• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP. A. Simpulan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Pemikiran kolektif (collective minds) komunitas petani Kabupaten Kebumen dapat dikelompokkan menjadi enam ranah, yaitu 1) ranah pertanian padi gaga, 2) ranah empang sawah, 3) ranah perkebunan, 4) ranah pengobatan tradisional, 5) ranah tanaman nonpangan, dan 6) ranah peternakan. Pemikiran kolektif pada ranah pertanian padi gaga mencangkup kategori penetapan masa tanam, masa pembibitan, masa pengolahan tanah sawah, masa tanam, pemupukan, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Ranah perkebunan terbagi atas beberapa kategori diantaranya kategori kelapa nderes, pemeliharaan pohon kelapa, proses menderes bedhel-walla, bagian kelapa dan pemanfaatannya, dan gandul kalifornia. Pada ranah empang sawah terdapat kategori berbagai jenis ikan dan cara mengembangkannya, ranah peternakan,, ranah tanaman nonpangan dan ranah pengobatan tradisional. Masing-masing kategori memiliki ekspresi linguistik pada tataran satuan lingual kata, frasa, kalimat, dan wacana. Sebagai contoh satuan lingual kata seperti mangsa „musim‟, satuan lingual frasa mangsa rendeng „musim penghujan‟, satuan lingual kalimat gareng ngereng-ngereng „binatang gareng berbunyi‟, dan satuan lingual tingkat wacana dijumpai pada bentuk folklore losan seperti ceritera pandan kuning, Dewi Sri, dan Santri Gudhig. Melalui kategori dan ekspresi linguistinya dapat diidentifikasi kearifan lokal komunitas petani yang meliputi kearifan lokal kultural, Kearifan astronomi, Kearifan teknik, kearifan ekomoni, dan kearifan sosial. Kearifan lokal tersebut mengacu pada kearifan lokal yang signifikan komunitas petani yaitu pemilihan komunitas petani yang tetap memilih menjadi petani subsisten meskipun banyak pekerjaan sampingan yang secara financial lebih menguntungkan. Hal itu tercermin dalam ekspresi mereka: Damene wong tani ki yo cakar bumi‟Damainya

(2)

commit to user

petani adalah mengolah tanah‟ dan kabeh nelayan mesti tani, neng kabeh tani

durung mesti nelayan, kabeh penderes ki yo tani neng wong tani durung tentu nderes „semua nelayan pasti petani namun semua petani belum tentu nelayan,

semua penderes adalah petani namun semua petani belum tentu penderes‟. Kajian etnolinguistik di lokasi penelitian memperlihatkan karakteristik temuan berupa sejumlah kearifan lokal original komunitas petani Jawa daerah transisi yang relevan dengan kategori dan ekspresi linguistik penuturnya. Seperti ekspresi yang memperlihatkan pandangan dunia, pandangan hidup, dan pola pikir masyarakatnya.

Folklor di lingkungan komunitas petani memiliki banyak fungsi yang menyiratkan kearifan lokal masyarakat petani di sana. Menurut bentuknya, folklor dapat di golongkan menjadi tiga jenis, yakni 1) folklor bukan lisan yang berbentuk rumah tradisional, aneka makanan tradisional, dan jamu tradisional, 2) bentuk folklor setengah lisan/sebagian lisan adalah upacara tradisi yang menggunakan berbagai sarana yang memiliki makna simbolik dan dibarengi dengan ungkapan verbalnya, dan 3) folklor lisan berupa dongeng/prosa lisan, cerita yang beredar secara verbal dan turun temurun di lingkungan komunitas petani Kabupaten Kebumen. Karena folklor merupakan produk suatu pemikiran dan imajinasi komunitas petani yang telah menjadi bagian dari budaya mereka maka folklor memiliki fungsi dan bentuk tertentu yang dapat mencerminkan kearifan local, diantaranya. 1) Kearifan lokal kultural yang terwujud dalam bentuk a) kesabaran, b) gotong royong/kerjasama, c ) kemanusiaan, dan d) moral. 2) Kearifan spiritual yang berkaitan dengan dunia supranatural taitu kepercayaan kepada hyang widhi wasa yakni penguasa tertinggi/Tuhan. 3) Kearifan Lokal Simbolis adalah upaya masyarakat dalam menyampaikan segala permohonan, baik kepada Tuhan maupun mahkluk lain yang disebut gaib melalui simbul-simbul. 4) Kearifan Lokal Ekonomi misalnya masih adanya system

uruban’barter‟. 6) Kearifan lokal praktikal banyak dijumpai pada praktik-praktik

pembuatan rumah, pembuatan jamu tradisional yang merupakan folklor bukan lisan. 7) Kearifan Lokal Hisitoris (historical Wisdom) yang terwujud dalam bentuk penghormatan terhadap nenek moyang dan leluhur dengan ekspresi mikul

(3)

commit to user

duwur mendem jero „mengingat segala kebaikannya dan melupakan

kejelekannya‟, dan berbagai peringatan kematian lainnya. Dari semua folklore terdapat kearifan lokal yang signifikan dalam komunitas petani yakni kearifan dalam beradaptasi terhadap pengaruh luar dengan menggunakan kearifan lokal setempat sebagai filter agar pengaruh yang baik nantinya akan menjadi kearifan modern. Secara spesifik kategori dan ekspresi yang mengandung konsep budaya yang merefleksi kearifan lokal ditemukan dalam sejumlah folklor dengan aneka jenis seperti folklor lisan, bukan lisan, dan sebagian lisan.Masing-masingnya menampilkan kearifan lokal yang bersifat karakteristik daerah transisi. Kearifan lokal yang bersifat adaptasi ditemukan dalam folklor yang berbeda jenis dari kearifan yang bersifat original.

Ditinjau dari pandangan dunia, pandangan hidup, dan pola pikir masyarakat petani juga dapat diketahui kearifan lokal yang masih dipertahankan. Pandangan dunia masyarakat merupakan cara mereka memandang adanya dunia yang mereka tempati, yakni merupakan sesuatu yang tidak ada dengan sendirinya melainkan ada yang menciptakan sehingga perlu untuk menghormati sang pencipta dengan cara melakukan kegiatan spiritual. Dalam kegiatan spiritual masyarakat melaksanakan berbagai bentuk tirakat yang pada dasarnya adalah suatu upaya untuk mendekatkan diri kepada Hyang Widhi Wasa atau kekuatan tertinggi dengan berbagai utusannya. Menyadari bahwa manusia bukanlah satu-satunya ciptaan melainkan ada mahkluk lain yang anggap gaib. Gaib ini juga perlu dihargai keberadaannya itulah sebabnya masyarakat petani di lokasi penelitian juga sering mengadakan upaya komunikasi dengan mereka sebagai bentuk negosiasi agar tidak saling mengganggu dengan ungkapan podo podo

umate Allah. Pandangan hidup komunitas petani merupakan cara memandang

masyarakat akan kehidupan ini bahwa manusia diciptakan sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Oleh sebab itu, manusia memiliki sisi individu dalam dengan privasinya menentukan pilihan hidupnya dan sisi sosial karena manusia tidak bisa dipisahkan dengan manusia lain dalam mengarungi kehidupan meskipun dalam hal keperluan individu sekalipun. Pola pikir komunitas petani terlihat dalam bentuk tingkah laku mereka sehari-hari yakni kesederhanaan, kerja

(4)

commit to user

keras, dan menjaga keselarasan alam dan manusia. Dalam melaksanakan kehidupan sehari hari masyarakat mempertimbangkan adanya konsep hari baik, angka baik, dan menghormati leluhur mereka. Hal ini dilakukan semata-mata memberikan irama yang baik dalam memanfaatkan alam semesta tidak terlalu mengeksploitasi alam tanpa mengenal waktu. Pemikiran yang demikian itu mampu melestarikan alam dan menyeimbangkan alam semesta sehingga tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk berlindung sehingga alam tetap dapat menjadi penyedia makanan bagi kelangsungan hidup mereka. Dengan mencermati pandangan dunia, pandangan hidup, dan pola pikir masyarakat petani ini dapat terkuak keraifan lokal masyarakatnya yakni, dalam bentuk upaya masyarakat menjaga keseimbangan antara makrocosmos dan mikrokosmos melalui berbagaai manivestasinya yang terekspresikan

akal-agama-wirang-ngamal soleh, yakni sebagai manusia selain menggunakan kepandaian juga harus

memiliki agama atau kepercayaan kepada Tuhan sang Pencipta dan selanjutnya mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk perbuatan yang baik bagi sesama. Kearifan lokal yang tercermin dalam pandangan dunia, pandangan hidup, dan pola pikir masyarakat daerah transisi yang berbahasa Jawa “dialek Badhek” seperti tercermin dalam kategori dan ekspresi penutur bahasanya dapat diamati melalui unit-unit lingual berwujud leksikon, rangkaian kata (frasa), klausa, kalimat, dan wacana. Aneka unit lingual yang berupa perilaku verbal yang diungkapkan dalam bahasa komunitas petani meliputi bukan saja ranah pertanian tetapi juga ranah perkebunan, obat-obatan, aktivitas membuat empang sawah, dan peternakan. Kharakteristik pandangan dunia yang memperlihatkan keaslian pandangan kolektif masyarakat di daerah transisi adalah konsep spiritual yang secara spesifik menonjolkan peranan Wujud Tertinggi dalam kehidupan komunitas petani. Konsep spiritual tersebut merupakan perpaduan pandangan religi akulturatif antara pandangan Jawa original dan adaptasi budaya yang diadopsi dari pusat budaya Jawa. Sang Hyang WidiSing Gawe Urip.

Sebagai daerah transisi yang komunitas petaninya sedang mengalami transformasi tentu saja memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik tersebut dilatarbelakangi oleh faktor historis yang mebuatnya menjadi daerah yang

(5)

commit to user

memiliki kecenderungan seperti daerah periferal namun juga tidak dapatdi pungkiri bahwa pengaruh pusat budaya juga memberi pengaruhnya. Karakteristik tersebut meliputi karakteristik budaya, karakteristik bahasa, dan karakteristik pertanian. Karakteristik budaya meliputi adanya bentuk upacara sesaji yang mempunyai kemiripan dengan daerah periferal (sama-sama menggunakan tumpeng megana) namun terdapat inovasi sebagai betuk transformasi matapencaharian (misalnya adanya sesaji darat yang menggunakan hasil laut sedangkan sesaji laut hanya menggunakan hasil bumi dengan ekspresi

mbagehi‟memberi bagian‟). Karakteristik kebahasaan meliputi adanya

kharakteristik pemakaian bahasa dalam bentuk dialek badhek dan adanya perubahan semantik yang meliputi perubahan meluas, menyempit, dan diversifikasi makna. Perubahan semantic meluas seperti jenis papaya yang semula hanya kates jawa, wulung, jingga bertambah menjadi jawa, wulung, jingga,

gandhul California, orange lady, Thailand, Bamgkok, perubahan menyempit

diantaranya makna nderes yang semula bisa untuk pohon karet, pine, dan kelapa pada dataran rendah Pesisir Selatan hanya untuk kelapa, sedangkan diversifikasi makna terjadi pada kata kuning yang semula berarti warna menjadi nama sebuah penyakit dan petilasan. Karakteristik pertanian meliputi resistensi yaitu tanaman

pari gaga’padi gaga‟, klapa‟kelapa‟, budin‟singkong‟, inovasi yaitu tanaman

sayur yang dapat tumbuh di daerah panas dan pesisir seperti terong, tomat, lombok, dan substitusi yakni pergantian tanaman perkebunan seperti karet dan pines menjadi gandul California‟pepaya kalifornia‟, Orange Lady‟pepayan orange‟, Thailang‟pepaya Thailand‟, Bangkok‟pepaya Bangkok‟. Karakteristik daerah transisi dari sudut bahasa memperlihatkan kekhasan yang dikenal sebagai “dialek Bhadek” oleh komunitas petani Kabupaten Kebumen. Penutur bahasa dari ranah pertanian memperlihatkan berbedaan yang signifikan dengan daerah periferal dan daerah pusat budaya. Selain itu dari sisi budayanya tampak pula karakteristik yang berbeda antara budaya daerah transisi yang cenderung mengalami transformasi dari daerah periferal tanpa bebas dari inovasi eksternal daerah pusat budaya Jawa.

(6)

commit to user 2. Saran

Hasil kajian menunjukkan bahwa masih banyak kategori dan ekspresi linguistik yang mencerminkan kearifan hidup komunitas petani yang masih asli dan memiliki kemiripan dengan daerah relik di Watu Agung yang bahasanya masih menggunakan bahasa Jawa tanpa tingkat tutur. Daerah kabupaten Kebumen merupakan daerah dataran rendah yang sebagian masyarakatnya tinggal di Pesisir Selatan Kebumen. Mereka yang tinggal di sana mengalamami peralihan mata pencaharian menjadi nelayan tanpa meninggalkan mata pencaharian aslinya sebagai petani. Oleh sebab itu sepantasnya mendapatkan apresiasi terhadap usaha transformasi mata pencaharian masyarakat petani menjadi nelayan dengan memberi bantuan berupa peralatan dan bimbingan agar dapat membantu perkembangan ekonomi di Pesisir Selatan sehingga mempermudah aktualisasi masyarakat di sana untuk menjadi nelayan yang produktif selain menjadi petani dan penderes.

Melalui kajian folklor yang beredar di masyarakat petani dapat diketahui ternyata banyak dijumpai folklor yang masih lisan yang sebenarnya akan sangat menarik untuk dibukukan dalam rangka pelestarian budaya dan nilai luhur. Pelajaran yang termuat dalam folklor merupakan produk sebuah budaya suatu masyarakat petani yang masih tradisional. Setelah pendokumentasian folklor lisan ini terwujud hendaknya pemerintah daerah Kabupaten Kebumen bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk melestarikan folklor yang ada dalam pembelajaran sekolah mulai jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Mengenai folklor sebagian lisan yang berupa upacara tradisi perlu mendapat perhatian dari sudut pandang lain selain hanya melalui linguistiknya yang terbalut dalam budaya petani, melainkan dapat dikaji melalui berbagai disiplin ilmu lain seperti antropologi, analisis wacana pada ungkapan verbal saat ritual seperti yang pernah dilakukan oleh Syarifudin, 2008 yang mengkaji tentang mantra nelayan Bajo.

(7)

commit to user

Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen dapat mengembangkan tempat-tempat petilasan yang ternyata masih menarik untuk dikunjungi oleh orang lain dari berbagai daerah dapat menjadi tujuan, objek, dan tempat pariwisata, sehingga mampu membantu pengembangan desa pesisir Pantai selatan Kebumen tersebut. Pesisir Selatan merupakan pantai yang sangat indah dan rindang namun belum tergarap dengan baik meskipun telah ada campur tangan dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dalam menghijaukan pantai dengan tanaman cemara yang mampu membuat pantai menjadi hijau dan rindang. Melalui berkembangnya sektor pariwisata maka makanan tradisional, produk gula kelapa, aneka jenis pepaya, dan hasil panenan lain dapat membantu pengembangan produk makanan rumahan menjadi industri. Berkembangnya sektor industri rumahan yang signifikan akan dapat menambah penghasilan asli daerah (PAD) Pemkab Kebumen.

Dilihat dari segi cara pandang komunitas petani tentang dunia ini, dapat diketahui adanya unsur-unsur luar yang telah masuk dan mempengaruhi kehidupannya, terbukti bahwa agama Islam menempati posisi yang utama dalam komunitas petani Kabupaten Kebumen. Akan tetapi, masyarakat petani masih menggunakan mantra-mantranya yang dibalut dengan ke Islaman untuk berhubungan dengan wujud tertinggi dan alam sekitar. Hal ini merupakan sesuatu yang unik karena adanya penggabungan ajaran Islam dengan kepercayaan tradisional (terdapat Islam-Jawa dan Jawa Islam). Dengan kata lain, mereka menjalankan agama yang dianutnya, tetapi tidak bisa terlepas dari tradisi-tradisi yang dilarang oleh Islam. Oleh karena itu, perlu kajian lanjutan tentang Islam kejawen dalam corak daerah transisi.

Kuatnya ketergantungan pada alam, penguasa tertinggi, alam gaib memperlihatkan bahwa pengaruh pengetahuan belum banyak mengubah pola tersebut. Maksudnya, pengetahuan belum dikuasai sehingga pandangan-pandangan tentang dunia masih bersifat tradisional. Hal ini disebabkan hanya sebagian kecil masyarakat mengenyam pendidikan menengah dan apabila mereka mendapat pendidikan segera pergi keluar desa untuk menjadi TKI (tenaga kerja Indonesia) di luar negeri atau di kota besar. Oleh karena itu, tulisan ini

(8)

commit to user

direkomendasikan kepada pemerintah daerah dalam mengusahakan ilmu pengetahuan dan tehnologi masuk dalam dunia komunitas petani namun dalam pelaksanaannya dan pemberdayaan pembangunan harus disesuaikan dengan sistem pengetahuan dan pola pikir komunitas petani di Kebumen dan khususnya di pesisir Selatan Kebumen ini.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi pihak yang hendak melangsungkan perkawinan, disosialisasikan bahwa terdapat peraturan yang mengatur tentang Perkawinan, yaitu Undang – Undang Nomor 1 Tahun

Sedangkan lead yang digunakan Harian Jogja cenderung mengarahkan pembaca untuk membuat kesimpulan jika pembangunan bandara sangat diperlukan dan banyak masyarakat yang

Forex4you berhak untuk mendedahkan dan menerbitkan nama, dan perincian lain (termasuk gambar) mana-mana peserta / pemenang dalam mod dan cara yang Forex4you

laporan dari masing2 Fasda yg ada di daerah kab/kota Kendala mengenai sumber dana untuk kegiatan Diklat Masih banyak yang belum ikut diklat karena jumlah peserta terbatas Waktu

RPP ditulis oleh : Yaroh Mustain, S.Si, e-Mail: [email protected] Mustain Zaini Klinik IPA Mustainzaini klinik-ipa.blogspot.com 2 Disajikan beberapa

tabrakan tersebut, saksi melihat Terdakwa mengendarai sepeda motor. menuju arah Tanjung

Tanaman yang berasal dari selulosa biasanya terkontaminasi dengan hemiselulosa, lignin, pektin dan zat lainnya, sedangkan selulosa mikrob cukup murni, memiliki kadar air

Berdasarkan pertimbangan diatas maka diharapkan modifikasi analog kurkumin pada gugus tengah dengan suatu N-heterosiklik monoketon dan rantai samping dengan subtituen gugus