• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINGKAIAN BERITA BANJIR JATIENDAH (Analisis Framing Robert N. Etman di Harian Umum Pikiran Rakyat. Edisi 11 Februari 2019) Tita Salsabila.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBINGKAIAN BERITA BANJIR JATIENDAH (Analisis Framing Robert N. Etman di Harian Umum Pikiran Rakyat. Edisi 11 Februari 2019) Tita Salsabila."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMBINGKAIAN BERITA BANJIR JATIENDAH

(Analisis Framing Robert N. Etman di Harian Umum Pikiran Rakyat

Edisi 11 Februari 2019)

Tita Salsabila

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Komputer Indonesia, Jalan Dipatiukur 112-116, Bandung 4013, Indonesia

Email:

titaaasalsabia@mahasiswa.unikom.ac.id

Abstrack

This research was conducted with the intention to discuss the events of flash floods that hit Jatiendah which was raised by the Daily Public Mind of the February 11, 2019 edition. To achieve these objectives, questions were raised about defining the problem, the results of the search for problems, the results of the search for morals, and the solution of problems in the news this.

This study uses a qualitative approach to the design of Robert M. Entman's framing analysis model. Data collection techniques used are by means of documentation, interviews, and study of literature.

The results of this study indicate that the Public Daily Thoughts indicate this event as a matter of environmental damage. The Daily Common Mind Mind responds to this incident as human negligence in the environment. Everyday People's Mind invites people to ask for the environment. Because, the problem of flooding will not end if there is no awareness from humans.

The researcher concludes that the Public Daily Thoughts frame about this event to make people aware that they will consider the environment and no longer areas that need flooding, specifically regarding natural damage in the Jatiendah region.

Suggestions from researchers is the Daily Public Mind the mind can take the angle of the issue based on two sides, damage to the North Bandung Region and the location of the disaster that is in accordance with the arrangement of the yellow zone.

(2)

2

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kejadian bencana banjir bandang yang menerjang Jatiendah yang diangkat oleh Harian Umum Pikiran Rakyat pada edisi 11 Februari 2019. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dimunculkan pertanyaan tentang pendefinisian masalah, memperkirakan penyebab masalah, membuat keputusan moral dan tawaran penyelesaian masalah pada berita ini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain analisis framing model Robert M. Entman. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara dokumentasi, wawancara, dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukan Harian Umum Pikiran Rakyat menunjukan kejadian ini sebagai isu kerusakan lingkungan. Harian Umum Pikiran Rakyat menyikapi kejadian ini akibat kelalaian manusia dalam menjaga lingkungan. Sehingga Harian Umum Pikiran Rakyat mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan. Karena, permasalahan banjir tidak akan berakhir jika tidak ada kesadaran dari manusia.

Peneliti menyimpulkan Harian Umum Pikiran Rakyat membingkai mengenai kejadian ini untuk menyadarkan manusia akan pentingnya menjaga lingkungan dan tidak ada lagi wilayah wilayah yang terkena banjir, khususnya akibat kerusakan alam pada kawasan Jatiendah.

Saran dari peneliti adalah Harian Umum Pikiran Rakyat dapat mengambil angle isu berdasarkan dua sisi, kerusakan pada Kawasan Bandung Utara serta lokasi bencana yang sudah sesuai dengan penataan wilayah zona kuning.

(3)

3

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Media cetak Harian Umum Pikiran Rakyat memberitakan mengenai kronologi banjir bandang yang menerjang Perumahan Jatiendah dengan judul “Jatiendah Diterjang Bah” pada edisi 11 Februari 2019. Menggunakan font besar dan tebal, dengan sub judul berwarna merah “Rangkaian Musibah Tahun Lalu Seharusnya Jadi Pengingat”. Media cetak ini menjadikan berita tersebut sebagai headline dan memberitakan isu banjir bandang secara terperinci dengan menampilkan infografis serta pendapat, tindakan, harapan bupati dan gubernur mengenai banjir bandang yang menimpa Jatiendah.

Pembuatan berita pada edisi 11 Februari ini melibatkan empat orang wartawan yaitu Handri Handriansyah, Kodar Solihat, Novianti Nurulliah, dan Retno Heryanto. Harian Umum Pikiran Rakyat menempatkan pemberitakan mengenai banjir bandang setengah halama pada headline dan bagian dalam (halaman 10). Menampilkan foto saat kejadian serta infografis pada headline, serta menampilkan infografis mengenai banjir di Bandung Timur pada halaman dalam.

”Saya lebih ke investigasi mengenai sebab sebab terjadinya bajir, berbeda dengan media lain yang memberitakan mengenai peristiwa banjirnya, melihat dari sejarahnya juga yang ternyata lokasi tersebut merupakan zona kuning dan merupakan sebuah embung air, yang pertama saya wawancara bukan warga tapi orang yang melihat kejadian secara langsung yaitu satpam” (sumber: Wawancara pra-penelitian dengan Retno Heryanto wartawan Harian Umum Pikiran Rakyat tanggal 11 Februari 2019)

Harian Umum Pikiran Rakyat menjadikan isu tersebut sebagai berita luar biasa. Sehingga menjadikan isu tersebut sebagai headline dalam dua edisi berturut turut, serta menampilkan sub sub berita.

Tidak hanya menjadikan isu tersebut sebagai headline dalam dua edisi berturut turut, Harian Umum Pikiran Rakyat menjadikan isu banjir bandang di Jatiendah sebagai tajuk rencana pada edisi 13 Februari 2019. Dalam tulisan ini Harian Umum Pikiran Rakyat mengharapkan pemerintah untuk bertanggung jawab atas kerusakan di Kawasan Bandung Utara.

Peneliti tertarik mengambil isu ini karena banjir Jatiendah merupakan kawasan baru yang diterjang banjir akibat daya serap tanah di Kabupaten Bandung berkurang serta memakan tiga orang korban. Sebelumnya daerah Cicaheum, Jatihandap, Gedebage, dan Pasanggrahan pernah menjadi korban kerusakan Kawasan Bandung Utara. Isu ini sudah bukan permasalahan suatu daerah, melainkan permasalahan antar wilayah, yaitu wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Utara.

Melihat bencana sangat besar ini dan Harian Umum Pikiran Rakyat menjadikannya isu banjir Jatiendah sebagai headline selama dua edisi berturut turut dan menjadikan tajuk rencana pada edisi selanjutnya, peneliti tertarik untuk mengetahui mengenai permasalahan yang sudah menjadi pemberitaan ini lebih mendalam.

Konsepsi mengenai framing menurut entman menggambarkan secara luas bagaimana peristiwa dimaknai dan ditanakan oleh wartawan dalam defidine problems (Pendefinisian masalah) merupakan elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing. Diagnose causes (Memperkirakan

penyebab masalah) merupakan elemen untuk

membingkai siapa yang dianggap actor dari suatu peristiwa. Make moral judgement (Membuat pilihan moral) merupakan elemen yang dipakai untuk membenarkan atau memberi argumentasi pada pendefinisian masalah sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah

(4)

4 argumentasi yang kuat untuk mendukung sebuah gagasan tersebut. Treatment recommendation (Menyelesaikan

penyelesaian) merupan elemen untuk menilai

apa yang dikehendaki oleh wartawan. (Eriyanto; 2012, 225 - 227)

Peneliti menggunakan analisis framing dalam penelitian ini karena peneliti berpendapat bahwa analisis framing ini dapat mengupas dan mengorek mengenai media massa khususnya media cetak dalam memberikan informasinya. Analisis framing akan peneliti gunakan untuk mengetahui bagaimana sebuah realitas dibingkai oleh media. Dengan demikian, realitas sosial dipahami, dimaknai, dan dikonstruksi dengan bentukan dan makna tertentu.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan melihat lebih dalam tentang bagaimana Harian Umum Pikiran Rakyat mengkonstruksi realitas mengenai isu banjir Jatiendah dan membingkainya menjadi berita.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan pokok masalah kedalam rumusan makro dan rumusan mikro.

1.2.1. Rumusan Masalah Makro

Rumusan masalah makro dalam penelitian ini adalah “Pembingaian berita banjir Jatiendah di Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi 11 Februari 2019”.

1.2.2. Rumusan Masalah Mikro

Rumusan masalah mikro dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pembingkaian berita banjir Jatiendah di Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi 11 Februari 2019 dilihat dari aspek Pendefinisian

Masalah?

2. Bagaimana pembingkaian berita banjir Jatiendah di Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi 11 Februari 2019 dilihat

dari aspek Perkiraan Sumber Masalah?

3. Bagaimana pembingkaian berita banjir Jatiendah di Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi 11 Februari 2019 dilihat dari aspek Penekanan Penyelesaian Masalah?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan peneliti ini adalah:

1.3.1. Maksud Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita banjir Jatiendah di Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi 11 Februari 2019.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui

bagaimana pembingkaian berita banjir Jatiendah di Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi 11 Februari 2019 dilihat dari aspek Pendefinisian

Masalah?

2. Untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita banjir Jatiendah di Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi 11 Februari 2019 dilihat dari aspek Perkiraan Sumber Masalah ?

3. Untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita banjir Jatiendah di Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi 11 Februari 2019 dilihat dari aspek Penekanan Penyelesaian Masalah ? 1.4. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoretis

Dapat bermanfaat bagi Ilmu Komunikasi terutama di bidang Jurnalistik secara umum dan mengembangkan kajian framing secara khusus.

2. Kegunan Praktis

(5)

5

a. Kegunaan Bagi Peneliti

Dapat menjadikan bahan pengalaman dan pengetahuan khususnya mengenai pembingkaian berita.

b. Kegunaan Bagi Universitas

Dapat menambah pengetahuan dan bahan acuan bagi mahasiswa khususnya di Program Studi Ilmu Komunikasi untuk penelitian di bidang framing.

2. Kajian Pustaka Dan Kerangka Pemikiran 2.1.Tinjauan tentang Analisis Framing

Analisis framing merupakan suatu desain penelitian untuk melihat bagaimana suatu realitas dibentuk, dibingkai, dan dikonstruksikan oleh media massa. Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, keelompok, atau apa saja) dibingkai oleh oleh media (Eriyanto, 2012: 3). Konsep framing kini telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realitas oleh media massa. Namun konsep framing atau frame sendiri sebenarnya bukan murni konsep ilmu komunikasi, tapi dipinjam dari ilmu kognitif (psikologis).

2.2.Tinjauan tentang Konstruksi

Realitas Sosial Media Massa

Konstruksi realitas sosial dikenal oleh Peter L Berger dan Tomas Luckmann lewat bukunya berjudul “The Social Construction of Reality, a Treatise in the Sociological of Knowledge” (1966). Dalam bukunya Berger mengatakan proses sosial terjadi melalui suatu tindakan dan interaksinya, yang mana individu akan menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif (Bungin: 2011, 13).

2.3.Tinjauan Tentang Media Massa

Rakhmat (2008: 77) menjabarkan bahwa komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak.

Komunikasi massa adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Komunikasi massa adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik (Effendy, 2001: 21).

2.4.Kerangka Pemikiran

(6)

6 Sumber : Peneliti,2019

3. Metode Penelitian

3.1.Paradigma Konstruktivis

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme peneliti ajukan karena bagi kaum konstruksionis, realitas di dalam berita itu bersifat subyektif. Realitas itu hadir karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan.

Realitas dapat tercipta melalui konstruksi. Suatu sudut pandang tertentu dari wartawan mengonstruksi realitas. Realitas bisa saja berbeda-beda, tergantung pada bagaimana

konsepsi ketika realitas itu dipahami oleh seorang wartawan yang mempunyai pandangan berbeda (Eriyanto, 2012: 19).

3.2.Metode Penelitian

Metode adalah proses,prinsip,dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya. Lebih lanjut, metode penelitian merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan yang terorganisir untuk menyelidiki masalah-masalah tertentu dan memerlukan jawaban. Hakikat penelitian juga dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian. (Mulyana, 2013: 145)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dalam bidang studi ilmu komunikasi adalah sebagai perspektif subjektif

3.3.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan peneliti didalam penelitian ini adalah menggunakan Robert N. Entman. Seorang ahli yang meletakan dasar-dasar bagi analisis framing studi isi media. Framing dipandang sebagai pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut. (Eriyanto, 2012 :221) Analisis Framing

Model Robert M. Entman • Pendefinisian Masalah (Define Problem) • Perkiraan Sumber Masalah (Diagnose Cause) • Penilaian Moral (Make Moral Judgement) Harian Umum Pikiran

Rakyat

Konstruksi Realitas Sosial Media Massa

(7)

7

3.4.Informan Penelitian

Untuk melengkapi data penelitian, peneliti mengambil informan-informan yang dianggap bisa membantu peneliti. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling, teknik ini dipilih karena informan dianggap memiliki informasi yang dapat membantu dan memahi permasalahan penelitian. Informan terdiri dari dua informan rekdaktur dan wartawan.

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi atau data yang peneliti inginkan, maka dalam teknik pengumpulan data ini peneliti menggunakan beberapa studi yang dilakukan, yaitu : Studi Pustaka, studi lapangan yang terdiri dari wawancaramendalam, pengumpulan dokumen, analisis teks.

3.6.Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini dengan cara : perpanjangan pengamatan, meningkatkan kecermatan dalam penelitian, Triangulas dan memberchek.

3.7.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti pakai dalam penelitian ini ialah analisis data kualitatif. Yang terdiri dari : Data Collection (Pengumpulan Data), Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data) dan Conclusing Drawing/Verification.

4. Hasil dan Pembahasan 4.1.Objek Penelitian

Pada penelitian kali ini peneliti ingin meneliti mengai pembingkaian berita pada Harian Umum Pikiran Rakyat pada edisi 11 Februari 2019. Isu yang peneliti angkat

merupakan kejadian Banjir Jatiendah yang terjadi pada 9 Februari lalu.

Berita yang akan diteliti oleh peneliti terdiri atas satu berita yang diterbitkan Harian Umum Pikiran Rakyat

Gambar 3.1. Objek Penelitian (Halaman Depan)

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2019

(8)

8 Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2019

4.2.Analisis Hasil Penelitian

Adapun hasil penelitian yang peneliti temukan ialah :

1. Pendefinisian Masalah

Harian Umum Pikiran Rakyat menyoroti kejadian banjir Jatendah ini dengan memberitakan mengenai kronologi saat banjir serta kondisi korban bencana dan tanggapan beberapa tokoh. Untuk memperkuat argument, pada headline terdapat infografis mengenai kronologi terjadinya banjir. Pemberitaan ini termasuk dalam kategori berita bencana dan kerusakan lingkungan

“Kejadian ini termasuk kedalam berita bencana dan kerusakan lingkungan” (Sumber: Wawancara melalui surel dengan Retno Heryanto, wartawan Harian Umum Pikiran Rakyat).

Harian Umum Pikiran Rakyat menjadikan isu banjir Jatiendah ini sangat serius sehingga menjadikan berita tersebut

sebagai liputan khusus. Berita mengenai kejadian bencana banjir Jatiendah terdiri dari beberapa sub berita, yaitu Dampak, Rekayasa, Waspada, Pongah. Serta dalam setiap sub berita terdapat beberapa narasumber yang diwawancarai oleh wartawan agar hasil berita yang didapatkan lebih akurat.

2. Perkiraan Sumber Masalah

Dalam keseluruhan berita berjudul “Rangkaian Tahun Lalu Seharusnya Jadi Pengingat JATIENDAH DITERJANG BAH” ini Harian Umum Pikiran Rakyat menjabarkan beberapa penyebab masalah terjadinya banjir. Yang pertama Meluapnya air sehingga tebing Sungai Cipanjalu ambruk. Yang kedua Benteng perumahan tidak bertulang sehingga mudah jebol. Yang ketiga Alih fungsi lahan yang tidak di imbangi dengan penataan lokasi

3. Penilaian Moral

Penilaian moral yang ingin Harian Umum Pikiran Rakyat berikan dalam pemberitaan yang berjudul “Rangkaian Tahun Lalu Seharusnya Jadi Pengingat JATIENDAH DITERJANG BAH”, memberikan beberapa nilai moral. Yang pertama Masyarakat terkadang lupa bahwa mereka menghabiskan lahan untuk mendirikan bangunan. Yang kedua Banjir tahun lalu yang terjadi di Jatihandap cicaheum seharusnya dijadikan peringatan. Yang ketiga Manusia saat ini sangat sombong akan alam. Yang keempat Banjir bandang tidak akan berhenti.

(9)

9

4. Penyelesaian Masalah

Akibat kejadian tersebut Harian Pagi Pikiran Rakyat memberitakan penyelesaian masalah untuk mengurangi bencana ini. Seperti menegaskan kembali pemerintah untuk memberi ijin kepada pembanggun perumahan dan tempat wisata

4.3.Naskah Berita Banjir Jatiendah

Rangkaian Tahun Lalu Seharusnya Jadi Pengingat

JATIENDAH DITERJANG BAH Soreang, (PR).- Banjir bandang menerjang Perum Jatiendah Regency, RT 04 RT 16 Desa Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Sabtu (9/2/2019) malam hingga Minggu (10/2/2019) dini hari. Belasan rumah di Blok A, B, dan C rusak. Tercatat pula tiga warga meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Serangkaian peristiwa serupa di Jatihandap, Cicaheum, Pasanggrahan, dan Gedebage pada tahun lalu ternyata tak dianggap sebagai pengingat.

"Sejak pukul delapan (20.00, sabtu 9/2/2019) hujan turun sangat deras. Aliran air yang tepat di sisi pos jaga bergemuruh. Pukul sembilan (21.00) lebih saya melihat jalan tergenang setinggi betis bersamaan dengan suara gemuruh-yang belakangan diketahui benteng kirmir ambruk, air mengalir sangat deras. Langsung saya berlari lari menberitau warga di Blok C yang tepat di depan sungai terus ke Blok B dan Blok A" kata Aul (50), salah seorang petugas jaga, kepada polisi dan sejumlah awak media, Minggu (10/2/2019).

Dalam kondisi hujan deras dan jalanan perumahan mulai dipenuhi tanah lumpur dan material kirmir yang ambrol, warga berupaya menyelamatkan keluarga. "Waktu

itu, saya ingat, di rumah Ibu Firdasari dan Nuraini di Blok B, ada anak kecil. Jadi saya berupaya memberikan penyelamatan. Saat itu yang berhasil diamankan hanya satu anak (belakang diketahui bernama kiki [12], mengalami luka berat). Sementara Ibu Firdasari (35) dan Ibu Nuraini (25) serta bayinya tidak dapat saya tolong karena sulit masuk. Jadi, saya menolong seorang warga yang sudah sepuh," tuturnya.

Setelah itu, Aul mengaku kembali kerumah Nuraini dan Firdasari. Ia menemukan Nuraini sedang memeluk Raufan, bayinya yang masih berumur 17 bulan. Nuraini dapat diselamatkan, sedangkan tubuh Raufan terlepas lalu terbawa arus Sungai Cicalobak.

"Namun, nyawa Ibu Nuraini, tidak tertolong. Menurut kabar, saat dibawa ke (RSUD) Ujungberung ditolak dan meninggal di perjalanan. Sementara, jasad bayinya baru ditemukan tim SAR pada pukul 3 subuh" ujarnya

Dalam peristiwa tersebut, tercatat tiga warga meninggal dunia, yakni Firdasari (35), Nuraini (25), dan Raufan (1). Sebenarnya ada satu warga lagi yang meninggal dunia, yakni Anah (67). Namun belakangan diketahui bahwa ia meninggal dunia lantaran terkena serangan jantung. Elva Ningsih (44), warga Blok B perumahan itu, mengungkapkan bahwa air sungai mulai meluap pada pukul 22.30. “Saya Bersama anak anak tengah berada di dalam rumah, sedangkan suami saya masih di Cicaheum,” ujarnya.

Tak lama kemudian, Elva mendengar suara orang berteriak bahwa tanggul jebol. Saat membuka pintu rumah untuk memastikan suara tersebut, air langsung masuk kedalam rumah. “Saya tidak mendengar suara tanggul jebol atau apa pun, tetapi air langsung dating dan masuk ke rumah. Saya langsung membawa anak anak naik keatas genting karena air terus meninggi sampai

(10)

10 1,5 meter” tuturnya. Ia pun mengaku menyaksikan mobilnya hanyut terseret air tanpa bias berbuat apa apa meskipun sudah memegang kunci.

Korban lainnya, Ajay Jazuli (45), mengaku sempat berusaha menahan air saat banjir masih kecil dengan barang seadanya. Namun, saat membuka pintu, air langsung menerjang dengan deras. “Saya sempat jatuh terseret air, tetapi masih sadar dan berusaha bertahan dengan menahan napas. Setelah bisa bangkit, saya merayap mencari tempat yang aman karena sudah banyak bagian rumah yang roboh” kata Ajay, ayah kandung Nurani (korban yang meninggal dunia).

Melihat kondisi atap yang mulai rapuh, Ajay tidak berani menyelamatkan diri keatas genting. Ia lebih memilih untuk bertahan diruang tengah. Sayang Nuraini dan adiknya tak seberuntung Ajay. “Nuraini meninggal setelah terseret sampai 50 meter, sedangkan adiknya hanya luka memar di kaki dan badan” ucapnya.

Dampak

Sejauh ini, berdasarkan data, sembilan rumah rusak parah akibat peristiwa tersebut. Semua rumah itu berada di tebing. Bagian belakang bagian rumah mengalami ambles dan bagian atap serta sebagian tembok roboh, hanya menyisakan bagian depan. Kondisi serupa dialami oleh sejumlah rumah di Blok B dan Blok A. “Paling parah Blok C karena air langsung menabrak dan masuk ke dalam rumah rumah hingga bagian belakang rumah amblas dan tembok serta atapnya ambruk” ujar Jajat, pengurus warga Perum Jatiendah Regency.

Ambruk dan amblasnya rumah di perumahan itu mengakibatkan aliran air bercampur lumpur serta perabotan rumah, bahkan kendaraan, menerjang Kompleks Balai Perlindungan Perkebunan (BPP)

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. “Banyak yang tersapu banjir. Yang merepotkan, endapan lumpurnya yang tebal. Kondisinya menyedihkan,” ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Dodi Firman Nugraha didampingi Kepala BPP Dede Wahyu saat mengunjungi lokasi kemarin.

BPP Pasirjati diketahui menjadi andalan bagi kegiatan perlindungan tanaman perkebunan. Para personel BPP Pasirjati aktif melakukan pembinaan bagi para petani pekebun, terutama dalam teknis perlindungan tanaman perkebunan dari serangga hama dan penyakit serta menciptakan kondisi tanaman yang sehat. Dody menyatakan, pelayanan BPP Pasirjati diupayakan tetap lancar walau sebagian areanya tertutupi lumpur. “Kondisi bangunan relatif utuh sehingga pelayanan diupayakan tetap berjalan. Memang membutuhkan waktu sekitar sebulan untuk membersihkan endapan lumpurnya” ujarnya.

Rekayasa

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badab Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Sudrajat mengatakan, banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan Bandung Utara sejak Sabtu (9/2/2019) sore. “Air di anak Sungai Cipanjalu di atas perumahan akhirnya meluap dan menyapu rumah warga” ujarnya, Minggu (10/2/2019).

Meskipun demikian, Sudrajat menampik jika luapan air tersebut merobohkan tanggul di pinggir sungai tersebut. Ia melansir bahwa yang ambruk adalah tebing sungai sehingga air langsung merobohkan benteng perumahan dan masuk ke pemukiman warga.

Kemarin, sejumlah personel TNI dan polri berupaya menyingkirkan benteng yang

(11)

11 menutupi aliran Sungai Cijati. Sementara, alat berat yang khusus didatangkan dari Soreang, Kabupaten Bandung baru dapat datang ke lokasi pada pukul 10.15 akibat tersendat arus lalulintas.

“Kami terus berupaya agar material batu dan lumpur dapat disingkirkan serta kirmir sungai dapat dibendung. Jumlah kerugian materil masih diinventarisasi karena ada juga korban yang langsung mengungsi ke rumah orang tua atau saudaranya” ujar Sudrajat.

Bupati bandung Dadang M Naser mengatakan, kejadian ini mengingatkan bahwa Kabupaten Bandung berada di peringkat ke-12 sebagai daerah rawan bencana di tanah air. Oleh karena itu, ia menghimbau warga agar selalu waspada, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini.

Sebagai upaya penggulangan, kata Dadang, ia sudah mengintruksi kan BPBD dan instansi terikat untuk merekayasa kembali ruas anak Sungai Cipanjalu di atas Perumahan Jatiendah Regency agar aliran air kembali kejalurnya. Begitu pula upaya membangun benteng sebagai pengganti benteng perumahan yang jebol.

“Saya liat tadi benteng perumahan tak bertulang, jadi gampang jebol. Seharusnya nanti dibangun benteng yang bertulang agar lebih kokoh” katanya saat meninjau korban dan lokasi bencana, Minggu (10/2/2019) pagi.

Disisi lain, Dadang mengaku kejadian tersebut akan menjadi bahan evaluasi terkait dengan pengawasan dan reboisasi Kawasan Bandung Utara (KBU). Meskipun lokasi bencana tidak termasuk KBU, Dadang tidak menampik bahwa banjir bandang jelas terkait dengan kondisi KBU di atasnya yang sudah minim resapan. “Sekarang, pengendalian pembangunan sudah dilakukan secara ketat dan terus

diawasi. Lima desa di Kecamatan Cilengkrang yang masuk KBU sudah kami kontrol agar hanya 20% yang didirikan bangunan, sedangkan 80%nya harus menjadi kawasan hijau” tuturnya.

Meskipun demikian, ia mengakui bahwa kawasan itu memang belum diimbangi dengan pengembangan reboisasi pada 80% kawasan hijau yang baru saja dimulai. “Penghijauannya belum terasa, baru akan terasa 5-8 tahun kedepan” ujarnya.

Dadang juga berharap masyarakat ikut berperan aktif dalam konservasi KBU. Soalnya, merekalah yang kadang melupakan aturan dan menghabiskan semua lahan yang dimiliki untuk mendirikan bangunan. “Kalau pengembangan sudah dikendalikan, kami tidak akan mengeluarkan izin jika belum ada kajian dan rekomendasi dari Pemprov Jabar. Namun, justru kadang warga yang tak terkendali. Mereka menghabisakan semua lahan untuk bangunan, padahal aturannya harus dibatasi bahwa bangunan hanya boleh menghabiskan 20%-40% lahan, sesuai dengan ketinggian lokasi” ujarnya.

Waspada

Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta warga dan semua pihak di Jabar waspada terhadap potensi bencana banjir dan longsor. Kewaspadaan tersebut terutama bagi warga yang tinggal di wilayah sungai. Di sisi lain, pemprov pun terus berupaya dalam meningkatkan daerah tangkap air.

“Saya ingatkan agar warga Jabar, pada musim hujan, harus waspada, terutama mereka yang banyak di wilayah air, yaitu sungai dan sebagainya karena kondisi seperti ini bisa kapan saja, siang malam. Jadi, kewaspadaan harus ditingkatkan” ucap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Jalan Oto

(12)

12 Iskandardinata, Kota Bandung, Minggu (10/2/2019).

Hal itu diungkapka Ridwan terkait dengan banjir bandang Perumahan Jatienda Regency, Desa Jatiendah Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. “Saya tadi malam sudah mendapat laporan, yang terdampak mayoritas ada di Kabupaten Bandung. Sudah saya minta Pak Bupati, lewat BPBDnya, untuk tanggap darurat disana” katanya.

Menurut dia, yang terkena dampak banjir bandang disana sebanyak 12 rumah. Dia berharap dalam penanganannya tidak ada kendala. “Ada tiga yang meninggal, saya turut berduka cita dan prihatin. Kami ingin memastikan situasi kembali normal dalam waktu dekat” tuturnya. Dalam kesempatan itu, Ridwan berharap agar koordinasi antardaerah dilakukan.

Terkait dengan daerah tangkapan air, ia menyatakan bahwa itu merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam jangka panjang, terlebih untuk mengendalikan Citarum. Menurut dia, upaya yang tengah ditempuh adalah mengonversi kebun sayur menjadi kebun kopi. Selain itu, ada rencana untuk menghutankan kembai, 12.000 hektare lahan di Jabar. “Penghutanan jadi bagian dari upaya kami untuk mengembalikan daerah tangkap air” ucapnya.

Pongah

Peristiwa banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Bandung Timur sudah dapat diprediksi akan terjadi. Alih fungsi lahan di daerah Cimenyan, Cilengkrang, dan Manglayang tidak diimbangi dengan upaya penataan.

“Seharusnya peristiwa banjir bandang Jatihandap dan Cicaheum pada Maret 2018 lalu serta banjir bandang di Pasanggrahan (Kecamatan Ujungberung) dan Gedebage (Kecamatan Panyileukan) Desember 2018

lalu harus jadi cerminan. Tapi, bencana di anggap angina lalu, baik oleh pemerintah maupun masyarakatnya sendiri” ujar Ahmad Munandi dari Komunitas Susur Sungai dalam dialog yang dilangsungkan di Bale RW 05 Kampung Baru, Kelurahan Cigending, Kecamatan Ujungberung, Minggu (10/2/2019).

Peristiwa yang menimpa warga Perumahan Jatiendah Regency, Sabtu (9/2/2019) malam, menurut Munandi, seharusnya sudah dapat diprediksi sehingga warga ataupun aparat daerah melakukan antisipasi. Pembanggunan yang sedang dilakukan oleh beberapa pengembangan perumahan di bantaran Sungai Cicalobak atau Cijati pasti akan menimbulkan masalah.

“Minimal pembanggunan akan mengakibatkan sungai akan bercampur tanah galian. Selain itu, umumnya pengembangan tidak menyisakan sempadan sungai. Sisi sungai langsung di benteng kirmir yang kekuatannya tidak dapat di prediksi. Seperti di Jatiendah Regency, ternyata usia bangunan baru 5-8 tahun” ujar Munandi.

Darmawan Hardjakusumah, budayawan yang juga penggerak lingkungan, menegaskan bahwa sejak peristiwa banjir bandang Jatihandap, Cicaheum, pihaknya sudah mengingatkan akan potensi bencana serupa. “Manusia sekarang sangat pongah. Mereka sudah tidak menganggap alam sekirar sebagai sahabat. Mereka sudah memutuskan tali rantai kehidupan” ujar Kang Acil demikian Dermawan akrab disapa.

Meskirpun demikian, pihaknya akan kembali mengingatkan pemerintah tentang kawasan Bandung Utara. “Peraturan presiden sudah sangat jelas mengatur tentang cekungan Bandung dan diperkuat Perda tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara (KBU).

(13)

13 Namun nyatanya, eksploitasi pembanggunan terus berlangsung. Bahkan pihak Perhutani-sebagai pemilik kawasan- malah ikut ikutan membuka lahan untik kawasan wisata” katanya.

Nandi Wibisana, penggerak lingkungan yang juga tokoh masyarakat Pasirjati, mengatakan bahwa Pemkot Bandung, tidak dan belum siap untuk menghadapi resiko bencana alam di Kawasan Bandung Utara. “Mungkin dalam pikiran Walikota atau Bupati, pembanggunan perubahan menunjukan suatu keberhasilan pemerintahannya. Mereka hanya menghitung keuntungan, tidak memikirkan kerugian yang diderita” ujarnya.

Dalam dialog lingkungan tersebut, disimpulkan bahwa peristiwan banjir bandang di Kecamayan Cilenhkrang, Ujungberung dan Mandalajati tidak akan pernah berakhir. Soalnya disana terdapat 49 aliran sungai yang bersumber dari 18 mata air di kawasan Bandung Utara. (Handri

Hardiansyah, Kodar Solihat, Novianti Nurulliah, Retno Heryanto)

5. Kesimpulan dan Saran

5.1.Kesimpulan

1. Pendefinisian Masalah

Harian Umum Pikiran Rakyat mengkategorikan permasalahan ini sebagai masalah kerusakan lingkungan.

2. Perkiraan Sumber Masalah

Harian Umum Pikiran Rakyat menyoroti masalah ini kelalaian masyarakat serta pemerintah akan menjaga lingkungan

3. Penilaian Moral

Harian Umum Pikiran Rakyat “Marah” kepada masyarakat banjir banjir sebelumnya seharusnya dijadikan pengingat namun mereka masih merasa

sombong sehingga menebang pohon sembarangan dan menjadikan lahan untuk daya serap air menjadi bangunan

4. Penyelesaian Masalah

Penanaman kembali hutan yang gundul dan penegasan kembali perihal perijinan alih fungsi lahan

5.2.Saran

1. Untuk Harian Umum Pikiran Rakyat coba ambil angel mengenai isu lebih objektif jangan hanya menyalahkan Kawasan Bandung Utara saja

2. Untuk Wartawan, jika ada info menarik jangan di tutupi kasih tau masyarakat yang salah itu sebenernya siapa aja 3. Untuk Masyarakat, lebih sadar

lingkungan lagi biar Jatiendah ga banjir lagi nanti Bandung Timur jadi lautan, cukup baleendah aja

Daftar Pustaka

Buku

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Eriyanto.2009. Analisis Wacana:

Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT.Lkis Printing Cemerlang.

Mulyana, Deddy. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial

(14)

14 Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Romli, Asep Syamsul M. 2014. Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung: Rosda

Sobur, Alex. 2012. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sumber Lainnya

Dokumen Umum Pikiran Rakyat,

Rangkaian Tahun Lalu Seharusnya Jadi Pengingat JATIENDAH DITERJANG BAH Edisi 11 Februari 2019.

Gambar

Gambar 3.1. Objek Penelitian (Halaman Depan)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain analisis framing dapat dipakai untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandangan yang digunakan oleh wartawan atau media massa saat

[r]

(Analisis Framing Roy Suryo ditunjuk untuk Menjabat Sebagai MENPORA di Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Edisi 11 Januari 2013-16 Januari

[r]

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Dimensi Truth atau Facktualitas foto berita Seorang wartawan foto di Harian Umum Pikiran Rakyat dalam mencari sebuah foto

[r]

Pada hasil penelitian ini, peneliti akan menjabarkan dan menerangkan secara sistematis mengenai analisis isi tajuk rencana di surat kabar Harian Umum Pikiran