17 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian dilakukan untuk mendefinisikan pengaruh atau hubungan kausal antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan secara individual atau kepada responden secara satu per satu. Studi yang digunakan adalah studi lapangan karena pengambilan data melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan satu kali tanpa ada perbandingan (cross-sectional), serta tidak dilakukan manipulasi terhadap variabel bebas. Tabel 3.1 dibawah ini menampilkan desain penelitian berdasarkan masing-masing tujuan penelitian.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian
Desain Penelitian
Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Associative Individual - Peternak Cross-sectional T-2 Associative Individual - Peternak Cross-sectional T-3 Associative Individual - Peternak Cross-sectional
T-4 Associative Individual - Peternak Cross-sectional
Keterangan:
T-1: Untuk menganalisis pengaruh secara signifikan antara Kualitas Produk terhadap Nilai Pelanggan dalam pembelian bahan baku pakan ternak.
T-2: Untuk menganalisis pengaruh secara signifikan antara Nilai Pelanggan terhadap Repurchase Intention dalam pembelian bahan baku pakan ternak.
T-3: Untuk menganalisis pengaruh secara signifikan antara kualitas produk terhadap Repurchase Intention dalam pembelian bahan baku pakan ternak.
T-4: Untuk menganalisis pengaruh secara signifikan antara Kualitas produk dan nilai Pelanggan terhadap Repurchase Intention dalam pembelian bahan baku pakan ternak.
3.2 Operasional Variabel
Tabel dibawah ini merupakan tabel operasional yang menjelaskan mengenai dimensi, indicator, ukuran angka yang digunakan, serta skala pengambilan sampel:
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
Product Quality (X)
Kinerja 1. Kualitas produk 2. Aman digunakan
Ordinal Likert
Fitur 1. Komposisi (ingredient) pakan sesuai standar 2. Penambahan bahan baku
Ordinal Likert
Kesesuaian 1. Pengontrolan kualitas 2. Takaran bahan baku pas
Ordinal Likert
Kehandalan 1. Bahan baku masih segar 2. Kualitas yang baik
3. Menjamin kepuasan ternak Keawetan 1. Daya tahan tinggi
2. Tidak ada gangguan
Ordinal Likert
Aesthetics Sesuai yang diharapkan Ordinal Likert
Customer Value (Y) Manfaat yang diberikan 1. Manfaat terhadap pelayanan
2. Manfaat terhadap produk 3. Manfaat citra perusahaan 4. Manfaat terhadap karyawan
Ordinal Likert
Pengorbanan 1. Pengorbanan waktu 2. Pengorbanan biaya 3. Pengorbanan tenaga Ordinal Likert Repurchase Intention (Z) Perilaku pasca pembelian 1. Menginformasikan produk 2. Menyarankan produk Ordinal Likert Niat pembelian ulang 1. Pembelian kembali 2. Kembali menggunakan produk Ordinal Likert
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data Sumber Data
Tujuan
T-1 T-2 T-3 T-4
Data Kualitas Produk
Kualitatif - Data Primer dari kuesioner konsumen
√ √ - √
Data Nilai Pelanggan
Kualitatif - Data Primer dari kuesioner konsumen
√ √ √ √
Data
Repurchase Intention
Kualitatif - Data Primer
dari kuesioner konsumen √ √ √ √
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, berikut merupakan teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Studi Pustaka
Penelitian ini melakukan studi pustaka untuk mengumpulkan teori-teori pendukung, variabel, dan indikator mengenai Kualitas Produk, Nilai Pelanggan, dan Repurchase Intention melalui jurnal dan buku, serta pengambilan artikel secara online.
2. Kuesioner
Menurut Uma Sekaran (2003, p236) kuesioner adalah sekumpulan pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden dengan memberikan alternatif jawaban yang ditentukan. Kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang efisien dimana peneliti mengetahui data yang dibutuhkan dan cara mengukur variabel yang diteliti.
3. Observasi (Secara langsung)
Arti dari teknik ini adalah memilih, mengubah, mencatat, dan mengkodekan serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme lain.
4. Wawancara
Penelitian ini menggunakan 2 (dua) sarana, yaitu: • Face to face interview
Teknik ini mengumpulkan data dengan cara mewawancarai sumber dan responden yang kemudian dicatat.
• Telephone interview
Teknik ini tidak bertatapan secara langsung, namun menggunakan sarana telepon untuk menghubungi sumber data dan responden untuk mendapatkan data.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sampel acak (probability sampling). Menurut Haryadi dan Winda (2011, p28), probability sampling adalah sebuah teknik sampling yang memberikan kesempatan ataupun peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam penelitian ini, memakai jenis simple random sampling, yaitu cara
n =
pengambilan sampel secara acak dari anggota populasi tanpa mempedulikan tingkatan.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Dalam mengolah sampel acak (probability sampling), dapat menggunakan rumus Slovin, yaitu:
Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi
e2 = batas ketelitian yang diinginkan (tingkat kesalahan); dapat menggunakan tingkat kesalahan 1%, 5%, atau 10%.
Dengan demikian, rumus tersebut dihitung sebagai berikut: N = 24504
e2 = 10% = 0,1
Jumlah sampel dapat dihitung sebagai berikut:
n
=
=
=
=
99,59
n = 99,59 dibulatkan menjadi 100
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka sampel yang diambil untuk pengisian kuesioner sebanyak 100 responden.
Dalam situsnya, Jonathan Sarwono mengatakan bahwa minimal dalam penggunaan sampel adalah sejumlah 100 sampel dan 100 sampel tersebut memadai untuk menggunakan analisis jalur.
3.7 Metode Analisis
Data merupakan acuan penting dalam penelitian ini karena data menggambarkan variabel-variabel yang diteliti dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini, data akan diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Program for Science) 16.0.
Setelah kuisioner diberikan kepada 30 responden, maka data akan diuji validitas dan reabilitas. Kemudian akan disebarkan 100 kuesioner untuk uji normalitas, korelasi sederhana dan analisis jalur.
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang telah disebar kepada 30 responden. Tingkat kevalidan ini diketahui dengan cara mengkorelasi setiap skor variabel jawaban responden dengan total skor masing-masing variabel, kemudian hasil korelasi tersebut dibandingkan dengan tingkat kesalahan pada taraf 0,05 atau 0,1.
Dimana:
r hitung = koefisien korelasi X = skor item X Y = skor item Y
n = jumlah sampel / responden
Jika r hitung lebih besar daripada r tabel, maka data tersebut valid. Tetapi jika r hitung lebih kecil daripada r tabel, maka data tersebut tidak valid. Hal ini juga berlaku pada program SPSS.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi data yang peneliti dapat melalui penyebaran kuesioner yang telah dilakukan sebelumnya. Apabila dari pengujian tersebut terdapat hasil bahwa data bersifat konsisten maka data tersebut dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.
Pada program SPSS, hasil data dikatakan reliable apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar daripada hasil r tabel. Jika nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil daripada r tabel, maka data tersebut tidaklah reliabel.
3.7.3 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah populasi data yang telah didapat dari penyebaran kuesioner tersebut berdistribusi normal atau tidak. Jika populasi data berdistribusi normal, maka data harus diolah dengan menggunakan metode statistik parametrik. Sedangkan jika populasi data berdistribusi tidak normal, maka pengolahan data harus menggunakan metoda statistik non-parametrik.
Pada program SPSS, dihadirkan dua tabel yaitu Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Jika jumlah data kurang dari 50, maka dianjurkan menggunakan Shapiro-Wilk. Jika sig dari Kolmogorov-Smirnov ataupun Shapiro-Wilk lebih besar dari taraf kesalahan (biasanya 0,05), maka populasi data berdistribusi
normal. Jika sig dari Kolmogorov-Smirnov ataupun Shapiro-Wilk lebih kecil dari taraf kesalahan (biasanya 0,05), maka populasi data berdistribusi tidak normal. 3.7.4 Korelasi Sederhana
Analisis korelasi sederhana atau yang terkadang disebut korelasi Pearson ini bertujuan untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel, yaitu melihat apakah terdapat hubungan yang sgnifikan antar variabel.
Dimana :
r hitung = koefisien korelasi Xi = variabel X
Yi = variabel Y
n = jumlah sampel / responden 3.7.5 Path Analysis (Analisis Jalur)
Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Teknik ini dikembangkan sejak tahun 1939 oleh Sewall Wright. Aplikasi Analisis Jalur (Path Analysis) biasanya menggunakan metode analisis regresi. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel terikat (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab.
Mengacu pada Jonathan Sarwono, prinsip-prinsip dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam analisis jalur diantaranya ialah:
• Hubungan antar variabel bersifat linear. • Variabel yang diamati memiliki sifat aditif.
• Variabel yang diukur dalam skala interval atau rasio.
• Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual (ε) tidak boleh berkorelasi dengan semua variabel endogenous dalam model. Jika dilanggar, maka akan berakibat hasil regresi menjadi tidak tepat untuk mengestimasikan parameter-parameter jalur.
• Sebaiknya hanya terdapat multikolinearitas yang rendah. Multikolinieritas adalah dua atau lebih variabel bebas yang mempunyai hubungan yang sangat tinggi.
• Adanya recursivitas: semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping).
3.7.6 Tahap-tahap dalam Analisis Jalur
Dalam analisis jalur dikenal beberapa konsep dan istilah dasar:
1. Menentukan model diagram jalur berdasarkan hubungan antar variabel.
Model jalur adalah suatu diagram yang menghubungkan antara variabel bebas, perantara, dan terikat. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak panah. Anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab akibat antara variabel eksogenus (yang menjadi pengaruh) dengan satu atau lebih variabel endogenus (yang dipengaruhi). Anak panah putus-putus juga
menghubungkan kesalahan (variabel residu) dengan semua variabel endogenus masing-masing.
2. Membuat diagram jalur persamaan strukturalnya.
3. Untuk menganalisis menggunakan SPSS, maka harus dilakukan dengan menggunakan langkah analisis substruktur.
3.7.7 Diagram Jalur dan Persamaan Struktural
Sebelum melakukan analisis jalur, terlebih dahulu harus digambarkan struktur hubungan kausal antara variabel penyebab dengan variabel akibat. Diagram ini disebut Diagram Jalur (Path Diagram), dan bentuknya ditentukan berdasarkan kerangka teoritis tertentu. Dalam penelitian ini, model diagram jalur yang digunakan adalah Model Mediasi, yaitu terdapat perantara dimana variabel Y memodifikasi pengaruh variabel X terhadap variabel Z. Model digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Diagram Analisis Jalur Persamaan struktural untuk model di atas adalah:
Persamaan Sub-Struktural 1 Y = ρYX.X + ρYε1 Persamaan Sub-Struktural 2 Z = ρZX.X + ρZY.Y + ρZε2 X Y Z ε1 ε2 ρYX ρZY ρZX
Di mana:
X = Product Quality Y = Customer Value Z = Repurchase Intention ρ = Koefisien Jalur
ε = error (nilai pengaruh yang diakibatkan oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian)
Pada sub-struktur pertama X merupakan variabel eksogenus, Y sebagai variabel endogenus dan ε1 sebagai variabel residu. Pada sub-struktur kedua, X dan
Y merupakan variabel eksogenus, Z sebagai variabel endogenus dan ε2 sebagai variabel residu.
Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogenus terhadap variabel endogenus tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur (path coefficient) dari eksogenus ke endogenus. Untuk menghitung besarnya koefisien jalur digunakan analisis regresi linear dari kedua persamaan struktural di atas. Analisis regresi menggunakan software IBM SPSS Statistics 16.
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Uji hipotesis koefisien jalur dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
- Secara individual/parsial:
1) Ho : ρYX = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogenus (X) terhadap variabel endogenus (Y).
H1 : ρYX ≠ 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogenus (X) terhadap variabel endogenus (Y).
2) Ho : ρZX = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogenus (X) terhadap variabel endogenus (Z).
H1 : ρZX ≠ 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogenus (X) terhadap variabel endogenus (Z).
3) Ho : ρZY = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogenus (Y) terhadap variabel endogenus (Z).
H1 : ρZY ≠ 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogenus (Y) terhadap variabel endogenus (Z).
- Secara simultan:
Ho : ρZX = ρZY = 0, artinya tidak terdapat pengaruh secara simultan dari variabel eksogenus (X) dan (Y) terhadap variabel endogenus (Z).
Ho : ρZX ≠ ρZY ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara simultan dari variabel eksogenus (X) dan (Y) terhadap variabel endogenus (Z).
Tingkat kepercayaan sebesar 95%, sehingga tingkat kesalahan atau α = 5% = 0,05.
Untuk menguji setiap koefisien jalur secara individu/parsial, digunakan uji t dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
• t hitung < t tabel →Ho diterima • t hitung ≥ t tabel →Ho ditolak
Untuk menguji koefisien jalur secara simultan, digunakan uji F atau uji signifikansi dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
• F hitung < F tabel → Ho diterima • F hitung ≥ F tabel → Ho ditolak • sig ≥ 0,05 → Ho diterima • sig < 0,05 → Ho ditolak