• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BENTUK SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN PELUANG SMA TRIBHAKTI TANGGULANGIN KELAS XII IPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BENTUK SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN PELUANG SMA TRIBHAKTI TANGGULANGIN KELAS XII IPS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

109

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BENTUK SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN

PELUANG SMA TRIBHAKTI TANGGULANGIN KELAS XII IPS (ERROR ANALYSIS STUDENTS IN PROBLEM SOLVING FOR MATHEMATICAL STORY HIGHLIGHTS OPPORTUNITIES IN EXP

TRIBHAKTI TANGGULANGIN CLASS XII IPS) Muhamad Porwanto (muhpor@gmail.com)

Suroto

Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Jenggala Kotak Pos 149 Kemiri Sidoarjo

Abstrak

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memaparkan kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan kesalahan operasi siswa dalam menyelesaikan soal. Banyak siswa yang mengikuti tes yaitu 29 siswa. Metode pengumpulan data dalam bentuk tes essay dan wawancara. Analisa data dilakukan dengan reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (conclusion drawing).

Kata Kunci: Soal cerita, Kesalahan

Abstract

This study used a descriptive research that aims to expose misconceptions, false beliefs and incorrect operation in solving word problems students. Many students who take the test is 29 students. Methods of data collection in the form of essay tests and interviews. Data analysis was done with data reduction (data reduction), data presentation (display data) and verification (conclusion drawing).

Key Word: Story Problem, Error Pendahuluan

Perkembangan dalam dunia pendidikan banyak memberikan fakta yang sangat bernilai dalam kehidupan manusia sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berpotensi. Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang untuk melakukan inovasi dan perbaikan dalam aspek kehidupan ke arah peningkatan kualitas

(2)

diri. Pada pendidikan formal, pendidikan tidak lepas dari tujuan yang akan dicapai, karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan merupakan tolok ukur dari keberhasilan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional disesuaikan dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan Bangsa Indonesia sehingga tujuan pendidikan bersifat dinamis.

Pendidikan matematika sendiri memiliki peran yang sangat penting karena matematika adalah ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui pembelajaran matematika siswa diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, sistematis, cermat, efektif, dan efisien dalam memecahkan masalah. Oleh sebab itu, pemerintah, melalui Kementrian Pendidikan Nasional menetapkan matematika sebagai salah satu pelajaran wajib pada jenis dan jenjang pendidikan formal.

Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan dan pembelajaran matematika salah satunya dapat dinilai dari keberhasilan siswa dalam memahami matematika dan memanfaatkannya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun ilmu-ilmu yang lain, untuk itu perlu dilakukan evaluasi atau tes hasil belajar siswa. Akan tetapi prestasi belajar matematika Bangsa Indonesia masih rendah.

Hasil data dari Trends Mathematics And Science Study (TIMMS) pada tahun 2011 untuk bidang studi Matematika yang diikuti siswa kelas VIII, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya diberi tes (http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434). Dari data empirik tersebut terlihat jelas bahwa kemampuan siswa Indonesia secara umum masih sangat rendah khususnya pada bidang studi matematika.

Oleh sebab itu perlu adanya perubahan dalam proses pembelajaran matematika di Indonesia, terutama upaya yang dilakukan guru guna mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Guru perlu menggunakan berbagai cara guna menggerakkan/membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, agar siswa tidak kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika. Menurut pendapat Oemar (2008:161) Fungsi motivasi adalah sebagai pendorong timbulnya kelakukan, sebagai pengarah dan sebagai penggerak.

Rendahnya kemampuan matematika dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap materi. Salah satunya adalah siswa kesulitan untuk menyelesaikan masalah matematika

(3)

dalam bentuk soal cerita. Siswa kesulitan dalam memahami soal, membuat model matematika, melakukan komputasi dan menarik kesimpulan (Indra, 2011:4). Dari pengamatan peneliti pada siswa les, siswa kelas VI SD Randegan kesulitan untuk mengerjakan soal cerita meskipun hanya penjumlahan dan perkalian. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada waktu PPL di kelas XI IPS SMA TRIBHAKTI Tanggulangin, sebagian besar siswa melakukan kesalahan dan mendapat nilai di bawah rata-rata pada materi peluang.

Kesalahan pada siswa perlu adanya analisis untuk mengetahui kesalahan apa saja yang banyak dilakukan dan mengapa kesalahan tersebut dilakukan siswa, melalui analisis kesalahan akan diperoleh bentuk dan penyebab kesalahan siswa, sehingga guru dapat memberikan jenis bantuan kepada siswa. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa perlu kita analisis lebih lanjut, agar mendapatkan faktor-faktor yang jelas dan rinci atas kelemahan-kelemahan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dalam bentuk soal cerita.

Masalah matematika dalam bentuk soal cerita merupakan terapan dari suatu pokok bahasan yang dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari. Soal cerita yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari diberikan dalam pembelajaran matematika, karena pada umumnya soal cerita digunakan untuk melatih siswa dalam menyelesaikan masalah (Isnaini, 2004:3). Tingkat kesulitan soal cerita berbeda dengan tingkat kesulitan soal bentuk hitungan yang dapat dilakukan dengan komputasi. Oleh sebab itu, dalam menyelesaikan soal cerita banyak siswa yang mengalami kesulitan sehingga siswa sering melakukan kesalahan.

Dalam mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yaitu bisa dengan menerapkan strategi pemecahan masalah yang disusun oleh Polya. Strategi penyelesaian masalah yang disusun oleh Polya yaitu memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, menyelesaikan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali semua langkah yang telah dikerjakan (Siswono, 2008:36). Dengan analisis kesalahan, guru dapat membantu siswa memperbaiki kesalahan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh guru dan diperlukan suatu

(4)

analisis yang dapat mengukur seberapa besar kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan kemungkinan faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dalam bentuk soal cerita berdasarkan tes tertulis dan wawancara. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini adalah 1) Reduksi Data (data reduction), 2) Penyajian Data (data display), 3) Verifikasi (conclusion drawing)

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan kesalahan yang dilakukan siswa kelas XII IPS SMA Tribhakti Tanggulangin dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan peluang. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari 3 soal, sub bab permutasi dari . Dari hasil yang diperoleh jumlah siswa yang mengikuti tes berjumlah 29 dari 31 siswa. 3 subjek yang sudah ditentukan oleh peneliti dan guru bidang studi matematika berdasarkan dari hasil tes siswa yang melakukan kesalahan terbanyak, keaktifan dan komunikatif dikodekan dengan 1, 2, dan SP-3.

Adapun hasil penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini dilaksanakan secara berurutan mulai dari SP-1, SP-2, dan SP-3 adalah sebagai berikut:

a. Analisis kesalahan SP-1 1) Reduksi data

Berdasarkan dari hasil rekapitulasi kesalahan, SP-1 melakukan kesalahan pada soal nomor 1 dari 3 soal. Berikut banyaknya kesalahan dari SP-1 dapat dilihat di tabel 2.

(5)

Tabel 1. Rekapitulasi Kesalahan SP-1 No Soal Langkah Penyelesaian Jumlah L1 L2 L3 L4 L5 1 1 1 1 0 0 2 2 1 1 1 1 1 0 3 1 1 1 1 1 0 Total 2 Keterangan

L1 : Menuliskan apa yang diketahui L2 : Menuliskan apa yang ditanyakan L3 : Membuat model matematika L4 : Menyelesaikan model matematika

L5 : Mengembalikan jawaban model pada jawaban soal Analisis I

Dari hasil yang diperoleh di atas kesalahan SP-1 meliputi: salah dalam menuliskan apa yang diketahui, salah dalam menyubsitusikan n dan r pada rumus, salah dalam memperoleh jawaban akhir dan salah dalam penarikan kesimpulan pada jawaban nomor 1.

Analisis II

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari SP-1. Siswa tidak memahami pertanyaan pada soal nomor 1/salah dalam memahami makna soal sehingga salah dalam menuliskan apa yang di ketahui. SP-1 dapat menerjemahkan soal ke dalam model matematika, rumus yang digunakan benar. Tetapi karena tidak memahami soal (salah dalam menuliskan apa yang di ketahui), hasil yang diperoleh dalam menyatakan jawaban akhir dan penarikan kesimpulan menjadi salah.

Letak kesalahan yang dilakukan adalah:

a) Tidak memahami makna soal: salah dalam menuliskan apa yang di ketahui. b) Tidak menyelesaikan model matematika: kesalahan menyubsitusikan n dan r. c) Kesalahan dalam mengembalikan jawaban model pada jawaban soal:

salah dalam memperoleh jawaban akhir dan salah dalam menarik kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari analisis I dan analisis II. Belum cukup untuk menunjukkan kategori kesalahan Konsep, Prinsip dan Operasi. Untuk itu peneliti menggabungkan hasil analisis I dan analisis II kemudian mengklasifikasikan kesalahan

(6)

pada tiap kategori kesalahan. Di bawah ini rangkuman dari hasil yang diperoleh pada subjek penelitian SP-1.

Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisi Kesalahan Untuk SP-1 No Analisis I (Tes) Analisis II

(wawancara) Simpulan

1

a. Salah dalam menuliskan apa yang di ketahui

b. Kesalahan menyubsitusikan r dan n

c. Kesalahan dalam memperoleh jawaban akhir

d. Kesalahan dalam penarikan kesimpulan a. K1 b. K3 c. K4 d. K4 a. Kesalahan Konsep b. Kesalahan Prinsip c. Kesalahan Operasi d. Kesalahan Operasi 2

Tidak melakukan kesalahan 3

Keterangan:

K1 : kesalahan dalam memahami soal

K2 : kesalahan dalam membuat model matematika K3 : kesalahan dalam menyelesaikan model matematika

K4 : kesalahan dalam mengembalikan jawaban model pada jawaban pada jawaban soal

b. Analisis kesalahan SP-2 1) Reduksi data

Berdasarkan rekapitulasi kesalahan SP-2 dari soal 1 sampai dengan 3 dapat dilihat jumlah kesalahan subjek pada tiap butir soal. Untuk itu jawaban subjek dilakukan analisis lebih lanjut.

Tabel 3. Rekapitulasi Kesalahan SP-2 No Soal Langkah Penyelesaian Jumlah L1 L2 L3 L4 L5 1 1 1 1 0 0 2 2 1 0 1 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 Total 4 Keterangan

L1 : Menuliskan apa yang diketahui L2 : Menuliskan apa yang ditanyakan

(7)

L3 : Membuat model matematika L4 : Menyelesaikan model matematika

L5 : Mengembalikan jawaban model pada jawaban soal Analisis I

Dari hasil yang diperoleh di atas, SP-2 melakukan kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui dalam soal, kesalahan dalam memperoleh banyaknya unsur dan pemilihan objek, kesalahan dalam menyubsitusikan n dan r pada rumus dan kesalahan dalam memperoleh hasil akhir.

Analisis II

Informasi yang diperoleh dari SP-2. Siswa tidak memahami soal berdasarkan wawancara, tidak dapat menjelaskan apa yang diperoleh dari soal dan wawancara pada soal nomor 1. Sehingga tidak menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada tiap nomor meliputi:

a) Kesalahan dalam memahami soal.

b) Kesalahan dalam menyelesaikan model matematika.

c) Kesalahan dalam mengembalikan jawaban model pada jawaban soal

Hasil yang diperoleh dari analisis I dan analisis II. Belum cukup untuk menunjukkan kategori kesalahan Konsep, Prinsip dan Operasi. Untuk itu peneliti menggabungkan hasil analisis I dan analisis II kemudian mengklasifikasikan kesalahan pada tiap kategori kesalahan.

Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisi Kesalahan Untuk SP-2 No Analisis I (Tes) Analisis II

(wawancara) Simpulan 1 a. Kesalahan dalam memperoleh n dan r b. Kesalahan dalam menyubsitusikan n dan r pada rumus c. Kesalahan dalam memperoleh hasil akhir

a. K1 b. K3 c. K4 a. Kesalahan Konsep b. Kesalahan Prinsip c. Kesalahan Operasi 2

a. Tidak menuliskan apa yang ditanyakan

b. Tidak menarik kesimpulan

a. K1 b. K4 a. Kesalahan konsep b. Kesalahan konsep

(8)

3

a. Tidak menuliskan apa yang ditanyakan

b. Tidak menarik kesimpulan

a. K1 b. K1 a. Kesalahan Konsep b. Kesalahan Konsep Keterangan:

K1 : kesalahan dalam memahami soal

K2 : kesalahan dalam membuat model matematika K3 : kesalahan dalam menyelesaikan model matematika

K4 : kesalahan dalam mengembalikan jawaban model pada jawaban pada jawaban soal

c. Analisis kesalahan SP-3 1) Reduksi data

Pada tabel dibawah ini SP-3 melakukan beberapa pada butir soal nomor 1 dan 3 berikut kesalahan SP-3:

Tabel 5. Rekapitulasi Kesalahan SP-3 No Soal Langkah Penyelesaian Jumlah L1 L2 L3 L4 L5 1 0 0 1 0 0 4 2 1 0 1 1 1 1 3 1 0 1 1 0 2 Total 7 Keterangan

L1 : Menuliskan apa yang diketahui L2 : Menuliskan apa yang ditanyakan L3 : Membuat model matematika L4 : Menyelesaikan model matematika

L5 : Mengembalikan jawaban model pada jawaban soal Analisis I

Dari hasil yang diperoleh di atas kesalahan SP-3 hampir sama dengan SP-1, kesalahannya meliputi: salah dalam menuliskan apa yang diketahui dalam soal, tidak menuliskan apa yang ditanyakan, kesalahan dalam memperoleh elemen tunggal (hasil operasi) dan salah dalam menarik kesimpulan.

(9)

Analisis II

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari SP-3. Siswa tidak cermat dalam memahami makna tiap-tiap kalimat, tidak memahami apa yang ditanyakan dalam soal sehingga salah dalam menuliskan apa yang diketahui. Salah dalam penarikan kesimpulan dari hasil operasi. Letak kesalahan yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara:

a) Kesalahan dalam memahami soal: tidak membaca soal dengan cermat, salah dalam menuliskan apa yang diketahui dan tidak memahami apa yang ditanyakan dalam soal.

b) Tidak menyelesaikan model matematika.

c) Kesalahan dalam mengembalikan jawaban mode pada jawaban soal: salah dalam memperoleh hasil akhir dan salah dalam penarikan kesimpulan.

Dari hasil yang diperoleh, peneliti menggabungkan hasil analisis I dan analisis II kemudian mengklasifikasikan kesalahan pada tiap kategori kesalahan. Di bawah ini rangkuman dari hasil yang diperoleh pada subjek penelitian SP-3.

Tabel 6. Rangkuman Hasil Analisi Kesalahan Untuk SP-3 (Butir 1) No Analisis I (Tes) Analisis II

(wawancara) Simpulan

1

a. Salah dalam menuliskan apa yang diketahui.

b. Tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal. c. Kesalahan dalam

menyubsitusikan r dan n d. kesalahan dalam

memperoleh elemen tunggal (hasil operasi)

e. Salah dalam menarik kesimpulan a. K1 b. KI c. K3 d. K4 e. K4 a. Kesalahan Konsep b. Kesalahan Konsep c. Kesalahan Prinsip d. Kesalahan Operasi e. Kesalahan Operasi Keterangan:

K1 : kesalahan dalam memahami soal

K2 : kesalahan dalam membuat model matematika K3 : kesalahan dalam menyelesaikan model matematika

(10)

K4 : kesalahan dalam mengembalikan jawaban model pada jawaban pada jawaban soal

Analisis I (Nomor Soal 3)

Dari hasil yang diperoleh kesalahan SP-3 pada nomor soal 3, siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan, salah dalam melakukan perhitungan dan kesalahan dalam penarikan kesimpulan dari hasil operasi.

Analisis II

Informasi yang diperoleh pada SP-3, Siswa sudah memahami konsep dalam menyelesaikan soal menggunakan permutasi r dari n. Tetapi karena siswa tidak teliti dalam perhitung, SP-3 tidak memperoleh hasil yang tepat dan salah dalam penarikan kesimpulan. Letak kesalahan SP-3 adalah sebagai berikut:

a) Kesalahan dalam memahami makna soal

b) Kesalahan dalam mengembalikan jawaban model pada jawaban soal: salah dalam memperoleh elemen tunggal dan salah dalam penarikan kesimpulan. Peneliti menggabungkan hasil analisis I dan analisis II. kemudian mengklasifikasikan kesalahan pada tiap kategori kesalahan. Di bawah ini rangkuman dari hasil yang diperoleh pada subjek penelitian SP-3.

Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisi Kesalahan Untuk SP-3 No Analisis I (Tes) Analisis II

(wawancara) Simpulan

3

a. Tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal b. Salah dalam perhitungan c. Kesalahan hasil akhir d. Salah dalam penarikan

kesimpulan a. KI b. K4 c. K4 d. K4 a. Kesalahan Konsep b. Kesalahan Operasi c. Kesalahan Operasi d. Kesalahan Operasi Keterangan:

K1 : kesalahan dalam memahami soal

K2 : kesalahan dalam membuat model matematika K3 : kesalahan dalam menyelesaikan model matematika

K4 : kesalahan dalam mengembalikan jawaban model pada jawaban pada jawaban soal

(11)

Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan maka selanjutnya akan dikemukakan pembahasan dari hasil penelitian tersebut. Jenis/kategori kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan peluang, sub bab permutasi dari adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan konsep

Dari hasil jawaban tes, beberapa subjek salah dalam menuliskan apa yang diketahui dalam soal, tidak menuliskan apa yang ditanyakan dan tidak menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh.

Berdasarkan hasil wawancara, ditemukan bahwa siswa tidak memahami makna soal dan tidak mengerti apa yang ditanyakan dalam soal. Sebagian siswa salah dalam menuliskan apa yang diketahui misalnya pada nomor soal 1, siswa menuliskann = 19 dan = 3.

Berdasarkan dari hasil analisis I dari jawaban tes dan analisis II dari wawancara, diperoleh bahwa kesalahan konsep siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut:

a. Tidak memahami makna soal

b. Salah dalam menuliskan apa yang diketahui

c. Salah dalam memperoleh n (banyaknya unsur) dan (pemilihan objek) 2. Kesalahan prinsip

Dari hasil analisis jawaban tes, siswa tidak menyelesaikan model matematika yang dibuatnya, seperti kesalahan dalam menubsitusikan dan .

Berdasarkan hasil analisis dari wawancara, siswa dapat menerjemahkan soal kedalam model matematika dan dapat menggunakan permutasi dari dalam penyelesaikan soal. Akan tetapi kesalahan dari langkah awal yaitu kesalahan siswa dalam menuliskan apa yang diketahui seperti pada soal nomor 1, = 19, =3 yang seharusnya adalah n =18 dan =2. Membuat siswa tidak dapat menyelesaikan model matematika yang dibuatnya.

Berdasarkan dari hasil analisis I dari jawaban tes dan analisis II dari wawancara, diperoleh bahwa kesalahan prinsip siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut:

(12)

a. Siswa tidak dapat menyelesaikan rumus/model matematika yang digunakan dalam penyelesaikan soal.

b. Siswa salah dalam menyubsitusikan n dan r pada rumus. 3. Kesalahan operasi

Dari analisis jawaban tes, beberapa siswa melakukan kesalahan dalam perhitungan. Kesalahan dari langkah awal seperti angka yang diperoleh dari pemahamam siswa dalam soal untuk disubsitusikan pada rumus. mengakibatkan siswa melakukan kesalahan dalam operasi/perhitungan.

Berdasarkan analisis wawancara, kesalahan yang dilakukan siswa adalah kurang teliti dalam melakukakan perhitungan, salah dalam memperoleh elemen tunggal (hasil operasi) dan salah dalam penarikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh.

Berdasarkan dari hasil analisis I dari jawaban tes dan analisis II dari wawancara, diperoleh bahwa kesalahan operasi siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut:

a. Kurang teliti dalam melakukan perhitungan/operasi b. Salah dalam memperoleh elemen tunggal (hasil operasi) c. Salah dalam penarikan kesimpulan pada soal

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan peluang mengalami beberapa kesalahan, antara lain:

1. Kesalahan Konsep

Di sini siswa melakukan kesalahan dalam memahami makna soal, salah dalam menuliskan apa yang diketahui dan salah dalam memperoleh (banyaknya unsur) dan (pemilihan objek).

2. Kesalahan Prinsip

Di sini siswa melakukan kesalahan dalam prinsip matematika, tidak dapat menyelesaikan rumus/model matematika yang digunakan dalam penyelesaikan soal dan siswa salah dalam menyubsitusikan n dan pada rumus.

(13)

Di sini siswa melakukan kesalahan dalam Operasi, kurang teliti dalam melakukan perhitungan/operasi, salah dalam memperoleh elemen tunggal (hasil operasi) dan salah dalam penarikan simpulan pada soal.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bruhan Bunging. 2008. Sosiologi Komunikasi (teori, paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Group

Budi, W.S. 2006. Langkah awal menuju ke olimpiade matematikan (jilid 1). Jakarta: CV RICARDO.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Hamalik, O. 2008. Proses belajar mengajar (ed 8). Jakarta: PT. Bumi aksara Hamalik, O. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran (ed 1). Jakarta: PT. Bumi aksara. Brown, H. Douglas. 2008. Prinsip Pembelajaran Dan Pengajaran Bahasa (Ed 5).

Jakarta: Pearson Education. Inc

Hayat, Isnaini. 2004. Analisis Kesalahan Siswa Kelas v-a SDN Ketintang 1 Surabaya dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Pokok Bahasan Pecahan Desimal. Skripsi yang Tidak Dipublikasikan. Surabaya: UNESA.

Jonassen, David H. 2004. Learning To Solve Problems. Unitted States Of America: John Wiley And Sons. Inc.

Lexy J Meleong. 2006. Metode Penelitian Kualitaif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Moch. Masyur Ag. Abdul Halim Fathani. 2007. Mathematical intelligence Cara Cerdas

Melatih Otak Dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Robert L. Solo Dkk. 2007. Psikologi Kognitif (ed 8). Jakarta: PT. Gelora Aksara Pramata.

R. Soedjadi. 2000. Kiat pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Raharjo, M (2008). Pembelajaran Soal Cerita Berkait Penjumlahan dan Pengurangan

(14)

Poerwadarminta, W.J.S. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka (persero)

Putras, Sitiava Rizema. 2013. Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Jogjakarta: Diva press.

Slameto 2010. Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogjakarta UNY press

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta

Suherman, H.E Dkk. 2001. Strategi Belajar Matematika Kontemporer. Bandung: UPI. Sukmadinata, N.S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosda Karya.

Tatag Yuli Eko Siswono. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan Dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Berfikir Kreatif. Surabaya: Unesa Unuvercity Press. Jakarta: Pearson Education Inc.

Wibowo, Wahyu. 2010. Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Karya Prima Unggulan (WHSmith) di Kuta Badung yang beralamat di Jalan By Pass Ngurah Rai, gedung dfs-idp Galeria Kuta, Badung.Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah

Peningkatan pendapatan kapital melalui sektor jasa perbankan tersebut dapat dijelaskan bahwa sektor pertambangan batubara dan lainnya di Kalimantan membutuhkan peranan

Kondisi agroklimat yang diperlukan untuk mencapai produksi kalus optimum adalah : selang nilai curah hujan selama 4 bulan sebesar 965 -1102 mm, rataan selang

Kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) emansipasi yang terdapat dalam novel Mimi Lan Mintuna meliputi: ketegaran, kebebasan, kemandirian, perjuangan,

Pada proses rehabilitasi narkoba, pecandu narkoba mengalami suatu pengalaman perubahan positif yang terjadi sebagai hasil perjuangan individu menghadapi tantangan

Tingkat loyalitas baik perawat rollstat maupun perawat honorer berhubungan dengan faktor individu (umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan

Berdasarkan hasil analisis didapat bahwa keberadaan komoditas tanaman pangan di Kabupaten Cilacap, tidak cukup alasan untuk menyatakan bahwa terdapat.. wilayah pada

Alasan inilah yang menjadi latar belakang untuk memilih pemeriksaan operasional yang dibatasi pada fungsi pembelian bahan baku sebagai bahan penulisan skripsi