• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kinerja Manajerial

1. Pengertian Kinerja

Manajemen kinerja adalah manajemen tentang menciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif. Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukan oleh organisasi, manajer dan pekerja untuk berhasil. Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola untuk memperoleh sukses. Manajemen kinerja diawali dengan perumusan dan penetapan tujuan organisasi dicapai. Tujuan organisasi dicapai melalui serangkaian kegiatan, dengan mengerahkan semua sumber daya yang diperlukan untuk pencapaian sumber daya tersebut. Tujuan yang diharapkan tersebut merupakan titik awal dalam perencanaan kinerja organisasi. Kinerja berasal dari pengertian performace. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja memiliki makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi bagimana proses

kerja berlangsung.1

Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan

operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki.2

Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya.3

1

Mohamad Toyyib Wibiksana, Analisis Hubungan Implementasi Total Quality Management Dengan

Kinerja Manajerial, dalam Skripsi, (Jakarta: UIN SYARIF HIDAYATULLAH, 2010), Hal. 46.

2

Helfert, Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis Untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja

Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1996), Hal. 83.

3

(2)

Narsa dan Yuniawati (2003:24) menyatakan kinerja manajerial adalah adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja personel meliputi delapan

dimensi yaitu:4

a. Perencanaan, dalam hal ini berarti kemampuan untuk menentukan suatu tujuan, kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman.

b. Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisis pekerjaan.

c. Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain.

d. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk.

e. Pengawasan (supervision), yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.

f. Pengaturan staf (staffing), yaitu kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai.

g. Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok.

h. Perwakilan (representative), yaitu kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan-pertemuan perkumpulan bisnis, pidato

untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan,

mempromosikan tujuan umum perusahaan.

4

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem

Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta: UIN

(3)

2. Tujuan Manajemen Kinerja

Tujuan utama dari manajemen kinerja adalah untuk memotivasi setiap individu yang ada dalam perusahaan atau organisasi untuk mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,

sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi.5

Dengan adanya manajemen kinerja, manajer puncak dapat memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasasi yang disumbangkan masing-masing pusat pertanggungjawaban terhadap perusahaan secara keseluruhan. Semua ini dapat diharapkan dapat membentuk motivasi dan rangsangan pada masing-masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien. Pengukuran

kinerja manajerial ini dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk:6

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawannya seperti promosi, pemberhentian, mutasi.

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka

menilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Secara garis besar tujuan dari manajemen kinerja dibedakan menjadi dua,

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.7

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari manajemen kinerja adalah membentuk sebuah budaya dimana individu dan kelompok mengambil tanggungjawab dalam

5

Mulyadi dan Johny Setyawan, Corporate Culture And Performance, Dampak Budaya Perusahaan

Terhadap Kinerja, (Jakarta: Prenhallindo, 1999), Hal. 22.

6

Veithzal Rivai, dkk., Manajemen Kinerja untuk Perusahaan dan Organisasi, (Yogyakarta: BPFE, 2015), Hal. 19.

7

Veithzal Rivai, dkk., CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT dari Teori ke Praktik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Hal. 10.

(4)

perbaikan yang berkesinambungan dari suatu proses bisnis yang melibatkan kontribusi dan keterampilan yang dimiliki.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus manajemen kinerja adalah sebagai berikut.

1) Pencapaian perbaikan yang berkelanjutan dalam kinerja organisasi. 2) Meningkatkan dan komitmen staf.

3) Memungkinkan staf untuk mengembangkan kemampuannya,

meningkatkan kepuasan kerja, dan mencapi potensi optimal yang bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan.

4) Membangun hubungan kerja yang baik antara individu dan manajer. 5) Memberikan peluang kepada individu untuk mengungkapkan aspirasi

dan perhatian pada pekerjaan yang dilakukannya. 6) Mendukung inisiatif kualitas keseluruhan manajemen.

3. Kinerja Dalam Islam

Islam menjadikan kinerja sebagai tuntutan fardu atas semua umatnya selaras dengan dasar persamaan yang diisytiharkan oleh Islam dalam menghapuskan sistem yang membeda-bedakan manusia mengikut derajat atau kasta dan warna kulit, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al Hujaraat (49: 13).

َّنِإ

ْْۚآَٰىُفَزاَعَتِل َلِئَٰٓاَبَقَو اٗبىُعُش ۡمُكََٰنۡلَعَجَو َٰىَثنُأَو ٖسَكَذ نِّم مُكََٰنۡقَلَخ اَّنِإ ُساَّنلٱ اَهُّيَأَََٰٰٓي

ٞسيِبَخ ٌميِلَع َ َّللَّٱ َّنِإ ْۚۡمُكَٰىَقۡتَأ ِ َّللَّٱ َدنِع ۡمُكَمَس ۡكَأ

ٖٔ

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Dengan menggunakan segala unsur-unsur perbedaan derajat atau warna kulit itu maka jadilah kinerja menurut Islam suatu tuntutan kewajiban yang menyeluruh

(5)

atas setiap orang yang mampu berkinerja untuk mencapai kebahagiaan individu dan

juga masyarakat.8

B. Total Quality Management (TQM)

1. Pengertian Total Quality Manajement (TQM)

TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.9

TQM juga diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen meliputi semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktifitas dan kepuasan

pelanggan.10

Manajemen mutu total (TQM) adalah konsep dan metode yang memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh pengelola perusahaan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan secara konsisten. Dalam TQM tidak hanya manajemen yang bertanggung jawab dalam memenuhi keinginan pelanggan, tetapi juga peran aktif seluruh anggota untuk memperbaiki mutu produk atau jasa yang dihasilkannya. TQM mencangkup semua fungsi manajemen yang menentukan kebijakan mutu, sasaran, dan tanggungjawabnya, juga mengimplementasikannya dengan menggunakan perangkat seperti perencanaan mutu, dan perbaikan mutu dalam

sistem mutu.11

Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian dan konsep mengenai TQM. Hansen dan Mowen (2009:17) mengemukakan bahwa TQM adalah suatu perbaikan berkelanjutan yang mana hal ini adalah sesuatu yang mendasar

8

Veithzal Rivai, dkk., Manajemen Kinerja untuk Perusahaan dan Organisasi, (Yogyakarta: BPFE, 2015), Hal. 5.

9

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Qualiy Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 17.

10

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2013), Hal. 13.

11

Veithzal Rivai, dkk., CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT dari Teori ke Praktik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Hal. 584.

(6)

sifatnya bagi pengembangan proses manufaktur yang sempurna. Memproduksi produk dan pengurangan pemborosan yang sesuai dengan standar merupakan dua tujuan umum perusahaan. Filosofi dari TQM sebenarnya yaitu dimana sebuah perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk atau jasa yang sempurna (zero-defect), dan mencoba memperbaiki kesalahan dimasa lalu. Penekanan pada kualitas juga telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan

informasi keuangan dan non keuangan tentang kualitas.12

TQM juga diterjemahkan sebagai filosofi manajemen dan pola pelibatan teknik-teknik perbaikan mutu yang telah banyak di adopsi oleh perusahaan Amerika Serikat. Dengan menetapkan filosofi dan teknik TQM ini, pebisnis menjalankan perbaikan terus-menerus dimana semua operasi dengan mencari dan menemukan alasan bagi kinerja mutu yang buruk dan pelayanan pelanggan dan mengimplementasikan metode untuk mengurangi dan atau menghilangkan penyebab

mutu yang buruk tersebut.13

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa TQM merupakan sebuah pendekatan yang menekankan peningkatan proses produksi dan peningkatan kualitas secara terus menerus melalui eliminasi pemborosan, peningkatan kualitas, serta mengurangi biaya produksi. Dengan demikian, tujuan akhir dari konsep TQM adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan dan upaya mengurangi suatu kesalahan/ketidaksempurnaan barang atau jasa yang dihasilkan.

2. Karakteristik Total Quality Management (TQM)

Ada sepuluh karakteristik TQM yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis dalam Nasution yaitu seperti Fokus pada Pelanggan, Obsesi terhadap Kualitas, Pendekatan Ilmiah, Komitmen Jangka Panjang, Kerja Sama Tim (Teamwork), Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan, Kebebasan

12

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2013), Hal. 14.

13

Veithzal Rivai, dkk., Manajemen Kinerja untuk Perusahaan dan Organisasi, (Yogyakarta: BPFE, 2015), Hal. 284.

(7)

yang Terkendali, Kesatuan Tujuan, Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan. Dari karakteristik tersebut, penjabarannya adalah sebagai berikut:

a. Fokus pada Pelanggan

Pelanggan merupakan sosok yang harus dilayani. Dimana perhatian difokuskan pada kebutuhan dan harapan para pelanggan. Untuk setiap organisasi yang menerapkan TQM harus benar-benar mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan harapan pelanggannya agar bisa memuaskannya, dimana produk/jasa yang dibuat atau diberikan harus

sesuai dengan keinginan para pelanggan.14

Untuk memuaskan keinginan pelanggan atas produk yang dihasilkan, terlebih dahulu harus mengetahui secara tepat siapa pelanggan produk kita. Pada dasarnya, ada tiga jenis pelanggan dalam sistem kualitas modern, yaitu

pelanggan internal, pelanggan antara, dan pelanggan eksternal.15

Fokus pelanggan mengutamakan pemahaman dan penerapan upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang mendorong dilakukannya pengembangan kebutuhan kolaborasi jangka panjang. Dengan fokus pelanggan ini, memungkinkan perusahaan senang menghadapi keberhasilan mengeksploitasi perubahan di pasar dengan mengembangkan dengan mengembangkan produk yang lebih superior dari yang telah ada, dan dengan upaya untuk lebih fokus dan terintegrasi antar pendekatan fungso

untuk seluruh kegiatan pengoperasian.16

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang

berhubungan dengan produk atau jasa.17 Mereka harus mengerti kebutuhan

pelanggan sekarang dan masa depan, harus memenuhi keperluan pelanggan

14

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2013), Hal. 16.

15

Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Qualiy Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Hal. 46.

16

Sofjan Assauri, Strateic Marketing, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), Hal. 5.

17

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 18.

(8)

dan berketetapan untuk memenuhi harapan pelanggan. Manfaat kuncinya adalah peningkatan pendapatan dan pangsa pasar yang didapat melalui respons yang cepat dan fleksibel pada peluang besar, peningkatan keefektifan dalam penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan,

memperbaiki kesetiaan pelanggan sehingga kontak bisnis berulang.18

b. Obsesi terhadap Kualitas

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, obsesi utama suatu perusahaan yaitu meningkatkan kualitas baik itu kualitas produk/jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan kerja dimana kualitas merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan karyawan serta dalam menarik

konsumen/pelanggan.19

Menurut Garvin dan Davis menyatakan, bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah atau diseduaikan. Dengan perubahan kualitas produk tersebut, diperlukan perubahan atau peningkatan keterampilan tenaga kerja, perubahan proses produksi dan tugas, serta perubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat

memenuhi atau melebihi harapan konsumen.20

Pentingnya kualitas dapat dijelaskan dari dua sudut, yaitu dari sudut manajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dilihat dari sudut manajemen operasional, kualitas produk merupakan salah satu kebijaksanaan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang haru memberi kepuasan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran, kualitas produk merupakan salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran (marketing-mix), yaitu

18

Veithzal Rivai, dkk., CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT dari Teori ke Praktik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Hal. 551.

19

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2013), Hal. 16.

20

Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Qualiy Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Hal. 3.

(9)

produk, harga, promosi, dan saluran distribusi yang dapat meningkatkan

volume penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan.21

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaan nya berdasarkan perspektif. Bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik? Bila suatu organisasi terobesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip „good enough is never good enough‟.22

c. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ini sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok

duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.23

Pada pendekatan sistem pada manajemen ini diperlukan juga untuk mengidentifikasi, mengerti, dan mengelola proses saling berhubungan sebagai sistem yang memberi sumbangan pada keefektifan dan efisiensi dalam

mencapai sasarannya.24

d. Komitmen Jangka Panjang

Menitikberatkan pada usaha organisasi agar seluruh individu dalam organisasi mempunyai kemauan untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan

fungsinya masing-masing untuk tercapainya tujuan akhir organisasi.25

21

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 3.

22

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 18.

23

Veithzal Rivai, dkk., Manajemen Kinerja untuk Perusahaan dan Organisasi, (Yogyakarta: BPFE, 2015), Hal. 281.

24

Veithzal Rivai, dkk., CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT dari Teori ke Praktik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Hal. 553.

25

Yana Dwi Marizka, dkk., Implementasi TQM (Total Quality Management) Pada Organisasi Publik, dalam Jurnal Administrasi Publik, (Malang: Universitas Brawijaya Malang, 2013), Hal. 3

(10)

Organisasi yang mengimplementasikan inovasi manajemen setelah menghadiri seminar jangka pendek sering gagal pada percobaan awal untuk mengadopsi pendekatan kualitas total. Hal ini disebabkan mereka memandang kualitas total sebagai inovasi manajemen lain ketimbang sebagai cara baru yang menyeluruh dalam melakukan bisnis yang memerlukan budaya perusahaan yang sepenuhnya baru. Begitu banyak organisasi memulai implementasi kualitas total dengan komitmen jangka panjang untuk

mengubahnya yang diperlukan bagi keberhasilan.26

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya

agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.27

e. Kerjasama Tim (Teamwork)

Tim diartikan sebagai sekelompok orang yang bekerjasama karena mempunyai tujuan (yaitu tugas dan tanggung jawab untuk menyelesaikan terget tertentu), yang sama sebagai perekat. Tujuan bersama tersebut sebagai

visi dan misi tim tersebut.28

Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya

saingnya terdongkrak.29 Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan

TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar

karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga

pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.30

Salah satu hal terpenting dalam pengembangan muncul dari sejumlah inisiatif yang dibutuhkan untuk menjadi teamwork yang lebih baik dan dibutuhkan untuk multifunctional, multidisiplin dari tim, dan kebutuhan

26

Supriyadi, Studi Empiris Dampak Implementasi TQM dan Adopsi TIK Terhadap Kinerja Operasi

Pada PDAM Di Jawa Barat, dalam Jurnal Ilmiah, (Bandung: STIE STEMBI, 2014), Hal. 3.

27

Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Qualiy Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Hal. 23.

28

Iskandar Kasim, Manajemen Perubahan, (Bandung: Alfabeta, 2005), Hal. 165.

29

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2013), Hal. 17.

30

Veithzal Rivai, dkk., Manajemen Kinerja untuk Perusahaan dan Organisasi, (Yogyakarta: BPFE, 2015), Hal. 282.

(11)

produksi untuk pabrikan dan bentuk organisasi lainnya. Pergerakan ini diakselerasi dengan pengenalan teknologi baru seperti CIM (Computer Integrated Manufacturing), dan penekanan pada pelnggan melalui tim dalam keuangan dan pelayanan industri. Hal ini sangat logis, oleh karena itu banyak perhatian yang harus ditujukan kepada manajemen kinerja tim seperti halnya individu.31

Kerjasama tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam TQM. Tim merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Untuk dapat dianggap sebagai tim, maka sekumpulan orang tertentu harus memiliki

karakteristik sebagai berikut.32

1) Ada kesepakatan terhadap misi tim

Agar suatu kelompok menjadi tim dan supaya tim tersebut dapat bekerja dengan efektif, semua anggotanya harus memahami dan menyepakati misinya.

2) Semua anggota menaati peraturan tim yang berlaku

Semua tim haru mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat membentuk kerangka usaha pencapaian misi. Suatu kelompok dapat menjadi tim mana kala ada kesepakatan terhadap misi dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.

3) Ada pembagian tanggungjawab dan wewenang yang adil

Keberadaan tim tidak meniadakan struktur dan wewenang. Tim dapat berjalan dengan baik apabila ada tanggungjawab dan wewenang dibagi dan setiap anggotanta diperlakukan secara adil.

4) Orang beradaptasi terhadap perubahan

Dalam TQM, perubahan bukan saja tak terelakkan, tetapi juga diperlukan sekali. Sayangnya, orang umumnya menolak perubahan. Oleh karena itu, setiap anggota tim harus dapat saling membantu dakam beradaptasi terhadap perubahan secara positif.

31

Veithzal Rivai, dkk., CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT dari Teori ke Praktik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Hal. 126.

32

Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Qualiy Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Hal. 220.

(12)

Menurut johnson, Kantner, dan Kikora umumnya tim dapat

dikasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut.33

1) Tim penyempurna departemen

Jenis ini paling banyak dijumpai. Tim terdiri dari personil yang menyusun unit, departemen atau fungsi tertentu dalam organisasi dan sering kali disebut juga gugus kualitas (quality circle).

2) Tim perbaikan proses

Tim ini memiliki misis untuk melakukan berbaikan terhadap keseluruhan proses. Oleh karena itu, tim ini terdiri dari beberapa personil dari setiap fase proses.

3) Gugus tugas (taks force)

Gugus tugas sering kali disebut pula tim proyek, yaitu tim sementara yang dibentuk untuk suatu misi tertentu. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah tim proyek khusus dan tim pemecahan masalah. Gugus tugas terdiri dari orang-orang yang sanggup memenuhi misi khususnya. Gugus tugas tersebut dibubarkan bila misinya telah tercapai.

f. Perbaikan Secara Berkesinambungan

Perbaikan proses berkesinambungan (continous process improvement) adalah terminologi yang dipakai untuk menggambarkan bahwa perbaikan terhadap proses-proses yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas, dilakukan dalam langkah=langkah yang meningkat, yang tidak pernah berhenti, dan bukan merupakan tindakan “sekali jadi”. Dengan cara itu semuanya (proses dan hasil) akan meningkat lebih baik secara bertahap. Perbaikan berkesinambungan merupakan upaya yang terus menerus memberi nilai

tambah kepada konsumen.34

Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem

33

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 207.

34

(13)

yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang

dihasilkannya dapat makin meningkat.35

Pada umumnya, semua produk diproduksi dan diserahkan kepada pelanggan melalui suatu proses produksi atau proses kerja. Proses kerja atau proses produksi perlu ditingkatkan performasinya secara terus-menerus agar mampu memuaskan pelanggan secara terus-menerus pula, dimana selera atau

kebutuhan pelanggan selalu berubah.36

Perbaikan mutu merupakan tugas utama dan tanggungjawab manajemen sebagai satu keseluruhan. Untuk melibatkan setiap orang di dalam perusahaan ke dalam perbaikan mutu, manajemen harus memungkinkan semua karyawan untuk berpartisipasi, mengimplementasikan dana, dan mengevaluasi aktivitas. Dan perbaikan mutu harus merupakan suatu proses yang terus-menerus dan harus lebih berkonsentrasi lagi kepada pelanggan dan

pengguna, baiik di luar maupun di dalam perusahaan.37

g. Pendidikan dan Pelatihan

Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan

dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.38

Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalna perlu dilakukan

analisis kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu:39

35

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2013), Hal. 17.

36

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 77.

37

Veithzal Rivai, dkk., CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT dari Teori ke Praktik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Hal. 603.

38

Intan Ratna Dewi, Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran

Kinerja Dan Sistem Penghargaan (Reward) Terhadap Kinerja Manajerial, dalam Jurnal Ilmiah, (Padang:

Universitas Negeri Padang, 2013), Hal. 5.

39

(14)

1) Analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana organisasi melakukan pelatihan bagi pekerjanya;

2) Analisis pekerjaan, dengan pertanyaan: apa yang harus diajarkan atau dilatihkan agar pekerja mampu melaksanakan tugas atau pekerjaannya, dan

3) Analisis pribadi, menekankan siapa membutuhkan pendidikan dan pelatihan apa.

Hasil analisis ketiga aspek tersebut dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan atau kinerja pegawai yang ada di organisasi tersebut. h. Kebebasan yang Terkendali

Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan „rasa memiliki‟ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu, unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih

banyak.40

Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik. Pengendalian itu sendiri dilakukan terhadap metode-metode pelaksanaan setiap proses tertentu. Dalam hal ini karyawan yang melakukan standarisasi proses dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk meyakinkan setiap orang agar bersedia mengikuti prosedur standar tersebut.41

i. Kesatuan Tujuan

Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa

40

Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Qualiy Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Hal. 24.

41

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 19.

(15)

harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan

karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.42

j. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Karyawan (sumberdaya manusia) selain merupakan dominan, juga sebagai pemasok internal dan pelanggan internal yang sangat berperan dalam

kualitas suatu barang atau jasa yang dihasilkan.43 TQM merupakan suatu

konsep pelibatan dan pemberdayaan karyawan (PPK). Pelibatan karyawan adalah suatu proses menikutsertakan para keryawan pada tingkat organisasi dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Pemberdayaan

karyawan adalah pelibatan karyawan yang benar-benar berarti.44

Kesuksesan implementasi PPK memerlukan perubahan budaya perusahaan. Pemberdayaan karyawan merupakan kunci utama dalam

meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan.45

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan, “rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan dengan

melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.46

Sebagai tambahan TQM berfokus pada pentingnya proses bisnis yang baik terutama pola yang mengurangi hambatan dari batasan internal dan mengertin kebutuhan mereka dapat sepenuhnya tercapai. Keperluan-keperluan ini sejauh ini mencapai tahap dimana TQM menjadi pemikiran terbaik sebagai filosofi manajemen

umum daripada manajemen tertentu untuk mutu.47

42

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2013), Hal. 18-19.

43

Nasution, Manajemen JASA TERPADU, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Hal. 173-174.

44

Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Qualiy Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Hal. 198.

45

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 186.

46

Intan Ratna Dewi, Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran

Kinerja Dan Sistem Penghargaan (Reward) Terhadap Kinerja Manajerial, dalam Jurnal Ilmiah, (Padang:

Universitas Negeri Padang, 2013), Hal. 5-6.

47

Veithzal Rivai, dkk., Manajemen Kinerja untuk Perusahaan dan Organisasi, (Yogyakarta: BPFE, 2015), Hal. 283.

(16)

Simak firman Allah SWT dalam surah al Baqarah (2:208)

ۡمُكَل ۥُهَّنِإ ِْۚنََٰطۡيَّشلٱ ِت ََٰىُطُخ ْاىُعِبَّتَت َلََو ٗةَّفَٰٓاَك ِمۡلِّسلٱ يِف ْاىُلُخ ۡدٱ ْاىُنَماَء َنيِرَّلٱ اَهُّيَأَََٰٰٓي

ٞنيِبُّم ّٞوُدَع

ٕٓ٨

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”

Jika disimak makna dari ayat di atas, bahwa kita dituntut ketika akan melakukan suatu aktivitas maka lakukan secara sungguh-sungguh dan tanpa keragu-raguan, dengan penuh tanggung jawab disertai berupaya mencurahkan segenap potensi dan keahlian agar memperoleh hasil seperti yang diharapkan perusahaan atau organisasi.

3. Konsep Total Quality Management

TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada semua orang/tenaga kerja, bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan bagi pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah daripada nilai suatu produk. Konsep TQM ini memerlukan komitmen semua anggota organisasi terhadap perbaikan seluruh aspek manajemen organisasi. Pada dasarnya, konsep TQM

mengandung tiga unsur, yaitu berikut ini.48

a. Strategi Nilai Pelanggan

Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan barang/jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan termasuk karakteristik produk, cara penyampaian pelayanan dan sebagainya.

48

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 23.

(17)

b. Sistem Organisasional

Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini mencakup tenaga kerja, material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus informasi, dan pembuatan keputusan.

c. Perbaikan Kualitas Berkelanjutan

Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah, terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk melakukan pengujian kualitas produk secara kontinu. Dengan perbaikan kualitas produk secara kontinu, maka dapat memuaskan keinginan pelanggan.

4. Prinsip Total Quality Management

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Menurut Hensler dan Brunnel, ada empat prinsip

utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah:49

a. Kepuasan Pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi- spesifikasi terterntu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan. b. Respek terhadap Setiap Orang

49

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 24-25.

(18)

Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas yang khas. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

c. Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya, bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar perasaan. Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritas (prioritization), yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.

Konsep kedua, yaitu variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

d. Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze) yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

5. Manfaat Penerapan Total Quality Management (TQM)

Telah banyak hasil analisis yang menunjukkan bahwa manajemen kualitas berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dimensi kualitas dengan kinerja organisasi yang tergantung pada tipologi organisasinya. Analisis lain adalah menguji pengaruh praktik manajemen

(19)

kualitas terhadap kinerja dan keunggulan kompetitif perusahaan, yaitu menganalisa infrastruktur yang menciptakan lingkungan pendukung pelaksanaan manajemen kualitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa infrastruktur berpengaruh pada kinerja

perusahaan dan berpengaruh pada keunggulan kompetitif perusahaan.50

Menurut Hessel (2003) yang telah meneliti hubungan antara penerapan TQM dengan kinerja dan keunggulan kompetitif beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas merupakan syarat penting keberhasilan perusahaan, TQM merupakan pendekatan untuk mempertahankan hidup serta meningkatkan daya saing perusahaan, dan penerapan TQM memerlukan

dukungan infrastruktur perusahaan.51

Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang dan jasa dengan kualitas terbaik yaitu berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah. Gabungan keduanya menghasilkan profitabilitas dan

pertumbuhan perusahaan.52 Gambar 1 berikut adalah suatu model kualitas laba yang

menunjukkan interaksi berbagai faktor. Sisi sebelah kiri adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh kebijakan, program, dan prosedur kualitas perusahaan.

Gambar 1

Manfaat Total Quality Management

50

Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Qualiy Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Hal. 42.

51

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 35.

52

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2013), Hal. 23. P E R B A I K A N M U T U Memperbaiki Posisi Persaingan Mengurangi biaya operasi Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan Harga yang lebih tinggi Meningkatkan laba Meningkatkan penghasilan Meningkatkan pangsa pasar

(20)

Berdasarkan pengaruh dalam gambar diatas, maka kualitas ditentukan oleh dua pengaruh. Pengaruh pertama berasal dari pelanggan perusahaan dalam bentuk peningkatan penjualan. Pengaruh yang lain bersumber dari efisiensi internal dan

dicerminkan dalam penurunan biaya.53

C. Teknologi Informasi

1. Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyebar informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari teknologi informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, Peralatan rumah

tangga elektronik, dan peranti genggam modern misalnya ponsel.54 Teknologi ini

menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan

diakses secara global.55

Teknologi informasi (Information technology) merupakan sebuah organisasi terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, perangkat telekomonikasi manajemen basis data, dan teknologi lain yang digunakan untuk menyimpan data dan membuat data tersedia dalam bentuk informasi kepada pembuat keputusan organisasi. Teknologi ini menyediakan akses bagi para manajer dan karyawan organisasi ke

53

Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Hal. 36.

54

Amaliyanah, Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi Pada Kampun UKM Digital Pasar Batik

Trusmi Dalam Meningkatkan Daya Saing, dalam Skripsi, (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati, 2017), Hal. 10.

55

As Syifa Nurillah, Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah (SAKD), Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, dalam Skripsi, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2014),

(21)

dalam basis data pelanggan dan informasi organisasi yang kompleks. Semakin tersedia dan murahnya teknologi informasi menghadirkan tekanan bagi organisasi untuk berinvestasi dalam perangkat keras, perangkat lunak, teknologi informasi

lainnya agar tidak kehilangan posisi pasar.56

Berikut pengertian teknologi informasi menurut beberapa ahli teknologi informasi:57

a. Teknologi informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. (Kamus Oxford, 1995) b. Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja

dengan informasi dan melaksanakan tugas-tuas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. (Haag dan keen, 1996)

c. Teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik. (Lucas, 2000)

Dengan kata lain, yang disebut teknologi informasi adalah gabunggan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Dan dapat disumpulkan pula pengertian dar teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

2. Pengelompokan Teknologi Informasi

Telah diketahui bahwa teknologi informasi mencangkup teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Lebih rinci, teknologi informasi dapat dikelompokkan

menjadi enam teknologi, yaitu:58

a. Teknologi Masukan

56

Richard, MANAJEMEN, (Jakarta: Erlangga, 2003), Hal. 264.

57

Tata Sutabri, Pengantar Teknologi Informasi, (Yoyakarta: ANDI OFFSET, 2014), Hal. 2.

58

Abdul Kadir dan Terra Triwahyuni, Pengantar TEKNOLOGI INFORMASI, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), hal. 4.

(22)

Teknologi masukan (input techonology), yaitu teknologi yang berhubungan dengan peralatan untuk memasukkan data ke dalam sistem komputer.

b. Mesin Pemroses

Mesin pemroses (processing machine), lebih dikenal dengan CPU (central processing unit), mikroprosesor, atau prosesor. Sesuai dengan namanya, CPU merupakan bagian dalam sistem komputer yang menjadi pusat pengolah data dengan cara menjalankan program yang mengatur pengolahan tersebut.

c. Teknologi Penyimpanan

Teknologi penyimpan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu memori internal dan penyimpanan eksternal. Memori internal (bisa juga disebut main memory atau memori utama) berfungsi sebagai pengingat baik bagi data, program, maupun informasi sementara ketika proses pengolahan dilaksanakan oleh CPU. Penyimpanan eksternal (external storage) dikenal juga dengan penyimpanan sekunder. Penyimpanan eksternal adalah segala peranti yang berfungsi untuk menyimpan data secara permanen.

d. Teknologi Keluaran

Teknologi keluaran (output technology) adalah teknologi yang berhubungan dengan segala peranti yang berfungsi untuk menyajikan informasi hasil pengolahan sistem. Layar atau monitor dan printer merupakan peranti yang bisa digunakan sebagai peranti keluaran.

e. Teknologi Perangkat Lunak

Teknologi perangkat lunak (software) atau dikenal juga dengan sebutan program adalah deretan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer sehingga komputer dapat melakukan tindakan sesuai yang dikehendaki pembuatnya.

3. Komponen Sistem Teknologi Informasi

Sistem teknologi informasi adalah sistem yang terbentuk sehubungan dengan penggunaan teknologi informasi. Suatu sistem teknologi informasi pada dasarnya tidak hanya mencangkup hal-hal yang bersifat fisik, seperti komputer dan printer,

(23)

tetapi juga mencangkup hal yang tidak terlihat secara fisik, yaitu software, dan yang lebih terpenting lagi adalah orang. Dengan perkataan lain, komponen utama sistem teknologi informasi berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),

dan orang (brainware)59

4. Peranan Teknologi Informasi di Dalam Organisasi

Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan ulang dalam proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi para

bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerjasama.60

Teknologi informasi mempunyai lima peran utama di dalam organisasi, yaitu:61

a. Efisiensi

Tujuan dari TPS (Technology Processing System) adalah

menggantikan pengolahan transaksi oleh manusia dengan teknologi informasi yang berorientasi TPS.

b. Efektivitas

Sistem informasi menyediakan informasi bagi para manajer di organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang efektif. Lebih efektif karena pengambilan keputusan didasarkan dengan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan.

c. Komunikasi dan kolaborasi

Sistem ini mengintegrasikan pengguna sistem teknologi informasi, termasuk para manajer secara elektronik. Peningkatan komunikasi dicapai dengan menggunakan e-mail dan chatting. Peningkatan kolaborasi dicapai dengan menggunakan konferensi video dan telekomunikasi.

d. Daya kompetisi

Peran ini dicapai menggunakan SIS (strategic information system). SIS merupakan sistem-sistem teknologi informasi dan teknologi informasi apapun

59

Abdul Kadir dan Terra Triwahyuni, Pengantar TEKNOLOGI INFORMASI, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), hal. 7.

60

O‟Brien, Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis dan Manajerial, (Jakerta, Salemba Empat, 2005), Hal. 76.

61

(24)

di dalam organisasi untuk mengimplementasikan strategi untuk keunggulan kompetisi.

D. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan referensi tambahan dan bahwa perbandingan penulis menemukan beberapa penelitian yaitu:

Tabel 1 Penelitian Terdahulu NO. JUDUL, PENELITI,

TAHUN METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran

Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating (Hikmah Hasanah, 2013)62 Metode Kuantitatif dengan Teknik Analisis Regresi Berganda Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan: 1. Total Quality Management berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial.

2. Interaksi antara TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh

signifikan secara

individual terhadap kinerja

manajerial, dan sistem

pengukuran kinerja bukan

merupakan variabel

moderating.

3. Interaksi antara TQM dan sistem penghargaan

tidak berpengaruh

signifikan secara

62

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta:

(25)

individual terhadap kinerja

manajerial, dan sistem

penghargaan bukan merupakan variabel moderating. 2. Pengaruh TQM terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran

Kinerja dan Sistem Reward sebagai Variabel Moderating (Suprantiningrum dan Zulaikha, 2003) Analisis Regresi Berganda Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan: 1. TQM berpengaruh

positif terhadap kinerja manajerial. 2. Interaksi TQM dan sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 3. Interaksi TQM dan sistem pengukuran kinerja

tidak berpengaruh

terhadap kinerja

manajerial.

3. Studi Empiris Dampak

Implementasi TQM

Dan Adopsi Tik

Terhadap Kinerja

Operasi Pada PDAM Di Jawa Barat (Supriyadi, 2014)63 Data dianalisis menggunakan multiple regression. Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan: 1. Hasil penelitian membuktikan bahwa Implementasi TQM memberikan dampak

positif dan signifikan

terhadap peningkatan

kinerja operasi PDAM di jawa Barat. Dengan kata lain, Implementasi TQM yang lebih sempurna akan

63

Supriyadi, Studi Empiris Dampak Implementasi TQM dan Adopsi TIK Terhadap Kinerja Operasi

(26)

membawa perubahan positif secara signifikan bagi peningkatkan kinerja operasi PDAM, dan pada

akhirnya akan

meningkatkan kinerja

bisnis secara keseluruhan. 2. Hasil penelitian juga

memperlihatkan bahwa

Adopsi TIK yang

dilakukan oleh PDAM di Jawa Barat memberikan

dampak positif dan

signifikan terhadap

perbaikan kinerja operasi. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa

untuk meningkatkan

kinerja operasi PDAM, adopsi TIK dapat menjadi salah satu opsi yang perlu dipertimbangkan. 4. Pengaruh Interaksi TQM dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja (Narsa dan Yuniawati, 2003)64 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan: 1. TQM dan sistem pengukuran kinerja

berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja manajerial.

64 Narsa dan Yuniawati, Pengaruh Interaksi TQM dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan

Sistem Penghargaan terhadap Kinerja, dalam Jurnal Ilmiah (Surabaya: Universitas Kristen Petra, 2003).

(27)

Analisis Regresi Berganda

2. Interaksi TQM dan sistem penghargaan tidak

berpengaruh terhadap

kinerja manajerial

3. Secara simultan semua variabel diuji berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap kinerja

manajerial.

5. Pengaruh Interaksi

Antara Total Quality Management Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Rani Dwi Yuniawati, 2003)65 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan: Hasil pengujian

menyatakan bahwa gagal menolak Ho5, artinya

interaksi sistem

penghargaan (X2) dengan TQM (X3) pengaruhnya tidak

signifikan terhadap kinerja

manajerial. Sedangkan

lima hipotesis lainnya terbukti.

6 Effect Of Total Quality Management, Reward Systems And Organization Commitment to Managerial Analisis Regresi Berganda Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan: 1. TQM dan Komitmen Organisasi tidak berpengaruh terhadap 65

Rani Dwi Yuniawati, Pengaruh Interaksi Antara Total Quality Management Dengan Sistem

Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial, dalam Jurnal Ilmiah, (Surabaya:

(28)

Performance in Hospital In Pekanbaru (Rian Angelina, 2012) kinerja manajerial. 2. Sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 3. TQM, sistem reward, dan komitmen organisasi

berpengaruh simultan terhadap kinerja manajerial. 7. Hubungan Antara Penerapan Total Quality Management (TQM) Dan Kinerja Organisasi (Novi Marlyana,

Avin Fadilla Helmi, Alva Edy Tontowi,

Hari Agung Yuniarto, 2015)66 Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif

Hasil meta analisis ini

mendukung penelitian

yang sebelumnya

mengenai adanya

hubungan antara TQM dengan kinerja organisasi. Kinerja organisasi akan meningkat

ketika perusahaan

menjalankan penerapan

peningkatan kualitas yang lebih baik, seperti

penerapan Total Quality Management (TQM).

Dari hasil penelitian diatas, secara umum dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut terdapat kaitan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis, dan sesuai dengan penjelasan singkat mengenai penelitian terdahulu, hasil penelitian ini merupakan perihal yang berbeda walaupun terdapat bebarapa aspek yang dapat menjadi masukan, akan tetapi masalah yang diangkat oleh penulis pada penelitian ini

66

Novi Marlyana, dkk., Hubungan Antara Penerapan Total Quality Management (TQM) Dan Kinerja

(29)

mengangkat mengenai Pengaruh Total Quality Management dan Adopsi Teknologi Informasi Terhadap Peningkatan Kinerja Manajerial Perusahaan.

E. Kerangka Pemikiran

Seperti yang kita ketahui salah satu permasalahan dalam perbankan syariah yang dihadapi dewasa ini adalah:

Kondisi persaingan yang dihadapi semakin memanas, sehingga bila mereka tidak sanggup bersaing, maka jalan menuju kebangkrutan terbentang luas. Salah satu cara terbaik dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan suatu produk barang atau jasa dengan kualitas terbaik. Kualitas terbaik akan diperoleh dengan melakukan upaya perbaikan secara terus menerus terhadap kemampuan manusia, proses dan lingkungan.

Penerapan TQM merupakan hal yang sangat tepat agar dapat memperbaiki kemampuan unsur-unsur tersebut secara berkesinambungan. TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu perusahaan/organisasi, yang berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia pada perusahaan/organisasi tersebut. Tujuan utama dari TQM adalah perbaikan yang dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yaitu memperoleh kinerja yang baik. Dalam hal ini, dengan adanya TQM maka diharapkan dapat memberikan improvisasi pada kinerja manajerial. Karena dengan adanya TQM yang merupakan suatu sistem, yang melakukan perbaikan secara terus menerus dan tetap konsisten baik dalam melayani pelanggan, maka diharapkan akan memberikan dampak positif bagi kinerja manajerial yaitu perbaikan kinerja manajerial dari perusahaan yang menerapkannya. Selain itu kinerja yang baik bisa dikatakan dapat menekan biaya agar lebih ekonomis Karena dengan tujuan TQM yang terus menerus mengasah kualitas tersebut dapat mencegah banyaknya kecacatan,

penghilangan kerugian antara pelanggan, pemasok atau karyawan.67

Teknologi Informasi memiliki hubungan dengan meningkatnya kinerja manajerial suatu perusahaan. Seperti apa yang dinyatakan oleh Krajewski dan Ritzman, (1999:132) bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan sesuatu yang krusial bagi operasi dimanapun sepanjang rantai pasokan sampai wilayah fungsional perusahaan. Teknologi

67

Hikmah Hasanah, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan

Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating, dalam Skripsi, (Jakarta:

(30)

informasi berbasis komputer telah secara luas mempengaruhi bagaimana operasi perusahaan dikelola dan bagaimana kantor-kantor bekerja. Pegawai kantor sekarang dapat melakukan hal-hal yang dahulu tidak mungkin dilakukan, seperti mengakses informasi dari berbagai lokasi yang terpisah dan dari area fungsional yang berbeda. Teknologi informasi membuat koordinasi antara fungsi lebih mudah dan menghubungkan

proses-proses dasar perusahaan.68

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

F. Hipotesis Teoritis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

yang belum dibuktikan kebenarannya.69 Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan

pada bab sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan peneliti adalah:

Hipotesis 1 : Terdapat pengaruh antara Total Quality Management terhadap

peningkatan kinerja manajerial perusahaan di Bank Syariah Mandiri KC Majalengka.

Hipotesis 2 : Terdapat pengaruh antara Teknologi Informasi terhadap peningkatan

kinerja manajerial perusahaan di Bank Syariah Mandiri KC Majalengka.

Hipotesis 3 : Terdapat pengaruh Total Quality Management dan Teknologi Informasi

secara bersama-sama terhadap peningkatan kinerja manajerial perusahaan di Bank Syariah Mandiri KC Majalengka.

68

Supriyadi, “Studi Empiris Dampak Implementasi TQM dan Adopsi TIK Terhadap Kinerja Operasi

Pada PDAM Di Jawa Barat”, dalam Jurnal, (Bandung: STIE STEMBI, 2014), Hal. 12.

69

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2008), Hal. 93. TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TEKNOLOGI INFORMASI (TI) KINERJA MANAJERIAL H1 H2 H3

Gambar

Tabel 1  Penelitian Terdahulu  NO.  JUDUL,  PENELITI,
Gambar 2  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Kemiringan lereng di Kecamatan Sukasada, dapat dilihat bahwa dari beragamnya kenampakan lereng yang ada di Kecamatan Sukasada yang tersebar di setiap

Menurut Soekanto (2002), proses pembentukan lembaga kemasyarakatan yaitu suatu proses yang dilewati oleh suatu norma yang baru untuk menjadi bagian dari salah

Dari perhitungan, t, diperoleh harga t0 = 5,45 dan db = 64, selanjutnya dikonsultasikan dengan melihat nilai tabel taraf 5%. Harga t0 signifikan. Dengan demikian analisis

Puguh Karyanto, S.Si., M.Si., Ph.D., sebagai Kepala Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

bahwa ketentuan retribusi yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 10 Tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal dan Bandar Udara,

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan untuk mengetahui karakteristik penumpang serta kepuasan wisatawan pengguna Bus Tingkat Wisata City Tour Jakarta

Selain perubahan fisik yang dialami oleh pasien kanker, kondisi psikologis pasien kanker juga mengalami perubahan sebagai akibat dari penyakit dan setiap pengobatan