• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN BERNAFAS TEKNIK BUTEYKO TERHADAP KEMAMPUAN LATIHAN BERNAFAS PASIEN ASMA DI RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN SUBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LATIHAN BERNAFAS TEKNIK BUTEYKO TERHADAP KEMAMPUAN LATIHAN BERNAFAS PASIEN ASMA DI RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN SUBANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

54 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Januari 2021. Dipublikasikan : Maret 2021

PENGARUH LATIHAN BERNAFAS TEKNIK BUTEYKO

TERHADAP KEMAMPUAN LATIHAN BERNAFAS

PASIEN ASMA DI RUMAH SAKIT DAERAH

KABUPATEN SUBANG

THE EFFECT OF BREATHING EXERCISES WITH THE

BUTEYKO TECHNIQUE ON THE ABILITY TO BREATHE IN

ASTHMA PATIENTS AT THE SUBANG DISTRICT HOSPITAL

Dwi Diana Putri1* Ade Nuraeni 2 1,2Prodi Keperawatan Politeknik Negeri Subang Email Korespondensi*: Dwi.diana@polsub.ac.id

Abstrak. Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran napas yang

melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan. Penderita asma terjadi masalah ketidakefektifan pola napas sehingga menerapkan latihan pernapasan teknik buteyko. Asma merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan total. Teknik pernapasan Buteyko merupakan teknik pernapasan kombinasi dari menahan napas dan mengontrol pernapasan Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental yaitu suatu desain penelitian yang melakukan percobaan bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat perlakuan tertentu. Populasi penelitian ini adalah pasien asma di Poliklikinik Rumah sakit daerah Subang usia 20-60 tahun. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling kuota. pengambilan sampel intervensi terlebih dahulu dilanjutkan sampel kontrol. Hasi uji perbedaan Uji Mann Whitney di kedua sampel penelitian dapat disimpulkan bahwa : Perbandingan skor minggu ke-1 dari kelompok sampel Intervensi dan Kontrol nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 sehingga disimpulkan ada perbedaan skor pada minggu ke-1 di kelompok Intervensi terhadap kelompok Kontrol. Perbandingan skor minggu ke-2 dari kelompok sampel Intervensi dan Kontrol nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 sehingga disimpulkan ada perbedaan skor pada minggu ke-2 di kelompok Intervensi terhadap kelompok Kontrol. dan teknik pernapasan Buteyko memiliki pengaruh terhadap perbedaan kontrol asma sebelum dan sesudah dilakukan teknik buteyko

(2)

55 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Januari 2021. Dipublikasikan : Maret 2021

Abstract Asthma is defined as a chronic inflammatory airway disorder involving many cells and their elements. Chronic inflammation causes an increase in airway hyperresponsiveness which causes recurrent episodic symptoms of wheezing, shortness of breath, heavy chest and coughing, especially at night and / or early morning. These episodes are associated with extensive, variable and often reversible airway obstruction with or without treatment. Asthma sufferers have problems with ineffective breathing patterns, so they apply the Buteyko technique of breathing exercises. Asthma is a disease that cannot be cured completely. The Buteyko breathing technique is a combined breathing technique of holding your breath and controlling your breath This study uses an experimental research design, which is a research design that conducts experiments aimed at knowing a symptom or effect that arises as a result of certain treatments. The population of this study were asthma patients in Polyclicinik Subang District Hospital aged 20-60 years. Sampling in this study using a quota sampling technique. First, taking intervention samples followed by control samples. The results of the Mann Whitney test difference test in the two samples of the study can be concluded that: Comparison of the 1 week scores of the intervention and control sample groups Asymp value Sig. (2-tailed) of 0.000 is smaller than the probability value of 0.05, so it can be concluded that there is a difference in the score at week 1 in the Intervention group against the Control group. Comparison of 2nd week scores of the Intervention and Control sample groups with Asymp scores. Sig. (2-tailed) of 0.000 is smaller than the probability value of 0.05, so it can be concluded that there is a difference in the score at week 2 in the Intervention group against the Control group. and Buteyko breathing techniques had an influence on the differences in asthma control before and after the Buteyko technique

Key word : Asthma Control, Buteyko Inhalation Technique

Pendahuluan

Asma bronkial merupakan penyakit paru akibat terjadinya hipersensitifitas bronkus yang ditandai dengan penyempitan jalan napas. Penderita asma bronkial terjadi masalah ketidakefektifan pola napas sehingga menerapkan latihan pernapasan teknik buteyko. Asma bronkial merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan total. Teknik pernapasan Buteyko merupakan teknik pernapasan kombinasi dari menahan napas dan mengontrol pernapasan yang dilakukan 3 kali sehari selama 2 minggu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil penerapan latihan pernapasan teknik buteyko yang diberikan pada pasien penyakit Asma untuk mengatasi masalah keperawatan ketidakefektifan pola napas Di Rumah sakit Daerah

Subang. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2011). Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental yaitu suatu desain penelitian yang melakukan percobaan bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat perlakuan tertentu (Setiadi, 2007). Desain penelitian eksperimental pada penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasy experimental design).Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan non

(3)

56 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Januari 2021. Dipublikasikan : Maret 2021

random control group pretest – postest. Dalam rancangan ini, pengelompokan anggota sampel pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara random atau acak (Setiadi, 2007).

Teknik pernapasan Buteyko merupakan teknik pernapasan kombinasi dari menahan napas dan mengontrol pernapasan yang dilakukan 3 kali sehari selama 2 minggu. Brindley (2010) menjelaskan langkah-langkah teknik pernapasan Buteyko yang wajib dilaksanakan meliputi nose clearing exercise (latihan pembersihan hidung) yang dilakukan dengan inspirasi dan ekspirasi yang hanya dengan menggunakan hidung dan pastikan mulut tertutup saat ekspirasi. Teknik pernapasan Buteyko merupakan salah satu alternatif pencegahan kekambuhan asma. Teknik pernapasan Buteyko dapat membantu mengurangi kesulitan bernapas dengan cara hiperventilasi (Kolb, 2009). Akhir-akhir ini, para pasien asma mulai memanfaatkan terapi komplementer (nonfarmakologis) untuk mengendalikan asma yang dideritanya. Jumlah pasien asma yang sudah memanfaatkan terapi komplementer ini diperkirakan cukup tinggi yaitu sekitar 42% dari populasi pasien asma yang ada di New Zealand (McHugh et al., 2003). Pengontrolan asma dengan terapi komplementer dapat dilakukan dengan Salah satu metode yang dikembangkan untuk memperbaiki cara bernapas pada pasien asma adalah teknik olah napas teknik pernapasan, teknik relaksasi, akupunktur, chiropractic, homoeopati, naturopati dan hipnosis. Teknik-teknik seperti ini merupakan teknik yang banyak dikembangkan oleh para ahli.

Salah satu teknik yang banyak digunakan dan mulai populer adalah teknik pernapasan. Dalam teknik ini diajarkan teknik mengatur napas bila pasien sedang mengalami asma atau bisa juga bersifat latihan saja (The Asthma Foundation of Victoria, 2002). kelebihan dari teknik pernapasan buteyko dapat menurunkan frekuensi serangan asma (kekambuhan), mencegah tingkat keparahan, dan menurunkan dosis kortikorsteroid inhalasi serta memperbaiki PEFR. Selain itu teknik pernapasan buteyko dapat menghentikan batuk, hidung tersumbat, sesak napas, wheezing, dan memperbaiki kualitas hidup.Teknik pernapasan buteyko tidak memiliki efek samping (Hassan, Riad, & Ahmed, 2012).

Beberapa teknik olah napas tidak hanya khusus dirancang untuk pasien asma, karena sebagian dari teknik pernapasan ini dapat bermanfaat untuk berbagai penyakit lainnya. Namun demikian, ada juga beberapa teknik pernapasan yang memang khusus untuk pasien asma yaitu teknik pernapasan Buteyko dan Pranayama (Thomas, 2004; Fadhil, 2009). Prinsip latihan teknik pernapasan Buteyko ini adalah latihan teknik bernapas dangkal (GINA, 2005) dan teknik pernapasan Buteyko ini efektif terhadap peningkatan derajat kontrol asma (Prasetya, 2011). Hal tersebutlah yang menjadi latar belakang penulisan yang peneliti lakukan untuk mencoba mengkaji dan meneliti lebih dalam terkait tentang pengaruh teknik pernapasan Buteyko terhadap penurunan gejala asma.

(4)

57 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Januari 2021. Dipublikasikan : Maret 2021

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental yaitu suatu desain penelitian yang melakukan percobaan bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat perlakuan tertentu (Setiadi, 2007). Desain penelitian eksperimental pada penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasy experimental design).Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan non random control group pretest – postest. Dalam rancangan ini, pengelompokan anggota sampel pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara random atau acak (Setiadi, 2007)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono 2011). Populasi penelitian ini adalah pasien asma di Poliklikinik Rumah sakit daerah Subang usia 20-60 tahun. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Dalam penelitian

keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi (Sugiyono, 2011). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling kuota yaitu cara pengambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang ditentukan

Kriteria Inklusi: Pasien asma ≥ 1 tahun, Pasien asma yang berusia 20-60 tahun, Pasien asma intermitten dan persisten ringan, Tidak merokok dan minum

alkohol

Kriteria Eksklusi: Pasien asma yang sedang serangan berat saat intervensi. Pasien menderita penyakit lain yang dapat mengganggu fungsi ventilasi paru, Pasien menggunakan obat pencegah selama 3 bulan terakhir dan selama penelitian, Pasien melakukan latihan pernapasan lainnya selama penelitian.

Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: Melakukan pendataan terhadap populasi asma di Poliklinik Rumah Sakit Daerah Kabupaten Subang, Dari daftar pasien asma, peneliti mengunjungi alamat pasien asma sesuai data yang didapat dari Rumah Sakit kemudian dilakukan penapisan apakah pasien tersebut sesuai dengan kriteria inklusi, Peneliti melakukan pengambilan sampel intervensi terlebih dahulu dilanjutkan sampel kontrol. Pada responden intervensi: teknik pernapasan Buteyko setting minggu ke-1 diajarkan terlebih dahulu, dan pada hari ke-7 diobservasi skor gejala asmanya sekaligus diajarkan teknik pernapasan Buteyko untuk setting minggu 2. Kemudian pada hari ke-14 diobservasi kembali skor gejala asmanya sekaligus melakukan terminasi kepada responden.

Pada hari pertama dan kedua baik pada minggu pertama kunjungan maupun minggu kedua kunjungan, responden intervensi dikontrol secara langsung ke rumahnya oleh peneliti, hal ini untuk memvalidasi secara langsung responden intervensi dalam melakukan teknik pernapasan Buteyko betul atau tidaknya dalam melakukannya. Kemudian pada hari ketiga dan

(5)

58 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Januari 2021. Dipublikasikan : Maret 2021

selanjutnya, peneliti menggunakan telepon seluler.

Pada kelompok kontrol, pasien asma tidak diberikan intervensi teknik pernapasan Buteyko, namun setelah penelitian selesai maka kelompok kontrol diajarkan satu persatu teknik pernapasan Buteyko tersebut.

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli - Agustus Tahun 2020 selama dua minggu untuk setiap respondennya, dengan waktu 1 bulan pengumpulan data, kemudian akan dibandingkan dengan skor gejala asma mingguan sebelum dilakukan intervensi dan juga dibandingkan dengan pasien yang kontrol.

Analisa Univariat menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik responden yang meliputi usia, indeks massa tubuh (IMT), jenis kelamin, variabel skor gejala asma mingguan, pada saat kunjungan awal, minggu ke-1 dan minggu ke-2 pada responden intervensi dan juga variabel pada responden kontrol. Untuk data numerik dengan menghitung mean, median, simpangan baku (StandarDeviasi), dan nilai minimal dan maksimal, sedangkan untuk usia, IMT dan jenis kelamin menggunakan data kategorik dengan menghitung persentase.

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel. Dalam analisis ini, dua pengukuran dilakukan untuk masing-masing observasi.

Dalam analisis bivariat, sampel yang digunakan bisa saja berpasangan atau masing-masing independen dengan perlakuan tersendiri

1. Rumus simpangan baku untuk sampel-sampel kecil adalah

(

)

1 2 − − =

n x x s i

2. Tentukan Nilai thitung dengan

rumus thitung = 2 1 2 1 1 1 n n S +  −  dimana

(

)

(

)

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 − + − + − = n n s n s n S (Sudjana,1996) Ket :

X1 = Rata-Rata skor sampel intervensi

X2 = Rata-Rata skor sampel kontrol

s = Simpangan baku tiap-tiap kelompok sampel

S = Simpangan baku total sampel

n1 = jumlah Selisih skor sampel

intervensi

n2 = jumlah Selisih skor sampel kontrol

t = statistik uji distribusi t

3. Tentukan ttabel dengan derajat bebas

= (n1 + n2 – 2), taraf nyata (α) = 0.05

4. Tentukan kriteria pengujian adalah : Tolak H0 jika : thitung 003E ttabel sedangkan yang lainnya diterima

(6)

59 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Januari 2021. Dipublikasikan : Maret 2021 Variabel Mean Median SD Min-Maks

Skor KunjunganAwal 7.60 8.00 1.08 5-9 Skor MingguKe-1 7.70 8.00 1.16 Skor Minggu Ke-2 7.80 8.00 1.14

Hasil Dan Pembahasan

Tabel 1

Skor gejala Asma responden Kelompok Intervensi

Distribusi skor gejala asma mingguan pada kelompok intervensi pada kunjungan awal memiliki skor rata-rata sebesar 8.30 dengan skor terendah sebesar 6 dan skor tertinggi sebesar 10. Pada minggu ke-1 memiliki skor rata-rata sebesar 3.10 dengan skor terendah sebesar 2 dan skor tertinggi sebesar 5. Pada minggu ke-2 memiliki skor rata-rata sebesar 1.50 dengan skor terendah sebesar 1 dan skor tertinggi sebesar 2.

Tabel 2

Skor Gejala Asma Responden Kelompok Kontrol

Distribusi skor gejala asma mingguan pada kelompok kontrol di kunjungan awal memiliki skor rata-rata sebesar 7.60. Pada minggu ke-1 memiliki skor rata-rata sebesar 7.70. Pada minggu ke-2 memiliki skor rata-rata sebesar 7.80. Skor terendah berada pada nilai skor 5 sedangkan skor tertinggi berada pada nilai skor 9. Analisa yang digunakan menguji hipotesa penelitian untuk melihat seberapa besar pengaruh intervensi terhadap gejala asma pada responden penelitian. Analisa dilakukan dengan membandingkan skor kelompok intervensi maupun kontrol dengan variabel skor kunjungan awal, skor

kunjungan minggu ke-1 dan skor kunjungan minggu ke-2.

Dikarenakan pada uji normalitas data pada kedua kelompok sampel (Intervensi dan Kontrol) tidak seluruhnya berdistribusi normal. Maka uji hipotesis perbandingan dilakukan dengam metode statistic non parametrik dengan menggunakan Uji Mann Whitney. Dari hasi uji perbedaan

disimpulkan bahwa :

Hasil penelitian setelah dilakukan teknik buteyko dari kelompok sampel Intervensi dan Kontrol nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 sehingga disimpulkan ada perbedaan skor pada minggu ke-2 di kelompok Intervensi terhadap kelompok Kontrol.dan teknik pernapasan Buteyko memiliki pengaruh terhadap perbedaan kontrol asma sebelum dan sesudah dilakukan teknik buteyko

Hasil penelitian diatas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Agustiningsih, Denny. Kafi, Abdul. Djunaidi, 2007) yang menyatakan bahwa tehnik pernafasan Buteyko dipercaya dapat menurunkan angka

serangan, penggunaan obat

bronkodilator dan pengguanaan steroid menjadi minimal. Menurut Thomas (2014) hasil penelitiannya menerangkan bahwa setelah dilakukan intervensi dengan menggunakan tehnik pernafasan Buteyko terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Variabel Mean Median SD Min-Maks Skor KunjunganAwal 8.30 8.50 1.42 6-10

Skor Minggu Ke-1 3.10 3.00 1.10 2-5 Skor Minggu Ke-2 1.50 1.50 3.34 1-2

(7)

60 *Penulis Korespondensi

Diterima : Juli 2020 Disetujui : Januari 2021. Dipublikasikan : Maret 2021

Simpulan dan Saran Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan teknik buteyko memiliki pengaruh terdapat perbedaan kontrol asma sebelum dan sesudah dilakukan nya teknik buteyko tersebut

Saran

1. Bagi profesi keperawatan

Referensi tambahan sebagai intervensi

mandiri keperawatan dalam

memberikan edukasi kepada pasien asma yang kurang terkontrol.

2. Bagi institusi pendidikan

Menjadi salah satu rujukan dalam pengembangan penelitian tentang teknik pernafasan buteyko terhadap pengontrolan asma. Sehingga pengembangan teknik pernafasan tersebut dapat digunakan sebagai bahan ajar terapi non farmakologi terhadap pengontrolan asma

3. Bagi masyarakat

Masyarakat yang telah mengetahui fungsi dari teknik pernafasan tersebut diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar menggunakan teknik pernafasan buteyko untuk mengontrol asma

Daftar Pustaka

Adelola O. A, O. J. (2013). Role Of Buteyko Breathing Technique In Asthmaics With Nasal Symptoms. 2 (38)

Asthma Society of Ireland. (2013). Take Control of Your Asthma. Retrieved march 24, 2017, from https://www.asthma.ie/sites/default/f iles/files/docu ment_bank/2013/Aug/TakeControlo fYourAsthma.pdf Fawas M. S, H. A. (2016). Perbandingan Latihan Napas Buteyko Dan Upper Body Exercise Terhadap Arus Puncak Ekspirasi Pada Pasien Asma Bronkial

Global Intiative For Asthma (GINA). (2012). Global Strategy For Asthma Management And Prevention. Retrieved march 23, 2017, from http://in.bgu.ac.il/en/fohs/communit yhealth/Family/Documents/ASTHM A GINAAsthma-Control-General-Practice-Guidelines-2012.pdf Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode

Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. 2008.

Lewis, et. al. Medical-Surgical Nursing: Assesment and Management of Clinical Problems. Ed. 8. Missouri: Elsevier Mosby. 2011.Hawari. 2013. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FK UI.

Natinal Health Interview Survey (NHIS). (2014). Natinal Current Asthma. Jakarta

Narwal R, B. S. (2012). A Study Of Effects Of Buteyko Breathing Technique On Asthmatic Patient. 6 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

(2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Litbangkes

Rakhimov, A. (2013). Advanced

Buteyko Breathing Exercises.

Solomen, S., & Aaron, P. (2016). Breathing techniques-A review - 25 different types Breathing techniques- A review, 1(October 2015).

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini di desain lima lampu SUHEP dalam ruangan tertutup dengan konsentrasi air dan pemutih yang berbeda untuk mendapatkan nilai intensitas

Merujuk pada poin parameter A dan B, tentang aspek material pada bangunan. Di mana material tersebut berhubungan langsung dengan aspek alam. Material local, yang

Akumulasi parkir adalah jumlah keseluruhan yang parkir di suatu tempat pada waktu tertentu dan dibagi sesuai dengan kategori jenis maksud perjalanan, dimana

Dalam penelitian ini berdasarkan analisis ketiga buku teks Bahasa Indonesia kelas X kode A, B, dan C sesuai dengan pendapat Reigeluth yaitu meliputi materi ajar aspek

Konversi Dalam Menentukan Kategori Skor Aspek Keterampilan Reading………………… Konversi Dalam Menentukan Kategori Skor Aspek Keterampilan Writing…………………

produk susu lokal tingkat nasional yaitu HI- lo dengan tema global warming. Yang menarik dari irving lubis dalam menciptakan sebuah foto adalah, beliau akan melakukan interaksi

Squint angle (arah sorot sensor) diperoleh setelah mengolah dari format nol data ke data mentah, artinya kita harus mengolah menjadi raw data seluruhnya baru setelah itu kita