Hendra Gunawan*
*http://hgunawan82.wordpress.com Analysis and Geometry Group Bandung Institute of Technology
Bandung, INDONESIA
BAB 9. TURUNAN
1 9.1 Turunan Fungsi di Suatu Titik
3 9.3 Turunan Tingkat Tinggi
BAB 9. TURUNAN
1 9.1 Turunan Fungsi di Suatu Titik
2 9.2 Sifat-sifat Dasar Turunan
BAB 9. TURUNAN
1 9.1 Turunan Fungsi di Suatu Titik
2 9.2 Sifat-sifat Dasar Turunan
3 9.3 Turunan Tingkat Tinggi
Diberikan sebuah fungsi, kita seringkali perlu mempelajari bagaimana nilai fungsi itu berubah terhadap peubahnya. Sebagai contoh, jika f = f (t) menyatakan posisi suatu benda yang berubah terhadap waktu t, kita ingin mengetahui seberapa cepat f berubah pada saat t tertentu. Permasalahan ini merupakan permasalahan limit yang khas, yang dikenal sebagai turunan.
Misalkan f terdefinisi pada suatu interval terbuka I yang memuat titik c. Fungsi f dikatakan mempunyai turunan di c apabila limit
x→clim
f (x) − f (c) x − c
ada. Nilai limit tersebut kemudian disebut turunan dari f di c, yang dilambangkan dengan f0(c) atau Df (c).
Jadi, untuk fungsi f yang mempunyai turunan di c, kita mempunyai f0(c) = lim
x→c
f (x) − f (c) x − c . Dengan mengganti x dengan c + h, kita peroleh
f0(c) = lim
h→0
f (c + h) − f (c)
h .
Catatan: f mempunyai turunan di c jika dan hanya jika terdapat bilangan L = f0(c) sedemikian sehingga
f (c + h) − f (c) − Lh = (h) dengan (h)h → 0 untuk h → 0.
Secara geometris, fungsi f mempunyai turunan di titik c berarti bahwa grafik fungsi y = f (x) mempunyai garis singgung di titik (c, f (c)) dan gradien garis singgung tersebut adalah f0(c).
Persamaan garis singgung pada grafik fungsi y = f (x) di titik (c, f (c)) dalam hal ini adalah
y = f (c) + f0(c)(x − c).
Persamaan ini merupakan hampiran linear untuk y = f (x). Jika x berubah dari c ke c + h, maka y akan bertambah kira-kira sebesar hf0(c). Jadi, dengan mengetahui f0, kita mengetahui bagaimana f berubah (bila x berubah).
Catatan: Masalah menentukan persamaan garis singgung pada kurva di titik tertentu pertama kali dipelajari oleh Rene Descartes pada 1620-an. Namun, kalkulus diferensial dan integral yang kita kenal sekarang ini ‘ditemukan’ oleh Isaac Newton pada 1665 (dipublikasikan pada 1704) dan Gottfried Wilhelm von Leibniz pada 1684.
Gambar 9.1 Grafik fungsi f yang mempunyai turunan di titik c
Contoh 1. Misalkan f (x) = x2 dan c = 1. Untuk memeriksa apakah f mempunyai turunan di 1, kita hitung
limx→1
f (x) − f (1) x − 1 = lim
x→1
x2− 1
x − 1 = lim
x→1(x + 1) = 2.
Jadi f mempunyai turunan di 1, dengan f0(1) = 2.
Secara umum dapat ditunjukkan bahwa f (x) = x2 mempunyai turunan di setiap titik c ∈ R, dengan f0(c) = 2c.
Fungsi f0 : c 7→ 2c disebut sebagai turunan dari f .
Contoh 2. Misalkan f (x) = |x| dan c = 0. Perhatikan bahwa lim
h→0
f (h) − f (0)
h = lim
h→0
|h|
h
tidak ada (mengapa?). Karena itu, f tidak mempunyai turunan di 0.
Proposisi 3. Misalkan f terdefinisi pada suatu interval terbuka I yang memuat titik c. Jika f mempunyai turunan di c, maka f kontinu di c.
Bukti. [Diberikan di papan tulis.]
Catatan: Kontraposisi dari Proposisi 3 yang menyatakan: jika f tidak kontinu di c, maka f tidak akan mempunyai turunan di c.
Kekontinuan f di c merupakan syarat perlu bagi f untuk mempunyai turunan di c.
Sebagai contoh, fungsi f : [0, 2] → R yang didefinisikan sebagai f (x) = 2x, 0 ≤ x < 1;
1, 1 ≤ x ≤ 2,
tidak mungkin mempunyai turunan di 1 karena f tidak kontinu di titik tersebut.
SOAL
1 Diketahui f (x) = x|x|, x ∈ R. Selidiki apakah f mempunyai turunan di 0.
2 Konstruksi sebuah fungsi f : R → R yang mempunyai turunan hanya di sebuah titik.
Dengan menggunakan definisi turunan dan sifat-sifat limit, kita mempunyai teorema berikut.
Teorema 4. Misalkan f dan g terdefinisi pada suatu interval terbuka I yang memuat titik c. Misalkan λ dan µ bilangan real sembarang.
Jika f dan g mempunyai turunan di c, maka λf + µg, f g, dan f /g mempunyai turunan di c, dan
(i) (λf + µg)0(c) = λf0(c) + µf0(c);
(ii) (f g)0(c) = f0(c)g(c) + f (c)g0(c);
(iii)
f g
0
(c) = f0(c)g(c)−f (c)g0(c)
g2(c) asalkan g(c) 6= 0.
Bukti. (i) Latihan.
(ii) Perhatikan bahwa
1
hf (c + h)g(c + h) − f (c)g(c)
= g(c + h)h
f (c+h)−f (c) h
i
+ f (c)h
g(c+h)−g(c) h
i
→ g(c)f0(c) + f (c)g0(c), untuk h → 0.
(iii) Latihan.
Contoh 5. Misalkan n ∈ N dan f (x) = xn. Maka turunan dari f adalah
f0(x) = nxn−1.
Fakta ini dapat dibuktikan secara induktif. Untuk n = 1 atau f (x) = x, jelas bahwa f0(x) = 1. Sekarang misalkan pernyataan di atas benar untuk n = k, yakni jika f (x) = xk, maka f0(x) = kxk−1. Maka, untuk n = k + 1 atau f (x) = xk+1, kita peroleh
f0(x) = D(xk.x) = D(xk).x + xk.D(x) = kxk−1.x + xk = (k + 1)xk. Jadi, menurut Prinsip Induksi Matematika, pernyataan benar untuk setiap n ∈ N.
turunan di c dan
(f ◦ g)0(c) = f0(g(c))g0(c).
Bukti. Berdasarkan definisi turunan, (f ◦ g)0(c) = lim
x→c
(f ◦ g)(x) − (f ◦ g)(c)
x − c = lim
x→c
f (g(x)) − f (g(c))
x − c .
Bila g(x) − g(c) 6= 0 pada suatu interval terbuka (c − δ, c + δ), maka (f ◦ g)0(c) = lim
x→c
f (g(x)) − f (g(c))
g(x) − g(c) · g(x) − g(c)
x − c = f0(g(c)) · g0(c).
Untuk mengatasinya, definisikan
h(y) :=
( f (y)−f (g(c))
y−g(c) , y 6= g(c), f0(g(c)), y = g(c).
Perhatikan bahwa h kontinu di g(c). Mengingat g kontinu di c, maka menurut Teorema 10 pada Bab 7, h ◦ g kontinu di c.
Akibatnya, kita peroleh
(f ◦ g)0(c) = lim
x→c
f (g(x)) − f (g(c)) x − c
= lim
x→ch(g(x)) · g(x) − g(c) x − c
= f0(g(c)) · g0(c), sebagaimana yang kita harapkan.
SOAL
1 Buktikan bahwa untuk bilangan rasional r sembarang berlaku D(xr) = rxr−1
asalkan x > 0.
2 Misalkan f : R → R mempunyai turunan di x. Buktikan jika f mempunyai invers f−1 : R → R dan f−1 mempunyai turunan di y = f (x), maka
Df−1(y) = 1 Df (x).
Jika f mempunyai turunan di setiap titik dalam suatu interval terbuka I, maka kita katakan f mempunyai turunan pada I.
Dalam hal ini turunan dari f , yaitu f0, merupakan fungsi yang juga terdefinisi pada I.
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan turunan kedua dari f sebagai turunan dari f0, yang nilainya di c adalah
f00(c) = lim
x→c
f0(x) − f0(c) x − c , asalkan limit ini ada.
f (c + h) − f (c) − hf0(c) − h2
2 f00(c) = (h), dengan (h)h2 → 0 untuk h → 0.
Dengan mengetahui f00, kita dapat mengetahui bagaimana f0 berubah.
Secara geometris, turunan kedua dari f berkaitan dengan kecekungan grafik fungsi f .
Jika f00 bernilai positif pada suatu interval, maka f0 membesar sehingga grafik fungsi f cekung ke atas pada interval tersebut.
Jika f00 bernilai negatif pada suatu interval, maka f0 mengecil
Setelah menghitung turunan pertama dan kedua dari f , turunan ketiga dan seterusnya dapat didefinisikan secara serupa.
Secara umum, f(n)(x) menyatakan turunan ke-n, n ∈ N, dari f . Contoh 7. Jika f (x) = 1x, maka
f0(x) = − 1 x2; f00(x) = 2
x3; f000(x) = − 6 x4;
dan seterusnya. (Dapatkah anda menentukan rumus umum f(n)(x) untuk n ∈ N?)
Bila f mempunyai turunan ke-n pada suatu interval yang memuat titik c, maka f dapat dihampiri oleh suatu polinom berderajat n − 1 dan kesalahannya dapat ditaksir dengan turunan ke-n. Lihat Teorema Taylor pada bab berikutnya.
SOAL
1 Menggunakan Teorema Nilai Rata-rata, dapat ditunjukkan jika f mempunyai turunan kedua di c, maka
f00(c) = lim
h→0
f (c + h) − 2f (c) + f (c − h)
h2 .
Berikan sebuah contoh fungsi yang tidak mempunyai turunan kedua di suatu titik namun limit di atas ada.
2 Misalkan p(x) adalah polinom berderajat n. Buktikan bahwa p(m)(x) = 0 untuk m > n.