• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN KOPERASI SEKOLAH MENURUT SYARIAT ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN KOPERASI SEKOLAH MENURUT SYARIAT ISLAM"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN KOPERASI SEKOLAH

MENURUT SYARIAT ISLAM

Abstrak Cooperative is a type of business entity consisting of persons or legal entities. The cooperative based its activities based on the principle of the people's economic movement based on the principle of kinship. Cooperative according to the 1945 Constitution article 33 paragraph 1 is a family effort with the aim of welfare of its members. Cooperatives are business institutions that are considered suitable to empower the small people. Cooperative values are also noble such as justice, togetherness, kinship, and community welfare. Some scholars regard the cooperative (Syirkah Ta'awuniyah) as a mudaraba agreement, which is a cooperation agreement between two or more people, on the one hand provides business capital, while the other party does business on the basis of profit sharing (sharing profit) according to the agreement, and in between the legitimate requirements of the mudaraba is to fix profits annually with a fixed percentage, for example 1% a year to one of the parties of the mudaraba. Sharia cooperative is a cooperative founded on the basis of Islamic law. The purpose of sharia cooperatives is to improve the welfare of members in particular and society in general and also to build a just economic order in accordance with the principles of Islam in this case is the citizens of the school.

Keywords: School Cooperative, Islamic Shari'a.

Azwar Rahmat

E-mail: azwarrahmat90@gmail.com STIESNU Bengkulu

PENDAHULUAN

Pada dasarnya Islam adalah agama pemberdayaan. Dalam pandangan Islam, pemberdayaan harus merupakan gerakan tanpa henti. Hal ini sejalan dengan

paradigma Islam sendiri sebagai agama gerakan atau perubahan.1

1

Nanih Machendrawaty, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet Ke-1, hl. 41

31

(2)

Pemberdayaan atau pengembangan adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. ini berarti masyarakat diberdayakan untuk memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan-pilihan.

Menurut Agus Efendi, setidaknya ada tiga kompleks pemberdayaan yang mendesak untuk diperjuangkan dalam konteks keumatan masa kini, yakni pemberdayaan dalam tataran ruhaniah, intelektual, dan ekonomi.2

Dalam kompleks pemberdayaan ekonomi, masalah tingkat kebutuhan seseorang menjadi meningkat, sehingga menuntut seseorang senantiasa bisa memenuhinya. Dalam sistem perekonomian dikenal dengan koperasi. Koperasi adalah lembaga usaha yang dinilai cocok untuk memberdayakan rakyat kecil. Nilai-nilai koperasi juga mulia seperti keadilan, kebersamaan, kekeluargaan, dan kesejehteraan bersama. koperasi berdasarkan sistem bagi hasil.

Saat ini di masyarakat, terutama umat muslim timbul keraguan tentang koperasi. Apakah koperasi sesuai dengan syariat Islam ataukah menyimpang? Mungkin itu

2

Ibid, h. 44

yang menjadi permasalahan di kalangan umat Islam sendiri. Bagaimana Islam memandang koperasi sebagai lembaga perekonomian yang sesuai syariah.

Koperasi sekolah yang merupakan satu-satunya lembaga perekonomian milik sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan selain sebagai tempat untuk mencari keuntungan koperasi juga dijadikan sebagai tempat belajar kewirausahaan baik bagi siswa maupun bagi para guru yang ada di sekolah.

Koperasi yang berada dilingkungan sekolah bisa berbentuk koperasi konsumsi maupun berbentuk Koperasi Simpan Pinjam, apabila koperasi sekolah bisa dikelola dengan menajemen yang baik maka para anggota bahkan pihak sekolah akan memperoleh keuntungan. Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan investasi, dan simpan pinjam sesuai pola bagi hasil (syariah). Selanjutnya, Unit Jasa Keuangan Syariah adalah unit koperasi yang bergerak dibidang usaha pembiayaan, investasi dan simpan pinjam dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.3

3

Husni Thamrin, Ekonomi dan Manajemen Suatu Perspektif, (Pekanbaru: Lembaga Penelitian UIN Suska Riau, 2009), Ed.1, Cet Ke-1, hl. 29 32

(3)

KOPERASI SEKOLAH

1. Pengertian Koperasi Sekolah

Secara etimologi koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu cooperation (co: bersama dan operation: kerja) yang artinya bekerja sama. Sedangkan secara terminologi, koperasi ialah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan badan hukum atau orang-orang yang bekerja sama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar sukarela secara kekeluargaan.4

Menurut Undang-Undang No. 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.5

Koperasi sekolah melibatkan para siswa di bawah bimbingan Kepala Sekolah dan guru, terutama guru bidang studi kewirausahaan. Keberadaan koperasi sekolah tentunya memiliki peranan penting bagi masyarakat sekolah

4

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hl. 161.

5

Lihat Pasal 3 Undang-Undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Koperasi.

yang bersangkutan, terutama bagi siswa. Beberapa peran koperasi sekolah adalah sebagai berikut: Pertama, sebagai organisasi bisnis yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan mampu meningkatkan kesejahteraan para siswa sebagai anggotanya. Kedua, sebagai pusat pendidikan dan pelatihan perkoperasian dan kewirausahaan (center of entrepreneurship education) yang dapat membina kader-kader gerakan koperasi dan dunia usaha Indonesia.6

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian koperasi adalah suatu lembaga atau organisasi yang di dalamnya terdapat orang-orang yang saling bekerja sama untuk dapat memenuhi kebutuhan yang dikelola melalui sistem dan tata tertib yang terdapat di dalamnya. Koperasi memiliki bermacam bentuk dan jenis, salah satu bentuk koperasi adalah koperasi konsumen. Koperasi konsumen adalah koperasi yang keanggotaannya merupakan kelompok masyarakat yang membeli barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari. Salah satu contohnya koperasi konsumen adalah koperasi sekolah. Koperasi sekolah adalah

6

Herlan Firmansyah, Romi F, dan Agus A, Advanced Learning Economics 3 for Grade XII Senior High School, Jil.3, Ed. 2, (Grafindo Media Pratama : Bandung, 2012), hl. 170

33

(4)

koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang melibatkan siswa dan dikoordinatori oleh guru dan Kepala Sekolah. Koperasi sekolah dapat didirikan pada berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar, koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya.

2. Dasar Hukum Koperasi

Prinsip Koperasi berdasarkan UU No. 17 Th. 2012, yaitu: modal terdiri dari simpanan pokok dan Surat Modal Koperasi (SMK). Lebih detail tentang ketentuan pengaturan koperasi BMT diatur dengan Keputusan Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah No. 91 Tahun 2004 (Kepmen No. 91 /KEP /M.KUKM /IX /2004). Dalam ketentuan ini koperasi BMT disebut sebagai Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Dengan ketentuan tersebut, maka BMT yang beroperasi secara sah di wilayah Republik Indonesia adalah BMT yang berbadan hukum koperasi yang izin operasionalnya dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Usaha Menengah atau departemen yang sama di masing-masing wilayah kerjanya.

Selain harus sesuai dengan Kepmen No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 ini, koperasi BMT (KJKS) harus juga tunduk dengan koperasi yaitu Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.7

Yang menjadi dasar atau landasan hukum koperasi sekolah adalah sebagai berikut :

1. Landasan ideologi koperasi sekolah adalah pancasila;

2. Landasan Struktural /konstitusional koperasi sekolah : UUD 1945 pasal 33; 3. Landasan operasional koperasi sekolah

adalah peraturan-peraturan pemerintah, diantaranya :

1) Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.638/SKPTS/MEN/1974;

2) Keputusan Bersama Menteri

Koperasi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam

Negeri No.SKB 125/M/KPTS/X/1984,

No.0447/U/1984, dan No. 71 tahun 1984 tentang pembinaan dan pengembangan koperasi sekolah.8

Landasan Koperasi Syariah:

a) Koperasi syariah berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

b) Koperasi syariah berazaskan

kekeluargaan. 7

Ibid, hl. 39. 8

Herlan Firmansyah, Romi F, dan Agus A, Advanced Learning Economics 3 for Grade XII Senior High School, Jil.3, Ed. 2, (Grafindo Media Pratama : Bandung, 2012), hl. 169

34

(5)

c) Koperasi syariah berlandaskan syariah islam yaitu al-quran dan as-sunnah dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan (takaful).9

Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah/syarikah. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal. Dan, lembaga yang seperti itu sangat dipuji Islam seperti dalam firman Allah, “Dan bekerjasamalah dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah saling bekerjasama dalam dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah: 2). Lihat juga surat An-Nisa’: 12 dan Shaad: 24.

Bahkan, Nabi saw. tidak sekadar membolehkan, juga memberi motivasi dengan sabdanya dalam hadits Qudsi, “Aku (Allah) merupakan pihak ketiga yang menyertai (untuk menolong dan memberkati) kemitraan antara dua pihak, selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak lainnya. Jika salah satu pihak telah melakukan pengkhianatan terhadap mitranya, maka Aku keluar dari kemitraan tersebut.” (Abu Daud dan Hakim). Beliau juga bersabda, “Allah akan mengabulkan doa bagi dua orang yang bermitra selama di

9

http://muhshodiq.wordpress.com/2009/08/12 /koperasi-syariah-apa-bagaimana/ , koperasisyariah.com, diakses tanggal 14 Januari 2018 pukul 10.23 WIB. AM

antara mereka tidak saling mengkhianati.” (Al-Bukhari).

Koperasi berbentuk Badan Hukum sesuai dengan Undang-Undang No.12 tahun 1967 ialah: “Organisasi Ekonomi Rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama, berdasarkan asas kekeluargaan.

KOPERASI SEKOLAH MENURUT SYARIAT ISLAM

1. Konsep Koperasi Sekolah Menurut Syariat Islam

Koperasi sebagai sebuah istilah yang telah diserap kedalam bahasa Indonesia berasal dari kata ‘Cooperation’ (Inggris). Secara semantic koperasi berati kerja sama. Kata koperasi mempunyai padanan makna dengan istilah syirkah dalam bahasa Arab.10

Syirkah ini merupakan wadah kemitraan, kerja sama, kekeluargaan, kebersamaan usaha yang sehat, baik dan halal yang sangat terpuji dalam Islam. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

10

Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), Ed. 1, hl. 93

35

(6)

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.11

Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).

Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) terdiri dari dua kelompok lembaga, yakni lembaga keuangan berbentuk bank dan lembaga keuangan berbentuk bukan bank. Lembaga keuangan yang berbentuk bank mencakup Bank Umum Syari’ah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS). Sedangkan lembaga keuangan yang bukan berbentuk bank adalah Unit Usaha Syari’ah (UUS) dan Bait al Maal wa al Tamwil (BMT).8

Berawal dari lahirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai sentral perekonomian yang bernuansa Islam, maka bermunculan lembaga-lembaga keuangan yang lain. Yaitu ditandai dengan tingginya semangat bank konvensional untuk mendirikan lembaga keuangan Islam yaitu

bank syari’ah.12 Tetapi karena

operasionalisasi bank syari’ah di Indonesia kurang menjangkau usaha masyarakat kecil

11

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah No. 35.2/Per/M.KUKM/X/2007

12

Ahamad Sumiyanto, Menuju Koperasi Modern (Panduan untuk Pemilik, Pengelola dan Pemerhati Baitul maal wat Tamwii dalam format Koperasi), (Yogyakarta: Debeta, 2008), hl. 23.

dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan lembaga keuangan mikro seperti BPR syari’ah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasioanalisasi di daerah-daerah.

Perkembangan BMT cukup pesat, hingga akhir 2001 PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) mendata ada 2938 BMT terdaftar dan 1828 BMT yang melaporkan kegiatannya.13 Sampai dengan tahun 2003, jumlah BMT yang berhasil diinisiasi dan dikembangkan sebanyak 3.200 BMT dan tersebar di 27 propinsi.14 Perkembangan tersebut membuktikan bahwa BMT sangat dibutuhkan masyarakat kecil dan menengah. Karena BMT didaerah sangat membantu masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan ekonomi yang saling menguntungkan dengan memakai sistem bagi hasil.

Di samping itu juga ada bimbingan yang bersifat pemberian pengajian kepada masyarakat dengan tujuan sebagai sarana transformatif untuk lebih mengakrabkan diri pada nilai- nilai agama Islam yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sosial masyarakat.15

13

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. (Yoyakarta: Ekonosia, cet. ke-2, 2007), hl. 98.

14

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), (Yogyakarta, UII Press, 2005), hl. VII.

15

Ahamad Sumiyanto, Menuju Koperasi Modern (Panduan untuk Pemilik, Pengelola dan

36

(7)

Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki fungsi menghimpun dana masyarakat. Dana yang telah terhimpun, kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Dalam menjalankan dua aktivitas besar tersebut, koperasi harus menjalankan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, utamanya adalah kaidah transaksi dalam pengumpulan dan penyaluran dana menurut Islam serta tidak bertentangan dengan tujuan koperasi.

Seperti yang terkutip dalam pasal 3 UU RI Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945” Koperasi sebagai Lembaga Keuangan (non Bank) yang menggunakan prinsip syari’ah sangat sesuai dengan konsep Lembaga Keuangan Menurut Qur’an, walaupun dalam al-Qur’an tidak menyebut konsep Lembaga Keuangan secara eksplisit, namun al-Qur’an telah sejak lama memberikan aturan dan prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan bagi Pembentukan Organisasi Ekonomi modern. Seperti konsep

Pemerhati Baitul maal wat Tamwii dalam format Koperasi), (Yogyakarta: Debeta, 2008), hl. 24.

pencatatan (Akuntansi dalam istilah ekonomi modern), baik laporan keuangan (rugi laba perubahan Modal dan Administrasi bisnis yang lain) secara jelas telah diatur dalam al-Qur’an.

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah memberikan pengertian bahwa Koperasi Simpan Pinjam Syariah atau koperasi jasa keuangan syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).16

Dengan demikian semua BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan dalam KJKS, mempunyai payung Hukum dan legal kegiatan operasionalnya asal saja memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Keluarnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor 91/kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah merupakan realisasi yang tumbuh subur

16

Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003),hl. 456.

37

(8)

dalam masyarakat ekonomi Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Kenyataan itu membuktikan bahwa sistem ekonomi syariah dapat diterima dan diterapkan dalam masyarakat Indonesia bahkan mempunyai nilai positif membangun masyarakat Indonesia dalam kegiatan ekonomi sekaligus membuktikan kebenaran hukum ekonomi syariah mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan sistem ekonomi komunis maupun ekonomi kapitalis. Indonesia yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam adalah lahan subur untuk berkembangnya ekonomi syariah. Semakin tinggi kualitas kemampuan seseorang dan integritas diniyahnya akan semakin tertarik untuk menerapkan sistem ekonomi syariah dari pada yang lain. Hal ini disebabkan oleh panggilan hati nurani dan semangat jihad yang membakar keteguhan jiwanya memperjuangkan ajaran agama dalam segala unsur dunia.

Praktek usaha koperasi yang dikelola secara syari’ah telah tumbuh dan berkembang di masyarakat serta mengambil bagian penting dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Di masyarakat telah bermunculan BMT yang bernaung dalam kehidupan payung hukum koperasi. Hal inilah yang mendorong Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

untuk menerbitkan Surat Keputusan Nomor 91/kep/MKUKM/IX/2004.

Berdasarkan ketentuan yang disebut Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). Dengan demikian semua BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan dalam KJKS, mempunyai payung Hukum dan Legal kegiatan operasionalnya asal saja memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Koperasi merupakan syirkah baru yang diciptakan oleh para ahli ekonomi dan banyak sekali manfaatnya, yaitu memberi keuntungan kepada para anggota, memberi lapangan kerja bagi karyawannya, memberi bantuan keuangan dari sebagian hasil koperasi untuk membangun rumah ibadah serta dana sosial. Dengan demikian jelas bahwa koperasi ini tidak mengandung unsur kezaliman. Pengelolaannya demokratis dan terbuka (open management) serta membagi keuntungan atau kerugian kepada para anggota menurut ketentuan yang berlaku yang telah diketahui oleh seluruh anggota pemegang saham.

2. Landasan Koperasi Sekolah Menurut Syariat Islam

(9)

Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah/syarikah. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal.Dan, lembaga yang seperti itu sangat dipuji Islam seperti dalam firman Allah, “Dan bekerjasamalah dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah saling bekerjasama dalam dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah: 2). Lihat juga surat An-Nisa’: 12 dan Shaad: 24.

Bahkan, Nabi saw tidak sekadar membolehkan, juga memberi motivasi dengan sabdanya dalam hadits Qudsi, “Aku (Allah) merupakan pihak ketiga yang menyertai (untuk menolong dan memberkati) kemitraan antara dua pihak, selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak lainnya. Jika salah satu pihak telah melakukan pengkhianatan terhadap mitranya, maka Aku keluar dari kemitraan tersebut.”(Abu Daud dan Hakim).Beliau juga bersabda, “Allah akan mengabulkan doa bagi dua orang yang bermitra selama di antara mereka tidak saling mengkhianati.” (Al-Bukhari)

Penekanan manajemen usaha dilakukan secara musyawarah (Syuro) sesama anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan melibatkan seluruhnya potensi anggota yang

dimilikinya. Sebagaimana firman Allah SWT.

“…..Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, Allah amat berat siksaannya “.(Q.S Al Maidah ayat 2).

Berdasarkan pada ayat Al-quran di atas, kiranya dapat dipahami bahwa tolong-menolong dalam kebajikan dan dalam ketakwaan dianjurkan oleh Allah. Koperasi merupakan tolong menolong, kerja sama, dan saling menutupi kebutuhan. Menutupi kebutuhan dan tolong menolong kebajikan adalah salah satu wasilahuntuk mencapai ketakwaan yang sempurna (haqa tuqatih)

Di dalam Kitabullah, Allah berfirman. “Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga.”(Q.S an- Nisa: 12).

Dan sesungguhnya kebanyakan orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh; dan amat sedikitlah mereka itu.” (Q. S. 38: 24)

Di dalam As-Sunnah, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Allah SWT berfirman: “Aku ini Ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang mereka tidak mengkhianati temannya. Apabila salah seorang telah berkhianat

(10)

terhadap temannya Aku keluar dari antara mereka.” (HR. Abu Daud dari Abu Hurairah).17

Kemudian landasan koperasi secara syariah adalah:18

a) KoperasisyariahberlandaskanPancas iladanUndang-UndangDasar 1945. b) Koperasisyariahberazaskankekeluar

gaan.

c) Koperasi syariah berlandaskan syariah Iislam yaitu al-quran dan as sunnah dengans aling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan (takaful).

Koperasi syari’ah menegakkan prinsip-prinsip ekonomi Islam, sebagai berikut:

a. Kekayaan adalah amanah Allah swt yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun secara mutlak

b. Manusia diberi kebebasan bermu’amalah selama bersama dengan ketentuan syariah

c. Manusia merupakan khalifah Allah dan pemakmur dimuka bumi

17

http://saktirangkuti.blogspot.co.id/2013/02/ koperasi-dalam-pandangan-islam.htm diakses tanggal 12 Januari 2018 pukul 10.43 WIB AM

18

https://fatmaambarsari.wordpress.com/category/eko nomi-koperasi/tgl. 14 Jnaurari 2018 pukul 08.42 WIB. AM

d. Menjunjung tinggi keadilan serta menolak setiap bentuk ribawi dan pemusatan sumber dana ekonomi pada segelintir orang atau sekelompok orang saja.19

Dari uraian di atas, diketahui bahwa usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat (thayyib) serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil dan tanpa riba, judi atau pun ketidakjelasan (ghoro). Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus sesuai dengan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pendapat Ulama tentang Bunga Koperasi

Bapak Koperasi Indonesia Moh Hatta dalam bukunya yang berjudul “Beberapa Fasal Ekonomi” menyebutkan bahwa ulama

19

http://muhshodiq.wordpress.com/2009/08/1 2/koperasi-syariah-apa-bagaimana/ , koperasisyariah.com. diakses tanggal 14 Januari 2018, pukul 10.23 WIB. AM.

40

(11)

Indonesia mayoritas mengharamkan riba, tetapi ada pula ulama yang menyebutkan bahwa memungut renten itu tidak baik tetapi jika kemajuan masyarakat menghendaki adanya renten itu di perbolehkan juga. Pendapat ini mengacu kepada efek baik dan buruk dari Riba.

Buya Hamka dalam tafsir “Al-Azhar” tegas menyebutkan bahwa renten adalah tidak boleh tetapi sangat dianjurkan adanya Qardhan Hasanan yaitu ganti rugi yang layak untuk pemberi kredit. Ganti rugi yang dimaksud disini adalah ganti rugi atas turunya nilai uang karena inflasi.20

Inflasi akan menyebabkan nilai uang turun dan jika pinjaman selama beberapa tahun dibayarkan dalam jumlah uang yang sama maka pemberi pinjaman akan rugi karena nilai uangnya sudah turun di sebabkan inflasi.

Menurut pandangan ulama, koperasi (syirkah ta’uwuniyah) dalam Islam adalah menggunakan akad musyarakah, yakni suatu perjanjian kerja sama antara dua orang atau lebih, di satu pihak menyediakan modal usaha, sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing menurut perjanjian, dan di antara syarat sah musyarakah itu ialah keuntungan setiap

20

https://www.koperasi.net/2015/11/koperasi-simpan-pinjam-dalam-islam.html,diakses tanggal 12 Januari 2018 pukul 10.23 WIB. AM

tahun dengan persentase tetap kepada salah satu pihak dari musyarakah tersebut.

Dengan demikian, azas koperasi Syariah yaitu berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak dimonopoli dan juga begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama dan proporsional. Dan dalam hal ini hukum Islam mengizinkan kepentingan masyarakat atau kesejahteraan bersama melalui prinsip ishtishlah atau al-maslahah.Yang berarti bahwa ekonomi Islam harus memberi prioritas pada kesejahleraan rakyat bersama yang merupakan kepentingan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa koperasi fokus dengan kebutuhan anggota, berupaya meningkatkan kapasitas ekonomi anggota maka unsur Bunga dan Riba tidak akan muncul, yang kemudian muncul adalah tambahan atas nilai inflasi dan bagi hasil. Kekuatan utama koperasi adalah pada kumpulan orang. Dalam koperasi dikenal istilah self help, artinya menolong diri sendiri, koperasi tidak serta merta membuat anggotanya kaya tetapi koperasi memberikan jalan untuk itu. Praktek yang benar sesuai nila dan prinsip koperasi akan menghasilkan praktek yang jauh dari riba tetapi ketika koperasi hanya digunakan sebagai alat oleh sekelompok orang untuk memperkaya kelompoknya

41

(12)

dengan mengambil keuntungan dari nasabah yang di pertahankan menjadi calon anggota melebih bawats waktu yang ditentukan maka sudah bisa dipastikan untuk riba akan mucul, praktek koperasi seperti ini tidak bisa disebut sebagai koperasi yang sesungguhnya. Saya akan senang jika ada tanggapan, ataupun masukan bahkan sanggahan untuk melengkapi posting saya tentang koperasi simpan pinjam dalam Islam.

Karena itu, apabila koperasi itu termasuk mudharabah atau qiradh, dengan ketentuan tersebut di atas (menetapkan persentase keuntungan tertentu kepada salah satu pihak dari mudharabah), maka akad mudharabah itu tidak sah (batal), dan seluruh keuntungan usaha jatuh kepada pemilik modal, sedangkan pelaksana usaha mendapat upah yang sepadan atau pantas. Sebab Syirkah Ta’awuniyah tidak mengandung unsur mudharabah yang dinimuskan oleh fuqaha. Sebab Syirkah Ta’awuniyah, modal usahanya adalah dari sejumlah anggota pemegang saham, dan usaha koperasi itu dikelola oleh pengurus dan karyawan yang dibayar oleh koperasi menurut kedudukan dan fungsinya masing-masing. Kalau pemegang saham turut mengelola usaha koperasi itu, maka ia berhak mendapat gaji sesuai dengan sistem penggajian yang balaku.

Koperasi merupakan syirkah baru yang diciptakan oleh para ahli ekonomi yang dimungkinkan banyak sekali manfaatnya, yaitu membari keuntungan kepada para anggota pemilik saham, membori lapangan kerja kepada para karyawannya, memberi bantuan keuangan dan sebagian hasil koperasi untuk mendirikan tempat ibadah, sekolah dan sebagainya.

Dengan demikian jelas, bahwa dalam koperasi ini tidak ada unsur kezaliman dan pemerasan (eksploitasi oleh manusia yang kuat/kaya atas manusia yang lemah/miskin). Pengelolaannya demokratis dan terbuka (open management) serta membagi keuntungan dan kerugian kepada para anggota menurut ketentuan yang berlaku yang telah diketahui oleh seluruh anggota pemegang saham.

KESIMPULAN

Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1 merupakan usaha kekeluargaan dengan tujuan mensejahterakan anggotanya. Koperasi adalah lembaga usaha yang dinilai cocok 42

(13)

untuk memberdayakan rakyat kecil. Nilai-nilai koperasi juga mulia seperti keadilan, kebersamaan, kekeluargaan, dan kesejehateraan bersama.

Sebagian ulama menganggap koperasi (Syirkah Ta’awuniyah) sebagai akad mudharabah, yakni suatu perjanjian kerja sama antara dua orang atau lebih, di satu pihak menyediakan modal usaha, sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing (membagi keuntungan) menurut perjanjian, dan di antara syarat sah mudharabah itu ialah menetapkan keuntungan setiap tahun dengan persentasi tetap, misalnya 1% setahun kepada salah satu pihak dari mudharabah tersebut. Karena itu, apabila koperasi itu termasuk mudharabah atau qiradh, dengan ketentuan tersebut di atas (menetapkan persentase keuntungan tertentu kepada salah satu pihak dari mudharabah), maka akad mudharabah itu tidak sah (batal), dan seluruh keuntungan usaha jatuh kepada pemilik modal, sedangkan pelaksana usaha mendapat upah yang sepadan atau pantas.

Mengenai status hukum berkoperasi bagi urnmat Islam juga didasarkan pada kenyataan, bahwa koperasi merupakan lembaga ekonomi yang dibangun oleh pemikiran barat, terlepas dari ajaran dan kultur Islam. Artinya, bahwa Al-Quran dan hadis tidak menyebutkan, dan tidak pula

dilakukan orang pada zaman Nabi. Kehadirannya di beberapa negara Islam mengundang para ahli untuk menyoroti kedudukan hukumnya dalam Islam.

Koperasi syariah adalah koperasi yang didirikan berdasarkan landasan hukum Islam. Tujuan dai koperasi syariah adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Adapun fungsi dan peran koperasi syariah antara lain :

a. Membangun dan mengembangkan

potensi dan kemampuan anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya;

b. Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar menjadi lebih amanah, professional (fathonah), konsisten, dan konsekuen (istiqomah) di dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam dan prinsip-prinsip syariah islam; c. Berusaha untuk mewujudkan dan

mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi;

(14)

d. Sebagai mediator antara menyandang dana dengan penggunan dana, sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M. Ali. 2003. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalah). (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Herlan Firmansyah, Romi F, dan Agus A. 2012. Advanced Learning Economics 3 for Grade XII Senior High School, Jil.3, Ed. 2. Bandung: Grafindo Media Pratama.

http://muhshodiq.wordpress.com/2009/08/1 2/koperasi-syariah-apa-bagaimana/ , koperasisyariah.com, diakses tanggal 14 Januari 2018 pukul 10.23 WIB. AM

http://saktirangkuti.blogspot.co.id/2013/02/ koperasi-dalam-pandangan-islam.htm diakses tanggal 12 Januari 2018 pukul 10.43 WIB AM https://fatmaambarsari.wordpress.com/categ ory/ekonomi-koperasi/tgl. 14 Jnaurari 2018 pukul 08.42 WIB. AM https://www.koperasi.net/2015/11/koperasi-

simpan-pinjam-dalam-islam.html,diakses tanggal 12 Januari 2018 pukul 10.23 WIB. AM

Machendrawaty, Nanih. 2001. Pengembangan Masyarakat Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhammad. 2007. Lembaga Ekonomi

Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan

Usaha kecil dan Menengah No. 35.2/Per/M.KUKM/X/2007

Ridwan, Muhammad. 2005. Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press

Sholihin, Ahmad Ifham. 2003. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga

Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Yoyakarta: Ekonosia, cet. ke-2.

Sumiyanto, Ahamad. 2008. Menuju Koperasi Modern (Panduan untuk Pemilik, Pengelola dan Pemerhati Baitul maal wat Tamwii dalam format Koperasi). Yogyakarta: Debeta.

Thamrin, Husni. 2009. Ekonomi dan Manajemen Suatu Perspektif. (Pekanbaru: Lembaga Penelitian UIN Suska Riau.

Referensi

Dokumen terkait

 Staged representation  pendekatan yang menggunakan sekumpulan area proses yang sudah terdefinisi sebelumnya untuk digambarkan sebagai suatu level kematangan organisasi... Last

Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia- Nya saya dapat menyelesaiakan tugas akhir saya yang berjudul “Tanggapan Mahasiswa Terhap

Meningkatnya jumlah penyandang masalah dari golongan generasi muda saat ini yang mencapai 28.694 orang atau meningkat 20 persen dari jumlah tahun sebelumnya (BPMKS Kabupaten

25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, pasal 22 mengemukakan bahwa Rapat Anggota (RAT) merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi, maka untuk mengelola koperasi

Upaya yang dapat dilakukan terhadap hak tenaga kerja pada perusahaan yang dinyatakan pailit berdasarkan Undang-undang tentang Kepailitan dan penundaan kewajibanpembayaran

Sasaran pelatihan gender adalah memungkinkan para peserta memahami peranan dan kebutuhan wanita dan pria yang berbeda dalam masyarakat, menentang perilaku dan struktur yang

Terapi keluarga berupa pendidikan keluarga penting dilakukan agar keluarga mengenal tentang masalah yang dialami klien dan bagaimana menangani masalah yang terjadi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa r hitung 0,496 lebih besar dari r tabel = 0,244 pada taraf signifikansi 5% yang artinya bahwa ada hubungan yang positif