• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Kondisi Awal

Hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri 2 Bandungsari Kabupaten Grobogan sebelum dilakukan siklus I ( pra siklus ) masih rendah. terbukti nilai rata-rata siswa hasil pra siklus yaitu 51,75. Sementara KKM yang harus dicapai yaitu 65.

Hasil belajar matematika siswa kelas III pada saat pra siklus lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Distribusi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN

80-84 1 5% Tuntas 75-79 2 10% Tuntas 70-74 1 5% Tuntas 65-69 - - - 60-64 1 5% Tuntas 55-59 3 15% Tuntas 50-54 4 20% Belum Tuntas 45-49 3 15% Belum Tuntas 40-44 2 10% Belum Tuntas 35-39 1 5% Belum Tuntas 30-34 2 10% Belum Tuntas JUMLAH 20 100% KETUNTASAN 8 40% BELUM TUNTAS 12 60% RATA-RATA 51,75

Berdasarkan tabel 4.1, hasil belajar pra siklus peserta didik adalah sebagai berikut : berdasarkan nilai pra siklus menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah , dari 20 peserta didik masih ada 12 peserta didik atau 60% yang belum mencapai ketuntasan dan baru 8 peserta didik atau 40% yang telah mencapai nilai ketuntasan ≥ KKM yaitu 55. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat lebih jelas dalam grafik 4.1 di bawah ini.

(2)

Gambar 4.2 Hasil Belajar Pra siklus

Melihat kondisi tersebut di atas maka peneliti melakukan tindakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui tutor teman sebaya. Tugas tutor teman sebaya(siswa) yang ditunjuk sebagai tutor pada saat pembelajaran, yaitu membantu dan membimbing kelompok diskusi atau temannya dalam memahami soal cerita. Setelah memahami maksud dari soal, kemudian membimbing dalam memecahkan masalah atau soal. Selain itu tutor juga mempunyai tugas menjelaskan atau menjawab pertanyaan dari teman sekelasnya mengenai kesulitan dalam memecahkan masalah. Pemilihan pembelajaran dengan tutor teman sebaya tersebut tentu beralasan. Dalam menyelesaikan masalah matematika siswa harus terlebih dahulu memahami maksud dari soal tersebut, kemudian baru memecahkan permasalahannya. Dengan pembelajaran tutor teman sebaya tersebut, diharapkan hasil belajar siswa kelas III dapat meningkat.

4.2. Diskripsi dan Pelaksanaan Hasil Tiap Siklus 4.2.1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Hasil evaluasi yang diadakan saat pra siklus menjadi acuan peneliti untuk mengambil tindakan yang tepat dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang digunakan adalah tutor teman sebaya, diskusi kelompok, dan

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 Ju m lah si swa Interval nilai Siswa

(3)

penugasan. Alat peraga yang digunakan yaitu garis bilangan, permainan yang menyerupai sempoa dan bersusun dengan kotak sebagai alat demonstrasi dalam menyelesaikan masalah sesuai pada contoh soal yang diberikan.

Pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan 1 siklus I dimulai dengan memberikan motivasi kepada siswa dengan bernyanyi bersama dengan judul naik delman yang mengacu pada tema pengalaman, kemudian menanyakan kaitan lagu dengan pengalaman masing-masing siswa. Kegiatan inti dimulai dengan tutor masuk dalam kelompok kemudian memberikan satu contoh soal yang dikerjakan secara bersama-sama dalam masing-masing kelompok dengan menggunakan alat peraga mobil-mobilan dan jalan sebagai garis bilangan dengan bimbingan tutor.

Pada kegiatan akhir siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar. Melakukan evaluasi dengan memberikan soal untuk dikerjakan di buku masing-masing.

Pembelajaran ke 2 pada siklus I yaitu materi penyelesaian soal matematika pada penjumlahan tanpa menyimpan dan pengurangan tanpa meminjam. Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tugas tutor dalam setiap kelompok, memberikan motivasi kepada siswa agar selalu semangat dalam belajar. Melalui tanya jawab guru mengingatkan kembali materi pembelajaran yang lalu, kemudian dilanjutkan materi yang akan dicapai dengan alat peraga yang menyerupai sempoa. Siswa mengerjakan lembar kerja dengan bimbingan tutor.

Pada kegiatan akhir siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang dikerjakan secara mandiri tanpa bimbingan tutor.

Pembelajaran ke 3 pada siklus I yaitu materi penyelesaian soal matematika pada penjumlahan dengan menyimpan dan pengurangan dengan meminjam. Pembelajaran dimulai dengan mengulang materi yang lalu mengenai penjumlahan dan pengurangan. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan cara menulis yang diketahui, ditanya dan jawab. Siswa megerjakan soal latihan dalam kelompok dengan bimbingan tutor. Hasil pengerjaan soal latihan dibahas bersama secara klasikal.

Pada kegiatan akhir siswa dan guru membuat kesimpulan siswa diberi kesempatan bertanya bagi yang kurang jelas. Guru menjelaskan bahwa pertemuan

(4)

berikutnya akan diadakan tes, dan memberikan soal tugas untuk dikerjakan di buku tugas masing-masing.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada bulan Oktober 2010, Peneliti melakukan tindakan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut yaitu memilih dan mempersiapkan tutor teman sebaya yang dilaksanakan dua hari sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tutor yang disiapkan berjumlah 4 siswa, menyesuaikan dengan jumlah kelompok diskusi yang akan dilaksanakan dalam 4 kelompok. Kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan tutor yaitu dengan membagikan soal yang akan didiskusikan untuk dikerjakan kemudian dibahas bersama, setelah selesai tutor diberi penjelasan tentang aturan dan cara dalam membimbing teman-temanya.

1. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 siklus I

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka. Dengan indikator menaksir bilangan yang dibutuhkan letaknya pada garis bilangan. Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu guru menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam pembelajaran. Setelah selesai dipersiapkan guru memulai Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan salam kemudian dilanjutkkan dengan bernyanyi untuk memancing siswa mengetahui tema yang akan dibahas yaitu pengalaman. Guru memanggil siswa yang menjadi tutor dan menyuruh tutor masuk dalam kelompok. Guru menjelaskan cara kerja serta memberikan penjelasan bahwa kegiatan pembelajaran akan dibimbing tutor teman sebaya yang telah dipilih dan diberi pembekalan oleh guru dua hari sebelumnya.

Kegiatan inti dimulai dengan membagikan soal latihan kepada masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan soal tersebut bersama teman sekelompoknya dengan bimbingan tutor secara bersama. Mengerjakan soal nomor satu tentang letak titik pada garis bilangan. Guru mengawasi jalanya diskusi kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang mengalami kesulitan. Soal kedua dan ketiga menentukan bilangan pada garis bilangan dengan alat peraga mobil-mobilan yang berjalan disuatu garis

(5)

bilangan dengan bimbingan tutor. Siswa bersama tutor dengan dibimbing guru membahas secara klasikal soal cerita yang telah didiskusikan. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar, kemudian guru memberikan soal tugas untuk dikerjakan secara mandiri.

2. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2 siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka. Dengan indikator pencapaian pembelajaran memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan. Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran diantaranya kertas bergaris, bulatan-bulatan dan lem kertas yang dibuat menyerupai sempoa. Pada kegiatan awal guru melakukan tanya jawab untuk mengingatkan pembelajaran yang lalu tentang nilai tempat, memberikan motivasi kepada siswa tentang indikator yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti guru memberikan contoh soal matematika dalam bentuk cerita yang dikerjakan dalam masing-masing kelompok yang dibimbing oleh tutor dengan menggunakan alat peraga menyerupai sempoa untuk membantu memahami permasalahan. Tutor menjelaskan cara pengerjaan dengan menulis yang diketahui ditanya dan jawab. Setelah selesai siswa berdiskusi kelompok dengan bimbingan tutor untuk memecahkan tiga soal cerita yang diberikan guru. Guru bersama siswa dan tutor secara klasikal membahas tiga soal cerita yang telah didiskusikan.

Pada kegiatan akhir guru dan siswa membuat kesimpulan bahwa dalam melakukan operasi hitung harus menempatkan bilangan pada tempatnya baru dijumlahkan atau di kurangkan. Siswa mengerjakan soal evaluasi pada buku tugas masing-masing.

3. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 3 siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka.. Dengan

(6)

indikator pencapaian pembelajaran memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan.

Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran diantaranya kertas yang digunakan untuk menjumlah atau mengurangkan. Pada kegiatan awal guru melakukan tanya jawab untuk mengingatkan pembelajaran yang lalu, serta menyampaikan indikator yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti guru memberikan soal latihan yang harus dikerjakan dalam masing-masing kelompok yang dibimbing oleh tutor dengan menggunakan alat peraga kertas , untuk membantu memahami menyelesaikan soal matematika bentuk cerita. Setelah selesai siswa berdiskusi kelompok dengan bimbingan tutor untuk memecahkan 2 soal cerita yang diberikan guru. Guru bersama siswa secara klasikal membahas 2 soal cerita yang telah didiskusikan.

Pada kegiatan akhir guru member kesempatan pada siswa yang ingin bertanya dan membuat kesimpulan bersama-sama. Siswa mengerjakan soal tugas pada buku tugas masing-masing. Guru juga menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya yaitu akan diadakan tes / ulangan, serta memberikan motivasi pada siswa supaya lebih giat belajar di rumah.

c. Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3 pada sikus ke I, dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu observer. Bedasarkan indikator pengamatan, observer mengamati proses pembelajaran kelas III pada mata pelajaran matematika tentang penyelesaian soal matematika bentuk cerita. Observer mengamati keseluruhan proses pembelajaran meliputi perilaku atau kegiatan siswa, tindakan guru dan hasil belajar siswa serta memberi penilaian terhadap proses pembelajaran.

Hasil pengamatan guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan tutor teman sebaya dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita secara berkelompok. Pada saat tutor membimbing kelompok, ada beberapa anggota dalam satu kelompok yang bermain sendiri. Ada juga kelompok dalam melaksanakan kegiatan kurang

(7)

aktif kemungkinan karena kurang merata pada saat pembagian kelompok. Pada pertemuan terakhir pembelajaran siklus I diadakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan guru sebagai peneliti. Nilai hasil postes pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2

Distrbusi Nilai Hasil Belajar Siklus 1

NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN

95-100 2 10% Tuntas 90-94 1 5% Tuntas 85-89 1 10% Tuntas 80-84 - - - 75-79 3 15% Tuntas 70-74 2 10% Tuntas 65-69 1 5% Tuntas 60-64 2 5% Tuntas 55-59 1 10% Tuntas 50-54 4 15% Belum Tuntas 45-49 3 15% Belum Tuntas JUMLAH 20 100% KETUNTASAN 13 65% BELUM TUNTAS 7 35% RATA-RATA 65,50

Berdasarkan data tabel 4.2 dijelaskan bahwa peserta didik yang menjadi subjek penelitian ada 20 peserta didik, ada 7 peserta didik atau 35% dinyatakan belum tuntas karena perolehan hasil evaluasi pada akhir siklus I belum mencapai kriteria ketuntusan minimal(KKM) yang telah ditetapkan, yakni 55. Peserta didik yang berhasil memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 13 peserta didik atau 65%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pencapaian ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I meningkat yaitu 40% menjadi 65%. Hal tersebut menunjukkan peningkatan ketuntasan hasil belajar pada siklus I sebesar 25 %.

Berdasarkan data hasil nilai pra siklus dan nilai tes siklus I, dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata hasil tes pra siklus ke tes siklus I meningkat yaitu dari 51,75 menjadi 65,50. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 13,75%. Berdasarkan hasil belajar pra siklus dan tabel 4.2 dapat dibuat diagram perbandingan dalam grafik 4.2 di bawah ini.

(8)

Gambar 4.2

Perbandingan Distribusi Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus 1

Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ke Siklus I

PENINGKATAN HASIL

BELAJAR JUMLAH SISWA PERSENTASE

0( tetap ) 2 10%

1-10 4 20%

11-20 14 70%

Berdasarkan data tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa pada siklus I terdapat 90% siswa telah meningkat hasil belajarnya. dan terdapat 2 siswa atau 10% yang tidak meningkat hasil belajarnya.

d. Refleksi

Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara :

1) Membagi kelompok secara merata sesuai dengan kemampuan siswa serta membaginya sebelum pembelajaran.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 95 -10 0 90 -94 85 -89 80 -84 75 -79 70 -74 65 -69 60 -64 55 -59 50 -54 45 -49 40 -44 35 -39 30 -34 Ju m lah si swa Interval nilai Pra Siklus Siklus 1

(9)

2) Memberikan pengarahan pada siswa, jika mengalami kesulitan jangan malu-malu bertanya pada tutor.

3) Untuk mengatasi siswa yang bermain-main sendiri pada saat diskusi dengan cara memberikan pengarahan dan penjelasan akan pentingnya belajar serta lebih memperhatikan kegiatan siswa dalam setiap kelompok.

4) Memberikan pengertian pada siswa bahwa saat teman / tutor dari teman sekelasnya sedang berbicara atau memberi penjelasan harus kita perhatikan dan kita hargai. 5) Dari berbagai kekurangan yang ada pada siklus I maka, untuk itu perlu dilakukan

tindakan perbaikan pada siklus II.

4.2.2. Siklus II

Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada materi alat ukur dengan standar kompetensi menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam memecahkan masalah. Kopetensi dasar yang digunakan yaitu Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya(meteran, timbangan atau jam).

Berdasarkan refleksi pada siklus I maka pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II yaitu masih dilaksanakan pembelajaran dengan tutor teman sebaya. Selain itu dilaksanakan beberapa perbaikan, perbaikan pembelajaran yang dilakukan yaitu 1) Membagi kelompok secara merata sesuai dengan kemampuan siswa serta membaginya sebelum pembelajaran. 2) memberikan pengarahan pada siswa supaya lebih serius dalam memperhatikan penjelasan dari tutor teman sebaya/ tutor teman sekelas . 3) guru lebih memperhatikan kegiatan siswa pada tiap-tiap kelompok.

a. Perencanaan Tindakan

Hasil refleksi siklus I menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran pertemuan 1 siklus II dilakukan pembelajaran penyelesaian soal matematika bentuk cerita dengan Materi Alat Ukur. Pembelajaran yang dilakukan yaitu menggunakan tutor teman sebaya, diskusi kelompok, dan penugasan, demonstrasi. Alat peraga yang digunakan yaitu gambar macam-macam alat ukur, pita, timbangan dan jam sebagai alat demonstrasi dalam menyelesaikan masalah sesuai pada contoh soal yang diberikan.

(10)

Pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan 1 siklus II dimulai dengan memberikan motivasi kepada siswa dengan bernyanyi “layang-layang”. Berdasarkan nyanyian tersebutsiswa siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang isi lagu yang diarahkan kepada timbagan atau alat ukur.

Kegiatan ini dimulai dengan siswa mengamati gambar macam-macam alat ukur yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu alat ukur panjang, alat ukur berat dan alat ukur waktu. Siswa diingatkan lankah-langkah menyelesaikan lembar kerja siswa yang dikerjakan bersama-sama dalam masing-masing kelompok yang telah ditentukan sebelum pembelajaran dengan mengamati gambar macam-macam alat ukur dengan bimbingan tutor. Siswa berdikusi mengisi lembar kerja siswa bersama kelompok dan menyelesaikan 3 soal cerita tentang alat ukur yang tepat dalam suatu kejadian dengan bimbingan tutor sebaya. Setelah selesai diskusi masalah dibahas bersama secara klasikal dan menyimpulkan pembelajaran.

Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar. Melakukan evaluasi dengan memberikan soal untuk dikerjakan di buku masing- masing.

Pembelajaran pertemuan kedua pada siklus II yaitu materi pengunaan alat ukur panjang, berat dan waktu. Pembelajaran dimulai dengan mengingat macam-macam alat ukur yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti dimulai dengan mengingatkan langkah-lankah yang harus dikerjakan dalam disksi kelompok. Siswa masuk dalam kelompok masing-masing yang sudah dibagi secara merata. Siswa mengerjakan soal cerita dalam kelompok dengan menggunakan alat peraga pita untuk menggunakan alat ukur panjang dengan bimbingan tutor. Siswa mengerjakan saol cerita yang berkaitan dengan alat ukur berat dengan menggunakan alat peraga timbangan badan. Siswa melanjutkan mengerjakan soal yang berkaitan dengan alat ukur waktu untuk mengukur lamanya kegiatan dengan alat peraga jam dinding. Setelah selesai diskusi masalah dibahas bersama secara klasikal dengan dibimbing guru dan mengambil kesimpulan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan bertanya, memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar, memberikan penjelasan bahwa

(11)

pertemuan berikutnya akan diadakan tes, dan memberikan soal tugas untuk dikerjakan di buku masing- masing.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada bulan Nopember 2010. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I Peneliti melakukan tindakan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut yaitu membagi kelompok diskusi dan mempersiapkan tutor teman sebaya yang dilaksanakan dua hari sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tutor yang disiapkan berjumlah 4 siswa, menyesuaikan dengan jumlah kelompok diskusi yang akan dilaksanakan siswa kelas III yaitu 4 kelompok diskusi. Kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan tutor yaitu dengan membagikan soal yang akan didiskusikan siswa kelas III kepada tutor untuk dikerjakan kemudian dibahas bersama, setelah selesai tutor diberi penjelasan tentang aturan dan cara dalam membimbing teman sekelasnya.

1) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 siklus II

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan dan jam). Dengan indikator pencapaian pembelajaran menyebutkan jenis alat ukur sederhana.

Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu guru menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam pembelajaran. Setelah selesai dipersiapkan guru memulai pembelajaran. Kegiatan awal dimulai dengan bernyanyi yang berjudul layang-layang. Siswa ditanya hal yang ada dalam kalimat nyanyian seperti ku potong sama panjang, ku timbang dengan benang. Siswa diarahkan kepada indikator yang akan dicapai yaitu menyebutkan jenis alat ukur sederhana. Guru menunjukkan gambar macam-macam alat ukur dan siswa mangamatinya. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan, serta memberikan penjelasan bahwa kegiatan pembelajaran akan dibimbing teman sekelasnya sebagai tutor teman sebaya yang telah dipilih dan diberi pembekalan oleh guru dua hari sebelumnya.

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah menyelesaikan soal cerita, kemudian guru memberikan satu contoh mengisi table dari

(12)

memasukkan nama alat ukur, alat ukur apa dan kegunaanya kemudian mengerjakan soal cerita yang dikerjakan secara kelompok yang telah dibagi sebelum pelaksanaan pembelajaran, dan tiap kelompok secara bersama-sama menyelesaikan contoh soal dengan mengamati gambar. Setelah selesai mengerjakan satu contoh soal bersama tutor, dilanjutkan berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan tiga soal cerita yang akan dibimbing oleh tutor teman sebaya. Kemudian setelah selesai guru menunjuk perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusinya di papan tulis kemudian dibahas bersama guru. Siswa membuat kesimpulan pembelajaran dengan bimbingan guru.

Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar, kemudian guru memberikan soal tugas untuk dikerjakan secara mandiri.

2) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2 siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan dan jam). Dengan indikator pencapaian pembelajaran memilih alat ukur sesuai dengan benda yang diukur.

Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran diantaranya pita, timbangan badan dan jam dinding. Pada kegiatan awal guru bersama siswa melakukan tanya jawab untuk mengingatkan pembelajaran yang lalu, tentang macam-macam dan kegunaan alat ukur, serta menyampaikan indikator yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti siswa masuk dalam kelompok bersama dengan tutor, guru memberikan penjelasan bahwa pengisian lembar kerja dengan menggunakan alat ukur. Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dalam bentu soal cerita dengan menggunakan alat peraga yang dibimbing oleh tutor masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan dalam masing-masing kelompok yang telah dibagi sebelum pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua yang dibimbing oleh tutor teman sebaya dengan menggunakan alat peraga pita, timbangan badan dan jam dinding. Setelah selesai kemudian siswa berdiskusi kelompok dengan bimbingan tutor untuk memecahkan tiga soal cerita tentang pengukuran dengan alat ukur yang diberikan guru. Kemudian setelah selesai siswa dan tutor

(13)

membahas hasil pekerjaanya bersama guru. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran.

Pada kegiatan akhir guru memberikan soal tugas kepada siswa. Guru juga menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya yaitu akan diadakan tes / ulangan, serta memberikan motivasi pada siswa supaya lebih giat belajar dirumah.

c. Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke-1 dan ke-2 pada siklus II, juga dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu orang observer. Berdasarkan indikator pengamatan tersebut, observer mengamati proses pembelajaran di kelas III pada pelajaran matematika. Observer mengamati keseluruhan proses pembelajaran meliputi perilaku kegiatan siswa, tindakan kegiatan guru dan hasil belajar siswa serta memberi penilaian terhadap proses pembelajaran.

Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan tutor teman sebaya untuk menyelesaikan soal matematika secara berkelompok dengan baik. Pada saat kegiatan siswa sudah mengikuti dan memperhatikan penjelasan tutor dengan baik. Siswa yang mengalami kesulitan sudah aktif bertanya kepada tutor dikelompoknya. Kelompok sebelum pelaksanaan pembelajaran dibagi secara merata sehingga semua kelompok dapat berdiskusi dengan aktif dan lancar. Pada pertemuan terakhir siklus II diadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Nilai tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.

(14)

Tabel 4.4

Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus II

NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN

95-100 5 25% Tuntas 90-94 3 15% Tuntas 85-89 2 10% Tuntas 80-84 3 15% Tuntas 75-79 3 15% Tuntas 70-74 1 5% Tuntas 65-69 1 5% Tuntas 60-64 - - - 55-59 1 5% Tuntas 50-54 1 5% Belum Tuntas JUMLAH 20 100% KETUNTASAN 19 95% BELUM TUNTAS 1 5% RATA-RATA 82,25

Berdasarkan data tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi subjek penelitian ada 20 siswa. Peserta didik yang berhasil memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 19 siswa atau 95%. Peserta didik yang belum mencapai KKM adalah 1 siswa atau 5%.

Berdasarkan data hasil nilai siklus I dan nilai siklus II, dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata dari hasil tes siklus I ke tes siklus II meningkat yaitu dari 65,50 menjadi 82,25. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 16,75%. Sedangkan tingkat ketuntasan meningkat dari ketuntasan siklus I 65% dan ketuntasan siklus II menjadi 95%. Hal tersebut menunjuukkan bahwa ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 30%.

Perbandingan distribusi hasil belajar siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dalam grafik 4.3 di bawah ini.

(15)

Gambar 4.3

Perbandingan Distribusi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Kenaikan Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II

PENINGKATAN HASIL

BELAJAR JUMLAH SISWA PERSENTASE

0( tetap ) 1 5%

1-10 5 25%

11-20 8 40%

20-30 6 30%

Berdasarkan data tabel 5 dapat dijelaskan bahwa dari siklus I ke siklus II terdapat 95% siswa yang telah meningkat hasil belajarnya. dan terdapat 1 siswa atau 5% yang tidak meningkat hasil belajarnya dari siklus I ke siklus II.

0 1 2 3 4 5 95 -10 0 90 -94 85 -89 80 -84 75 -79 70 -74 65 -69 60 -64 55 -59 50 -54 40 -44 35 -39 30 -34 Ju m lah si swa Interval nilai Siklus 1 Siklus 2

(16)

d. Refleksi

Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang menjadi refleksi pada siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran menjadi lebih optimal dengan pemberian motivasi dan perhatian yang lebih dari guru pada setiap kelompok, sehingga pembelajaran dengan bimbingan tutor teman sebaya dalam masing-masing kelompok dapat berjalan dengan baik. Pembagian kelompok yang merata serta pemberian pengarahan dan kesempatan bagi siswa yang mengalami kesulitan supaya bertanya kepada tutor yang bertugas dikelompoknya juga sangat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan lancar, hasil pembelajaran telah mengalami peningkatan cukup besar walaupun masih ada satu siswa yang belumtuntas. Hasil pembelajaran dari siklus II yang telah mencapai tingkat ketuntasan 95 %.

Hasil Analisis Data

Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar siswa kelas III dengan bimbingan tutor teman sebaya. Lebih jelasnya paparan hasil dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Distribusi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

RATA-RATA TUNTAS BELUM TUNTAS PRA SIKLUS 51,75 (40%) 8 (60%) 12

SIKLUS I 65,75 (65%) 13 (35%) 7 SIKLUS II 82,25 (95%) 19 (5%) 1

Dari tabel perbandingan hasil belajar tiap siklus, dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal rata-rata hasil belajar siswa kelas III pada materi penyelesaian soal matematika bentuk cerita yaitu 51,75 dan terdapat 12 siswa atau 60% yang belum tuntas dalam belajarnya, sedangkan 8 siswa atau 40 % telah tuntas dalam belajarnya.

Hasil belajar siswa pada Siklus I menunjukkan peningkatan yang sangat besar. Rata-rata hasil belajar siswa kelas III pada materi penyelesaian soal matematika bentuk

(17)

cerita yaitu 65,50 dan terdapat 7 siswa atau 35 % yang belum tuntas dan 13 siswa atau 65 % yang telah tuntas.

Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah siklus II sangat memuaskan yaitu rata-rata hasil belajar siswa mencapai 82,25 dan 19 siswa atau 95% yang telah tuntas. Sementara itu hanya 1 atau 5% siswa belum tuntas. Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat ketuntsan belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan, lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini.

Grafik 4.4

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari tiap siklus. Peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan peningkatan pencapaian ketuntasan kriteria minimal dan peningkatan rata-rata nilai hasil evaluasi, di mana pencapaian ketuntasan pada kondisi awal adalah 40% dengan rata-rata nilai 51,75. Dilanjutkan dengan pencapaian ketuntasan pada siklus I adalah 65% dengan rata-rata nilai 65,50. Selanjutnya pencapaian ketuntasan pada siklus II meningkat menjadi 95 dengan rata-rata nilai 82,25.

Dari data di atas berarti ketuntasan siswa dari pra siklus ke siklus II meningkat sebesar 55%. Dan rata-rata hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus II meningkat

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Ju m lah Si swa Tuntas Tidak Tuntas

(18)

42

sebesar 30,50%. Peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ke Siklus II

PENINGKATAN

HASIL BELAJAR JUMLAH SISWA PERSENTASE

0( tetap ) - - 1-10 - - 11-20 3 15% 21-30 10 50% 31-40 5 25% 41-50 2 10%

Berdasarkan data tabel 7 dapat dijelaskan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke Siklus II yaitu 100% siswa telah meningkat hasil belajarnya. Dari data di atas berarti penggunaan tutor teman sebaya dapat meningkatkan hasil belajar penyelesaian soal matematika bentuk cerita siswa kelas III.

4.3. Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil analisis data di atas, maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas III setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan bantuan tutor teman sebaya. Hasil belajar pra siklus menunjukkan terdapat 8 siswa atau 40% siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan rata-rata hasil belajar siswa yaitu 51,75, kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat besar. Berdasarkan hasil tes pada siklus I terdapat 13 siswa atau 65% yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan rata-rata hasil belajar siswa yaitu 65,75. Untuk mencapai target 100% siswa tuntas maka dilakukan tindakan pada siklus II. Setelah dilakukan siklus II siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal meningkat menjadi 19 siswa atau 95% dan rata-rata hasil belajar siswa meningkat hingga 82,25.

Peningkatan hasil belajar pada siklus I mencapai 90% dan peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus II mencapai 100%. Dengan demikian hipotesis tindakan: tutor teman sebaya dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan hasil belajar

si s w a

(19)

matematika tentang penyelesaian soal matematika bentuk cerita pada siswa kelas III SD Negeri 2 Bandungsari telah terbukti dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu pada akhir siklus hasil belajar siswa meningkat hingga 100%. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 30,5 ketuntasan hasil belajar siswa meningkat sebesar 55% . Hal ini disebabkan karena menurut Susilowati (2009:3-27) Tutor adalah orang yang dipilih dari murid atau orang lain yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu murid lain dalam belajar. Apabila tutor dipilih dari murid, tentu saja murid yang lebih pandai dari murid lain, meskipun begitu bukan berarti harus murid yang paling pandai.

Selain hal tersebut di atas dalam pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini dipilih siswa yang mempunyai kemampuan lebih pandai(cerdas) dari pada siswa yang lain untuk membantu dan membimbing teman sekelasnya dalam belajar menyelesaikan soal matematika bentuk cerita. Tutor yang dipilih juga mempunyai kemampuan untuk membimbing dan menjelaskan pelajaran kepada teman-temanya. Siswa belajar bersama tutor yang seumur/sebaya, siswa tidak merasa enggan untuk bertanya pada saat mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan Arikunto (1986:62) bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.

2. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan.

3. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.

4. Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.

Gambar

Gambar 4.2  Hasil Belajar Pra siklus

Referensi

Dokumen terkait

Dari perhitungan jarak tempuh menggunakan Manhattan Distance dan dikalikan dengan frekuensi pekerja maka masing-masing fasilitas akan dapat ditetapkan koordinat

Dengan jumlah nilai sebesar 425 yang termasuk dalam interval 420– 500 dengan katagori sangat setuju, maka dapat disimpulkan responden menyatakan sangat setuju dengan

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta memberikan kesehatan,

Sistem ember adalah salah satu sistem pemerahan yang menggunakan mesin sebagai pengganti tangan yang dapat dipindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain.

sarana, prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

Tanaman jagung yang terinfeksi penyakit hawar daun pada fase vegetatif menyebabkan tingkat penularan yang lebih berat dibanding bila penularan terjadi pada tanaman yang lebih tua

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan

Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan perbandingan rancangan dari penggunaan lori dan conveyor dari aspek teknis, beban kerja, pengukuran risiko, serta