• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Keuangan Untuk Periode Tiga Bulan

Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010

Serta Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Pada Tanggal 31 Desember 2010

(2)

PT MALINDO FEEDMILL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010

Serta Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Pada Tanggal 31 Desember 2010

Daftar Isi

Halaman Surat Pernyataan Direksi

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) ………. 1 – 3

Laporan Laba Rugi Komprehensif……...………... 4 – 5

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi…...………...……….. 6

Laporan Arus Kas Konsolidasi………...………... 7 – 8

(3)

Catatan 2011 2010

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d,2e,2n,3,27 72.861.882 118.970.730

Piutang usaha

Pihak ketiga – setelah

dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 1.607.359

pada tahun 2011 2e,2f,4,10,11,14 93.337.552 89.475.972

Pihak berelasi 2e,2f,2g,2n,4,10 24.409.169 21.064.757

14,25,27

Piutang lain-lain 2e,2f 7.229.893 2.155.806

Persediaan 2h,5,10,11,14 219.416.060 116.962.693

Hewan ternak produksi –

berumur pendek 2i,6,10,11,14 71.903.409 71.944.429

Uang muka 7 46.014.592 42.287.847

Biaya dibayar di muka 2j 3.409.567 6.827.244

Pajak dibayar di muka 13a 2.986.138 22.292

Aset lancar lainnya 8,10,26 37.700.000 37.700.000

_____

Jumlah Aset Lancar 579.268.262 507.411.770

__

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan-bersih 2p 30.150.831 28.006.288

Piutang kepada pihak berelasi 2e,2g,25 1.535.377 1.393.764

Aset tetap-bersih

(setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 306.006.812 dan Rp 298.126.565

masing-masing pada tanggal

31 Maret 2011 2k,9,10,11

dan 31 Desember 2010) 14,15 462.427.546 420.295.061

Biaya dibayar di muka – jangka

panjang 2j 1.310.509 1.483.766

Beban tangguhan – bersih 2l 5.199.392 5.034.417

Taksiran tagihan pajak

penghasilan 2.600.206 2.600.206

Aset tidak lancar lainnya 93.377 93.377

Jumlah Aset Tidak Lancar 503.317.238 458.906.879

__

JUMLAH ASET 2r,29 1.082.585.500 966.318.649

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(4)

Catatan 2011 2010

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS LANCAR

Hutang bank jangka pendek 2e,2n,10,27 148.075.958 142.763.895

Hutang usaha

Pihak ketiga 2e,2n,12,27 183.619.474 88.186.764

Pihak berelasi 2e,2g,2i,2n,12

25,27 19.320.122 18.764.280

Hutang lain-lain 2e,2n 29.462.980 28.594.726

Hutang pajak 2p,13b 23.899.390 28.625.530

Beban masih harus dibayar 2e 7.196.641 14.428.897

Pendapatan ditangguhkan 2m 20.694.557 27.569.557

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang bank 2e,2n,14 3.885.757 3.194.801

Hutang angsuran 15 4.513.868 4.444.739

Jumlah Liabilitas Lancar 440.668.747 356.573.189

LIABILITAS TIDAK LANCAR

Liabilitas diestimasi atas

imbalan kerja karyawan 2o,16 26.716.063 25.325.775

Hutang kepada pihak berelasi 2e,2g,2n,25 17.245.189 19.118.249

Hutang obligasi – bersih 2e,11 298.362.669 298.159.284

Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi dengan bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang bank 2e,2n,14 12.327.776 9.643.958

Hutang angsuran 15 1.090.419 1.654.999

Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 355.742.116 353.902.265

JUMLAH LIABILITAS 2r,29 796.410.863 710.475.454

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(5)

Catatan 2011 2010

EKUITAS

Ekuitas Yang Dapat diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

Modal saham - Nilai nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per saham Modal dasar - 585.868.160 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh -

339.000.000 saham 17 33.900.000 33.900.000

Agio saham 1d 36.935.784 36.935.784

Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali 2q,18 (137.265.576) (137.265.576 ) Saldo laba 354.778.154 324.476.139 288.348.362 258.046.347 Kepentingan Nonpengendali 2c (2.173.725) (2.203.152 ) JUMLAH EKUITAS 286.174.637 255.843.195

JUMLAH LIABILITAS DAN

EKUITAS 1.082.585.500 966.318.649

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(6)

Catatan 2011 2010

PENJUALAN BERSIH 2g,2m,2r,19,25,29 650.793.574 457.629.340

BEBAN POKOK PENJUALAN 2g,2m,2r,20,25 563.565.449 402.939.188

LABA KOTOR 87.228.125 54.690.152

BEBAN USAHA 2m

Penjualan 22 11.755.697 8.647.105

Umum dan administrasi 23 28.572.450 23.369.925

Jumlah Beban Usaha 40.328.147 32.017.030

LABA USAHA 2r,29 46.899.978 22.673.122

PENGHASILAN (BEBAN)

LAIN-LAIN 29

Laba selisih kurs - bersih 2n 3.509.490 3.573.397

Penghasilan bunga 458.122 1.075.000

Laba penjualan aset tetap 2k,9 105.250 338.182

Penghasilan sewa - bersih 347.727 347.727

Beban bunga (12.436.750 ) (10.914.597 )

Lain-lain-bersih 1.604.725 374.416

Jumlah Beban Lain-lain - bersih (6.411.436 ) (5.205.875 )

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN 40.488.542 17.467.247

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN 2p

Kini (12.301.643 ) (6.739.264 )

Tangguhan 2.144.543 1.537.214

Jumlah Beban Pajak

Penghasilan – Bersih (10.157.100) (5.202.050)

LABA PERIODE BERJALAN 30.331.442 12.265.197

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(7)

Catatan 2011 2010 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - - TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 2r,29 30.331.442 12.265.197

Laba Yang Dapat

Diatribusikan Kepada

Pemilik Entitas Induk 30.302.015 12.219.967

Kepentingan Nonpengendali 2c 29.427 45.230

30.331.442 12.265.197

LABA PER SAHAM 2s,24

DASAR DAN DILUSIAN 89 36

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

(8)

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi

Entitas Jumlah Ekuitas

Catatan Modal Saham Agio Saham Sepengendali Saldo Laba – Bersih

Saldo 1 Januari 2010 33.900.000 36.935.784 (137.265.576) 187.223.712 120.793.920

Deviden tunai - - - (42.714.000 ) (42.714.000 )

Laba bersih periode berjalan - - - 179.966.427 179.966.427

Saldo 31 Desember 2010 33.900.000 36.935.784 (137.265.576 ) 324.476.139 258.046.347

Laba bersih periode berjalan - - - 30.302.015 30.302.015

Saldo 31 Maret 2011 33.900.000 36.935.784 (137.265.576 ) 354.778.154 288.348.362

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(9)

Catatan 2011 2010

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 529.226.148 435.149.495

Pembayaran kepada pemasok (462.910.788) (411.345.692 )

Pembayaran pajak penghasilan badan (5.282.254) (7.510.257 )

Pembayaran beban operasi (57.554.092) (20.081.156 )

Pembayaran beban keuangan (12.233.365) (10.711.212 )

Penerimaan operasional lainnya 3.080.032 2.611.565

Kas Bersih Diperoleh dari

Aktivitas Operasi (5.674.319 ) (11.887.257 )

ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS INVESTASI

Pengurangan aset lancar lainnya

Hasil penjualan aset tetap 9 105.250 338.182

Pengurangan (penambahan) aset

tidak lancar lainnya

Perolehan aset tetap 9 (50.225.982 ) (12.710.763 )

Kas Bersih Digunakan untuk

Aktivitas Investasi (50.120.732 ) (12.372.581 )

ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan (pengurangan) hutang

bank jangka pendek 5.312.063 (18.807.139 )

Pengurangan piutang kepada pihak berelasi (1.873.060 ) 4.999.479

Penambahan (pengurangan) hutang bank

jangka panjang 3.374.774 (1.845.027 )

Pembayaran hutang sewa pembiayaan - (43.968 )

Pembayaran hutang angsuran (495.451 ) 1.618.151

Pengurangan hutang kepada berelasi (141.613 ) (2.040.636 )

Kas Bersih Digunakan untuk

Aktivitas Pendanaan 6.176.713 (16.119.140 )

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(10)

Catatan 2011 2010

KENAIKAN BERSIH KAS DAN

SETARA KAS (49.618.338 ) (40.378.978 )

Dampak perubahan selisih kurs

terhadap arus kas 3.509.490 3.573.397

KAS DAN SETARA KAS PADA

AWAL PERIODE 3 118.970.730 69.765.744

KAS DAN SETARA KAS PADA

AKHIR PERIODE 3 72.861.882 32.960.163

Informasi tambahan

Transaksi yang tidak mempengaruhi arus kas:

Perolehan aset tetap melalui hutang

angsuran 872.000 4.582.950

Penghapusan aset tetap - 246.642

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode tiga bulan serta Laporan Posisi Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(11)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Malindo Feedmill Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang diperbaharui dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970

berdasarkan Akta Notaris Mirah Dewi Ruslim Sukmadjaya, S.H., No. 17 pada tanggal 10 Juni 1997, yang mengalami perubahan dengan Akta Notaris Mirah Dewi Ruslim, S.H., No. 16

tanggal 13 November 1997. Anggaran Dasar dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-12.560.HT.01.01.TH.97 tanggal

3 Maret 1997 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35, tambahan No. 2390 tanggal 1 Mei 1998.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 38 tanggal 17 Juni 2011 mengenai perubahan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat dalam

Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0055370.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 23 Juli 2011.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah berusaha dalam bidang industri pakan ternak dan peternakan anak ayam usia

sehari (day old chick) dan pada saat ini Perusahaan bergerak di bidang tersebut. Perusahaan

memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1998. Perusahaan berdomisili di Duta Mas Fatmawati, Jalan RS Fatmawati No. 39, Jakarta. Pabrik Perusahaan berada di daerah Cakung-Jakarta, Gresik-Jawa Timur, dan Cikande-Banten sedangkan peternakan Perusahaan berlokasi di Purwakarta-Jawa Barat, Wonosari-Gunung Kidul-Yogyakarta, Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang-Jawa Timur, Natar-Lampung, serta Banjarbaru-Banjarmasin.

Anak Perusahaan berkedudukan di Jakarta sedangkan peternakan Anak Perusahaan berlokasi di Bogor, Subang dan Majalengka-Jawa Barat, serta Deli Serdang-Sumatera Utara.

b. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Dewan Direksi

Presiden Komisaris : Lau Bong Wong Presiden Direktur : Lau Chia Nguang

Komisaris : Tan Lai Kai Direktur : Lau Tuang Nguang

Komisaris Independen : Yongkie Handaya : Teoh Bee Tang

: Ong Beng Siong : Tang Ung Lee Direktur Independen : Abdul Azim bin Mohd.

(12)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan)

b. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan)

Jumlah gaji dan kesejahteraan lainnya yang diterima Direksi dan Komisaris Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebesar Rp 956.876 dan Rp 5.224.890, masing-masing untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010.

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:

Ketua : Yongkie Handaya

Anggota : Koh Kim Chui

: Evyliana Diapari : Rachmad

Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki 2.376 dan 2.164 karyawan tetap, masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.

c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan mempunyai Anak Perusahaan sebagai berikut:

Anak

Perusahaan Kedudukan Tempat Ruang Lingkup Usaha

Tahun Penyertaan Saham Persentase Kepemilikan 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Bulan Dimulai Kegiatan Komersial

Jumlah Aset Sebelum Eliminasi (dalam jutaan Rupiah)

2011 2010 Kepemilikan Langsung PT Bibit Indonesia Jakarta Produksi dan Pemasaran Produk Perusahaan 2001 99,00% Agustus 2002 108.730 115.059 PT Prima Fajar

Jakarta Perdagangan dan

Jasa 2007 99,90% September 2007 21.659 30.341 PT Leong Ayamsatu Primadona Jakarta Peternakan Anak Ayam Usia Sehari dan Ayam

Ras Pedaging 2008 99,69% Januari 1997 194.574 193.633

Kepemilikan Tidak Langsung

PT Quality Indonesia

(13)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan)

d. Penawaran Umum

Saham

Pada tanggal 27 Januari 2006, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif No. S-223/pm/2006 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang menjadi

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) untuk mengadakan penawaran umum perdana sebanyak 61.000.000 lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 100 (dalam nilai penuh) setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp 880 (dalam nilai penuh) per saham. Selisih lebih antara harga penawaran saham dengan nilai nominal per saham setelah memperhitungkan biaya penerbitan saham dicatat sebagai ’’Agio Saham’’ yang disajikan pada bagian Ekuitas pada laporan posisi keuangan (Neraca). Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 10 Februari 2006.

Obligasi

Pada tanggal 22 Februari 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK No. S-1110/BL/2008 tanggal 22 Februari 2008, untuk melakukan Penawaran Umum ”Obligasi I Malindo Feedmill Tahun 2008 sebesar Rp 300.000.000”, berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga tetap.

Berdasarkan Surat No. S-01213/BEI.PSU/03-2008 dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 5 Maret 2008, BEI menyetujui pencatatan Obligasi I Malindo Feedmill Tahun 2008 pada tanggal 10 Maret 2008.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik di Industri Peternakan (sepanjang tidak bertentangan dengan PSAK).

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi,

kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi adalah dasar akrual (accrual basis).

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung, yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah yang dibulatkan menjadi ribuan Rupiah terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.

(14)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

b. Revisi Pernyataan Standar Akuntansi

Standar dan Interpretasi Akuntansi baru ataupun revisi yang telah diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) adalah sebagai berikut:

Disahkan pada tahun 2010 dan berlaku efektif 1 Januari 2011

- PSAK No. 1 (Revisi 2010) : Penyajian Laporan Keuangan

- PSAK No. 2 (Revisi 2010) : Laporan Arus Kas

- PSAK No. 4 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan

Tersendiri

- PSAK No. 5 (Revisi 2010) : Segmen Operasi

- PSAK No. 12 (Revisi 2010) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama - PSAK No. 15 (Revisi 2010) : Investasi Pada Entitas Asosiasi

- PSAK No. 25 (Revisi 2010) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

- PSAK No. 57(Revisi 2010) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

- PSAK No. 58 (Revisi 2010) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

- ISAK No. 7 : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (EBK)

- ISAK No. 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi,

dan Liabilitas Serupa

- ISAK No. 10 : Program Loyalitas Pelanggan

- ISAK No. 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

- ISAK No. 12 : Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Non-moneter

oleh Venturer

- PSAK No. 7 (Revisi 2011) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi*

- PSAK No. 19 (Revisi 2011) : Aset Tak berwujud - PSAK No. 22 (Revisi 2011) : Kombinasi Bisnis - PSAK No. 23 (Revisi 2011) : Pendapatan

- PSAK No. 48 (Revisi 2011) : Penurunan Nilai Aset

- ISAK No. 14 : Aset Tak berwujud – Biaya Situs Web

Disahkan pada tahun 2011 dan berlaku efektif 1 Januari 2012

- PSAK No.10 (Revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing*

- ISAK No. 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar

Negeri

(15)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

c. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan dimana Perusahaan memiliki persentase kepemilikan saham di atas 50% atau apabila dapat dibuktikan adanya pengendalian.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas ekuitas pada Anak Perusahaan disajikan sebagai “Kepentingan Nonpengendali“ pada laporan posisi keuangan (Neraca).

Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Anak Perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam ekuitas Anak Perusahaan. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan pada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutup kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi liabilitasnya. Apabila pada tahun selanjutnya, Anak Perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan kepada pemegang saham mayoritas dapat dipenuhi.

d. Setara Kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan, tidak dibatasi penggunaannya dan tidak dijadikan jaminan atas hutang atau pinjaman lainnya diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

e. Aset dan Liabilitas Keuangan Aset Keuangan

Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran“. Sesuai dengan PSAK ini, aset keuangan dikelompokan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut dan Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat awal pengakuannya sebagai berikut:

i. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan ini disajikan sebagai aset lancar. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki akun aset keuangan yang diklasifikasikan pada kelompok ini.

(16)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan)

ii. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Manajemen mengklasifikasikan kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain diklasifikasikan dalam kelompok ini. Manajemen telah menentukan bahwa nilai tercatat akun-akun tersebut mendekati dengan nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut berjangka pendek. Selain itu juga piutang kepada pihak berelasi masuk dalam kelompok ini, namun karena piutang tersebut tidak memiliki jadwal pengembalian yang pasti sehingga manajemen menentukan untuk mengukur pada biaya perolehannya.

iii. Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh tempo telah ditetapkan, di mana mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:

a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajar ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

iv. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, di mana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya di mana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas konsolidasi kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba dan rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

(17)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

i. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah

liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan

diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

ii. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Manajemen mengklasifikasikan akun-akun hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, hutang bank, Hutang angsuran, hutang sewa pembiayaan, hutang obligasi dan hutang kepada pihak berelasi dalam kelompok ini. Manajemen telah menentukan bahwa nilai tercatat akun-akun hutang usaha, hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar mendekati dengan nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut berjangka pendek sedangkan hutang kepada pihak berelasi tidak memiliki jadwal pengembalian yang pasti sehingga manajemen menentukan untuk mengukur pada biaya perolehannya.

Penerapan PSAK ini dilakukan secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2011 dan penerapan tersebut tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan secara keseluruhan.

f. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan

Terkait dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (lihat Catatan 2e), pada setiap tanggal laporan posisi keuangan (Neraca), Manajemen mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti tersebut, maka:

i. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, kerugian diukur

sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan pos penyisihan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Manajemen pertama kali akan menentukan bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara indivudual. Jika tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan individual, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif.

(18)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

f. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan (lanjutan)

ii. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan.

iii. Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif tersebut adalah selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan keuangan laba rugi konsolidasi.

g. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi seperti yang disajikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

h. Persediaan

Persediaan hewan ternak dalam pertumbuhan termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan beban pabrikasi langsung.

Persediaan pakan ternak, persediaan obat dan ayam pedaging dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dengan metode masuk pertama

keluar pertama (first-in-first-out method).

Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun.

i. Hewan Ternak Produksi – Berumur Pendek

Hewan Ternak Produksi – Berumur Pendek yang berupa ayam pembibit nenek dan induk dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi beban deplesi. Biaya-biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan diakumulasikan dan dideplesi sejak dimulainya masa produksi. Deplesi dihitung dengan menggunakan metode berdasarkan umur ekonomis produksi telur dikurangi nilai realisasi bersih. Harga pembelian untuk unggas ditambah dengan biaya pertumbuhan, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan beban pabrikasi peternakan dikapitalisasi ke dalam Hewan Ternak Produksi – Berumur Pendek.

j. Biaya Dibayar di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan

menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Bagian tidak lancar dari biaya dibayar

di muka disajikan sebagai bagian dari “Aset Tidak Lancar” pada laporan posisi keuangan (Neraca).

(19)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

k. Aset Tetap

Pemilikan langsung

Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) tentang “Aset Tetap Dan Aset Lain-lain” serta PSAK No. 17 (1994) tentang “Akuntansi Penyusutan”.

Perusahaan dan Anak Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran aset tetapnya. Aset tetap dinyatakan berdasarkan nilai tercatat dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali untuk tanah yang tidak disusutkan. Penyusutan dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat

ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Jenis Aset Tahun

Bangunan 20

Mesin dan peralatan 4-8 Kendaraan 8

Peralatan ternak 8

Perabot dan perlengkapan 4

Instalasi 4

Peralatan kantor 4-8

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan disesuaikan secara prospektif.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aset tetap pemilikan langsung yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun yang bersangkutan. Aset Dalam Penyelesaian

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut telah selesai dikerjakan dan telah siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aset tersebut siap digunakan.

Sewa

Sesuai dengan PSAK No. 30 (Revisi 2007) tentang “Sewa”, transaksi sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan apabila sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aktiva, jika tidak, akan dikelompokan sebagai sewa operasi. Situasi yang secara individual ataupun gabungan dalam kondisi normal mengarah pada sewa yang dikelompokan sebagai sewa pembiayaan antara lain:

- Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada perusahaan pada akhir masa sewa.

- Perusahaan mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah

dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan sehingga, pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan.

(20)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

k. Aset Tetap (lanjutan)

Sewa (lanjutan)

- Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak memiliki tidak

dialihkan.

- Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial

mendekati nilai wajar aset sewa.

Pada awal masa sewa, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui aset dan liabilitas sewa pembiayaan pada neraca sebesar nilai wajar aset sewa atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.

Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewa disusutkan berdasarkan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama seperti halnya aset tetap dengan pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi mengenai aset tetap dengan pemilikan langsung).

Penurunan Nilai Aset

Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, Perusahaan dan Anak Perusahaan menelaah aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai aset apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasi nilai tercatat aset tersebut mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto dengan nilai pakai aset.

Harga jual neto adalah jumlah yang diperoleh dari penjualan aset dalam transaksi antar pihak-pihak bebas, setelah dikurangi biaya yang terkait. Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran aliran kas masa depan yang diharapkan akan diterima atas penggunaan aset dan dari penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan untuk aset secara individual atau, jika tidak memungkinkan, untuk unit penghasil kas.

l. Beban Tangguhan

Berdasarkan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Beban tangguhan tersebut, disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tidak Lancar” dalam laporan posisi keuangan (Neraca), dan diamortisasi selama masa berlaku hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dan beban

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan dan beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

(21)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Pendapatan ditangguhkan

Insentif yang diberikan kepada pelanggan yang merupakan bagian dari transaksi penjualan berupa potongan harga untuk membeli barang Perusahaan, diakui dengan menangguhkan jumlah tertentu dari harga jual yang dapat diidentifikasi dan diakui sebagai pendapatan pada saat pemenuhan liabilitas tersebut.

n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Kurs yang digunakan per satuan mata uang asing terhadap Rupiah (dalam Rupiah penuh) adalah sebagai berikut:

31 Maret 2011 31 Desember 2010

Euro 12.317 11.956

Dolar Amerika Serikat 8.709 8.991

Dolar Singapura 6.906 6.981

Ringgit Malaysia 2.879 2.916

o. Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tanggal 25 Maret 2003 tentang Ketenagakerjaan (Undang-Undang Ketenagakerjaan).

Berdasarkan PSAK No. 24 (revisi 2004), tentang “Imbalan Kerja“ perusahaan-perusahaan diwajibkan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan imbalan kerja jangka panjang lainnya. Berdasarkan PSAK ini, perhitungan estimasi liabilitas untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan ditentukan dengan menggunakan metode

aktuarial “Projected Unit Credit”.

p. Pajak Penghasilan Badan

Pajak penghasilan badan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai badan hukum yang berdiri sendiri.

Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung taksiran pajak penghasilan sesuai dengan PSAK No. 46 “Akuntansi Pajak Penghasilan”. PSAK No. 46 ini mengharuskan penghitungan pengaruh pajak atas pemulihan nilai tercatat aset dan penyelesaian nilai tercatat liabilitas, serta pengakuan dan penilaian atas aset dan liabilitas pajak tangguhan sebagai konsekuensi pajak di masa yang akan datang dari kejadian yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasi, termasuk rugi pajak yang dapat dikompensasi.

(22)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

p. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada saat nilai aset direalisasikan atau nilai liabilitas tersebut diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau berlaku substantif telah diberlakukan pada tanggal neraca. Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan tersebut ditetapkan.

q. Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun entitas sepengendali dan tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, liabilitas atau instrumen lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha

berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).

Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang direstrukturisasi untuk periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi telah terjadi sejak awal periode laporan keuangan komparatif disajikan.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan transaksi restrukturisasi antara Perusahaan dengan perusahaan lain yang merupakan entitas sepengendali, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada laporan posisi keuangan (Neraca). Saldo akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dapat berubah pada saat adanya transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama, peristiwa kuasi reorganisasi, hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi serta pelepasan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak ketiga.

r. Informasi segmen

Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”, Pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen operasi yang teridentifikasi. Segmen operasi merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa dan kelompok tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan dengan segmen lain. Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen-komponen dalam grup yang direview secara berkala oleh Direksi untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerja.

s. Laba bersih per saham

Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham”, laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

t. Penggunaan Estimasi

Penyajian laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi yang dilaporkan.

(23)

3. KAS DAN SETARA KAS

Rincian kas dan setara kas adalah sebagai berikut:

31 Maret 2011 31 Desember 2010 Kas 649.062 594.749 Bank Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 16.230.986 8.654.527

PT Bank CIMB Niaga Tbk 14.771.395 5.964.882

PT Bank HSBC 3.408.329 1.287.282

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 861.978 884.949

PT Bank Jasa Jakarta 190.693 212.909

Dolar Amerika Serikat

PT Bank HSBC ($AS 511.512 dan $AS 29.135 masing-masing pada

tanggal 31 Desember 2010) 4.454.754 261.954

PT Bank Central Asia Tbk ($AS 312.770

dan $AS 111.123 masing-masing pada

tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010) 2.723.911 999.108

PT Bank CIMB Niaga Tbk ($AS 102.543

dan $AS 791.635 masing-masing pada

tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010) 893.048 7.117.586

PT Bank Bukopin Tbk ($AS 2.408 dan

$AS 2.414 masing-masing pada

tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010) 20.971 21.700

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ($AS 1.159

$AS 1.177 masing-masing pada

tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010) 10.098 10.578

Euro

PT Bank Niaga Tbk. (€ 1.270.358 dan

€ 882.863 pada tanggal 31 Maret 2011

dan 31 Desember 2010) 15.646.656 10.555.506

Sub jumlah bank 59.212.820 35.970.981

Deposito berjangka Rupiah

PT Bank CIMB Niaga Tbk 13.000.000 82.405.000

Jumlah 72.861.882 118.970.730

Suku bunga deposito berjangka pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, masing – masing adalah adalah 5,75% dan 6,15% per tahun.

(24)

4. PIUTANG USAHA

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan pelanggan

31 Maret 2011 31 Desember 2010

Pihak ketiga 94.944.911 91.083.331

Pihak berelasi (lihat Catatan 25) 24.409.169 21.064.757

Penyisihan penurunan nilai piutang (1.607.359 ) (1.607.359 )

Bersih 117.746.721 110.540.729 b. Berdasarkan umur 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Jatuh tempo

dalam waktu 30 hari 32.710.171 68.661.020

31 – 60 hari 68.851.339 18.575.147

61 – 90 hari 17.792.570 24.911.921

Jumlah 119.354.080 112.148.088

Penyisihan penurunan nilai piutang (1.607.359 ) (1.607.359 )

Bersih 117.746.721 110.540.729

c. Berdasarkan mata uang

31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rupiah 118.824.270 111.618.278 Ringgit Malaysia 529.810 529.810 Jumlah 119.354.080 112.148.088

Penyisihan penurunan nilai piutang (1.607.359 ) (1.607.359 )

Bersih 117.746.721 110.540.729

Berdasarkan penelaahan terhadap akun piutang usaha pada akhir tahun, Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang usaha tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha dari pihak ketiga.

Pada tanggal 31 Maret 2011 piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan hutang obligasi sebesar Rp 23.000.000 (lihat Catatan 10, 11 dan 14).

(25)

5. PERSEDIAAN

Rincian persediaan adalah sebagai berikut:

31 Maret 2011 31 Desember 2010

Bahan baku 146.622.501 63.017.672

Barang Jadi:

Hewan ternak dalam pertumbuhan - telur tetas 35.588.635 17.342.223

Pakan 12.247.231 6.959.974 Itik 7.835.241 8.024.876 Ayam pedaging 5.522.330 5.559.563 Sub - Jumlah 61.193.437 37.886.636 Bahan penolong 9.988.716 14.884.435

Barang dalam proses 1.611.406 1.173.950

Jumlah 219.416.060 116.962.693

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan tersebut di atas tidak melebihi realisasi bersihnya dan oleh karena itu, tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersihnya.

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, persediaan diasuransikan terhadap segala

risiko (all risks) dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 160.740.000 dan Rp 125.740.000.

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan menempatkan persediaan, termasuk hewan ternak produksi - berumur pendek (lihat Catatan 6) digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank dan hutang obligasi sebesar Rp 15.000.000 dan $AS 5.000.000 (lihat Catatan 10, 11 dan 14).

6. HEWAN TERNAK PRODUKSI – BERUMUR PENDEK

Rincian hewan ternak produksi – berumur pendek adalah sebagai berikut:

31 Maret 2011 31 Desember 2010

Telah menghasilkan (masa produksi):

Saldo awal – ayam pembibit nenek 6.743.333 1.612.228

Reklasifikasi dari ayam belum menghasilkan 5.099.333 21.239.144

Beban deplesi dan ayam afkir (lihat Catatan 20) (5.142.850 ) (16.108.039 )

Saldo akhir – ayam pembibit nenek 6.699.816 6.743.333

Saldo awal – ayam pembibit induk 24.182.092 21.671.921

Reklasifikasi dari ayam belum menghasilkan 34.574.215 106.014.331

Beban deplesi dan ayam afkir (lihat Catatan 20) (24.087.525 ) (103.504.160 )

Saldo akhir – ayam pembibit induk 34.668.782 24.182.092

(26)

6. HEWAN TERNAK PRODUKSI – BERUMUR PENDEK (lanjutan)

31 Maret 2011 31 Desember 2010

Belum menghasilkan (masa pertumbuhan)

Saldo awal – ayam pembibit nenek 7.449.677 8.952.997

Kapitalisasi biaya 1.705.100 19.735.824

Reklasifikasi ke ayam telah menghasilkan (5.099.333 ) (21.239.144 )

Saldo akhir – ayam pembibit nenek 4.055.444 7.449.677

Saldo awal – ayam pembibit induk 33.569.327 32.229.518

Kapitalisasi biaya 27.484.255 107.354.140

Reklasifikasi ke ayam telah menghasilkan (34.574.214 ) (106.014.331 )

Saldo akhir – ayam pembibit induk 26.479.367 33.569.327

Sub – Jumlah 30.534.811 41.019.004

Jumlah 71.903.409 71.944.429

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penghapusan langsung terhadap hewan ternak produksi setiap tiga bulan sekali bersamaan dengan penghitungan aktual atas hewan ternak produksi – berumur pendek. Beban penghapusan tersebut di catat di akun “Beban Deplesi dan ayam afkir” pada Beban Pokok Penjualan tahun berjalan. Hewan ternak produksi – berumur pendek tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian yang mungkin akan timbul.

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat hewan ternak produksi – berumur pendek tersebut di atas tidak melebihi nilai realisasi bersihnya dan oleh karena itu, tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai untuk menyesuaikan nilai tercatat hewan ternak produksi – berumur pendek ke nilai realisasi bersihnya.

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan menempatkan persediaan, termasuk hewan ternak produksi-berumur pendek (lihat Catatan 5) digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank dan hutang obligasi sebesar Rp 15.000.000 dan $AS 5.000.000 (lihat Catatan 10, 11 dan 14).

7. UANG MUKA

Rincian uang muka adalah sebagai berikut :

31 Maret 2011 31 Desember 2010 Bahan Baku 41.676.783 34.824.584 Lain – lain 4.337.809 7.463.263 Jumlah 46.014.592 42.287.847

(27)

8. ASET LANCAR LAINNYA

31 Maret 2011 31 Desember 2010

Perusahaan:

Deposito berjangka 17.700.000 17.700.000

Anak Perusahaan (PT Leong Ayamsatu Primadona): Escrow Account 20.000.000 20.000.000 Jumlah 37.700.000 37.700.000 Perusahaan

Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menempatkan rekening Escrow Account pada PT Bank

CIMB Niaga Tbk (CIMB). Rekening Escrow Account ini tidak dikenakan tingkat suku bunga.

Dana-dana tersebut berasal dari penerbitan obligasi yang belum digunakan. Dana-dana tersebut dibatasi penggunaannya untuk keperluan pembangunan pabrik pakan di Cikande – Banten.

Selain itu juga, Perusahaan memiliki deposito berjangka ditempatkan pada CIMB sebagai jaminan

atas fasilitas Standby Letter of Credit (SBLC) (lihat Catatan 26). Deposito tersebut memiliki tingkat

suku bunga masing-masing sebesar 7,25% dan 7% per tahun pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010.

Anak Perusahaan

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, PT Leong Ayamsatu Primadona

menempatkan seluruhnya rekening Escrow Account pada CIMB. Rekening Escrow Account ini tidak

dikenakan tingkat suku bunga dan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari bank tersebut (lihat Catatan 10).

9. ASET TETAP

Rincian dan mutasi aset tetap adalah sebagai berikut:

31 Maret 2011

________

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Nilai Tercatat Pemilikan Langsung

Tanah 70.097.739 3.657.487 - - 73.755.226

Bangunan 264.569.690 3.990.344 - 78.259.087 346.819.121

Mesin dan peralatan 105.129.752 3.167.158 - 23.969.275 132.266.185

Kendaraan 47.217.310 858.640 213.250 581.242 48.443.942

Peralatan ternak 83.221.382 254.480 - 497.295 83.973.157

Perabot dan perlengkapan 4.559.040 262.108 - 83.100 4.904.248

Instalasi 20.261.327 16.718.731 - 9.841.062 46.821.120

Peralatan kantor 4.669.664 1.120.515 - 412.367 6.202.546

Aset dalam penyelesaian 118.695.722 20.196.519 - (113.643.428 ) 25.248.813

(28)

9. ASET TETAP (lanjutan)

31 Maret 2011 (lanjutan)

________

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan 112.234.361 3.465.944 - - 115.700.305

Mesin dan peralatan 80.592.223 1.560.393 - - 82.152.616

Kendaraan 24.998.941 783.468 213.250 - 25.569.159

Peralatan ternak 59.864.213 1.154.433 - - 61.018.646

Perabot dan perlengkapan 3.588.749 65.509 - - 3.654.258

Instalasi 14.182.768 904.726 - - 15.087.494 Peralatan kantor 2.665.310 159.024 - - 2.824.334 Jumlah 298.126.565 8.093.497 213.250 - 306.006.812 Nilai Buku 420.295.061 462.427.546 31 Desember 2010 ________

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Nilai Tercatat Pemilikan Langsung

Tanah 49.958.414 10.030.763 - 10.108.562 70.097.739

Bangunan 242.333.375 17.241.057 - 4.995.258 264.569.690

Mesin dan peralatan 103.811.619 1.571.573 - ( 253.440 ) 105.129.752

Kendaraan 39.542.158 8.805.582 1.130.430 - 47.217.310

Peralatan ternak 76.822.369 6.882.195 483.182 - 83.221.382

Perabot dan perlengkapan 4.096.236 462.804 - - 4.559.040

Instalasi 15.949.421 3.361.589 - 950.317 20.261.327

Peralatan kantor 3.452.975 1.216.689 - - 4.669.664

Aset dalam penyelesaian 24.228.580 110.267.839 - (15.800.697 ) 118.695.722

Jumlah 560.195.147 159.840.091 1.613.612 - 718.421.626

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan 101.032.081 11.202.280 - - 112.234.361

Mesin dan peralatan 73.497.184 7.095.039 - - 80.592.223

Kendaraan 22.263.384 3.785.030 1.049.473 - 24.998.941

Peralatan ternak 54.701.725 5.399.046 236.558 - 59.864.213

Perabot dan perlengkapan 3.329.344 259.405 - - 3.588.749

Instalasi 11.268.612 2.914.156 - - 14.182.768

Peralatan kantor 2.090.787 574.523 - - 2.665.310

Jumlah 268.183.117 31.229.479 1.286.031 - 298.126.565

Nilai Buku 292.012.030 420.295.061

Alokasi pembebanan penyusutan aset tetap pemilikan langsung dan sewa pembiayaan pada laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

2011 2010

Beban pabrikasi (Catatan 21) 7.524.600 6.687.842

Beban umum dan administrasi (Catatan 23) 971.267 827.716

Beban penjualan (Catatan 22) 153.485 110.108

Jumlah 8.649.352 7.625.666

(29)

9. ASET TETAP (lanjutan)

Laba dari penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

2011 2010

Hasil penjualan bersih 105.250 974.692

Nilai buku - (80.957 )

Laba penjualan aset tetap 105.250 893.735

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah

mengasuransikan seluruh aset tetap, kecuali tanah, terhadap segala risiko (all risks) dengan jumlah

pertanggungan sebesar Rp 925.514.051 dan Rp 892.905.708. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan peralatan tertentu dengan nilai pertanggungan

masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing-masing-masing sebesar Rp 376.886.289 dijadikan sebagai jaminan untuk pinjaman bank, hutang obligasi dan hutang

angsuran (lihat Catatan 10, 11, 14, 15 dan 26c).

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aset tetap tersebut.

Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Persentase Persentase Penyelesaian Penyelesaian Jumlah (%) Jumlah (%) Bangunan 24.977.071 20% - 90% 82.978.309 14% - 96%

Mesin dan peralatan - - 23.969.275 96%

Kendaraan - - 581.242 54%

Perabot dan perlengkapan - - 580.395 96%

Instalasi 271.742 5% 10.174.134 72% - 96%

Peralatan kantor - - 412.367 96%

Jumlah aset dalam

penyelesaian 25.248.813 118.695.722

10. HUTANG BANK JANGKA PENDEK

Rincian hutang bank jangka pendek adalah sebagai berikut:

31 Maret 2011 31 Desember 2010 PT CIMB Niaga Tbk Pinjaman tetap 89.873.603 103.158.388 Cerukan 3.147.345 5.848.741 Sub - Jumlah 93.020.948 109.007.129

(30)

10. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

31 Maret 2011 31 Desember 2010

PT Bank Central Asia Tbk

Pinjaman tetap 15.000.000 15.000.000 Cerukan 4.336.784 18.756.766 Sub - Jumlah 19.336.784 33.756.766 PT HSBC Pinjaman Tetap 35.718.226 - Jumlah 148.075.958 142.763.895

CIMB – Pinjaman Tetap

Perusahaan

Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus II serta Pinjaman Tetap II dan III dari Bank CIMB Niaga dengan jumlah plafond sebesar Rp 40 milliar. Fasilitas pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2011. Tingkat bunga yang dibebankan pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar 7% dan 11% per tahun masing-masing untuk pinjaman dalam mata uang dolar AS dan Rupiah, sedangkan tingkat bunga yang dibebankan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar 9% dan 11,5% per tahun masing-masing untuk pinjaman dalam mata uang dolar AS dan Rupiah. Saldo hutang bank jangka pendek - pinjaman tetap pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar $AS 1.000.000 atau setara dengan Rp 8.709.000 dan Rp 16.799.456, sedangkan saldo hutang bank jangka pendek - pinjaman tetap pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar $AS 1.000.000 atau setara dengan Rp 8.991.000 dan Rp 35.452.242.

Perusahaan juga memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap Atas Permintaan (PTX-OD) sebesar Rp 33 milyar dan fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran Atas Permintaan (PTA-OD) sebesar Rp 7 milyar dari CIMB. Tingkat bunga yang dikenakan untuk PTX-OD dan PTA-OD adalah

masing-masing sebesar 11% dan 11,5% per tahun pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010. Pinjaman PTA-OD dan PTX-OD akan jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2011. Saldo hutang bank jangka pendek tersebut pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, masing-masing sebesar Rp 33.365.147 dan Rp 30.715.146.

Seluruh fasilitas pijaman dari Bank CIMB Niaga atas nama Perusahaan dijaminkan secara Cross

Collateralized untuk menjamin pembayaran kembali seluruh liabilitas terhutang Perusahaan kepada

Bank CIMB Niaga dengan rincian sebagai berikut:

• Sebidang tanah Hak Guna Bangunan dengan SHGB No. 37/Cakung, Jakarta Timur atas nama

Perusahaan senilai Rp 17.171.77.

• Hak tanggungan dengan atas sebidang tanah Hak Guna Bangunan dengan SHGB No. 1 yang

terletak di Cipeundeuy, Purwakarta, Jawa Barat, atas nama Perusahaan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 33.282.160.

(31)

10. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) CIMB – Pinjaman Tetap (lanjutan)

Perusahaan (lanjutan)

• Hak tanggungan atas tiga bidang tanah dengan SHGB No. 00012/Semanu, 00014/Semanu dan

00015/Semanu, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, atas nama Perusahaan beserta bangunan, konstruksi dan benda tidak bergerak lainnya yang sekarang ada atau yang akan ada dikemudian hari dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 27.436.050.

• Hak Tanggungan atas sebidang tanah Hak Guna Bangunan dengan SHGB No. 1 yang terletak

di Desa Sumberkare, Probolinggo, Jawa Timur, atas nama Perusahaan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 7.779.740.

• Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan yang berada di Farm 2 Probolinggo, Jawa Timur,

atas nama Perusahaan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 15.465.370.

• Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan yang berlokasi di Jakarta dan Jawa Barat atas

nama PT Leong Ayamsatu Primadona yaitu Breeder 3, Breeder 4, Breeder 5, Hatchery, Broiler 3, Broiler 4, Broiler 5, Pool Otista, Tanah kosong di Subang, Ruko di Fatmawati, dan apartemen Bumi Mas di Cilandak, serta tanah Broiler 1 dan 2 milik PT Leo Hupindo beserta bangunan milik PT Leong Ayamsatu Primadona dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 55.298.110.

• Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan yang berlokasi di Deli Serdang dan Medan, 2 unit

ruko di kompleks Tomang atas nama PT Leong Ayamsatu Primadona dengan total nilai pertanggungan sebesar Rp 11.381.450.

• Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan di pabrik Feedmill baru di Cikande atas nama

Perusahaan dengan nilai pengikatan sebesar realisasi proyek.

• Hak Tanggungan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 42.500.000 atas tanah dan bangunan

dengan SHGB No 460 yang terletak di Jl. Pulau Masa, Kim Medan atas nama PT Feedmill Indonesia.

• Hak Tanggungan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 9.600.000 atas tanah dan bangunan

dengan SHGB No 1 yang terletak di Desa Alun-alun kabupaten Lumajang, Jawa Timur atas nama Perusahaan.

• Tanah berikut bangunan dan benda tetap lain diatas tanah Hak Guna Bangunan Nomor: 1, atas

nama PT Bibit Indonesia yang terletak di Desa alun-alun, kelurahan alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Jawa Timur, seluas 443.179 m2 yang diikat dengan Hak Tanggungan peringkat I sebesar Rp 13.671.470.

• Akta Jaminan Fidusia atas seluruh mesin dan peralatan atas nama Perusahaan baik yang

sekarang telah ada maupun dikemudian hari akan ada, yang terletak di tanah dan bangunan yang terletak di Farm 2, Probolinggo, Jawa Timur dengan nilai penjaminan sebesar Rp 3.981.020.

• Akta Jaminan Fidusia atas seluruh mesin dan peralatan atas nama Perusahaan baik yang

sekarang telah ada maupun dikemudian hari akan ada dengan nilai penjaminan sebesar Rp 44.990.830.

Referensi

Dokumen terkait

Pada masyarakat Kampung Rantau Panjang, makna yang terkandung dari percampuran kebudayaan Islam dengan kebudayaan Melayu dalam tradisi Bergendang mengacu pada

Kegiatan pameran dalam museum arkeologi bertujuan agar pengunjung dapat menikmati dan menghayati materi koleksi, sedangkan kegiatan rekreasi mempunyai arti.. bahwa dalam kegiatan

Hubungan atau kontribusi paham keagamaan pengusaha terhadap tingkat kinerja industri batu merah di Kabupaten Pinrang berdasarkan hasil analisis manual dan analisis

Program belajar Matematika Nalaria Realistik yang dapat diselenggarakan diberbagai sekolah, setelah guru di sekolah tersebut mendapatkan pelatihan. khusus dan izin

Ibid, hal.. Dalam hal syarat obyektif tidak terpenuhi, perjanjian adalah batal demi hukum: artinya sejak semula tidak pernah dilahirkan dari suatu perjanjian dan tidak pernah

Untuk mengetahui konsentrasi dan jenis ecdysteron yang terdapat di dalam pakis raja (Cycas revoluta. Thumb) serta dosis yang tepat untuk memacu terjadinya moulting, maka perlu

Berikut ini akan disajikan hasil dan analisis data tentang kondisi awal lingkungan sekitar usaha pembudidayaan udang meliputi komponen Abiotik, Biotik dan culture

Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2011 ini ialah Perakitan Vektor Ekspresi Protein G Subunit α dari Kedelai ( Glycine max ) Kultivar