ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “P” DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI NY “P” DESA PUTON
KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG
Maria Ermalinda Naitili1, Ardiyanti Hidayah,2,Siti Nur Farida,3. Email.lindanaitili5@gmail.com
Diploma tiga Kebidanan STIKES Huasada Jombang ABSTRAK
Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana. Tujuan laporan tugas akhir ini adalah memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB serta melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan menggunakan pola pikir manajemen kebidanan, SOAP dan dokumentasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan continuity of care dengan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk rancangan penelitian studi kasus. Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian case study reseach. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Bidan Praktek Mandiri Ny. P Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dokumentasi serta melakukan penatalaksanaan asuhan dengan menggunakan SOAP..
Hasil asuhan responden kehamilan 3 (tiga) kali kunjungan, hasil asuhan persalinan Ny P usia 32 tahun P3003 dengan bayi lahir normal, hasil asuhan nifas dan bayi normal dengan 3 kali kunjungan dan asuhan KB dilakukan setelah 1 bulan (30 hari) pasca persalinan dengan pemilihan kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
Asuhan komprehensif pada Ny. P dari masa kehamilan sampai keluarga berencana tidak terjadi kesenjangan antara teori dan fakta.
Kata kunci : Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir, KB, Berhasil.
PENDAHULUAN
Setiap kehamilan
mempunyai kemungkinan terjadi komplikasi atau penyulit yang dapat membahayakan ibu atau bayi, baik yang berupa kesakitan maupun kematian (Rochjati, 2015). Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu
dan anak, terutama pada
kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin, dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) (Kemenkes RI, 2017). Asuhan antenatal yang kurang optimal atau paripurna dapat
menimbulkan dampak atau
komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana sehingga
sangat penting untuk
mendapatkan pelayanan dari tenaga kesehatan, karena dengan begitu perkembangan kondisi setiap saat akan terpantau dengan baik (Marmi, 2016).
Menurut data World Health
Organization (WHO) 99%
kematian maternal terjadi di
negara berkembang. Angka
kematian ibu tidak bisa dielakkan menunjukkan angka yang cukup tinggi, terhitung pada tahun 2015 sekitar 303. 000 wanita didunia meninggal karena kehamilan dan persalinan, angka ini mengalami penurunan sebesar 43% dari perkiraan 532.000 pada tahun 1990 (WHO, 2016).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018 angka kematian bayi (AKB) mencapai 24,00/1.000 KH. Di provinsi Jawa Timur pada
tahun 2017 AKB sebesar
23,6/1.000 KH. Pada tahun 2018 AKB menurun sebesar 23,1/1.000 KH (Profil Dinkes Jatim, 2018). Di Kabupaten Jombang pada tahun 2017 sebesar 3,44/1.000 KH, pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 4,06/1.000 KH (Dinkes Kabupaten Jombang, 2018).
Berdasarkan hasil Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan yaitu pada tahun 2012 sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup
(KH) namun hasil tersebut masih dibawah harapan dimana target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 KH. Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2012 sebesar 32 per 1000
KH dan pada tahun 2015
mengalami penurunan sebesar 22,23 per 1.000 KH (Kemenkes R.I., 2017).
Berdasarkan pada
permasalahan tersebut pemerintah
membentuk program SDGs
(Sustainable Development Goals) yang merupakan kelanjutan dari MDGs (Millenium Development Goals) yang berakhir pada tahun 2015. Menurut Kemenkes RI (2015), terdapat 17 Tujuan SDGs yang salah satu tujuannya adalah Sistem Kesehatan Nasional yaitu pada Goals ke 3 menerangkan bahwa pada 2030 mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, mengurangi sepertiga kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan
mental dan menjamin akses
semesta kepada pelayanan
kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana (KB), informasi dan edukasi, serta integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional (Kemenkes RI, 2015).
Sejumlah indikator dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) juga memerlukan revisi, seperti
target mengurangi Angka
Kematian Ibu melahirkan (AKI) hanya ditargetkan hingga 306 per 100.000 kelahiran, pada tahun
2019, dengan target ini
pemerintah Indonesia akan sulit memenuhi target SDG yaitu pada tahun 2030, mengurangi angka kematian ibu, kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup
(UNICEF, 2019).
Pada tahun 2018 AKI
Provinsi Jawa Timur mencapai 522 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai 529 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab tertinggi kematian ibu pada tahun 2018 adalah terjadi pada masa nifas 0-42 hari yaitu 281 orang
(54%), 130 orang (21%) dan 109 orang (21%) ketika bersalin. Sedangkan AKB sebesar 428 per 1.000 angka kelahiran hidup. Penyebab terbanyak kematian bayi disebabkan akibat berat badan lahir rendah (BBLR) yang mencapai 1.691 bayi (42%) dan sekitar 1.007 bayi (25%) dikarenakan asfiksia serta 644 bayi (16%) akibat kelainan bawaan. Capaian ibu hamil K1 97%. Capaian K4 87,3% target
76%. Capaian PN 83,67%.
Capaian KN lengkap 97,75% target 97%. Capaian akseptor KB aktif 63,22% target 60% dan akseptor KB baru 10,4% (Data Dinkes Prov. Jatim 2018).
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang tahun 2018 melaporkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 96,64 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab tertingginya didominasi oleh Pre
Eklamsia (PE) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sebesar 4,06 per 1.000 kelahiran hidup (sebanyak 84 bayi), penyebab tertingginya yaitu asfiksia. Capaian K1 96,53% target 98%. Capaian K4 88,46% target 90%. Deteksi Resiko Tinggi oleh
Masyarakat 11,83% dan dideteksi oleh Tenaga Kesehatan 24,06%. Capaian Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (PN) 92,94% target 100%. Capaian Kunjungan Nifas (KF) 91,63%. Capaian Kunjungan Neonatal (KN) lengkap 96,26%. Capaian akseptor Keluarga Berencana (KB) aktif 80,8% (Data Dinkes dan Dinas KBPP Jombang, 2018). Data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang untuk
capaian K1 630 orang (92,51%) dan capaian K4 566 orang (83,1%). Jumlah ibu hamil resiko tinggi oleh masyarakat sebanyak 37 orang (27,2%), sedangkan oleh tenaga kesehatan 161 orang (72,8%). Jumlah ibu bersalin sebanyak 662 orang dan capaian Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (PN) 589 orang (96%). Capaian Kunjungan Nifas (KF) 583 orang (96%). Capaian
Kunjungan Neonatal (KN)
lengkap 586 orang (96%). Capaian akseptor Keluarga Berencana (KB) aktif 4864 orang (75%) dari jumlah PUS (Data Puskesmas Diwek, 2018).
Berdasarkan survey data di Bidan Praktek Mandiri Ny “P” Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu
maupun bayi. Cakupan K1
sebanyak 552 ibu hamil (95,83%) dari sasaran 576 ibu hamil. K4 sebanyak 480 ibu hamil (83,33%) dari sasaran 576 ibu hamil. Persalinan oleh Nakes 480 orang (88,89%) dari sasaran 540 ibu bersalin. Pelayanan ibu nifas 468 ibu nifas (86,67%) dari sasaran 540 ibu nifas. Neonatus resiko tinggi sebanyak 156. KN1 sebanyak 468 bayi (86,67%) dari sasaran 540 dan KN2 sebanyak 456 bayi (84,44%) dari sasaran 540 bayi. Jumlah bayi paripurna sebanyak 444 (82,22%) dari sasaran 540 bayi, balita paripurna 560 bayi (61,53%) dari sasaran 910 balita. Apras (Anak Pra Sekolah) sebanyak 456 anak (82,6%) dari sasaran 552 anak pra sekolah. Jumlah akseptor KB sebanyak 954 pasangan usia subur, yang menggunakan KB suntik 624 orang (65,40%), pil 165 orang (17,29%), kondom 2 orang (0,2%), implant 62 orang
(6,49%), IUD 16 orang (1,67%) (Data PMB, 2018)
Upaya yang di lakukan pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika mengalami komplikasi, serta pelayanan keluarga berencana (Kemenkes R.I., 2017). Selain itu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 87 Tahun 2014
menyebutkan bahwa program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan untuk
mewujudkan keluarga yang
berkualitas. KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua
melahirkan (di atas usia 35 tahun) (Kemenkes RI, 2017).
Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang telah melakukan
serangkaian upaya dalam rangka menurunkan Angka kematian ibu dan Angka kematian bayi yaitu 1)
menerapkan Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pada semua ibu hamil, 2)
memantapkan pelaksanaan
Pelayanan Obstetri Neonatal Essensial Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif
(PONEK), 3) pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas, 4) pemenuhan sumber daya manusia kesehatan yang kompeten dan berkualitas, 5) meningkatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang berkualitas dan terpadu dan 6) mengupayakan regionalisasi sistem rujukan (Dinkes Kab. Jombang, 2018).
Penilaian terhadap pelaksana pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan Kunjungan Pertama (K1) dan cakupan Kunjungan Keempat (K4). Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal pertama kali
oleh tenaga kesehatan
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun.
Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan (Kemenkes RI, 2017).
Penyebab kematian maternal disebabkan oleh tiga terlambat yaitu terlambat mengidentifikasi
resiko tinggi kehamilan,
persalinan dan nifas, terlambat dalam pengambilan keputusan dan terlambat dalam melaksanakan rujukan. Penyebab permasalahan ini adalah kurangnya upaya penapisan terhadap terjadinya
resiko tinggi kehamilan,
persalinan dan nifas (Rukiyah & Yuliati, 2015).
Kematian bayi dapat
dibedakan menjadi dua
berdasarkan penyebabnya, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian bayi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, dan berhubungan
langsung dengan status kesehatan
bayi. Penyebab langsung
kematian bayi antara lain berat bayi lahir rendah (BBLR), infeksi pasca lahir (tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia dan asfiksia. Sedangkan kematian bayi oleh
penyebab tidak langsung
dipengaruhi oleh lingkungan luar dan aktivitas ibu ketika hamil, seperti: faktor sosial ekonomi, pelayanan kesehatan, keadaan ibu selama kehamilan, dan pengaruh lingkungan (Andriani, 2016). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan pelayanan
kesehatan yang bersifat
menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi salah satunya dengan menggunakan asuhan kebidanan
secara komprehensif atau
berkelanjutan.
Menurut peneliti asuhan kebidanan kontinuitas perawatan berakar dari kemitraan klien dan bidan dalam jangka panjang dimana bidan tahu riwayat klien dari pengalamannya dan dapat mengintegrasikan informasi baru dan dapat mengambil tindakan tentang efisien tanpa penyelidikan mendalam atau review catatan. Kontinuitas perawatan dipimpin
oleh bidan dan dalam
pendekatanya bidan bekerjasama dengan tim kesehatan lainya. Pendekatan yang dilakukan peneliti dengan baik maka ibu hamil akan dengan senang hati untuk melakukan semua anjuran yang diberikan oleh peneliti ataupun bidan.
PENDEKATAN / DESAIN PENELITIAN
(CASE STUDY )
Membahas mengenai
rancangan atau desain penulisan studi kasus dan kerangka kerja penelitian serta subjek penelitian. Penulisan studi kasus secara menyeluruh berisi hasil observasi dan wawancara mendalam pada subjek yang dipilih saat
memberikan asuhan
berkesinambungan (Continuity of Care). Sedangkan kerangka kerja penulisan studi kasus dimulai dari penjaringan dan pengkajian subjek penelitian, pengambilan kesimpulan diagnosa, penyusunan rencana asuhan, implementasi asuhan, dan evaluasi hasil asuhan. Studi kasus atau case study pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang
manajemen kebidanan menurut varney yang terdiri dari 7 langkah dalam pelaksanaan asuhannya yang dibuat dalam bentuk SOAP.
SUBJEK LAPORAN KASUS Subjek laporan kasus adalah sesuatu yang diteliti baik orang,
benda, ataupun lembaga
organisasi (Amirin, 2015). Pada penelitian studi kasus ini subjek yang diteliti mulai dari ibu hamil trimester III dengan atau tanpa faktor resiko, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas, neonatus serta calon akseptor kontrasepsi. Subjek penelitian yang akan dibahas dalam proposal ini adalah Ny “P” usia kehamilan 37 minggu 3 hari diberikan asuhan mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus sampai
pelayanan calon akseptor
kontrasepsi.
METODE PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam proposal ini sesuai metode yang digunakan dalam penelitian
deskriptif, yaitu untuk
mengumpulkan informasi
mengenai status gejala, penelitian
secara langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan
mengadakan penelitian di
lapangan (field research)
Instrumen studi kasus yang
digunakan adalah pedoman
observasi, wawancara dan studi dokumentasi dalam bentuk format
asuhan kebidanan sesuai
pedoman. Data obyektif diperoleh dari hasil pemeriksaan yang meliputi, pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang. Instrumen laporan
kasus merupakan cara
pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan secara
langsung untuk mencari
perubahan atau hal-hal yang akan diteliti, instrumen yang dapat digunakan lembar observasi dan panduan pengamatan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. S yang dimulai sejak tanggal 29 November s/d 16 Januari 2020 dari kehamilan, persalinan sampai 30 hari masa nifas. Ada beberapa hal yang penulis uraikan pada bab pembahasan ini dimana penulis
akan membahas kesenjangan dan kesesuaian antara teori dan penatalaksanaan dari kasus yang ada.
Kehamilan
1. Kunjungan pertama
Dari hasil pengkajian data Subyektif yang penulis lakukan pada kunjungan
pertama tanggal 29
November 2019, penulis mendapatkan data bahwa Ny. P umur 32 tahun, ibu
mengatakan ingin
memeriksakan kehamilannya yang ketiga, tidak pernah keguguran, dan tidak haid. Berdasarkan hasil asuhan
kebidanan komprehensif
selama hamil tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan keadaan tinjauan kasus selama kehamilan, dimana keluhan yang ibu
alami selama hamil
merupakan hal yang wajar yang dapat dialami oleh semua ibu selama proses kehamilan.
2. Persalinan
Data subyektif persalinan di dapat dari Ny P umur 32 tahun yaitu mengatakan bahwa ibu
hamil anak ketiga sudah tidak haid ± 9 bulan yang lalu, dan merasakan perutnya mules mengeluh sakit punggung menjalar ke perut bagian bawa sejak jam 15.30 WIB (15 Desember 2019) dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahr jam 10.00 WIB. Data subyektif yang dapat dari kala I hal ini sesuai dengan teori yaitu ibu mengatakan punggungnya terasa sakit menjalar keprut bagian bawa makin bertambah. Berdasarkan hasil asuhan
kebidanan komprehensif
selama persalinan tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan tinjauan kasus, dimana proses persalinan yang ibu alami sesuai dengan teori-teori yang sudah ada. .
3. Bayi Baru Lahir
Data subyektif yang di dapat pada kunjungan pertama Bayi Ny P , ibu mengatakan sudah melahirkan anaknya yang ke tiga, jenis kelamin laki-laki, keadaan bayinya baik – baik saja, bayi menetek dengan kuat, BAK 2 x dan BAB 1 x. Pada kunjungan yang yang kedua, ibu mengatakan
bayinya baik-baik saja isap ASI kuat, tali pusat sudah terlepas.Dari hasil pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus. 4. Nifas
Data subyektif kunjungan 6 jam post partum yang didapat
pada Ny Pyaitu Ibu
mengatakan bahwa keadaan ibu sekarang baik – baik saja, perutnya sedikit mules, ibu merasakan sedikit lega dan tenang setelah ibu mengalami kecemasan, dan juga ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahi serta ibu belum ada
keingnan untuk BAK.
Kunjungan kedua yang di dapat dari Ny P yaitu
mengatakan kondisinya
sekarang mulai membaik, dan pola makan ibu selalu teratur, dan BAB, BAK lancar, ASI kelur lancar dan banyak.
. Dari hasil pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus. 5. Keluarga Berencana
Asuhan keluarga
berencana ini penulis lakukan pada hari ke 30 postpartum.
.
KESIMPULAN
1. Pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana pada Ny “P” di Bidan Praktek Mandiri Ny “P” Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang tidak terdapat komplikasi.
2. Penyusunan diagnosa
kebidanan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan prioritas pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan keluarga
berencana pada Ny “P” di Bidan Praktek Mandiri Ny “P” Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
3. Perencanaan asuhan kebidanan dapat dilaksanakan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana pada Ny “P” di Bidan Praktek Mandiri Ny “P” Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. 4. Pelaksanaan asuhan kebidanan
dapat dilaksanakan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana pada Ny “P” di Bidan Praktek Mandiri Ny “P” Desa Puton Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan asuhan kebidanan. 5. Pelaksanaan evaluasi asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas
neonatus dan keluarga
berencana pada Ny “P” di Bidan Praktek Mandiri Ny “P” Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang evaluasi yang diberikan peneliti sudah sesuai kebutuhan ibu selama proses hamil sampai dengan KB.
6. Pelaksanan pendokumentasian asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “P” di Bidan Praktek Mandiri Ny “P” Desa Puton Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang yang
dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas neonatus dan keluarga berencana dengan metode SOAP dan hasilnya tidak terdapat kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus. SARAN
Diharapkan mahasiswa
mempelajari kasus-kasus pada saat praktik dalam bentuk
manajemen SOAP serta
menerapkan asuhan kebidanan
sesuai standar pelayanan
kebidanan yang telah ditetapkan sesuai wewenang bidan. Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan asuhan
kebidanan secara komprehensif terhadap klien.
Diharapkan institusi
kesehatan dapat menerapkan pendidikan asuhan kebidanan secara continuity of care dengan tepat dalam proses belajar
mengajar dan memperbaiki
praktik pembelajaran menjadi lebih efektif dan efesien, sehingga kualitas sumber daya manusia di institusi meningkat.
Diharapkan bidan praktik mandiri lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu.
Diharapkan pasien memiliki
kesadaran untuk selalu
memeriksakan keadaan
kesehatannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan pada saat hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan kontrasepsi
DAFTAR PUSTAKA 1. ARTIKEL
Sibuea. 2014. Persalinan pada Usia ≥ 35 Tahun di RSU PROF. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1.
Bagian Obstetri dan
Ginekologi RSU Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado:
Universitas Sam Ratulangi. 2. ENSIKLOPEDI
Anggraini. 2015. Asuhan
Kebidanan Pada Masa
Kehamilan. Jakarta :
Pustaka Pelajar.
Hidayat. 2015. Metode
Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kamariyah. 2014. Buku Ajar
Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Kemenkes RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementerian
Kesehatan dan JICA.
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Manuaba. 2016. Ilmu
Kebidanan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Marmi. 2016. Asuhan
Kebidanan pada Masa Nifas peuperium care. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Novianti. 2016. Pengaruh Usia
dan Paritas Terhadap
Kejadian Pre Eklampsia di RSUD Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 9, No. 1.Fakultas Keperawatan dan Kebidanan: Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Partikawati, Ika dan Saryono.
2016. Asuhan Kebidanan (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika. Prawirohardjo. 2014. llmu Kandungan.. Jakarta: PT Bina Pustaka. Proverawati. 2015. Panduan Memilih Kontrasepsi.
Yogyakarta : Nuha Medika. Rohani dkk. 2015. Asuhan
Kebidanan pada Masa
Persalinan. Jakarta : Salemba Medika.
Saifuddin. 2016. Buku Praktis
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP.
Saleha. 2015. Asuhan
Kebidanan pada Masa
Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sarwono. 2017. Buku Acuan
Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP. Sudarti. 2015. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan. Jakarta : Bayumedia.
Sukarni. 2016. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati. 2016. Asuhan
Kebidanan Pada Masa
Kehamilan. Jakarta:Salemba Medika.
Sulistiawati & Nugraheny. 2015. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.
Suratun. 2016. Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi.
Bandung : Alvabeta
UNICEF. 2015. SDGs: Menuju
Masa Kadaluarsa MDGs.
Http://www.d7news.com. Diakses tanggal 31 Mei 2017. Varney. 2015. Varney’s Midwife.
Barton, London and
Singapura: Jones and Barlett Publisher.
Wiknjosastro. 2014. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. .