• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF UNTUK MENCAPAI MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF UNTUK MENCAPAI MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA. Abstract"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 62

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF

UNTUK MENCAPAI MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA Oleh:

Ni Nengah Selasih Staf Pengajar Pascasarjana

Program Studi Magister Sastra Agama Konsentrasi Bahasa Bali E-mail: nghselasih@gmail.com

Abstract

The units of early childhood education is an institutions that provide educational services for children under 6 years old, those are TK, KB, TPA. Its implementation is based on Juridical, Philosophical basis, and also isomorphic scientific platform of early childhood education (ECE), which means that it is constructed from an interdisciplinary science that combines several disciplines. The principle of ECE is children needs oriented where learning is done through playing; using friendly environment; using integrated learning; develop a variety of life skills; using a variety of educational media and learning resources. The role of ECE teachers are being A professional educators with the primary task of educating, teaching, guiding or leading, training, assessing and evaluating the students on early childhood education in both formal, primary and secondary education. The process of education and learning in early childhood should be done by providing the basic concepts that have significance for the child through a real experience. At an early age ranges, children experience a golden age which is a period in which the children begins to be sensitive / insensitive in receiving various stimuli. Sensitive period is a period in which the physical and psychological maturity functions are ready to respond the stimulation provided by the environment. This period is also the period when the first foundation is given to develop cognitive, affective, psychomotor, language, socio-emotional and spiritual abilities.

The instructional process of Early Childhood Education needs to take the advantage of ICT, as a large umbrella term that covers all the technical equipment to process and deliver information that has three main functions: 1) technology serves as tools; 2) technology serves as science; 3) Technology as materials and tools for learning/literacy. Utilization of ICT in early childhood should consider the principles in the provision of facilities and infrastructure for ECE instructional process, although in practice it can be controlled by or under the supervision of educators. Therefore, the use of ICT in learning needs to be designed, planned, implemented, and always be evaluated from time to time.

Keywords: Instructional Strategy, Holistic-Integrative, Early Childhood

(2)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016

63 Abstrak

Satuan pendidikan anak usia dini merupakan institusi pendidikan anak usia dini yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai dengan 6 tahun, TK, KB, TPA. Pelaksanaannya berdasarkan pada Landasan Yuridis, Landasan Filosofis, Landasan Keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu. Prinsip Pendidikan anak usia dini, yakni berorientasi pada kebutuhan anak; belajar melalui bermain; menggunakan lingkungan yang kondusif; menggunakan pembelajaran terpadu; mengembangkan berbagai kecakapan hidup; menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar; menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar. Peranan guru PAUD adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing atau mengarah, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan menengah. Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata. Pada rentang usia dini, anak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa di mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, bahasa, sosio emosional dan spiritual.

Pembelajaran PAUD perlu memanfaatkan TIK, sebagai payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi yang memiliki tiga fungsi utama, yaitu 1) teknologi berfungsi sebagai alat (tools); 2) teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science); 3) Teknologi sebagai bahan dan alat bantu untuk proses pembelajaran (literacy). Pemanfaatan TIK dalam PAUD harus mempertimbangkan prinsip dalam penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran bagi anak usia dini, sekalipun dalam praktiknya dapat dikendalikan oleh atau di bawah pengawasan pendidik. Oleh sebab itu, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran perlu dirancang, direncanakan, dilaksanakan, dan selalu dievaluasi dari waktu ke waktu.

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran, Holistik-Integratif, Anak Usia Dini

(3)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 64

I. Pendahuluan

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini; Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). Yuliani Nurani Sujiono, (2009:7) Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang

sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan

kepribadian anak. Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age).

II. Pembahasan

2.1 Satuan Pendidikan Anak Usia Dini

Satuan pendidikan anak usia dini merupakan institusi pendidikan anak usia dini yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai dengan 6 tahun. Di Indonesia ada beberapa lembaga pendidikan anak usia dini yang selama ini sudah dikenal oleh masyarakat luas, yaitu:

A. Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Atfal (RA).

TK merupakan bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun, yang terbagi menjadi 2 kelompok : Kelompok A untuk anak usia 4 – 5 tahun dan Kelompok B untuk anak usia 5 – 6 tahun.

B. Kelompok Bermain (Play Group)

Yuliani Nurani Sujiono, (2009:23) kelompok bermain merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun

(4)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016

65 C. Taman Penitipan Anak (TPA)

Yuliani Nurani Sujiono, (2009:24) taman penitipan anak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. TPA adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain.

2.2 Landasan Pendidikan Anak Usia Dini

A. Landasan Yuridis Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya”.

Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”(1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”

B. Landasan Filosofis Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik. Standar manusia yang “baik” berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam

(5)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 66

orientasi atau tujuan pendidikan. Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya. Bangsa Indonesia juga sangat menghargai perbedaan dan mencintai demokrasi yang terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya “berbeda tetapi satu.” Dari semboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjunjung tinggi hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan, diharapkan anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya, sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya. Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut, maka kurikulum sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus memperhatikan pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung.

C. Landasan Keilmuan Pendidikan Anak Usia Dini

Yuliani Nurani Sujiono, (2009:10) konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu, diantaranya: psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neuro sains atau ilmu tentang perkembangan otak manusia. Berdasarkan tinjauan secara psikologi dan ilmu pendidikan, masa usia dini merupakan masa peletak dasar atau fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima anak pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta stimulasi dari lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh besar pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Dari segi empiris, banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting, karena pada waktu manusia dilahirkan. Menurut Clark (dalam Yuliani Nurani Sujono, 2009) kelengkapan organisasi otaknya mencapai 100 – 200 milyard sel otak yang siap dikembangkan dan diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan optimal, tetapi hasil penelitian menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai karena kurangnya stimulasi yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak.

(6)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016

67 2.3 Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Yuliani Nurani Sujiono, (2009:42-43) secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah:

1. Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya.

2. Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik.

3. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif, sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar.

4. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.

5. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mngembangkan konsep diri yang positif dan kontrol diri.

6. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya kreatif.

2.4 Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini, pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip (Forum PAUD, 2007), sebagai berikut.

1. Berorientasi pada kebutuhan anak

2. Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.

3. Belajar melalui bermain

4. Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.

5. Menggunakan lingkungan yang kondusif

6. Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa, sehingga

menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan

keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

7. Menggunakan pembelajaran terpadu

8. Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan

(7)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 68

minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas, sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.

9. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup

10. Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak

belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan

bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.

11. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar 12. Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan

alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru.

13. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar 14. Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara

bertahap, di mulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan–kegiatan yang berluang. 2.5 Peranan Guru Dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Guru adalah kata yang sangat akrab di kalangan anak didik, demikian juga kata murid akrab di kalangan guru. Dengan demikian, ada keterpaduan yang harmonis antara guru dan murid. Di zaman dulu, guru adalah sosok yang disegani bukan saja oleh murid, namun juga oleh masyarakat. Kondisi saat itu membentuk opini masyarakat bahwa guru adalah sosok yang serba tahu, sehingga menjadi tempat bertanya bagi masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu serta berkembanganya zaman memasuki era globalisasi, maka tuntutan masyarakat juga mengalami perubahan. Sekarang guru diharapkan memiliki kompetensi, keterampilan, berwawasan serta kreatif, di samping secara normatif tetap sebagai sosok yang “digugu dan ditiru” mampu membangun citra guru yang baik, seperti yang tertera di dalam undang-undang guru dan dosen pasal 1 ayat 1 tahun 2005, yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing atau mengarah, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan menengah. Dengan demikian, guru diharapkan melaksanakan tugas kependidikan yang tidak semua orang dapat melakukannya, artinya hanya mereka yang memang khusus telah bersekolah untuk menjadi guru yang dapat menjadi guru profesional.

Guru adalah profesi yang mulia, pada hakikatnya setara dengan jabatan profesi lainnya, seperti kata pepatah, guru dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan profesi lainnya, seperti dokter, pengacara, apoteker dan lain-lain, yang bersifat profesi, bernomor registrasi dan memiliki kode etik profesi. Dengan demikian, menciptakan guru profesional adalah suatu hal yang mendesak diberlakukan negara kita, karena memposisikan

(8)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016

69 guru seperti itu akan memperbaiki nasib guru yang selama ini

termarjinalkan (terpinggirkan), guru juga akan menjadi lebih bertanggung jawab pada pekerjaannya. Sementara itu dalam Perpu 19 tahun 2005 dikatakan bahwa seorang guru haruslah memiliki 4 kompetensi, yakni kompetensi paedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional. Adapun untuk kompetensi guru PAUD di Indonesia sudah dibuatkan standart tersendiri, diantaranya seorang guru PAUD hendaknya memiliki rasa seni (sense of art) dan berbagai bentuk disiplin agar dapat mengenali pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, selain itu seorang guru PAUD diharapkan memiliki pemahaman teori perkembangan dan implikasinya secara praktis terlebih lagi guru PAUD harus memahami bahwa anak belajar dalam bermain. Dari uraian di atas, tampak bahwa menjadi guru PAUD ternyata tidak hanya berdasarkan naluri keibuan atau kebapakan semata, namun diharapkan dapat memahami tentang peraturan perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak didik, tempat kerja, dan lain-lain. Semua itu hendaknya dilakukan dengan ikhlas, karena guru PAUD diharapkan ikut serta membentuk manusia Indonesia seutuhnya dengan beragam pendekatan seperti Montessori, Regio Emilio, High Schoop ataupun pendekatan dari Indonesia, seperti metode dari Taman Siswa, INS Kayu Tanam, dan KH Ahmad Dahlan ketiganya menanamkan nilai-nilai moral dan budi pekerti sejak awal anak mengenal pendidikan formal. Guru juga diminta agar dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan aman serta gembira demi untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar (PBM), serta dapat bekerja sama dengan orang tua serta masyarakat (komite sekolah) dalam mengambil prakarsa sekolah.

2.6 Pembelajaran Inovatif Pendidikan Anak Usia Dini

Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata. Hanya pengalaman nyatalah yang memungkinkan anak untuk menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu (curiousity) secara optimal dengan menempatkan posisi pendidik sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak. Melalui proses pendidikan seperti ini diharapkan dapat menghindari bentuk pembelajaran yang hanya berorientasi pada kehendak guru yang menempatkan anak secara pasif dan guru menjadi dominan. Proses pendidikan mempunyai peranan penting dalam upaya pengembangan individu secara khusus dan pengembangan bangsa secara umum. Proses pendidikan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengembangkan seluruh kemampuan dan keterampilan secara optimal. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya diberikan sedini mungkin agar upaya pengembangan kemampuan dan keterampilan individu dapat berlangsung optimal. Pada rentang usia dini, anak mengalami

(9)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 70

masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa di mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, bahasa, sosio emosional dan spiritual.

Upaya pengembangan individu melalui proses pendidikan berlangsung di berbagai lembaga-lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan anak usia dini. Pada saat ini telah bermunculan berbagai lembaga pendidikan anak usia dini yang menggunakan standar internasional di kota-kota besar di Indonesia, terutama lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) yang mengadopsi kurikulum penyelenggaraan dari berbagai Negara maju. Kurikulum yang dikembangkan tersebut mengacu kepada model pembelajaran yang sudah ada di negara tertentu yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Beberapa model pendidikan yang dimaksud, antara lain model pembelajaran aktif, model pembelajaran proyek, model pembelajaran berbasis masyarakat dan model pembelajaran keterampilan hidup.

2.7 Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran PAUD

Teknologi informasi merupakan studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar. Lucas (dalam munir, 2008) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirim informasi dalam bentuk elektronik, micro komputer, komputer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak memproses transaksi, perangkat lembar kerja dan peralatan komunikasi dan jaringan merupakan contoh teknologi informasi. Informasi yang disampaikan berupa pesan-pesan elektronik.

Keterkaitan Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi menekankan pada pelaksanaan dan

pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan,

menyimpan, mengmbil, memanipulasi atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi elektronik

terutama komputer. Sedangkan teknologi komunikasi

menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika dan lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif. Meskipun secara terpisah masing-masing kata pembentuknya memiliki makna sendiri-sendiri, namun secara konsep pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak terpisahkan, sebagaimana ditulis dalam Wikipedia berikut:

(10)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016

71 “...TIK adalah payung besar terminologi yang mencakup

seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan” (id.wikipedia.org, diakses tanggal 19 peb 2012). Jadi, TIK mengandung pengertian segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, perekayasaan, pengelolaan, dan pemindahan informasi antar media

Fungsi TIK dalam Pembelajaran PAUD. TIK memiliki tiga fungsi utama dalam pembelajaran, yaitu:

1. Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), mengandung pengertian dalam hal ini perangkat teknologi digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, misalnya sebagai alat untuk mengolah kata, mengolah angka, membuat grafik, dan lain-lain.

2. Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science), mengandung pengertian bahwa teknologi adalah bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai peserta didik, misalnya teknologi komputer menjadi jurusan di sekolah atau adanya mata pelajaran TIK di sekolah, sehingga menuntut peserta didik untuk menguasai komptensi tertentu dalam TIK.

3. Teknologi sebagai bahan dan alat bantu untuk proses pembelajaran (literacy), mengandung makna bahwa teknologi berfungsi sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai kompetensi tertentu melalui bantuan komputer.

Keberadaan TIK tentu tidak pernah terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan TIK bisa diartikan sebagai manfaat, antara lain.

1. Sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan: untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan, dan untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan peserta didik.

2. Sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung peserta didik: untuk mengakses informasi yang diperlukan dan untuk perbandingan perspektif, kepercayaan dan pandangan dunia.

3. Sebagai media sosial untuk mendukung pembelajaran: untuk berkolaborasi dengan orang lain dan untuk mendiskusikan, berpendapat serta membangun consensus antara anggota sosial.

(11)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 72

4. Sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar: untuk

membantu peserta didik mengartikulasikan dan

mempresentasikan apa yang mereka ketahui. 5. Sebagai sarana meningkatkan mutu pendidikan.

6. Sebagai sarana meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.

7. Sebagai sarana mempermudah mencapai tujuan pendidikan. Jika mengacu pada tiga fungsi TIK dalam pembelajaran, maka khusus untuk pembelajaran anak usia dini, pendidik dapat menentukan salah satu atau setidaknya dua fungsi, yaitu teknologi sebagai alat (tools) dan/atau sekaligus sebagai bahan untuk stimulasi dalam pencapaian perkembangan tertentu. Namun, untuk pemanfaatan TIK dalam PAUD yang layak bagi anak tentu harus mempertimbangkan prinsip dalam penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran bagi anak usia dini, sekalipun dalam praktiknya dapat dikendalikan oleh atau di bawah pengawasan pendidik. Selain itu, perangkat TIK yang digunakanpun disesuaikan dengan memperhatikan perkembangan

anak. Efektif tidaknya pemanfaatan TIK bagi proses

tumbuhkembang anak usia dini mutlak menjadi pertimbangan para guru sebelum menentukan untuk memilih jenis perangkat yang tepat. Oleh sebab itu, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran perlu dirancang, direncanakan, dilaksanakan, dan selalu dievaluasi dari waktu ke waktu.Agar pamanfaatan TIK dalam pembelajaran PAUD dapat benar-benar optimal dari segi dukungannya pada pelaksanaan fungsi dan tercapainya tujuan dalam rangka menyiapkan generasi bangsa yang cerdas dan ceria, perlu mengoptimalkan kemanfaatannya dan meminimalkan dampak negatifnya. Oleh sebab itu, pemanfaatan TIK perlu dilandasi oleh prinsip. Suwarsih (2011) mengusulkan kerangka pikir dan lima prinsip dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sebagai berikut.

1. Pemanfaatan TIK dalam pendidikan hendaknya

mempertimbangkan karaktersitik peserta didik, pendidik, dan

tenaga kependidikan dalam keseluruhan pembuatan

keputusan TIK.

2. Pemanfaatan TIK hendaknya dirancang untuk memperkuat minat dan motivasi pengguna untuk menggunakannya semata guna meningkatkan dirinya, baik dari segi intelektual, spiritual (rohani), sosial, maupun ragawi.

3. Pemanfaatan TIK hendaknya menumbuhkan kesadaran dan keyakinan akan pentingnya kegiatan berinteraksi langsung dengan manusia (tatap muka), dengan lingkungan sosial-budaya (pertemuan, museum, tempat-tempat bersejarah), dan lingkungan alam (penjelajahan) agar tetap mampu memelihara nilai-nilai sosial dan humaniora (seni dan budaya), dan kecintaan terhadap alam sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

(12)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016

73 4. Pemanfaatan TIK hendaknya menjaga bahwa kelompok

sasaran tetap dapat mengapresiasi teknologi komunikasi yang sederhana dan kegiatan-kegiatan pembelajaran tanpa TIK karena tuntutan penguasaan kompetensi terkait dalam rangka mengembangkan seluruh potensi siswa secara seimbang. 5. Pemanfaatan TIK hendaknya mendorong pengguna untuk

menjadi lebih kreatif dan inovatif, sehingga tidak hanya puas menjadi konsumen informasi berbasis TIK.

III. Penutup 3.1 Kesimpulan

Satuan pendidikan anak usia dini merupakan institusi pendidikan anak usia dini yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai dengan 6 tahun, TK, KB, TPA. Landasan Yuridis yang mendasari adalah Amandemen UUD 1945; UU NO. 23 Tahun 2002; UU NO. 20 TAHUN 2003. Landasan Filosofis Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu sesuai dengan falsafah Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan, yaitu menjadikan manusia Indonesia seutuhnya. Landasan Keilmuan PAUD mengacu pada konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu. Secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah 1. Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya; 2. Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik; 3. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif, sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar; 4. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat; 5. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mngembangkan konsep diri yang positif dan kontrol diri; 6. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya kreatif.

Prinsip Pendidikan anak usia dini, yakni berorientasi pada kebutuhan anak; belajar melalui bermain; menggunakan lingkungan yang kondusif; menggunakan pembelajaran terpadu; mengembangkan berbagai kecakapan hidup; menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar; menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar. Peranan guru PAUD adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing atau mengarah, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

(13)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 74

pendidikan formal, dasar dan menengah. Adapun untuk kompetensi guru PAUD di Indonesia sudah dibuatkan standart tersendiri, diantaranya seorang guru PAUD hendaknya memiliki rasa seni (sense of art) dan berbagai bentuk disiplin agar dapat mengenali pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, selain itu seorang guru PAUD diharapkan memiliki pemahaman teori perkembangan dan implikasinya secara praktis terlebih lagi guru PAUD harus memahami bahwa anak belajar dalam bermain.

Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata. Pada rentang usia dini, anak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa di mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini

juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk

mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, bahasa, sosio emosional dan spiritual.

3.2 Saran

Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran PAUD, yakni TIK adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Fungsi TIK dalam Pembelajaran PAUD memiliki tiga fungsi utama, yaitu 1) teknologi berfungsi sebagai alat (tools); 2) teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science); 3) Teknologi sebagai bahan dan alat bantu untuk proses pembelajaran (literacy). Namun, untuk pemanfaatan TIK dalam PAUD yang layak bagi anak tentu harus mempertimbangkan prinsip dalam penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran bagi anak usia dini, sekalipun dalam praktiknya dapat dikendalikan oleh atau di bawah pengawasan pendidik. Oleh sebab itu, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran perlu dirancang, direncanakan, dilaksanakan, dan selalu dievaluasi dari waktu ke waktu.

Daftar Pustaka

Forum PAUD, 2007 (dalam Mujahidah Rapi, SH) (2011). Konsep

Pendidikan Anak Usia Dini. Diakses dari https://ebekunt.wordpress.com /2010 /06/30 /konsep-konsep-dasar-pendidikan-anak-usia-dini-3.

Lucas (dalam munir, 2008) (id.wikipedia.org, diakses tanggal 19 peb 2012)

Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif Deputi Menteri PPN/Kepala BAPPENAS Bidang SDM Dan Kebudayaan Disampaikan Dalam Tematic Education Dialogue On ECD Jakarta, 10 Januari 2012

(14)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016

75 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini;

Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.

Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Setneg

Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. (2005). Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Setneg

Suwarsih (dalam Mujahidah Rapi, SH) (2011). Konsep Pendidikan

Anak Usia Dini

Yuliani Nurani Sujiono, (2009:7) (dalam Mujahidah Rapi, SH) (2011). Konsep Pendidikan Anak Usia Dini.

Referensi

Dokumen terkait

Efikasi diri dan iklim kelas berhubungan dengan motivasi belajar mata kuliah statistika pada mahasiswa Fakultas Psikologi.. Sumbangan efektif efikasi diri dan iklim

[r]

Berdasarkan hasil uji hedonik pada makaroni mentah dan matang serta pertimbangan teknik dan mutu produk maka formulasi makaroni terbaik yang dipilih adalah formulasi F2 (40

Adapun tujuan khusus dari kajian ini, di antaranya adalah: (1) Melakukan identifikasi potensi, peluang, tantangan dan isu strategis dalam pembangunan di bidang

Dimensi amalan hati, menurut al- Asqalani, terdiri atas 24 cabang, yaitu: (1) Iman kepada Allah, termasuk di dalamnya iman kepada Dzat dan sifat-Nya, mentauhidkannya dengan

Publikasi ini menyajikan data Ketenagakerjaan, Indeks Konstruksi, Nilai Konstruksi, Nilai Bahan Bangunan, Bangunan menurut jenisnya, Indeks Tendensi Bisnis

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat dan rahmat yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan penyusunan laporan dengan judul

KAJI BANDING MANAJEMEN SAINT PRIMA FOOTBALL ACADEMY DENGAN COERVER COACHING SOCCER SCHOOL (CCSS). Universitas Pendidikan Indonesia |