• Tidak ada hasil yang ditemukan

6,~ FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG ~

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "6,~ FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG ~"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

6

,~ FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG ~ · EWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

~

·'. Gedung DPR Rl Lt. 21 Jl. Jend. Gatot Subroto- Jakarta 10270 :: ~\~.~~ _ ~ Telp. 5755858, 5755899, 5755900 ~ax. 5755859

e-mp i' · fubh @ dpr gg ,q

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

SURAT UTANG NEGARA

Disampaikan oleh : Ir. DARMANSYAH HUSEIN

(2)

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

SURAT UTANG NEGARA

Disampaikan oleh: lr. Darmansyah Husein- Anggota No. A-257

Amlamu'alaikum Wr. Wb. Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirobbil 'alamin. As shalatu wa salamu 'ala rasulillah, wa 'ala alilhi washahbihi ajma'iin.

Saudara Ketua dan

Sidang Dewan yang Terhormat,

Saudara Menteri Kenangan beserta Jajarannya yang kami hormati,

Pada masa persidangan ini, kita sedang menyelesaikan pembahasan APBN 2003, sebagai sebuah rencana kerja pemerintahan negara, disusun dalam rangka memelihara dan meningkatkan hasil-hasil pembangunan tahun-tahun sebelumnyayang tertuang dalam REPETA, PROPENAS dan GBHN. Dalam APBN tersebut juga APBN-APBN sebelumnya, kita semua mengetahui dan menyadari bahwa beban anggaran pemerintah yang terbesar adalah pada anggaran untuk pembayaran bunga utang dan subsidi, kedua beban anggaran tersebut telah menghabiskan hampir seluruh pendapatan negara dari sektor perpajakan, sehingga hanya sedikit saja dana yang tersisa imtuk pembiayaan pembangunan, atau dengan kata lain amanah pembangunaan hanya dibiayai oleh APBN dari dana sisa pembayaran bunga utang, sehingga mau tidak man, hams diambil kebijakan anggaran defisit yang ujung-ujungnya juga menambah utang bam untuk menutupinya.

(3)

Pelajaran penting dari manajemen utang negara yang terjadi di Indonesia dan negara lain adalah bahwa utang seringkali menjadi be ban pemerintahan bukan saja bagi pemerintah yang memutuskan untuk berutang tetapi juga menjadi beban pemerintah berikutnya, karena sebagian utang negara berjangkapanjang melebihi usia pemerintahan. Karena kewajiban membayar utang yang demikian, seringkali pengelolaan utang kurang memperhatikan prinsip kehati-hatian dan kebeRianjutan moneter khususnya bagi pemerintah berikutnya.

Saudara Ketua dan

Sidang Dewan yang Terhormat,

Saudara Menteri Keuangan beserta Jajarannya yang kami hormati,

Pada masa lain, manajemen utang dilakukan oleh pemerintah dengan tanpa adanya sistem pengawasan yang memadai, apalagi pengawasan yang datang dari masyarakat, mengingat utang-utang negara diterbitkan belum memiliki payiing hukum yang kuat sehingga utang negara hanya berdasarkan peraturan perundang-undangan clibawah undang-undang.

Sebagai akibat dari lemahnya pengawasan manajemen utang tersebut, saat ini negara kita tengah terjerat utang, karena dengan tidak terdapatnya payung hukum setingkat undang-undang tersebut pemerintah dapat menerbitkan surat utang negara untuk kepentingan tertentu tanpa hams melalui pertimbangan dari lembaga diluar penierintah yaitu Dewan Perwakilan Rakyat, seperti surat utang negara yang dikeluarkan untuk program rekapitalisasi bank umum, pemerintah mengeluarkan obligasi sebesar Rp. 659 triliun yang temyata sarat dengan masalah karena ternyata nilai riil yang dijaminkan oleh pemilik bank rekap sangatjauh dari nilai obligasi tersebut, akibatnya pemerintah memberikan beban yang besar kepada masyarakat melalui pajak, untuk membayar utang yang bukan untuk keperluan masyarakat ban yak, suatu beban yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemilik bank-bank rekap tersebut.

Saudara Ketua dan

Sidang Dewan yang Terhormat,

Dengan disahkannya UU ini, apa yang terjadi di masa lalu seperti obligasi untuk rekapitalisasi bank umum tersebut memang tidak mungkin dapat terulang lagi, karena dengan UU ini, penerbitan surat utang negara hanya terbatas untuk tujuan tertentu yang sudah diatur secara tegas oleh UU dengan persetujuan DPR.

(4)

Akan tetapi Fraksi Partai Bulan Bin tang ingin mengingatkan~ bahwa dengan di syahkannya UU surat utang negara ini, utang adalah utang yang hams dibayar saat jatuh te1npo, utang adalah beban yang hanya enak saat menerimanya tetapi sangat berat clirasakan saat membayamya. Dengan adanya payung UU tentang surat utang negara ini, pemerintah bukan berarti dapat dengan mudahnya mengeluarkan surat utang negara untuk menutupi segala kebutuhan dengan mengabaikan suinber lain khususnya upaya peningkatan pendapalan dari seklor perpaj akan.

Demikianlah pendapat akhir fraksi kami, dan selanjutnya dengan memperhatikan beberapa catatan yang telah kami sampaikan~ Fraksi Partai Bulan Bintang setuju agar RUU tentang Surat Urang Negara untuk disahkan sebagai Undang-undang.

Billafti taufiq wal hidayah Wassalamu 'ulaikum Wr. Wb.

Ketua,

ttd

Jakarta, 24 September 2002

PIMP IN AN

FRAKSI PARTAI BULAN BINTAl~G DPR-RI Sekretaris

ttd

(5)

PRAKSI PART AI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGANUNDAN~UNDANG

TENTANG

SURATUTANGNEGARA

JAKARTA, 24 SEPTEMBER 2002

(6)

JRAKSIPAR'WDDIOimASIINDOMSL\PflBJlJA~GAN

DEWlN PERm.KJJ.AN RAK\'AT REPlJDLJK INDOSESIA

~!ft115JI!t : lll"lli DrH-ft, ~1~ .a ,l.a~j;o II ,lt!u!i1UJ.3 • 11). J :l'ftl l\i'JA .l!JJ:-k- Js.b1li 1mi'd

tr 1)1~~~ il t(.~.!.fll&: !A.~ :.:m, "ito..~.·~ f. ..51. :.Mit.•

PENDAPAT AKHIR

. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

TERHADAP

RANCANGANUNDANG-UNDANG TENTANG

SURAT UTANG NEGARA Disampaikan oleh

SH

Anggota Nomor: A-150

Willem M. Tutuarima,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Yang terhormat Saudara Ketua;

Yang terhormat Saudara Menteri Keuangan beserta jajarannya; Yang terhormat para anggota Dewan; dan

Hadirin yang kami muliakan.

MERDEKA !!!

I. PEMBUKAAN

Pertama-tama, perkenankanlah teRiebih dahulu kami mengajak Saudara Ketua, rekan-rekan Anggota Dewan, dan Hadirin sekalian,

(7)

telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada segenap bangsa Indonesia, di tengah-tengah tantangan dan cobaan yang semakin berat, kita tetap bersyukur dapat menjalankan roda kehidupan bangsa dan negara dalam suasana yang penuh keprihatinan. Pada hari ini kita diberikan kekuatan lahir dan bathin untuk menghadiri Sidang Dewan yang mulia dalam rangka menyampaikan PendapatAkhir Anggota Dewan melalui Fraksinya masing-masing terhadap RUU tentang Surat Utang Negara.

II. PENDAHULUAN

Kemudian perkenankanlah kami atas nama Fraksi PDI Perjuangan memasuki pendapat akhir Rancangan Undang Undang Surat Utang Negara.

Dalam penjelasannya, Pemerintah yang diwakili Menteri Keuangan, pada tanggal29 Januari 2002 lalu mengatakan, bahwa diajukannya Rancangan Undang Undang Surat Utang Negara ke DPR adalah untuk mengatasi krisis keuangan sejak pertengahan tahun 1997 yang hingga saat ini bel urn pulih. Krisis ini telah mengakibatkan terpuruknya sektor perbankan. Sehingga hams diterbitkan obligasi atau Surat Utang Negara untuk membiayai program penjaminan dan rekapitalisasi bank-bank umum nasional. Akibatnya pembayaran bunga obligasi tersebut menjadi beban yang sangat berat bagi APBN, yang berarti juga menjadi be ban rakyat. Selanjutnya dalam rangka persetujuanAPBN oleh DPR-RI, Pemerintah hams secara terbuka menyampaikan pengelolaan utang negara selama ini ( dalam dan luar negeri) sehingga dengan demikian publik akan dapat mengetahui perkembangan pengelolaan jumlah Surat Utang N egara yang berada dalam pengelolaan perbankan maupun yang beredar di pasar financial, khususnya menyangkut beban pembayaran bunga dan masa jatuh temponya.

III. SURAT UTANG NEGARA .

Surat Utang Negara yang diatur dalarn Rancangan Undang-undang ini adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah maupun Valuta Asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia. Surat Utang Negara

(8)

dimaksud berupa Surat Pembendaharaan dan Obligasi Negara. Mengingat besar dan banyaknya utang negara baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri, Fraksi PDI Perjuangan berpendapat bahwa kebijakan yang sistematis, terencana dan berkesinambungan menuntut upaya yang sungguh-sungguh dari Pemerintah melakukan inventarisasi, pengelolaan dan penatausahaan utang negara untuk dapat menjelaskan secara terbuka dan bertanggung jawab terhadap segala jenis dan bentuk utang negara maupu1;1 jumlah sesungguhnya guna menghindari kesimpangsiuran informasi.

Dengan de~ikian Rakyat dapat mengetahui beban keuangan yang dipikul oleh negara. Disamping itu hal penting yang hams dilakukan Pemerintah menyangkut bagaimana cara mengurangi hutangtersebut, sehingga tidak menjadi beban yang berat dan menyusahkan generasi mendatang.

Saudara Ketua,

Saudara Menteri Keuangan, dan Sidang Dewan yang kami muliakan

Penggunaan Surat Utang Negara sebagai sumber pembiayaan dalam negeri yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pinjaman luar negeri hendaklah dilakukan secara berhati-hati dan penuh tanggung jawab, hal ini membutuhkan kedisiplinan Pemerintah terutama aparat pelaksana dalam mengelola dan menatausahakan Surat Utang Negara tersebut. Untuk itu diperlukan sistem pengawasan guna mencegah kemungkinan terjadi tindak pemalsuan yang akan merusak kepercayaan masyarakat terutama pasar obligasi. Dalam rangka pembiayaan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Rancangan Undang-undang ini, Pemerintah harus menjaga konsistensi kebijakan penyelenggaraan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik khususnya pelaku pasar keuangan dalam menyampaikan informasi tentang arab dan

kebijakan pembangunan yang sedang maupun akan dilaksanakan. Fraksi PDI Perjuangan berpendapat agar Pemerintah tidak hanya tergantung pada Surat Utang Negara. Untuk mengatasi permasalahan keuangan negara, yang harus dilakukan Pemerintah adalah menciptakan investasi yang dapat meningkatkan perekonomian yang dapat mendukung peningkatan pendapatan perpajakan sebagai sumber pembiayaan keuangan yang rasional.

(9)

Saudara Ketua,

Saudara Menteri Keuangan, dan Sidang Dewan yang kaini muliakan

Krisis keuangan yang kita hadapi sejak tahun 1997 telah merusak perbankan nasional kita dan berdampak terhadap memburuknya perekonomian nasional.

Fraksi POI Perjuangan memprihatinkan kebijakan dan langkah-langkah yang telah dilakukan melalui program penjaminan dengan menerbitkan sejumlah obligasi guna merekapitalisasi Bank-bank Umum Nasional yang sudah terpuruk. Oleh karena kebutuhan akan perbankan untuk menjaga roda perekonomian serta untuk mencegah tidak terjadi pemutusan hubungan kerja, maka rekapitalisasi perbankan terse but diteri1na sebagai satu-satunya alternatifuntuk menyehatkan perbankan nasional walaupun disadari hal terse but akan membebani APBN.

Dalam penjelasan yang disampaikan Pemerintah bahwa dalam rangka penyehatan dan restrukturisasi perbankan telah diterbitkan surat utang atau obligasi berjumlah Rp. 702,8 triliun. Pemerintah wajib mernenuhi sernua kewajiban utang berupa pernbayaran bunga dan pelunasan pokok pada saat jatuh tempo. Obligasi yang diterbitkan Pernerintah untuk rnerekapitalisasi Bank-bank Urnurn Nasional itu rnerupakan instrurnen pasar financial ( sekuritas) yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder, sedangkan surat utang yang diterbitkan kepada Bank Indonesia tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

Oleh karena obligasi tersebut telah diperjualbelikan di pasar financial dalam negeri, Fraksi PDI Perjuangan berpendapat agar Pemerintah dalarn rangka pengelolaan APBN peluu rnernperhitungkan dan mempertimbangkan akibat yang dapat mempengaruhi kebijakan APBN yang disebabkan perkembangan tingkat harga dan tingkat bunga di pasar sekunder. Guna menghindari resiko bertambahnya beban APBN, pengelolaan portofolio utang negara hams dikelola secara afisien, transparan dan menjaga akuntabilitas publik agar resiko penyimpangan dapat dikendalikan.

Dengan adanya Undang-undang ini, maka akan menjamin kepastian hukum, sebab dalam pelaksanaan sebelumnya hal-hal yang rnenyangkut Surat Utang Negara ini hanya diatur melalui Keppres atau Peraturan Pemerintah.

(10)

Berdasarkan pendapat, saran, dan harapan seperti tersebut diatas, dengan mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas moneter dan keuangan yang berkesinambungan dengan ini Fraksi PDI peijuangan menyatakan dapat menyetujui:

Rancangan Undang-undang tentang SURAT UTANG NEGARA untuk disahkan menjadi UNDANG-UNDANG.

Demikianlah Tanggapan Akhir Fraksi PDI Perjuangan terhadap

Rancangan Undang-undang Surat Utang Negara. Atas segala

perhatian dan kerjasama semua pihak, sejak pembicaraan tingkat I hingga pembicaraan tingkat II kami atas nama Fraksi PDI Perjuangan mengucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

MERDEKA !!!

Jakarta, 24 September 2002 FRAKSI PART AI DEMOKRASI INDONESIA DPR RI

Keto a, Sekretaris

ttd ttd

(11)

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI PART AI GO LONGAN KARYA DPR-RI TERHADAP

RANCANGANUNDANG-UNDANG TENTANG

SURAT UTANG NEGARA

Disampaikan Oleh :

MARTHIN BRIA SERAN. BSC Anggota FPG DPR RI No. A-363

(12)

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI PART AI GOLONGAN KARYA DPR-RI

TERHADAP

RANCANGANUNDANG-UNDANG

TENTANG

SURAT

UTANG

NEGARA

Disampalkan oleh Anggota DPR-RI No.

: MARTHIN BRIA SERAN, BSC

: A.363

Yth. Saudara Pimpinan Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Yth. Saudara Menteri Keuangan, selaku Walcil Pemerintah,

Yth. Para Pimpinan Fraksi-fraksi di DPR-RJ, Anggota Dewan yang kami muliakan,serta hadirin yang berhahagia.

Mengawali penyampaian Pendapat Akhir Fraksi-fraksi pada hari ini, pekenank:anlah kami mengajak hadirin semua untuk senantiasa meraanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkah, rahraat, dan karunia-Nyalah kita masib diberikan kesehatan dan kekuatan untuk raemenuhi tugas konstitusional menghadiri Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam keadaan sehat wal afiat dalam rangka pembicaraan Tingkat 11/Pengambilan Keputusan dan pengesahan Rancangan Undang-undang Republik Indonesia tentang Surat Utang Negara menjadi Undang-undang Republik Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui bahwa masalah pokok yang diliadapi dalam pengelolaan keuangan negara adalah masalah de:fisit anggaran yang membesar dan utang pemerintah, baik yang berasal dari pinjaman luar negeri maupun utang dalam negeri yang membengkak. Peningkatan utang luar negeri, utamanya untuk membiayai de:fisit anggaran dan proyek-proyek pembangunan, memperkuat.cadangan devisa. Sementara itu utang domestik dalam bentuk obligasi pemerintah yang digunakan unt.uk membiayai restrukturisasi perbankan yang meningkat cukup signi:fikan.

(13)

Dab.m rr;mgk_ajiso.Uiil ~1111/Jii!/fidy ~ lk~db>~j~a'k(t}]l!l ttnltulk rner:ryeh.a'tbliil

APBN d~ m~ ~iilrtas ~ea(.l)Jlatm keuMgam mteg.ara ~~

:Illilierriiing;ka11kaii p;e.ne:riErntaoo ~a, ~mat ;p,engc}uaran negara~ dm

mengrur;an:gi keterga:n't\an:gan 'dari ·.dana-.damt1uar negeri.

Penerbitan surnt hutang lJllegant bai Pemerii:rrtah ·sebagai otori1tas fiscal~ secara potensia1 :dapat mengurangi bdb.anibiayah'Ilta'mg dalam APBN serta mengurangi ketergantungan lcita dari sumber peJ:Iibiayaan luar negeri yang sangat rentan te:r'badap fluktuasi nihri iflnikalr.

Selain it pengelolaan surathutang negara secarabaik akan mampu mengurangi kerugian negara yang .difimhulkan oleh berbagai risiko keuangan dalam portofo1io Surat Utang Negara dipasar keuangan akan mernfasiEtasi terselenggaranya pengawasan secara langsung oleh publik atas kebijakan

Pemerintah dibidang ekonomi dan keuan:gan.

Untuk mengembangkan dan men:ingkatkankegiatan perdagangan Surat Utang Negara di pasar Uang diperlukati adanya landasan htikurn yang memberikan kepastian hukum ·kepada investor atas :

1. Komitme.n pemerintah untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya secara penuh ·dan tepat waktu.

2. Penyelenggaraan pengelolaan 'Smat ·utang Negara yang transparan dan

efisien.

3. Tata cara perdagangan yang menjamin keamanan dan efisiensi dalam bertransalcsi.

Yth Saudar-lfl Men:teri K£!JiiJRI:ga·n, seJIJdcu Wakil Pemerintah. Yth. Pimpinan

Devvan serta paraAi4ggma yang lkami :ht:»7~nati.

Sebelum kami menyatakan perse'tujwm alas RUU .Surat Utang Negara ini, perkenankan lcarni menyampaican heberapa tanggapan atas draft R UU Sura:t Utang Negara basil Rapat Panitia Kerja sebagai berikut:

I. Pasa18 ayat (1) Fraksi kami beq>endapat apakah tidak sebaiknya rumusan dapat ini nitampung dalam RUU per bend aharaan Negara, yang saat ini masih dibahas DPR dan Pemerintah.

2. Fraksi kami menyampaikan terima k.asih atas diterimanya usulan pencabutan rumusan Pasa1 '9ayat (2) hmufg RUU.

(14)

3. Fraksi kami sepakat kenaikan pidana dan denda yang terdapat dalam Rumusan Bah Vll Ketentuan Pidana Pasal19 ayat ( l) dan ayat (2), dengan harapan semoga dengan adanya hukuman pidana tersebut dapat membuat orang untuk: tidak sampai melakukan pelanggacan yang telah ditetapkan dalam Undang-undang ini.

4. Dan beberapa Pasal dan ayat yang telah menjadi komitmen Fraksi dan

mendapat sambutan baik dari ternan-ternan Fraksi lain.

Berdasarkan pokok kajian yang telah kami sampaikan diatas, disertai beberapa catatan dan harapan kepada Pemerintah, maka Fraksi Partai GOLKAR dengan ketetapan hati menyatakan DAPAT MENERIMA DAN MENYETUIDI Rancangan Undang-undang Republik Indonesia tentang vSurat Utang Negara untuk disahkan menjadi Undang-undang Republik Indonesia tentang Surat Utang Negara sebagai salah satu landasan hukum bagi seluruh anggota masyarakat termasuk pemodal untuk memenuhi kewajibaii keuangan serta penyelenggaraan manajemen Surat Utang Negara yang transparan, profesional, dan bertanggungjawab.

Fraksi Partai GOLKAR menyadari, bahwa tidak semua keinginan dan

kehendak masyarakat dapat terpenuhi secara paripuma dalam Undang-undang ini. Untuk itu, dalam kesempatan yang berbahagia ini ijinkanlah kami atas nama Frak:si Partai GOLKAR menyampaikan permintaan maaf alas keteRiambatan pengesahan Rancangan Undang-undang ini untuk disahkan menjadi undang-undang, dimana kami dalam Pemandangan Umum yang lalu kami begitu optimis mengatakan bahwa insya Allah RUU Surat Utang Negara ini dapat diselesaikan dalam masa sidang III tahun sidang 2001-2002, namun dalam kenyataannya optimisme tersebut tidak dapat terpenuhi dikarenakan sesuatu hal dan dalam rangka lebih menyempumakannya.

Kami sadar bahwa meskipun telah memperbatikan dan menampung berbagai aspirasi yang berkembang dimasyarakat tidak tertutup kemungkinan adanya kekurangan yang insya Allah akan dilengkapi dengan peraturan perundang-undangan lainnya.

Saudara Ketua, dan hadirin yang kami mu/iakan.

Saudara Pimpinan Sidang, Saudara Menteri Keuangan yang mewa/dli Pemerintah beserta jajarannya yang terhormat.

(15)

i~~ l~iilnikmihfu bnii ~n ttoriimu lkuHih atnl£

wmniariilm

~ Mhnttmii lheRrnttn ~' ffiitrgiinnn dian Jputr<B ,%J~1tn mmR-Wt

lknH.mmH11l1IDJ$, llmiiiriiiHimfulatt smrtm

sm.num

IPitaik

~qg ltuillir dhimm 1~ JPmiWumm ltanii iirii.

SW~a ~4hlRWb ~' lfuftmn Watllg Mbfun lE$n Imunfurniikun lFltnlliintllttman,

ThiimmifmimdinngmtuJMtik3mltm~~li<iitR~num.

lf~imu lkmilh.

.IHR.airttu,~ ~ $1Qp}tnnftmr 2IDW

~~~~~~-~~ltiA\

~~~~~~

JJitdZliDD AQHI1M;UL

$II

~~

N~~

(16)

PENDAPAT AirniR

FRAKSI PARTAI PERSATIJTAN PEMBANGL~AN DPR-10

TERIIADAP

RANCANGAN IJJM)AN"G-UM)ANG TENTANG SURAT U'CAN"G NEGARA

=~=~===================~==~=~=~=~===

Disampaibn Pada Rapat Paripuma DPR-RI, 24 ~ 1002 Oleb jum biccu:a F-PPP DPR-RI: B.

So1Ja11

u.._

Anggota DPR-RI Nomoi: AA-25

~Wr.Wb. B i s m i

-Yang teibonnat Saudara Pimpinamm Sidbmng, Saudmt Mmteri Keuangan be:serua ~ya,

Yang temonnat rebn-rebn mggo11a ~

Dan hadirin sekalian yang~

Pada kesempatan yang belbahagia mD, 1lliD1r1illah kiltal JPlillllllljj:mttlGum JP'lll!ijii dbum

syukur kehadirat Allah SWT. breDa atas ~ n1bJm;m1t dlmn B.niiday.ailln-Nya,

selringga pada hari ini, hadirin yang mutia dapa1t 11llllemlgbttii Siidratnng ~ dalam rangka penyampaian pendapat alldiWr RUU Tcellll1lalmg 5;1Uil[ll1t U1taumg Negara..

Sidang Dewan yang terhonnat,

Keinginan membangun kembali ~ ~ 1kJriisiis ~

akan betpulang lrepada tindabn politik: ~ llllllltulk: ~ mllJII1llg1kilm

mendayagunakan kelruatan-kekuatm somber

dbtya

~ y;anmg adat

da1lam

negeri Untuk itu, kebijabn elronomi

Penmormtmh sndaln

~ya

ili1ouili1Uiblm

(17)

nasional diluar sektor-sektor pendanaan yang telah dilakukan selama ini. Pilihan kebijakan ini didasarkan pada kenyataan bahwa fundamental ekonomi yang dibangun atau dititik beratkan pada satu pilar tertentu, seperti hutang luar negeri temyata menciptakan kerawanan, sehingga sulit diharapkan peranannya pada masa-masa mendatang.

Langkah Pemerintah yang berupaya untuk memperkuat infrastruktur hukum bagi penerbitan surat utang negara sangat penting, terutama dalam kerangka menghadapi berb~gai persoalan fiskal yang san gat berat pada masa mendatang. Kehadiran Undang-undang ten tang Surat Utang Negara memang sudah mendesak, karena pemerintah hingga kini sudah mengeluarkan surat tanda utang atau obligasi namun aturan terse but rnasih diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Meskipun kehadiran Undang-Undang ten tang Surat Utang Negara sudah sangat mendesak, tetapi kehadiran UU ini saja tidak cukup karena hams didukung oleh beberapa faktor seperti dukungan infrastruktur pasar, terutama bursa yang efisien, transparan dan likuid dalam upaya menyerap surat utang negara. Selain itu, perkembangan pasar obligasi juga sangat ditentukan oleh sejumlah faktor seperti stabilitas makro ekonomi, kondisi sektor perbankan, kondisi utang jangka pendek yang berkaitan dengan pinjaman investor asing, kondisi historis hyperinflasi yang dapat mempengaruhi kepercayaan investor terhadap pasar obligasi, hubungan antara keputusan politik yang melatarbelakangi daripada dikeluarkannya obligasi oleh pemerintah, aktif atau tidaknya market maker, dll.

Beberapa faktor tersebut diperlukan agar obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah dapat menjadi sumber investasi yang aman dan menarik. Kita sadari bahwa sekarang ini banyak dana-dana yang mengalir yang bersifat spekulatif, sekadar mencari keuntungan cepat dan besar. Karena di negara maju kurang berpeluang menarik keuntungan, dana-dana ini akan mengalir kenegara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Apalagi sekarang ini telah terjadi pergeseran dari perdagangan barang dan jasa ke pasar uang. Dana-dana tersebut tidak mengalir ke sektor produktif, tetapi ke bursa saham, kredit konsumsi dan investasi yang bersifat spekulatif lainnya yang umumnya dikendalikan oleh lembaga investasi. Keadaan ini juga mendorong terjadi capital flight dari sektor ekonomi rill ke sektor keuangan yang berakibat arbitrage global, yaitu kapital dengan mudah dan cepat berpindah mencari tempat yang paling menguntungkan. Fenomena

(18)

global ini jelas memerlukan kesiapan kita, terutama pentingnya kehadiran UU tentang Surat Utang Negara, selain sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kepercayaan investor juga menciptakan kepastian hukum.

Sidang Dewan yang terhonnat,

Kita sadari bahwa penerbitan obligasi merupakan salah satu cara pemerintah untuk: memobilisasi dana dari masyarak:at. Selain itu, diterbitkannya Surat utang negara merupakan bagian penting dalam kerangka pemulihan ekonomi. Oleh sebab itu, penerbitan surat utang negara haruslah hati-hati sehingga obligasi tidak menjadi beban berat fiskal yang akan datang. Tekanan fiskal ini tidak hanya diakibatkan oleh beban bunga yang tinggi namun juga karena APBN rentan terhadap resiko suku bunga (interest rate risk),

refinancing, serta contingent liabilities (kewajiban bersyarat). Untuk itulah

porifolio utang pemerintah perlu dikelola secara efisien dan professional berlandaskan prinsip-prinsip manajemen resiko terbaik agar diperoleh struktur por~folio utang yang dapat meminimalkan biaya utang pada tingkat resiko

yang dapat dikendaJikan.

Guna mengurangi tekanan fiskal tersebut, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan meminta kepada pemerintah agar manajemen utang dalam negeri perlu dilakukan secara hati-hati dengan: merestrukturisasi profil jatuh tempo utang dalam negeri pemerintah; mengurangi jumlah pokok obligasi lewat buy back (membeli kembali obligasi); dan memperkecil kewajiban bersyarat.

Yang terbormat Pimpinan Sidang,

Yang terbormat Menteri Keuangan beserta seluruh jajarannya, Yang terbormat rekan-rekan anggota Dewan,

Dan Hadirian yang berbahagia.

Dengan mempertimbangkan semua hal-hal sebagaimana telah kami kemukakan diatas, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan sambil bertawakkal kepada Al_lah SWT. dan dengan mengucapkan Blsmillahirrahmanirrahim

kami menyetujui RUU Tentang Surat Utang Negara. Semoga Allah SWT. memberikan rahmat dan ridlo-Nya sehingga undang-undang ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan melindungi rakyat dan negara kesatuan Rl.

(19)

telah merampungkan RUU ini, kepada semua hadirin yang dengan sabar dan penuh perhatian mendengarkan Pendapat Akhir Fraksi Partai Persatuan Pembangunan. Semoga bangsa Indonesia diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menghadapi berbagai masalah dan segera keluar dari krisis dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT., Amin

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

1 akarta, 24 September 2002 FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DPR RI

Ketua, Wakii"Sekretaris

ttd ttd

(20)

FRAilS1 KEBARGKffAN

BA.:;sA

DEWAR~W~MPta.a~ ~·! ~ -.!IJlll'a~.NJ'l.iiK~IL.6J!Iill.llilltftK•~·l'\)~· ... ~, !Uiii~Dk.:t.;N~Dt~ w.rm .. !Sfi. ~:~ · r:n~ ... t~Mf_., ·tt:.t w.:t-t.~:. lou~ fA•~-~ll~·~~""·~-*-~~g ~ ... ~ PENDAPAT AKIIIR

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR-RI

TERHADAP

RANCANGANUNDANGUNDANG

TENTANG

SURAT

UTANG NEGARA

Disampaikan 0/eh Juru Bicara FKB DPR-RI: Drs. Amin Said Husni Anggota Nomor: A-435

=====================================

Assalarnu'alaikum Wr, Wb.

Yang Terhorrnat Saudara Pimpinan Sidang

Yang Terhormat Saudara Menteri Keuangan beserta jajarannya, Saudara-saudara Anggota Dewan dan Hadirin yang terhormat.

Pertama-tama, Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita bersama""sama dapat menghadiri Rapat Paripurna Dewan dalam rangka Penyampaian Pendapat Aklhir atas Rancangan Undang-Undang tentang Surat Utang Negara.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada beliau Junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, shahabat dan pengikutnya yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kejujuran serta menegakkan keadilan dimuka bumi ini. Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada saudara pimpinan sidang atas kesempatan yang diberikan kepada Fraksi kami untuk menyampaikan Pendapat Akhir terhadap Rancangan Undang-Undang

(21)

Saudara Pimpinan Sidang, dan hadirin yang terhormat.

Fraksi Kebangkitan Bangsa beq)endapat bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan sumber daya alam (SDA ), tetapi senantiasa mengalami krisis ekonomi (pertengahan tahun 1960-an dan 1997), sehingga dari waktu ke waktu rakyat dibawa lari kesana kemari tanpa ada hasil yang nyata. Krisis ekonomi telah menyita waktu dan perhatian serta. seluruh surnberdaya ban gsa, akibatnya perekonomian bangsa Indonesia dalam kondisi .seterigah bangkrut, karena tidak dibangun dengan sistem dan landasan yang kuat serta tidak ada kebijakan yang memadahi dan berpihak pada kepentingan · perekonomian

raky~ .

-Kondisi krisis senantiasa dijawab dan diselesaikan dengan utang, pada tahun 1960-an pemerintah telah melakukan transaksi utang untuk dapat bangkit dari puing-puing krisis, yakni dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat,

dan hal ini beRianjut sampai tahjun 1970-an, utang tidak hanya dipakai untuk menutup kebutuhan dasar rakyat saja tetapi digiring dan dipergunakan ke sektor modern yang sebenarnya tidak perlu, karena dapat dibiayai oleh sektor swasta, akibatnya praktek KKN turnbuh subur untuk merebutkan uang basil utang ini.

Sedangkan pada tahun 1980-an pemerintah telah melakukan kebijakan liberalisasi ekonomi yang kelewat kebablasan, khususnya disektor keuangan dan perbankan, karena kebijakan pengalihan kendali Bank dari Pemerintah ke pihak swasta dengan tanpa terlebih dahulu membangun sistem perbankan yang kuat, akibatnya sektor perbankkan menjadi lemah dan tidak terkendali, dan usut punya usut kebijakan ini dilakukan karena sebagai salah satu syarat agar dapat dikucurkannya Utang Luar Negeri.

Pada saat krisis ekonomi tahun 1997, Pemerintah kern bali membuat kebijakan yang menakjubkan dengan mengundang dan menggandeng IMF, Pemerintah dan IMF telah membuat kebijakan monoter yang san gat fantastik. Suku bunga melonjak lebih diatas 100% sehingga tidak ada kredit dan bisnis apappun yang hidup kecuali bisnis uang. Melakukan amputasi perbankkan dengan harapan bagi bank-bank yang sehat agar dapat berjalan lebih normal, dalam kenyataannya justru sebaliknya, akhimya apa yang kita lihat saat ini tidak lain hanyalah menunggu ambruknya perekonomian nasional kita, karena bangsa kita telah menumpuk hutang sebesar Rp 696 Trilyun.

(22)

Utang bangsa Indonesia sebanyak ini sudah sangat membebani dan menyengsarakan rakyat, bahk:an berdampak pada pemotongan alokasi biaya sosial dalam anggaran belanja negara. Dengan utang sebesar itu, setiap manusia Indonesia tanpa kecuali termasuk bayi yang baru lahir harus Menanggung beban utang. Bangsa Indonesia selama inijuga harus membayar cicilan pokok dan bunga utang yang cukup besar.

Menurut Fraksi kami, dalam keadaan ekonomi normal pun, dimana alat-alat iproduksi digunakan secara maksimal dan para buruh bekerja dengan efisiensi tinggi, serta diadakan eksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran, (Indonesia tidak akan mampu membayar uang luar negeri kita yang demikian Ibesar. Oleh karena itu, perlu ada penyelesaian secara serius masalah utang ini, mata rantai utang harus diputus dan salah satujalan adalah.dengan mernbuat sistem dan aturan yangjelas tentang utang, diantaranya dengan Undang-undang Surat Utang Negara.

Saudara Pimpinan Sidang dan hadirin yang terhormat,

Fraksi kami menyadari sepenuhnya, bahwa menyetujui UU SUN ini sesuatu hal yang teramat berat, baik secara moral, politik, financial, bahkan keimanan. Tapi memang harus k:ita lakukan, demi kredibilitas kinerja keuangan Pernerintah dan secercah harapan bagus di masa depan.

Adapun secercah harapan yang biasanya dijelaskan Pemerintah adalah, katanya, dengan adanya UU SUN ini, maka sernua obligasi yang sudah dikeluarkan itu menjadi kredibel di pasar sekunder, sehingga memungkinkan bank-bank menjadi likuid, menguat, dan intermediasi meningkat, akhimya ekonomi menjadi tumbuh pesat. Inilah bagian langkah dari economic recovery. Itulah katanya, secercah harapan.

Hal-hal yang sangat memberatkan adalah, bahwa dengan disetujuinya UU SUN ini artinya kita telah menghalalkan/mensahkan sejumlah hutang yang telah dipungut oleh Pemerintah dengan penggunaan yang bel urn sepenuhnya dapat dipertanggung-jawabkan itu. Semua akan menjadi sah sebagai utang berdasar UU dengan segala konsekuensi dan risikonya.

Dari sisi jumlah, seluruh hutang berjumlah Rp 696,188 triliun dan US$ 400 juta, bempa Surat Utang untuk BLBI, Penjaminan, tambahan modal bank Exim (sekarang merger dalam Mandiri), KLBI, obligasirekap perbankan

dan yenky bond (Obligasi untuk intemasional). Kita semua belum pemah mengk:aji secara sempurna berbagai permasalahan yang melingkupinya, dan

(23)

sampai sekarang masih penuh permasalahan. Kini kita hams memberikan persetujuan atas semua itu. Astaghfirullah ••••.• dosa apa yang telah kita lakukan bersama ? Pengkhianatan sebesar gunung Jabal Qaf? atau jabal-jabal yang lain.

Karena demikianlah san gat kontradiktif pertimbangan-pertimbangannya, maka FKB sejak dini telah melakukan antisipasi dengan mengajukan berpuluh-puluh DIM untuk menyempurnakan RUU yang diajukan oleh Pemerintah. Dalam perjalanan perjuangan FKB di Pansus, Panja, Timmus sampai kembali Pansus dan pleno komisi, memang ban yak yang berhasil menjadi kesepakatan. Antara lain:

1. Kepastian penerbitan SUN hams dengan persetuan DPR, baik persetuan induk maupun jika Pemerintah man menambah SUN baru selebihnya yang induk (Pasal 7 ayat ( 4)

2. Dihapusnya kebolehan Pemerintah menggunakan obligasi untuk penanaman dana pada investasi jangk:a pendek.

3. Memberikan sanksi pidana yang adil bagi pemalsu, peniru, penyimpan atau pengedar SUN palsu.

Adapun DIM PKB yang gagal dipertahankan adalah:

1. Usul di Ketentuan Umum tentang rumusan Utang Negara, dimaksudkan agar Utang Negara menjadi jelas, apakah dilakukan oleh Negara atau bukan, sehingga tidak terjadi peristiwa di mana Negera terpaksa mengakui sejumlah hutang seperti yang dialami sekarang. Usul FKB berbunyi .. Utang Negara adalah adalah utang yang sengaja dipungut oleh Negara dengan perencanaan sebelumnya "(DIM 20)

2. Usulan FKB untuk memberikan sanksi kepada Pemerintah jika tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok obligasi setelah jatuh tempo (Diusulkan untuk menambah ayat pada Pasal 8) 3. Usulan sangat penting, substansial, tetapi tidak berhasil menjadi

kesepakatan adalah pada pasal 20 yang berkaitan dengan keabsahan obligasi-obligasi yang telah diterbitkan dalam jumlah spektakuler seperti di atas. FKB dalam hal ini mengajukan DIM, agar sebelum dinyatakan sah dilakukan verivikasi teRiebih dahulu, sehingga pada kalimat akhir pasal ini berbunyi: "dilakukan verifikasi dan diajukan ke DPR untuk dimintakan persetujuan dan dibuat Sural Utang Negara yang baru

(24)

sesuai Undang-undang ini (DIM 112). Usubn FKB mi :tidak

berlebiih-lebihan~ kecuali sekedar melaksanaan TAP MPR yang menga~

agar seJuruh Utang Dalam Negeri diverivikasi dan dilakukan auditing. 4. Anggota FKB di Panja dan Pansus sampai saat-saat akhir masm

mempertahankan DIM tersebu~ tapi mobon maaf tidak berhasil sepenuhnya karena berbagai keterbatasan yang dimiliki fraksi. Hanya bcrhasil disepakati adanya penjelasan untu.k: Pasal 20 yang isinya tidak teRielu substansial.

Saudara pimpinan sidang dan hadirin yang terhormat,

Fraksi kami menyadari bahwa bangsa kita saat ini sedang membutuhkan kehadiran Undang-undang Surat Utang Negara, mengingat begitu pentingnya Undang-undang ini untuk menjadi landasan hukum bagi pemerintah untuk

menerbitkan surat utang negara, baik yang berbentuk surat perbendaharaan negara maupun Obligasi negara, dan hal ini sangat terkait dengan keberlangsungan APBN kita. Adapun tujuan penelbitan surat utang negara adalah untuk membiayai defisit APBN, menutup kekurangan kas jangka pendck akibat ketidak seriusan antara arus kas penerimaan dan pengeluaran dari rekening kas negara dalam satu tahun anggaran serta bertujuan untuk mengelola portofolio utang negara.

Pentingnya melakukan mobilisasi dana melalui pasar keuangan merupakan upaya peningkatan partisipasi masyarakat secara optimal dalam program pembiayaan pembangunan Nasional melalui mekanisme pengelolaan APBN. Penggunaan surat utang negara secara potensi~ .. ~ mengunmgi ketergantungan pada pembiayaan Iuar negeri yang sangat rentan terhadap fluktuasi nilai tukar serta dapat mengurangi kerugian negara yang di timbulkan oleh berbagai resiko keuangan dalam portofolio utang negara, dan melalui mekanisme APBN diharapkan ada pengawasan publik secara ketat.

Namun demikian, sebelum RUU ini disahk:an dan ditetapkan metliadi undang-undang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Kewenangan menerbitkan surat utang negara adalah berada pada pemerintah, namun demikian hendaknya pemerintah tetap konsisten agar dalam hal pemerintah akan menerbitkan suarat utang negara senantiasa terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan bank Indonesia (pasal 6). Disamping itu, penerbitan surat utang negara harus teRiebih dahulu mendapat persetujuan DPR tennasuk tentang pembayaran semua

(25)

kewajiban bunga dan pokok yang timbul sebagai akibat penerbitan Surat Utang N egara.

2. Terhadap pengelolaan Surat Utang Negara yang akan dilakukan oleh pemerintah "Menteri" hendaknya dilakukan secara cermat dan hati-hati, mengingat lingkup pengelolaan sangat "kompleks", sebagaimana diatur dalam pasal9, untuk itu, Menteri wajib menyelenggarakan penatausahaan dan membuat pertangungjawaban atas pengelolaan Surat Utang Negara dan dana yang di kclola secara baik dan benar yang akan disampaikan sebagai bagian dari pertangungjawaban pelaksanaan APBN.

3. Pengawasan terhadap kegiatan perdagangan surat Utang Negara (pasal 15) bendaknya lebih mengedepankan prinsip transparan dan dapat diakses oleb seluruh masyarakat, sehingga hasil pengawasan publik pun dapat mengatahui dan memberikan masukan atas proses jalannya kegiatan perdagangan Surat Utang Negara, tentunya dengan memperhatikan dan memberikan perlindungan terhadap kepentingan pemodal dan pelaku pasar Surat Utang negara, dengan barapan kegiatan perdagangan dapat dilaksanakan secara efisien dan sehat.

4. Harapan Fraksi kami agar Undang-undang ini dapat menjadi pedoman bagi pemerintah dalam menjalankan kegiatan ekonomi dan bisnis di

dalam maupun luar negeri, serta menjadi acuan bagi upaya economic recovery, terutama dalam bidang restrukturisasi, effisiensi dan efektifitas Pembangunan Nasional yang telah tercantum dalam Propenas yang telah memuat kebijakan secara rinci dan terukur sebagai langkah untuk dapat mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Saudara Pimpinan Sidang Saudara Menteri Keuangan,

Saudara-saudara Anggota Dewan dan Hadirin yang terhormat. Demikian Pendapat Akhir Fraksi Kebangkitan Bangsa atas RUU tentang Surat Utang Negara. Dengan berbagai pertimbangan dan saran-saran seperti di atas sebagai bagian tak terpisahkan, maka dengan memohon Ridlo Allah SWT dan dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Fraksi Kebangkitan Bangsa menyatakan TIDAK MENOLAKjika seluruh Fraksi di DPR menyetujui ditetapkannya RUU SUN (Surat Uatang Negara) menjadi Undang-undang dalam Rapat Paripuma kali ini. Akhimya atas perhatian para anggota Dewan, saudara Menteri Keuangan yang mewakili pemerintah

(26)

beserta jajarannya dan hadirin kami mengucapkan terima kasih.

Wallahul Muwaffiq lila Aquamit Thorieq, Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 24 September 2002

PIMP IN AN

FRAKSI KEBANGKITAN BAN GSA DPR-RI

Ketua, Wakil Sekretaris

ttd ttd

(27)

· DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. · FRAKSI TNI/POLRI

PENDAPAT AKHIR FRAKSI TNI POLRI ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG

SURAT UTANG NEGARA

JURUBICARA R. SULISTYADI, S.IP, MM

A-480

(28)

PENDAPAT AKHIR FRAKSI TNI POLRI ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG

SURAT UTANG NEGARA

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yth. Saudara Pimpinan Sidang,

Yth. Saudara Menteri Keuangan yang mewaliki Pemerintah beserta jajarannya.

Yth. Para Anggota Dewan danhadirin yang kami muliakan.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehinggakita berada dalam keadaan sehat wal 'afiat dan dapat mengikuti Sidang Paripmna pada hari ini.

Fraksi TNI/Polri, menyampaikan terima kasih kepada SaudaraPimpinan Rapat atas kesempatan yang diberikan untuk menyampaikan PendapatAkhir

llll.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Fraksi-fraksi yang tergabung dalam Pansus Rancangan Undang-Undang tentang Swat Utang Negara dan Pemerintah yang telah melaksanakan pembahasan secara mendalam dan seksama dalam suasana kebersamaan sehingga dapat dicapai basil yang optimal. Berkat iktikad baik, tekad, serta sikap penuh pengertian dan toleransi semua pihak, meskipun terdapat perbedaan pendapat, dan

penafsiran terhadap masalah yang dibahas, namun akhimya dapat dicapai titik temu yang berorientasi kepada kepentingan rakyat demi kelangsungan pembangunan nasional.

Sidang yang kami hormati

Sesuai amanat UUD Negara Republik Indonesia tahun 45, makaAPBN ditujukan sebesar-besamya untuk kemakmuran rakyat, melalui pembangunan

(29)

bertumpu pada kekuatan masyarakat. Surat Utang Negara adalah bagian dari APBN yang merupakan salah satu potensi pembiayaan khususnya potensi pembiayaan dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan dari Luar Negeri.

Portofolio Utang Pemerintah, yang terdiri dari utang Dalam Negeri dan Luar Negeri, disamping mengandung unsur biaya bunga dari waktu kewaktujuga mengandung unsur resiko menarnbah beban anggaran Negara. Untuk itu upaya pengernbangan Pasar Uang, khususnya pasar sekunder Surat Utang Negara yang aktif, likuid, efisien dan transparan menjadi bagian yang penting dalam strategi pengelolaan Surat Utang Negara. Disamping itu Penerbitan Surat Utang Negara kepada publik juga merupakan salah · satu potensi pembiayaan untuk memobilisasi dana melalui pasar uang, serta untuk meningkatkan partisipasi masyarakat secara optimal dalam program pembiayaan pembangunan Nasional.

Salah satu prasyarat dalam pasar uang adalah adanya suatu tingkat kepercayaan yang tinggi, oleh karena itu penerbitan Surat Utang Negara haruslah diatur dalam suatu ketentuan Undang-undang yang rnenjamin pembayaran bunga serta pokoknya oleh Negara. Dengan demikian diharapkan akan terbangun dan dijarnin kepercayaan pasar yang dapat meningkatkan kredibilitas Pemerintah dan pada gilirannya diharapkan meningkatkan investor di pasar uang Indonesia.

Sidang Dewan yang terhormat,

Secara substansial Fraksi TNI/Polri mencermati Rancangan Undang-undang tentang Surat Utang Negara tersebut pada beberapa hal esensial sebagai berikut :

Pertarna Tujuan penerbitan Surat Utarig Negara adalah untuk membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, menutup kekurangan Kas jangka pendek, juga untuk rnengelola portofolio utang negara, disamping itu untuk rnernber!kan kepastian hukum atas semua penerbitan Surat Utang Negara yang pemah diterbitkan Pemerintah tetapi hanya didasarkan oleh Peraturan Pemerintah (PP) ataupun Keputusan Presiden (Keppres) dan bukan didasarkan atas Undang-undang sebagaimana dimaksudkan oleh UUD 1945, khususnya Pasal 23 (1), (2) yang menetapkan : "(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang. Apabila DPR lidak menyetujui anggaran yang

(30)

Kedua

Ketiga

Keempat

Kelima

diusullron Pemerinlah. maka Pemerintah menjalankon anggaran

talum lain. (1) Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan undang-undang ··_ Mengingat bahwa dalam Undang-undang Dasar 1945 hanya diatur prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan neg~ maka sesuai dengan Pasal23 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945 diperlukan suatu undang-undang yang memuat ketentuan pokok yang bersifat melengkapi mengenai aspek pengelolaan keuangan negara termasuk: di dalamnya Undang-undang tentang Surat Utang Negara. Oleh karena ito penerbitan Undang-undang tentang Surat Utang Negara saat ini kedepan san gat penting dan signifikan perannya dalam menumbuhkan ekonomi

dan

keuangan Negara.

Adanya tataran kewenangan yang jelas dalam manajemen utang negara melalui pemisahan wewenang pengelolaan Surat Utang Negara oleh Menteri Keuangan, sedangkan wewenang pengelolaan penatausahaan dan pertanggung jawabannya di

pasar perdana oleh Bank Indonesia.

Adanya jaminan dan kepastian hukum rnelalui penerapan sangsi pidana bagi siapa saja, baik orang perorangan; rnaupun korporasi yang dengan sengaja meniru atau memalsukan Surat Utarig Negara atau memperdagangkan Surat Utang Negara timan atau Surat Utang Negara palsu dikenakan sangsi kurungan dan denda.

Ditegaskannya fungsi pengawasan DPR dalam proses Pengelolaan Surat Utang negara, bahwa ''Penerbitan setiap Swat Utang Negara hams mendapat persetujuan DPR". Dengan demik:ian prinsip cek and balances dan akuntabilitas dijamin dalam pengelolaan keuangan negara.

Adanya pemberlakuan Ketentuan Peralihan tentang surat-surat utang Negara yang telah pemah diterbitkan oleh Pemerintah, baik utang Dalam Negeri, maupun utang Luar Negeri, berdasarkan undang-undang ini dinyatakan sah dan tetap beRiaku sampai dengan jatuh tempo. Hal ini sangat penting karena menyangkut kepercayaan dan kredibilitas Negara di pasar uang baik Dalam Negeri maupun Luar Negeri.

(31)

Sidang Dewan yang terhormat.

Atas dasar pertimbangan tersebut diatas Fraksi TNI!Polri dengan ini menyatakan "Menerima Rancangan Undang-undang tentang Surat Utang Negara hasil kerja Pansus dan menyetujui untuk disahkan menjadi Undang-undang ".

Selanjutnya perkenankanlah Fraksi TNI/Polri menyampaikan harapan untuk ditindak laiijuti, sebagai berikut:

Pertama

Kedua

Fraksi TNI/Polri mengharapkan agar Undang.:.undang ini segera disosialisasikan kepada masyarakat sehingga mereka dapat memahami dengan baik.

Perlu segera melakukan penyiapan perangkat penunjang termasuk pembuatan PP dan Ketentuan lainnya yang dituntut oleh Undang-undang dan diperlukan sebagai aturan pelaksanaanya sehingga tidak timbul keragu-raguan dalam melaksanakanya.

Akhimya, pada kesempatan yang baik ini, Fraksi TNI/Polri menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah dan Fraksi-fraksi Dewan, serta semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam proses penyelesaian R UU ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan tugas konstitusi dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara.

Sekian dan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

(32)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI KKI

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA

ATAS

RANCANGANUNDANG-UNDANG TENTANG

SURAT UTANG NEGARA

JAKARTA, 24 SEPTEMBER 2002

(33)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I.

FRAKSIKKI

PENDAPAT AKHIR

FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA

ATAS

RANCANGANUNDAN~UNDANG TENTANG

SURAT UTANG NEGARA

Disampaikan pada Sidang Paripuma DPR-RI Tanggal 24 Oktober 2002

Oleh Juru Bicara : INDRA PRA YITNO

Anggota Nomor : A-459

Yang terhormat Saudara Pimpinan Sidang; Para Anggota Dewan yang terhormat;

Saudara Menteri Keuangan selaku Wakil Pemerintah beserta staf;

Hadirin dan Hadirat sekalian yang kami muliakan.

Assalamu 'allahikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera untuk kita sekalian.

Puji syukur kita panjatk:an kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan karunia-Nya kita semua dapat berkumpul di sidang ini dalam keadaan sehat wal 'afiat untuk bersama-sama mendengarkan Pendapat Akhir Frak:si-frak:si atas Rancangan Undang-Undang tentang Surat Utang Negara.

(34)

Perkenankanlah saya atas nama Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia, setelah dilakukannya pembahasan secara mendalam di PanitiaAnggaran kami menyampaikan PendapatAkhir atas Rancangan Undang-Undang tentang Surat Utang Negara. Sebagaimana tersebut dibawah ini.

Saudara-saudara sekalian, Sidang Dewan yang terhormat,

Dalam konteks kegiatan pembiayaan pembangunan nasional maka mobilisasi dana masyarakat perlu disertai dengan bekerjanya sistem keuangan yang meliputi, sistem perbankan, pasar uang dan pasar modal yang sangat efisien.

Selama ini fungsi intermediasi perbankan belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan disamping pengalaman masa lalu bahwa mobilisasi dana masyarakat yang bertumpu pada lembaga perbankan temyata sarat dcngan resiko sosial yang sangat tinggi. Oleh karena itu sudah waktunya apabila Pemerintah memberikan dorongan untuk dapat meningkatkan mobilisasi dana masyarakat melalui pasar modal dan pasar uang, agar dana masyarakat dapat dialokasikan secara produktif dalam berbagai bentuk investasi di sektor ekonomi nasional.

Menurut Fraksi Keatuan Kebangsaan Indonesia lahimya Undang-Undang ten tang Surat Utang Negara merupakan salah satu cenninan kegiatan Pemerintah dalam rangka mendorong pasar modal yang efisien yang akan memberikan beberapa manfaat antara lain; memberikan peluang yang lebih besar kepada pemodal untuk melakukan defersifikasi dan porto folio investasinya secara transparansi dengan infonnasi keuangan yang tinggi yang dapat membantu terciptanya suatu Good Coorporate Governance.

Disamping itu dengan lahimya Undang-Undang Surat Utang Negara sekaligus meligitimate surat-surat utang negara yang telah ada , sehingga dapat memberikan kepastian hukum bagi investor yang melakukan transaksi terhadap surat -surat utang terse but.

Sidang yang terhormat

Dengan dijadikannya Surat Utang Negara sebagai komoditas perdagangan di dalam pasar modal, maka negara dihadapkan kepada adanya suatu resiko investasi. 0 leh karena itu Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia mengharapkan agar pemerintah sejauh mungkin menghindari hal tersebut,

(35)

untuk itu maka penerbitan obligasi atau Surat Utang Negara hams tetap berpegang pada koridor-koridor dalam pelaksanaan APBN.

Dengan berbagai catatan-catatan sebagaimana tersebut di atas maka Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia dapat menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Surat Utang Negara ditetapkan sebagai Undang-Undang-Undang-Undang.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Warrahmatullahi

Salam Sejahtera bag! ki.tll semua

FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA DPR-RI

Ketua,

ttd

Drs. H.A. HAMID MAPPA

A-279

Wakil Sekretaris

ttd

INDRA PRAYITNO

Referensi

Dokumen terkait

 Prosedur dari simulasi fisik aliran air dan transport pencemar pada media berpori jenuh dengan seepage tank meliputi deposit pasir ke dalam alat,

Kombinasi varietas Roberto dan pemangkasan pada 28 hst mampu meningkatkan jumlah cabang produktif dan berat kering total tanaman, namun menurukan panjang tanaman

Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing berdasarkan petunjuk yang ada dalam LK (misalkan: dalam LK berisikan permasalahan dan langkah-langkah pemecahan

4) Tingkat “kepedulian dan komunikasi” serta “tanggung jawab” dari pengelolaan layanan sebetulnya sudah ada, sehingga hampir pada setiap proses, atribut tersebut

Diisi dengan nama paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, serta

Dengan kehandalan yang tinggi yang ditandai dengan ketepatan waktu perjalanan akan menyebabkan peningkatan dalam kapasitas baik dari sisi pelayanan kepada penumpang maupun

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang

Napsu badan jeung sagala panga- jakna teh ku jelema anu geus jadi kagungan Kristus Yesus mah geus Ka pan urang teh geus maot tina dosa, piraku bisa keneh hirup dina