• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK BOLA ATLET TUNAS BARU KECAMATAN SUKAKARYA KOTA SABANG TAHUN Maimun Nusufi 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK BOLA ATLET TUNAS BARU KECAMATAN SUKAKARYA KOTA SABANG TAHUN Maimun Nusufi 1"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

621 Maimun Nusufi1

Abstrak, Hakikat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi dengan unsur-unsur alam. Cabang olahraga sepak bola merupakan olahraga yang memasyarakat yang digemari banyak kalangan, dari kalangan anak kecil sampai kalangan orang tua dan dimainkan dari pelosok desa sampai ke kota. Peningkatan kecakapan permainan sepak bola, keterampilan dasar erat hubungannya dengan kemampuan koordinasi gerak fisik, taktik dan mental. Keterampilan dasar harus betul-betul dikuasai dan dipelajari lebih awal untuk mengembangkan mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu pertandingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keterampilan dasar bermain sepak bola pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang yang berusia 10-12 tahun yang berjumlah 22 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling atau pengambilan sampel secara keseluruhan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tes keterampilan dasar bermain sepak bola usia 10-12 tahun, yang meliputi : Dribbling, Short Pass, Throw In,

Running with the ball, Heading, Shooting. Dari hasil analisis data

menunjukkan bahwa keterampilan dasar bermain sepak bola pemain Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Tahun 2011 dalam kategori sedang.

Kata kunci : Evaluasi, Keterampilan Dasar, Tunas Baru

PENDAHULUAN

Hakikat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi

1 Maimun Nusufi adalah Dosen pada Program Studi Pendidikan Jasmani, Universitas Syah Kuala

(2)

dengan unsur-unsur alam. Kegiatan olahraga meliputi gaya pertandingan, maka kegiatan itu harus dilaksanakan dengan semangat atau jiwa sportif. Olahraga kelompok akan mendorong manusia saling bertanding dalam suasana kegembiraan dan kejujuran. Olahraga memberi kemungkinan pada tercapainya saling mengerti dan menimbulkan solidaritas serta tidak mementingkan diri sendiri. Olahraga juga dapat dijadikan alat pemersatu. Olahraga juga dapat membuat tubuh seseorang menjadi sehat jasmani dan rohani yang akhirnya akan membentuk manusia yang berkualitas, untuk memperoleh tingkat kesehatan dan kebugaran yang baik, maka dapat diperoleh dengan olahraga yang dimulai sejak dini melalui pendidikan formal maupun non formal.

Cabang olahraga sepak bola merupakan olahraga yang memasyarakat yang digemari banyak kalangan, dari kalangan anak kecil sampai kalangan orang tua dan dimainkan dari pelosok desa sampai ke kota. Membina prestasi yang baik maka pembinaan harus dimulai dari usia muda dan pemain muda berbakat sangat menentukan tercapainya mutu dan prestasi yang optimal dalam cabang olahraga sepak bola. Bibit pemain yang unggul perlu pengolahan dan proses kepelatihan secara ilmiah, barulah muncul prestasi pemain semaksimal mungkin pada umur-umur tertentu. Pemain berbakat yang umurnya muda dapat ditemukan di sekolah-sekolah, klub, organisasi pemuda dan kampung-kampung.

Menurut Soekatamsi (1988:11) dalam pembelajaran sepak bola perlu mengenal aspek-aspek yang harus dikembangkan yaitu: “Pembinaan teknik (keterampilan), Pembinaan fisik (kesegaran jasmani), Pembinaan taktik dan Kematangan juara“. Peningkatan kecakapan permainan sepak bola, keterampilan dasar erat sekali hubungannya dengan kemampuan koordinasi gerak fisik, taktik dan mental. Keterampilan dasar harus betul-betul dikuasai dan dipelajari lebih awal untuk mengembangkan mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu pertandingan.

(3)

Meningkatkan prestasi sepak bola, faktor yang harus diperhatikan seperti sarana dan prasarana, pelatih yang berkualitas, pemain yang berbakat dan kompetisi yang teratur serta harus didukung oleh ilmu dan teknologi yang memadai

Faktor yang penting dalam pencapaian sepak bola adalah faktor fisik dan faktor pengusaan keterampilan dasar bermain sepak bola yang dimiliki oleh para pemain itu sendiri, sehingga pandai bermain sepak bola. Pengertian pandai bermain sepak bola adalah memahami, memiliki pengetahuan dan keterampilan melaksanakan dasar-dasar bermain sepak bola, untuk meningkatkan dan mencapai prestasi yang setingi-tinginya (Soekatamsi, 1984:1).

Meningkatkan keterampilan dasar bermain sepak bola sangatlah perlu untuk dapat bermain sepak bola dengan baik sehingga para pemain dapat menjadi pemain-pemain yang memiliki keterampilan dasar bermain sepak bola dengan baik, biasanya dilakukan latihan seperti cara menendang (kicking), mengumpan (passing), mengontrol/menghentikan bola (controlling), menggiring bola (dribbling), menyundul bola (heading), tendang kesasaran/gawang (shooting) dan lainnya.

Pembinaan pemain hendaknya dimulai sejak usia dini dengan melakukan latihan keterampilan dasar yang teratur, karena pada usia dini daya serap tentang pemahaman teknik dasar lebih cepat dimengerti. Upaya pembinaan pada usia dini sangat diperlukan. Salah satu cara untuk mempersiapkan pemainnya yakni dengan cara memasukkan anak usia dini ke dalam klub-klub sepak bola yang ada di wilayah masing-masing. Latihan keterampilan dasar secara khusus sangat diperlukan bagi tiap-tiap pemain. Harapan yang diinginkan adalah tercapainya keterampilan dasar yang baik. Mencapai keterampilan dasar yang baik harus disertai dengan penanganan yang baik pula sehingga terwujud pemain-pemain yang berprestasi.

Kecamatan Sukakarya Kota Sabang terdapat tiga Klub sepak bola yaitu PS. Aneuk Metuah, PS. Bina Borneo dan Klub Tunas Baru. Keberadaan ketiga klub tersebut telah diakui oleh KONI Daerah Kota Sabang. Klub sepak bola Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang adalah salah satu Klub yang berada di Kota Sabang yang berdiri pada tahun 1997. Klub Tunas Baru merupakan salah satu wadah

(4)

untuk menyalurkan bakat-bakat sepak bola, mulai dari usia dini sampai usia remaja. Klub Tunas Baru Kecamatan sukakarya Kota Sabang mengadakan latihan-latihan keterampilan dasar bermain sepak bola yang diadakan tiga kali dalam seminggu, yang dilatih oleh pelatih yang berpengalaman. Klub tersebut banyak melahirkan pemain-pemain yang memiliki kemampuan bermain sepak bola dengan baik.

Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang sering mengikuti kejuaran-kejuaran yang diadakan di Kota Sabang maupun di Banda Aceh, meskipun Klub tersebut sering mengikuti kejuaran-kejuaran namun Klub Tunas baru belum pernah menjuarai salah satu turnamen yang diikuti oleh Klub tersebut walaupun Klub Tunas Baru memiliki pemain-pemain yang berprestasi, hal ini disebabkan klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang pada saat ini belum benar-benar menguasai keterampilan dasar bermain sepak bola dengan baik sehingga mereka sering melakukan kesalahan-kesalahan mendasar dalam bermain sepak bola seperti : passing (mengoper bola) dan stopping (menghentikan atau mengontrol bola).

Menurut pengamatan peneliti selama ini, latihan-latihan keterampilan dasar bermain sepak bola yang telah dilakukan pada saat ini oleh Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang masih sangat kurang sekali melakukan latihan keterampilan dasar bermain sepak bola. Kurangnya frekuensi latihan bagi pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang yang dilakukan pada saat ini hanya dilaksanakan seminggu tiga kali yaitu pada hari Senin, Rabu dan jum’at.

Latihan keterampilan dasar bermain sepak bola secara khusus dan terus menerus sangat diperlukan bagi pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang untuk meningkatkan keterampilan bermain sepak bola. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul: Evaluasi Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola Atlet Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Tahun 2011.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Sejauh mana keterampilan dasar bermain sepak bola pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang tahun 2011.

(5)

Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan dasar bermain sepak bola pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang tahun 2011.

KERANGKA PEMIKIRAN Evaluasi

Dalam rangka meningkatkan prestasi sepak bola yang optimal, suatu tim sepak bola harus memiliki pemain-pemain yang memiliki kualitas tinggi, yaitu seorang pemain yang memiliki kondisi fisik dan keterampilan dasar yang baik, dimana seorang pemain memahami dan menguasai teknik-teknik dasar permainan sepak bola.

Evaluasi merupakan suatu proses sistematis untuk memberikan atau menetapkan dan menentukan nilai dari sesuatu kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sudjana. N & Ibrahim, 2004:3).

Istilah evaluasi yang diterapkan dalam dunia olahraga, khususnya dalam cabang olahraga sepak bola adalah suatu proses mengumpulkan, mendeskripsikan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauhmana ketercapaian tujuan latihan (teknik/keterampilan). Tujuan evaluasi adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian prestasi, serta keefektifan para pelatih. Evaluasi juga mencakup sejumlah teknik yang tidak dapat diabaikan oleh seorang pelatih ataupun para instruktur.

Evaluasi menurut Sudjana. N & Ibrahim, (2004:4) adalah : “Dalam rangka kegiatan latihan keterampilan dasar, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Evaluasi juga dapat diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan para pemain dengan tujuan latihan. Evaluasi dalam hal ini adalah karakteristik para pemain dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu.

(6)

Karakteristik-karakteristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan latihan keterampilan dasar adalah tampilan para pemain dalam bidang kognitif (pengetahuan dan intelektual), afektif (sikap, minat, dan motivasi), dan psikomotor (keterampilan, gerak, dan tindakan). Tampilan tersebut dapat dievaluasi secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.

Pengukuran yang dimaksud disini adalah proses membandingkan antara tingkat keberhasilan latihan dengan ukuran keberhasilan kemampuan yang telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud disini adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan kemampuan secara kualitatif. Penjelasan-penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi adalah penilaian atau analisis yang dilakukan oleh pelatih untuk melaksanakan proses kegiatan kepada para pemainya.

Evaluasi Formatif dan Sumatif

Berdasarkan saat pelaksanaan dan kegunaannya, evaluasi formatif bertujuan untuk menyempurnakan program dan memantau kemajuan peserta tes. Evaluasi ini dilakukan di sela-sela program yang sedang berlangsung, dengan tujuan agar hasilnya dapat digunakan untuk menyempurnakan program. Pelaksanaan tes secara periodik dan dilakukan beberapa kali, seperti tes perbulan. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir suatu program, misalnya akhir program. Nilai yang sementara hasilnya dinyatakan dalam bentuk nilai tertentu atau dalam bentuk laporan secara deskriptif.

Evaluasi Produk Dan Evaluasi Proses

Berdasarkan atas tujuan-tujuan khusus program, kita dapat menekankan perhatian pada produk yang dihasilkan dari unjuk kerja fisik, proses yang menghasilakan produk,atau keduanya. Seseorang menaruh minat untuk memperbaiki keterampilan dasar bermain sepak bola, maka kita perlu menganalisa proses terjadinya keterampilan bermain sepak bola para pemain, termasuk aspek-aspek

(7)

seperti passing, shooting, stopping .heading, dan dribbling. Hal ini merupakan evaluasi proses. Sebagian besar aktivitas, kita menaruh perhatian terhadap keduanya baik evaluasi produk maupun proses.

Evaluasi Acuan Patokan dan Acuan Norma

Pelatih, merasa perlu untuk menafsirkan arti informasi atau data yang hasil pengetesan. Evaluasi acuan patokan menggunakan patokan baku sebagai rujukannya. Menempatkan batas patokan harus dipertimbangkan derajat penguasaan dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan pemain. Penggunaan evaluasi acuan norma memberikan peluang kepada pemain untuk berhasil, namun sebaliknya dapat menimbulkan dampak yang negatif, karena dapat dipersaingkan di dalam kelompokknya. Pemain yang memang lemah kemampuannya, akan selalu berada di posisi yang rendah dan tidak pernah mengalami proses.

Pengertian Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga dan sebagainya. Keterampilan memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil. Menurut Reber (1988) “Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu”.

Tujuan utama dari belajar keterampilan adalah memperoleh dan menguasai ketarampilan tertentu. Jenis latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Sebagai rumpun pelajaran

Pengertian Sepak Bola

Sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut

(8)

kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan sehingga memenangkan pertandingan.

Peraturan-peraturan permainan harus ditaati oleh pemain pada saat permainan atau pertandingan berlangsung agar pertandingan dapat berjalan dengan baik tanpa ada kekeliruan yang dapat membuat pertandingan terhenti maka ada wasit dan hakim garis yang memimpin atau mengawasi pertandingan tersebut. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pemain ada sanksinya (hukumnya) masing-masing. Kedua kesebelasan diharapkan bermain sebaik mungkin serta memelihara sportifitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas yang tinggi.

Permainan sepak bola adalah cabang olahraga permainan beregu atau permainan tim, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, artinya mempunyai kerjasama tim yang baik. Kerjasama tim yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian dan macam-macam teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola, sehingga dapat memainkan bola dalam segala posisi dan situasi dengan cepat, tepat dan cermat, artinya tidak membuang-buang energi atau waktu (Sukatamsi, 1984:12).

Sejarah Sepak Bola

Sepak bola merupakan salah satu olahraga permainan yang paling banyak digemari oleh banyak orang, baik dari kalangan bawah, menengah atau kalangan atas sekalipun. Olahraga ini sangat digemari oleh masyarakat, dari sekedar suka menonton pertandingannya, suka bermain sekedar hobi atau pada tingkatan yang lebih tinggi yaitu sepak bola prestasi.

Permainan sepak bola modern pertama kali diperkenalkan oleh Cambridge

University dari negara Inggris pada tahun 1846, dengan dibuatnya peraturan

(9)

Peraturan-peraturan itu kemudian disosialisasikan dan dapat diterima oleh universitas dan sekolah lain sehingga dikenal dengan nama “Cambridge Rules Of

Football”. Tanggal 8 Desember 1863 tersusunlah suatu peraturan permainan sepak

bola yang disusun oleh The Football Association “FA” dan lahirlah peraturan permainan sepak bola yang digunakan sampai sekarang. Tanggal 21 Mei 1904 berdirilah federasi sepak bola dengan nama“Federasi Internationale De Football

Association” disingkat FIFA, atas inisiatif Robert Guirin dari Prancis dan sekaligus

sebagai ketua yang pertama. Federasi tersebut baru beranggotakan tujuh negara pada waktu itu yaitu : Perancis, Belgia, Belanda, Swiss, Denmark, dan Swedia (Sukatamsi 2001:1.13).

Seiring perkembangan zaman maka sepak bola juga mengalami perubahan terutama terlihat pada peraturan pertandingan, perlengkapan lapangan, kelengkapan pemain, perwasitan dan lain-lain. Kesemuanya itu bertujuan agar sepak bola dapat dinikmati dan digemari dan menjadi suatu suguhan atau tontonan yang sangat menarik, sedangkan bagi pemain sendiri, di lapangan pemain merasa mampu mengekspresikan kemampuannya dalam mengolah bola. Sehubungan dengan perkembangan teknik dan taktik permainan sepak bola, yang makin lama makin bertambah sempurna, maka peraturan permainannya pun mengalami perkembangan menuju kepada kesempuranaan.

Susunan pemain yang dikenal dengan sistem permainan selalu mengalami perubahan. Secara berturut-turut dari tahun 1863 dapat diuraikan sebagai berikut : Tahun 1863, susunan pemain : 2 orang pemain belakang, 9 orang pemain depan, belum ada penjaga gawang. Gawang hanya terdiri dari dua tiang tanpa palang atas (mistar) gawang. Tahun 1865, mulai ada penjaga gawang (goal keeper), susunan pemain terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 1 orang didepan penjaga gawang (goal

cover), 1 orang pemain back, 8 orang pemain depan. Pertama kali gawangnya diberi

palang atas dari pita. Tahun 1866, pertama kalinya ada peraturan “Off Side” yaitu apabila seorang pemain penyerang barada sedikitnya kurang dari tiga orang pemain lawan (termasuk penjaga gawang) yang lebih dekat dengan garis gawang mereka

(10)

sendiri dari pada bola, maka pemain penyerang tersebut dinyatakan off side, berlaku sampai tahun 1925.

Kemudian tahun 1869, handball dianggap pelanggaran dan dikenakan hukuman. Pada tahun 1870, susunan pemain terdiri dari : 1 orang penjaga gawang, 1 orang back, 2 orang half back, 2 orang penyerang kanan, 3 orang penyerang tengah, 2 orang penyerang kiri. Selanjutnya tahun 1871, dalam permainan hanya penjaga gawang yang diperkenankan menggunakan tangan, selanjutnya tahun 1872, pertama kali diselenggarakan pertandingan internasional perebutan Piala Association. Tahun 1873, lahirnya peraturan tendangan penjuru atau tendangan sudut (corner). Tahun 1874, pelindung tulang kering (skin guard) sebagai perlengkapan pemain. Tahun 1875, palang atas (mistar) dari pita diganti dengan palang kayu. Susunan pemain : 1 orang penjaga gawang, 2 orang back, 2 orang half back, 6 orang penyerang. Tahun 1878, pertama kali wasit mempergunakan peluit.

Tahun 1880, pemain yang bermain kasar, bertindak tidak senonoh dapat dikeluarkan dari lapangan oleh wasit. Tahun 1881, wasit diberi kekuasaan mutlak untuk memimpin pertandingan, memberikan hukuman kepada pelanggar-pelanggar. Tahun 1882, lahirnya peraturan lemparan kedalam (throw-in) sebelumnya bola ditendang bola ditendang dari luar garis. Tahun 1883, lahirnya permainan bentuk piramida atau sistem ortodok, susunan pemainnya 1 orang penjaga gawang, 2 orang

back, 3 orang half back, 5 orang penyerang depan. Tahun 1884, adanya pembantu

wasit, lahirnya peraturan bola wasit (drop ball).

Pada tahun 1885, lahirnya pemain bayaran (profesional) dianggap resmi di Inggris. Setelah itu pada tahun 1888, mulai ada kompetisi sepak bola. Tahun 1890, peraturan lemparan kedalam harus dilakukan dengan kedua tangan, melempar bola sambil lari tidak dilarang. Tahun 1891, gawang diharuskan memakai jaring (net). Tahun 1894, wasit dalam memimpin pertandingan adalah sebagai seorang yang berdiri sendiri (otonom), diberi kekuasaan untuk menjatuhkan hukuman dengan tidak boleh diprotes. Penjaga gawang hanya boleh diserang jika sedang memainkan bola, sebelum penjaga gawang boleh diserang sekehendaknya asal berada dalam daerah

(11)

kira-kira 20 yard dari gawang. Tahun 1925, terjadi perubahan tentang peraturan off

side yaitu seorang pemian berada pada posisi off side apabila ia berada dekat pada

garis gawang lawan dari pada bola. Perkembangan peraturan permainan dari susunan pemain hingga tahun 1925 (Sukatamsi 2001:1.10).

Kebanyakan orang berpendapat bahwa orang-orang Belandalah yang membawa masuk permainan sepak bola ke Indonesia. Perkembangannya mula-mula terbatas di lingkungan orang-orang Belanda saja, terutama dikota-kota besar dimana banyak penduduk Belandanya. Lambat laun berkembang dimainkan oleh kaum pelajar bangsa Indonesia di kota-kota kecil. Organisasi sepak bola yang pertama sekali berdiri di Indonesia adalah Nederlands Indische Voetbalbond (NIVB) yang didirikan oleh orang-orang Belanda, dan hanya berkembang di kota-kota besar saja, terutama di pulau Jawa. Perkumpulan sepak bola yang didirikan oleh bangsa Indonesia sekitar tahun 1920 sampai tahun 1930, dimana saat bangkitnya jiwa kebangsaan dan semangat perjuangan mencapai Indonesia merdeka. Permulaan nama-nama perkumpulan itu masih memakai bahasa Belanda.

Sehubungan dengan pergerakan nasional dalam pencapaian Indonesia merdeka, makin kuatlah usaha untuk menanamkan rasa dan jiwa persatuan dan kesatuan bangsa. Berbagai organisasi pergerakan nasional didirikan termasuk perkumpulan-perkumpulan rapat bola. Persatuan perkumpulan-perkumpulan-perkumpulan-perkumpulan sepak bola sangat diperlukan karena merupakan wadah tempat perkumpulan dan bersatunya para pemuda demi persatuan dan kesatuan bangsa sangat dibutuhkan dalam perjuangan kemerdekaan. Organisasi sepak bola nasional didirikan pada tanggal 13 April 1930 Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan sebagai ketua PSSI yang petama kali dipilih adalah bapak Ir. Suralin Sosrosugondo, sebagai pusat PSSI ditunjuk Yogyakarta.

Di Provinsi Aceh olahraga sepak bola sudah menunjukkan perkembangan yang berprestasi seperti yang diharapkan. Sesuai survei yang menunjukkan bahwa dalam Pekan Olahraga Nasional (PON), pemain-pemain sepak bola dari daerah Provinsi Aceh pernah dikirim untuk mengikuti pesta olahraga nasional tersebut. Melakukan

(12)

kegiatan olahraga sepak bola, partisipasi dari masyarakat, instansi dan juga sekolah-sekolah sangat diharapkan, sehingga muncul bibit usia muda. Pemain yang usia muda yang sangat cocok untuk dikembangkan olahraga sepak bola sehingga berkemungkinan besar pemain yang berbakat dapat diorbitkan untuk menjadi pemain yang berprestasi. Pemain-pemain tersebut perlu diamati kembali penyebabnya., agar berkembang dan muncul pemain-pemain yang berprestasi untuk masa-masa yang akan datang serta mengkaji penyebab-penyebab naik turunnya suatu prestasi dari satu tahun ke tahun yang lain.

Perencanaan Latihan

Program latihan merupakan suatu usaha atau rencana yang dibuat sedemikian rupa, salah satu batasan yang sederhana yang mungkin dapat diberikan untuk latihan adalah “training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaan” (Harsono:1982).

Sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sitem tertentu,

metodis, dari mudah kesukar, latihan yang teratur, dari sederhana ke yang lebih kompleks. Berulang-ulang maksudnya ialah agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis, dan reflektif pelaksanaannya sehingga semakin menghemat energi.

Kesimpulan program latihan merupakan sebuah gambaran keseriusan latihan yang memiliki tujuan atau arah dari setiap pelaksana latihan. Pelatih yang profesional dalam melaksanakan latihannya harus mampu membuat program latihan agar yang diberikan dapat terencana dengan baik dan terjadwal.

Prinsip Latihan

Dalam meningkatkan mutu latihan, pelatih harus malaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan yang bukan hanya berdasarkan alasan namun sesuai dengan kebutuhan dalam upaya meningkatkan kemampuan pemain.

(13)

Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam setiap latihan yang diberikan, harus memiliki karakter tersendiri atau prinsip sebuah latihan. Setiap latihan yang diberikan berdasarkan dari kemampuan dan cara melatih pemain yang memiliki kemampuan dan kematangan yang berbeda-beda.

Teknik Dasar Bermainan Sepak Bola

Permainan sepak bola merupakan salah satu permainan yang dituntut kepada pemain harus mempunya skill yang tinggi untuk menjadi pemain sepak bola yang baik. Setiap pemain perlu mempelajari dan menguasai teknik dasar bermain sepak bola. Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepak bola sesuai pendapat Abdullah. A, (1985:420) adalah: “Menendang (kicking), menghentikan atau mengontrol (stopping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tacling), lemparan ke dalam (throw – in) dan menjaga gawang (goal keeping)”. Lebih lanjut Sarjono (1985:21) menjelaskan bahwa : “Dalam sepak bola harus menguasai teknik-teknik yang dapat bermain dengan baik dan berlatih secara terarah. Teknik-teknik dasar diperlukan sewaktu berlari berliku-liku, berputus dan berbalik, begitu juga pada saat melindungi bola jika ada kawan yang berdiri bebas”.

Teknik dasar bermain sepak bola merupakan salah satu fondasi bagi seorang pemain untuk dapat bermain sepak bola. Teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh para pemain sepak bola, antara lain adalah teknik menendang, menggiring, mengontrol, menyundul, dan menghentikan bola. Teknik dasar bermain sepak bola ini harus dikuasai dengan baik sehingga permainan dapat dimainkan dengan benar sehingga dapat memenangkan pertandingan.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik. Semua variabel penelitian diukur dan dikumpulkan secara serentak pada saat yang bersamaan. Suatu penelitian yang tertuju pada masalah yang timbul pada masa sekarang ini disebut penelitian diskriptif. Sesuai dengan pendapat Surachmad

(14)

(1982:139) yang menyebutkan bahwa : “Penelitian diskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang”. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian diskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar bermain sepak bola pemainTunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang.

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang akan diteliti. Menurut Sudjana (2000:160) : Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun pengukuran, kualitas dan kuantitas dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas”. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang yang berusia 10-12 tahun yang berjumlah 22 orang. Arikunto (1993:120) menyebutkan bahwa : “Apabila subjeknya kurang dari seratus orang maka diambil semua sehingga penelitian menjadi penelitian populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling atau pengambilan sampel secara keseluruhan, karena mengingat populasinya kurang dari seratus orang.

Menurut Nazir (1988:79) mengatakan bahwa: “Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian, sering juga variabel penelitian tersebut diartikan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Tes dan pengukuran yang dilakukan oleh masing-masing cabang olahraga yang satu dengan olahraga yang lain berbeda, hal ini dikarenakan tes dan pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing cabang olahraga. Tes tersebut belum dapat menggambarkan kebutuhan yang sebenarnya atau secara keseluruhan, tetapi tes tersebut sudah dapat menggambarkan kemampuan keterampilan dasar bermain sepak bola seorang pemain.

Menurut Arikunto (1996:135) instrumen penelitian adalah : “Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat maka diperlukan alat pengukur yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu alat ukur atau instrumen penelitian yang valid dan reliabel, karena instrumen penelitian yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliable”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes

(15)

yang digunakan adalah tes keterampilan dasar bermain sepak bola usia 10-12 tahun yang diciptakan oleh Fauzi (2009). Adapun butir-butir tes yang diberikan kepada sampel dalam penelitian ini ada enam butir tes yaitu Dribbling, Short Pass, Throw In,

Running with the ball, Heading, Shooting.

HASIL

Data penelitian ini diperoleh dari tes keterampilan dasar bermain sepak bola pemain Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang, yang dilaksanakan pada tanggal 25 September 2011 dan berlokasi di Stadion Sabang Merauke Kota Sabang. Secara rinci untuk mengetahui bagaimana evaluasi keterampilan dasar bermain sepak bola pemain Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang, dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

Setelah data yang diperlukan diperoleh dari hasil tes keterampilan dasar bermain sepak bola tersebut, maka data tersebut diolah dengan mengkatagorikan hasil tes tersebut dengan norma keterampilan dasar bermain sepak bola dengan menggunkan teknik pengolahan data kualitatif dengan menempuh langkah sebagai berikut: 1). Menghitung jumlah (F) tiap-tiap item tes ; 2). Menghitung persentase (%) tiap-tiap item tes; 3). Membuat tabel kemudian menafsirkannya

Bahwa 3 orang pemain Klub Tunas Baru Kota Sabang atau (13,63%) memilki kemampuan dribbling baik sekali,16 orang pemain atau (72,72%) memilki kemampuan dribbling baik, 3 orang pemain atau (13,63%) memiliki kemampuan

dribbling sedang, tidak ada pemain yang memilki kemampuan dribbling kurang dan

kurang sekali.

Bahwa 1 orang pemain Klub Tunas Baru Kota Sabang atau (4,54%) memilki kemampuan short pass baik sekali, 8 orang pemain Klub Tunas baru Kota Sabang atau (36,36%) memilki kemampuan short pass baik, 11 orang pemain Klub Tunas Baru Kota Sabang atau (50%) memiliki kemampuan sort pass sedang, 2 orang pemain Klub Tunas Baru Kota Sabang atau (9,09%) memiliki kemampuan short

(16)

pass kurang dan tidak ada pemain yang memilki kemampuan short pass kurang

sekali.

Bahwa 1 orang pemain Klub Tunas Baru Kota Sabang atau (4,54%) memilki kemampuan throw in baik sekali, 9 orang pemain atau (40,90%) memiliki kemampuan throw in baik, 11 orang pemain atau (50%) memiliki kemampuan throw

in sedang, 1 orang pemain atau (4,54%) memiliki kemampuan throw in kurang dan

tidak ada satu orangpun pemain yang memiliki kemampuan throw in kurang sekali. Bahwa 14 orang pemain Klub Tunas Baru Kota Sabang atau (63,63%) memiliki kemampuan dasar running with the ball baik sekali, 8 orang pemain atau (36,36%) memiliki kemampuan dasar running with the ball baik, tidak ada pemain yang memiliki kemampuan dasar running with the ball sedang, tidak ada pemain yang memiliki kemampuan dasar running with the ball kurang dan kurang sekali.

Bahwa 1 orang pemain Klub Tunas Baru Kota Sabang atau (4,54%) memiliki kemampuan heading baik sekali, 2 orang pemain atau (9,09%) memiliki kemampuan

heading baik, 14 orang pemain atau (63,63%) memiliki kemampuan heading sedang,

5 orang pemain atau (22,72%) memiliki kemampuan heading kurang, dan tidak ada pemain yang memiliki kemampuan heading kurang sekali.

Bahwa 13 orang pemain Klub Tunas Baru Kota Sabang atau (59,09%) memiliki kemampuan shooting baik sekali, 4 orang pemain atau (18,18%) memiliki kemampuan shooting baik, 2 orang pemain atau (9,09%) memiliki kemampuan

shooting sedang, 2 orang pemain atau (9,09%) memiliki kemampuan shooting kurang

dan 1 orang pemain atau (4,54%) memiliki kemampuan shooting kurang sekali. Hasil diatas menunjukkan bahwa tidak ada satu orang pun pemain Klub Tunas Baru memiliki kemampuan baik sekali, 9 orang pemain atau 40,90% memiliki kemampuan keterampilan dasar bermain sepak bola dengan kategori baik, 13 orang atau pemain atau 59,09% pemain Klub Tunas Baru memiliki kemampuan bermain sepak bola dengan kategori sedang dan tidak ada pemain Klub Tunas Baru yang memiliki kemampuan bermain sepak bola dengan kategori kurang dan kurang sekali.

(17)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa katerampilan dasar bermain sepak bola pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Tahun 2011 apabila dimasukkan kedalam kategori keterampilan dasar bermain sepak bola berada dalam kategori sedang.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tes keterampilan dasar bermain sepak bola pemain Klub Tunas Baru Kota Sabang tahun 2011 bahwa keterampiln dasar bermain sepak bola pemain Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang tahun 2011dalam katagori sedang. Peneliti sependapat dengan hasil penelitian diatas karena hasil penelitian diatas menurut peneliti sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya sekarang. Kita dapat melihat dari prestasi Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Tahun 2011 yang mereka peroleh sekarang ini belum mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan, walaupun Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang tahun 2011 tersebut sering mengikuti kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di banda Aceh dan di Kota Sabang namun mereka belum pernah menjuarai salah satu kejuaraan yang di ikuti oleh Klub tersebut.

Setelah peneliti melakukan penelitian pada pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang tentang keterampilan dasar bermain sepak bola yang dimiliki oleh para pemain Klub Tunas Baru dalam katagori sedang, menurut dari pegamatan penulis ada beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya prestasi pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang yaitu faktor pembibitan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan yang diharapkan oleh Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang, misalnya pada saat melakukan tes pencarian bakat pemain baru untuk Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang bukan ditinjau dari segi kemampuan keterampilan dasar bermain sepak bola yang dimiliki oleh pemain tersebut akan tetapi banyak faktor-faktor pendukung lain yang harus dimiliki oleh pemain tersebut diantaranya mempunyai ikatan persaudaraan

(18)

baik dengan team yang menyeleksi pada Klub Tunas baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang dan banyak hal-hal yang harus dimiliki oleh pemain tersebut agar bisa lulus di Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang.

Hal lain yang membuat menurunnya prestasi pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang menurut pengamatan peneliti adalah dari segi program latihan yang dijalankan selama ini oleh pelatih Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang tersebut pada saat ini menurut peneliti ada beberapa hal yang belum bisa dilaksanakan dengan baik dan terlaksana dengan mestinya yaitu lamanya waktu latihan yang mereka lakukan selama ini hanya 3 kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu dan jum’at serta lamanya waktu latihan yang dilakukan oleh Klub tersebut hanya 120 menit, sedangkan menurut pengamatan penulis waktu latihan yang mereka lakukan adalah kurang lebih 90 menit, ini ditinjau dari jam 15.00 Wib mereka melakukan latihan dan latihan selesai sekitar jam 16.30 Wib. Setiba dilapangan para pemain Klub Tunas Baru bukannya langsung melakukan peregangan atau memulai latihan, akan tetapi yang mereka lakukan adalah bercanda, ini menjelaskan bahwa kurangnya keseriusan yang dimiliki oleh pemain atau kurang tegasnya pelatih untuk memulai melakukan latihan, oleh karena itu salah satu faktor yang menyebabkan menurunya prestasi pemain Tunas Baru adala frekuensi waktu latihan yang mereka lakukan selama ini belum cukup.

Selain dari pada itu program latihan keterampilan dasar bermain sepak bola yang sudah dilakukan oleh Klub Tunas Baru pada saat ini menurut pengamatan penulis masih sangatlah kurang sekali dan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pemain tersebut, ini dikarenakan bahwa pelatih yang menangani pemain Klub Tunas Baru sekarang ini adalah mantan pemain sepak bola professional, oleh karena itu menurut pengamatan penulis latihan yang selama ini yang diberikan oleh pelatih tersebut kapada pemain Klub Tunas Baru berdasarkan pengalaman yang pelatih dapatkan dari apa yang pelatih jalankan ketika masih aktif bermain sepak bola,jadi program latihan yang diberikan selama ini tidak sanggup diterima atau

(19)

dicerna oleh pemain tersebut dikarenakan dominan usia pemain sepak bola Klub Tunas Baru adalah 10-12 tahun.

Hal lain menurut pengamatan penulis yang menjadi faktor menurunnya prestasi pemain Klub Tunas Baru adalah faktor sarana dan prasarana. Selama ini menurut pengamatan penulis fasilitas yang ada pada Klub Tunas baru seperti lapangan sepak bola yang mereka gunakan pada saat ini bisa dikatakan tidak layak digunakan untuk seorang pemain berlatih bermain sepak bola, faktor lapangan sepak bola tersebut juga sangat dapat mempengaruhi terhadap meningkatnya prestasi pemain Klub Tunas Baru Kecamatan sukakarya kota Sabang karena lapangan sepak bola yang digunakan oleh Klub tersebut tidak layak untuk digunakan untuk melakukan latihan bermain sepak bola maka akan mempengaruhi pemain terhadap proses latihan yang akan mereka lakukan.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan serta berdasarkan pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan dasar bermain sepak bola pemain Klub Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang tahun 2011 dalam kategori sedang.

Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1). Dalam melaksanakan latihan keterampilan dasar bermain sepak bola bagi para pemain Tunas Baru Kecamatan Sukakarya Kota Sabang harus ditambah frekuensi latihannya agar para pemain lebih menguasai keterampilan dan tidak melakukan kesalahan-kesalahan mendasar. 2). Dalam pelaksanaan latihan para pemain untuk kedepannya tidak meninggalkan prinsip-prinsip latihan diantaranya penambahan beban, pengulangan, meningkat, dan memiliki target. 3). Untuk kedepannya diharapkan penelitian ini dapat ditingkatkan kembali pada ruang lingkup

(20)

dan wilayah yang lebih luas, agar hasil yang dicapai bisa dijadikan bahan masukan dan renungan bersama. 4). Untuk peneliti lanjutan baiknya dalam penelitian lebih mengembangkan jumlah sampel, variable, dan lainnya dalam pengembangan penelitiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma. 1985. Olahraga Untuk Pelatih, Pembina dan Penggembar. Penerbit PT. Sastra Hudaya. Jakarta.

Amir, Nyak. 2010. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Olahraga. Syiah kuala University Press. Banda Aceh

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta. Jakarta.

Fauzi, Daral. 2009. Tes Keterampilan Sepak Bola Usia 10 – 12 Tahun. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Sekretariat Jenderal, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Choacing. Jakarta : CV Tambak Kusuma

Kokasih, Engkos. 1985. Olahraga Teknik Dan Program Latihan Edisi 2. Akademi Presidio. Jakarta

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Sudjana, Nana. 2000. Metode Statistika. Bandung, Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, penulis menganalisis dan merancang sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mengatasi antrian Pasien saat melakukan pendaftaran di Puskesmas, mempermudah

1) Pengetahuan tentang RPP, khususnya RPP untuk mata pelajaran keahlian. 2) Menyusun RPP dan perangkatnya sesuai dengan kurikulum K-13. Target Luaran. Luaran yang ditargetkan

“Dan kami sampaikan kepada mereka yang keluar berdemonstrasi, apabila demontrasi tersebut menimbulkan kebencian dan permusuhan diantara sesama umat Islam, serta memunculkan

Bab 4, akan menjelaskan mengenai proses pengambilan kebijakan luar negeri Yunani yang menghasilkan penolakan terhadap bantuan dari Uni Eropa dalam menghadapi krisis

memberi dampak jaringan kuat. Tingginya nilai peluang dipengaruhi oleh adanya peluang melakukan perluasan terhadap value produk, banyaknya pekerjaan lain yang dapat

Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah penularan malaria mengacu pada pedoman manajemen malaria antara lain memberikan pengobatan pada penderita dan pencegahan

Manusia mempunyai identitas yang unik, yang satu akan lain dengan lainnya, sebagai misal garis garis sidik jari yang tidak ada satupun yang sama satu dengan yang lainnya,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 31 Pada tujuan III menetapkan enam sasaran yaitu meningkatkan ketersediaan data dan informasi pada Statistik Sosial