• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B III METODE PENELITIAN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

B A B III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penerapan analisis faktor eksploratori yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak.

3.2.Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2009 s/d Februari 2010.

3.3.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pekerja anak wanita yang berusia < 18 tahun yang berada di wilayah Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan, yang berjumlah 85 orang (BPS, 2008) dan terdapat jumlah sampel adalah 45 orang dengan cara sampling Accidential. Sampling Accidential adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono, 2008).

3.4. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan.

(2)

3.5.Defenisi Operasional

1. Umur anak adalah usia anak pada saat survey dilakukan dan dihitung dalam tahun menurut ulang tahunnya yang terakhir .

a. 8-10 b. 11-13 c. 14-16

2. Pendidikan anak adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditamatkan dan memiliki surat tanda tamat belajar ( Ijazah).

a. Tidak pernah sekolah/tidak tamat SD b. Tamat SD

c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA

3. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh anak secara rutin dan terus-menerus di luar rumah dan menghasilkan uang yang berada di Kabupaten Asahan.

4. Hubungan sosial dengan lingkungan adalah suatu hubungan pekerja dengan atasan dan teman.

5. Waktu bekerja adalah waktu kegiatan yang akan dilakukan di perusahaan/ tempat kita bekerja dalam sehari. Adapun waktunya yaitu : pagi, siang, sore malam.

6. Fasilitas Pekerja adalah suatu mendapatkan apa yang didapatkan oleh pekerja pada tingkatan yang sama. Jika merasakan sakit di tempat kerja, mereka akan dibawa berobat dan pekerja anak juga memdapatkan

(3)

tunjungan, baik secara terbuka dan tutup, salah satu contoh tunjuangan hari raya.

7. Pengetahuan anak adalah semua pemahaman anak yang menyangkut tentang pelecehan seksual dalam berkerja.

8. Pendapatan adalah suatu upah hasil selama bekerja dalam satu bulan penuh. Adapun dikatagorikan antara lain :

a. < Rp 500.000 b. > Rp 500.000

9. Pakaian adalah suatu alat penutup tubuh manusia atau seorang pekerja. Pakaian juga merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya pelecehan seksual. Adapun pakaian yang dipakai oleh pekerja seperti baju ketat, celana/rok pendek bahkan cuma memakai tank top.

10. Teknologi

Teknologi merupakan pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyampaikan masalahnya. Teknologi juga dapat merusak manusia, contohnya, penyalagunaan teknologi dengan mengakses informasi yang dapat membuat masyarakat menjadi jahat. Contohnya mengakses adegan pornografi dan pornoaksi.

11. Keluarga

Keluarga merupakan suatu motivasi atau arahan kepada si pekerja anak dalam menjalani kehidupan.

(4)

12. Kejiwaan

Kejiwaan adalah sebuah gejala normal dimana seseorang yang mendapatkan preasure atau tekanan yang memungkinkan orang tersebut tidak mampu menahannya. Salah satu kejiwaan yang dialami korban, sering terjadi tekanan yang tidak diinginkannya yang hingga timbulnya amarah.

13. Sikap

Sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.

14. Postur Tubuh

Postur tubuh adalah bentuk lekukan tubuh mulai dari atas kepala sampai ujung kaki. Postur tubuh merupakan salah satu faktornya, sebab postur tubuh yang ideal akan lebih mudah terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. Contohnya postur tubuh yang seksi.

15. Imbalan

Imbalan merupakan upah yang wajib terima atau berhak memperoleh bayaran karena telah melakukan pekerjaan yang sesuai. Adapun imbalan yang diperoleh pekerja anak tersebut tidak sesuai. Adapun cara untuk memperoleh imbalan tinggi dengan melakukan permintan, baik permintaan dengan cara paksaan atau kemauan sendiri.

(5)

16. Ancaman

Ancaman merupakan suatu faktor terjadinya pelecehan seksual. Apabila si pekerja anak tidak melakukan permintaan, akan diancam dengan dikeluarkan dari pekerjaan.

17. Perlindungan Keluarga

Perlinungan keluarga sangat dibutuhkan, dimana si pekerja anak tidak merasa takut atau bimbangan, apabila si pekrja melakukan hal yang tidak wajar. 18. Kebudayaan

Kebudayaan merupakn awal bentuk yang berkaitan dengan budi dan akal penelitian.

19. Agama

Agama adalah pedoman hidup atau penuntun hidup. Berdasarkan hasil wawancara, pekerja anak wanita yang banyak terkena pada agama muslim. 20. Kebiasaan Pimpinan

Kebiasaan pimpinan merupakan salah satu faktor terjadiya pelecehan seksual. Dimana kebiasaan pimpinan harus dilakukan, apabila tidak si pekerja anak wanita tersebut akan mendapat saksi. Salah satu kebiasaan pimpinan adalah egois atau mau menang sendiri.

(6)

3.6.Aspek Pengukuran

Pada penelitian yang menggunakan analisis faktor, skala pengukuran dari masing-masing variabel haruslah berupa skala interval atau rasio. Untuk itu, setiap variabel (atribut) yang ditanya diberi nilai 0 (sangat tidak setuju) sampai 10 (sangat setuju) agar variabelnya dapat diukur dan diuji. Skala yang digunakan adalah skala penilaian grafik (graphic rating scale)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat tidak setuju sangat setuju

(7)

No Variabel Skala Pengukuran

1 Umur anak Rasio

2 Pendidikan anak Rasio

3 Pekerjaan Interval

4 Pakaian Interval

5 Pendapatan Interval

6 Hubungan sosial dengan lingkungannya Interval

7 Pengetahuan Interval

8 Waktu kerja Interval

9 Fasilitas pekerjaan Interval

10 Teknologi Interval

11 Keluarga Interval

12 Kejiwaan Interval

13 Sikap Interval

14 Postur tubuh Interval

15 Imbalan Interval

16 Ancaman Interval

17 Perlindungan keluarga Interval

18 Kebudayaan Interval

19 Agama Interval

20 Kebiasaan pimpinan Interval

3.7. Teknik Analisa Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer dengan program SPSS. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis faktor. Adapun langkah dalam analisis faktor yaitu :

1. Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. Analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka ada korelasi yang cukup kuat diantara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokkan. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Alat seperti MSA atau Barlett’s Test dapat digunakan untuk keperluan ini.

(8)

2. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ”ekstraksi” variabel tersebut hingga menjadi satu atau beberapa faktor. Metode pencarian faktor yang digunakan adalah principal component analysis.

3. Faktor yang terbentuk, dapat menggambarkan perbedaan diantara faktor-faktor yanga ada.

(9)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. Gambaran Kota Kisaran Timur

Kota Kisaran merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari Kecamatan Kisaran dan merupakan bagian dari kabupaten Asahan propinsi Sumatera Utara. Batas-batas administrasi Kota Kisaran Timur adalah :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Airjoman 2. Sebelah Selatan : Kecamatan Airbatu

3. Sebelah Timur : Kecamatan Simpang empat 4. Sebelah Barat : Kabupaten Simalungun

Jumlah penduduk Kota Kisaran pada tahun 2008 tercatat sebesar 67.485 jiwa.

4.2. Gambaran Responden

Gambaran responden diperoleh berdasarkan karakteristik responden yaitu umur, pendidikan.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan Tahun 2009.

Umur Anak Frekuensi Persen (%)

8- 10 tahun 15 33.3

11-13 tahun 21 46.7

14-16 tahun 9 20.0

Jumlah 45 100.00

Dari tabel 4.1. umur responden terbanyak adalah 11-13 tahun yaitu 21 orang (46.7%) dan yang paling sedikit berumur 14-16 tahun yaitu 9 orang (20.0%).

(10)

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Anak di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan Tahun 2009

Pendidikan Anak Frekuensi Persen (%)

Tidak tamat SD 13 28.9

SD 28 62.2

SMP 3 6.7

SMA 1 2.2

Jumlah 45 100.00

Dari tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa pendidikan responden terbanyak adalah tamat SD yaitu 28 orang (62.2%), dan yang paling sedikit adalah tamat SMA ada 1 orang (2.2%).

4.3. Uji Kelayakan Faktor

Dalam penelitian ini, faktor pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita di kecamatan kota kisaran timur dipengaruhi oleh 18 variabel yaitu pekerjaan, pendapatan, pakian, hubungan sosial dengan lingkungannya, pengetahuan, waktu kerja, fasilitas, teknologi, keluarga, kejiwaan, sikap postur tubuh, imbalan, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. Untuk itu perlu dilakukan uji kelayakan faktor dengan melihat nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) and Barlett’s Test. KMO adalah mengukur kecukupan sampling dan membandingkan besarnya koefisien korelasi terobservasi dengan besarnya koefisien korelasi antar pasangan variabel. Sedangkan Barlett’s Test digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tak berkorelasi di dalam populasi. Nilai yang besar untuk uji statistic, berarti hipotesis nol harus ditolak. Dengan melihat

(11)

nilai KMO and Barlett’s Test di bawah 0.5, maka dapat diperoleh variable mana yang dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak.

Pada penelitian ini, uji kelayakan faktor dilakukan sebanyak 6 (enam kali) karena pada uji kelayakan yang kedelapan sudah tidak ada nilai KMO yang di bawah 0.5.

1. Uji kelayakan I, variabel imbalan meiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.254, maka variabel imbalan dikeluarkan dari 18 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 17 variabel.

2. Uji kelayakan II, variabel kejiwaan memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.371, maka variabel kejiwaan dikeluarkan dari 17 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 16 variabel.

3. Uji kelayakan III, variabel keluarga memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.414, maka variabel keluarga dikeluarkan dari 16 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 15 variabel.

4. Uji kelayakan IV, variabel waktu memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.464, maka variabel waktu dikeluarkan dari 15 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 14 variabel.

5. Uji kelayakan V, variabel fasilitas memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.460, maka variabel fasilitas dikeluarkan dari 14 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 13 variabel

6. Uji kelayakan IV, ternyata tidak ada variabel yang memiliki nilai KMO di bawah 0.5, maka 13 variabel tersebut dapat dilakukan proses analisis faktor lebih lanjut yaitu factoring, ekstraksi dan rotasi.

(12)

4.3.1. Uji Kelayakan I

Pada uji kelayakan I angaka KMO and Barlett’s Test adalah 0.504 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05.

Tabel 4.3. Nilai Anti Image Matrices I

variabel Peke rjaan pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan wak tu Fasil itas tekn olog i kelu arga keji waan sika p P.tu buh imba lan Anc ama n P.ke luar ga kebu daya an aga ma K.pi mpin an Pekerjaan .597 Pendapatan .719 Pakaian .539 h.sosial dgn lgkngan .529 Pengetahuan .529 Waktu .458 Fasilitas .423 Teknologi .617 Keluarga .355 Kejiwaan .378 Sikap .684 Postur tubuh .672 Imbalan .254 Ancaman .427 Perlindungan keluarga .363 Kebudayaan .488 Agama .465 Kebiasaan pimpinan .547

Pada tabel 4.3 terlihat sejumlah angka yang menbentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Ada 9 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah imbalan (0.254). Maka variabel imbalan dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 17 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, waktu, fasilitas, teknologi,

(13)

keluarga, kejiwaan, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan.

4.3.2. Uji Kelayakan II

Pada uji kelayakan II angaka KMO and Barlett’s Test adalah 0.554 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05.

Table 4.4. Nilai Anti Image Matrices II

Variabel peke rjaan pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan wakt u fasil itas Tek nolo gi kelu arga keji waa n Sika p P.tu buh anca man P.ke luar ga kebu daya an aga ma K.pi mpin an Pekerjaan .590 Pendapatan .690 Pakaian .548 h.sosial dgn lgkngan .605 Pengetahuan .701 Waktu .473 Fasilitas .400 Teknologi .654 Keluarga .391 Kejiwaan .371 Sikap .656 Postur tubuh .714 Ancaman .578 Perlindungan keluarga .426 Kebudayaan .504 Agama .475 Kebiasaan pimpinan .540

Pada tabel 4.4 terlihat sejumlah angka yang menbentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan II ada 6 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah kejiwaan (0.371). Maka variabel kejiwaan dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 16 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan,

(14)

pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, waktu, fasilitas, teknologi, keluarga, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan.

4.3.3. Uji Kelayakan III

Pada uji kelayakan III angaka KMO and Barlett’s Test adalah 0.618 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05.

Table 4.5. Nilai Anti Image Matrices III

Variabel peke rjaan pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan wak tu Fasil itas tekn olog i kelu arga sika p P.tu buh Anc ama n P.ke luar ga kebu daya an Aga ma K.pi mpin an Pekerjaan .574 Pendapatan .755 Pakaian .644 h.sosial dgn lgkngan .622 Pengetahuan .755 Waktu .428 Fasilitas .441 Teknologi .738 Keluarga .414 Sikap .652 Postur tubuh .760 Ancaman .608 Perlindungan keluarga .528 Kebudayaan .522 Agama .595 Kebiasaan pimpinan .570

Pada tabel 4.5 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan III ada 2 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah keluarga (0.371). Maka variabel keluarga dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 15 variabel dan dilakukan proses

(15)

pengujian ulang. Dimana yang variabel tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, waktu, fasilitas, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan.

4.3.4. Uji Kelayakan IV

Pada uji kelayakan IV angaka KMO and Barlett’s Test adalah 0.644 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05.

Table 4.6. Nilai Anti Image Matrices IV

Variabel peke rjaan Pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan wak tu Fasil itas Tek nolo gi sika p P.tu buh Anc ama n P.ke luar ga kebu daya an Aga ma K.pi mpin an Pekerjaan .558 Pendapatan .742 Pakaian .651 h.sosial dgn lgkngan .643 Pengetahuan .780 Waktu .465 Fasilitas .474 Teknologi .730 Sikap .634 Postur tubuh .782 Ancaman .595 Perlindungan keluarga .572 Kebudayaan .524 Agama .579 Kebiasaan pimpinan .752

Pada tabel 4.6 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan IV ada 2 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah waktu (0.465). Maka variabel keluarga

(16)

dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 14 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, fasilitas, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan.

4.3.3. Uji Kelayakan V

Pada uji kelayakan V angaka KMO and Barlett’s Test adalah 0.679 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05.

Table 4.7. Nilai Anti Image Matrices V

Variabel peke rjaan pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan Fasil itas tekn olog i sika p P.tu buh Anc ama n P.ke luar ga kebu daya an Aga ma K.pi mpin an Pekerjaan .711 Pendapatan .728 Pakaian .662 h.sosial dgn lgkngan .757 Pengetahuan .779 Fasilitas .460 Teknologi .727 Sikap .736 Postur tubuh .776 Ancaman .577 Perlindungan keluarga .598 Kebudayaan .511 Agama .588 Kebiasaan pimpinan .741

Pada tabel 4.7 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan V ada 2 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah fasilitas (0.460). Maka variabel keluarga

(17)

dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 15 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan.

4.2.4. Uji Kelayakan VI

Pada uji kelayakan IV angka KMO and Barlett’s Test adalah 0.689 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05.

Table 4.8. Nilai Anti Image Matrices VI

Variabel Peke rjaan pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan Tek nolo gi Sika p P.tu buh Anc ama n P.ke luar ga kebu daya an Aga ma K.pi mpin an Pekerjaan .709 Pendapatan .750 Pakaian .656 h.sosial dgn lgkngan .798 Pengetahuan .768 Teknologi .723 Sikap .739 Postur tubuh .764 Ancaman .580 Perlindungan keluarga .596 Kebudayaan .521 Agama .551 Kebiasaan pimpinan .748

Pada tabel 4.8 terlihat sejumlah angka yang menbentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan VI, tidak ada variable yang mempunyai nilai KMO di bawah 0.5, sehingga semua variable (13 variabel) dapat dilakukan analisis faktor selanjutnya yaitu adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan,

(18)

teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan.

4.4. Analisis Faktor ( Faktoring, Ekstraksi dan rotasi)

Sebelumnya telah dilakukan tahapan awal analisis faktor, yaitu penyaringan terhadap sejumlah variable, sehingga variabel-variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Selanjutnya dilakukan proses analisis faktor yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variable yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor.

4.4.1. Communalities

Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dari persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada.

Metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi pada penelitian ini adalah metode Principal Component Analysis dengan ketentuan bahwa semakin besar communilities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk dan sebaliknya.

Tabel 4.9. Tabel Communalities

Variable Ekstraksi Pekerjaan 0.591 Pendapatan 0.756 Pakaian 0.736 Sos.linkungan 0.654 Pengetahuan 0.842 Teknologi 0.711 Sikap 0.645 Postur tubuh 0.680 Ancaman 0.688 Perlindungan Keluarga 0.910 Kebudayaan 0.723 Agama 0.865 Kebiasaan pimpinan 0.673

(19)

4.4.2. Total Variance Explained

Menunjukkan bahwa dari 13 variabel yang dimasukkan dalam analisis fakor, maka hanya 6 faktor yang terbentuk yang dapat dilihat karena berdasarkan kumulatif di faktor ke 6 sudah cukup yaitu sebesar 72.926% dari semua variabelnya. Jumlah angka eigenvalues adalah sama dengan jumlah varians ketigabelas variabel, dengan masing-masing variabel mempunyai varians 1, maka total varians adalah 13 x 1 = 13.

Tabel 4.10. Tabel Total Variance Explained

Komponen Angka eigenvalues

Total % Varians Kumulatif

1 3.367 25.902 25.902 2 1.995 15.343 41.244 3 1.279 9.840 51.084 4 1.097 8.440 59.526 5 0.898 6.910 66.436 6 0.844 6.490 72.926 7 0.714 5.490 78.416 8 0.644 4.952 83.369 9 0.607 4.669 88.038 10 0.501 3.851 91.888 11 0.435 3.347 95.235 12 0.345 2.654 97.889 13 0.275 2.111 100.00

(20)

4.4.3. Scree Plot

Jika tabel 4.9 menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, maka Scree Plot menunjukkan dengan grafik bahwa pada sumbu x (component number) faktor 6 sudah cukup sekitar 72.926% yang menjadi faktor. Hal ini menunjukkan bahwa enam faktor adalah paling bagus untuk meringkas kesepuluh variabel. Dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini :

4.4.4. Component Matrix

Tabel 4.15 menunjukkan distribusi kesepuluh variabel pada 6 faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor loadings, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, factor 2, faktor 3, faktor 4, faktor 5 tau faktor 6. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke factor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris. Teorinya terletak pada bentuk matriks korelasi di halaman 21.

Scree Plot Component Number 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Eig

en

va

lue

4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 ,5 0,0

(21)

Tabel 4.11. Component Matrix VARIABLE Factor 1 2 3 4 5 6 postur tubuh ,779 ,114 -,188 -,030 -,004 -,156 pendapatan ,732 ,200 ,027 -,318 ,258 ,114 kebudayaan -,228 ,728 ,201 -,205 ,220 ,103 pekerjaan ,209 ,670 -,258 ,072 ,130 ,097 pakaian ,559 -,032 -,472 ,221 ,147 ,359 teknologi ,558 ,153 -,180 ,553 -,177 -,080 kebiasaan pimpinan ,541 -,040 ,573 ,158 -,148 ,064 perlindungan keluarga -,570 -,187 ,226 ,276 ,509 ,405 agama ,155 ,565 ,390 -,057 -,435 ,421

sosial dan lingkungan -,528 ,352 ,150 ,341 -,159 -,303

sikap -,394 ,491 -,185 ,448 ,109 -,045

pengetahuan ,488 ,225 ,394 ,037 ,448 -,443

ancaman ,439 -,408 ,371 ,413 ,072 ,126

4.4.5. Rotated Component Matrix

Berdasarkan Rotated Component Matrix yang memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata dari keenam komponen. Terlihat bahwa nilai faktor (faktor loading) semakin tinggi sebelum di rotasi dan semakin rendah setelah di rotasi.

(22)

Tabel. 4.12.Rotated Component Matrix VARIABEL Component 1 2 3 4 5 6 perlindungan keluarga -,102 ,157 ,049 -,081 -,927 -,082 Agama ,015 ,032 ,156 ,904 ,127 -,078 Pengetahuan ,020 -,009 ,232 -,010 ,117 ,880 Pakaian ,799 -,283 ,091 -,073 ,029 -,056 Ancaman ,148 -,150 ,777 -,127 -,118 ,100

sosial dan lingkungan -,255 ,758 -,086 ,104 -,029 -,008

kebiasaan pimpinan -,011 -,162 ,691 ,293 ,155 ,245 Sikap ,229 ,689 -,255 ,104 -,204 ,019 Teknologi ,603 ,227 ,389 -,004 ,372 ,078 Kebudayaan -,073 ,202 -,416 ,582 -,208 ,350 Pendapatan ,348 -,553 ,027 ,235 ,193 ,486 postur tubuh ,460 -,282 ,140 -,009 ,507 ,334 Pekerjaan ,504 ,171 -,312 ,369 ,094 ,256

(23)

BAB V PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis faktor diketahui bahwa dari 20 faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita di Kecamatan Kota Kisaran Timur menjadi 6 faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

5.1. Analisis Uji Kelayakan

5.1.1. Analisis Uji Kelayakan I

a. Pada uji kelayakan I angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.504, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut.

b. Pada tabel 4.3 Anti Image Matrices I terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 9 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.458), fasilitas (0.423), keluarga (0.355), kejiwaan (0.378), imbalan (0.254), ancaman (0.427), perlindungan keluarga (0.363), kebudayaan (0.488) dan agama (0.465).Dari ke 9 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil adalah

variabel imbalan (0.254). maka variabel imbalan dikeluarkan dari

pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 17 variabel.

(24)

5.1.2. Analisis Uji Kelayakan II

a. Pada uji kelayakan II angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.554, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut.

b. Pada tabel 4.4 Anti Image Matrices II terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 6 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.473), fasilitas (0.400), keluarga (0.391), kejiwaan (0.371), perlindungan keluarga (0.427) dan agama (0.475).Dari ke 6 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel kejiwaan (0.371). Maka variabel kejiwaan dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 16 variabel.

5.1.3. Analisis Uji Kelayakan III

a. Pada uji kelayakan III angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.618, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut.

a. Pada tabel 4.5 Anti Image Matrices III terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 3 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.428), fasilitas (0.441) dan keluarga (0.414). Dari ke 3 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil

(25)

adalah variabel keluarga (0.414). Maka variabel keluarga dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 15 variabel.

5.1.4. Analisis Uji Kelayakan IV

b. Pada uji kelayakan IV angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.644, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut.

b. Pada tabel 4.6 Anti Image Matrices IV terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 2 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.465) dan fasilitas (0.474). Dari ke 2 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel

waktu (0.465). Maka variabel waktu dikeluarkan dari pemilihan variabel

dan variabel yang tersisa menjadi 14 variabel.

5.1.5. Analisis Uji Kelayakan V

c. Pada uji kelayakan V angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.679, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut.

c. Pada tabel 4.7 Anti Image Matrices V terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 1 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu fasilitas (0.460). Dari variabel tersebut yang

(26)

mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel fasilitas (0.460). Maka variabel fasilitas dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 13 variabel.

5.1.6. Analisis Uji Kelayakan VI

a. Pada uji kelayakan VI angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling Adequacy (MSA) adalah 0.689, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut.

b. Pada tabel 4.8 Anti Image Matrices VI terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel, dan tidak ada variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5. Maka ketigabelas variabel dapat dilakukan analisis faktor.

5.2. Analisis Faktor (Faktoring, Ekstraksi dan Rotasi)

Analisis :

1. Communalities

Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bias dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bias dijelaskan oleh faktor yang ada, lihat pada tabel 4.9 adalah sebagai berikut:

a. Variabel pekerjaan, angkanya 0.591. Hal ini berarti sekitar 59.1% varians dari variabel pekerjaan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

b. Variabel pendapatan, angkanya 0.756. Hal ini berarti sekitar 75.6% varians dari variabel pendapatan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

(27)

c. Variabel pakaian, angkanya 0.736. Hal ini berarti sekitar 73.6% varians dari variabel pakaian dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

d. Variabel hubungan sosial dengan lingkungannya, angkanya 0.654. Hal ini berarti sekitar 65.4% varians dari variabel hubungan sosial dengan lingkungannya dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

e. Variabel pengetahuan, angkanya 0.842. Hal ini berarti sekitar 84.2% varians dari variabel pengetahuan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

f. Variabel teknologi, angkanya 0.711. Hal ini berarti sekitar 71.1% varians dari variabel teknologi dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

g. Variabel sikap, angkanya 0.645. Hal ini berarti sekitar 64.5% varians dari variabel sikap dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

h. Variabel postur tubuh, angkanya 0.680. Hal ini berarti sekitar 68.0% varians dari variabel postur tubuh dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

i. Variabel ancaman, angkanya 0.688. Hal ini berarti sekitar 68.8% varians dari variabel ancaman dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

j. Variabel perlindungan keluarga, angkanya 0.910. Hal ini berarti sekitar 91.0% varians dari variabel perlindungan keluarga dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

k. Variabel kebudayaan, angkanya 0.723. Hal ini berarti sekitar 72.3% varians dari variabel kebudayaan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

l. Variabel agama, angkanya 0.865. Hal ini berarti sekitar 86.5% varians dari variabel pakaian dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

(28)

m. Variabel kebiasaan pimpinan, angkanya 0.673. Hal ini berarti sekitar 67.3% varians dari variabel kebiasaan pimpinan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

2. Total Varians Explained

Ada 13 variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor, yaitu pekerjaan, pendapatan, pakaian, sosial dengan lingkungannya, pengetahuan, waktu, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan.

Enam faktor ini menggambarkan data dengan tujuan adalah untuk mengurangi jumlah faktor yang diperlukan untuk menjelaskan variasi dalam data. Memeriksa hasil jendela sesi baris dari % Varians atau eigenvalues plot. Proporsi variabilitas dijelaskan oleh tujuh faktor akhir adalah (0.719, 0.644, 0.607, 0.501, 0.435, 0.345 dan 0.275 masing-masing) dan mereka dapat dihilangkan sebagai penting. Enam faktor yang pertama bersama-sama mewakili 72.926%.

3. Scree Plot

Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, maka Scree Plot (gambar 4.1) menunjukkan dengan grafik. Terlihat bahwa dari satu kedua faktor (garis dari sumbu Component Number =1 ke 2), arah garis menurun dengan cukup tajam. Kemudian dari angka 2 ke 3, garis masih menurun. Demikian pula dari angka 3 ke 4, 4 ke 5 dan 5 ke 6 garis juga masih menurun namun kini dengan slope yang lebih kecil. Juga perhatikan faktor 7 sudah di bawah angka 1 dari sumbu Y (eigenvalues). Hal ini menunjukkan bahwa lima faktor adalah paling bagus untuk meringkas kelima belas variabel tersebut.

(29)

4. Component Matrix

Tabel Component Matrix (Tabel 4.11) menunjukkan distribusi ketiga belas variabel pada enam faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel adalah faktor loading, yang menunjukkan korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, faktor 2 faktor 3, faktor 4, faktor 5 dan faktor 6. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris.

Pada variabel pengetahuan:

- Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 1 adalah +0.488 (lemah karena di bawah 0.5).

- Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 2 adalah 0.225 (lemah karena di bawah 0.5).

- Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 3 adalah +0.394 (lemah karena di bawah 0.5).

Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 4 adalah -0.037 (lemah karena di bawah 0.5).

Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 5 adalah -0.448 (lemah karena di bawah 0.5).

- Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 6 adalah 0.443 (lemah karena di bawah 0.5)

Oleh karena angka faktor loading terbesar ada pada Component nomor 2, maka variabel pengetahuan bias dimasukkan sebagai komponen faktor 2.

(30)

5. Rotated Component Matrix

Pada tabel 4.12 Component Matrix hasil dari proses rotasi (Rotation Component Matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata dimana faktor loading yang dulunya kecil semakin diperkecil dan faktor loading yang besar semakin diperbesar. Dimana faktor tertinggi pada perlindungan keluarga dan terendah pekerjanan.

5.3. Interpretasi

Interpretasi didasarkan pada skala angka yang sebelumnya diberikan ke responden, yakni dari skala 1 sampai 10. Oleh karena angka bergerak dari negatif (angka 1 untuk sangat tidak setuju) ke positif (angka 10 untuk sangat setuju), secara logika semakin angka output mendekati 10, semakin responden berpresepsi setuju terhadap variabel tertentu. Sebaliknya, semakin kecil angka output, semakin responden berpresepsi tidak setuju.

1. Faktor 1 : terdiri dari variabel pekerjaan, pakaian dan teknologi.

Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita yang memberikan daya tarik untuk terjadinya pelecehan seksual ditempat kerja yang dikarenakan yaitu pakaian yang seksi pada pekerja anak wanita.

Interpretasi Variabel

• Oleh karena korelasi pekerjaan, pakaian, teknologi adalah positif, semakin rendahnya pekerjaan, semakin seksinya pakaian dan semakin tingginya teknologi maka semakin mudah terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

(31)

- Pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja anak wanita harus diperhatikan mulai dari majikannya sampai pekerjaan yang akan dilakukannya. - Pakaian yang dipakai oleh pekerja anak wanita harus diperhatikan

karena dapat memicu untuk terjadinya pelecehan seksual.

- Teknologi yang didapat oleh pekerja anak wanita di arahkan ke arah positif. Dimana teknologi mempunyai akses untuk terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita dan lainnya.

2. Faktor 2 : terdiri atas pendapatan, sosial dengan lingkungannya dan sikap.

Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadi pelecehan seksual karena pendapatan yang rendah serta sikap yang tidak disenangi oleh majikan yang mempermudah untuk terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

Interpretasi Variabel

• Oleh karena variabel kejiwaan dan sikap mempunyai korelasi positif, semakin kurangnya kejiwaan pekerja anak wanita serta sikap semakin tidak sopan terhadap majikan yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual.

- Pendapatan terhadap pelecehan seksual cukup fatal, karena kejiwaan terganggu yang didapatkan oleh pekerja anak wanita..

- Sikap yang diberikan harus diperhatikan karena dapat mengundang terjadinya pelecehan seksual dalam bekerja.

(32)

3. Faktor 3 : terdiri atas ancaman dan kebiasaan pimpinan.

Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena ancaman yang berat diberi oleh atasan ditempat kerja.

Interpretasi Variabel

• Oleh karena variabel ancaman dan kebiasaan pimpinan mempunyai korelasi positif, semakin berat ancaman terhadap pekerja anak wanita terhadap pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual.

- Ancaman terhadap pelecehan seksual cukup fatal, karena dalam ancaman yang diberikan kepada pekerja anak wanita tersebut dapat memputuskan untuk tidak bekerja lagi.

- Kebiasaan pimpinan harus diperhatikan terhadap pekerja anak wanita, agar tidak mudahnya terjadi pelecehan seksual dalam bekerja.

4. Faktor 4 : terdiri atas kebudayaan dan agama.

Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena kebudayaan dan agama

Interpretasi Variabel

• Oleh karena variabel kebudayaan dan agama mempunyai korelasi positif, kebudayaan semakin sering untuk pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita dan semakin tidak kuatnya agama bagi pekerja anak wanita yang terkena pelecehan seksual

(33)

- Kebudayaan pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita harus diperhatikan karena kebudayaan bisa menjadi unsur utama terjadi pelecehan seksual didaerah kerja.

- Agama yang perlu diperhatikan karena dapat memepermudah terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

5. Faktor 5 :terdiri dari postur tubuh dan perlindungan keluarga.

Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena keluarga dan kebiasaan pimpinan diberi oleh atasan ditempat kerja.

Interpretasi Variabel

• Oleh karena variabel keluarga dan kebiasaan pimpinan mempunyai korelasi positif, semakin tidak adanya kelurga dan semakin seringnya kebiasaan pimpinan terhadap pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual.

- Postur tubuh pekerja anak wanita sangat mempengaruhi terjadinya pelecehan seksual, sehingga postur tubuh itu tidak perlu dipermanpakan/dipertunjukkan

- Perlindungan keluarga harus diperhatikan karena tidak adanya perlindungan kepada pekerja anak wanita dari keluarga maka mempermudah untuk terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh atasan/majikan.

(34)

6. Faktor ini dinamakan faktor pengetahuan

Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena pengetahuan pekerja anak wanita ditempat kerja.

Interpretasi Variabel

• Oleh karena variabel pengetahuan mempunyai korelasi positif, semakin rendah pengetahuan maka semakin mudahnya terjadinya pelcehan seksual - Pengetahuan harus ditingkatkan didalam kerja, agar tidak mudah

(35)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis faktor terhadap faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan 2009 maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Dari 18 variabel yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita, setelah dilakukan uji kelayakan faktor hanya 13 variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor.

2. Dari 13 variabel yang terpilih, terbentuk 6 faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita yaitu faktor 1 dinamakan faktor daya tarik, faktor 2 dinamakan faktor tingkah laku, faktor 3 dinamakan faktor tantangan, faktor 4 dinamakan faktor adat-istiadat, faktor 5 dinamakan faktor pendorong dan faktor 6 dinamakan faktor pengetahuan.

3. Faktor 1 terdiri atas pekerjaan, pakaian, teknologi.

4. Faktor 2 terdiri atas pendapatan, sosial dengan lingkungannya dan sikap. 5. Faktor 3 terdiri atas ancaman, dan kebiasaan pimpinan.

6. Faktor 4 terdiri atas kebudayaan dan agama

7. Faktor 5 terdiri atas postur tubuh dan perlindungan keluarga.

8. Faktor 6 yaitu faktor pengetahuan terdiri atas pengetahuan.

(36)

6.2. Saran

1. Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita, diharapkan kepada Dinas Tenaga Kerja dapat memberikan tindakan prioritas terhadap pekerja anak wanita dibawa umur < 18 tahun di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan.

2. Faktor daya tarik merupakan salah satu faktor yang mempengerahui pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita, maka pakaian dan postur tubuh oleh pekerja anak wanita di Kecamatan Kota Kisaran Timur dapat disesuaikan khususnya masalah pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

3. Pekerjaan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. Maka diharapkan Dinas Tenaga Kerja sering memantau kelapangan baik pekerja formal maupun pekerja informal dalam terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

Gambar

Tabel 4.1.  Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak di Kecamatan  Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan Tahun 2009
Tabel 4.2.  Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Anak di  Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan Tahun 2009
Tabel 4.3. Nilai Anti Image Matrices I
Table 4.4. Nilai Anti Image Matrices II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika dari hasil uji stasioneritas berdasarkan hasil uji ADF diperoleh data seluruh variabel belum stasioner pada level, atau integrasi derajat nol I(0), maka untuk

Selanjutnya parameter yang digunakan untuk uji hipotesis adalah uji t daimana pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (kepemimpinan dan

Uji t atau pengujian individual digunakan untuk menguji secara parsial apakah masing-masing variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau

Uji Multikolonieritas menurut Ghozali (2011) bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable).Model

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduannya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model nilai

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variable Y dengan pengujian koefisien regresi, dapat dirumuskan sebagai berikut : aApabila nilai b koefisien