• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI

A. Perkembangan Pendidikan di Desa Lebakwangi

Berdirinya sekolah berkait erat dengan masyarakat atau penduduk, baik dari segi kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat atau suatu daerah mempengaruhi banyak sedikinya kebutuhan sekolah di daerah itu. Di daerah perkotaan yang padat penduduknya akan lebih banyak membutuhkan sekolah dari pada di daerah pedesaan yang sedikit penduduknya. Segi kualitas masyarakat, misalnya, pada kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kelompok.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan secara pribadi, misalnya perlunya pendidikan bagi putra-putrinya untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat untuk bekal hidupnya di masa yang akan datang. Banyak orang tua dengan sekuat tenaga dan kemampuannya untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang paling tinggi.

Pada awalnya, masyarakat Desa Lebakwangi sejak Indonesia belum merdeka atau masih dijajah oleh Belanda mengenyam pendidikan atau bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) yang ada di Desa Jatinegara yang merupakan ibu kota Kecamatan Jatinegara itu sendiri karena pada saat itu di Desa Lebakwangi belum terdapat adanya sekolah (wawancara dengan Pahing, 11 Mei 2012).

(2)

Siswa-siswa yang bersekolah di Sekolah Rakyat tersebut tidak hanya masyarakat yang berasal dari Desa Lebakwangi dan Desa Jatinegara itu sendiri, tetapi juga seluruh masyarakat di Kecamatan Jatinegara bersekolah di Sekolah Rakyat tersebut. Hal ini dikarenakan pada saat itu desa-desa di lingkup Kecamatan Jatinegara belum ada sekolah dan satu-satunya sekolahan yang ada yaitu di Desa Jatinegara. Keterbatasan tempat dan pengajar membuat setiap anak yang akan bersekolah di Sekolah Rakyat tersebut harus berebut agar bisa bersekolah.

Seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran akan pendidikan mulai meningkat. Hal ini menyebabkan masyarakat Kecamatan Jatinegara pada umumnya dan masyarakat Lebakwangi, pada khususnya, banyak yang menginginkan anaknya dapat bersekolah. Karena keterbatasan ruang kelas yang hanya menampung sekitar 40 siswa, sedangkan yang ingin bersekolah jumlahnya cukup banyak, mengakibatkan masyarakat Lebakwangi menuntut dibangunnya sebuah sekolah di Desa Lebakwangi agar anak-anak mereka dapat bersekolah. Selain itu juga agar anak-anak mereka tidak terlalu jauh bersekolah jika di Desa Lebakwangi terdapat sekolah.

Melihat keadaan tersebut, dengan adanya tuntutan yang tinggi akan kebutuhan pendidikan sehingga pemerintah setempat akhirnya menyetujui untuk dibangun sebuah sekolah dasar lagi untuk membantu Sekolah Dasar Jatinegara dalam melayani pendidikan masyarakat setempat. Akhirnya, dipilih Desa Lebakwangi sebagai tempat pembangunan sekolah dasar yang baru. Hal ini karena letak Desa Lebakwangi yang tidak jauh dari pusat kecamatan dan juga banyaknya tuntutan dari masyarakat Desa Lebakwangi itu sendiri agar mempunyai sekolah dasar di desa tersebut.

(3)

Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi didirikan pada tahun 1960-an. Pada awal berdirinya, karena pada saat itu belum ada tempat dan dana untuk membangun gedung sekolah tersebut sehingga Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi untuk sementara menempati gedung balai Desa Lebakwangi. Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi ini mempunyai tiga ruang kelas karena terbatasnya tempat. Tiap kelas hanya dibatasi oleh sekat-sekat yang terbuat dari anyaman bambu. Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi ini berhubung hanya mempunyai tiga kelas sehingga hanya ada kelas 1 sampai dengan kelas 3 saja.

Pada tahun 1973 pemerintah mengeluarkan program Inpres yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan membangun sekolah di desa-desa, tidak terkecuali di Desa Lebakwangi. Di Desa Lebakwangi dibangun sebuah sekolah dasar, yaitu Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 02 atau sering disebut oleh masyarakat dengan Sekolah Dasar Inpres. Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 02 ini dibangun untuk memberi pelayanan yang lebih baik di bidang pendidikan kepada masyarakat. Adanya Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 02 ini memberikan kesempatan lebih luas kepada masyarakat Lebakwangi karena tidak harus berebut untuk bisa bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 01. Letak Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 02 ini berdekatan dengan Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 01.

Pendidikan di Desa Lebakwangi lambat laun berkembang dengan baik. Hampir seluruh anak-anak masyarakat Desa Lebakwangi bersekolah untuk mendapatkan pendidikan. Pada tahun 1980-an dibangun lagi sekolah dasar, yaitu Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 03. Berdirinya Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 03 ini atas permintaan warga Lebakwangi yang rumahnya jauh dari SD N 01 dan SD N 02 Lebakwangi. Desa Lebakwangi ini merupakan desa yang cukup luas. Desa Lebakwangi terbagi menjadi dua pedukuhan, yaitu

(4)

pedukuhan Lebakwangi dan Pedukuhan Karet. Untuk Sekolah Dasar Negeri 01 dan 02 ini terletak di Dukuh Lebakwangi sehingga anak-anak dari Dukuh Karet jika ingin bersekolah harus ke Dukuh Lebakwangi. Mereka harus berjalan kaki untuk menuju kesekolah karena pada saat itu belum ada kendaraan umum, sedangkan jaraknya cukup jauh. Sebab inilah masyarakat Dukuh Karet menuntut agar didirikan sekolah dasar di dukuh mereka agar anak-anak mereka tidak harus menempuh jarak yang jauh untuk sekolah dan dibangunlah Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi. Sekolah ini dari awal pembangunannya sampai sekarang hanya terdapat 4 kelas. Hal ini dikarenakan terbatasnya tanah untuk menambah kekurangan kelas dan juga bantuan dana dari pemerintah sehingga dalam kegiatan belajar mengajar ruang kelas yang ada digunakan secara bergantian, ada yang masuk pagi dan ada juga yang masuk siang.

Selain terdapat tiga sekolah dasar, di Desa Lebakwangi juga terdapat sebuah madrasah, yaitu Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda. Madrasah ini dibangun pada tahun 1989-an. Madrasah ini dibangun oleh warga dengan biaya swadaya dari masyarakat (wawancara dengan Syamsudin, 02 April 2012).

Madrasah ini dibangun untuk memberikan ilmu agama kepada masyarakat Lebakwangi dan juga untuk syiar agama Islam. Pada awal pendiriannya madrasah ini belum memiliki gedung sendiri, sehingga menumpang di Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 01. Setelah ada dana untuk mendirikan bangunan dan pembebasan tanah, akhirnya didirikanlah bangunan untuk Madarasah ini.

Berkembangnya kesadaran pendidikan pada masyarakat Desa Lebakwangi, terutama pada usia dini, mendorong didirikannya sebuah taman kanak (TK). Taman kanak-kanak ini bernama Taman Kanak-kanak-kanak Handayani. Taman kanak-kanak-kanak-kanak ini didirikan pada

(5)

tahun 1995. Namun, setelah beberapa tahun berjalan, taman kanak-kanak ini berhenti berjalan karena ada masalah yang terjadi di dalam pengurus. Setelah sekian lama vakum, akhirnya di pada tahun 2010 dengan diprakarsai oleh Ibu Tumilah, Taman Kanak-Kanak Handayani ini mulai dibentuk lagi kepengurusannya dan berjalan sampai sekarang. Dari awal berdirinya sampai sekarang Taman kanak-kanak ini menumpang di gedung madrasah. Hal ini dikarenakan terbatasnya dana untuk mendirikan bangunan sendiri.

Semakin tahun pendidikan di Kecamatan Jatinegara, pada umumnya, dan di Desa Lebakwangi, pada khususnya, semakin meningkat. Permintaan akan pelayanan pendidikan yang tinggi semakin meningkat. Hal ini menarik sebuah yayasan pendidikan untuk mendirikan sebuah SMK di Desa Lebakwangi. SMK tersebut bernama SMK Grafika, yang berdiri pada tahun 2011. Karena masih baru, SMK ini gedungnya menumpang di gedung Madrasah Diniyah Nurul Huda Lebakwangi.

Pada dasarnya, masyarakat Lebakwangi menjadikan sekolah sebagai suatu yang paling penting dalam kehidupan masyarakat. Pekembangan mutu pendidikan maasyarakat pada dasarnya tidak lepas dari ketiga sekolah dasar tersebut, terutama dari Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 01. Hal ini dapat dilihat bahwa Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 01 merupakan Sekolah Dasar pertama yang berdiri di Desa Lebakwangi, tetapi dengan adanya dua sekolah lagi, yaitu SD N Lebakwangi 02 dan SD N Lebakwangi 03 secara langsung membantu perkembangan mutu pendidikan masyarakat Lebakwangi. Hal ini dapat dibuktikan dengan bebasnya masyarakat Lebakwangi dari tiga buta, yaitu baca, tulis, berhitung, dan meningkatnya minat masyarakat untuk bersekolah. Perkembangan mutu pendidikan masyarakat Lebakwangi berkaitan erat dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat Lebakwangi seperti perubahan sosisl dan ekonomi. Perubahan masyarakat ini

(6)

telah membawa dampak pada minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang paling tinggi. Hal ini memungkinkan tuntutan masyarakat pada pendidikan dasar yang ada di ketiga sekolah dasar yang ada di Desa Lebakwangi untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik bagi warga Desa Lebakwangi.

Kontribusi masyarakat terhadap perkembangan pendidikan di Desa Lebakwangi antara lain dengan memberikan bantuan dana untuk perbaikan fasilitas gedung yang rusak. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan pengelolaan dan penyediaan pembiayaan serta fasilitas pendidikan yang memadai. Hal ini untuk sekarang sudah terpenuhi dengan melalui adanya bantuan dari pemerintah.

Secara umum, perkembangan pendidikan di Desa Lebakwangi bisa dikatakan tidak cepat dan juga tidak lamban atau bisa dikatakan sedang-sedang saja. Hal ini terkait dengan keadaan masyarakat Lebakwangi yang mayoritas bekerja sebagai petani dan buruh. Penghasilan yang rendah membuat mereka harus bisa membagi untuk kebutuhan mereka sehari-hari dan untuk membiayai sekolah anak-anak mereka.

Tabel 4. Jenjang Pendidikan Masyarakat Desa Lebakwangi

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1 Tidak Tamat SD 93

2 SD 173

3 SMP 137

4 SMA 109

5 Diploma/Sarjana 9

Sumber : Arsip Desa, 2006

Rendahnya pendapatan yang mereka peroleh hanya mampu menyekolahkan anak-anak mereka hanya sampai ke tingkat Sekolah Dasar (SD). Dapat dilihat dari Tabel 4 bahwa mayoritas mayarakat Lebakwangi hanya lulusan SD. Seiring berjalannya waktu, keadaan ekonomi yang ada perubahan yang lebih baik. Keadaan ekonomi masyarakat Lebakwangi

(7)

peningkatan, namun hal tersebut tidak memberi perubahan yang signifikan. Mereka yang penghasilannya jauh lebih baik bisa menyekolahkan anaknya sampai SMP bahkan smapai ke SMA. Itulah mengapa untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA berada di urutan kedua dan ketiga.

B. Perkembangan Sekolah Dasar di Desa Lebakwangi

Desa Lebakwangi yang memiliki tiga sekolah dasar negeri, yakni Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 01, Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 02 (SD Inpres), dan Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 03. Ketiga sekolah dasar tersebut berperan penting dalam perkembangan pendidikan di Desa Lebakwangi.

Pada dasarnya, masyarakat Lebakwangi menjadikan sekolah sebagai suatu yang paling penting dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan mutu pendidikan maasyarakat pada dasarnya tidak lepas dari ketiga sekolah dasar tersebut, terutama dari Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 01. Hal ini dapat dilihat bahwa Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi 01 merupakan Sekolah Dasar pertama yang berdiri di Desa Lebakwangi, tetapi dengan adanya dua sekolah lagi, yaitu SD N Lebakwangi 02 dan SD N Lebakwangi 03 secara langsung membantu perkembangan mutu pendidikan masyarakat Lebakwangi. Hal ini dapat dibuktikan dengan bebasnya masyarakat Lebakwangi dari tiga buta, yaitu baca, tulis, berhitung, dan meningkatnya minat masyarakat untuk bersekolah. Perkembangan mutu pendidikan masyarakat Lebakwangi berkaitan erat dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat Lebakwangi seperti perubahan sosisl dan ekonomi. Perubahan masyarakat ini telah membawa dampak pada minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang paling tinggi. Hal ini memungkinkan tuntutan masyarakat pada pendidikan dasar

(8)

yang ada di ketiga sekolah dasar yang ada di Desa Lebakwangi untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik bagi warga Desa Lebakwangi.

Kontribusi masyarakat terhadap perkembangan pendidikan di Desa Lebakwangi antara lain dengan memberikan bantuan dana untuk perbaikan fasilitas gedung yang rusak. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan pengelolaan dan penyediaan pembiayaan serta fasilitas pendidikan yang memadai. Hal ini untuk sekarang sudah terpenuhi dengan melalui adanya bantuan dari pemerintah (Wawancara dengan Nurkholis, 29 Juni 2012).  

Gambar

Tabel 4. Jenjang Pendidikan Masyarakat Desa Lebakwangi

Referensi

Dokumen terkait

Anda dapat menetapkan Sandi Sistem yang baru dan/atau Sandi Pengaturan atau mengubah Sandi Sistem dan/atau Sandi Pengaturan saat ini hanya jika Status Sandi dalam keadaan

Begitu juga dengan asal usul perjalanan silat yang ada di Suku Makassar tidak banyak diketahui, dalam dunia akademik menarik untuk di kaji, sehingga tulisan ini bertujuan

Indonesia Kabupaten Ponorogo memang membenarkan banyaknya anak yang masih di bawah umur hamil di luar nikah dan Majelis Ulama Indonesia menilai pergaulan bebas itu dilarang apa

Para pelajar yang berasal dari luar Yogyakarta, ketika bersekolah di Yogyakarta, mereka membutuhkan tempat tinggal. Para pelajar dari luar Yogyakarta yang mempunyai saudara

Walaupun peng- gunaaan alas triplek untuk varietas Wilis tidak berbeda dengan alas glangsi, namun laju penurunan viabilitas benih yang dijemur menggunakan alas glangsi lebih

638/BPBD/2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi

Dalam menyelenggarakan fungsi dan tugas pokok untuk mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Penegakan Peraturan Daerah di Kota Mojokerto, Satuan Polisi

Studi ini menunjukkan bahwa: Pembinaan karakter religius bagi mualaf di Kota Singkawang perlu dilakukan karena alasan status mualaf itu sendiri memerlukan pembinaan