• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage, dan dividend payout ratio terhadap price earning ratio (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2014 – 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage, dan dividend payout ratio terhadap price earning ratio (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2014 – 2016)"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP PRICE EARNING RATIO. (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 – 2016). SKRIPSI. Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Margareth Kusuma 14130210008. PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2018. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(3) Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018. Scanned by CamScanner.

(4) Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018. Scanned by CamScanner.

(5) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh likuiditas (Current Ratio), profitabilitas (Return On Equity), Leverage (Debt to Equity Ratio) dan Dividend Payout Ratio terhadap price earning ratio. Price Earning Ratio penting bagi investor untuk menilai seberapa besar harga saham yang wajar dengan earning yang akan didapatkan dari menanamkan modal pada suatu perusahaan. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan data sekunder yang dianalisa dengan menggunakan metode linier berganda. Sampel dalam penelitian sebanyak 27 perusahaan sektor manufaktur yang secara berturut-turut selama periode 2014-2016 terdaftar di BEI, menerbitkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember dan telah di-audit, menggunakan mata uang Rupiah, mendapatkan keuntungan atau income, tidak melakukan share split atau reverse dan melakukan pembagian dividen kas. Hasil penelitian ini adalah (1) Likuiditas (Current Ratio) tidak berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio, (2) Profitabilitas (Return On Equity) tidak berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio, (3) Leverage (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Price Earning Ratio, (4) Dividend Payout Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Price Earning Ratio, dan (5) Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, dan Dividend Payout Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio. Kata Kunci:. likuiditas (current ratio), profitabilitas (return on equity), leverage (debt to equity ratio), dividend payout ratio, price earning ratio. i Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(6) ABSTRACT The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of liquidity (Current Ratio), profitability (Return On Equity), leverage (Debt to Equity Ratio) and Dividend Payout Ratio towards Price Earning Ratio. Price Earning Ratio is important for investors in order to assess how much a fair share price with earnings that will be obtained from investing in a company. The sample of this research was selected by using purposive sampling method and with secondary data which was analyzed by using multiple regression method. There were 27 manufacturer firms as samples that have been simultaneously registered in BEI since 2014-2016, published financial statements at the end of 31 December and had been audited by independently auditor, used Rupiah as currency, profit or income, do not share split or reverse, and distributed cash dividend. The result of this research are (1) liquidity (current ratio) does not have positive effect towards price earning ratio, (2) profitability (return on equity) does not have positive effect towards price earning ratio, (3) leverage (debt to equity ratio) have positive effect but not significant towards price earning ratio, (4) dividend payout ratio have a significant positive effect towards price earning ratio, (5) liquidity, profitability, leverage, and dividend payout ratio simultaneously have a significant effect towards price earning ratio. Keywords:. dividend payout ratio, leverage (debt to equity ratio), liquidity (current ratio), price earning ratio, profitability (return on equity). ii Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(7) KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang sudah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016)” ini dengan baik hingga batas waktu yang telah ditentukan. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S.E.) pada Universitas Multimedia Nusantara. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berupa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis diberikan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini.. 2.. Orang tua dan adik-adik penulis yang selalu memberikan dukungan baik secara moral, semangat maupun materi kepada penulis untuk selalu berjuang menyelesaikan skripsi ini.. 3.. Dra. Nurainun Bangun, M.M., Ak., C.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan, serta dukungan dan semangat dalam proses penyusunan skripsi.. 4.. Bapak Stefanus Ariyanto, S.E., M.Ak., CPSAK. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. iii Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(8) 5.. Dosen Akuntansi UMN yang telah membimbing dan memberikan pengajaran atas ilmu akuntansi selama kuliah.. 6.. Vincent Jayaputra yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.. 7.. Teman-teman dekat penulis, Julia Denyse, Agnes Avianti, Cornelia, Jesika, dan Stephanie Florencia yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat.. 8.. Keluarga besar Prodi Akuntansi dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan mendukung penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki banyak. kekurangan serta kelemahan yang ditemukan dan jauh dari kata sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis selalu siap untuk menerima kritikan dan juga saran yang dapat membangun dan mengembangkan potensi penulis. Selain itu, penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini, semoga Tuhan selalu melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya kepada semua pihak, Amin.. Tangerang, 06 Agustus 2018. Margareth Kusuma. iv Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(9) DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ABSTRAK ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................v DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................1 1.2 Batasan Masalah.........................................................................................17 1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................18 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................18 1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................19 1.6 Sistematika Penulisan..................................................................................19. BAB II TELAAH LITERATUR ....................................................................22 2.1 Pasar Modal.................................................................................................22 2.2 Investasi.......................................................................................................24 2.3 Saham .........................................................................................................25 2.4 Efficient Market Theory .............................................................................28 2.5 Struktur Modal ...........................................................................................29 v Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(10) 2.6 Signalling Theory .......................................................................................33 2.7 Analisis Fundamental .................................................................................35 2.8 Price Earning Ratio ...................................................................................37 2.9 Likuiditas.....................................................................................................40 2.10 Profitabilitas .............................................................................................43 2.11 Leverage ...................................................................................................46 2.12 Dividend Payout Ratio .............................................................................49 2.13 Model Penelitian ......................................................................................52. BAB III METODE PENELITIAN ................................................................53 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................53 3.2 Metode Penelitian........................................................................................54 3.3 Variabel Penelitian ......................................................................................54 3.4 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................59 3.5 Teknik Pengambilan Sampel.......................................................................59 3.6 Teknik Analisis Data ...................................................................................60 3.6.1 Statistik Deskriptif .............................................................................60 3.6.2 Uji Normalitas ....................................................................................60 3.6.3 Uji Asumsi Klasik .............................................................................61 3.7 Uji Hipotesis................................................................................................65. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................68 4.1 Objek Penelitian ..........................................................................................68. vi Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(11) 4.2 Analisis dan Pembahasan ............................................................................69 4.2.1 Statistik Deskriptif .............................................................................69 4.2.2 Uji Normalitas ....................................................................................72 4.2.3 Uji Asumsi Klasik ..............................................................................73 4.2.4 Uji Hipotesis.......................................................................................78. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................89 5.1 Simpulan .....................................................................................................89 5.2 Keterbatasan ................................................................................................90 5.3 Saran............................................................................................................91 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................93 DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................97 LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP. vii Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(12) DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Rincian Pengambilan Sampel ............................................................ 69 Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif .................................................................... 70 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 73 Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................. 74 Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson .................................................................... 75 Tabel 4.6 Hasi Uji Durbin-Watson menggunakan Transformasi Ln .................. 75 Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin-Watson setelah Transformasi .................................. 76 Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 78 Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F (Simultan)........................................................... 79 Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik t (Parsial) ............................................................. 80. viii Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(13) DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Penelitian ............................................................................ 52 Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas ........................................................... 77. ix Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(14) BAB I 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Perusahaan berkembang di Indonesia semakin banyak yang memasuki dunia pasar modal untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah satunya untuk melakukan ekspansi usaha. Hal tersebut dapat dilihat dari sejumlah perusahaan dari berbagai sektor seperti infrastruktur, jasa keuangan, energi, dan kesehatan merambah lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data dari factbook tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia, pada tahun 2016 ada 16 perusahan yang melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Berikut adalah daftar perusahaan yang go public di tahun 2016 serta sektor perusahaan, saham perusahaan yang beredar, harga penawaran, tanggal penawan, dan harga saham tersebut (Bursa Efek Indonesia):. Nama Perusahaan PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA) PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) PT Silo Maritime Perdana Tbk (SHIP). PT Duta Inti Daya Tbk (DAYA). Sektor Perusahaan Perbankan Konstruksi. Saham yang beredar 241.250 juta lembar saham 170 Juta lembar. Harga IPO. Tanggal IPO. Harga Saham Penutupan per Desember 2016. Rp132. 12-Jan-16. Rp. 160. Rp185. 10-Feb-16. Rp. 298. Media Digital. 105,05 Juta lembar. Rp750. 11-Feb-16. Rp. 1.025. Perbankan. 5,372 Miliar lembar. Rp103. 12-Mei-16. Rp. 78. Energi (Utilities). 1,60 Miliar lembar. Rp1.500. 14-Jun-16. Rp. 1.285. Transportasi. 70 Miliar lembar. Rp140. 16-Jun-16. Rp. 498. Retail Trade. 478,04 Juta lembar. Rp180. 28-Jun-16. Rp. 195. 1. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(15) PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE). Properti. PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA). 2,3 Miliar lembar. Rp140. 29-Jun-16. Rp. 398. Konstruksi non Bangunan. 160 Juta lembar. Rp190. 18-Jul-16. Rp. 302. Jasa dan Investasi. 5,5 Juta lembar. Rp130. 19-Jul-16. Rp. 456. Semen. 10,54 Miliar lembar. Rp490. 06-Sep-16. Rp. 555. PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF). Pertanian. 1,438 Miliar lembar. Rp123. 20-Sep-16. Rp. 448. PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA). Konstruksi Bangunan. 300 Juta lembar. Rp1.350. 28-Sep-16. Rp. 1.290. Industri Gas. 766,66 Juta lembar. Rp1.100. 28-Sep-16. Rp. 880. Jasa Kesehatan. 187,5 Juta lembar. Rp6.500. 07-Des-16. Rp. 5.800. Wholesale (Durable & non Durable goods). 1,8 Miliar lembar. Rp103. 19-Des-16. Rp. 390. PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA) PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) PT Bintang Oto Global (BOGA). (Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2016) Dari data perusahaan yang go public di atas, dapat disimpulkan bahwa di semua sektor perusahaan Indonesia sedang beusaha untuk bisa menjadi perusahaan go public agar bisa memperjual belikan saham yang dimiliki perusahaan dengan tujuan supaya perusahaan jika membutuhkan dana secara eksternal dapat memperoleh dana dari investor. Dengan melihat harga saham perusahaan dan perubahan yang terjadi pada harga saham, investor dapat menilai perusahaan mana yang layak untuk menjadi tempat berinvestasi. Harga saham suatu perusahan menunjukkan seberapa banyak minat investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh investor untuk mengetahui seberapa pantas investor memberikan harga terhadap saham perusahaan adalah dengan menganalisa kinerja perusahaan yang. 2 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(16) dapat dilihat dari laba bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan dan membandingkan dengan laba per lembar saham yang diberikan perusahaan. Laba bersih yang dihasilkan perusahaan dan laba per lembar saham dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan, jika laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan meningkat berarti semakin tinggi dana yang tersedia untuk dialokasikan sebagai dividen yang akan dibagikan kepada investor. Semakin banyak investor yang berminat maka harga saham perusahaan akan meningkat juga. Harga pasar per lembar saham dan laba per lembar saham merupakan komponen dari Price Earning Ratio yang mampu menunjukkan seberapa pantas perusahaan menjadi tempat berinvestasi. Maka dari itu untuk memutuskan berinvestasi, investor penting untuk melakukan analisa sederhana dengan menggunakan Price Earning Ratio. Data lain yang dapat mencerminkan bahwa persaingan perekonomian di Indonesia semakin meningkat adalah di sektor industri manufaktur. Berdasarkan “International Yearbook of Industrial Statistic 2016” yang diterbitkan oleh United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Indonesia berhasil masuk 10 besar negara industri manufaktur terbesar di dunia. Bahkan, Indonesia mampu melampaui negara industri lainnya seperti Inggris, Rusia, dan Kanada, (Kemenperin, 2017). Industri manufaktur skala mikro hingga besar menunjukkan geliat yang positif. Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa kawasan industri bisa menjadi ujung tombak untuk menarik investasi dan melihat perkembangan industri yang ekspansi di Tanah Air. Airlangga (Menteri Perindustrian) mengatakan bahwa, "Sampai saat ini, Kemenperin fokus untuk meningkatkan pengembangan manufaktur, dengan banyak kegiatan strategis yang dilakukan seperti penguatan. 3 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(17) pendidikan lokasi industri, pendalaman struktur industri, pembinaan kepada industri padat karya berorientasi ekspor, pengembangan industri berbasis sumber daya alam, serta pengembangan perwilayahan industri,” paparnya. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan nonmigas pada triwulan I-2017 tumbuh sebesar 4,71%. Capaian tersebut meningkat dibanding pertumbuhan dalam periode yang sama tahun 2016 sebesar 4,51%, juga di atas pertumbuhan sepanjang tahun 2016 yang mencapai 4,42%. Bahkan, BPS juga mencatat, industri manufaktur mikro kecil mampu tumbuh sebesar 6,63% pada triwulan I-2017. Berdasarkan data perhitungan, dapat disimpulkan bahwa industri manufaktur di Indonesia telah memberikan kontribusi hampir seperempat bagian dari produk domestik bruto (PDB) nasional (BKPM, 2017). Sebagai bukti perusahaan manufaktur mengalami pertumbuhan, dapat dilihat dari data yang merangkum perusahaan dengan nilai peningkatan saham terbesar pada tahun 2016 yaitu dari perusahaan manufaktur (Yahoo Finance, 2016). Terdapat 5 perusahaan manufaktur tercatat yang mengalami peningkatan pada harga saham yang cukup tinggi yaitu, PT Pelat Timah Nusantara Tbk dengan kenaikan harga saham 4.840%, PT Indofarma Tbk dengan kenaikan 2.525%, PT Barito Pacific Tbk yang naik 1.011,54%, PT Delta Dunia Makmur Tbk mengalami peningkatan 788,89%, dan PT Semen Baturaja dengan kenaikan harga saham sebesar 783,16%. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan manufaktur sedang mengalami peningkatan. Jika dilihat dari fenomena yang ada dan telah didukung oleh data, perekonomian di Indonesia memang sedang mencerminkan peningkatan terutama. 4 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(18) pada sektor manufaktur. Hal tersebut menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan manufaktur untuk mendapatkan return yang tinggi baik berupa dividen maupun capital gain. Tinggi atau rendahnya return saham suatu perusahaan mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modalnya di dalam perusahaan tersebut. Namun, agar investor tidak salah menentukan perusahaan untuk berinvestasi maka ada 2 cara analisis yang biasa dilakukan oleh investor, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Menurut Jogiyanto (2010) dalam Arisona (2013) analisis teknikal adalah analisis dengan menggunakan data pasar dari nilai saham untuk menentukan nilai dari saham sedangkan analisis fundamental adalah analisis yang menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan. Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham, yaitu pendekatan Present Value dan pendekatan Price Earning Ratio, (Tandelilin (2007) dalam Taufiq, dkk (2015)). Price Earning Ratio digunakan untuk menilai harga saham yang didasari oleh analisis laporan keuangan, komponen Price Earning Ratio berkaitan langsung pada laporan keuangan yaitu laba bersih setelah pajak dan juga rata-rata tertimbang saham yang beredar. Komponen tersebut dapat dilihat dan dianalisa melalui informasi dari laporan keuangan, dengan demikian investor dapat menilai harga saham dari earning per share yang dianalisis dari laporan keuangan. Jika investor menemukan hasil earning per share suatu perusahaan meningkat di laporan keuangan, maka investor akan memberikan reaksi dengan cara memberikan nilai terhadap harga saham perusahaan tersebut. Earning per Share yang meningkat menunjukkan bahwa penghasilan bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan meningkat, dengan demikian investor akan beranggapan bahwa dana yang tersedia. 5 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(19) untuk dialokasikan sebagai dividen untuk dibagikan kepada pemegang saham pun lebih tinggi. Dengan anggapan tersebut investor akan memberikan harga tinggi terhadap saham perusahaan. Earning per Share bisa dikatakan sebagai dasar penentuan harga saham karena bisa menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba per lembar saham melalui net income yang diperoleh perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori analisis fundamental yaitu memberikan nilai suatu saham dengan melihat kinerja perusahaan dengan melihat dan menganalisa informasi perusahaan yang terdapat di laporan keuangan. Pendekatan Price Earning Ratio (PER) sering digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham. Price Earning Ratio (PER) merupakan pendekatan yang populer digunakan oleh para investor (analis sekuritas) untuk menilai harga saham karena pada dasarnya price earning ratio memberikan indikasi terhadap tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana kepada investor berupa dividen pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan. Price Earning Ratio (PER) adalah suatu rasio sederhana yang diperoleh dengan membagi harga pasar suatu saham dengan earning per share. Rasio ini dapat menunjukkan seberapa tinggi suatu saham dibeli oleh investor dibandingkan dengan laba per lembar saham yang menjadi dasar pembanding price earning ratio. Price Earning Ratio (PER) juga merupakan ukuran menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham melalui rasio-rasio keuangan seperti price earning ratio dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham. Semakin besar price earning ratio suatu saham maka. 6 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(20) menyatakan saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Dengan pendekatan price earning ratio juga investor dapat menghitung berapa kali (multiplier) laba yang tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain, price earning ratio menggambarkan rasio atau perbandingan harga saham terhadap earning perusahaan. Price earning ratio menunjukkan seberapa besar investor bersedia membayar untuk setiap Rp 1 dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, Mpaata dan Sartono (1997) dalam Arisona (2013). Price earning ratio yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi, Utomo (2016). Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa harapan investor terhadap earning perusahaan pada masa yang akan datang direfleksikan pada harga saham yang bersedia investor bayarkan atas saham perusahaan tersebut yang selanjutnya berpengaruh terhadap price earning ratio. Besarnya nilai price earning ratio biasanya berkaitan dengan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang memiliki peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi biasanya mempunyai nilai price earning ratio yang tinggi, dan sebaliknya perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah memiliki nilai price earning ratio yang kecil. Secara fundamental, rasio ini diperhatikan oleh investor dalam memiilih saham karena perusahaan yang mempunyai nilai price earning ratio yang tinggi menunjukkan nilai pasar yang tinggi pula atas saham tersebut, sehingga saham tersebut akan diminati oleh investor dan hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham, sebaliknya apabila perusahaan mempunyai nilai price. 7 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(21) earning ratio yang rendah menunjukkan nilai pasar yang rendah sehingga akan berdampak terhadap penurunan harga saham. Semakin tinggi nilai price earning ratio suatu saham maka menyatakan saham tersebut akan semakin mahal terhadap laba per lembar saham. Perhitungan Earning Per Share (EPS) merupakan cerminan dari seberapa kemampuan perusahaan dapat menghasilkan laba untuk per lembar saham perusahaan yang beredar, diukur dari pendapatan bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan tersebut lalu dibagi dengan jumlah saham yang beredar akan menghasilkan laba bersih per lembar saham. Earning Per Share (EPS) dapat mencerminkan kinerja perusahaan sesungguhnya karena dilihat dari pendapatan setelah pajak yang diperoleh perusahaan, dari situ investor dapat melihat apakah kinerja perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik untuk berinvestasi atau tidak. Jika suatu saham mempunyai nilai price earning ratio 10 kali, berarti harga saham tersebut 10 kali lipat terhadap EPS nya. Jadi jika seorang investor ingin berinvestasi pada perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi, investor dapat memilih saham perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio yang tinggi karena mencerminkan harga saham yang tinggi, harga saham yang tinggi dapat memberikan return yang tinggi bagi investor. maka dari itu pentingnya investor melakukan analisis atau melihat nilai price earning ratio suatu perusahaan agar mengetahui apakah layak atau tidak untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Price Earning Ratio (PER) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu likuiditas, profitabilitas, leverage, dan juga dividend payout ratio.. 8 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(22) Faktor pertama yang dapat mempengaruhi nilai price earning ratio suatu saham adalah faktor likuiditas. Likuiditas merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya, artinya jika kewajiban finansial jangka pendek jatuh tempo mampu atau tidak pihak perusahaan mengatasi hal tersebut, Kusumadewi & Sudhiarta (2016). Dalam penelitian ini, faktor likuiditas akan diproksikan dengan Current Ratio. Current Ratio merupakan rasio untuk menghitung seberapa kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya dengan asset lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Current Ratio membandingkan asset lancar yang dimiliki perusahaan dengan kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang baik adalah jika perusahaan tersebut memiliki nilai Current Ratio yang tinggi, karena jika memliki nilai current ratio yang tinggi akan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang besar untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Dengan kata lain, asset lancar yang dimiliki oleh perusahaan sudah digunakan secara maksimal sehingga dapat mendukung perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi Current Ratio suatu perusahaan berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek, semakin meningkatnya current ratio perusahaan maka perusahaan tersebut dilihat mampu untuk memenuhi kewajibannya. Investor yang melihat kemampuan perusahaan dengan menganalisa current ratio akan tertarik pada perusahaan karena. 9 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(23) artinya perusahaan tersebut memiliki asset lancar yang cukup untuk dikelola menjadi penghasilan bagi perusahaan. Penghasilan bersih akan meningkat jika tidak memiliki tanggungan kewajiban yang harus dibayar, meningkatnya penghasilan bersih akan membuat earning per share juga akan ikut meningkat karena laba yang diperoleh dari setiap lembar saham yang dimiliki akan semakin tinggi. Earning per share yang tinggi mendukung investor untuk percaya pada perusahaan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam menghasilkan laba, dengan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi akan meningkatkan minat dan kepercayaan investor terhadap perusahaan karena investor menilai bahwa perusahaan dengan laba yang tinggi akan dana yang cukup untuk dialokasikan sebagai dividen sehingga berpotensi menghasilkan return yang tinggi pula. Semakin banyak investor yang tertarik maka semakin meningkat permintaan pasar pada perusahaan tersebut, dengan demikian harga saham perusahaan akan semakin tinggi. Semakin tinggi harga saham akan meningkatkan nilai price earning ratio perusahaan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Current Ratio memiliki hubungan positif dengan Price Earning Ratio (PER). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Kurnianto (2013) yang mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap price earning ratio (PER). Faktor kedua yang dapat mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) adalah profitabilitas. Profitabilitas adalah suatu indikator yang dapat mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal asaham tertentu.. 10 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(24) Dalam penelitian ini profitabilitas akan diproksikan dengan Return on Equity (ROE). Return on Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi,. Mendra. (2016).. Return. on. Equity. (ROE). dihitung. dengan. membandingkan laba bersih setelah pajak dengan rata-rata modal. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal, Return on Equity (ROE) penting bagi investor. karena. memberikan informasi. tentang seberapa. besar tingkat. pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan menghasilkan laba. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki tingkat Return on Equity (ROE) yang tinggi. Semakin besar nilai Return on Equity (ROE) maka perusahaan dianggap mampu untuk menghasilkan pendapatan yang tinggi dari hasil pengelolaan modal yang dimiliki, dengan demikian tingkat pengembalian yang diharapkan investor dari perusahaan tersebut juga tinggi karena investor menganggap. bahwa. perusahaan dapat. memaksimalkan. pendapatan. dari. pemanfataan modal perusahaan. Return on Equity (ROE) yang tinggi akan meningkatkan nilai Price Earning Ratio suatu perusahaan karena dengan Return on Equity (ROE) yang tinggi investor dapat melihat bahwa kinerja perusahaan baik bisa menghasilkan laba yang maksimal dengan modal perusahaan yang ada. Tingginya laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan dipandang positif oleh investor, karena ketika perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi berarti semakin tinggi juga dana yang tersedia untuk dialokasikan ke pembagian dividen. Semakin tinggi dividen yang mampu. 11 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(25) perusahaan berikan kepada investor, maka investor akan semakin tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin banyaknya investor yang tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki nilai Return on Equity (ROE) yang tinggi maka harga saham perusahaan akan meningkat. Return on Equity (ROE) dapat meningkat karena adanya peningkatan laba bersih setelah pajak, jika laba bersih setelah pajak meningkat bisa meningkatkan nilai Return on Equity (ROE) maka dapat pula meningkatkan Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan. Hal tersebut bisa terjadi karena salah satu komponen dari Earning Per Share (EPS) adalah laba bersih setelah pajak, yang kemudian dibandingkan dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu komponen dari Price Earning Ratio (PER), sehingga jika Earning Per Share (EPS) meningkat maka semakin dapat meyakinkan investor bahwa kinerja perusahaan baik sehingga perusahaan memiliki laba per lembar saham yang tinggi. Nilai Earning Per Share (EPS) yang tinggi dapat meyakinkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena nilai EPS yang tinggi mencerminkan bahwa laba dari per lembar saham yang akan diperoleh investor atas perusahaan tersebut semakin tinggi pula. Semakin banyak investor yang ingin berinvestasi maka akan semakin tinggi nilai saham suatu perusahaan. Kondisi seperti ini dapat meningkatkan nilai Price Earning Ratio (PER). Maka dapat disimpulkan bahwa Return on Equity (ROE) berpengaruh postif terhadap Price Earning Ratio (PER). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Aji & Pangestuti. 12 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(26) (2012) dan Mendra (2016) Return on Equity (ROE) berpengaruh positif price earning ratio (PER). Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi nilai price earning ratio suatu perusahaan adalah faktor leverage. Pendanaan eksternal perusahaan dapat diperoleh dari penerbitan saham, maupun hutang yang diukur menggunakan leverage. Leverage dapat menggambarkan seberapa jauh suatu perusahaan dibelanjakan dengan hutang, dimana menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Semakin besar leverage mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi, karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih harus memenuhi hutangnya beserta dengan bunga atas hutang. Dalam penelitian ini, leverage akan diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan, Aji & Pangestuti (2012). Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara total hutang perusahaan dengan total modal perusahaan. Jika suatu perusahaan memiliki nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan operasional perusahaan tersebut banyak dibiayai oleh hutang dan bukan modal perusahaan itu sendiri. Dengan nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi maka para investor tidak akan tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena perusahaan tersebut lebih banyak dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal yang dimiliki untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Jika suatu perusahaan sebagian besar kegiatan operasionalnya dibiayai oleh hutang maka dipastikan. 13 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(27) keuntungan. yang. dihasilkan. oleh. perusahaan. akan. difokuskan. untuk. mengembalikan pinjaman modal. Hal tersebut akan menambah beban biaya yang harus dikeluarkan perusahaan karena harus membayar hutang dan bunga, laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan berkurang karena adanya penambahan beban biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membayar hutang. Kondisi ini mengakibatkan earning per share (EPS) suatu perusahaan akan kecil karena keuntungan yang dapat dinikmati perusahaan atau dijadikan laba per lembar saham hanya sebagian kecil saja. Dengan nilai earning per share (EPS) yang kecil, investor akan ragu untuk berinvestasi di perusahaan tersebut karena dipastikan tingkat pengembalian (return) yang diberikan pada investor relatif kecil. Banyaknya investor yang ragu untuk berinvestasi mengakibatkan harga saham dari perusahaan menurun. Harga saham dari perusahaan menurun akan menurunkan tingkat price earning ratio (PER) pula karena banyak investor yang tidak tertarik dengan perusahaan dilihat dari harga saham serta earning per share (EPS) yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap Price Earning Ratio (PER). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Taufiq,dkk (2015) dan Anggraini (2012) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap Price Earning Ratio (PER). Faktor selanjutnya yang dapat memberikan pengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER) adalah Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio antara kas dividen yang dibagikan dengan laba per lembar saham yang dimiliki perusahaan. Dividend Payout Ratio (DPR) yang ditentukan. 14 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(28) perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham setiap tahun yang dilakukan berdasarkan besar kecilnya laba bersih setelah pajak. Suatu perusahaan memiliki kebebasan untuk mengalokasikan setiap laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan, apakah perusahaan ingin menjadikan laba tersebut sebagai penambahan saldo laba ditahan untuk periode selanjutnya atau perusahaan ingin mengalokasikan laba yang diperoleh sebagai pembagian dividend bagi para pemegang saham. Jika laba yang diperoleh perusahaan sebagian besar digunakan sebagai pembayaran dividend kepada para pemegang saham maka akan menghasilkan nilai Dividend Payout Ratio (DPR) yang besar juga. Hal tersebut terjadi karena perusahaan lebih memilih menggunakan laba perusahaan untuk dijadikan sebagai dividend bagi para pemegang saham daripada menggunakan laba perusahaan sebagai saldo laba ditahan untuk periode berikutnya. Dengan nilai Dividend Payout Ratio (DPR) yang tinggi akan menarik minat investor. untuk. berinvestasi. pada. perusahaan. tersebut. karena. investor. mengharapkan dapat berinvestasi di perusahaan yang dapat memberikan dividend yang tinggi atas saham yang dimiliki investor. Semakin banyak investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan yang memberikan nilai Dividend Payout Ratio (DPR) yang tinggi maka harga saham perusahaan akan meningkat. Meningkatnya harga saham perusahaan akan meningkatkan pula Price Earning Ratio (PER) perusahaan tersebut. Karena harga saham yang meningkat namun Earning Per Share (EPS) perusahaan kecil akan meningkatkan nilai Price Earning Ratio (PER) yang artinya perusahaan dalam kondisi baik karena mampu memiliki harga saham yang tinggi. 15 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(29) dan juga berarti banyak investor yang berminat untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio (PER). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Arisona (2013) yang menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki pengaruh secara parsial terhadap Price Earning Ratio (PER). Berdasarkan penelitian terdahulu, masih terdapat hasil yang tidak konsisten sehingga memberikan motivasi kepada peneliti untuk meneliti kembali pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage, dan dividend payout ratio pada dimensi waktu yang berbeda (tahun 2014-2016). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Mendra (2016). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya sebagai berikut: 1.. Variabel Independen Penelitian ini mengganti variabel Total Asset Turnover menjadi Dividend Payout Ratio yang mengacu pada penelitian Erlin,dkk (2014).. 2.. Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada perusahaan manufaktur pada tahun 2014-2016, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan ruang lingkup pada tahun 2012-2014.. Melihat pembahasan di atas, price earning ratio merupakan variabel penting dalam membantu investor mengambil keputusan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Keterkaitan antara pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage, dan Dividend Payout Ratio akan diungkapkan dalam penelitian bahwa semua faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) perusahaan memiliki dasar yang. 16 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(30) saling berkaitan sehingga dapat mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) perusahaan tersebut serta dapat mempengaruhi variabel lainnya. Karena masih terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian, peneliti tertarik meneliti tentang Price Earning Ratio (PER), karena Price Earning Ratio (PER) sangat penting bagi perusahaan maupun investor. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur dengan judul “PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP PRICE EARNING RATIO” (Studi empiris : Perusahaan Manufaktur Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016).. 1.2 Batasan Masalah Mengingat luasnya topik yang dibahas, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: 1.. Penelitian ini menggunakan faktor-faktor yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap Price Earning Ratio yakni Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, dan Dividend Payout Ratio.. 2.. Variabel Likuiditas diproksikan dengan Current Ratio.. 3.. Variabel Profitabilitas diproksikan dengan Return on Equity (ROE).. 4.. Variabel Leverage diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER).. 5.. Penelitian ini ditujukan untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016.. 17 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(31) 1.3 Rumusan Masalah Beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian mengenai pada pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, dan Dividend Payout Ratio terhadap Price Earning Ratio (PER) yaitu: 1.. Apakah Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio ?. 2.. Apakah Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Equity berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio?. 3.. Apakah Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equiy Ratio berpengaruh negatif terhadap Price Earning Ratio ?. 4.. Apakah Dividend Payout Ratio berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio ?. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian mengenai pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage, dan dividend payout ratio berpengaruh secara bersama-sama terhadap price earning ratio yaitu: 1.. Untuk mengetahui pengaruh Likuiditas (Current Ratio) terhadap Price Earning Ratio.. 2.. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas (Return on Equity) terhadap Price Earning Ratio.. 3.. Untuk mengetahui pengaruh Leverage (Debt to Equity Ratio) terhadap Price Earning Ratio.. 18 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(32) 4.. Untuk mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Price Earning Ratio.. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak, antara lain: 1.. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperhatikan price earning ratio karena price earning ratio penting bagi perusahaan guna dapat meyakinkan pemegang saham.. 2.. Investor Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi para investor bila ingin menanamkan modal atau membeli saham dalam suatu perusahaan.. 3.. Peneliti Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan masukan serta wawasan pengetahuan akan pentingnya price earning ratio suatu perusahaan dana apa saja faktor yang mempengaruhi price earning ratio tersebut serta apa pengaruhnya.. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini dapat memberikan gambaran secara singkat mengenai pembahasan dan pemahaman atas penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut:. 19 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(33) BAB I. PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.. BAB II. TELAAH LITERATUR Bab ini membahas mengenai teori Pasar Modal, Investasi, Saham, Efficient Market Theory, Signalling Theory, Analisis Fundamental, Price Earning Ratio sebagai variabel dependen, teori variabel-varaiabel independen yaitu Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity), Leverage (Debt to Equity Ratio), dan Dividend Payout Ratio serta hubungan setiap variabel independen dengan variabel dependen, pengembangan hipotesis dari masing-masing variabel, dan model penelitian.. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini berisikan mengenai gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, teknik analisis data, dan uji hipotesis.. BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai Objek Penelitian, Analisis dan Pembahasan Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik (Multikolonieritas, Uji Autokorelasi, Uji Heterokedastisitas, dan Uji hipotesis (Uji Koefisien Determinasi, Uji Signifikansi Simultan F dan Uji Signifikansi Parameter Individual statistik t) serta menjelaskan. 20 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(34) bagaimana hasil penelitian dapat menjawab permasalahan pada rumusan masalah. BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai simpulan dari hasil penelitian ini, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.. 21 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(35) BAB II 1 TELAAH LITERATUR 2.1 Pasar Modal Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek” (Bursa Efek Indonesia). Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Pasar modal juga dapat diartikan sebagai pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan. dana. dengan. pihak. yang. membutuhkan. dana. dengan. cara. memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun dimana tempat terjadinya jual beli tersebut dinamakan Bursa Efek, Tandelilin (2007) dalam Taufiq, dkk (2015). Pasar modal memiliki peranan penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Fungsi ekonomis pasar modal adalah untuk menyediakan perpindahan dan fungsi keuangan untuk menyediakan dana. Efisiensi pasar modal selalu. dikaitkan. dengan. penyediaan. tersedianya. informasi. yang. dapat. mempengaruhi harga sekuritas di pasar modal. Nilai transaksi (kapitalisasi) yang tinggi mengindikasikan potensi perolehan laba yang tinggi. Disisi lain return atas. 22 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(36) investasi harus melakukan analisis saham guna memperoleh keuntungan yang diharapkan (Agustin, 2013). Para pemain di pasar modal pada umumnya akan melakukan analisis fundamental sebelum mengambil keputusan berinvestasi. Salah satu analisis fundamental adalah melihat Price Earning Ratio (PER) perusahaan. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini dapat mempengaruhi kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan (Sitepu, 2014). Analisis terhadap nilai saham merupakan langkah mendasar yang harus dilakukan investor sebelum melakukan investasi pada saham, maka diperlakukan informasi yang akurat tentang kinerja keuangan perusahaan, kondisi ekonomi makro, dan informasi relevan lainnya untuk menilai saham secara akurat. Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Menurut Halim (2015), pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu: 1. Fungsi ekonomi, dalam hal ini pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang. 23 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(37) memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer) jangka panjang. 2. Fungsi keuangan, dalam hal ini pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh return dan capital gain atau interest bagi investor sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Manfaat Pasar Modal menurut Halim (2015) adalah sebagai berikut: 1.. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha.. 2.. Memberikan. wahana. investasi. bagi. investor. sekaligus. memungkinkan upaya diversifikasi. 3.. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.. 4.. Penyebaran keterbukaan, profesionalisme, dan menciptakan iklim usaha yang sehat.. 5.. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.. 6.. Sebagai alternatif investasi yang memberikan potensi profit dengan risk yang bisa diperhitunkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi.. 2.2 Investasi Investasi adalah Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu, Jogiyanto (2010) dalam Arisona (2013). Menurut Tandelilin (2010) dalam Arisona (2013), investasi adalah. 24 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(38) komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, yang bertujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Investasi yang dimaksud secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu investasi dalam bentuk finansial aset misalnya surat-surat berharga, deposito, tabungan serta investasi yang dilakukan dalam bentuk riil aset misalnya tanah, gedung, mesin, ataupun emas. Aset finansial adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut. Beberapa contoh dari aset finansial adalah deposito, obligasi, saham, dan reksa dana. Investasi aset finansial risikonya umumnya lebih tinggi daripada investasi riil karena investor hanya akan mendapatkan surat bukti misalnya sertifikat reksadana atau pencatatan sebagai pemegang saham. Terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan oleh para investor dalam melakukan investasi, yaitu tingkat pendapatan yang diharapkan (rate of return) dan risiko yang dihadapi. Terkait dengan aktivitas investasi yang dilakukan para investor maka perhitungan laba yang diperoleh menjadi hal pokok atau utama yang menjadi perhatian calon investor. Beberapa analisis yang berkaitan dengan kondisi tersebut maka kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan sebagai dasar penentuan kegiatan investasi yang dilakukan (Ryan, 2013).. 2.3 Saham Menurut Sudana (2009) dalam Arisona (2013), saham merupakan salah satu alternatif sumber dana jangka panjang bagi suatu perusahaan. Suatu perusahaan 25 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(39) dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham. Saham dapat dikatakan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan modal seseorang atau pihak badan dalam suatu perusahaan. Dengan adanya tanda kepemilikan tersebut, maka pihak yang menanamkan modal memiliki hak klaim atas pendapatan perusahaan, hak klaim atas asset perusahaan, dan juga berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Bursa Efek Indonesia). Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Berikut ini merupakan keuntungan yang diperoleh investor dengan memiliki saham, yaitu (Halim, 2015): 1. Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Umunya dividen merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang seperti misalnya pemodal institusi atau dana pensiun dan lain-lain.. 26 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(40) 2. Capital Gain Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekuritas. (Halim, 2015). Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar saat ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa (Hartono, 2002:88) dalam (Andriani, dkk, 2013). Harga saham adalah harga atau nilai yang menjadi dasar perdagangan. permodalan. perusahaan.. Bagi. sebuah. perusahaan. publik,. memaksimalkan nilai pasar saat ini seharusnya juga memaksimalkan harga saham saat ini. Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun prospek masa depannya. Perusahaan yang memperoleh laba cenderung akan mengalami peningkatan pada harga sahamnya. Naiknya harga saham perusahaan menunjukkan semakin baiknya kinerja dari perusahaan yang bersangkutan atau perolehan laba yang semakin baik, sehingga dapat mendorong minat berinvestasi para investor (Sitepu, 2014). Tingginya permintaan akan saham perusahaan akan menyebabkan jumlah saham yang beredar semakin banyak. Jumlah saham yang beredar sering digunakan untuk mencari informasi keuangan yang disediakan dengan basis per saham, seperti laba per saham atau penjualan per saham. Namun ketika jumlah saham yang beredar. 27 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(41) melampui batas, perusahaan cenderung akan membeli kembali saham tersebut. Sehingga jumlah saham yang beredar dapat berkurang dan laba per saham bisa mengalami peningkatan (Sitepu, 2014). Para investor akan mendapatkan informasi yang sangat penting dalam melakukan analisis Price Earning Ratio (PER), hal tersebut dikarenakan PER menggambarkan besarnya perbandingan antara harga pasar saham per lembar dengan laba per lembar saham. Jika PER tinggi maka berarti harga saham itu terlalu mahal atau dengan harga tertentu hanya mendapatkan laba yang kecil. Dengan kondisi tersebut maka para pembeli saham akan mendapatkan laba yang kecil dan para investor akan mendapatkan keuntungan apabila dalam pembelian nilai PER tersebut adalah rendah dan adanya kecenderungan dalam peningkatan harga saham. Melalui analisis Price Earning Ratio (PER) seorang investor akan mendapatkan informasi yang akurat atas kegiatan yang akan dilakukan (Riadi, 2013).. 2.4 Efficient Market Theory Efficient Market Theory merupakan teori dasar dari karakteristik suatu pasar modal yang efisien dimana terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesuaikan secara cepat dan akurat, Lusiana (2012) dalam Mendra (2016). Efficient market atau pasar yang efisien jika dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat, harga dari surat berharga juga mencerminkan penilaian dari investor terhadap prospek laba dimasa mendatang. 28 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(42) serta kualitasnya secara cepat dan penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia terhadap aktiva tersebut. Efficient market theory menyatakan bahwa investor selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan mereka berinvestasi sehingga dapat tercerminkan pada harga saham yang mereka transaksikan (Aji dan Pangestuti, 2012). Investor yang rasional akan menilai saham berdasarkan nilai sekarang (present value) dari pengembalian kas di masa depan. Ketika investor mengetahui informasi baru yang akan mempengaruhi nilai fundamental saham maka mereka cepat bereaksi terhadap informasi tersebut dengan melakukan bid pada harga tinggi ketika informasi bagus (good news) yaitu ketika harga saham tinggi yang mengakibatkan PER tinggi. Disisi lain investor juga dapat melakukan bid pada harga rendah ketika informasi buruk (bad news), ketika harga saham rendah dan PER juga rendah (Pratama, 2015).. 2.5 Struktur Modal Menurut Indriyani (2017), perbandingan antara hutang dan modal sendiri dalam struktur finansial perusahaan disebut struktur modal. Setiap keputusan pendanaan baik internal maupun eksternal mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber – sumber dana yang dipilih yaitu bagaimana kombinasi optimal antara pendanaan hutang dan modal sendiri (ekuitas). Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam penggunaan hutang sehingga beban yang ditanggung perusahaan akan semakin besar. Trade off theory. 29 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(43) mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir antara bagaimana melakukan penghematan pajak dan mengatasi biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan berusaha mengurangi pajaknya dengan meningkatkan rasio hutangnya, sehingga hutang yang semakin tinggi tentu akan mengurangi pembayaran pajak. Hal ini berlawanan dengan pecking order theory, yang mana perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan menurunkan rasio hutangnya. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki sumber dana internal yang melimpah. Brigham (2006) dalam Indriyani (2017) mengemukakan bahwa modal adalah jumlah dari hutang jangka panjang, saham preferen dan ekuitas saham biasa plus hutang jangka pendek yang dikenakan bunga. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (value of the firm). Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan penggunaan hutang diperoleh dari pajak (bunga hutang adalah pengurangan pajak) dan disiplin manajer (kewajiban membayar hutang menyebabkan disiplin manajemen), sedangkan kerugian penggunaan hutang berhubungan. dengan. timbulnya. biaya. keagenan. dan. biaya. kepailitan. (Hermuningsih, 2013 dalam Syardiana et al., 2015). Menurut Warsono (2003:242) dalam Wangsawinangun (2014) struktur modal yang optimal memaksimalkan. dapat didefinisikan sebagai nilai. perusahaan. atau. suatu. harga. struktur. saham. modal. perusahaan,. yang dan. 30 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(44) meminimumkan. biaya. modalnya.. Suatu. perusahaan. dalam. pemenuhan. kebutuhannya harus mengutamakan sumber internal perusahaan sehingga akan mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar. Namun apabila kebutuhan dana sudah meningkat dan tidak dapat dipenuhi dari modal internal, maka tidak ada pilihan selain menggunakan dana dari luar baik dari hutang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity financing). Apabila dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber eksternal tersebut lebih mengutamakan pada hutang saja, maka ketergantungan pada perusahaan pada pihak luar akan semakin besar dan risiko finansialnya akan semakin besar. Sebaliknya jika perusahaan hanya menggantungkan pada saham saja, karena biayanya akan semakin mahal. Untuk mengatisipasi hal tersebut, perusahaan perlu mengusahakan adanya keseimbangan yang optimal antara kedua sumber pendanaan tersebut.. Teori Struktur Modal a. Modigliani-Miller (MM) Theory Dalam Dewi dan Wirajaya (2013), Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model teori struktur modal secara matematis, scientific dan atas dasar penelitian yang terus menerus. Perlu diketahui bahwa MM memperkenalkan teori struktur modal dengan beberapa asumsi sebagai berikut: 1) tidak ada pajak. 2) investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan perusahaan. 3) informasi selalu tersedia bagi semua investor dan dapat diperoleh tanpa biaya. 4) EBIT tidak berpengaruh terhadap penggunaan hutang.. 31 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(45) b. Trade of Theory Dewi et al. (2014) menyatakan esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Teori trade-off memprediksi hubungan positif antara struktur modal dengan price earning ratio dengan asumsi keuntungan pajak masih lebih besar dari biaya tekanan financial dan biaya keagenan. Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan minat investor.. c. Pecking Order Theory Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers dan Majluf pada tahun 1984. Myers dan Majluf dalam Indriyani (2017) menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan yang berbeda dengan pemikiran teori struktur modal yang telah dibahas. Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit. Hal tersebut bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena mereka memerlukan external financing yang. 32 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(46) sedikit. Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dua alasan yaitu dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. d. Teori Keagenan Terori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (Johanis Darwin 2011 dalam Novianto dan Iramani, 2015), menyatakan bahwa adanya pemisahan. antara. kepemilikan. dan. pengelolaan. perusahaan. dapat. menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency problem disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu manajer dan pemegang saham mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Jika terjadi perbedaan visi antara pemegang saham dan manajer, maka akan timbul sebuah masalah. Oleh karena itu, dengan adanya kepemilikan saham oleh manajer diharapkan visi sejalan dengan para pemegang saham di luar perusahaan, sehingga nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan.. 2.6 Signalling Theory Salah satu teori yang mendasari penelitian tentang Price Earning Ratio adalah signalling theory (teori sinyal). Teori sinyal merupakan teori yang menyatakan bahwa asimetri informasi dapat terjadi apabila salah satu pihak memiliki sinyal informasi yang lebih lengkap dari pihak lainnya. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran masa lalu, saat ini maupun keadaan dimasa yang akan datan bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan (Godfrey et al.. 33 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(47) 2010, 375-376). Informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan investor dalam pasar modal sebagai alat analisis untuk pengambilan keputusan investasi. Suatu pengungkapan dikatakan. mengandung informasi apabila dapat. memicu reaksi pasar, yaitu dapat berupa kenaikan harga saham, maka pengungkapan tersebut merupakan sinyal positif. Tetapi apabila suatu pengungkapan memberikan dampak negatif, maka pengungkapan tersebut merupakan sinyal negatif. Isyarat atau sinyal dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan, yang dapat memberikan petunujuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Di dalam suatu perusahaan, manajer adalah pengelola perusahaan karena mengetahui lebih banyak informasi internal dan prospek ke depan suatu perusahaan dibandingkan dengan pihak lain. Sebagai pengelola perusahaan, manajer memiliki kewajiban untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik dan investor. Informasi yang diberikan oleh manajer, akan menimbulkan sinyal bagi para investor untuk mengambil keputusan apakah perusahaan tersebut layak untuk menjadi tempat berinvestasi. Menurut Jogiyanto (2000) dalam Aji dan Pangestuti (2012), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku terlebih dahulu mengintepretasikan dan menganalisis. 34 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(48) informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news) (Wibowo, 2013). Harapan investor terhadap keuntungan perusahaan pada masa yang akan datang, direfleksikan pada harga saham yang bersedia investor bayar atas saham perusahaan tersebut yang selanjutnya berpengaruh terhadap PER, (Erlin dkk,2014).. 2.7 Analisis Fundamental Jogiyanto (2000) dalam Taufiq,dkk (2015) mengemukakan ada dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham yakni dengan menggunakan analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) atau analisis perusahaan (company analysis) dan analisis teknis (technical analysis). 1. Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan metode perkiraan harga saham dengan cara mempelajari pergerakan harga saham di maslalu untuk memprediksi pergerakan atau tren harga saham di masa depan. Analisis teknikal menggunakan data pasar dari nilai saham untuk menentukan nilai dari saham. 2. Analisis Fundamental Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan dan melakukan analisis dari laporan keuangan tersebut. Menurut Munawir (2004) dalam Riadi (2013), analisis fundamental menyedeiakan indikator yang dapat mengukur. 35 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(49) tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan asset dan kewajiban perusahaan. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa analisis fundamental dengan berdasarkan data yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan telah menjadi pilihan para investor dalam mempertimbangkan keputusan dalam berinvestasi. Analisis fundamental bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi atau memproyeksikan nilai dari suatu saham yang nantinya hasil analisis ini digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham, yaitu: 1. Pendekatan Present Value Pendekatan present value mencoba mencoba menaksir nilai intrinsik saham biasa perushaan dengan menentukan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa depan (Husnan, 2004) dalam Taufiq, dkk (2015) 2. Pendekatan Price Earning Ratio Pendekatan ini mendasarkan diri atas rasio antara harga saham per lembar dengan earning per share, Tandelilin (2007) dalam Taufiq, dkk (2015). Dengan mengetahui harga di pasar dan laba bersih per saham, maka investor bisa menghitung nilai PER saham tersebut. Dan rasio ini dapat menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba yang dimiliki perusahaan.. 36 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(50) 2.8 Price Earning Ratio (PER) Informasi mengenai investasi saham yang dilakukan oleh investor maupun emiten dapat dilihat dari analisis laporan rasio keuangan suatu perusahaan. Menurut Sunariyah (2004) dalam Aji & Pangestuti (2012), Rasio yang sering digunakan dalam analisis saham adalah Price Earning Ratio (PER). Pendekatan ini paling banyak digunakan oleh para pemodal dan analisis sekuritas. Pendekatan ini didasarkan hasil uang diharapkan pada perkiraan laba perusahaan yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan kembali. Alasan utama mengapa price earning ratio digunakan dalam analisis harga saham adalah karena PER akan memudahkan dan membantu para analis dan investor dalam penilaian saham. Dibandingkan dengan metode arus kas, metode ini memiliki kelebihan antara lain karena memudahkan dan kepraktisan serta adanya standar yang memudahkan pemodal untuk melakukan perbandingan penilaian terhadap perusahaan yang lain di industri yang sama (Sartono dan Munir (1997) dalam Aji dan Pangestuti (2012). Price earning ratio mencerminkan seberapa besar seorang investor bersedia membayar harga sebuah saham untuk memperoleh pendapatan setelah pajak. Saham dengan price earning ratio yang tinggi memberikan indikasi bahwa prospek ke depannya saham tersebut baik dan akan tercermin pada tingginya harga saham (Purwaningrum, 2013). Price earning ratio digunakan untuk menentukan apakah investasi yang dilakukan menguntungkan atau merugikan, dengan cara membandingkan antara harga per lembar saham dengan laba bersih per saham nya. Sebelum melakukan investasi baik pemerintah maupun pihak swasta diharapkan. 37 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(51) untuk menganalisis terlebih dahulu kelayakan dari investasi tersebut (Kusumadewi dan Sudiartha, 2016). Besaran dari price earning ratio bisa berubah-ubah mengikuti perubahan harga di pasar dan proyeksi laba bersih perseroan, jika harga proyeksi laba tetap, maka price earning ratio akan naik, sebaliknya jika proyeksi laba naik, harga di pasar tidak bergerak maka price earning ratio akan turun (Pratama, 2015). Price earning ratio juga menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dengan demikian price earning ratio digunakan oleh investor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang (Arslan, 2014). Perhitungan price earning ratio memiliki fokus pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Nilai laba bersih yang dihasilkan perusahaan mencerminkan kinerja perusahaan sesungguhnya. Besarnya price earning ratio terkait dengan tahap pertumbuhan perusahaan. Jika price earning ratio perusahaan tinggi berarti saham perusahaan dapat memberikan return yang besar bagi investor , Arisona (2013). Sitepu dan Linda (2014) mengatakan tingkat dari PER dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya, tingkat efisiensi dan efektifnya kegiatan operasional perusahaan, dan kondisi eksternal lainnya. PER sangat mudah untuk dihitung dan dipahami oleh investor. Dengan mengetahui harga di pasar dan laba bersih per saham, maka investor bisa menghitung berapa PER saham tersebut. Semakin besar earning per share semakin rendah PER saham tersebut dan sebaliknya. Namun perlu dipahami, karena investasi di saham lebih banyak terkait dengan ekspetasi maka laba bersih yang dipakai dalam perhitungan biasanya laba bersih proyeksi untuk tahun berjalan. Dengan begitu bisa dipahami. 38 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(52) jika emiten berhasil membukukan laba besar, maka sahamnya akan diburu investor karena proyeksi laba untuk tahun berjalan kemungkinan besar akan naik. Price earning ratio yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi, Dewanti (2016). Menurut Eduardus (2001) dalam Riadi (2013) pendekatan price earning ratio (PER) disebut juga dengan pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali nilai laba yang tercermin dalam harga suatu saham. Price earning Ratio (PER) dapat dihitung dengan cara: PER. =. Market Price per Share Earning per Share. Sumber: Weygandt, Kimmel, Kieso (2015) Keterangan: PER. = Price Earning Ratio. Market Price per Share. = Harga pasar per lembar saham yang didapatkan dengan menjumlahkan setiap harga penutup harian selama 1 tahun.. Earning per Share. = Laba per lembar saham yang dibagikan kepada pemegang saham.. Earning Per Share (PER) menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. EPS menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham, Tandelilin (2001) dalam Erlin & Djazuli (2014). Perusahaan akan lebih mengharapkan EPS yang tinggi dibandingkan EPS yang. 39 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

(53) rendah. EPS yang lebih tinggi menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih bagi pemegang saham. Earning per Share (EPS) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar, atau dapat dihitung dengan cara: EPS. =. Laba bersih setelah pajak Jumlah saham yang beredar. Sumber: Halim (2015) Keterangan: EPS. = Earning Per Share. 2.9 Likuiditas Investasi saham yang dibiayai dana internal perusahaan dipengaruhi oleh likuiditas. Kondisi likuiditas dapat ditunjukkan oleh nilai arus kas yaitu laba ditahan yang digunakan untuk membiayai investasi perusahaan, Christian (2013). Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Maksudnya adalah jika kewajibankewajiban finansial jangka pendek jatuh tempo, mampu atau tidak suatu perusahaan mengatasai hal tersebut. Likuiditas akan diproksikan dengan Current Ratio. Current Ratio adalah rasio untuk mengitung seberapa mampu perusahaan dalam membayar hutang lancar yang dimiliki dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini berarti. 40 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas..., Margareth Kusuma, FB UMN, 2018.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(2) Hasil keputusan, berita acara dan notulen pelaksanaan rapat Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditandatangani seluruh Anggota LPSK yang hadir.. (3)

Isolat jamur yang memiliki enzim ligninase akan memecah zat warna RBBR pada medium menjadi senyawa yang sederhana seperti CO 2 , H 2 O, dan asam organik yang

Sumber Daya Manusia adalah salah satu komponen sumber daya yang mempunyai peranan penting, karena menyangkut tentang keberhasilan atau kegagalan perusahaan tersebut. Oleh karena

dilengakapi dengan LKM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah genetika dasar.. Kegialan penelitian n~cndukung pengernbar~gan illnu serla

study was focused on semen quality and sperm viability of Javanese local sheep at different level of age.. Each group consisted of four

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengelolaan obat yang meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan penghapusan obat di

Alat Bantu Peraga 7 Keajaiban Dunia dengan Metode CAI berbasis Augmented Reality.. Dokumen Karya

Menurut peneliti, banyaknya ibu yang tidak bekerja dapat berpengaruh terhadap praktik penyapihan yang baik karena Singh (2011) menyatakan bahwa ibu yang bekerja