• Tidak ada hasil yang ditemukan

MA3231 Analisis Real

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MA3231 Analisis Real"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MA3231 Analisis Real

Hendra Gunawan*

*http://hgunawan82.wordpress.com Analysis and Geometry Group Bandung Institute of Technology

Bandung, INDONESIA

(2)

BAB 14. SIFAT-SIFAT INTEGRAL RIEMANN

1 14.1 Sifat-sifat Dasar Integral Riemann

2 14.2 Teorema Dasar Kalkulus untuk Integral Riemann

(3)

BAB 14. SIFAT-SIFAT INTEGRAL RIEMANN

1 14.1 Sifat-sifat Dasar Integral Riemann

2 14.2 Teorema Dasar Kalkulus untuk Integral Riemann

(4)

BAB 14. SIFAT-SIFAT INTEGRAL RIEMANN

1 14.1 Sifat-sifat Dasar Integral Riemann

2 14.2 Teorema Dasar Kalkulus untuk Integral Riemann

(5)

Pada bab ini kita akan mempelajari sifat-sifat dasar integral Riemann. Sifat pertama adalah sifat kelinearan, yang dinyatakan dalam

Proposisi 1.

Sepanjang bab ini, I menyatakan interval [a, b], kecuali bila kita nyatakan lain.

Proposisi 1. Misalkan f, g : I → R terintegralkan pada I, dan λ ∈ R suatu konstanta. Maka λf dan f + g terintegralkan pada I dan

Z b a λf (x) dx = λ Z b a f (x) dx, (1) Z b a (f + g)(x) dx = Z b a f (x) dx + Z b a g(x) dx. (2)

(6)

Bukti. (1) Jika λ = 0, maka pernyataan tentang λf jelas benar. Sekarang tinjau kasus λ > 0. (Kasus λ < 0 serupa dan diserahkan sebagai latihan). Misalkan P := {x0, x1, . . . , xn} partisi sembarang

dari I. Karena λ > 0, kita mempunyai

inf{λf (x) : x ∈ [xk−1, xk]} = λ inf{f (x) : x ∈ [xk−1, xk]}

untuk k = 1, 2, . . . , n. Kalikan tiap suku ini dengan xk− xk−1 dan

jumlahkan, kita dapatkan L(P, λf ) = λL(P, f ). Jadi, karena λ > 0, kita peroleh

L(λf ) = sup{λL(P, f ) : P partisi dari I}

(7)

Dengan cara yang serupa kita peroleh pula U (P, λf ) = λU (P, f ) dan U (λf ) = inf{λU (P, f ) : P partisi dari I}

= λ inf{U (P, f ) : P partisi dari I} = λU (f ). Karena f terintegralkan, U (f ) = L(f ) dan akibatnya

L(λf ) = λL(f ) = λU (f ) = U (λf ). Jadi λf terintegralkan dan

Z b a λf (x) dx = λ Z b a f (x) dx.

(8)

(2) Untuk sembarang interval Ik := [xk−1, xk], kita mempunyai

inf{f (x) : x ∈ Ik} + inf{g(x) : x ∈ Ik} ≤ inf{(f + g)(x) : x ∈ Ik},

sup{(f +g)(x) : x ∈ Ik} ≤ sup{f (x) : x ∈ Ik}+sup{g(x) : x ∈ Ik}.

Dari sini kita peroleh

L(P, f ) + L(P, g) ≤ L(P, f + g) U (P, f + g) ≤ U (P, f ) + U (P, g)

untuk sembarang partisi P dari I. Sekarang, jika  > 0 diberikan,

maka terdapat partisi Pf, dan Pg, sedemikian sehingga

U (Pf,, f ) ≤ L(Pf,, f ) + (/2)

U (Pg,, g) ≤ L(Pg,, g) + (/2).

Akibatnya, untuk P := Pf,∪ Pg,, kita peroleh

U (P, f +g) ≤ U (P, f )+U (P, g) ≤ L(P, f )+L(P, g)+ ≤ L(P, f +g)+.

(9)

Selanjutnya perhatikan bahwa dari ketaksamaan di atas, kita peroleh Z b a (f + g)(x) dx ≤ U (P, f + g) ≤ L(P, f ) + L(P, g) +  ≤ Z b a f (x) dx + Z b a g(x) dx + . Sementara itu, Z b a f (x) dx + Z b a g(x) dx ≤ U (P, f ) + U (P, g) ≤ L(P, f + g) +  ≤ Z b a (f + g)(x) dx + . Dari kedua ketaksamaan ini, kita peroleh

Z b a (f + g)(x) dx − Z b a f (x) dx + Z b a g(x) dx < .

(10)

Karena ini berlaku untuk  > 0 sembarang, kita simpulkan bahwa Z b a (f + g)(x) dx = Z b a f (x) dx + Z b a g(x) dx, dan bukti pun selesai.

(11)

Proposisi berikut dikenal sebagai sifat kepositifan integral Riemann. (Buktinya diserahkan sebagai latihan.)

Proposisi 2. Misalkan f : I → R terintegralkan pada I. Jika

f (x) ≥ 0 untuk tiap x ∈ I, makaRb

af (x) dx ≥ 0.

Akibat 3. Misalkan f, g : I → R terintegralkan pada I. Jika f (x) ≤ g(x) untuk tiap x ∈ I, makaRabf (x) dx ≤Rabg(x) dx. Akibat 4. Misalkan f : I → R terintegralkan pada I. Jika m ≤ f (x) ≤ M untuk tiap x ∈ [a, b], maka

m(b − a) ≤

Z b

a

(12)

Proposisi 5. Misalkan f : [a, b] → R terbatas dan a < c < b. Maka, f terintegralkan pada [a, b] jika dan hanya jika f terintegralkan pada [a, c] dan pada [c, b]. Dalam hal ini,

Z b a f (x) dx = Z c a f (x) dx + Z b c f (x) dx.

Catatan. Bukti Proposisi 4 tidak dibahas di sini; lihat [1] bila ingin mempelajarinya.

(13)

SOAL

1 Buktikan Proposisi 1 bagian (1) untuk kasus λ < 0.

2 Buktikan Proposisi 2.

3 Buktikan Akibat 3 dan Akibat 4.

4 Buktikan jika f terintegralkan pada I dan |f (x)| ≤ K untuk

tiap x ∈ I, maka Rb

a f (x) dx

(14)

Analog dengan Teorema Dasar Kalkulus I (Teorema 5 pada Sub-bab 12.3) untuk integral dari fungsi kontinu, kita mempunyai hasil berikut untuk integral Riemann dari fungsi terbatas. (Buktinya serupa

dengan bukti Teorema 5 pada Sub-bab 12.3.)

Teorema 6 (Teorema Dasar Kalkulus I). Misalkan f terbatas pada I = [a, b] dan F didefinisikan pada I sebagai

F (x) :=

Z x

a

f (t) dt, x ∈ I.

Maka, F kontinu pada I. Selanjutnya, jika f kontinu di c ∈ (a, b),

(15)

Demikian pula kita mempunyai Teorema Dasar Kalkulus II untuk integral Riemann, yang dapat dibuktikan tanpa menggunakan Teorema Dasar Kalkulus I melainkan dengan menggunakan Kriteria Keterintegralan Riemann.

Teorema 7 (Teorema Dasar Kalkulus II). Misalkan f

terintegralkan pada I = [a, b]. Jika F : I → R adalah anti-turunan dari f pada I, maka

Z b

a

(16)

Bukti. Diberikan  > 0 sembarang, pilih partisi P := {x0, x1, . . . , xn}

dari I sedemikian sehingga

U (P, f ) − L(P, f ) < .

Menurut Teorema Nilai Rata-rata (yang kita terapkan pada F ), pada tiap interval [xk−1, xk] terdapat titik tk∈ (xk−1, xk) sedemikian

sehingga

F (xk) − F (xk−1) = (xk− xk−1)f (tk).

Misalkan mk dan Mk adalah infimum dan supremum dari f pada

[xk−1, xk]. Maka

mk(xk− xk−1) ≤ F (xk) − F (xk−1) ≤ Mk(xk− xk−1)

untuk tiap k = 1, 2, . . . , n. Perhatikan bahwa bila kita jumlahkan suku-suku di tengah, maka kita peroleh suatu deret teleskopis yang jumlahnya sama dengan F (b) − F (a). Karena itu, kita peroleh

(17)

Namun, kita juga mempunyai L(P, f ) ≤

Z b

a

f (t) dt ≤ U (P, f ). Akibatnya, kita peroleh

Z b a f (t) dt − [F (b) − F (a)] < .

Karena ini berlaku untuk  > 0 sembarang, kita simpulkan bahwa

Z b

a

f (t) dt = F (b) − F (a), sebagaimana yang kita kehendaki.

(18)

SOAL

1 Misalkan f (x) = |x|, x ∈ [−1, 1]. Terkait dengan f , definisikan

F (x) :=

Z x

−1

f (t) dt, x ∈ [−1, 1].

1 Peroleh rumus untuk F (x), x ∈ [−1, 1]. 2 Periksa bahwa F0(x) = f (x) untuk x ∈ [−1, 1]. 3 Periksa bahwaR1

−1f (t) dt = F (1) − F (−1).

2 Misalkan f : [−1, 1] → R didefinisikan sebagai

f (x) =    −1, −1 ≤ x < 0; 0, x = 0; 1, 0 < x ≤ 1,

(19)

1 Terkait dengan f , definisikan

F (x) :=

Z x

1

f (t) dt, x ∈ [−1, 1].

1 Peroleh rumus untuk F (x). Apakah F kontinu pada [−1, 1]? 2 Tunjukkan bahwa F0(x) = f (x) untuk x ∈ [−1, 1], x 6= 0. 3 Periksa apakah R1

−1f (t) dt = F (1) − F (−1). Berikan argumen

yang mendukung fakta tersebut.

2 Misalkan f dan g terintegralkan dan mempunyai anti-turunan F

dan G pada I = [a, b]. Buktikan bahwa

Z b a F (x)g(x) dx = [F (b)G(b) − F (a)G(a)] − Z b a f (x)G(x) dx. (Catatan. Hasil ini dikenal sebagai teknik pengintegralan parsial.)

(20)

Jika f kontinu pada I = [a, b], maka (menurut Teorema 12 pada Bab 8) f akan mencapai nilai maksimum M dan minimum m pada [a, b]. Menurut Proposisi 4, kita mempunyai

m(b − a) ≤ Z b a f (x) dx ≤ M (b − a) atau m ≤ 1 b − a Z b a f (x) dx ≤ M.

(21)

Nilai b−a1 Rabf (x) dx disebut sebagai nilai rata-rata integral f pada interval I.

(Dalam versi diskrit, nilai rata-rata aritmetik dari sejumlah bilangan adalah jumlah dari bilangan-bilangan tersebut dibagi dengan

banyaknya bilangan itu.

Dalam versi ‘kontinum’, integral menggantikan jumlah dan panjang interval menggantikan banyaknya bilangan.

Secara fisis, bila f menyatakan kecepatan dari suatu partikel yang bergerak pada interval waktu I = [a, b], maka nilai rata-rata integral menyatakan ‘kecepatan rata-rata’ partikel tersebut pada I.)

Mengingat m dan M ada di daerah nilai f dan b−a1 Rabf (x) dx ada di

antara kedua nilai tersebut, maka menurut Teorema Nilai Antara mestilah terdapat suatu titik c ∈ I sedemikian sehingga

f (c) = 1

b − a

Z b

a

(22)

Fakta ini dikenal sebagai Teorema Nilai Rata-rata untuk integral, yang dinyatakan di bawah ini. (Ingat bahwa sebelumnya kita juga mempunyai Teorema Nilai Rata-rata untuk turunan. Dalam konteks turunan, f menyatakan posisi partikel yang bergerak pada interval waktu I = [a, b] sehingga nilai rata-rata turunan sama dengan kecepatan rata-rata partikel tersebut pada I.)

Teorema 8 (Teorema Nilai Rata-rata untuk Integral). Jika f kontinu pada I = [a, b], maka terdapat c ∈ I sedemikian sehingga

f (c) = 1

b − a

Z b

a

(23)

Pada Bab 10, kita telah membahas Teorema Taylor untuk turunan. Sekarang kita akan membahas teorema yang serupa untuk integral. Teorema 9 (Teorema Taylor untuk Integral). Misalkan

f, f0, . . . , f(n) kontinu pada I = [a, b]. Maka

f (b) = f (a) + (b − a)f0(a) + · · · + (b − a)

n−1 (n − 1)! f (n−1)(a) + E n dengan En := (n−1)!1 Rb a(b − t) n−1f(n)(t) dt.

(24)

Bukti. Untuk n = 1, berdasarkan Teorema Dasar Kalkulus I, kita

mempunyai f (b) = f (a) + E1, dengan E1 :=

Rb

a f 0(t) dt.

Selanjutnya, untuk n ≥ 2, teknik pengintegralan parsial akan memberikan En = 1 (n − 1)! h (b − t)n−1f(n−1)(t)|ba + (n − 1) Z b a (b − t)n−2f(n−1)(t) dti = −(b − a) n−1 (n − 1)! f (n−1)(a) + 1 (n − 2)! Z b a (b − t)n−2f(n−1)(t) dt. Ulangi teknik pengintegralan parsial hingga n kali, dan kita pun akan sampai pada hasil yang diinginkan.

(25)

SOAL

1 Buktikan jika f kontinu pada I = [a, b] dan f (x) ≥ 0 untuk tiap

x ∈ I, maka terdapat c ∈ I sedemikian sehingga f (c) = h 1 b − a Z b a f2(x) dx i1/2 .

2 Buktikan jika f kontinu pada I = [a, b] dan f (x) ≥ 0 untuk tiap

x ∈ I, maka untuk sembarang k ∈ N terdapat c = ck ∈ I

sedemikian sehingga f (c) =h 1 b − a Z b a fk(x) dxi1/k.

(26)

1 Misalkan f dan g adalah fungsi yang kontinu pada I = [a, b] sedemikian sehingga Z b a f (x) dx = Z b a g(x) dx. Buktikan bahwa terdapat c ∈ I sedemikian sehingga f (c) = g(c).

Referensi

Dokumen terkait

Kita akan menyatakan posisi partikel pada suatu bidang dengan menyatakan koordinatnya terhadap dua sumbu yang saling tegak lurus, yaitu sumbu X dan sumbu

Dalam konteks optimasi multivariabel, kawanan diasumsikan mempunyai ukuran tertentu atau tetap dengan setiap partikel posisi awalnya terletak di suatu lokasi yang acak dalam

Dengan menggunakan persamaan (8) maka setiap data hasil normalisasi mempunyai interval antara 1 dan 0, hal ini mengakibatkan bahwa nilai terbesar di setiap data adalah

Dalam perkuliahan ini dibahas: limiit fungsi dan perluasannya, kekontinuan fungsi, kekontinuan fungsi pada suatu interval, kekontinuan seragam, kemonotonan dan fungsi invers, turunan

Teorema Barisan Bagian Monoton Jika X =( xn ) barisan bilangan real, maka terdapat barisan bagian dari X yang monoton. Pembuktian dibagi menjadi dua kasus, yaitu X mempunyai tak

(b) menyatakan banyaknya partikel dikalikan dengan energi kinetik dari masing-masing partikel yang tersimpan pada bin posisi arah sumbu -Y, terlihat bahwa pada

memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pembuktian teorema antara kelas eksperimen yang diajar menggunakan model Extended triad level ++ dan kelas

2 Berikan sebuah contoh fungsi f yang mempunyai turunan nol di suatu titik tetapif tidak mencapai nilai maksimum atau minimum lokal di titik tersebut... Sebagaimana telah dicatat