• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

53

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian dan Analisis Data

Pada penelitian ini, penulis melakukan survei di KPP Pratama Cempaka Putih, dan penulis memperoleh data pertumbuhan jumlah Wajib Pajak orang pribadi di dua kecamatan yaitu Cempaka Putih dan Johar Baru, termasuk wajib pajak orang pribadi yang membayar pajak dan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT). Serta data pertumbuhan penerimaan pajak dari Wajib Pajak orang pribadi di KPP Pratama Cempaka Putih.

Tabel 4.1

Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2007-2011

Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Pajak OP yang Membayar Pajak Wajib Pajak OP yang Melaporkan SPT 2007 20.409 1.315 1.599 2008 36.793 1.792 8.201 2009 51.073 2.822 20.161 2010 57.972 3.164 24.739 2011 62.196 3.244 23.236

Sumber : Pusat Data Informasi KPP Pratama Cempaka Putih

Dari tabel di atas diketahui bahwa pertumbuhan jumlah wajib pajak meningkat dari tahun ke tahun. Kenaikan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 16.384 orang Wajib Pajak atau 80,28%. Sedangkan

(2)

54

kenaikan yang tertinggi pada kolom wajib pajak orang pribadi yang membayar pajaknya terjadi pada tahun 2009, yaitu sebesar 1.030 orang (57,48%) dan yang melaporkan pajaknya, sebanyak 11.960 orang (145,84%).

Tabel 4.2

Pertumbuhan Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2007-2011

Tahun Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan dari Wajib Pajak Orang Pribadi

(Rp) 2007 8.229.672.509 2008 11.718.956.416 2009 15.780.664.475 2010 9.907.118.633 2011 12.639.923.374

Sumber : Pusat Data Informasi KPP Pratama Cempaka Putih

Untuk pertumbuhan penerimaan pajak penghasilan dari Wajib Pajak orang pribadi, ada kenaikan dan penurunan. Kenaikan yang terbesar ada pada tahun 2009, yaitu sebesar Rp 4.061.708.059,- (34,66%). Sementara penurunan terjadi pada tahun 2010, yaitu sebesar Rp 5.873.545.842,- (37,22%).

1. Profil Responden

Setelah menyebarkan kuisioner, penulis mendapatkan profil responden, yang dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Cempaka Putih Jakarta Pusat. KPP Pratama Cempaka Putih mencakup dua kecamatan yaitu kecamatan

(3)

55

Cempaka Putih dan Johar Baru. Sampel yang diambil sebanyak 30 responden dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan jenis pekerjaan

Tabel 4.3

Rekapitulasi Data Karakteristik Responden

Keterangan Jumlah Responden (orang) Prosentase Jenis Kelamin Laki-laki 21 70,0% Perempuan 9 30,0% Usia 20 – 30 thn 5 16,7% 31 – 40 thn 18 60,0% 40 – 50 thn 6 20,0% >51 thn 1 3,3% Tingkat Pendidikan SLTP 0 0,0% SLTA 2 6,7% D3 5 16,7% S1 16 53,3% S2 6 20,0% S3 1 3,3% Jenis Pekerjaan PNS 10 33,3% Karyawan Swasta 16 53,3% Wiraswasta 3 10,0% Lain-lain 1 3,3%

Sumber : Hasil Kuisioner

Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui karakteristik responden sebagai berikut :

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 orang (70%) dan responden yang

(4)

56

berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (30%). Berdasarkan hasil tersebut mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Dari tabel di atas diketahui responden yang berusia antara 20 – 30 tahun 5 orang (16,7%) dan yang berusia antara 31 – 40 tahun 18 orang (60%). Responden yang berusia antara 41 – 50 tahun 6 orang (20%) dan responden yang berusia di atas 51 tahun 1 orang (3,3%). Berdasarkan hasil tersebut mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berusia antara 31 – 40 tahun.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dari tabel di atas dapat diketahui responden yang berpendidikan akhirnya SLTP tidak ada (0%) dan responden yang berpendidikan akhirnya SLTA 2 orang (6,7%). Sedangkan responden yang berpendidikan akhirnya D3 5 orang (16,7%), responden yang berpendidikan akhirnya S1 16 orang (53,3%), responden yang berpendidikan akhirnya S2 sebanyak 6 orang (20 %), dan responden yang berpendidikan akhirnya S3 sebanyak 1 orang (3,3%). Berdasarkan hasil tersebut mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berpendidikan Sarjana (S1).

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Dari tabel di atas dapat diketahui pekerjaan responden sebagai PNS 10 orang (33,3 %) dan sebagai karyawan swasta 16 orang (53,3%).

(5)

57

Responden yang berwiraswasta 3 orang (10 %) dan responden dengan pekerjaan selainnya (pensiun) 1 orang (3,3 %). Berdasarkan hasil tersebut mayoritas responden dalam penelitian ini adalah sebagai karyawan swasta.

Data primer yang diperoleh juga dilakukan analisa untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas item, serta analisa untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara serentak atau parsial dengan analisa regresi linear berganda. Selain itu dilakukan uji asumsi klasik. Keseluruhan pengujian dan perhitungan, dilakukan dengan program

SPSS versi 13.00 for windows.

2. Uji Validitas dan Reabilitas

Tabel 4.4

Hal ini menerangkan bahwa 30 responden telah diproses atau 100% sudah valid.

(6)

58

Tabel 4.5 Validitas Item

Dari Tabel di atas kita dapat menganalisis validitas item dengan memilih item yang memiliki nilai pada Corrected Item-Total Correlation yang lebih rendah dari nilai r tabel. R tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data atau koresponden (n) = 30, maka didapat r tabel dengan df = 30 – 2 = 28, sebesar 0,361.

Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai r hitung item Q12, Q13, Q20, Q21, Q23, dan Q24 lebih kecil dari nilai r table sebesar 0,361. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa item-item pertanyaan tersebut tidak valid.

(7)

59

Namun, proses penyebaran kuisioner tetap dilanjutkan, dengan harapan peneliti berikutnya dapat memperbaiki penelitian ini.

Tabel 4.6

Reliabi lity Statisti cs

,861 3

Cronbach's

Alpha N of Items

Dari tampilan tabel 4.6 di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,861 atau 86,1% atau lebih dari 0,60 atau 60%, yang artinya instrumen dalam penelitian ini reliabel.

3. Uji Analisa Regresi Linear Berganda a. Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap variabel normal atau tidak, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Analisis Explore), yang dapat kita lihat dari tabel berikut :

Tabel 4.7 Uji Normalitas

Tests of Normal ity

,120 30 ,200* ,961 30 ,335 ,174 30 ,021 ,916 30 ,021 ,181 30 ,013 ,937 30 ,074 Kepatuhan WP OP Penurunan Tarif PPh Kenaikan PTKP

Stat istic df Sig. Stat istic df Sig. Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance. *.

Lillief ors Signif icance Correction a.

(8)

60

Dari hasil tabel 4.7 di atas pada kolom Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa :

1. Data pada variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) memiliki nilai signifikansi 0,200. Karena hasil nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,200 > 0,05) maka data dinyatakan berdistribusi normal. 2. Data pada variabel Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi (X1) memiliki

nilai signifikansi 0,21. Karena hasil nilai signifikansi lebih dari 0,05 (021 > 0,05) maka data dinyatakan berdistribusi normal.

3. Data pada variabel Kenaikan PTKP Orang Pribadi (X2) memiliki nilai

signifikansi 0,13. Karena hasil nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,13 > 0,05) maka data dinyatakan berdistribusi normal.

Sedangkan pengujian Normal Probability dapat dilihat pada output regresi, atau disajikan sebagai berikut :

Gambar 4.1 34 32 30 28 26 24 22 Observed Value 2 1 0 -1 -2 Expect ed N ormal

(9)

61

Dari gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data terdistribusi dengan normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinearitas Tabel 4.8 Coeffi ci entsa 9,573 3,413 2,805 ,009 ,054 ,212 ,051 ,257 ,799 ,432 2,312 ,877 ,246 ,701 3,561 ,001 ,432 2,312 9,851 3,182 3,095 ,004 ,925 ,159 ,739 5,807 ,000 1,000 1,000 (Constant) Penurunan Tarif PPh Kenaikan PTKP (Constant) Kenaikan PTKP Model 1 2 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig. Tolerance VI F Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kepatuhan WP OP a.

Untuk mengetahui keadaan di mana antara dua variabel independen pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna, kita lihat dari tabel 4.8 pada kolom Collinearity Statistic. Diketahui bahwa nilai Tolerance dari kedua variabel independen sebesar 0,432 yang lebih dari nilai 0,1 (0,432 > 0,1). Dan VIF sebesar 2,312 yang kurang dari nilai 10 (2,312 < 10). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.

(10)

62

3. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui keadaan di mana terjadinya ketidaksamaan varians dari residual pada model regresi, dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi pada gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2 2 1 0 -1 -2

Regression Standardized Predicted Value

2 1 0 -1 -2 Re gr es si on Sta nd ar di ze d Re si du al

Dependent Variable: Kepatuhan WP OP Scatterplot

Dari Scatterplot di atas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui keadaan di mana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang

(11)

63

disusun menurut runtun waktu, yaitu dengan melakukan uji Durbin-Watson. Tabel 4.9 Model Summaryc ,740a ,547 ,514 2,352 ,739b ,546 ,530 2,313 1,638 Model 1 2 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Est im at e Durbin-Wat son

Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP, Penurunan Tarif PPh a.

Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP b.

Dependent Variable: Kepatuhan WP OP c.

Dari tabel 4.9 di atas diketahui bahwa nilai d (Durbin-Watson) sebesar 1,638. Sedangkan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson, pada signifikansi 0,05, n=30 dan k=2 (n adalah jumlah data dan k

adalah jumlah variabel independen), di dapat dL = 1,284 dan dU = 1,567. Jadi, nilai 4-dL = 2,716 dan 4-dU = 2,433.

Dapat disimpulkan bahwa nilai d (Durbin-Watson) sebesar 1,638 terletak pada daerah dU < d < 4-dU atau 1,567 < 1,638 < 2,433. Maka H0 diterima, yang berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.

Gambar 4.3

Daerah Penentuan H0 pada Uji Durbin-Watson

dL dU d 4-dU 4-dL 1,284 1,567 1,683 2,433 2,716

(12)

64

Keterangan :

1 = Daerah H0 ditolak (ada autokorelasi)

2 = Daerah tidak ada kesimpulan

3 = Daerah H0 diterima (tidak ada autokorelasi)

b. Uji F

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.10 ANOVAc 180,750 2 90,375 16,331 ,000a 149,417 27 5,534 330,167 29 180,384 1 180,384 33,721 ,000b 149,782 28 5,349 330,167 29 Regression Residual Total Regression Residual Total Model 1 2 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP, Penurunan Tarif PPh a.

Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP b.

Dependent Variable: Kepatuhan WP OP c.

Hasil data pada tabel Anovab di atas dapat kita ketahui bahwa

Fhitung dengan df 2 diperoleh nilai sebesar 16,331 dengan taraf

signifikansi menggunakan nilai 0,05. Di mana F tabel dapat dicari dengan

menghitung df1 = k – 1 atau 3 - 1 = 2. Dan df2 = n – k atau 30 – 3 = 27 (k adalah jumlah variabel). Maka F tabel sebesar 3,354. Hasil tersebut

diketahui bahwa Fhitung 16,331 > Ftabel 3,354 sehingga hipotesis nol

ditolak, yang berarti Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan Kenaikan PTKP WP OP secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

(13)

65

Sedangkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan 0,05 (0,000 < 0,05), maka hal ini memiliki arti ada pengaruh yang signifikan antara penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dan kenaikan PTKP WP Orang Pribadi secara bersama-sama terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.

c. Uji t

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, kita ketahui dari tabel 4.11.

Tabel 4.11 Coefficientsa 9,573 3,413 2,805 ,009 ,054 ,212 ,051 ,257 ,799 ,432 2,312 ,877 ,246 ,701 3,561 ,001 ,432 2,312 9,851 3,182 3,095 ,004 ,925 ,159 ,739 5,807 ,000 1,000 1,000 (Constant) Penurunan Tarif PPh Kenaikan PTKP (Constant) Kenaikan PTKP Model 1 2 B Std. Error Unstandardized Coeff icients Beta Standardized Coeff icients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kepatuhan WP OP a.

Berdasarkan pengujian b1 (Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi),

pada tabel 4.11, diketahui bahwa thitung adalah sebesar 0,257. Sedangkan

t tabel pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df = n-k-1 atau

30-2-1=27 (k adalah jumlah variabel independen) didapatkan sebesar 2,052. Hasil tersebut diketahui bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel

(thitung 0,257 < ttabel 2,052), sehingga hipotesis nol diterima, yang berarti

(14)

66

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Dan diketahui juga bahwa nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,799 lebih besar dari 0,05 (0,799 > 0,05) yang berarti Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Sedangkan hasil pengujian b2 Kenaikan PTKP WP OP, pada

tabel 4.11 diketahui bahwa thitung sebesar 3,561 lebih besar dari ttabel

sebesar 2,052 (thitung 3,561 > ttabel 2,052), sehingga hipotesis nol

ditolak, yang berarti Kenaikan PTKP WP OP berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Dan diketahui pula bahwa probabilitas signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), maka Kenaikan PTKP WP OP berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

d. Analisis Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi dan Kenaikan PTKP Orang Pribadi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dapat dilihat dari tabel 4.12 (Model Summary) berikut.

Tabel 4.12 Model Summaryc ,740a ,547 ,514 2,352 ,739b ,546 ,530 2,313 1,638 Model 1 2 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Est im at e Durbin-Wat son

Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP, Penurunan Tarif PPh a.

Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP b.

Dependent Variable: Kepatuhan WP OP c.

(15)

67

Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai R2 (R Square) adalah 0,547. Ini berarti bahwa besarnya sumbangan pengaruh variabel penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dan kenaikan PTKP WP Orang Pribadi terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi adalah sebesar 54,7%. Sedangkan sisanya sebesar 45,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, seperti pemahaman Wajib Pajak terhadap sistem self assessment, pelayanan informasi perpajakan, atau kualitas pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak.

B. Pembahasan

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari perubahan undang-undang pajak penghasilan tahun 2008 terutama pada penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan orang pribadi dan kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) orang pribadi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi untuk membayar kewajiban pajaknya, maka dilakukan analisis data penelitian.

Analisis hasil data menggunakan Uji F, Uji t, Koefisien Determinasi, dan Uji asumsi normalitas dengan program SPSS versi 13.00

for windows, hasilnya adalah Fhitung 16,331 > Ftabel 3,354 yang berarti

Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan Kenaikan PTKP WP OP secara bersamaan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

(16)

68

Hal tersebut sesuai dengan maksud dari adanya perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 yaitu untuk mengurangi beban pajak dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, selain juga untuk menyesuaikan dengan tarif PPh yang berlaku di negara-negara tetangga yang relatif lebih rendah.

Sedangkan hasil pengujian b1 Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi

thitung 0,257 < ttabel 2,052yang berarti Penurunan tarif PPh Orang Pribadi

tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak OP. Dan diketahui juga bahwa probabilitas 0,799 > 0,05 yang berarti Penurunan tarif PPh Orang Pribadi tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Untuk hasil pengujian b2 Kenaikan PTKP Wajib Pajak Orang

Pribadi thitung 3,561 > ttabel 2,052 yang berarti Kenaikan PTKP WP OP

berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak OP. Dan diketahui pula bahwa probabilitas signifikansi 0,001 < 0,05 maka Kenaikan PTKP WP OP berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak OP.

Dan ternyata hasil dari pengujian uji t, yaitu pengujian secara parsial atau masing-masing dari veriabel independennya didapatkan bahwa, variabel penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan orang pribadi tidak mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi. Hal ini mungkin dikarenakan responden tidak tertarik dengan penurunan tarif tertinggi dari 35% menjadi 30%, karena mereka sebagian besar pegawai atau karyawan yang memiliki penghasilan dibawah Rp 100 juta per tahun.

(17)

69

Hanya variabel kenaikan PTKP wajib pajak orang pribadi yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal tersebut terjadi karena kenaikan PTKP menguntungkan wajib pajak orang pribadi yaitu memperbesar take homepay serta meningkatkan daya beli masyarakat. Dan bagi WP OP yang penghasilannya di bawah PTKP pajaknya jadi nihil.

Pengujian Normal Probability data terdistribusi dengan normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas, tidak terjadi multikolinearitas, dan tidak terjadi masalah heteroskedasitas, serta tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.

Sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh dari adanya penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan dan kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) wajib pajak orang pribadi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi” ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (H1) yang berbunyi “Ada pengaruh dari adanya penurunan tarif

tertinggi pajak penghasilan dan kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) wajib pajak orang pribadi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi” diterima.

Hal ini berarti semakin baik kebijakan yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam hal memperbaiki peraturan/perundang-undangan pajak penghasilan, maka semakin tinggi kepatuhan wajib pajak membayar pajaknya, yang berarti semakin besar pula penerimaan pajak negara.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kajian kebencanaan diharapkan akan meningkatkan keakuratan sasaran/ objek wilayah dari upaya mitigasi itu sendiri

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu (1) Pengujian Aktivitas Antimikroba Bakteri Asam Laktat terhadap Bakteri Patogen (2) Pengujian Aktivitas Antimikroba

• Secara berkelompok siswa mengumpulkan informasi dengan penuh tanggung jawab, cermat dan kreatif dari berbagai literatur yang berkaitan dengan sifat-sifat nilai mutlak

Luaran yang telah dicapai atas Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini yaitu metode manajemen kas rumah tangga, menumbuhkan rumah tangga yang memiliki manajemen kas yang

Pelarutan emas dari konsentrat NM dengan temperatur roasting 950 o C pada berbagai variasi konsentrasi kalium tiosianat terhadap waktu. Laju pelarutan meningkat sampai

Melalui model pembelajaran discovery learning, peserta didik dapat Menerima, menghargai, mengenal, menunjukkan dan mengilustrasikan konsep Atma sebagai sumber hidup bagi

Pada awal adanya keinginan untuk memperluas lahan perkebunan oleh perusahaan, kelompok Suku Anak Dalam tidak menentang sedikitpun keingan untuk jadikannya

1 Sproket 20 Engkol Data Buah Kelapa Setelah Dilakukan Penambahan Engkol dengan jarak antara mata pisau 215 mm. Sehingga dalam pengujian dengan menggunakan