• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN. Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN. Indonesia"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUNAN

2008

(2)

Foto Sampul: Area gambut di Kalimantan Tengah (Kresno D Santosa) Kredit Foto

Petrus Gunarso Hunggul Yudhono Deni Wahyudi Jan Van Der Ploeg Niel Raes Adiwicaksana Kresno D Santosa Aritta Suwarno Sutan Lubis Himakova Kompas IMA P3HKA

(3)

T B I I n d o n e s i a

(4)

Pengantar dari Direktur Program

3

Selayang Pandang

4

Visi Misi

8

Program

10

Capaian 2008

11

Manajemen Unit

20

Laporan Keuangan

22

Daftar Isi

(5)

Pengantar dari Direktur Program

Pembangunan kehutanan ke depan memerlukan partisipasi yang lebih luas dari masyarakat. Peran hutan sebagai penghasil devisa memang secara nyata menurun karena proses ekstraksi kayu selama ini belum mampu mewujudkan apa yang disebut sebagai pengelolaan hutan lestari. Namun demikian peran hutan sebagai penyedia jasa lingkungan, konservasi sumberdaya alam hayati, dan sebagai penyangga kehidupan semakin lama semakin dirasakan pentingnya. Perlu melibatkan banyak pihak dalam mengubah persepsi yang melihat peran hutan semata-mata hanya sebagai komoditas ekonomi menjadi pengelolaan ekosistem dan bentang alam penyangga kehidupan.

TBI Indonesia dengan semangat mengajak kita semua “membuat ilmu pengetahuan berkarya bagi hutan dan rakyat” – dimaksudkan supaya ilmu pengetahuan mengenai pengelolaan hutan lestari dapat secara nyata diterapkan di lapangan dan dirasakan hasilnya. Lebih dari itu, pembangunan berkelanjutan yang dianut oleh Indonesia mengharuskan adanya upaya konservasi dan pengelolaan hutan lindung, dan bukan semata melihat hutan sebagai penghasil kayu. Melalui 4 proyek yang akan dijalankan dalam 4 tahun ke depan, masing-masing disertai dengan penciptaan ilmu pengetahuan baru melalui program PhD/Doktor, TBI Indonesia diharapkan mampu membantu Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, khususnya pengelolaan hutan yang lestari.

Dengan jumlah staff yang sangat terbatas, namun mempunyai mandat kerja yang luas, pendekatan kemitraan dipilih untuk melipatgandakan dampak positif dari proyek. Kemitraan dalam penciptaan ilmu pengetahuan baru dalam proyek TBI Indonesia tidak terbatas hanya dengan Badan Litbang Kehutanan sebagai mitra utama, tetapi juga dengan 4 Universitas Negeri di Indonesia dan 4 program atau jurusan dari 3 Universitas ternama di Belanda. Kemitraan yang lebih luas juga dijalin dengan berbagai instansi baik di dalam maupun di dalam negeri.

Dengan kemitraan lokal, nasional, dan global, TBI Indonesia bersama dengan seluruh mitra kerja akan mengatasi tantangan pembangunan kehutanan yang semakin kompleks. Dengan semangat kebersamaan dan bersama-sama bekerja mewujudkan pembangunan hutan yang berkelanjutan, maka upaya perbaikan lingkungan dan pengentasan kemiskinan sebagai bagian dari tujuan pembangunan millennium akan tercapai.

(6)
(7)

TBI Indonesia merupakan salah satu dari enam country program Tropenbos International (TBI) yang memulai kegiatannya di Indonesia sejak tahun 1987. Kesepakatan kerjasama antara TBI Indonesia dengan pemerintah Indonesia secara resmi dilakukan sejak tahun 1997. Dokumen kesepakatan kerjasama tersebut telah diperbaharui pada tanggal 5 Desember 2007 untuk periode 5 tahun ke depan dengan cakupan wilayah yang lebih luas, dari Kalimantan Program menjadi Indonesia Program.

Tujuan utama dari TBI Indonesia adalah untuk mendukung pemerintah Indonesia melalui penyediaan informasi untuk formulasi dan implementasi kebijakan dengan berdasarkan pengetahuan yang memadai dan peningkatan pengelolaan yang berkelanjutan terhadap area lindung untuk kepentingan rakyat, konservasi dan pembangunan berkelanjutan.

Sebagai upaya pencapaian tujuan, TBI Indonesia akan melakukan beberapa kegiatan, dalam kerangka kemitraan. Dalam format tersebut, TBI Indonesia dan Badan Litbang Kehutanan bekerjasama dengan universitas di Indonesia dan universitas di Belanda dalam beberapa kegiatan, dengan tujuan untuk mendapatkan dan menghasilkan pengetahuan melalui kegiatan penelitian, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di lingkungan Badan Litbang Kehutanan serta staff dari mitra yang lain, serta mendukung proses pertukaran informasi dan dialog untuk isu-isu kunci yang terkait dengan prioritas program.

Fokus kegiatan TBI Indonesia tidak terbatas pada kawasan hutan lindung, melainkan juga pada berbagai aspek yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.

(8)
(9)
(10)
(11)

Dengan membuat pengetahuan berkarya bagi hutan dan rakyat, TBI Indonesia sebagai bagian dari Tropenbos International memberikan kontribusi nyata terhadap pengambilan keputusan yang berwawasan untuk perbaikan manajemen dan tata kelola hutan tropika. Pengalaman lapangan yang panjang dan kemampuan untuk mempertemukan mitra lokal, nasional dan internasional menjadikan kami mitra terpercaya dalam pembangunan berkelanjutan.

Visi: Peningkatan peran pengetahuan dan keahlian dalam meningkatkan tata kelola kehutanan dan pengelolaan hutan untuk kepentingan rakyat dan pembangunan yang berkelanjutan.

Misi: Memberi kontribusi terhadap penggunaan dan tata kelola hutan tropika yang lebih baik untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat, konservasi, dan pembangunan berkelanjutan.

(12)

Program TBI Indonesia dilaksanakan dengan berdasarkan pada 5 pendekatan, yaitu:

1. Pengetahuan dan informasi yang memadai dan relevan untuk membuat keputusan yang lebih baik mengenai hutan yang tersedia (melalui kegiatan penelitian).

2. Sumberdaya manusia secara nasional untuk menghasilkan dan menggunakan pengetahuan (melalui pelatihan dan pendidikan).

3. Organisasi sektor kehutanan nasional untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengaplikasikan informasi yang relevan (melalui pengembangan dan penguatan kelembagaan).

4. Mekanisme nasional untuk pertukaran informasi (melalui pembinaan pengetahuan jaringan dan dialog parapihak/multistakeholder).

5. Agenda nasional dan internasional untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan berbasis kehutanan.

(13)

Capaian

2008

Selama tahun 2008, TBI Indonesia memberikan konsentrasi penuh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan organisasi serta komunikasi melalui dialog dan penguatan jaringan.

Pengetahuan

Setelah lebih dari 2 tahun TBI Indonesia bersama dengan mitra konsorsium dalam penyempurnaan HCVF Toolkits, akhirnya TBI Indonesia berhasil memimpin konsorsium untuk menyelesaikan dokumen dan menerbitkannya. HCVF toolkits ini kemudian akan disosialisasikan dan diharapkan dapat memperoleh pengakuan dari regulator – dalam hal ini Departemen Kehutanan dalam menerapkan prinsip HCVF dalam setiap kegiatan pengelolaan hutan.

(14)

Sumberdaya Manusia

Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia merupakan salah satu program TBI Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kapasitas partner.

Di tahun 2008, TBI Indonesia melakukan seleksi untuk 4 kandidat yang akan memperoleh beasiswa PhD program. Selama tahun 2008, 4 kandidat tersebut selanjutnya akan melakukan kegiatan penelitian sesuai dengan topic penelitian yang telah disusun sebelumnya.

TBI Indonesia juga melakukan kerjasama dengan beberapa mitra untuk pelaksanaan pelatihan GIS baik di likungan Badan Litbang Kehutanan maupun di tingkat Propinsi. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas staf Badan Litbang Kehutanan serta Dinas Kehutanan dalam pengolahan dan pemanfaatan data spasial.

Organisasi

Sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas mitra dalam hal komunikasi dan pertukaran data, TBI Indonesia bekerjasama dengan Badan Litbang Kehutanan membangun pusat data atau “Clearing House”. Clearing house ini menjadi sarana bagi para peneliti di lingkup Badan Litbang Kehutanan untuk saling tukar informasi data.

TBI Indonesia juga melakukan upaya untuk pembentukan GIS forum di tingkat propinsi. GIS forum ini diharapkan dapat menjadi pusat pertukaran data dan informasi spasial, dan memberikan kontribusi terhadap proses penyusunan tata ruang maupun

(15)

Dialog

Terkait dengan upaya untuk menjawab isu-isu mengenai integrasi pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia, TBI Indonesia berinisiatif untuk membentuk konsorsium instansi dan LSM peduli lingkungan Balikpapan - Samarinda. Konsorsium ini telah menjadi motor utama dalam inisiasi Forum Nasional Agenda 21 Balikpapan. Forum Nasional ini dilaksanakan di Balikpapan pada tanggal 21-22 Agustus 2008 melalui kegiatan workshop dengan tema “Nasionalisme

Konservasi dan Investasi Hijau”. Workshop ini dihadiri oleh beragam stakeholder di bidang pengelolaan sumberdaya alam, dan telah menghasilkan jaringan komunikasi lintas sektoral untuk menyusun strategi nasional untuk investasi hijau dalam pengelolaan sumberdaya alam.

Jaringan

Pencarian sumber energi alternatif sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Sumber energi alternatif tersebut bisa diperoleh dari hasil ekstrasi berbagai jenis

tumbuhan atau biasa disebut dengan Bio-fuel.

Merespon isu mengenai Bio-fuel sebagai energi altertif, TBI Indonesia bekerjasama dengan KNAW Belanda dan Kementrian Riset dan Teknologi melaksanakan International Workshop and Matchmaking Events: Agriculture Beyond Food. Workshop ini diikuti oleh perwakilan dari universitas-universitas di Indonesia dan Belanda, serta dari berbagai lembaga penelitian terkait dengan Bio-fuel. Pada akhir workshop dirumuskan 7 cluster/domain yang kemudian disusun kedalam proposal kegiatan masing-masing.

(16)

HCVF

Konsep HCVF (High Conservation Value Forest) atau Hutan Bernilai Konservasi Tinggi muncul sebagai ‘Prinsip 9’ dari standar pengelolaan hutan yang berkelanjutan yang dikeluarkan oleh Forest Stewardship Council (FSC). Konsep HCVF ini ini disusun dengan tujuan membantu para pengelola hutan dalam usaha-usaha peningkatan keberlanjutan sosial dan lingkungan hidup. Sebagai upaya untuk mensosialisasikan konsep HCVF, TBI Indonesia bersama dengan konsorsium revisi HCV toolkit Indonesia melakukan revisi terhadap dokumen “Hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi: Suatu Panduan (Toolkits) Global”. Revisi tersebut dilakukan untuk lebih memberikan penjelasan yang lebih terstruktur, logis dan rinci mengenai metodologi HCVF, definisi dan istilah yang digunakan, tahap-tahap dalam proses identifikasi HCVF, serta hak dan kewajiban para pihak.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, TBI Indonesia diberi ‘tugas’ oleh konsorsium untuk lebih berkonsentrasi dalam assessment HCVF di Hutan Tanaman, sementara WWF akan berkonsentrasi di Kelapa Sawit dan TNC di Hutan Alam. Lebih lanjut, seluruh anggota konsorsium sangat berharap supaya toolkits ini dapat di adopsi oleh pemerintah.

(17)

PhD Programme

Program PhD merupakan program utama TBI Indonesia di tahun 2008. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas staff Badan Litbang Kehutanan melalui kegiatan penelitian dalam rangka menghasilkan ilmu pengetahuan. Berbeda dengan program scholarship atau bea siswa, program PhD TBI Indonesia ini dilakukan secara kemitraan antara para peneliti yang akan melakukan studi dengan TBI Indonesia yang mengembangkan program. Judul penelitian para kandidat doktor ditetapkan secara bersama-sama antara Badan Litbang Kehutanan, TBI Indonesia, dan Kandidat dengan mengacu pada hasil penyusunan program dari TBI Indonesia.

Proses seleksi kandidat PhD ini dilakukan oleh Badan Litbang Kehutanan, dan pada bulan September 2008 dilakukan inception workshop yang mempetemukan calon kandidat dengan calon promotor masing-masing (dari universitas di Belanda dan Indonesia). Berdasarkan hasil Inception workshop tersebut terpilih 4 kandidat sesuai dengan tema penelitian berikut:

1. Hunggu Yudhono --> Integrasi tata ruang dan pengakuan hak masyarakat lokal 2. Tri Wirayuati --> Pengelolaan Kolaboratif kawasan lindung

3. Yongky Indrajaya --> Pembiayaan Konservasi pada sumderdaya yang terdesentralisasi

4. Tri Wahyudiyati --> Tanggung jawab sosial dan pemberdayaan masyarakat

(18)

Agenda 21 Balikpapan merupakan program kemitraan yang dibangun oleh TBI Indonesia melalui konsorsium instansi dan LSM peduli lingkungan Samarinda - Balikpapan. Kegiatan ini menitik beratkan pada pembangunan jaringan nasional lintas sektor dalam upaya perbaikan pola pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia.

Langkah awal yang dilakukan dalam Agenda 21 adalah workshop Nasionalisme Konservasi dan Investasi yang Menyejahterakan Rakyat. Workshop ini terselenggara atas kerjasama berbagai institusi; gabungan instansi dan LSM peduli lingkungan di Balikpapan dan Samarinda. Lebih dari 20 lembaga memberikan dukungan baik dalam bentuk cash maupun in kind dalam kegiatan ini.

Selanjutnya, program ini akan diperluas dengan melaksanakan berbagai kegiatan dalam skala yang lebih luas, sebagai upaya untuk menarik lebih banyak stakeholder dalam hal pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia untuk dapat bersama-sama merumuskan pola pengelolaan sumberdaya alam yang lebih baik, ramah lingkungan dan bersabat terhadap rakyat.

Agenda 21Balikpapan

AGEND A 21 BALIKP AP AN Nasionalisme Konser vasi dan Investasi Hijau

Tropenbos International Indonesia Programme

Konsorsium Instansi dan LSM Peduli Lingkungan Balikpapan merupakan konsorsium cair yang melibatkan lembaga pemerintah dan non pemerintah yang terbentuk karena kepedulian yang sama terhadap perlunya kelestarian lingkungan hidup. Konsorsium ini tidak terikat oleh adanya kesepakatan formal dan tertulis, tetapi lebih terikat pada semangat dan tindak yang terucap dalam berbagai pertemuan informal yang pada awalnya difasilitasi dan diinisiasi oleh Tropenbos International Indonesia Programme (TBI Indonesia). Konsorsium ini beranggotakan Instansi dan LSM peduli lingkungan di Balikpapan dan Samarinda. Tercatat yang secara aktif mengikuti pertemuan adalah: IHSA, STABIL, BOS, BPHLSW, TNC, Kantor Regional LH di Balikpapan, Balai Besar Dipterokarpa, Bapedalda Kota Balikpapan. Organisasi di luar Balikpapan dan Samarinda dapat menjadi anggota konsorsium dengan memberitahukan melalui email atau surat kepada salah satu anggota konsorsium untuk selanjutnya akan ditawarkan kepada semua anggota untuk mendapatkan persetujuan bergabung. Kepedulian terhadap kondisi pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia telah mendorong Konsorsium Instansi dan LSM Peduli Lingkungan Balikpapan untuk menggagas dan menyelenggarakan Agenda 21 Balikpapan. Workshop Agenda 21 Balikpapan yang di adakan pada tanggal 21-22 Agustus 2008 ini merupakan langkah awal dari konsorsium untuk penggalangan komitmen pelaksanaan Agenda 21 Balikpapan dalam skala yang lebih luas yang direncanakan akan diselenggarakan pada tahun 2009 mendatang.

(19)

Komunikasi

Pendekatan melalui dialog dan komunikasi dimaksudkan untuk menjamin terlaksananya mekanisme untuk pertukaran informasi. Pertukaran informasi antara para peneliti dengan pembuat kebijakan dan pertukaran informasi antara para peneliti dengan para pengguna dan pemanfaat di lapangan sering mengalami kendala.

Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pendekatan dialog dan komunikasi ini adalah pembuatan dan perbaikan website, penterjemahan hasil-hasil penelitian kedalam ringkasan kebijakan (Policy Brief), dan pembentukan jejaring komunikasi. Kegiatan ini dilakukan baik internal FORDA dan Departemen Kehutanan maupun dengan pihak eksternal dengan sektor-sektor terkait dengan pengelolaan hutan.

Sebagai upaya untuk mengkomunikasikan hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh TBI Indonesia maupun rencana kegiatan yang akan dilakukan, TBI Indonesia menerbitkan berita (newsletter) 3 bulanan. Penerbitan ini juga diikuti dengan penerbitan leaflet yang memberikan informasi singkat mengenai lingkup kerja TBI Indonesia.

(20)

Energi alternatif merupakan isu yang semarak di tengah kelangkaan energi fosil yang saat ini melanda dunia. Upaya-upaya untuk mencari sumber energi alternatif terus dilakukan, salah satu diantaranaye melalui ekstraksi bagian tumbuhan yang memiliki potensi penting untuk alternatif energi (Bio-fuel). Di tahun 2008, TBI Indonesia aktif turut serta dalam upaya promosi pencarian

jenis-jenis tumbuhan yang memiliki potensi sebagai sumber Bio-fuel serta penggunaan Bio-fuel di tingkat masyarakat, menuju masyarakat mandiri energi. Dalam hal ini, TBI Indonesia bekerjasama dengan KNAW Belanda dan Kementrian Ristek dan teknologi Indonesia dalam pelaksanaan program Agriculture Beyond Food di Indonesia.

Program ini diawali dengan workshop di bulan November 2008, yang menghasilkan 7 cluster/domain terkait dengan produksi, pemasaran serta pemberdayaan masyarakat dalam implementasi program Bio-fuel di Indonesia.

(21)

Papua Project

Kebijakan sektor kehutanan di Papua didalam mewujudkan pengelolaan hutan lestari adalah mewujudkan pengelolaan hutan dalam bentuk KPH. Dimana saat ini, di Papua sedang dibangun KPH Model yang akan diusulkan kepada Departemen Kehutanan, maka kegiatan pelatihan GIS sangat mendukung kebijakan tersebut. Hasil pelatihan yang berupa SDM yang menguasai teknologi GIS akan membantu dinas kehutanan dalam melakukan monitoring terhadap deforestasi dan degradasi lahan didalam kawasan KPH.

Sebagai langkah awal dalam membangun kolaborasi di Papua, proyek kerjasama antara CIFOR-TBI dan FWI berkomitmen untuk mendukung proses pembangunan KPH Model yang ditetapkan berdasarkan SK Gubernur Papua dalam bentuk Tim Pembangunan KPH Model di Papua. Tim ini terdiri dari berbagai instansi dan para pakar seperti Universitas Papua, IPB, Dewan Kehutanan Nasional, Greenpeace, UNDP, CI, CIFOR, TBI, FWI, WWF, DFiD-MFP dan dari unsur pemerintah dalam hal ini Dinas Kehutanan Papua dan BPKH X.

Berdasarkan hasil proses kolaborasi tersebut, maka disusun prioritas kegiatan antara pihak-pihak terkait dimana prioritas pertama adalah perlunya pelatihan GIS bagi staf dinas kehutanan kabupaten yang dilanjutkan dengan proses magang di BPKH X. Selain itu, juga dilakukan kegiatan pengelolaan data dasar yang pelaksanaannya parallel dengan kegiatan training GIS. Kegiatan Pelatihan GIS

(22)

Manajemen Unit

Evaluasi internal mengenai lokasi kantor program pada tahun 2008 memutuskan bahwa untuk tetap memiliki kedekatan dengan masalah dan lokus penelitian, kantor pusat TBI Indonesia tetap ditempatkan di Balikpapan. Kantor pusat TBI Indonesia saat ini telah dipindahkan ke kantor PT Inhutani I yang terletak di jalan protokol kota Balikpapan dan bersebelahan dengan Kantor Walikota Balikpapan.

Dengan berkantor di tempat yang lebih representatif, diharapkan TBI Indonesia makin dikenal dan memudahkan bagi partner dan masyarakat umum untuk dapat memanfaatkan keberadaan TBI Indonesia. Sedangkan pengembangan kantor Bogor lebih diarahkan pada pengembangan laboratorium terpadu GIS dan penempatan tenaga komunikasi dan teknis secara terbatas.

(23)

Personel

Saat ini TBI Indonesia memiliki 10 orang personel yang mendukung operasional kegiatan.

1. Petrus Gunarso -- Direktur Program 2. Kresno D Santosa -- Forest Management

Specialist & HCVF Assessor

3. Aritta Suwarno -- Communication Officer

4. G Manjela Eko Hartoyo -- GIS Coordinator

5. Chandra Irawadi wijaya -- GIS Specialist 6. Sahid Robijaksani -- Finance

7. Monang Panjaitan -- Office Manager 8. Wawan Indrawan -- Front Desk 9. Sariman -- Driver

10. Pijar Tandi Lolok -- Driver

Bi-National Steering

Commitee

(24)
(25)

Status keuangan

per 31 Desember 2008

Harta

Piutang

Uang Muka 8.883 Pre-payment 41.427 Piutang Lain 15.570 Sub Total 65.880

Kas

Bank Accounts 498.831 Petty Cash (426) Sub Total 496.405

Kewajiban

Utang

Utang 159.902 Pendapatan diterima dimuka 22.509 Lain-lain 4.150 Sub Total 186.561 Harta Awal 688.173 Penyesuaian (220.652) Penurunan Harta (91.797) 375.724

(26)

LAPORAN TAHUNAN TBI Indonesia

Konsep dan Editorial

Aritta Suwarno Petrus Gunarso

Kontributor

G Manjela Eko Hartoyo Kresno D Santosa Chandra Irawadi Wijaya

Tropenbos International Indonesia Programme (TBI Indonesia) berterima

kasih kepada Badan Litbang Kehutanan selaku mitra utama, serta mitra-mitra

pendukung yang lain atas dukungan yang diberikan.

Untuk mendapat informasi mengenai kegiatan TBI Indonesia,

(27)
(28)

Membuat pengetahuan berkarya bagi hutan dan rakyat

Tropenbos International Indonesia Programme Gedung Sylva Graha PT. Inhutani I, lt 2 Jl. Jend. Sudirman No. 27

Balikpapan 76100 Indonesia

Tel (0542) 820 503, 820504 Fax (0542) 4445666

Tropenbos International Indonesia Programme Jl. Gunung Batu No. 5

Bogor 16610 Indonesia

Tel/Fax (0251) 8638410

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Mental  Kemenko Maritim sebagai Koordinator Program Indonesia Bersih. • Pemanfaatan sampah plastik untuk pelapisan jalan [kerjasama

Fig. Dependence of selectivity and firing frequency on concentration at which both stimuli are applied. In this case, N is the total number of primary neuronal terminals converging at

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar visual merchandising melalui metode penyelesaian masalah.Penelitian ini menggunakan peneli-

Hal ini sejalan dengan hipotesis awal bahwa pemberian motivasi akan memberikan pengaruh positif secara tidak langsung terhadap kinerja karyawan PLN Area Mamuju melalui disiplin

11 Valid Realiabel Cukup Mudah.. Teknik Pengumpulan Data. 308) menjelaskan bahwa “ teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting utama dalam penelitian,

[r]

Keberadaan Perguruan Tinggi Swasta Illegal atau yang sering disebut PTS Siluman ternyata cukup mengancam keberadaan PTS resmi dan berijin // Setidaknya satu PTS siluman mengambil satu