeli sebuah produk atau jasa yang dipengaruhi oleh referensi dan pengalaman dimasa lalu dalam menggunakan produk. Untuk mengukur keputusan pembelian digunakan indikator sebagai berikut:
1. Kebutuhan terhadap sebuah
produk, merupakan produk yang menarik perhatian individu.
2. Proses pencarian informasi,
merupakan aktifitas yang dilakukan
untuk menambah referensi
konsumen terhadap produk yang diamati.
3. Alternatif, merupakan produk
produk sejenis yang dapat
digunakan sebagai alternatif
pengganti produk utama.
4. Tindakan atau keputusan
4
dilakukan oleh konsumen untuk
membeli produk yang telah
diamati.
5. Evaluasi merupakan proses
pembandingkan antara keinginan dan kinerja setelah menggunakan produk.
2.2 Motivasi
Menurut Helvers (2003) secara tidak langsung manusia pada umunya melakukan sebuah kegiatan baik positif maupun negatif didorong oleh sesuatu yang dapat saja muncul karena kesadaran diri maupun karena orang lain. Dorongan itu lebih familiar disebut dengan motivasi. Adanya faktor pendorong seperti upah penghargaan dan pengakuan aktualisasi diri adalah indikator utama yanbg dapat menggerakan orang lain untuk melakukan sebuah kegiatan yang dapat bermanfaat bagi diri individu orang yang melakukan dan bahkan orang-orang terdekat dengan individu tersebut.
Menurut Gibson (2001) pada
dasarnya motivasi yang muncul dalam diri setiap individu dapat diarahkan dan dikembangkan, secara umum ada 6 dasar arahan motivasi yang dimiliki setiap individu seperti yang terlihat dibawah ini:
1. Perlu ada sasaran (target)
merupakan dasar atau tujuan
terbentuknya sebuah motivasi.
2. Doronglah setiap orang untuk
memiliki komitmen untuk
menggunakan produk atau jasa yang sama dalam jangka waktu tertentu yang terbentuk karena adanya aktifitas yang dilakukan
secara berulang ulang dalam
menggunakan sebuah merek
produk atau jasa yang sama dalam jangka waktu tertentu.
3. Jelaskanlah secara rinci dan terang
manfaat yang akan dirasakan
konsumen atau pelanggan dalam mengkonsumsi atau mengunakan sebuah produk atau jasa tertentu.
4. Dorong/kembangkanlah sikap
kebanggaan terhadap produk atau jasa yang digunakan.
5. Ciptakanlah kondisi, peluang, dan
keinginan untuk menyenangi
produk yang biasa digunakan.
2.3 Persepsi
Menurut Kasali (2004) persepsi adalah penilaian atau pandangan yang menggambarkan perasaan suka dan tidak suka terhadap sesuatu hal atau masalah yang berada disekitar lingkungan individu. Persepsi muncul didahului oleh proses pencarian informasi dan pembelajaran terhadap adalah masalah atau produk yang menarik perhatian individu. Persepsi sering dihubungkan sebagai awal pembentukan sikap dari seorang individu terhadap
5
sebuah peristiwa, produk atau jasa yang menarik perhatian individu.
2.4 Sikap
Sikap merupakan konsep-konsep paling penting dalam studi perilaku konsumen. Sikap sangat dominan dalam proses pengambilan kemutusan pemasaran karena hubungannya diasumsikan antara perilaku dan sikap. Dengan mempengaruhi sikap konsumen, para pemasar berharap dapat mempengaruhi perilaku pembeli konsumen melalui promosi penjualan dan jenis iklan lainnya.
Sikap memiliki beberapa
karakteristik penting yaitu arah tingkat dan
intensitas, resitensi dan keyakinan.
Menurut Engel et al (1994) ada lima dimensi sikap yaitu meliputi arah (valence)
ekstrimitas (ekstrimitas), resistensi
(resistence), persistensi (persistence) dan tingkatan keyakinan (confidence).
2.6 Pengembangan Hipotesis
2.6.1 Pengaruh Faktor Psikologis yang Diukur dengan Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif
Rohman (2009) berhasil
menemukan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
impulsif. Hasil tersebut menunjukan
bahwa semakin tinggi motivasi yang terbentuk karena kuatnya referensi dan
pengalaman dimasa lalu untuk
menggunakan sebuah merek tentu
mendorong terjadinya pembelian impulsif. Berdasarkan uraian ringkas beberapa hasil penelitian terdahulu maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
H1 Motivasi berpengaruh positif terhadap
Keputusan Pembelian Impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang.
2.6.2 Pengaruh Faktor Psikologis yang Diukur dengan Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif
Sihotang (2009) berhasil
menemukan bahwa persepsi terhadap keputusan pembelian impulsif, temuan tersebut menunjukan bahwa semakin positif persepsi yang terbentuk tentu akan
meningkatkan keputusan pembelian
impulsif. Sesuai dengan beberapa hasil penelitian terdahulu maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
H2 Persepsi berpengaruh positif terhadap
Keputusan Pembelian Impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang.
2.6.3 Pengaruh Faktor Psikologis yang Diukur dengan Pengetahuan Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif
Menurut Pricilia (2012) Model Kecenderungan Pembelian Impulsif (Studi Pada Konsumen Matahari Departemen
6
Store Kota Ambon), menemukan bahwa pengetahuan berpengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif. Semakin tinggi pengetahuan
tentu keputusan pembelian impulsif
semakin tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan berpengaruh positif terhadap pembelian impulsivf.
3 Rohman (2009) juga menemukan
bahwa pengetahuan berpengaruh
positif yang signifikan terhadap
keputusan pembelian impulsif,
semakin tinggi pengetahuan yang konsumen terhadap sebuah merek tentu akan mendorong menguatnya
keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian impulsif.
Sesuai dengan beberapa hasil
penelitian terdahulu maka diajukan
sebuah hipotesis yang akan
dibuktikan yaitu:
H3 Pengetahuan berpengaruh positif
terhadap Keputusan Pembelian
Impulsif pada produk coklat di
Foodmart Basko Grand Mall Padang.
2.6.4 Pengaruh Faktor Psikologis yang Diukur dengan Sikap Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif
Pada penelitian Pricilia (2012) Model Kecenderungan Pembelian Impulsif
(Studi Pada Konsumen Matahari
Departemen Store Kota Ambon),
menemukan bahwa sikap berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif. Hasil yang diperoleh menunjukan
bahwa semakin positif sikap yang
terbentuk semakin mendorong terjadinya pembelian impulsif atau pembelian yang
tidak direncanakan. Sikap positif
menciptakan keyakinan produk yang kuat dan mendorong terjadinya pembelian.
Berdasarkan uraian ringkas tersebut
peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
H4 Sikap berpengaruh positif terhadap
Keputusan Pembelian Impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang.
METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek yang akan di teliti adalah produk coklat di foodmart Basko Grand Mall Padang.
3.2 Populasi dan Sampel
Untuk mempersempit ruang
lingkup pembahasan didalam penelitian ini
maka perlu dilakukan pengambilan
sampel. Menurut Sekaran (2006) sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah beberapa orang konsumen yang pernah melakukan pembelian impulsif pada sejumlah merek coklat yang dijual di Foodmart Basko
7
Grand Mall padang dan berdomisili di kota Padang.
3.3 Variabel dan Pengukuran Operasional
Secara umum variabel penelitian yang digunakan didalam penelitian ini dapat dikelompokan sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Dependen 1. Pembelian (Y)
Secara umum Schifman dan Kanuk
(2005) mendefinisikan keputusan
pembelian sebagai tindakan nyata yang
dilakukan konsumen untuk membeli
sebuah produk atau jasa yang dipengaruhi oleh referensi dan pengalaman dimasa lalu
dalam menggunakan produk. Untuk
mengukur keputusan pembelian digunakan indikator yang di adopsi dari Yakut Dekrita Sari (2012) yaitu sebagai berikut:
a. Keputusan pembelian setelah
dilakukannya perbandingan
produk.
b. Keputusan pembelian karena
kualitas dari merek produk yang akan dibeli.
c. Keputusan pembelian karena
tenaga penjual.
d. Keputusan pembelian untuk
pemenuhan beberapa tujuan.
3.3.2 Variabel Independen
Secara umum variabel independen yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Motivasi (X1)
Menurut Schifman dan Kanuk (2005) mengungkapkan secara umum motivasi didefinisikan sebagai dorongan atau stimulus yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri seseorang atau orang lain. Untuk mengukur motivasi seseorang individu maka digunakan indikator yang diadopsi dari Dewi Urip Wahyuni (2008) yaitu sebagai berikut:
a. Kualitas terjamin. b. Harga.
c. Kemudahan.
d. Ketersediaan (supply) dari
produk.
2. Persepsi (X2)
Secara umum Schifman dan Kanuk (2005) mendefinisikan persepsi sebagai cara seseorang dalam melihat segala sesuatu yang berada disekitarnya yang menumbuhkan perasaan suka dan tidak suka terhadap sebuah objek atau jasa.
Untuk mengukur persepsi konsumen
terhadap produk maka diadopsi model indikator dari Sumber: Siti Nurafifah Jaafar (2013) yaitu:
a. Perceived Quality adalah
kualitas persepsi yang dimiliki
konsumen terhadap sebuah
produk.
b. Perceived risk adalah penilaian yang muncul dari dalam diri
8
konsumen terhadap risiko yang terjad ketika menggunakan atau mengkonsumsi produk.
c. Perceived value adalah persepsi yang muncul tentang manfaat yang diberikan produk.
3. Pengetahuan (x3)
Menurut Sumarwan et al (2010)
mendefinisikan pengetahuan sebagai
kemampuan atau keahlian seorang individu untuk mengingat sesuatu hal yang berguna atau bermanfaat. Pada penelitian ini
pengetahuan yang dimaksud adalah
pengetahuan tentang produk. Untuk mengukur pengetahuan tentang produk maka digunakan indikator yang diadopasi dari Schifman dan Kanuk (2005). Indikator yang digunakan meliputi:
a. Kemasan merupakan pembukus produk atau jasa yang akan dibeli.
b. Warna, merupakan motif yang membedakan sebuah merek dengan merek yang lain.
c. Kandungan isi, merupakan
berat atau kadar isi sebuah produk.
d. Harga, merupakan pengorbanan yang diberikan konsumen untuk mendapatkan produk.
4. Sikap (X4)
Secara umum Schifman dan Kanuk (2005) mendefinisikan sikap sebagai
ungkapan rasa senang atau tidak suka terhadap sebuah produk atau jasa yang muncul karena adanya pengalaman di masa lalu dalam menggunakan produk. Untuk mengukur sikap maka digunakan indikator yang di adopsi dari Siti Nurafifah Jaafar (2013) yaitu sebagai berikut:
a) Trust on the product adalah
kepercayaan yang dimiliki
konsumen pada produk.
b) Familiarity adalah referensi atau pengetahuan konsumen terhadap produk.
3.4 Metode Analisis
Untuk melakukan tahapan
pengujian hipotesis maka digunakan
metode analisis secara kuantitatif, didalam model pengujian tersebut pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan alat uji statisti. Proses pengolahan data dimulai dari uji kelayakan data (instrumen data), pengujian asumsi klasik, analisis deskriptif dan analisis model regresi berganda.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Deskripsi Umum Responden
Sesuai dengan perumusan masalah dan hipotesis penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh
faktor psikologi terhadap pembelian
impulsif pada produk coklat di foodmart
Basko Grand Mall Padang, maka
9
penelitian kepada 100 konsumen yang
melakukan pembelian impulsif pada
produk coklat di foodmart Basko Grand Mall Padang. Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan 100% kuesioner berhasil dikembalikan dan dapat dibuat tabulasi hasil penelitian. Bedasarkan hasil tabulasi data dapat dikelompokkan karakteristik responden yang berpartisipasi didalam penelitian ini seperti yang terlihat pada sub bab berikut ini :
4.2 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan tahapan
pengujian hipotesis terlebih dahulu
dilakukan penguian asumsi klasik. Secara umum tahapan pengujian asumsi klasik yang digunakan meliputi:
4.2.1 Pengujian Multikolinearitas
Berdasarkan hasil pengujian
multikolinearitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Multikolineritas Variabel Tolerance VIF
Motivasi (X1) 0,921 1,086
Persepsi (X2) 0,899 1,112
Pengetahuan (X2) 0,887 1,127
Sikap (X3) 0,937 1,067
Sumber Data Olahan
Dari hasil analisis, didapat tiga
variabel bebas (independent) dalam
penelitian ini nilai VIF-nya di bawah 10
dan tolerance nya mendekati 1. Ini berarti bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas (independent) berupa motivasi, persepsi, pengetahuan dan sikap tersebut memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang multikolinieritas.
4.2.2 Pengujian Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil pengujian
heteroskedastisitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Grafik I dibawah ini:
Grafik I
Model Pengujian Heteroskedastisitas
Regression Standardized Predicted Value
3 2 1 0 -1 -2 -3 Regres sio n St uden tize d Resi dual 4 2 0 -2 -4 Scatterplot
Dependent Variable: Pembelian Impulsif
Dari gambar diatas, terlihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
4.3 Pengujian Statistik
Secara umum tahapan pengujian statistic yang dilakukan terlihat pada sub bab dibawah ini yaitu sebagai berikut:
4.3.1 Model Regresi Linear Berganda
Untuk melihat pengaruh persepsi, kepercayaan, sikap dengan perpindahan
10
merek, maka digunakan analisa regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS 15.0 dapat dilihat rangkuman Tabel 4.3 dibawah ini
Tabel 4.3
Model Regresi Linear Berganda
Variabel KoefisienRegresi Konstanta 20,346 Motivasi (X1) 0,292 Persepsi (X2) 0,078 Pengetahuan (X3) -0,015 Sikap (X4) 0,350
Sumber Data Olahan
Dari data diatas dapat dibuat
persamaan regresi berganda sebagai
berikut :
Y = 20,346+ 0,292X1 + 0,078 X2 -
0,015X3 +0,350 X2
Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :
Koefesien regresi motivasi bernilai positif. Berarti ada pengaruh positif antara motivasi terhadap keputusan pembelian impulsif pada produk coklat. Artinya
semakin meningkat motivasi maka
semakin meningkat keputusan pembelian
impulsif, dengan anggapan persepsi,
pengetahuan dan sikap tetap.
Koefesien regresi persepsi bernilai negatif. Berarti ada pengaruh negatif antara persepsi terhadap keputusan pembelian impulsif pada produk coklat. Artinya semakin bagus persepsi maka semakin
meningkat keputusan pembelian impulsif, dengan anggapan motivasi, pengetahuan dan sikap tetap.
Koefesien regresi pengetahuan
bernilai negatif. Berarti ada pengaruh
negatif antara pengetahuan terhadap
keputusan pembelian impulsif pada produk coklat. artinya semakin buruk pengetahuan
maka semakin menurun keputusan
pembelian impulsif konsumen dengan anggapan motivasi, persepsi dan sikap tetap.
Koefesien regresi sikap bernilai positif. Berarti ada pengaruh positif antara
sikap terhadap keputusan pembelian
impulsif pada produk coklat. Artinya semakin positif sikap konsumen maka semakin meningkat keputusan pembelian impulsif, dengan anggapan motivasi, persepsi dan pengetahuan tetap.
4.4 Pengujian Hipotesis
Uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dimana pada penelitian ini untuk melihat pengaruh motivasi, persepsi, pengetahuan dan sikap dengan keputusan pembelian impulsif.
11 Tabel 4.4 Pengujian Hipotesis Variabel Bebas Sig Batas Sig Ket Keputusan Hipotesis
Motivasi (X1) 0,027 0,05 Signifikan Diterima
Persepsi (X2) 0,610 0,05 Tidak Signifikan Ditolak
Pengetahuan (X3) 0,899 0,05 Tidak Signifikan Ditolak
Sikap (X4) 0,000 0,05 Signifikan Diterima
Sumber Data Olahan
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis menggunakan t-test, diperoleh nilai signifikansi variabel motivasi sebesar 0,027 yaitu lebih kecil dari alpha 0,5. Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang, maka hipotesis 1 diterima.
Variabel persepsi ditemukan nilai signifikansi sebesar 0,610 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan analisis di atas
disimpulkan bahwa persepsi tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang, maka hipotesis 2 ditolak.
Variabel pengetahuan ditemukan nilai signifikansi sebesar 0,899 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil analisa
tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko
Grand Mall Padang, maka hipotesis 3 ditolak.
Sedangkan hasil pengujian
hipotesis variabel sikap ditemukan nilai signifikansi sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang, maka hipotesis 4 diterima.
4.5 Pembahasan
Sesuai dengan analisis berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah
dilakukan dapat diajukan beberapa
pembahasan penting yang merupakan inti dari permasalahan yang dibahas didalam penelitian ini yaitu:
4.5.1 Pengaruh Motivasi Terhadap Pembelian Impulsif
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis pertama bahwa motivasi
berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif pada produk coklat di foodmart Basko Grand Mall Padang. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pricilia (2012) yang meneliti tentang model Kecenderungan Pembelian Impulsif (Studi Pada Konsumen Matahari Departemen Store Kota Ambon).
Hasil penelitian menemukan bahwa
motivasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif. Hal ini
12
bararti bahwa semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh seorang konsumen akan
mendorong meningkatkan keputusan
pembelian impulsif dalam diri konsumen.
5. Hal ini juga sesuai dengan
pendapat Rohman (2009) motivasi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian impulsif.
Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi motivasi yang terbentuk karena kuatnya referensi dan pengalaman dimasa lalu untuk menggunakan sebuah merek tentu mendorong terjadinya pembelian impulsif.
4.5.2 Pengaruh Persepsi Terhadap Pembelian Impulsif
Berdasarkan hasil pengujian
hiptesis kedua ditemukan persepsi
berpengaruh negatif terhadap pembelian impulsif pada produk coklat di foodmart Basko Grand Mall Padang. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sihotang (2009) yaitu
meneliti tentang Impulsive Buying
Analysis. Hasil penelitian menemukan
persepsi berpengaruh tdak signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif.
4.5.3 Pengaruh Pengetahuan
Terhadap Pembelian Impulsif
Berdasarkan hasil pengujian
hiptesis ketiga ditemukan variabel
pengetahuan berpengaruh negatif terhadap
pembelian impulsif. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pricilia (2012) tentang model Kecenderungan Pembelian Impulsif
(Studi Pada Konsumen Matahari
Departemen Store Kota Ambon). Hasil penelitian menemukan bahwa pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif. Dan penelitian yang
dilakukan oleh Rohman (2009),
menemukan bahwa pengetahuan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian impulsif. Hal ini
menggambarkan bahwa pengetahuan
seorang konsumen terhadap produk coklat tidak menjadi alasan untuk melakukan pembelian impulsif di foodmart Basko Grand Mall Padang, masih ada faktor lain yang mempengaruhi selain pengetahuan.
1.2.1 Pengaruh Sikap Terhadap Pembelian Impulsif
Berdasarkan hasil pengujian
hiptesis keempat ditemukan variabel sikap berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pricilia (2012) yang meneliti tetang Model Kecenderungan Pembelian Impulsif (Studi Pada Konsumen Matahari Departemen Store Kota Ambon). Hasil penelitian menemukan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif. Hal ini menggambarkan bahwa
13
semakin baik sikap seorang konsumen terhadap produk coklat di foodmart Basko
Grand Mall Padang maka akan
meningkatkan keputusan pembelian
impulsif terhadap produk coklat di
foodmart Basko Grand Mall Padang.
PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
tentang pengaruh faktor psikologis
terhadap pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Motivasi berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian
impulsif.
2. Persepsi tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian impulsif.
3. Pengetahuan tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian impulsif.
4. Sikap berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian
impulsif.
5.3 Saran
Adapun saran penelitian yang penulis sampaikan di akhir penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Peneliti yang akan datang disarankan agar menambahkan sampel atau
konsumen yang melakukan
pembelian impulsif pada produk coklat di Foodmart Basko Grand Mall Padang sebagai responden penelitian agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
2. Peneliti yang akan datang dapat mereplikasi model penelitian ini dan selanjutnya diujikan pada konsumen
foodmart lain.
3. Penelitian berikutnya juga dapat mengembangkan model penelitian ini dengan mempertimbangkan atau menambahkan variabel lain yang mempengaruhi pembelian impulsif.
4. Kepada Manajer Pemasaran
Foodmart Basko Grand Mall Padang
di sarankan untuk lebih
meningkatkan promosi seperti
memberikan iklan-iklan kecil tentang
mamfaat mengkomsumsi coklat
sehingga dapat meningkatkan
persepsi dan pengatahuan konsumen terhadap pembelian impulsif.
DAFTAR PUSTAKA
Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Toni
Situnjak. 2003. Strategi
Menaklukan Pasar Melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek.
Gramedia, Jakarta.
Gibson Donelly. 2001. Organizational
14
Helvers William. 2003. Marketing. Edisi Indonesia Cetakan 2. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Helvers William. 2003. Consumer
Behavior Research. European
Journal Vol 1 Number 1. London
England.
Kertajaya, Hermawan. 2004. Analisis
Perilaku Konsumen. Gramedia
Pustaka, Jakarta.
Kasali, Rhenal. 2004. Menciptakan
Keunggulan Bersaing. Gramedia, Jakarta..
Kusumayanto Dwi Djoko, dan Willy Dwi Wahyu S. 2009. Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan
Konsumen dalam Membeli
Notebook ACER. Eksekutif
Volume 6 Nomor 1. 2009.
Mayasari Hesti. 2012. Analisis Pembelian
Impulsif Pada Konsumen
Perempuan di Kota Padang. Jurnal Manajemen Pemasaran Volume 2
Nomor 1. Universitas Negeri
Padang. Padang.
Pricilia Joy. 2012. Model Kecenderungan Pembelian Impulsif (Studi Pada Konsumen Matahari Departemen
Store Kota Ambon). Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi dan
Manajemen. Volume 11 Nomor 3 Tahun 2012.
Schifman Gerry dan Kanuk Edward. 2009.
Consumer of Behavior. Edisi
Indonesia. Salemba Empat, Jakarta. Sekaran Uma. 2006. Metodologi Riset
Bisnis. Erlangga, Jakarta.
Sihotang Laily. 2009. Impulsive Buying
Analysis. Artikel Manajemen
Pemasaran Volume 4 Nomor 2. Universitas Sumatera Utara, Medan
(
www.artikel-pemasaran.blogspot.com)
Sugiyono dan Eri Wibowo. 2003.
“Statistika untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.0 For
windows”. Cetakan Keempat :
November, Alfabeta: Bandung.
Sumarwan Ujang, Toni Sitinjak,
Fachrudin, dan Darmadi
Durianto. 2010. Management
Strategic. Badan Penerbit
Universitas Dipenegoro,
Semarang.
Supranto, J. 2005, Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan untuk
Menaikkan Pangsa Pasar. Rineka Cipta, Jakarta.