• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat - Perawatan Luka Konvensional Dan Modern

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat - Perawatan Luka Konvensional Dan Modern"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

 Referat   Referat 

PERAWATAN LUKA KONVENSIONAL

PERAWATAN LUKA KONVENSIONAL

DAN MODERN

DAN MODERN

Disusun Oleh : Disusun Oleh : STELLA PUTRI

STELLA PUTRI WWANDAANDA 1208114121 1208114121 Pemimin!: Pemimin!: "#$ Kism%n &%#%h%'( S'$) "#$ Kism%n &%#%h%'( S'$)

KEPA

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR )A*IAN

NITERAAN KLINIK SENIOR )A*IAN ILMU )EDA&

ILMU )EDA&

+A

+AKULT

KULTAS KEDOKT

AS KEDOKTERAN

ERAN UNIVERSI

UNIVERSITA

TAS RI

S RIAU

AU

RUMA& SAKIT UMUM

RUMA& SAKIT UMUM ARI+IN A

ARI+IN A,&MAD PEKAN)ARU

,&MAD PEKAN)ARU

201-3 3

(2)

4 4 )A) I )A) I PENDA&ULUAN PENDA&ULUAN 1$1 1$1 L%.%L%.%# )e# )el%/%nl%/%n!!

Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat  pesat

 pesat terutama terutama dalam dalam dua dekade dua dekade terakhir terakhir ini. Teknologi dalam ini. Teknologi dalam bidang kesebidang kesehatanhatan  juga

 juga memberikan memberikan kontribusi kontribusi yang yang sangat sangat untuk untuk menunjang menunjang praktek praktek perawatanperawatan lu

luka ka iniini. . DiDisamsampiping ng ititu u pupula, la, isisu u terterkikini ni yayang ng beberkrkait ait dedengngan an mamananajejememenn  perawatan

 perawatan luka luka ini ini berkaitan berkaitan dengan dengan perubahan perubahan profil profil pasien, pasien, dimana dimana pasienpasien deng

dengan an kondkondisi isi penyapenyakit kit degendegeneratif dan eratif dan kelainkelainan an metabometabolik lik semakin banyak semakin banyak  ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka diman

dimana a perawaperawatan yang tan yang tepat diperlukatepat diperlukan n agar proses agar proses penypenyembuhembuhan an bisa tercapaibisa tercapai dengan optimal.

dengan optimal.

!uka adalah suatu keadaan putusnya kontinuitas jar

!uka adalah suatu keadaan putusnya kontinuitas jar ingan yang disebabkan olehingan yang disebabkan oleh cedera atau pembedahan.

cedera atau pembedahan."" #eseorang yang menderita luka akan merasakan adanya #eseorang yang menderita luka akan merasakan adanya

ketidaksempurnaan yang pada akhirnya cenderung untuk mengalami gangguan ketidaksempurnaan yang pada akhirnya cenderung untuk mengalami gangguan fisik dan

fisik dan emosioemosional sehingga berdampak pada nal sehingga berdampak pada kualitkualitas as hiduhidupnya. pnya. Pada dasarnya,Pada dasarnya, dalam perawatan luka pemilihan teknik perawatan dan produk yang tepat harus dalam perawatan luka pemilihan teknik perawatan dan produk yang tepat harus  berdasarkan

 berdasarkan pertimbangan pertimbangan biaya biaya $cost%, $cost%, kenyamanan kenyamanan $comfort%, $comfort%, dan dan keamanankeamanan $safety%.

$safety%.33 Penyembuhan luka didefinisikan oleh &ound 'ealing #ociety $&'#%Penyembuhan luka didefinisikan oleh &ound 'ealing #ociety $&'#%

seb

sebagai agai suasuatu tu yanyang g komkomplepleks ks dan dan dindinamiamis s sebsebagai agai akiakibat bat dardari i penpengemgembalibalianan kontinitas dan fungsi anatomi. (erdasarkan &'# suatu penyembuhan luka yang kontinitas dan fungsi anatomi. (erdasarkan &'# suatu penyembuhan luka yang ide

ideal al adaadalah lah kemkembalbali i nornormalmalnynya a strustruktuktur r , , funfungsi gsi dan dan anaanatomtomi i kulkulit. it. ProProsesses ter

tersebusebut t memmembutbutuhkuhkan an wakwaktu tu yanyang g cukcukup up lamlama a teruterutama tama bilbila a terterdapdapat at fakfaktor tor  resiko yang

resiko yang dapat memperlamdapat memperlambat bat proses penyembproses penyembuhan luka. uhan luka. !uka merupakan!uka merupakan faktor yang menyebabkan masalah biopsikososial spiritual dan ekonomi sampai faktor yang menyebabkan masalah biopsikososial spiritual dan ekonomi sampai ke

kemamatitian an kakarenrena a sepsepsissis. . #e#ecacara ra sososiasial, l, seoseoranrang g pependndereritita a luluka ka krkrononis is dadapapatt dikucilkan oleh orang lain karena

dikucilkan oleh orang lain karena pengaruh kotor dan bau yang di timbulkan.pengaruh kotor dan bau yang di timbulkan.44

)eto

)etode de perperawatawatan an lukluka a yayang ng berberkemkembanbang g saat saat ini ini adaladalah ah perperawaawatan tan luklukaa de

dengngan an memengnggugunanakakan n prprininsip sip momoisistuture re babalalancnce, e, didimamana na didisesebubutktkan an dadalamlam  beberapa

(3)

*

dibandingkan dengan metode kon+ensional. )etode ini belum banyak dikenal dalam dunia medis di ndonesia. Asia Pacific Wound Care Congress $-P&% mencatat bahwa hingga tahun "/", di ndonesia setidaknya baru ada "* rumah sakit. Kendala dalam perawatan luka di ndonesia adalah adanya anggapan bahwa material perawatan luka modern cukup mahal, dan tidak cocok untuk masyarakat ndonesia. Padahal, luka akut yang dirawat dengan metode kon+ensional umumnya lebih lama sembuh. #emakin lama luka, maka bekas parut yang dihasilkan akan semakin parah. #edangkan luka yang dirawat dengan metode modern akan membantu proses penyembuhan semakin cepat, sehingga kepulihan kualitas hidup pasien bisa lebih cepat sekaligus menghemat waktu dan biaya  perawatan.*

1$2 Tuu%n Penulis%n

Tujuan penulisan referat ini, antara lain0

. )emahami dan mampu melakukan perawatan luka modern secara tepat ". )eningkatkan kemampuan penulisan ilmiah di bidang kedokteran

khususnya di (agian lmu (edah

3. )emenuhi salah satu syarat ujian kepaniteraan Klinik di (agian lmu (edah 1akultas Kedokteran 2ni+ersitas iau #2D -rifin -chmad Pro+insi iau.

1$ Me."e Penulis%n

Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang mengacu  pada beberapa literatur.

(4)

TIN3AUAN PUSTAKA

2$1 Deinisi

!uka $wound % merupakan adanya diskontinuitas dan5atau kerusakan  jaringan tubuh yang menyebabkan gangguan fungsi. !uka pada kulit, otot,

tulang, pembuluh darah, maupun organ seperti jantung, usus dan sebagainya, semuanya melalui suatu proses reparatif yang serupa $ similar % dan dapat di  prediksi $ predictable%.3

!uka berdasarkan lama penyembuhan dapat diklasifikasikan menjadi dua  jenis, yaitu 03

. !uka akut

!uka akut adalah luka dalam hitungan jam $s5d 6 jam%. !uka yang dibiarkan lebih dari 6 jam dinamakan neglected wound   $luka yang terabaikan%. !uka akut umumnya merupakan luka traumatik, contohnya luka tertusuk, terpotong, abrasi, laserasi, luka bakar, dan luka traumatik lainnya.

". !uka kronik 

!uka kronis adalah luka yang berlangsung lebih dari " minggu tanpa melewati fase7fase penyembuhan secara sempurna8 atau merupakan luka yang berulang. ontohnya adalah luka akibat tekanan.

2$2 +isil!i Lu/%2(

-da beberapa fase penyembuhan luka, yakni 0

a. 1ase inflamasi 0 berupa hemostasis dan inflamasi.

 b. 1ase proliferatif 0 terdiri dari epitelisasi, angiogenesis, pembentukan  jaringan granulasi dan deposisi kolagen.

c. 1ase maturasi 0 kontraksi, pembentukan jaringan parut $scar tissue%, remodeling.

(5)

9

$a% $b% $c%

:ambar ". 1ase penyembuhan luka. $a% fase inflamasi penyembuhan luka segera setelah terjadi kerusakan jaringan, $b% fase proliferasi penyembuhan luka hari ke 4

sampai hari ke " dimana terdapat penutupan permukaan luka oleh jaringan granulasi dan keratosit, $c% fase remodelling  dimana fibroblas dan jaringan

kolagen serta terbentuknya jaringan parut.

2mumnya luka yang akut akan melalui tahapan fase diatas dengan baik, jika dilakukan perawatan luka yang benar. ;amun jika perawatan luka dilakukan dengan sembarangan dan menyalahi prinsip7prinsip perawatan luka, maka luka dapat menjadi kronis karena adanya fase penyembuhan yang tidak terlewati dengan dengan sempurna. Pada luka7luka seperti ini tentunya memerlukan  pemahaman perawatan luka yang benar karena jelas luka tersebut lebih sulit

untuk sembuh.

:ambar ".3 :rafik fase penyembuhan luka

1ase7fase dalam penyembuhan luka $khususnya pada kulit dan jaringan di  bawahnya% umumnya memiliki pola dan waktu yang serupa seperti terlihat  pada tabel dibawah ini 0

(6)

6

Tabel ".. 1ase dan waktu penyembuhan luka serta sel yang berperan

+%se 'en5emuh%n lu/% W%/.u Sel 5%n!

e#'e#%n

'emostasis #egera $menit% Platelet

nflamasi 'ari 73 ;eutrofil

)akrofag

Proliferasi sel 'ari 37" )akrofag

:ranulasi dan matrix repair  'ari 97" !imfosit -ngiosit  ;eurosit 1ibroblast <pitelialisasi 'ari 37" Keratinosit emodelling5 pembentukan scar 'ari "7beberapa tahun 1ibrosit

1ase inflamasi 1ase proliferasi 1ase Remodelling  :ambar ".". :ambaran 1ase Penyembuhan !uka

=enis dari penyembuhan luka terdiri dari0

.  Primary wound healing  $penyembuhan luka primer%0 terjadi saat  pinggirian luka $wound edges% yang bersih dan masih +ital $tidak iskemik5 nekrosis% ditemukan dengan aprokmasi yang baik $biasanya penjahitan% sehingga fase pembentukan jaringan granulasi lebih cepat dan epitelialisasi langsung terjadi dalam beberapa hari $73 hari%.3

(7)

>

luka yang cukup dalam 5lebar dan jarak antara ujung7ujung luka terlalu jauh, sehingga tidak dapat dilakukan penjahitan secara langsung. #eluruh fase  penyembuhan luka secara spontan akan dilewati sesuai dengan dalam5luasnya

luka dan tergantung dari penyakit yang mendasarinya.3

3. Tertiary wound healing  $penyembuhan luka tersier%0 terjadi pada luka yang kurang +ital5jaringan nekrotik cukup banyak5luka cukup dalam5luka kotor  dan memerlukan tindakan debridemen5nekrotomi terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu $hingga luka cukup +ital dan bersih%, untuk kemudian melewati fase7fase penyembuhan luka.3

2$ P#insi' Pe#%6%.%n Lu/%

Prinsip perawatan luka secara umum adalah 0 1. ebridement  

#eluruh materi asing5non+iable5jaringan nekrotik merupakan debris dan dapat menghambat penyembuhan luka sehingga diperlukan tindakan untuk  membersihkan luka dari semua materi asing ini. ;ekrotomi $pembuangan  jaringan nekrotik% juga termasuk dalam debridemen luka. Debridemen dapat dilakukan berkali7kali $bertahap% sampai seluruh dasar luka $ wound  bed % bersih dan +ital.

!. "oist wound bed  

Dasar luka $wound bed % harus selalu lembab. !embab bukan berarti  basah. Kassa yang direndam dalam larutan seperti ;acl itu basah bukan lembab, karena kassa yang basah dapat menjadi kering sehingga tidak   pernah menjadi lembab. !embab yang dimaksud adalah adanya eksudat

yang berasal dari sel di dasar luka yang mengandung sel7sel darah putih,  growth factors, dan en?im7en?im yang berguna dalam proses  penyembuhan luka. #uasana lembab ini harus dipertahankan dengan

diikuti pencegahan infeksi dan pembentuka pus.

#. Pre$ent further in%ury

=aringan disekitar luka biasanya mengalami inflamasi sehingga ikatan antar selnya kurang kuat. #aat merawat luka dianjurkan untuk tidak 

(8)

/

membuat luka5kerusakan baru dijaringan sekitarnya. mobilisasi lama juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan lainnya misalnya terbentuk ulkus dekubitus, infeksi sekunder, bahkan pneumonia.

&. 'utritional therapy

 ;utrisi adalah suatu terapi bukan hanya sebagai suplemen5tambahan. Terapi nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan luka sebab komponen jaringan yang rusak harus diganti. Pada setiap luka memerlukan elemen pengganti yang didapatkan dari asupan nutrisi.

(. Treat underlying diseases

#alah satu faktor yang berpengaruh dalam proses penyembuhan luka adalah penyakit yang mendasari luka tersebut misalnya Diabetes )elitus, @, #indroma !upus <rimatosus, dll. =ika penyakit yang mendasarinya tidak diatasi, kemungkian besar luka akan sulit sembuh.

). Wor* with law of nature

Pepatah mengatakan Atime heals all woundsB. #esungguhnya  penyembuhan luka dilakukan oleh tubuh penderita sendiri. Cang dapat kita lakukan adalah memberikan suasana dan kondisi ideal agar luka dapat sembuh tanpa adanya hambatan5gangguan.jika seluruh faktor yang menghambat penyembuhan luka dapat diatasi $mulai dari faktor sistemik  sampai keadaan status lokalis itu sendiri% maka tidak ada alasan luka tidak  dapat sembuh.

2$4 Pe#%6%.%n Lu/% Kn7ensin%l "%n M"e#n

(-Perawatan luka kon+ensional 0

. Tidak mengenal perawatan luka lembab ". Kassa lengket pada area luka

3. !uka dalam kondisi kering 4. Pertumbuhan jaringan lambat *. nfeksi lebih banyak  

. (alutan luka hanya menggunakan kassa 9. !uka terbuka5tertutup

(9)



. Perawatan luka lembab $moist wound care% ". Kassa tidak lengket pada area luka

3. !uka dalam kondisi lembab

4. Pertumbuhan jaringan lebih cepat *. nfeksi sedikit

. (alutan luka modern

9. !uka tertutup dengan balutan luka

M%n%emen lu/% /n7ensin%l

. )anajemen luka sebelumnya tidak mengenal adanya lingkungan luka yang lembab

". )anajemen luka yang lama atau disebut metode kon+ensional hanya membersihkan luka dengan larutan salin normal atau ditambahkan dengan po+idine iodin, atau hidrogen peroksida $'""%. -ntiseptik seperti

itu dapat mengganggu proses penyembuhan luka, tidak hanya membunuh kuman tapi membunuh leukosit yang bertugas membunuh kuman patogen, kemudian ditutup dengan kassa kering.

3. Ketika akan merawat luka di hari berikutnya, kassa tersebut menempel pada luka dan menyebabkan rasa sakit pada pasien, disamping itu sel7sel yang baru tumbuh pada luka juga menjadi rusak.

4. !uka dalam kondisi kering dapat memperlambat proses  penyembuhan dan akan menimbulkan bekas luka.

M%n%emen lu/% m"e#n

. Perawatan luka lembab $moist wound healing% diawali pada tahun >" oleh Prof. &inter.  "oist wound healing merupakan suatu metode yang mempertahankan lingkungan luka tetap lembab untuk  memfasilitasi proses penyembuhan luka.

". !ingkungan luka yang lembab dapat diciptakan dengan occlusi$e dressing  $perawatan luka tertutup%.

)enurut :itarja $"//"%, adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain0

(10)

"

. )empercepat fibrinolisis. 1ibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab.

". )empercepat angiogenesis. Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat.

3. )enurunkan resiko infeksi

4. Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan  perawatan kering.

*. )empercepat pembentukan :rowth factor. :rowth factor berperan pada  proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum corneum dan

angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab.

. )empercepat terjadinya pembentukan sel aktif. Pada keadaan lembab, in+asi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.

2$ 3enis93enis Pe#%6%.%n Lu/% 1$ Pe#%6%.%n lu/% %/u.

#ecara umum 6 jam pada luka akut ditentukan sebagai golden period untuk luka. =aringan tubuh yang dibiarkan iskemik $tidak mendapat oksigen dari darah% selama lebih dari 6 jam akan menjadi nekrosis dan kerusakannya tidak dapat dikembalikan ke keadaan normal $sering disebut irre$ersibel in%ury%. )aka dari itu sebaiknya perawatan luka dimulai secepatnya sejak luka +in%ury terjadi dan tidak menunggu hingga nekrosis.

!uka akut yang bersih $acute clean wound % misalnya luka sayatan  pisau yang bersih dapat segera ditutup5dijahit sehingga terjadi  penyembuhan luka secara primer $ primary wound healing %. !uka akut

(11)

3

yang kotor memerlukan penanganan debridemen terlebih dahulu sebelum  penjahitan luka sesuai dengan prinsip penanganan luka secara umum.

Debridemen pada luka akut dilakukan sesegera mungkin setelah luka terjadi. Penggunaan antiseptik pada luka masih kontro+ersial karena  beberapa pendapat mengatakan bahwa luka tidak harus steril dan flora normal pada luka masih diperlukan untuk melawan kuman patogen. Penggunaan antiseptik seperti betadine, alkohol atau peroksida dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sehingga tidak dianjurkan untuk  digunakan pada luka terbuka. !arutan ideal digunakan untuk debridemen adalah cairan fisiologis $;al /.>E% sebanyak mungkin sampai luka menjadi bersih.

#etelah dilakukan debridemen luka dengan benar, luka kemudian dinilai apakah dapat langsung dilakukan penutupan5penjahitan. =ika luka akut tersebut kotor namun masih dapat ditutup dengan penjahitan sebaiknya dipasang drain sebagai pencegahan jika terbentuk pus dikemudian hari. =ika luka akut tersebut cukup besar5dalam dan penjahitan sulit dilakukan maka sebaiknya dipilih jenis perawatan5penyembuhan luka sekunder  $perawatan luka terbuka%.

!uka pasca operasi umumnya merupakan luka akut steril sehingga dapat dipertahankan sampai 3 hari untuk kemudian dilakukan penggantian dressing. &aktu 3 hari dipakai sebagai patokan sesuai waktu yang diperlukan bagi luka untuk melewati fase proliferasi dan epitelialisasi pada luka akut tipe primary healing5repair. #aat epitelialisasi ujung7ujung luka terjadi, luka tersebut bukan lagi dinamakan luka terbuka, oleh karena itu dapat dilakukan wound dressing dan pencucian. Pencucian dilakukan dengan menggunakan air atau ;acl fisiologis untuk mencuci krusta dan kemungkinan adanya kuman yang menempel saat dressing dibuka. leh karena itu pasien boleh mandi setelah dressing atau balutan dibuka dan luka harus dicuci saat mandi. #etelah itu luka dikeringkan dan dapat langsung ditutup dengan dressing yang baru. Penggunaan antiseptik  $betadine, alkohol, dll% masih tetap kontro+ersial,

(12)

4

2$ Pe#%6%.%n lu/% /#ni/ 

)ungkin saja suatu saat luka kronis dapat melalui seluruh fase  penyembuhan namun tanpa mempertahankan fungsi dan struktur anatomis yang benar. !uka dapat menjadi kronis jika terdapat hambatan5 gangguan saat melewati fase7fase penyembuhan, misalnya ada penyakit yang mendasari $biasanya penyakit kronis pula seperti diabetes, dll%, nutrisi yang kurang, atau akibat perawatan luka yang tidak benar.3

:angren diabetikum merupakan salah satu contoh luka kronis yang  paling sering dijumpai dan sering berakhir dengan tindakan amputasi. Perawatan luka secara baik dan benar yang dibarengi dengan kontrol glukosa yang teratur sesungguhnya dapat mencegah tindakan amputasi yang berlebihan.4

#ecara prinsip perawatan luka kronis tidak banyak berbeda dengan luka akut. Debridemen dan nekrotomi harus dilakukan secara rutin untuk  menghilangkan faktor penghambat penyembuhan luka. Debridemen dapat dilakukan secara bertahap untuk mngurangi kemungkinan  further in%ury  pada jaringan sehat disekitar luka. Prinsip moist wound bed   pun harus dilakukan dengan pemilihan wound dressing  yang tepat. ;utrisi dan  pengobatan penyakit yang mendasari juga harus selalu die+aluasi supaya  pasien memperoleh asupan gi?i yang baik untuk mempercepat  penyembuhan luka.

#ubstansi biokimia pada cairan luka kronik berbeda dengan luka akut. Produksi cairan kopious pada luka kronik menekan penyembuhan luka dan dapat menyebabkan maserasi pada pinggir luka. airan pada luka kronik  ini juga menghancurkan matrik protein ekstraselular dan faktor7faktor   pertumbuhan, menimbulkan inflamasi yang lama, menekan proliferasi sel,

dan membunuh matrik jaringan. Dengan demikian, untuk mengefektifkan  perawatan pada dasar luka, harus mengutamakan penanganan cairan yang

keluar dari permukaan luka untuk mencegah aktifitas dari biokimiawi yang  bersifat negatif5merugikan.

(13)

*

!uka maligna $malignant wound %, suatu luka yang timbul akibat adanya sel7sel neoplasma maligna di sekitar luka tersebut, juga dapat dikategorikan sebagai luka kronis. )eskipun demikian, penanganan luka yang mengikuti prinsip7prinsip diatas dapat menghasilkan penyembuhan luka yang baik.

3. Moist Wound dressing 

)etode moist wound healing   adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan balutan penahan kelembaban, sehingga penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami. ressing  yang ideal harusnya mempunyai kriteria sebagai berikut 0 a. )emertahankan kelembaban dasar luka

 b. Dapat mengontrol perumbuhan kolonisasi bakteri c. (ersifat absorben

d. )udah digunakan

e. (erfungsi sebagai barrier dari bakteri f. Penggantian dressing yang efektif 

g. )enyebakan pembentukan jaringan granulasi yang sehat h. )emulai epitelialisasi

i. -man

 j. )engurangi dan menghilangkan nyeri pada tempat luka k. #aat pelepasan tidak menyebabkan nyeri

l. )urah. (iaya pembelian balutan oklusif lebih mahal dari balutan kasa kon+ensional, tetapi dengan mengurangi frekuensi penggantian balutan dan meningkatkan kecepatan penyembuhan dapat menghemat biaya.

(14)



:ambar ".3. Perbandingan permukaan luka yang lembab dan luka terbuka

Perbandingan permukaan luka yang lembab dengan luka yang terbuka0 • Kelembaban meningkatkan epitelisasi 3/7*/E

• Kelembaban meningkatkan sintesa kolagen sebanyak */ E • ata7rata re7epitelisasi dengan kelembaban "7* kali lebih cepat • )engurangi kehilangan cairan dari atas permukaan luka

2$- 3enis Pe#%6%.%n Lu/% M"e#n

(erbagai macam tipe dari balutan $wound dressing %, mulai dari yang kontro+ersial hingga yang ad$anced . Dressing kontro+ersial yang masih digunakan sampai sekarang adalah kassa $cotton gau,e%. Ad$ance dressing sangat  beragam jenisnya diantaranya pengaplikasian madu, lar+a )aggot, film

dressing-hydrocolloids- alginate- AC /$acuum assted closure0- bioceramics.

A$ Pe#%6%.%n lu/% "en!%n m%"u(8

)adu merupakan bahan yang tidak membuat iritasi, tidak beracun, mudah tersedia, dan relatif murah. )adu telah dilaporkan memiliki sifat antimikroba yang baik. #elain itu madu juga efektif dalam penyembuhan luka, hampir  semua jenis luka responsif terhadap perawatan dengan madu. Penggunaan madu dalam dressing luka dapat mempercepat proses penyembuhan luka karena efeknya yang menstimulasi proses penyembuhan luka, mencegah

(15)

9

infeksi, menstimulasi pertumbuhan jaringan granulasi, mengurangi  peradangan dan dressing jaringan yang tidak melekat.

$a% $b%

:ambar ".4. $a% -plikasi madu secara kon+ensional sebagai wound dressing $b% Produk perawatan luka dan wound dressing berbahan dasar 

madu

)ekanisme pasti yang mendasari proses penyembuhan luka dengan menggunakan madu masih belum diketahui, namun beberapa penelitian mengatakan bahwa madu bekerja melalui penurunan kadar #, selain itu madu juga memiliki efek antibakteri dan p' yang rendah dengan kandungan asam bebas yang tinggi. 'al ini penting dalam membantu proses  penyembuhan luka. Disamping itu jenis luka dan derajat keparahan luka juga mempengaruhi dalam keberhasilan perawatan luka dengan madu. )adu yang digunakan harus dalam jumlah yang cukup sehingga bila t erkena eksudat luka maka madunya tidak langsung hilang. Pemberiannya harus menutupi dan mencakup seluruh bagian luka hingga kebagian tepinya. 'asil yang lebih baik  didapatkan bila madu diberikan pada dressing dibandingkan dengan dioleskan langsung pada lukanya. #emua rongga harus terisi oleh madu dan dressing  membentuk suatu oklusi untuk mencegah madu keluar dari luka.

Pengaruh madu dalam menyembuhkan luka merupakan hasil dari gabungan efek debrimen secara kimiawi pada jaringan nekrotik dan de+italisasi jaringan dari ulkus oleh katalase, penyerapan edema melalui sifat higroskopis dari madu, merangsang pertumbuhan jaringan granulasi, dan epitelisasi dari tepi luka, sifat bakterisid dan fungisid madu, gi?i untuk 

(16)

6

 jaringan, dan produksi '"" yang dihasilkan.6

)adu mengandung 4/E glukosa, 4/E fruktosa, "/E air, dengan asam organik, +itamin, en?im, dan mineral, tetapi memiliki berat jenis ,4 dan p' 3,.9 Pengobatan dengan madu sederhana dan tidak mahal serta tidak perlu di

 buat steril terlebih dahulu karena sudah memiliki sifat bakterisid dan fungisid, memiliki +iskositas yang tinggi sehingga membentuk penghalang fisik, menciptakan lingkungan luka yang lembab sehingga mempercepat proses  penyembuhan luka.6

:ambar ".*. Penyembuhan luka dengan aplikasi madu

)$  Maggot Debridement Therapy ;MDT<=

Penggunaan lar+a untuk proses penyembuhan luka telah tercatat dengan  baik selama berabad7abad. <fek dari penggunaan lar+a pada luka pertama kali diperkenalkan oleh -mbrosius Pare tahun **9.> Pembentukan jaringan

granulasi ditingkatkan oleh penggunaan dari belatung. -plikasi klinis pertama  penggunaan belatung dilakukan oleh =1 Fakharia dan = jones pada perang saudara di -merika. Kemudian &illiam (ear menyempurnakan metode ini dengan menggunakan belatung yang telah disterilkan untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka. Terapi dengan metode ini semakin banyak  digunakan terutama untuk luka kronis dan luka yang terinfeksi di -merika 2tara dan <ropa selama tahun >3/. Dengan meluasnya penggunaan antibiotik, )DT in kemudian ditinggalkan. Dan kembali digunakan sekitar  akhir tahun >>/7an dimana telah banyak ditemukan resistensi bakteri terhadap antibiotik.>

!ar+a dari lalat hijau !ucilia #ericata adalah lar+a yang paling umum digunakan untuk )DT. !ar+a yang berukuran 7" mm akan menetas dari

(17)

>

telurnya dalam waktu "7"4 jam. )ereka akan memakan jaringan yang nekrotik dalam kondisi lingkungan luka yang lembab. Dalam 47* hari mereka akan menjadi dewasa dengan ukuran / mm, kemudian menjadi kepompong dan lalat dewasa.

:ambar ".. Daur 'idup !alat

!ar+a yang digunakan dalam )DT harus steril untuk mencegah terjadinya kontaminasi. !ar+a yang digunakan adalah lar+a yang baru menetas dari telurnya. Dan lar+a harus digunakan dalam waktu 6 jam dan disimpan dalam kulkas dengan suhu 6G7/G, sehingga dapat memperlambat metabolisme tubuh mereka. 2ntuk memaksimalkan debridemen, hal yang penting untuk  diperhatikan adalah pasokan oksigen pada luka dan kelembaban luka. ;amun luka yang terlalu lembab juga akan mematikan lar+a.

Tiga en?im proteolitik telah diidentifikasi dalam eksresi5sekresi $<#%  belatung. <n?im ini efektif mendegradasi komponen matriks ektraseluler, termasuk laminin dan fibronektin. Dalam <# juga telah diindentifikasi adanya ?at antibakteri. <# menghambat perkembangan bakteri gram negatif dan gram  positif termasuk stafilokokus aureus yang resisten meticilin $)#-%, <.coli,

dan pseudomonas aeruginosa. <# juga menghasilkan amonia sehingga menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan  bakteri. #elain itu, penelitian lain mengungkapkan bahwa lar+a ! sericata  juga mencerna dan membunuh bakteri yang terdapat dalam luka.

)aggot juga menyebabkan peningkatan proliferasi dari fibroblas sehingga akan mempercepat proses penyembuhan luka. #elain itu <# juga mengandung

(18)

"/

sitokin, kandungan gamma7interferon dan interleukin7/ $!7/% juga meningkatkan jaringan granulasi pada luka.  "aggot debridement therapy terutama digunakan untuk membersihkan dan desinfektan pada luka kronis yang kotor, banyak jaringan nekrotik, dan terinfeksi. (erbagai penelitian menunjukkan kemajuan )DT dalam mengobati luka yang gagal disembuhkan. !ar+a ini efektif membersihka jaringan nekrotik dan eksudat tanpa merusak jaringan sehat disekitarnya. 'al ini akan merangsang timbulnya jaringan granulasi dan mengurangi bau. )DT bermanfaat pada  berbagai jenis luka kronis.>,/

Tabel . =enis luka yang dapat di terapi dengan )DT>

=enis !uka

2lkus diabetik 2lkus iskemik 5 arterial

2lkus +enous 2lkus tekanan

2lkus neuropati $non7diabetik% Thromboangitis obliterans !uka 5 ulkus post7trauma ;ecrotising fascitis

-bses malleolus #inus pilonidal

:rossly infected toe steomyelitis !uka infeksi pasca replantasi lengan

 bawah

!uka pasca prostese lutut

!uka infeksi pasca operasi payudara !uka tembak terinfeksi !uka pada keganasan !uka bakar  

!uka kronis pasca operasi !uka terinfeksi #. aureus yang resisten terhadap methisilin

Kombinasi ulkus +enous7arterial )astoiditis sub7akut

Tidak semua jenis luka dapat menggunakan )DT, )DT tidak boleh digunakan pada luka yang kering karena maggot tidak bisa hidup di lingkungan tersebut. #elain itu penggunaan )DT juga harus di hindari pada luka terbuka organ berongga dan luka di dekat pembuluh darah besar.

(19)

"

$a%

$b%

:ambar ".9. $a% -plikasi )DT pada luka (uerger Disease $b% -plikasi )DT pada Diabetic 2lcer 

,$ Film Dressing 

Penggunaan balutan luka dengan  ilm ressing  lebih sering digunakan sebagai secondary dressing dan untuk luka7luka superfisial dan non7 eksudatif atau untuk luka post7operasi. (alutan ini terbuat dari  polyurethane film yang disertai perekat adhesif dan tidak menyerap

eksudat.

Penggunaan balutan luka dengan  ilm ressing  diindikasikan untuk luka dengan epitelisasi, eksudat sedikit, dan luka insisi. (alutan luka jenis ini kontraindikasi untuk luka terinfeksi dan memiliki eksudat yang banyak.

(20)

""

:ambar ".6. Transparant 1ilm Dressing

D$ &5"#>lli"s

(alutan ini mengandung partikel hydroacti+e $hydrophillic% yang terikat dalam polymer hydrophobic. Partikel hydrophillic dapat mengabsorbsi kelebihan kelembaban pada luka dan mengon+ersikannya ke dalam bentuk gel sehingga kestabilan kelembaban luka akan terjaga. (alutan ini akan mempertahankan luka dalam suasana lembab, melindungi luka dari trauma dan mengindarkan luka dari resiko indeksi. 'ydrocolloid tidak lengket pada luka sehingga balutan dapat diganti tanpa menyebabkan trauma atau rasa sakit saat penggantian balutan.

'ydrocolloid terbuat dari pektin, gelatin, carboxy2methylcellulose, dan elastomers. (alutan ini diindikasikan untuk luka kemerahan dengan epitelisasi dan eksudat minimal. Tidak dianjurkan untuk luka terinfeksi.

(21)

"3

:ambar ".>. 'ydrocolloid dressing pada luka dengan eksudat minimal

E$ Al!in%.e

-lginate terbuat dari rumput laut yang berubah menjadi gel jika bercampur  dengan eksudat luka. -lginate digunakan untuk dressing primer dan masih memerlukan balutan sekunder. -lginate dapat digunakan selama 9 hari. -lginate akan membentuk gel di atas permukaan luka yang berfungsi menyerap cairan luka yang berlebihan dan menstimulasi proses  pembekuan darah.

(alutan dengan alginate diindikasikan untuk luka degnan eksudat sedang sampai berat. Kontraindikasi pada luka dengan jaringan nekrotik dan kering.

(22)

"4

$b%

:ambar "./. alcium -lginate dressing . $a% mekanisme kerja alginate  pada luka, $b% bentuk sediaan alginate dressing

+$ +%m D#essin!

)engandung Polyurethane foam, tersedia dalam kemasan lembaran atau Hca+ity fillingI. 1oam memiliki kapasitas tinggi untuk mengabsorbsi eksudat yang banyak dan mampu menyerap kelebihan kelembaban sehingga mengurangi resiko maserasi. 1oam dressing tidak menimbulkan nyeti dan trauma pada jaringan luka saat penggantian perban dilakukan. 1oam dressing dapar digunakan sebagai dressing primer atau sekunder.

:ambar ".. (entuk sediaan 1oam Dressing

(23)

"*

-. !uka dengan eksudat J jaringan nekrotik $sloughy wound%

• (ertujuan untuk melunakkan dan mengangkat jaringan mati $slough

tissue%

• #el7sel mati terakumulasi dalam eksudat

• 2ntuk merangsang granulasi

• )engkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat

• (alutan yang dipakai antara lain0 hydrogels, hydrocolloids, alginates dan

hydrofibre dressings (. !uka ;ekrotik 

• (ertujuan untuk melunakan dan mengangkat jaringan nekrotik $e schar%

• (erikan lingkungan yg kondusif u5autolisis

• Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat

• 'ydrogels, hydrocolloid dressing

. !uka terinfeksi

• (ertujuan untuk mengurangi eksudat, bau dan mempercepat penyembuhan

luka

• dentifikasi tanda7tanda klinis dari infeksi pada luka

• &ound culture  systemic antibiotics

• Kontrol eksudat dan bau

• :anti balutan tiap hari

• 'ydrogel, hydrofibre, alginate, metronida?ole gel $/,9*E%, carbon

(24)

"

D. !uka :ranulasi

• (ertujuan untuk meningkatkan proses granulasi, melindungi jaringan yang

 baru, jaga kelembaban luka

• Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat

• )oist wound surface  non7adherent dressing

• Treatment o+ergranulasi

• 'ydrocolloids, foams, alginates

<. !uka epitelisasi

• (ertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk Are7

surfacingB

• Transparent films, hydrocolloids

• (alutan tidak terlalu sering diganti

1. (alutan kombinasi

• 2ntuk hidrasi luka 0 hydrogel L film atau hanya hydrocolloid

• 2ntuk debridement $deslough% 0 hydrogel L film5foam atau hanya

hydrocolloid atau alginate L film5foam atau hydrofibre L film5foam

• 2ntuk memanage eksudat sedang s.d berat 0 eMtra absorbent foam atau

eMtra absorbent alginate L foam atau hydrofibre L foam atau ca+ity filler  plus foam

(25)

"9

)A) III

KESIMPULAN DAN SARAN

$1Kesim'ul%n

Penggunaan ilmu dan teknologi serta ino+asi produk perawatan luka dapat memberikan nilai optimal jika digunakan secara tepat. Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Diperlukan  peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis untuk menunjang perawatan

luka yang berkualitas, terutama dalam penggunaan modern dressing.

Teknik pembalutan luka $wound dressing% saat ini berkembang pesat dan dapat membantu dokter dan pasien untuk menyembuhkan luka kronis. Prinsip lama yang menyebutkan penanganan luka harus dalam keadaan kering, ternyata

(26)

"6

dapat menghambat penyembuhan luka, karena menghambat proliferasi sel dan kolagen, tetapi luka yang terlalu basah juga akan menyebabkan maserasi kulit sekitar luka. )emahami konsep penyembuhan luka lembap, pemilihan bahan  balutan, dan prinsip7prinsip inter+ensi luka yang optimal merupakan konsep kunci

untuk mendukung proses penyembuhan luka. Perawatan luka menggunakan  prinsip kelembapan seimbang $moisture balance% dikenal sebagai metode modern dressing dan memakai alat ganti balut yang lebih modern. #aat ini, lebih dari *//  jenis modern wound dressing dilaporkan tersedia untuk menangani pasien dengan luka kronis antara lain berupa madu, lar+a )aggot, hidrogel, film dressing, hydrocolloid, calcium alginate, foam 5 absorbant dressing, dressing antimikrobial, hydrophobic antimikrobial. Keberhasilan proses penyembuhan luka tergantung  pada upaya mempertahankan lingkungan lembap yang seimbang, karena akan

memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi kolagen.

$2S%#%n

. Tenaga medis dapat mengaplikasikan metode modern dalam perawatan luka.

". Tenaga medis diharapkan dapat memilih metode  perawatan luka dengan benar dan tepat.

3. Dengan berkembangnya penelitian dalam perawatan luka diharapkan seluruh tenaga medis #2D -rifin -chmad dapat

mengetahui dan mengaplikasikan metode7metode terbaru dalam perawatan luka.

(27)

">

DA+TAR PUSTAKA

. asey :. "odern Wound ressing . ;urs #tand. "///8 *$*%0 497*

". De =ong, #jamsuhidayat. 3u*u A%ar 4lmu 3edah. 5d #. =akarta0 <:. "/ 3. Kartika &. Perawatan !uka Kronis dengan )odern Dressing. =akarta0

DK7"3/ 5 @ol. 4" $9%. "/*

4. -stuti ;1. 'ubungan Tingkat #tres dengan Penyembuhan !uka Diabetes )elitus di #2D :unung #itoli Kabupaten ;ias tahun "/3. (ekasi0 #TK  )edistra ndonesia. "/4

*. Kristanto (, #aputri ;, andra <1. Perbandingan )oti+asi Penggunaan )odern Dressing pada Penderita 2lkus Diabektikum di Kelurahan Kalijirak  dan Kelurahan &onolopo Kecamatan Tasikmadu Karanganyar. =akarta0 =K. "/*8 3$%0 9794

. Tarigan , Pemila 2. Perawatan !uka0  "oist Wound 6ealing . =akarta0 1akultas lmu Keperawatan 2ni+ersitas ndonesia. "//9

(28)

3/

9. )olan P. 7sing 6oney in Wound Care. nternational =ournal of linical -romatherapy. "//8 3$"%0 "74

6. )olan P. Clinical 7sage of 6oney as a wound dressing8 an update . =ournal of &oundcare. "//48 3$>%0 3*37

>. han D&, et al .  "aggot ebridement Therapy in Chronic Wound Care. 'ongkong )ed =. "//98 3$*%0 36"7*

/. #tegeman, #.-., and #teen+oorde, P.  "aggot ebridement Therapy. Proc.  ;eth. <ntomol. #oc. )eet. "/. ""0 7.

Gambar

Tabel . =enis luka yang dapat di terapi dengan )DT &gt;

Referensi

Dokumen terkait

No Insentif Bentuk PMK-23/2020 PMK-44/2020 PMK-30/2020 PMK-31/2020 Perkiraan Nilai Insentif 1 PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah Diberikan kepada WP sektor tertentu sebanyak

1) Cita-cita merupakan ungkapan dari dalam pikiran manusia. Kalau keinginan untuk berperikehidupan yang berkecukupan ternyata dirumuskan dalam Pancasila dan UUD 1945,

Peta u: serupa dengan peta c; digunakan untuk memetakan jumlah rata-rata cacat per unit jika area peluang tidak konstan (data diskrit);5. Peta individual: untuk memetakan

Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Number Head Together (NHT) Ditinjau pada Aspek Prestasi dan Motivasi Belajar Matematika

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari sianidin dan peonidin sebagai agen depigmentasi kulit terhadap protein target D-Dopachrome taumerase secara in silico

Sebagai koagulan lateks, asap cair kayu karet 15%, dan asap cair tempurung kelapa 10% menghasilkan mutu lump yang memenuhi spesifikasi persyaratan mutu SNI 06-2047-2002,

Konsentrasi asap cair kayu karet dan kayu gelam yang ditambahkan dapat membuat tekstur sit angin menjadi lembut dan mudah digiling dengan gilingan karet sehingga

Kuliah Kerja Media (KKM) yang dilaksanakan pada tanggal 15 Pebruari hingga 15 April 2017 bertujuan untuk memenuhi Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan, Fakultas