• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem pendukung keputusan dalam memilih bidang keahlian Praktik Kerja Industri (Prakerin)di SMK menggunakan model Yager

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem pendukung keputusan dalam memilih bidang keahlian Praktik Kerja Industri (Prakerin)di SMK menggunakan model Yager"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh : ARIF ISWAHYUDI

H76214008

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2019

(2)

Nama : Arif Iswahyudi

NIM : H76214008

Program Studi : Sistem Informasi

Angkatan : 2014

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan skripsi yang berjudul: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH BIDANG

KEAHLIAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI SMK

MENGGUNAKAN MODEL YAGER. Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian pernyataan keaslian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH BIDANG KEAHLIAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI SMK

MENGGUNAKAN MODEL YAGER

Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah salah satu kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam melaksanakan pembelajaran untuk memberikan pengalaman kepada siswa kelas XI di semester genap. Dalam memilih penempatan untuk pelaksanaan prakerin, pihak sekolah melakukan pemilihan secara acak tidak mempertimbangkan keahlian dan potensi diri siswa sehingga selama melakukan prakerin sering kali terjadi permasalahan ditempat prakerin yang berpengaruh terhadap kepercayaan pihak perusahaan tempat prakerin pada pihak sekolah. Sistem pendukung keputusan menggunakan FMADM model Yager dirancang dan dibangun untuk memilih bidang keahlian prakerin di SMK. Model Yager ini dipilih dikarenakan mampu menunjukan tingkat kepentingan antar kriteria dan memberikan kemudahan dalam proses pemilihan penempatan prakerin sesuai dengan bidang keahlian yang dikuasai siswa. Pada penelitian ini kriteria yang digunakan adalah nilai kejuruan, nilai keahlian dan nilai potensi diri. Derajat pentingan untuk kriteria nilai kejuruan (C1) 2x lebih penting dari nilai keahlian (C2), nilai kejuruan (C1) 5x lebih penting dari nilai potensi diri (C3) dan nilai keahlian (C2) 2x lebih penting dari nilai potensi diri (C3). Uji analisis kesamaan hasil dari 80 siswa diperoleh persentase 78,75% sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bidang Keahlian Prakerin “Layak” diimplementasikan secara riil.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Model Yager, rekomendasi bidang keahlian prakerin.

(7)

ABSTRACT

DECISION SUPPORT SYSTEM IN SELECTING FIELD OF INDUSTRIAL WORK PRACTICE USING YAGER MODEL IN

VOCATIONAL SCHOOL

Industrial Work Practices is one of the curriculum of the Vocational High School to provide experience for students especially class XI. for apprenticeship implementation, the school conducts a random selection of students, the school does not consider the skills and potential of students, so that there are often problems in the place of apprenticeship during conducting internship which affect the trust of the apprenticeship company with the school. The decision support system using the FMADM Yager model was designed and built to select the field of expertise in vocational engineering. This Yager model was chosen because it was able to show the level of importance between criteria and provide convenience in the process of selecting placement of internship according to the field of students expertise. In this study, the used criterias are vocational value, expertise value and self-potential value. The degree of interest for the criteria of vocational value (C1) is more important than expertise value (C2), vocational value (C1) 5x is more important than potential value (C3) and expertise value (C2) is more important than self-potential value (C3) . The test results of similarity analysis of 80 students obtained is 78.75% so that it can be concluded that the Decision Support System for Expertise in Apprenticeship "Appropriate" implemented in real terms.

Keywords: Decision Support System, Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Yager model, Recommendations for field expertise.

(8)

DAFTAR ISI

SKRIPSI ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI ...iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Batasan Masalah ... 2 1.4 Tujuan Penelitian ... 2 1.5 Manfaat penelitian ... 3 1.6 Sistematika Penulisan ... 3 BAB II ... 5 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 5

2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ... 7

2.3 Konsep Dasar FMADM ... 10

2.3.1 Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 10

2.3.2 Pengertian Model Yager ... 14

2.3.3 Perhitungan Model Yager ... 15

2.4 Tes Keahlian ... 16

2.5 Tes Potensi Diri ... 17

2.6 Integrasi Keilmuan ... 18

Bab III ... 20

METODOLOGI PENELITIAN ... 20

(9)

3.1.1 Studi Pendahuluan... 21

3.1.2 Tahap Pengumpulan Data ... 21

3.1.3 Analisis Kebutuhan Sistem ... 22

3.1.4 Perancangan Sistem ... 22

3.1.5 Implementasi Sistem ... 22

3.1.6 Pengujian Sistem ... 23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

BAB IV ... 24

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

4.1 Analisis Kebutuhan Sistem ... 24

4.1.1 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 24

4.1.2 Analisis Model SPK ... 25

4.1.3 Analisis Perhitungan AHP ... 26

4.1.4 Analisis Pemilihan Alternatif dengan Model Yager ... 31

4.2 Perancangan Sistem ... 33

4.2.1 Use Case Diagram ... 33

4.2.2 Activity Diagram... 36

4.2.3 Class Diagram ... 44

4.2.4 Sequence Diagram ... 44

4.3 Implementasi Sistem ... 50

4.3.1 Tampilan Antar Muka Program ... 50

4.4 Pengujian dan Analisis Hasil ... 61

4.4.1 Hasil Seleksi Keahlian Pasca Prakerin ... 61

4.4.2 Hasil Rekomendasi Keahlian Dari Sistem ... 62

4.4.3 Analisis Kesamaan Hasil ... 63

BAB V ... 65

PENUTUP ... 65

4.1. Kesimpulan ... 65

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjuan Pustaka Terdahulu ... 5

Tabel 2.2 Tingkat Kepentingan ... 12

Tabel 2.3 Daftar Indeks Random Konsisten ... 13

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Bidang Keahlian Prakerin ... 27

Tabel 4.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... 27

Tabel 4.3 Contoh Kasus Kriteria ... 32

Tabel 4.4 Konversi Nilai Crisp ... 32

Tabel 4.5 Perhitungan Nilai C ... 32

Tabel 4.6 Identifikasi Aktor dan Use Case ... 34

Tabel 4.7 Interaksi Antara Aktor dan Sistem ... 34

Tabel 4.8 Analisis Hasil Keahlian Prakerin ... 63

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Komponen SPK ... 9

Gambar 2.2 Flowchart AHP ... 11

Gambar 2.3 Flowchart Yager ... 15

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian ... 20

Gambar 4.1 Perancangan Model Komponen SPK ... 25

Gambar 4.2 Use Case SPK Dalam Memilih Bidang Keahlian Prakerin ... 33

Gambar 4.3 Activity Diagram “Login” ... 36

Gambar 4.4 Activity Diagram “Manajemen Admin” ... 37

Gambar 4.5 Activity Diagram “Manajemen Siswa” ... 38

Gambar 4.6 Activity Diagram “Menentukan Bobot” ... 39

Gambar 4.7 Activity Diagram “Menentukan Keahlian” ... 40

Gambar 4.8 Activity Diagram “Cetak Hasil Rekomendasi” ... 41

Gambar 4.9 Activity Diagram “Biodata Siswa” ... 41

Gambar 4.10 Activity Diagram “Mengisi Kuesioer Tes Keahlian” ... 42

Gambar 4.11 Activity Diagram “Mengisi Kuesioner Tes Potensi Diri” ... 43

Gambar 4.12 Activity Diagram “Hasil Rekomendasi” ... 43

Gambar 4.13 Class Diagram “SPK dalam Memilih Bidang Keahlian Prakerin” ... 44

Gambar 4.14 Sequence Diagram Login Admin ... 45

Gambar 4.15 Sequence Diagram Manajemen Data Admin ... 45

Gambar 4.16 Sequence Diagram Manajemen Data Siswa ... 46

Gambar 4.17 Sequence Diagram Menentukan Bobot ... 46

Gambar 4.18 Sequence Diagram Menentukan Keahlian ... 47

Gambar 4.19 Sequence Diagram Cetak Hasil Rekomendasi ... 47

Gambar 4.20 Sequence Diagram Login Siswa ... 48

(12)

Gambar 4.22 Sequence Diagram Mengisi Tes Keahlian ... 49

Gambar 4.23 Sequence Diagram Mengisi Tes Potensi Diri ... 49

Gambar 4.24 Sequence Diagram Hasil Rekomendasi ... 50

Gambar 4.25 Tampilan Halaman Dasboard SPK Memilih Keahlian Prakerin ... 51

Gambar 4.26 Tampilan Pop up Login ... 51

Gambar 4.27 Tampilan Halaman Utama Administrator ... 52

Gambar 4.28 Tampilan Halaman Data Admin ... 53

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Data Siswa ... 53

Gambar 4.30 Tampilan Halaman Inputan Data Siswa ... 54

Gambar 4.31 Tampilan Halaman Menentukan Bobot ... 54

Gambar 4.32 Tampilan Halaman Perhitungan AHP dan Cek Konsistensi ... 55

Gambar 4.33 Tampilan Halaman Menentukan Keahlian ... 56

Gambar 4.34 Tampilan Pop up Pilih Siswa ... 56

Gambar 4.35 Tampilan Halaman Inputan Nilai Siswa Menentukan Keahlian ... 57

Gambar 4.36 Tampilan Halaman Perhitungan Yager dan Hasil Rekomendasi ... 57

Gambar 4.37 Tampilan Halaman Cetak Hasil Rekomendasi ... 58

Gambar 4.38 Tampilan Data Hasil Rekomendasi Siswa .xls ... 58

Gambar 4.39 Tampilan Halaman Utama Siswa ... 59

Gambar 4.40 Tampilan Menu Pop up Biodata Siswa ... 59

Gambar 4.41 Tampilan Menu Pop up Kuesioner Tes Keahlian ... 60

Gambar 4.42 Tampilan Menu Pop up Kuesioner Tes Potensi Diri (1) ... 60

Gambar 4.43 Tampilan Menu Pop up Kuesioner Tes Potensi Diri (2) ... 61

Gambar 4.37 Tampilan Hasil Rekomendasi Siswa ... 61

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

SMK merupakan salah satu sekolah yang dapat memberikan keahlian tertentu kepada peserta didik seperti membuat desain grafis, merakit komputer dan lain-lain. Begitu pula dengan SMK Wachid Hasyim yang berada di jalan sidotopo wetan baru no.37 Surabaya. SMK Wachid Hasyim ini berdiri di atas yayasan Wachid Hasyim yang mana pada yayasan ini berdiri tiga sekolah, yaitu SMA Wachid Hasyim, SMP Wachid Hasyim, SMK Wachid Hasyim itu sendiri. SMK Wachid Hasyim ini dipimpin oleh Ibu Dra. Hj. Muntafiah Djauhari selaku kepala sekolah. SMK Wachid Hasyim juga merupakan sekolah berbasis pesantren yang kebanyakan siswanya beragama islam dan kegiatan banyak yang mengacu kepada ajaran agama islam.

SMK Wachid Hasyim memiliki tiga jurusan, antara lain Multimedia (Mm), Akutansi (Ak), Administrasi Perkantoran (Apk). Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah salah satu kurikulum SMK yang memberikan pembelajaran tentang pengalaman kerja kepada siswa kelas XI di semester genap. Pelaksanaan prakerin minimal dilaksanakan 1 bulan dan maksimal 3 bulan. Dalam memilih penempatan untuk pelaksanaan prakerin pihak sekolah melakukan pemilihan secara acak dan berdasarkan kepada kemampuan siswa yang terlihat selama proses kegiatan belajar mengajar pada bidang kejuruan. Selain itu penempatan siswa prakerin tidak selalu sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya sehingga siswa dalam menjalani kegiatan selama prakerin terkadang merasakan adanya tekanan secara mental mungkin karena tidak menguasai pekerjaan atau tidak sesuai dengan kemampuan yang di kuasainya. Tidak jarang selama siswa menjalani prakerin terkadang siswa tidak masuk atau membolos dan terkadang membuat masalah ditempat prakerin sehingga mengurangi kepercayaan pihak perusahaan tempat prakerin dengan pihak sekolah.

Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka dibutuhkan suatu sistem yang mampu memberikan masukan ke siswa untuk pengambilan keputusan dalam

(14)

memilih bidang keahlian yang tepat untuk penempatan prakerin. Salah satunya yaitu dengan cara pembuatan rancang bangun perangkat lunak (software) berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) dalam memilih bidang keahlian prakerin dengan memakai model analisis Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Yager model ini dipilih dikarenakan mampu menunjukan tingkat kepentingan setiap kriteria dan memberikan kemudahan didalam proses pemilihan penempatan prakerin sesuai dengan bidang keahlian yang dikuasai siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian kali ini adalah: 1. Bagaimana membangun dan merancang sistem pendukung keputusan untuk

memilih bidang keahlian prakerin SMK menggunakan model Yager ? 2. Bagaimana mendapatkan hasil pilihan yang tepat dengan pendukung

keputusan untuk memilih bidang keahlian prakerin SMK menggunakan model Yager?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang terdapat pada pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kriteria yang diambil untuk metode yager ini yaitu: Nilai Kejuruan, Nilai Keahlian, Nilai Potensi Diri.

2. Bidang keahlian yang digunakan sebagai alternatif atau saran keluaran yakni sebanyak 3 bidang keahlian untuk jurusan Multimedia yaitu: Teknisi, Desain, dan Dokumentasi.

3. Untuk uji coba akurasi dilakukan pada kelas XII tahun ajaran 2018-2019 yang telah melakukan prakerin, diambillah data nilai kejuruan kelas X tahun ajaran 2016-2017 dan kelas XI tahun ajaran 2017-2018. nilai yang diambil sebagai nilai kejuruan adalah nilai perakitan komputer, nilai simulasi digital, dan nilai mulok fotografi.

4. Adanya kuisioner tes keahlian dan tes potensi diri untuk mendapatkan informasi valid.

1.4 Tujuan Penelitian

(15)

1. Membangun dan merancang sistem pendukung keputusan dalam memilih bidang keahlian prakerin SMK Wachid Hasyim menggunakan model Yager.

2. Mendapatkan hasil pilihan yang tepat dengan pendukung keputusan dalam memilih bidang keahlian prakerin SMK Wachid Hasyim menggunakan model Yager.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Akademis :

a. Memberikan sumbangsih penelitian.

b. Membangun relasi dengan instansi yang terkait skripsi.

c. Mengimplementasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat selama proses perkuliahan di UIN Sunan Ampel

2. Bagi Sekolah :

a. Memudahkan para pendidik untuk mengarahkan siswa pada pemilihan penempatan prakerin yang sesuai.

b. Dapat menjaga hubungan baik antara sekolah dan perusahaan tempat prakerin.

c. Memudahkan siswa untuk memaksimalkan bidang keahlian yang dikuasainya di tempat prakerin yang sesuai.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan skripsi ini meliputi:

BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang permasalahan, tujuan Skripsi, waktu dan pelaksaan penelitian dan sistematika penulisan laporan skripsi.

BAB II Teori Penunjang, bab ini berisi tentang tinjauan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian selanjutnya, dan juga teori dasar sebagai pendukung penelitian.

BAB III Metodelogi Penelitian, bab ini berisi tentang penelasan mengenai langkah-langkah penjelasan secara berurutan dalam

(16)

pengerjaan skripsi, beserta metode-metode yang ingin digunakan.

BAB IV Analisa Hasil dan pembahasan, pada bab ini akan dilaksanakan analisa terhadap perancangan perangkat lunak prediksi cuaca mulai dari metode yang digunakan hingga tingkat akurasi prediksi.

BAB V Kesimpulan, bab ini berisi tentang kesimpulan dari analisa permasalahan yang diangkat dari selama penelitian serta saran-saran yang perlu dilakukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Peneliti Terdahulu

Sebagai bahan rujukan penelitian untuk penyusunan skripsi dengan ini memaparkan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu yang erat kaitannya dengan objek permasalahan yang akan dijadikan penelitian. Penggunaan bahan rujukan penelitian diajukan untuk memberikan pemahaman terhadap batasan pengembangan lebih lanjut.

Berikut ini tabel tinjauan pustaka terdahulu :

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka Terdahulu.

No Nama Metode Variabel Hasil

1 (Rozi, 2015), Sistem Pendukung Keputusan Dalam Memilih Jurusan SMA Menggunakan Model Yager. Metode Analytical Hierarchy Process dan Yager. Nilai Akademik, tes IQ, tes minat.

Menghasilkan aplikasi yang dapat membuat keputusan saran tentang penjurusan siswa SMA dengan kriteria : Nilai akademik, hasil IQ, dan peminatan siswa dengan model Yager sebagai penentuan hasil. Hasil penjurusan yang dilakukan oleh sistem hasilnya hampir mendekati saran yang diberikan oleh lembaga psikologi dengan data berjumlah 99 siswa diperoleh 72 siswa yang hasilnya sama dengan hasil saran yang diberikan oleh lembaga psikologi 2 (Pratama, 2017), Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa Berprestasi di SMP Taruna Jaya 1 Metode Vikor dan Topsis Nilai rata-rata rapor, nilai prestasi, nilai aktivitas dan nilai sikap.

Metode perankingan tersebut memiliki langkah pembobotan kriteria dan normalisasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan perankingan alternatif, hasil jawaban responden terkait tampilan sistem yang menarik dan kemudahan bahasa yang digunakan dalam sistem dengan persentase jawaban keduanya sebesar 76,47%.

3 (Audia, 2017), Sistem Metode Analytical Tes DAT berupa

Metode AHP ini dapat memenuhi pengambilan keputusan berupa

(18)

Pendukung Keputusan Minat Bakat Siswa SMA Dalam Memlih Program Studi di Perguruan Tinggi Berbasis Web Hierarchy Process pertanyaan, meliputi kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan spasial.

soal tes DAT dimana hasilnya bisa siketahui melalui tes verbal, numerik, dan spasial.

Hasil dari perancangan ini

memudahkan siswa untuk

mengambil keputusan dalam mengambil program studi sesuai minat bakat siswa.

4 (Prabowo and Noranita, 2013), Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Peminatan Peserta Didik Menggunkan Metode Weighted Product Berbasis Web di SMAN 1 Purwodadi Weighted Product Kriteria yg dibutuhkan untuk proses peminatan adalah : Nilai UN, Prestasi Non Akademik, Psikotes, dan Minat.

Sistem pendukung keputusan yang menentukan peminatan siswa menggunakan metode wighted product dapat dijadikan metode dalam menentukan peminatan sekolah karena hasil dari pengujian dengan membandingkan peminatan secara manual menghasilkan tingkat

akurasi 85% maka dapat

memberikan bantuan .pada pihak sekolah dalam menentukan peminatan yang efektif dan efisien

Dari keempat penelitian tersebut sama-sama menggunakan Fuzzy Multi-Atribute Decision Making (Fuzzy MADM) sebagai metode perankingan akan tetapi berbeda dalam metode pengembangannya dan studi kasusnya. dan telah dibuktikan dari ke-empat literatur yang peneliti kutip bahwa Fuzzy MADM dapat digunakan sebagai metode dalam mengambil keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari beberapa alternatif pada kriteria tertentu. Dari penelitian Muhammad Fahrur Rozi (2015) dengan judul ”Sistem Pendukung Keputusan Dalam Memilih Jurusan SMA Menggunakan Model Yager” ditemukan kesamaan penyelesaian permasalahan yang sedang peniliti akan lakukan. Guna membedakan penelitian terdahulu maka studi kasus dilakukan ditempat yang berbeda, pengolahan variabel kriteria yang berbeda dan hasil rekomendasi yang berbeda. Karena metode pengembangan model yager dirasa sesuai dengan permasalahan peneliti maka dibuatlah judul “Sistem Pendukung Keputusan Dalam Memilih Bidang Keahlian Praktik Kerja Industri (Prakerin) Menggunakan Model Yager “.

(19)

2.2Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Pembuatan keputusan kerap kali dihadapkan pada kesulitan dalam pengambilan keputusan dengan data yang begitu banyak. Untuk keperluan itu, sebagian besar pembuat keputusan dengan menitik beratkan terhadap rasio manfaat atau biaya, dihadapkan pada suatu kewajiban untuk menggantungkan suatu sistem yang mampu menyelesaikan masalah secara efisien dan efektif yang kemudian disebut dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK).

Tujuan pembuatan SPK yang efektif biasanya memakai keunggulan dari kedua unsur yaitu manusia dan komputer. Terlalu bergantung pada komputer keputusan akan bersifat mekanis, reaksi yang dangkal dan pengembilan keputusan yang tidak fleksibel. Sedangkan terlalu bayak menggunakan tenaga manusia akan menimbulkan reaksi yang lamban, data yang amat terbatas dan lamban terhadap pengkajian hasil yang relevan. Faktor utama yang mejadikan keunggulan dari SPK adalah kemampuannya yang dapat menyelesaikan berbagai masalah yang tidak terstruktur. (Suryadi and Ramdani, 2000)

Ciri-ciri SPK sebagai berikut :

A. SPK digunakan untuk dapat membantu menyelesaikan berbagai keputusan yang tidak terstruktur dan pada umumnya biasanya dihadapi oleh para manajer.

B. SPK adalah penggabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan data.

C. SPK mempunyai kemampuan yang interaktif yang memudahkan interkasi manusia dan komputer.

D. SPK bersifat fleksibel yang dapat menyussaikan berbagai perubahan yang terjadi.(Suryadi and Ramdani, 2000)

Dalam menerapkan SPK, ada empat komponen sub sistem yang wajib disediakan yaitu: (Hamdhani, Imbar and Victor, 2015)

1. Subsistem manajemen data

Merupakan subsistem data yang sudah terstruktur dalam suatu basis data. Data yang didapat dari sistem pendukung keputusan biasanya

(20)

berasal dari internal ataupun external. Diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak akan dipecahkan melalui simulasi dan diatur dengan perangkat lunak yang disebut Database Mangement System (DBMS). (Hamdhani, Imbar and Victor, 2015)

2. Subsistem manajemen model

Merupakan suatu model yang menunjukkan suatu permasalahan kedalam format kuantitatif lainnya yang mempunyai kemampuan analisis dan managemen perangkat lunak yang cocok, perangkat lunak ini juga disebut dengan Model Base Management System (MBMS). (Hamdhani, Imbar and Victor, 2015)

3. Subsistem manajemen pengetahuan

Susbsistem ini sebagai pendukung dari subsistem lainnya, atau dirancang sebagai pemberi arahan cerdas dengan menggunakan teknologi sistem pakar karena mampu menunjukkan banyak keuntungan bagi pengembangnya. Semakin banyak pengetahuan yang ditambahkan maka akan menambah pertimbangan pengambilan keputusan semakin meyerupai ahli pakar. (Hamdhani, Imbar and Victor, 2015)

4. Subsistem antar muka pengguna

Subsistem ini merupakan penggabungan dari dua komponen yaitu Database Management System (DBMS) dan Model Base Management System (MBMS) yang dijadikan satu dalam komponen ketiga (user interface), yang sebelumnya telah dipresentasikan dalam bentuk model yang dipahami komputer. User Interface atau antar muka pengguna yang menunjukan tampilan keluaran sistem bagi pengguna dan menerima masukan dari berbagai pengguna yang akan di proses kedalam Sistem Pendukung Keputusan (Hamdhani, Imbar and Victor, 2015)

(21)

Gambar 2. 1 Model Komponen SPK (Hamdhani, Imbar and Victor, 2015)

Dalam SPK terdapat model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu :

a. Intelligence

Tahap ini merupakan proses pencarian yang dimana memahami problematikan dan pengenalan masalah. Data masukkan diperoleh, diproses, dan diuji dengan tujuan mengidentifikasikan masalah.

b. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, menganalisis dan mengembangkan tindakan terbaik yang dapat dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan memuji kelayakan solusi.

c. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses memilih dari berbagai alternatif tindakan yang memungkinkan untuk dijalankan. Hasil yang sudah dipilih tersebut kemudian dapat diterapkan dalam proses pengambilan keputusan. (Suryadi and Ramdani, 2000)

Data management Knowledge management Model management User Interface Manager User Other computer based Data Internal Data External

(22)

Meskipun dalam proses penerapan termasuk tahap ketiga, namun ada berbagai macam pihak memberikan saran bahwa tahap ini perlu dipisah guna untuk menunjukkan hubungan antar fase secara keseluruhan. Dalam hal ini, Model Simon juga memberikan gambaran kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Ilmu Manajemen/Operation Research (IM/OR) terhadap proses pengambilan keputusan (Suryadi and Ramdani, 2000).

Dari deskripsi ketiga tahap di atas, jelas bahwa pengelolaan data elektronik (PDE) dan SIM mempunyai pengaruh terhadap fase Intelligence, sedangkan IM/OR berperan aktif dalam fase Choice. Tidak terlihat pendukung yang berarti pada tahap design, walaupun pada hakikatnya fase ini merupakan salah satu memberikan pengaruh dasar suatu Sistem Pendukung Keputusan.(Suryadi and Ramdani, 2000)

2.3 Konsep Dasar FMADM

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) merupakan metode pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif terhadap sejumah kriteria tertentu. Kriteria biasanya berupa variabel-variabel yang digunakan dalam pengambilan keputusan (Kusumadewi et al., 2006).

Pada umumnya, FMADM memiliki tujuan tertentu yang dapat dikelompokkan dalam dua tipe yaitu menyeleksi pilihan dengan variabel (kriteria) yang mempunyai ciri-ciri dan pengelompokkan alternatif berdasarkan peran tertentu. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini, dibutuhkan dua tahap, yaitu :

a) Membuat peringkat pada tiap-tiap alternatif berdasarkan agregasi derajat kemiripan pada semua kriteria.

b) Merangking beberapa pilihan terbaik untuk memperoleh alternatif terbaik. (Kusumadewi et al., 2006).

2.3.1 Analytical Hierarchy Process (AHP)

Proses pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan memilih suatu pilihan terbaik. Peralatan utama Analytical Hierarchy Process merupakan

(23)

sebuah hirarki fungsional dengan masukan yang utama sudut pandang manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks di selesaikan dalam kelompok-kelompoknya. Kemudian kelompok- kelompok tersebut di atur menjadi sebuah bentuk hirarki (Suryadi and Ramdani, 2000).

Apakah Konsistensi Rasio ≤ 0,1 ? Menentukan Prioritas Kepentingan Melakukan Sintetesis Mengukur Konsistensi

Hitung CI (Consistency Index)

dan CR (Consistensy Rasio)

Tidak Ya Mengidentifikasi Kriteria dan Alternatif Vektor Bobot

Gambar 2. 2 Flowchart AHP (Suryadi and Ramdani, 2000)

AHP yang dikembangkan oleh Thomas L.Saaty, dapat memecahkan masalah dimana variabel atau kriteria yang diambil cukup banyak. Kompleksitas ini dipengaruhi oleh struktur masalah yang tidak begitu jelas, ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan serta ketidakpastian data statistik yang kredibel atau tidak ada sama sekali. Ada saatnya timbul masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi variasinya yang sulit dimengerti sehingga datanya tidak memungkinkan untuk dapat dicatat secara numerik, hanya secara kualitatif saja yang dapat dihitung, yaitu berdasarkan dari intuisi dan pengalaman. Kemungkinan, bahwa model-model lainnya ikut diperhitungkan pada saat

(24)

proses pengambilan keputusan dengan pendekatan AHP (Suryadi and Ramdani, 2000).

Keputusan utama dari model ini merupakan sebuah hierarki fungsional dengan masukkan yang utama persepsi manusia. Prosedur dalam metode AHP meliputi (Kusumadewi et al., 2006):

1. Identifikasi permasalahan dan mencari solusi terbaik lalu menyusun hierarki dari masalah itu.

2. Menentukan prioritas kepentingan setiap kriteria.

Misalkan Oi dan Oj adalah tujuan. Tingkat kepentingan relatif

memiliki tujuan yang dinilai dari 9 poin, seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Tingkat Kepentingan (Kusumadewi et al., 2006)

Nilai Interpretasi

1 Oi dan Oj sama penting

3 Oi sedikit lebih penting Oj

5 Oi kuat tingkat kepentingannya daripada Oj

7 Oi sangat kuat kepentingannya daripada Oj

9 Oi mutlak lebih penting daripada Oj

2, 4, 6, 8 nilai-nilai intermediate

3. Melakukan sintesis untuk mendapatkan keseluruhan prioritas. Hal yang dapat dilakukan yaitu:

➢ Menjumlahkan nilai dari masing-masing kolom pada matriks.

➢ Membagi masing-masing nilai dari kolom dengan total kolom yang berkaitan untuk mendapatkan normalisasi matriks.

➢ Menjumlahkan nilai dari masing-masing baris dan membaginya dengan jumlah rata-rata.

4. Mengukur konsistensi karena para pengambil keputusan tidak mengharapkan membuat keputusan bersumber dari pertimbangan

(25)

dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dapat dilakuakn pada langkah ini adalah:

a) Mengalihkan setiap nilai dari kolom pertama dengan prioritas relatif elemen kedua dan selanjutnya.

b) Menjumlahkan tiap-tiap baris.

c) Hasil dari menjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang berkaitan.

d) Menjumlahkan hasil pembagian di atas dengan semua elemen yang ada lalu dibagi dengan semua elemen yang ada dan hasilnya disebut λ max.

5. Hitung Consistency Index (CI) memiliki rumus CI = (λ 𝑚𝑎𝑥 – n)

n – 1 , dimana

n = banyaknya elemen.

6. Hitung Rasio Konsistensi (CR) memiliki rumus CR = CI

IR , dimana :

CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index

Tabel 2.3 Daftar Indeks Random Konsisten (Kusumadewi et al., 2006)

Ukuran Matriks Nilai IR

1 dan 2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45

7. Mengecek konsistensi hierarki. Apabila nilainya lebih dari 10%, maka penilaian wajib diperbaiki. Namun Apabila rasio konsistensi kurang atau sama dengan 0,1 jadi hasil perhitungan dinyatakan benar.

(26)

2.3.2 Pengertian Model Yager

Fuzzy model yager merupakan model standar dari FMADM. Contoh: A={a1,...,an} merupakan himpunan alternatif, dan atribut ditampilkan dengan himpunan fuzzy 𝐶̃J j=1,...,m. Bobot yang menunjukkan tingkat

kepentingan atribut ke-j dinotasikan dengan wj. Nilai capaian alternatif ai

terhadap atribut 𝐶̃J ditampilkan dengan derajat keanggotaan mc(xi).

Keputusan akhir didapat berdasarkan interseksi dari berbagai macam atribut Fuzzy. Pilihan optimal diartikan sedemikian rupa sehingga pilihan tersebut mampu menunjukkan kontribusi derajat keanggotaan yang paling tinggi pada 𝐷̃ (Kusumadewi et al., 2006).

Dipilihnya FMADM model Yager sebagai model analisis dalam penelitian disebabkan metode pada MADM klasik seperti AHP, Electre, SAW, Weight Product dan TOPSIS memiliki kelemahan, yaitu:

1) Tidak cukup efisien untuk dapat memberikan solusi terhadap beberapa permasalahan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan beberapa data yang tidak jelas.

2) Biasanya diasumsikan pemilihan keputusan akhir setiap alternatif digambarkan dengan bilangan riil, sehingga pada fase perangkingan menjadi kurang spesifik beberapa permasalahan tertentu dan dalam penyelesaian masalah hanya terpusat pada tahap agregasi. (Kusumadewi et al., 2006).

Selain itu, FMADM model Yager ini dipilih daripada model Baas dan Kwakernaak dikarenakan pada model Baas dan Kwakernaak ketika menentukan bobot menggunakan rata-rata bobot tanpa menilai konsistensi antar atribut. Berikut adalah kelebihan dari Model Yager:

a) Mampu menunjukkan tingkat kepentingan antar variabel dengan menggunakan matriks perbandingan berpasangan.

b) Memiliki bentuk rumus matematis yang simpel dan mudah dimengerti oleh pengambil keputusan.

(27)

c) Mampu memberikan penyelesaian setiap masalah pengambilan keputusan yang melibatkan data-data yang tidak jelas.

d) Mudah dimengerti pada proses perangkingan yang didasarkan atas bilangan riil. (Kusumadewi et al., 2006)

2.3.3 Perhitungan Model Yager

Hitung Konsistensi

Perhitungan Nilai C

Interseksi (Transpose)

Mencari Nilai Minimum dari tiap Alternatif

Nilai Matriks Perbandingan Vektor Bobot Alternatif optimal

Gambar 2.3 Flowchart Yager (Kusumadewi et al., 2006)

Adapun langkah-langkah penyelesaian untuk model Yager FMADM sebagai berikut (Kusumadewi et al., 2006):

1) Menentukan matriks perbandingan berpasangan antar kriteria, berdasarkan dari prosedur hirarki Saaty seperti berikut:

M = [ 𝑎1 𝑎1 𝑎1 𝑎2 𝑎2 𝑎1 𝑎2 𝑎2 ⋯ 𝑎1 𝑎𝑛 ⋯ 𝑎2 𝑎𝑛 ⋮ ⋮ 𝑎𝑛 𝑎1 𝑎𝑛 𝑎2 ⋮ ⋯ 𝑎𝑛 𝑎𝑛]

(28)

ai, aj = atribut perbandingan berpasangan.

𝑎𝑖

𝑎𝑗= kepentingan relatif atribut ai terhadap atribut aj.

2) Menentukan bobot wj (prioritas) yang konsisten setiap kriteria/atribut.

3) Menghitung nilai konsistensi (CR= Consistency Ratio) dengan menemukan hasil dari lamda maks ( 𝜆 maks), CI (Consistency Index) setelah itu CR bisa didapatkan.

𝜆 maks = 1

𝑛∑ (

elemen ke−i pada (M)(𝑤𝑗) elemen ke−i pada 𝑤𝑖 ) 𝑛

𝑖=1

n = jumlah kriteria

𝑤𝑗 = nilai vektor bobot tiap kriteria

CI = 𝜆 maks−n

𝑛−1

CR= CI

IR

Jika CR ≤ 0,1 jadi M = konsisten, jika CR > 0,1 jadi M = tidak konsisten 4) Menghitung nilai : (𝐶̃𝑗 (𝑋𝑖))W

j

𝐶̃𝑗 = nilai kualitas kriteria ke-j dari objek. 𝑋𝑖= nilai objek.

5) Menentukan interseksi dari semua (𝐶̃𝑗 (𝑋𝑖))Wj sebagai :

𝐷̃ = {(𝑥𝑖, minj (µcj(xi))wj) |𝑖 − 1, … , 𝑛; 𝑗 = 1, … , 𝑚}

D = objek

2.4Tes Keahlian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian keahlian adalah kemahiran dalam suatu ilmu. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian tes adalah (1) ujian tertulis, lisan, atau wawancara agar dapat mengetahui kemampuan, pengetahuan, bakat, dan kepribadian orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tes merupakan sebuah prosedur yang berupa ujian tertulis, lisan, atau wawancara yang harus dijawab oleh responden untuk mengetahui tingkat kemampuan, pengetahuan, potensi, dan bakat dari responden.

Sehingga pengertian tes keahlian adalah sebuah prosedur untuk mengukur keahlian dasar yang dimiliki oleh responden, keahlian tersebut dapat dipakai

(29)

untuk meramalkan kemampuan responden pada masa mendatang, sehingga dapat dibimbing atau ditempatkan pada jurusan yang sesuai keahlian dasarnya (Badriyah, 2009). Tes keahlian difokuskan pada pertanyaan apa yang dapat dilakukan dengan hasil terbaik dari seseorang. Dengan kata lain, tes keahlian didesain untuk mengukur potensi seseorang daripada mengukur prestasi yang terlihat. Tes keahlian tetap tidak dapat menunjukkan hal lain selain apa yang dikerjakan orang terhadap tes itu sendiri, setiap tes adalah tes prestasi/achievement. Untuk mengatasi permasalahan pada saat ini, penyusun tes keahlian mengarah pada pengukuran skill dan pengetahuan dalam pengambilan tes (peserta) terbanyak telah memiliki kesempatan yang sama untuk belajar (Riyanti and Prabowo, 2006).

Tes keahlian banyak disebut juga tes intelegensi atau tes aptitude (bakat). Suatu tes intelegensi yang bagus yaitu mengukur kapasitas seperti potensi seorang siswa untuk dapat belajar disekolah atau keahlian orang dewasa untuk mengatasi problematika intelektual umum (Riyanti and Prabowo, 2006). Tes keahlian dalam penelitian ini bertujuan untuk menemukan suatu bidang keahlian para siswa sehingga dapat menemukan bidang keahlian yang sesuai dengan keahlian masing-masing dari para siswa.

2.5Tes Potensi Diri

Kata potensi merupakan serapan dari bahasa inggris yaitu potency. Artinya ada dua kata yaitu (1) tenaga, kesanggupan (2) dan kekuatan; kemungkinan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian potensi adalah kemampuan yang memiliki kemungkinan untuk berkembang, kekuatan, daya, kesanggupan. Intinya potensi merupakan suatu yang dapat dikembangkan (Majdi, 2007).

Potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih tersembunyi dalam diri manusia yang menunggu untuk ditunjukkan menjadi kekuatan nyata didalam diri (Majdi, 2007). Dengan demikian potensi diri merupakan kemampuan dimiliki setiap manusia yang memungkinkan dapat dikembangkan dalam prestasi atas kemampuan yang masih terpendam pada diri seseorang (Yumnah, 2016).

(30)

Sedangkan kata tes berasal dari bahasa latin testum yang artinya alat untuk mengukur tanah. Testing adalah saat pengambilan tes, testee merupakan peserta yang sedang mengerjakan tes, tester merupakan subjek evaluasi (Badriyah, 2009). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian tes adalah (1) ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk memberikan pengetahuan, bakat, kemampuan, dan kepribadian orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tes merupakan sebuah prosedur yang berupa ujian tertulis, lisan, atau wawancara yang harus dijawab oleh responden untuk mengetahui tingkat kemampuan, pengetahuan, potensi, dan bakat dari responden.

Sehingga tes potensi diri adalah tes yang ditunjukkan untuk memperoleh data atau informasi untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh responden yang kemungkinan dapat dikembangkan dalam prestasi atas kemampuan yang dimilikinya. Tes ini mengukur potensi diri yang dimiliki peserta didik secara menyeluruh, materi yang digunakan untuk menggali potensi diri yaitu beberapa pertanyaan yang mengarah pada kesenangan atau bakat dari responden. Tes potensi diri dalam penelitian ini bertujuan untuk menemukan bidang keahlian yang sesuai dengan potensi dimiliki responden agar dapat dikembangkan dalam prestasinya.

2.6Integrasi Keilmuan

Untuk mengetahui konsep integrasi keilmuan yang valid dilakukan wawancara pada sarjana prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang juga merupakan ta’mir di salah satu masjid. Wawancara dilakukan pada Ustad Burhan Tana, S.Ag. Peneliti memberikan pertanyaan bagaimana konsep integrasi keilmuan dibidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dengan keilmuan Sains dan Teknologi. Integrasi keilmuan adalah perpaduan antara ilmu keislaman dengan berbagai keilmuan lainnya yang saling terhubung dan bertemu sehingga dapat berkembang secara saling memadai. Integrasi keilmuan ini penerapannya di UIN Sunan Ampel Surabaya adalah penerapan konsep multidisipliner.

Konsep tentang sistem pendukung keputusan dalam memilih bidang keahlian Praktik Kerja Industri (Prakerin) dalam perspektif islam. Narasumber memberikan masukan mengenai sistem pendukung keputusan yang memiliki

(31)

kesamaan dengan konteks manajemen pengetahuan yang merupakan salah satu komponen sistem pendukung keputusan, karena ada keterkaitan pembahasan dengan penelitian ini. Yang sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Isra ayat 59:

لاَو

ُ فْقَ ت

اَم

َُسْيَل

َُكَل

ُِهِب

ُ مْلِع

ُ نِإ

َُعْم سلا

َُرَصَبْلاَو

َُداَؤ فْلاَو

ُ ل ك

َُكِئَلو أ

َُناَك

ُ هْنَع

لاو ئْسَم

Artinya : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Qs. Al-isra : 59).

Dapat diketahui dari ayat diatas membahas pengetahuan yang memiliki kesamaan dengan salah satu komponen sistem pendukung keputusan, dimana di ayat tersebut menjelaskan bahwa larangan untuk tidak mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.

Komponen manajemen pengetahuan sendiri dibuat sebagai pemandu cerdas dengan teknologi sistem pakar, Semakin banyak pengetahuan yang ditambahkan maka akan menambah pertimbangan pengambilan keputusan semakin meyerupai ahli pakar.

Dari surat Al-Isra ayat 59 dan komponen manajemen pengetahuan dapat disimpulkan bahwa sistem pakar akan semakin cerdas apabila banyak pengetahuan yang benar-benar valid, apabila didalam memasukkan pengetahuan terdapat pengetahuan yang tidak kamu ketahui tentangnya maka akan sangat mempengaruhi hasil kebenaran sistem pakar. Sesungguhnya apa saja yang kamu perbuat semuanya itu akan diminta pertanggungan jawaban oleh Allah.

(32)

Bab III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini diperlihatkan pada Gambar 3.1 berikut.

Mulai

Tahap Pengumpulan Data

Analisis Kebutuhan Sistem

Perancangan Sistem Sistem Jalan / Sesuai? Selesai Tidak Ya Mendefinisikan masalah

dan solusi atau alternatif

Menentukan Prioritas Kepentingan Interseksi Hasil Rekomendasi Keahlian Melakukan Sintetesis Mengukur Konsistensi Hitung CI (Consistency Index) dan CR (Consistensy Rasio) Memeriksa Konsistensi Hitung Nilai C Perhitungan Yager Perhitungan AHP Implementasi Sistem Tidak Pengujian Sistem

(33)

3.1.1 Studi Pendahuluan

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi pemilihan bidang keahlian untuk prakerin yang tepat bagi siswa. Dalam penelitian ini menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) model yager untuk mencari pilihan yang optimal dari sejumlah alternatif dari kriteria tertentu.

Ada tiga kriteria yang dipakai dalam penelitian ini yaitu nilai kejuruan, nilai keahlian dan nilai potrnsi diri. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa alternatif untuk setiap jurusan yaitu dokumentasi, desain dan teknisi.

3.1.2 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilakukan oleh penulis melalui 4 cara, yaitu dengan melakukan studi literatur, wawancara, kuesioner, dan pengumpulan data sekunder.

a. Wawancara

Wawancara yaitu melakukan tanya jawab kepada pihak yang terkait yaitu guru Bimbingan Konseling (BK) dan Kepala Sekolah (Kepsek) untuk menentukan kriteria dan alternatif yang akan dipakai dalam memilih bidang keahlian prakerin.

b. Kuesioner

Yaitu dengan membagikan kuesioner kepada siswa mengenai bidang kejuruan yang sebelumnya sudah diajarkan di kelas X dan XI pada saat itu. Penyusunan soal tes keahlian dan potensi diri bersumber dari buku dengan pengarahan dari guru bidang kejuruan sehingga dapat disesuaikan antara pertanyaan dengan rekomendasi bidang keahlian yang direkomendasikan. Hasil dari kuesioner berupa data nilai tes keahlian dan tes potesi diri yang merupakan variabel kriteria yang akan digunakan untuk menentukan proses perhitungan model yager.

(34)

c. Data Sekunder

Pengumpulan data ini diambil dari pihak sekolah. Data yang diambil adalah data nilai kejuruan kelas X tahun ajaran 2016-2017, kelas XI tahun ajaran 2017-2018 dan nilai prakerin kelas XI tahun ajaran 2017-2018 dari jurusan multimedia.

3.1.3 Analisis Kebutuhan Sistem

Tahap ini merupakan tahap analisis terhadap berbagai kebutuhan sistem yang akan diperlukan untuk mempermudah proses pembangun sistem. Tahap ini mencakup analisis kebutuhan pengguna, analisis model sistem pendukung keputusan, analisis perhitungan AHP dan analisis pemilihan alternatif model yager.

3.1.4 Perancangan Sistem

Tahap ini merupakan tahap perancangan user interface atau desain dari sistem yang ingin dibuat dengan mengacu pada analisis kebutuhan yang sudah dilakukan pada tahapan sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan aktivitas seperti membuat rancangan Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram.

3.1.5 Implementasi Sistem

Pada tahap ini yaitu melakukan perhitungan Yager yang didalamnya terdapat perhitungan AHP, didalam perhitungan AHP hal yang pertama dilakukan adalah menentukan kriteri dan alternatif, kriteria antara lain nilai kejuruan, nilai keahlian dan nilai potensi diri kemudian alternatifnya antara lain dokumentasi, teknisi dan desain, selanjutnya menentukan prioritas kepentingan setiap kriteria yaitu dengan memberikan nilai tingkat kepentingan pada tiap-tiap kriteria kemudian melakukan sistesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas selanjutnya mengukur konsisten untuk menghasilkan λ max, menghitung CI dengan rumus CI = (λ 𝑚𝑎𝑥 – n)

n – 1 , dan CR

dengan rumus CR = CI

IR setelah itu memeriksa konsistensi.

Setelah diketahui nilai dari CR konsisten selanjutnya masuk kepada perhitungan yager dengan melakukan perhitungan nilai C sebelum

(35)

melakukan perhitungan terlebih dahulu menentukan kualitas kriteria dan mengkonversinya menjadi nilai Crisp lalu diberikan bobot kriteria dengan memasukkan PR (Prioritas Relatif) yang didapat dari proses sintesis perhitungan AHP sehingga dapat diketahui nilai C, kemudian melakukan interseksi dengan men-transpose matriks hasil C sehingga diketahuilah nilai Vektor D yang merupak alternatif-alternatif pilihan, disini yang dimaksudkan alternatif adalah rekomendasi bidang keahlian prakerin.

3.1.6 Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yag telah dirancang dan dibuat apakah sistem tersebut sudah dapat berjalan sesuai yang diinginkan penulis. Jika program tidak berjalan sesuai keinginan penulis maka akan dilakukan yaitu mecari dan memperbaiki kesalahan yang terjadi atau menambah sesuatu yang digunakan sebagai penunjang sistem jika diperlukan, tahap ini akan terus berlanjut sampai program yang dibuat sesuai dengan keinginan penulis.

Pada tahap ini juga akan dilakukan analisis hasil bidang keahlian pasca prakerin dengan bidang keahlian yang direkomendasikan oleh sistem sehingga dapat diketahui persentase kelayakannya dan dari data tersebut bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan pengujian sistem.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SMK Wachid Hasyim Surabaya, yang berlokasi di Jalan Sidotopo Wetan No.37, Surabaya, Jawa Timur. Jadwal perencanaan adalah jadwal atau susunan waktu perencanaan pembuatan sistem dari penyusunan skripsi hingga dokumentasi sistem yang akan dibuat. Penelitian ini dimulai dari bulan Oktober 2018 sampai dengan Januari 2019.

(36)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis sistem diperlukan sebagai penjelasan secara rinci ke dalam banyak bagian dengan maksud mengamati dan mengevaluasi berbagai p yang terjadi persoalan kebutuhan yang di harapkan, sehingga dapat memberikan saran ke sistem yang lebih baik.

Sistem Pendukung Keputusan dalam memilih bidang keahlian prakerin di SMK merupakan sebuah sistem yang dibangun untuk dapat membantu siswa dan guru untuk menyelesaikan permasalahan dalam pemilihan bidang keahlian prakerin di SMK Wachid Hasyim. Dalam mengambil sebuah keputusan sistem yang dibuat akan menggunakan metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) model Yager untuk menentukan pilihan terbaik berdasarkan variabel tertentu. Sistem akan memastikan data variabel yang dibutuhkan telah tersedia, kemudian menggunakan metode FMADM model Yager untuk mengola data sehingga menghasilkan saran terbaik dalam memilih bidang keahlian prakerin di SMK Wachid Hasyim.

4.1.1 Analisis Kebutuhan Pengguna

Terdapat dua modul yang ada pada sistem yaitu modul Administrator dan modul pengguna atau siswa. Ada beberapa proses yang dilakukan pada modul tersebut antara lain:

Seorang Admin dapat melakukan :

a. Login ke sistem sistem pemilihan keahlian prakerin. b. Menambah, menghapus, dan memperbarui data admin.

c. Menambah dan menghapus, dan memperbarui data siswa diantaranya adalah nilai kejuruan, tes keahlian dan tes potensi diri. d. Memasukkan dan memperbarui aturan dalam menentukan vektor

bobot pada perhitungan AHP.

(37)

f. Memperbarui hasil rekomendasi keahlian siswa yang telah melalui perhitungan yager.

g. Mencetak hasil rekomendasi keahlian prakerin siswa. h. Logout keluar dari sistem.

Seorang pengguna atau siswa dapat melakukan:

a) Login ke sistem pemilihan keahlian prakerin. b) Melihat biodata siswa termasuk nilai kejuruan. c) Mengisi kuesioner tes keahian.

d) Mengsi kuesioner tes potensi diri. e) Melihat hasil rekomendasi keahlian. f) Logout atau keluar dari sistem.

4.1.2 Analisis Model SPK

Pada proses alur model SPK pemilihan saran bidang keahlian prakerin siswa SMK, terdapat komponen-komponen subsistem yang akan digunakan untuk pembuatan sistem SPK pemilihan saran bidang keahlian. Gambar 4.1 alur model SPK yang digunakan:

Gambar 4.1 Perancangan Model Komponen SPK.

1) Subsistem manajemen data

Pada sistem ini yang digunakan hanya data internal tanpa data eksternal. Data internal merupakan data yang disimpan didalam basis data (database) sehingga pada data awal yang diperoleh akan

Manajemen Data: - Nilai Kejuruan - Nilai Keahlian - Nilai Potensi Diri

Analisis dan pemilihan model Manajemen Model: Fuzzy Multi Attribute Decision Making Model Yager User Interface User Data Internal

(38)

diolah. Data internal yang akan diolah terdiri dari biodata, nilai kejuruan, nilai keahlian dan nilai potensi diri.

2) Subsistem manajemen model

Model yang digunakan pada Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat, yaitu Fuzzy Multi Attribute Decision Making Model Yager. Model ini merupakan model matematika yang dapat digunakan dalam menganalisis hasil rekomendasi yang tepat dalam memilih bidang keahlian prakerin di SMK.

3) Subsistem analisis dan pemilihan model

Berupa analisis jalannya program dan pemilihan model yang cocok untuk diterapkan dengan data dari masing-masing kriteria. Subsistem ini berperan sebagai penghubung antara data yang di simpan di dalam basis data dengan model-model yang akan digunakan.

4) Subsistem antar muka pengguna.

Subsistem ini berupa tampilan yang disediakan untuk memudahkan pengguna dalam mengakses informasi dan berkomunikasi dengan sistem pendukung keputusan serta memberikan perintah pada sistem pendukung keputusan.

4.1.3 Analisis Perhitungan AHP

Ada tiga kriteria yang menjadi dasar penentuan dalam memilih bidang kealian prakerin SMK yaitu Nilai Kejuruan, Tes Keahlian dan Tes Potensi Diri. Ada beberapa tahapan dalam proses peritungan model yager yaitu :

A. Pengelompokan Data Kriteria.

Pada proses ini diakukan pengelompokkan data kriteria untuk mengetahui kualitas nilai dari setiap kriteria. Kriteria yang digunakan dalam memilih bidang keahlian adalah nilai kejuruan, nilai keahlian dan potensi diri. Semua kriteria dinotasikan dalam variabel C1, C2

(39)

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Bidang Keahlian Prakerin

Variabel Kriteria

C1 Nilai Kejuruan

C2 Nilai Keahlian

C3 Nilai Potesi Diri

B. Membuat matriks perbandingan berpasangan

Untuk memperoleh matriks perbandingan berpasanan, dibutuhkan derajat kepentingan antara lain kriteria C1, C2, dan C3. Skala penilaian perbandingan berpasangan seperti Tabel 2.2 dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan derajat kepentingan antar kriteria. Dalam menentukan kepentingan antar kriteria, derajat kepentingan ditentukan oleh guru bimbingan konseling dan guru kejuruan.

Derajat kepentingan antar kriteria :

➢ Nilai Kejuruan (C1) 2x lebih penting dari Nilai Keahlian (C2)

➢ Nilai Kejuruan (C1) 5x lebih penting dari Nilai Potensi Diri (C3)

➢ Nilai Keahlian (C2) 2x lebih penting dari Nilai Potensi Diri (C3) kemudian adalah matriks perbandingan berpasangan seperti Tabel 4.2

Tabel 4.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria

Nilai Kejuruan (C1) Nilai Keahlian (C2) Nilai Potensi Diri (C3) Nilai Kejuruan (C1) 1 2 5 Nilai Keahlian (C2) ½ 1 2

Nilai Potensi Diri (C3)

1/5 ½ 1

Matriks Perbandingan Berpasangan (X) = [

1 2 5

0,5 1 2

0,2 0,5 1 ]

(40)

C. Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matriks perbandingan berpasangan

Apabila matriks perbandingan berpasangan telah didapatkan, kemudian langka selanjutnya adalah menentukan jumlah nilai dari setiap kolom. Jumlah nilai dari setiap kolom dinotasikan dalam variabel NK1 (jumlah nilai kolom 1), NK2 (jumlah nilai kolom 2), NK3 (jumlah nilai kolom 3) dan NK4 (jumlah nilai kolom 4). Perhitungan nilai dari setiap kolom adalah :

NK1 = 1 + 0,5 + 0,2 = 1,7

NK2 = 2 +1 + 0,5 = 3,5

NK3 = 5 + 2 + 1 = 8

D. Menghitung normalisasi matriks

Untuk memperoleh matriks normalisasi maka setiap nilai pada matriks perbandingan berpasangan dibagi dengan jumlah nilai setiap kolom sesuai dengan tiap-tiap kolomnya. Matriks normalisasi dinotasikan dalam variabel matriks N. Perhitungan normalisasi matriks adalah : a) N11 = 𝑋11 𝑁𝐾1 = 1 1,7 = 0,5882 N21 = 𝑋21 𝑁𝐾1 = 0,5 1,7 = 0,2941 N31 = 𝑋31 𝑁𝐾1 = 0,2 1,7 = 0,1176 b) N12 = 𝑋12 𝑁𝐾2 = 2 3,5 = 0,5714 N22 = 𝑋22 𝑁𝐾2 = 1 3,5 = 0,2857 N32 = 𝑋32 𝑁𝐾2 = 0,5 3,5 = 0,1429 c) N13 = 𝑋13 𝑁𝐾3 = 5 8 = 0,625 N23 = 𝑋23 𝑁𝐾3 = 2 8 = 0,25 N33 = 𝑋33 𝑁𝐾3 = 1 8 = 0,125

(41)

Dari perhitungan ini maka didapatkan hasil matriks normalisasi sebagai beikut : N = [ 0,5882 0,5714 0,625 0,2941 0,2857 0,25 0,1176 0,1429 0,125 ]

E. Menghitung prioritas relatif setiap kriteria

Untuk mendapatkan prioritas relatif setiap kriteria maka jumlahkan semua nilai dari setiap baris pada matriks normalisasi. Jumlah nilai pada setiap baris pada matriks normalisasi dinotasikan dalam variabel JBN1 (jumlah baris 1 normalisasi) baris 1 matriks normalisasi), JBN2 (jumlah baris 2 matriks), JBN3 (jumlah baris 3 matriks normalisasi). Perhitungan jumlah nilai dari setiap baris pada matriks normalisasi adalah :

JBN1 = 0,5882 + 0,5714 + 0,625 = 1,7846

JBN2 = 0,2941 + 0,2857 + 0,25 = 0,8298

JBN3 = 0,1176 + 0,1429 + 0,125 = 0,3855

Setelah memperoleh jumlah nilai dari setiap baris pada matriks normalisasi, maka setiap jumlah itu akan dibagi dengan jumlah kriteria untuk memperoleh prioritas relatif dari setiap kriteria. Prioritas relatif dari setiap kriteria dinotasikan dalam variabel PR1 (prioritas relatif C1), PR2 (prioritas relatif C2), PR3 (prioritas relatif C3). Jumlah kriteria pada penelitian ini adalah 3, sehingga perhitungan prioritas relatif dari setiap kriteria adalah :

PR1= 1,7846 / 3 = 0,5949

PR2 = 0,8298 / 3 = 0,2766

PR3 = 0,3855 / 3 = 0,1285

F. Mengukur Konsistensi

Adapun setelah memperoleh prioritas relatif dari setiap kriteria maka langkah berikutnya adalah mengukur konsistensi. Langkah pertama dalam mengukur konsistesi adalah dengan mengalikan setiap

(42)

nilai kolom pada matriks perbandingan berpasangan dengan prioritas relatif yang disesuaikan dengan kriterianya, yaitu nilai kolom pertama dengan prioritas relatif C1, nilai kedua dengan prioritas relatif C2, nilai kolom ketiga dengan prioritas relatif C3. Dari hasil perkalian tersebut diperoleh matriks baru yang dinotasikan dalam variabel matriks K. Perhitungan untuk memperoleh matriks K adalah :

1) K11 = X11 x PR1 = 1 x 0,5949 = 0,5949 K21 = X21 x PR1 = 0,5 x 0,5949 = 0,2975 K31 = X31 x PR1 = 0,2 x 0,5949 = 0,1190 2) K12 = X12 x PR2 = 2 x 0,2766 = 0,5532 K22 = X22 x PR2 = 1 x 0,2766 = 0,2766 K32 = X32 x PR2 = 0,5 x 0,2766 = 0,1383 3) K13 = X13 x PR3 = 5 x 0,1285 = 0,6425 K23 = X23 x PR3 = 2 x 0,1285 = 0,257 K33 = X33 x PR3 = 1 x 0,1285 = 0,1285

Dari hasil perhitungan maka diperoleh matriks K sebagai berikut :

(X) = [

0,5949 0,5532 0,6425

0,2975 0,2766 0,257

0,1190 0,1383 0,1285

]

Kemudian langkah berikutnya adalah menjumlahkan semua nilai dari setiap baris pada matriks K. Jumlah nilai dari setiap bars pada matriks K dinotasikan dalam variabel JBK1 (jumlah baris 1 matriks K), JBK2 (jumla baris 2 matriks K), JBK3 (jumlah baris 3 matriks K). Perhitungan jumlah nilai dari setiap baris pada matriks K adalah :

JBK1 = 0,5949 +0,5532 + 0,6425 = 1,7906

JBK2 = 0,2975 +0,2766 +0,257 = 0,8311

JBK3 = 0,1190 +0,1383 + 0,1285 = 0,3858

Hasil dari penjumlahan selanjutnya dibagi dengan prioritas relatif dari setiap kriteria yang berkaitan, yaitu JBK1 dibagi dengan PR1, JBK2 dibagi dengan PR2, JBK3 dibagi dengan PR3. 𝜆 maks diperoleh dengan

(43)

menjumlahkan seluruh hasil bagi dan dibagi dengan jumlah kriteria. Perhitungan 𝜆 maks adalah :

𝜆 maks = ( 1,7906 0,5949 0,8311 0,2766 0,3858 0,1285) 3 = 9,0169 3 = 3,0056

G. Menghitung Consistency Index (CI)

Pada perhitungan Consistency Index ini n adalah 3 berdasarkan jumlah kriteria, maka Hasil dari perhitungan Consistency Index adalah :

CI = 𝜆 maks−n 𝑛−1 = 3,0056 − 3 3 − 1 = 0,0056 2 = 0,0028

H. Memeriksa Consistency Ratio (CR)

Consistency Ratio (CR) pada penelitian ini jumlah kriteria sebanyak 3, sehingga nilai Random Consistency Index (RI) yang digunakan adalah 0,58. Perhitungan Consistency Ratio adalah :

CR = 𝐶𝐼

𝑅𝐼 = 0,0028

0,58 = 0,0028

I. Memeriksa konsistensi hierarki

Langkah terakhir dalam penentuan bobot kriteria dengan metode AHP adalah memeriksa konsistensi hierarki. Konsistensi hierarki diperiksa dengan melihat nilai Consistency Ratio (CR). Jika nilai CR kurang dari atau sama dengan 10% (CR ≤ 0,1) maka hierarki dapat dinyatakan konsisten. Apabila CR lebih dari 10% (CR > 0,1) maka penentuan derajat kepentingan antar kriteria harus diulang lagi. Pada contoh pada penelitian ini, nilai CR yang dihasilkan adalah 0,0028 dan kurang dari 0,1, sehingga hierarki dikatakan konsisten.

4.1.4 Analisis Pemilihan Alternatif dengan Model Yager A) Menentukan kriteria – kriteria yang akan dijadikan acuan

Kriteria yang dilakukan pada penelitian ini ada tiga, yaitu nilai kejuruan, tes keahlian dan tes potensi diri. Data yang diinputkan kedalam sistem disesuaikan dengan tiga kriteria tersebut. Data siswa yang telah masuk selanjutnya akan diolah oleh sistem terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pemilihan bidang keahlian prakerin.

(44)

B) Melakukan pembobotan kriteria

Pembobotan kriteria pada contoh perhitungan ini menggunakan metode AHP. Pembobotan kriteria secara lengkap telah dijelaskan pada subbab 4.1.3. Bobot kriteria didapatkan dari prioritas relatif setiap kriteria yang didapat pada langkah penentuan bobot kriteria dengan metode AHP. Bobot kriteria 1 = PR1 = 0,5949; bobot kriteria 2 = 0,2766; bobot kriteria 3 = 0,1285.

C) Melakukan perhitungan nilai C

Pada langkah ini akan dilakukan pembobotan terhadap nilai real dari setiap kriteria- kriteria dengan cara nilai dari kriteria di pangkatkan dengan prioritas relatif yang dihasilkan dari perhitungan AHP. Sehingga dapat dimasukkan nilai dari salah satu siswa yang telah melakukan uji coba terhadap sistem bernama Abd. Barri kelas XII multimedia 1:

Tabel 4.3 Contoh Kasus Kriteria

Alternatif Nilai Kejuruan Bakat Minat

Dokumentasi 78,25 60 60

Teknisi 82 70 55

Desain 80 60 40

Tabel 4.4 Konversi Nilai Crisp

Alternatif Nilai Kejuruan Bakat Minat

Dokumentasi 0,78 0,6 0,6

Teknisi 0,82 0,7 0,55

Desain 0,8 0,6 0,4

Tabel 4.5 Perhitungan Nilai C

Alternatif Dokumentasi Teknisi Desain

𝐶̃1 (𝑋𝑖)0,5949 0,8626 0,8886 0,8757

𝐶̃2 (𝑋𝑖)0,2766 0,8682 0,9061 0,8682

(45)

D) Melakukan Intekseksi dengan mencari vektor 𝐷̃

Setelah mencari matriks hasil C, maka langkah selanutnya adalah men-transpose matriks hasil C dan tetapkan sebagai alternatif optimal, berikut tahap akhir dari perhitungan Yager

𝐷̃1 = min(0,8626; 0,8682; 0,9365) = 0,8626

𝐷̃2 = min(0,8886; 0,9061; 0,9261) = 0,8886

𝐷̃3 = min(0,8757; 0,8682; 0,8889) = 0,8682

Nilai vektor 𝐷̃= (0, 8626; 0, 8886; 0, 8682)

Karena nilai terbesar ada pada 𝐷̃2 = 0, 9268; maka alternatif yang terbaik yang akan direkomendasikan adalah Teknisi.

4.2 Perancangan Sistem

Dalam desain kebutuhan fungsional yang membahas mengenai gambaran Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, dan Sequence Diagram pada perancangan sistem pendukung keputusan dalam memilih bidang keahlian prakerin SMK.

4.2.1 Use Case Diagram

Gambar 4.2 Use Case SPK Dalam Memilih Bidang Keahlian Prakerin

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Memilih Bidang keahlian Prakerin

Admin Siswa Login Manajemen Data Siswa Menentukan Bobot Menentukan Keahlian Mengakses Biodata Mengisi Kuesioner Tes Keahlian Hasil Rekomendasi Manajemen Data Admin Cetak Hasil Rekomendasi Mengisi Kuesioner Tes Potensi Diri

(46)

Use case Diagram digunakan untuk menggambarkan aktivitas interaksi dari sistem dan hak setiap pengguna dalam menggunakan fungsi-fungsi sistem. Use Case SPK Dalam Memilih Bidang Keahlian Prakerin dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Pada gambar 4.2 Use Case SPK Dalam Memilih Bidang Keahlian Prakerin, deskripsi dari use case tersebut dijelaskan pada Tabel 4.9 dan Tabel 2.10:

Tabel 4.6 Identifikasi Aktor dan Use Case

No. Aktor Deskripsi

1 Administrator Orang yang memasukkan, menghapus, memperbarui pengguna sistem, data siswa (Biodata, Nilai Kejuruan, Nilai Bakat dan Minat), dan memasukkan nilai matriks perbandingan pada perhitungan model Yager serta mencetak hasil rekomendasi bidang keahlian.

2 Siswa Orang yang melihat data siswa dan mengisi tes bakat dan minat serta melihat hasil laporan rekomendasi bidang keahlian.

Selanjutnya Tabel 4.7 menggambarkan interaksi antar Aktor pada Tabel 4.6 dengan sistem.

Tabel 4.7 Interaksi Antara Aktor dan Sistem

No. Use Case Deskripsi Aktor

1 Login Use Case menggambarkan kegiatan memasukkan id user dan password untuk dapat mengakses sistem

Administrator dan Siswa

2 Manajemen Admin

Use Case ini digunakan untuk menambah, memperbarui, dan menghapus user administrator yang dapat mengakses sistem

(47)

3 Manajemen Siswa

Use Case ini digunakan untuk menambah, memperbarui dan menghapus data siswa diantaranya Biodata, Nilai Kejuruan, Nilai Bakat dan Minat Siswa, serta melihat hasil rekomendasi bidang keahlian siswa.

Administrator

4 Menentukan Bobot

Use Case ini digunakan untuk menambah atau memperbarui bobot kriteria dari matriks perbandingan serta menunjukkan Perhitungan AHP dan cek rasio konsistensinya

Administrator

5 Menentukan Keahlian

Use Case ini digunakan untuk menambahkan atau memperbarui hasil rekomendasi bidang keahlian prakerin siswa yang sudah melalui perhitungan Yager

Administrator

6 Cetak Hasil Rekomendasi

Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat dan mendownload data hasil rekomendasi keahlian siswa dalam bentuk file .xls

Administrator

7 Mengakses Biodata

Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat biodata

Siswa

8 Mengisi

Kuesioner Tes Keahlian

Use Case ini menggambarkan kegiatan mengisi kuesioner tes keahlian.

Siswa

9 Mengisi

Kuesioner Tes Potensi Diri

Use Case ini menggambarkan kegiatan mengisi kuesioner tes potensi diri.

Siswa

10 Hasil

Rekomendasi

Use Case ini digunakan untuk melihat hasil rekomendasi bidang keahlian prakerin

(48)

4.2.2 Activity Diagram

Setiap fungsi pada use case diagram akan dijelaskan pada activity diagram yang menggambarkan alur jalannya sistem dan aktivitas yang dilakukan oleh aktor.

A. Use Case “Login”

Activity diagram ini menggambarkan proses login yang dilakukan oleh admin atau siswa untuk dapat melakukan akses ke sistem sesuai dengan hak aksesnya. Sistem menampilkan halaman login. Kemudian aktor (admin atau siswa) mengisikan id user dan password. Jika kombinasi user dan password valid maka sistem akan menunjukkan halaman utama sistem. Namun jika salah, maka sistem akan memberikan pesan kesalahan (error message) dan aktor diminta untuk mengisi id user dan password kembali dengan valid. Untuk lebih jelasnya mengenai activity diagram dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Activity Diagram “Login”

Validasi id User & Password

Menampilkan Halaman Utama Sistem Sesuai Status Aktor Admin / Siswa

Memasukkan id User & Password

Masuk Halaman Utama Sistem

Mulai

Selesai

Sistem

Validasi id User & Password

Menampilkan Halaman Utama Sistem Sesuai Status Aktor

Cek Validasi

Valid Tidak Valid

Memasukkan id User & Password

Masuk Halaman Utama Sistem

Mulai

Selesai

Valid Tidak Valid

(49)

B. Activity Diagram Use Case “Manajemen Data Admin”

Activity diagram ini menjelaskan bagaimana pengguna melakukan olah data terhadap berbagai data. User yang berhak mengakses sistem sebagai Administrator. User yang sudah masuk di Halaman Administrator memilih menu Data Admin. Sistem akan menampilkan halaman Data Admin dan data- data user admin yang sudah tersimpan. Untuk menginput user maka pilih menu tambah user kemudian akan tampil form tambah user dan isi data user yang sesuai. Jika user sudah mengisi dengan lengkap, dilakukan penyimpanan terhadap berbagai data tersebut. User juga dapat mengubah atau menghapus jika terjadi kesalahan dalam memasukkan data user. Jika telah sesuai, data dapat disimpan kembali. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Activity Diagram “Manajemen Admin”

Admin

Mulai

Masuk Halaman Administrator

Memilih Menu Data Admin

T ambah User Hapus User Seles ai Edit User Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak

Masuk Halaman Data Admin

Sistem

Menampilkan Halaman Data Admin

Menambah Data User

Menghapus Data User

Mengedit Data User T ambah User Hapus User Edit User Mulai Seles ai Ya Ya Ya Tidak Tidak

Masuk Halaman Administrator

Memilih Menu Data Admin Menampilkan Halaman Data Admin

Menambah Data User

Menghapus Data User

Mengedit Data User Masuk Halaman Data Admin

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka Terdahulu.
Gambar 2. 2 Flowchart AHP  (Suryadi and Ramdani, 2000)
Tabel 2.2 Tingkat Kepentingan  (Kusumadewi et al., 2006)
Gambar 2.3 Flowchart Yager  (Kusumadewi et al., 2006)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 terdapat 24 siswa yang memiliki kesulitan dalam mempelajari materi lingkaran, yaitu: a kesulitan memahami definisi unsur-unsur lingkaran, rumus

Diskon hingga Rp100.000 • Berlaku Kartu Kredit OCBC NISP • Periode hingga 31 Desember 2020 Voucher hingga Rp100 Ribu. • Berlaku Kartu Kredit OCBC NISP • Periode hingga

Mendapatkan gelar Sarjana Sastra bidang Arkeologi dari Universitas Indonesia pada Desember 1984, gelar Magister Humaniora (S2) dari Program Studi Arkeologi, Program Pascasarjana

Pada hari ulang tahun tersebut anak hendaknyabersujud (namaskara). Semakin banyak hari yang digunakan dalam setahun untuk mengingat jasa ayah dan ibunya, akan semakin dekat

)ekanisme pasti yang mendasari proses penyembuhan luka dengan menggunakan madu masih belum diketahui, namun beberapa penelitian mengatakan bahwa madu bekerja

Melalui pendekatan kualitatif, peneliti berupaya untuk dapat memaparkan secara detil, menyeluruh serta mendalam mengenai hasil penelitian terkait penggunaan dan

digariskan oleh Allah SWT.Tujuan tersebut adalah untuk mendatangkan kemaslahatan dan mencegah kemadharatan bagi manusia.Berdasarkan rumusan dan penjelasan di atas,

Dalam penciptaan karya, penulis hanya akan mentransformasikan konsep memayu hayuning bawana yang kaitannya antara manusia dengan alam, dimana dalam karyanya