• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kewirausahaan

Popularitas dari kewirausahaan didasarkan pada visi heroic yang dikemukakan oleh Joseph A. Scumpeter

“Kewirausahaan adalah perubahan struktur dalam bidang ekonomi. Inovasi wirausahaan dilakukan dengan kombinasi baru, bukan hanya hanya peran dari penemu sejati, karena wirausahawan mengadopsi penemuan yang didapat oleh orang lain, bukan hanya para pemilik modal karena kepercayaan pada pejabat bank atau investasi modal” (Casson, 2012: 8).

Kewirausahaan tidak identik dengan watak/ciri wirausahaan semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seseorang wirausahaan. Kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Banyak literatur mengungkapkan bahwa esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing (Setiawan, 2012: 132).

Suryana (dalam Setiawan, 2012: 132) mengatakan kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha.

Setiawan (2012: 133-134) mengatakan ada beberapa hakekat mengenai kewirausahaan yang dikemukakan oleh banyak pakar dengan sudut pandang yang berbeda-beda:

(2)

1. Ahmad Sanusi mengatakan kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga, pengerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.

2. Soeharto Prawiro mengatakan kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha 3. Drucker mengatakan kewirausahaan adalah kemampun untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda

4. Zimmerer mengatakan kewirausahaan adalh proses penerapan kreatifitas dan keinovasiaan dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha

Berdasarkan pendapat para pakar di atas maka kesimpulan yaitu kewirausahaan adalah usaha menenangkan kompetisi dengan meningkatkan keungulan dari hasil pencipta nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda.

Drucker (dalam Suryana, 2011: 2) mengatakan inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Banyak orang baik pengusaha maupun tidak pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.

Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif, yang tidak lain adalah berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi teratasi dan terpecahkan (Suryana, 2011: 3).

(3)

Kewirausahaan dapat juga diartikan keberanian menghadapi risiko dimasa yang akan datang, untuk tumbuh dan berkembang serta mendapatkan keuntungan dengan menggunakan secara optimal. Seorang wirausaha merupakan orang yang berani untuk menghadapi masa depan adalah dengan memperbesar inovasi yang dia lakukan (Munandar, 2009: 5).

Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang-orang yang memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri:

1. Penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, displin, bertanggung jawab,

2. Memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif,

3. Memiliki motif berprestasi indikatornya terdiri dari orientasi pada hasil dan wawasan ke depan,

4. Memiliki jiwa kepemimpinan indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak, dan

5. Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (Suryana, 2011: 3).

Manfaat wirausaha sebagai berikut. 1. Mengurangi jumlah pengangguran

2. Berusaha berarti membuka lapangan kerja baru

3. Penggerak pembangunan (produk, distribusi, pemasaran barang dan jasa) 4. Menjadi contoh bagi orang lain

5. Mendidik karyawan agar bias berubah secara mandiri, jujur dan tekun (krisdiyanti, 2010: 56).

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal maupun internal. Berpengaruh adalah kemampuan, kemauan, dan kelemahan, sedangkan faktor dari eksternal diri perilaku adalah kesempatan atau peluang.

(4)

Menurut Suryana (2011: 30-37) ciri-ciri umum kewirausahaan yaitu antara lain. 1. Memiliki motif berprestasi tinggi, seorang wirausaha selalu berprinsip

bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal

2. Memiliki prespektif ke depan, arah pandangan seorang wirausaha juga harus berorientasi ke masa depan

3. Memiliki kreativitas tinggi, seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dan nonwirausaha

4. Memiliki sifat inovasi tinggi, seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya

5. Memiliki komitmen pekerjaan, seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaanya karena jika tidak akan berakibat fatal terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya

6. Memiliki tanggung jawab, indicator orang bertanggung jawab yaitu berdisplin, penuh kemitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan konsisten

7. Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain, orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain namun justru mengoptimalkan segala upaya dan daya yang dimilikinya sendiri

8. Memiliki keberanian mengambil resiko, seorang wirausaha harus berani mengambil resiko

9. Selalu mencari peluang, seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam prespektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu

10. Memiliki jiwa kepemimpinan, untuk mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan bisnisnya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-orang disekililingnya.

11. Memiliki kemampuan manajerial

12. Memiliki kemampuan personal, seorang wirausaha harus memperkaya diri dengan keterampilan personal.

Casson (dalam Setiawan, 2012: 136-137) mengatakan tentang beberapa kemampuan yang harus dimiliki seorang wirausaha yaitu:

1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan ditekuninya

2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan prespektif serta tidak mengandalkan pada sukses di masa lalu

3. Pratical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis misalnya pengetahuan teknik, desain, prosesing, pembukuan dan pemasaran

(5)

4. Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, berkreasi dan berimajinasi

5. Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan

6. Computation, yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan memprediksi keadaan yang akan dating

7. Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain

2.2. Pengetahuan Kewirausahaan

Pengertian pengetahuan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang diketahui. Wirausahawan secara umum adalah orang-orang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada, ide adalah hal yang utama.

Sebelum memulai berwirausaha maka seseorang perlu mengetahui atau menambah pemahamannya tentang berwirausaha, agar dalam pelaksanaannya seseorang tidak salah dalam membuat keputusan.

Pendidikan kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari nilai, kemampuan danperilaku dalam menghadai berbagai tantangan hidup. Menurut Suryana (2010), kewirausahaan diajarkan sebagi suatu disiplin ilmu karena kewirausahaan memiliki badan pengetahuan yang utuh dan nyata, memiliki dua konsep yaitu posisi memulai suatu usaha (venture start-up) dan perkembangan usaha (venture growth) serta memiliki objek tersendiri yaitu kemampuan menciptakan sesuatu.

Pengetahuan kewirausahaan, juga memiliki peran yang sangat penting kegiatan kewirausahaan. Menurut Hisrich dkk (2008), pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu. Terdapat beberapa bentuk pengetahuan yang harus dimiliki

(6)

oleh seorang wirausahawan (Suryana, 2010), yaitu : pengetahuan mengenai usaha yang akan dirintis dan pengetahuan akan lingkungan usaha di sekitarnya yang akan mempengaruhi kegiatan wirausaha; pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab; pengetahuan tentang kepribadian dan tanggung jawab; dan pengetahuan yang terakhir adalah pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Dengan demikian maka pengetahuan berwirausaha adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang tentang berwirausaha. Setiap orang pasti punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide, sehingga dalam berwirausaha diperlukan pengetahuan sehingga ide-ide/gagasan yang kreatif dan inovatif dapat memunculkan bentuk-bentuk wirausaha yang terus aktual dan memiliki trend dalam kebutuhan konsumen.

2.3. Keterampilan kewirausahaan

Seorang wirausaha harus memiliki pengetahuan khusus terkait dengan bisnis yang akan dijalankan. Tanpa mengetahui seluk-beluk produk atau dinamika market tertentu, seorang wirausaha menempatkan dirinya pada kegagalan. Kurangnya pengetahuan akan membuat keputusan yang buruk dan belajar dari kesalahan yang mahal bukanlah hal yang mudah bagi seorang wirausaha. Ketika seorang wirausaha men-set bisnis, hanya ada satu peluang yang sempit – satu atau paling banyak dua tahun – dimana seorang wirausaha harus sukses sebelum dirinya kehabisan sumber atau energi. Terlepas dari pengetahuan khusus, seorang wirausaha juga harus memahami dasar area dan perdagangan bisnisnya dengan cepat, mulai dari akun dan administrasi sampai marketing dan produksi.

(7)

Lupiyoadi, (2006:20) menegaskan bahwa entrepreneurial mindset akan mempengaruhi keberhasilan wirausaha, setidaknya ada tiga keunggulan dari entrepreneurial mindset, salah satunya suatu kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan (action-oriented) yang berada dalam kerangka berpikir wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun dalam situasi yang tidak menentu.

Menurut Mondy (2008: 12), efektifitas manajer perusahaan tergantung pada keterampilan dan kemampuan. Keterampilan dasar manajemen tersebut meliputi:

1. Technical skill, yaitu ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas khusus, seperti sekretaris, akuntan-auditor, dan ahli gambar.

2. Human relation skill, yaitu ketrampilan untuk memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi dengan orang lain dalam organisasi.

3. Conceptual skill, yaitu kemampuan personal untuk berpikir abstrak, untuk mendiagnosis dan untuk menganalisis situasi yang berbeda, dan melihatsituasi luar. Ketrampilan konseptual sangat penting untuk memperoleh peluang pasar baru dan menghadapi tantangan.

4. Desicion making skill, yaitu ketrampilan untuk merumuskan masalah dan memilih cara bertindak yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. 5. Time management skill, yaitu keterampilan dalam menggunakan dan mengatur

waktu seproduktif mungkin

Untuk menjadi wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil.

(8)

Riyanti (dalam Handriani, 2011: 50.) Entrepreneurial skill berkaitan dengan kemampuan mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lebih baik. Dengan demikian seseorang entrepreneur harus tetap berlandaskan pada kemampuannya menerapkan fungsi-fungsi manajemen agar usaha yang dijalankan dapat berhasil dengan baik.

Entrepreneurial skill signifikan pengaruhnya terhadap daya saing usaha . Omrel (dalam Handriani, 2011: 62) mengatakan hal ini memberi indikasi bahwa para pengusaha di daerah ini belum mulai mengoptimalkan entrepreneurial skill sebagai seorang yang bias menerapkan fungsi manajemen, percaya kekuatan diri sendiri dan berani mengambil resiko.

Hasil penelitian Littunen (dalam Handriani, 2011: 62) menunjukkan bahwa entrepreneurial skill adalah suatu proses belajar, yang pada gilirannya mempengaruhi karateristik personal dari pengusaha. Gabungan antara sifat bakat (talent) dan pendidikan atau pelatihan (science) akan membentuk seorang pimpinan sebagai ahli strategi dan ahli manajer.

Steinhoff dan Burgess (2000: 77) menyebutkan bahwa seorang wirausahawan harus memiliki beberapa keterampilan berikut ini agar berhasil, yaitu: (a) memiliki rasa percaya diri untuk bekerja secara independent, kerja keras, dan memahami risiko sebagai bagian dari upaya meraih sukses; (b) memiliki kemampuan organisasi, dapat menentukan tujuan, berorientasi hasil, dan memiliki tanggung jawab terhadap hasilnya, baik maupun buruk; (c) kreatif dan selalu mencari celah-celah untuk kreatifitasnya; (d) menyukai tantangan dan mendapatkan kepuasan pribadi ketika berhasil mencapai ide-idenya.

(9)

2.4. Keberhasilan Usaha

Sebelum merintis usaha baru ada baiknya calon pengusaha mengetahui faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan usaha yang akan di tekuninya. Dengan mengetahui faktor keberhasilan dan kegagalan usaha maka calon pengusaha dapat membuat suatu rencana untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti apabila terjadi hal-hal di luar perencanaan semula..

Sugidarma (2004 : 78) mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha dapat diukur oleh dengan indikator ketahanan usaha, pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan penjualan. Ketahanan usaha menunjukkan berapa lama suatu usaha bisa bertahan (survival) sebagai salah satu faktor ukuran kesuksesan usaha. Ketahanan usaha diukur dengan indikator usia usaha sejak tahun berdiri hingga tahun saat ini.

Menurut Suranti (2006:46), untuk mencapai keberhasilan usaha dapat dipakai suatu pendekatan yaitu meliputi pencapaian tujuan, pendekatan sistem, pendekatan konstituensi strategis, dan pendekatan nilai-nilai bersaing. Pendekatan pencapaian tujuan menyebutkan bahwa keberhasilan usaha harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan yaitu mendapatkan laba atau keuntungan yang merupakan selisih antara harga jual dengan biaya produksi. Pendekatan sistem mengatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir yaitu bagaimana hubungan antar individu dalam unit usaha dapat bekerjasama dan koordinasi sehingga tercipta kondisi kerja yang kondusif.

Menurut Lupiyoadi (2006 : 134) ada 2 faktor yang dipenuhi untuk mencapai keberhasilan usaha, yaitu :

(10)

a. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Usaha

Ada beberapa pendukung keberhasilan usaha, di antaranya : 1) Faktor manusia

2) Faktor keuangan 3) Faktor organisasi 4) Faktor mengatur usaha 5) Faktor pemasaran

b. Langkah-Langkah untuk Menjadi Usahawan yang Sukses di antaranya : 1) Ada visi dan tujuan yang jelas.

2) Bersedia untuk mengambil risiko uang dan waktu. 3) Terencana dan terorganisir.

4) Kerja keras sesuai dengan tingkatan kepentingannya.

5) Mengembangkan hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan lainnya.

6) Hal-hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan.

2.5. Hubungan antara Pengetahuan Dan Keterampilan Wirausahawan dengan Keberhasilan Usaha

Hofer dan Sandberg (2003) mengemukakan bahwa terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja usaha terutama untuk usaha baru. Sesuai dengan tingkat pengaruhnya, faktor-faktor tersebut adalah struktur industri, strategi bisnis, dan keterampilan wirausaha.

Terdapat empat faktor pengetahuan dan keterampilan wirausaha yang berpengaruh terhadap kesuksesan usaha, yaitu:

a. mampu mengidentifikasi kesempatan bisnis potensial

b. memiliki sense of urgency yang membuat mereka beroreintasi pada tindakan

(11)

c. mempunyai pengetahuan terinci atas faktor-faktor kunci yang diperlukan untuk sukses dalam industri dan stamina fisik yang diperlukan untuk pekerjaannya

d. mampu mencari bantuan dari pihak luar.

Steinhoff & Burgess (2000: 76) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah memiliki visi dan tujuan bisnis, berani mengambil risiko dan uang, mampu menyusun perencanaan usaha, mengorganisir sumber daya, dan implementasinya, sanggup bekerja keras, mampu membangun hubungan dengan pelanggan, tenaga kerja, pemasok, dan sebagainya, dan memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan maupun kegagalan.

Sedangkan menurut Harefa (2007) keberhasilan usaha dipengaruhi oleh karakteristik wirausahawan yaitu kecakapan pribadi dan kecakapan sosial. Kecakapan pribadi menyangkut soal bagaimana wirausahawan mengelola diri sendiri. Tiga unsur yang terpenting untuk menilai kecakapan pribadi seorang wirausahawan, yaitu: kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi. Kecakapan social menyangkut soal bagaimana wirausahawan menangani suatu hubungan. Dua unsure kecakapan sosial seseorang adalah empati dan keterampilan sosial.

Dengan kata lain keberhasilan menjadi wirausaha itu berkaitan erat dengan kecerdasan dan kecakapan emosi seseorang. Untuk menjadi wirausaha sukses diperlukan kecerdasan intrapersonal (kecakapan pribadi) dan kecerdasan interpersonal (kecakapan sosial).

(12)

2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kewirausahaan

Dalam kegiatan berwirausaha, sudah barang tentu seorang wirausaha akan menghadapi berbagai faktor yang dapat mendukung, namun juga perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kegagalannya.

Menurut Suryana (2010), karakteristik sikap dan perilaku yang diperlukan agar kewirausahaan dapat berhasil adalah sebagai berikut:

1. Memiliki komitmen yang tinggi dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha. Sikap yang setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan untuk gagal dalam berwirausaha;

2. Memiliki rasa tanggung jawab baik dalam mengendalikan sumber daya yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan berwirausaha. Keinginan bertanggung jawab ini erat hubungannya dengan mempertahankan internal locus of control yaitu minat kewirausahaan dalam dirinya;

3. Berambisi untuk selalu mencari peluang, keberhasilan wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila ada peluang;

4. Tahan terhadap risiko dan ketidakpastian;

5. Percaya diri yang kuat, ia cenderung optimis dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil;

6. Memiliki kreativitas yang tinggi dan luwes. Salah satu kunci penting adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan. Kekakuan dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat sering kali membawa kegagalan. Kemampuan untuk menanggapi perubahan yang cepat dan fleksibel tentu saja memerlukan kreativitas yang tinggi;

7. Selalu memerlukan umpan balik yang segera. la selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya. Oleh karena itu, dalam memperbaiki kinerjanya, ia selalu memiliki kemauan untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya dan selalu belajar dari kegagalan; 8. Memiliki tingkat energi yang tinggi, wirausaha yang berhasil biasanya

memiliki daya juang yang lebih tinggi dibanding rata-rata orang lainnya, sehingga ia lebih suka kerja keras walaupun dalam waktu yang relatif lama;

9. Memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa;

10. Berorientasi pada masa yang akan datang, untuk tumbuh dan berkembang, ia selalu berpandangan jauh ke masa depan yang lebih baik;

(13)

11. belajar dari kegagalan, wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. la selalu memfokuskan kemampuannya pada keberhasilan;

12. Memiliki ketrampilan memimpin orang lain.

Disamping terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kewirausahaan seperti disebutkan diatas, juga terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kegagalannya. Kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha. Menurut Zimmerer (2000), beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha antara lain:

1. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil;

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan;

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan ini akan menghambat operasional dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar;

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan;

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien;

6. Kurangnya pengawasan peralatan. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif;

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal;

(14)

2.7. Kerangka Konseptual

Pada dasarnya seorang yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan berwirausaha harus berani menghadapi risiko. Semakin besar risiko yang dihadapinya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih peluang. Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.

Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif, pengetahuan dan keahlian dalam bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan bagi seorang wirausaha. Pengetahuan dan keahlian berwirausaha itu di antaranya pengetahuan tentang pasar, pengetahuan tentang konsumen (pelanggan), pengetahuan tentang pesaing, baik yang baru masuk maupun yang sudah ada, pengetahuan tentang pemasok (suplier), pengetahuan tentang cara mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan, termasuk kemampuan menganalisis dan mendiagnosis pelanggan, mengidentifikasi segmentasi, dan motivasinya. Hal ini berkaitan dengan keterampilan kewirausahaan yang telah menjadi suatu tuntutan, sebab tingkat persaingan tenaga kerja pada saat sekarang ini didasarkan pada tingkatan pengetahuan dan keterampilan seseorang. Maka dalam hal ini, bekal keterampilan seseorang harus signifikan dengan kebutuhan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. (Setiawan, 2012)

Faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah orang orang yang memiliki kompetensi yang dipengaruhi pengetahuan, keterampilan dan kualitas individual. Yang meliputi sikap, motivasi, dan juga nilai kepribadian yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan tersebut (Suryana 2006:5)

(15)

Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang kerangka pemikiran penelitian ini, maka dapat dilihat dalam gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Setiawan, 2012& Lupiyoadi, 2006

2.8. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu kesimpulan yang sifatnya sementara dan masih dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ini merupakan dugaan yang masih dimungkinkan benar atau salah. Berdasarkan rumusan permasalahan dan temuan diatas sehingga hipotesis alternatif yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu ; “Pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha”

Pengetahuan Kewirausahaan (X1) Keberhasilan Usaha (Y) Keterampilan Kewirausahaan (X2)

(16)

2.9. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantum beberapa hasil penelitian terdahulu, sebagai berikut :

NO NAMA JUDUL HASIL PENELITIAN

1 Rindang Wiranti (2013)

Pengembangan Keterampilan Kewirausahaan Melalui Prosmart (Program Sekolah Mustahik Entrepreneur Terpadu)

Pelatihan keterampilan ini untuk

mengembangkan keterampilan yang

diberikan oleh peserta, sehingga

mempunyai bekal untuk memperbaiki kehidupan sosialnya menjadi lebih baik. Pelatihan keterampilan kwirausahaan ini masih kurang menanamkan sikap dan jiwa keberanian, percaya diri dalam berwirausaha

2 Andi Wijayanto

Pengaruh karakteristik wirausahawan Terhadap tingkat keberhasilan usaha

Hasil analisis regresi linear berganda terhadap variabel bebas yang meliputi Kecakapan Pribadi dan Kecakapan Sosial terhadap variabel Keberhasilan Usaha diperoleh nilai Fhitung sebesar 16,643. Nilai Fhitung (16,643) lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel (2,59) atau berada dalam daerah penolakan Ho. Dengan demikian Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kecakapan Pribadi (X1)

dan Kecakapan Sosial (X2) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Keberhasilan Usaha. 3 Alexander

Ginting (2011)

Pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi Terhadap perilaku kewirausahaan Pedagang pada pasar kaget

Kabanjahe

Variable motif berprestasi dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan, namun variabel pengetahuan kewirausahaan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap perilaku kewirausahaan dengan nilai thitung (1,924)<t tabel (2,02) dengan nilai signifikan (0,063>0,05) pada warung pasar kaget Kabanjahe. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan (uji-F) dimana Fhitung (56,286)>Ftabel (2,46) pada α = 5% dan tingkat signifikansinya

(17)

0,000<0,05. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa dari ketiga variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap Perilaku Kewirausahaan adalah variabel Kemandirian Pribadi (X3) dengan nilai thitung (5,571)>ttabel (2,02) dengan nilai signifikansi 0,000<0,05. nilai Adjusted R2 sebesar 0,814 berarti 81,4% variabel Perilaku Kewirausahaan dapat dijelaskan oleh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi. Sedangkan sisanya 18,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. 4 Lies

Indriyatni (2013)

Analisis faktor faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha mikro dan kecil daerah Semarang Barat

Faktor Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha mikro dan kecil di wilayah Semarang Barat, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 dan tingkat pengaruh sebesar 0,230. Faktor Lokasi Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha mikro dan kecil di wilayah Semarang Barat dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 dan tingkat pengaruh sebesar 0,240

5 Edward McMullan

The Creativity and Entrepreneurial Skill Performance (a general scientific theory)

Entrepreneurship is a rather unforgiving endeavor with many losers and view big financial winners that management knowledge will facilitate new venture growth and development practical limitations of implicitly theoretical and atheoretical findings. Finally, they will be able to critically evaluate the importance of individual creativity to new venture activity

Gambar

Gambar  2.1 Kerangka Konseptual  Sumber : Setiawan, 2012&amp;  Lupiyoadi, 2006

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dibuatnya aplikasi sistem antrian berbasis web ini instansi perbankan menjadi lebih mudah dan terbantu dalam memonitoring informasi antrian, serta

(1) Atas impor dan atau penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 1 huruf a, b, d, e, dan f dibebaskan dari pengenaan

Membuat algoritma untuk menterjemahkan informasi model produk berbasis feature yang tersedia dalam software CaSTPro ke dalam bahasa kode-G (G-Code) untuk feature

Dalam blog ini diberikan beberapa contoh perhitungan struktur jembatan beton prategang mulai dari struktur atas yang terdiri dari slab lantai jembatan dan girder

Di dalam penelitan (Hidayanti, 2008), Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dan stres kerja terhadap kinerja karyawan, maka di kerangka

Program ini dilakukan oleh KKG Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan Mutu guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD meliputi peningkatan mutu dan pengembangan

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

Pendekatan demokratis akan sangat baik pada situasi di mana pemimpin tidak merasa pasti akan arah yang harus diambil dan membutuhkan ide dari pegawai yang mampu memberi ide..