• Tidak ada hasil yang ditemukan

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL MATCH FACTOR DENGAN MODEL ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM

PEMILIHAN ALAT GALI DAN ALAT MUAT PENAMBANGAN BATUBARA PT.BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK

PT.Bukit Asam (persero),Tbk merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang batubara yang berskala besar di Indonesia. Sistem penambangan yang diterapkan adalah sistem tambang terbuka (surface mining) dengan metode kombinasi antara alat gali muat backhoe dan alat angkut dump truck. Kegiatan alat gali muat ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pencapaian target produksi, sehingga efektifitas kerja alat muat dan gali perlu dilakukan pemantauan secara optimal guna mencapai target produksi yang diinginkan.

Dengan adanya peningkatan produksi yang ditargetkan, tentu saja dibutuhkan kerja alat angkut dan alat muat yang efisien agar target produksi dapat tercapai secara maksimal. Sulitnya menentukan target hasil produksi yang tepat salah satunya disebabkan oleh sistem kerja alat-alat mekanis yang tidak efisien, misalnya adanya waktu yang hilang percuma karena kondisi alat-alat angkut yang mesti menunggu (antri), adanya kondisi peralatan yang rusak menunggu perbaikan dan kondisi-kondisi lainnya yang tidak terduga, dan kurang tepatnya perhitungan keserasian alat muat dengan alat gali.

Produksi yang didapatkan untuk alat gali yang didapatkan yaitu 102.910,08 ton/bulan. Untuk produktivitas alat angkut didapatkan 289.547,648 ton/bulan. Rata-rata jumlah dump truck yang menunggu dalam antrian untuk dump truck saat dilakukan pengisian atau loading yaitu didapatkan 2 dump truck, sedangkan rata-rata dump truck yang menunggu untuk melakukan dumping di dump hopper didapatkan 0,1 dump truck atau tidak ada dump truck yang menunggu di dump hopper. Jumlah dump truck yang didapat dari perhitungan teori antrian dan macth factor agar terjadi keserasian didapatkan jumlah dump truck yang dibutuhkan yaitu 4.

Kata Kunci : Match Factor, Teori Antrian.

I. PENDAHULUAN

PT. Bukit Asam, Tbk. merupakan perusahaan tambang batubara dengan Izin Usaha Pertambangan seluas 7.700 Ha. Wilayah Izin Usaha Pertambangan

(2)

(IUP) terletak di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah KP PT. Bukit Asam, Tbk. terletak pada posisi 103°45’ BT – 103° 50’ BT dan 3° 42’ 30’’ LS – 4° 47’ 30’’ atau garis bujur 9.583.200 – 9.593.200 dan lintang 360.600 – 367.000 dalam sistem koordinat internasional. Perusahaan ini dari tahun ke tahun terus berupaya untuk mengoptimalkan produksi batubaranya. (PTBA, 2010).

Sistem penambangan yang digunakan adalah tambang terbuka dengan menggunakan metode kombinasi antara alat gali muat backhoe dan alat angkut

dump truck. Pengupasan material penutup batubara (overburden) harus terlebih

dahulu dilakukan sebelum memproduksi batubara. Pada tahun 2010, PT.BA menargetkan produksi batubaranya mencapai 15 juta ton/tahun. Sedangkan pada tahun 2012, PT.BA menargetkan produksi batubara sebesar 15,6 juta ton/ tahun. (PT.BA, 2010).

Dengan adanya peningkatan produksi yang ditargetkan, tentu saja dibutuhkan efisiensi kerja alat angkut dan alat gali muat yang efisien agar target produksi dapat tercapai secara maksimal. Sulitnya menentukan target hasil produksi yang tepat salah satunya disebabkan oleh sistem kerja alat-alat mekanis yang tidak efisien, misalnya adanya waktu yang hilang percuma karena kondisi alat-alat angkut yang mesti menunggu (antri), adanya kondisi peralatan yang rusak menunggu perbaikan dan kondisi-kondisi lainnya yang tidak terduga, dan kurang tepatnya perhitungan keserasian alat gali muat dengan alat alat angkut. Masih rendahnya kemampuan produksi alat mekanis saat ini disebabkan berkurangnya waktu kerja efektif, sehingga efesiensi kerja alat menurun yang ditimbulkan oleh adanya waktu hambatan pada saat jam kerja dan juga ketidakserasian sistem penjadwalan yang dibuat. Untuk mengatasi hal ini maka perlu mengetahui keserasian alat gali muat dan alat angkut yang berada di lapangan serta pembuatan jadwal pelayanan keberangkatan dan kedatangan agar alat gali muat dan alat angkut dapat bekerja secara efektif. Maka untuk mengetahui sejauh mana kondisi diatas dapat teratasi maka dilakukan suatu analisa yang tepat dan akurat yakni salah satunya dengan membandingkan model

match factor dengan metode antrian sebagai petunjuk untuk pengambilan

kebijaksanaan di perusahaan. II. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari Penelitian di PT. Bukit Asam (Persero), Tbk adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan waktu kerja efektif dari alat-alat mekanis dengan cara melakukan penilaian terhadap kemampuan produksi alat mekanis dari masing-masing rangkaian kerja yang telah ditetapkan dalam rangka untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan alat gali muat dan alat angkut serta memenuhi sasaran produksi yang diinginkan.

2. Meningkatkan hasil produksi agar dapat mecapai produksi yang maksimal. 3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari model match faktor dengan model

antrian.

(3)

III.1 Produktivitas alat gali muat untuk batubara

Sistem kontrak antara PTBA dalam hal ini adalah satuan kerja penambangan swakelola dengan kontraktor (pihak kedua) yaitu PT. Bangun Karya Pratama Lestari (BKPL) adalah sistem rental alat berat dan dump truck. Perjanjian rental alat untuk pemindahan tanah dan batubara adalah menggunakan kode paket 09-218. Untuk rental alat berat harga sewanya berdasarkan pada realisasi jam jalan pengoperasian masing-masing alat berat tersebut, hal ini dapat dilihat dari Hour meter (HM) yang terpasang pada masing-masing alat berat tersebut. Sedangkan untuk rental dump truck harga rentalnya berdasarkan volume realisasi produksi dan jarak angkut rerata.

Berikut ini merupakan perhitungan produktivitas backhoe CAT 345D yang digunakan oleh satuan kerja swakelola 3 untuk banko pit 3 timur yang digunakan untuk batubara :

Q = q x 3600 x E SF x Cm

Dimana :

Q = Hourly Production (BCM/hour) q = Production per Cycle (m3).

q1 = Bucket Capacity (heaped on handbook) (m3) K = Bucket Fill Factor (handbook)

Cm = Cycle Time (sec)

Cstd = Standar Cycle Time (handbook) (sec) Cfac = Coversion Factor (handbook)

E = Job Efficiency (handbook) SF = Swell Factor q = q1 x K = 2 x 0,925 = 1,85 E = 0,83 (lampiran A) SF = 1,39 Cm = 20,26 (Lampiran C) Cm = Cstd x Cfac q = q1 x K

(4)

jam 196,33Bcm/ Q 28,16 5527,80 Q 20,26 x 1,39 ,83 0 3600 1,85 Q = = × × = Sehingga, Q = (196,33 x SG Batubara) ton/jam = (196,33x 1,26) ton/jam = 247,38 ton/jam

Maka produktivitas CAT PC 345D untuk Batubara 247,38 ton/jam. Q bulan = Q perjam x waktu kerja efektif per bulan

= 247,38 ton/jam x 416 jam/bulan = 102.910,08 ton/bulan

Produktivitas Alat Angkut Dump Truck Scania P 420 Untuk Batubara

Ct 60 Eff Kb n Q= × × × Kb = 22,76 m3 Eff = 0,83 (Lampiran A) n = 5 Ct = 14,87 (Lampiran B) 14,87 60 0,83 22,76 5 Q= × × × Q = 381 bcm/jam Sehingga, Q = (381 x SG Batubara) ton/jam = (381 x 1,26) ton/jam = 480 ton/jam

Maka produktivitas alat angkut dump truck Scania P 420CB Untuk Batubara 480 ton/jam.

Q bulan = Q perjam x waktu kerja efektif per bulan

= 480 ton/jam x 416 jam/bulan = 199.680 ton/bulan

III.1.1 Optimalisasi ritase produksi batubara

Nilai produktivitas pada backhoe CAT 345D adalah sebesar 196,33 bcm/jam, dari hasil produktivitas yang didapat maka dapat dihitung ritase produksi batubara yang optimal yang dapat dilayani oleh backhoe CAT 345D dengan dump truck Scania P420CB sebagai alat angkut dengan kapasitas sebesar 28,68 bcm. Maka dapat dibuat perhitungan ritase optimal dalam setiap jam yaitu :

Ritase = Produksi Backhoe CAT 345D _____ Kapasitas Bucket dump truck Scania Ritase = 196,33 = 8,62 ≈ 9 ritase/jam

(5)

angkut alat CT muat alat jumlah gali alat CT angkut alat jumlah pengisian banyak M F × × × = angkut alat CT muat alat jumlah gali alat CT angkut alat jumlah pengisian banyak M F × × × =

III.1.2 Perhitungan Keserasian Kerja Alat Gali Muat dan Alat Angkut Untuk Batubara

Diketahui :

Jumlah dump truck Scania P 420CB = 5 unit

Jumlah Alat gali muat backhoe CAT PC 345D = 1 buah • Waktu edar alat gali = 20,26 detik

Waktu edar dump Truck = 892,50 detik (Lampiran B )

50 , 892 1 26 , 20 5 11 × × × = MF MF = 1,25 (MF > 1)

Jadi secara aktual karena MF > 1 maka alat angkut yang menunggu alat muat.

Untuk mencapai keserasian antara alat muat dengan alat angkut maka dibuat konfigurasi yang dibutuhkan agar terciptanya match factor = 1, sehingga tidak ada alat gali muat ataupun alat angkut yang saling menunggu, maka:

50 , 892 1 26 , 20 11 1 × × × = n n = 4,00 ≈ 4 unit

Dari hasil perhitungan, agar terjadinya keserasian alat gali dan alat muat yang bekerja pada front batubara diperlukan 4 unit truck, sedangkan secara aktual di lapangan jumlah truck yang tersedia ada 5 unit. Artinya, perusahaan bisa mengurangi 1 alat angkut dalam pengoperasian produksi batubara. Hal ini, dapat menguntungkan perusahaan dalam hal menghemat biaya sewa serta biaya ritase 1 alat angkut.

III.2 Perhitungan Dengan Menggunakan Teori Antrian

III.2.1 Penentuan Tingkat Pelayanan

Pada antrian putaran dalam 1 siklus dibagi menjadi 4 tahap yang masing-masing tahap punya tingkat pelayanan :

1. μ1 = Backhoe ( Pelayanan pemuatan Batubara ).

2. μ2 = Dump Truck bermuatan (pelayanan sendiri) yaitu pelayanan

pengangkutan dari front penambangan ke dump hopper. 3. μ3 = Unit Dump Hopper (Dumping area).

4. μ4 = Dump Truck kosong (kembali ke front).

(6)

Adalah tahap pelayanan backhoe untuk memuat material dump truck hingga terisi penuh : Tp = T1 + T2

Tp = waktu pelayanan backhoe hingga bak truk penuh T1 = waktu penempatan dump truck akan dimuati T2 = waktu pengisian

Untuk Backhoe Catterpilar 345D

Tp = 56,23 + 202,30 detik Tp = 258,53 detik = 4,31 menit

Maka tingkat pelayanan backhoe setiap jam untuk melayani dump truck adalah :

μ 1 : CAT 345D = 1 T

1

x 60 dump truck per jam. =

31 , 4

1

x 60 dump truck per jam.

= 13,92 dump truck per jam ≈ 14 dump truck/jam. Tahap 2

Yaitu pelayanan sendiri, yakni Dump Truck dalam perjalanan untuk mengangkut batubara ke Dump Hopper (T2) Scania P420CB = 291,00 detik (4,85 menit). Maka tingkat pelayanan dump truck setiap 1 jam adalah :

μ2 Cat 345D = 2 T 1 x 60 dump truck/jam = 85 , 4 1 x 60 dump truck/jam μ2 Cat 345D = 12,37 dump truck/jam = 12 dump truck/jam

Tahap 3

Yaitu tahap Dump Truck menumpahkan material yang dibawanya ke

Dump Hopper, maka :

Tt = T3 + T4

Dump Truck dari CAT 345D :

T3 = Waktu posisi penumpahan = 48,87 detik = 0,81 menit T4 = waktu penumpahan = 33,60 detik = 0,56 menit Maka :

Tt = 0,81 + 0,56 = 1,37 menit

Tingkat pelayanan dalam 1 jam adalah : μ3 =

Tt

1

x 60 dump truck /jam = 37 , 1

1

x 60 dump trcuk/jam = 43,80 dump Truck/jam = 44 dump truck/jam

Tahap 4

Yaitu dump truck kembali kosong menuju ke front untuk diisi kembali menuju CAT 345D. T4 = 261,81 detik = 4,36 menit.

μ4 = 4 T 1 x 60 dump truck/jam = 4,36 1 x 60 dump truck/jam

(7)

III.2.2 Probabilitas Keadaan Antrian

Jumlah keadaan antrian putaran untuk ( n1,n2,n3,n4 ) adalah n1+n2+n3+n4 = 5 dimana n1 = jumlah dump truck pada tahap i. Jumlah rata-rata alat angkut yang beroperasi adalah 5 alat angkut dan 1 buah alat gali muat, maka alat gali muat melayani 5 unit dump truck (K=5). Maka kemungkinan yang dapat terjadi dalam antrian putaran dari distribusi 5 dump truck pada kasus 4 tahap (M = 4) adalah :

Antrian Putaran = K M K+ −1 Antrian Putaran = 5 1 4 5+ − = 5 8 = ! 5 )! 5 8 ( ! 8 − = 56

Jadi ada 56 kemungkinan antrian dari distribusi 5 dump truck diantara 4 tahap tersebut. Maka probabilitas keadaan antrian putaran dapat dihitung :

µ1K – n1

P (n1, n2, n3,,n4 ) =  P (5,0,0,0) n2 ! µ2n2 µ3 n3 n4 ! µ4n4

maka untuk CAT 345D : (13,92)5-2

P (2,0,3,0) =  P (5,0,0,0) 0 ! (12,42)0 (43,48)3 0 ! (13,76)0

= ( 0,04) P ( 5,0,0,0)

Dimana probabilitas keadaan P (5,0,0,0) adalah sebagai dasar dari ketentuan bahwa jumlah probabilitas-probabilitas sama dengan 1 ( lihat tabel III.1 ). Dari jumlah koefisien dari seluruh keadaan sistem untuk pelayanan alat muat adalah 10,62002029 maka :

Probabilitas keadaan P (5,0,0,0) = 62 , 10 1 = 0,09 Sehingga, P (2,0,3,0) = 62 , 10 03 , 0 = 0,003 (tabel IV.1)

Dan begitu juga selanjutnya untuk perhitungan yang lain sehingga mendapatkan seperti pada tabel IV.1

Tabel III.1

Probabilitas keadaan antrian dengan CAT 345D

No Kondisi Koefisien Probabilitas

n1 n2 n3 n4 1 0 0 0 5 0,008829229 0,0008314 2 0 0 5 0 0,003363168 0,0003167 3 0 5 0 0 0,014736928 0,0013877 4 5 0 0 0 1 0,0941618 5 0 0 4 1 0,010627218 0,0010007 6 0 4 1 0 0,021047912 0,0019819

(8)

7 4 1 0 0 1,120772947 0,1055340 8 4 0 0 1 1,011627907 0,0952567 9 4 0 1 0 0,320147194 0,0301456 10 1 0 0 4 0,043638716 0,0041091 11 1 0 4 0 0,010505066 0,0009892 12 1 4 0 0 0,065744483 0,0061906 13 0 0 1 4 0,013970812 0,0013155 14 0 1 4 0 0,011773794 0,0011086 15 0 1 0 4 0,048909092 0,0046054 16 0 4 0 1 0,066508954 0,0062626 17 0 0 3 2 0,016790387 0,0015810 18 0 3 2 0 0,024049224 0,0022645 19 3 2 0 0 0,628065999 0,0591398 20 0 3 0 2 0,120064129 0,0113055 21 3 0 0 2 0,511695511 0,0481822 22 3 0 2 0 0,102494226 0,0096510 23 2 0 0 3 0,172548486 0,0162475 24 2 0 3 0 0,032813239 0,0030898 25 2 3 0 0 0,234639794 0,0220941 26 0 0 2 3 0,017685224 0,0016653 27 0 2 0 3 0,108371837 0,0102045 28 0 2 3 0 0,02060888 0,0019406 29 0 0 2 3 0,017685224 0,0016653 30 0 1 2 2 0,058779873 0,0055348 31 1 2 2 0 0,064373138 0,0060615 32 1 0 2 2 0,052445835 0,0049384 33 1 2 0 2 0,321378552 0,0302616 34 2 2 1 0 0,201073567 0,0189334 35 0 2 2 1 0,065121663 0,0061320 36 2 0 2 1 0,103686019 0,0097633 37 2 0 1 2 0,163817882 0,0154254 38 2 2 0 1 0,635369092 0,0598275 39 2 1 0 2 0,573494486 0,0540013 40 2 1 2 0 0,114872756 0,0108166 41 0 2 1 2 0,102888442 0,0096882 42 0 2 2 1 0,065121663 0,0061320 43 0 1 1 3 0,061912522 0,0058298 44 1 0 1 3 0,055240914 0,0052016 45 1 1 0 3 0,193387675 0,0182097 46 1 1 3 0 0,03677619 0,0034629 47 3 1 1 0 0,358812314 0,0337864 48 3 0 1 1 0,323869836 0,0304962

(9)

49 1 0 3 1 0,033194788 0,0031257 50 1 3 0 1 0,237368163 0,0223510 51 1 3 1 0 0,075119272 0,0070734 52 0 3 1 1 0,075992751 0,0071556 53 1 1 1 2 0,18360265 0,0172884 54 1 2 1 1 0,203411632 0,0191536 55 2 1 1 1 0,36298455 0,0341793 56 1 1 2 1 0,116208485 0,0109424 Jumlah 10,62002029 1

III.2.3 Perhitungan Lq1, Lq3, Wq1 dan Wq3

Dengan menggunakan rumus - rumus dari model antrian putaran, maka dapat dihitung :

a. Rata-rata jumlah dump truck menunggu dalam antrian

Dalam sistem antrian putaran ini, rata-rata jumlah dump truck dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :

Tahap 1

Yaitu dump truck menunggu untuk dimuati alat gali muat dengan ketentuan n1 > 1 (tabel IV.1 kolom ke-2) sehingga rata-rata dump truck yang menunggu untuk dimuati :

Lq1 = {1 x Σ(Probabilitas keadaan 23,24,25,34,36,37,38,39,40,55)} + {2 x Σ(Probabilitas keadaan 19,21,22,47,48)} + {3 x Σ (Probabilitas keadaan 7,8,9)} + {4 x Σ(Probabilitas keadaan 4 )} Lq1 CAT 345D = 1,67 dump truck ≈ 2 dump truck

Tahap 3

Yaitu saat dump truck menunggu untuk menumpahkan muatan dengan ketentuan n3 >1

Lq3 ={1xΣ(Probabilitas keadaan17,22,27,35,40,41,46,54,56,71,73,75,77,78,80)} + {2 x Σ(Probabilitas keadaan 29,31,33,36,38,42,44,47,50,82)} +

{3 x Σ(Probabilitas keadaan 18,20,24,60,62,67)} + {4 x Σ(Probabilitas keadaan 6,8,12 )}

Lq3 CAT 345 D = 0,10 dump truck b. Waktu tunggu dump truck dalam antrian

Tingkat kesibukan alat gali muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

η1= 1 - ΣP ( 0, n2, n3, n4 )

Rumus tersebut diperoleh pada kondisi n1= 0 ( Tabel 1 kolom kedua ), yaitu keadaan dimana tidak ada dump truk yang datang ke front (alat gali muat dalam keadaan menganggur).

η1 = {1 - Σ( Probabilitas1, 2, 3, 5, 6, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 26, 27, 28, 29, 30,35, 41, 42, 43, 52)} x 100 %

η1 CAT 345D = (1 - 0,08) x 100 % = 91%

Jadi tingkat kesibukan alat gali muat pada penambangan batubara adalah 91 % untuk CAT 345D. Kerena operasi pemuatan ada pada tahap 1, maka jumlah

(10)

θ1 Cat 345D = η1x µ1 = 0,91 x 13,92

= 12,67 dump truck/jam = 13 dump truck/jam

Untuk tahap 2,3,dan 4 harga θ diasumsikan sama, sehingga : θ1=θ2=θ3= θ4=θ, sehingga rata-rata waktu tunggu dump truck dalam antrian pada alat gali muat adalah : Wq1 = θ 1 Lq Wq1 CAT 345D = 66 , 12 67 , 1 = 0,13 jam = 7,94 menit Rata-rata waktu tunggu dump truck di dump hopper

Wq3 = θ 3 Lq Wq3 Cat 345D = 66 , 12 10 , 0 = 0,008 jam = 0,49 menit

Sehingga total waktu tunggu dalam antrian untuk alat angkut dilayani CAT 345D = (7,94 + 0,49) menit = 8,43 menit

c. Waktu Edar dan Tingkat Kedatangan Dump Truck

Berdasarkan penerapan teori antrian maka waktu edar alat angkut setiap ritase atau sekali putar adalah :

CTt CAT 345D = ( Wq1 Wq3 4 μ 1 3 μ 1 2 μ 1 1 μ 1 + + + + + ) CTt CAT 345D = ( 0,13 0,008 13,76 1 43,48 1 12,42 1 13,92 1 + + + + + ) = 0,38 jam = 23,38 menit

sehingga tingkat kedatangan Dump Truck dalam 1 jam baik di front maupun di

Dump Hopper adalah :

λ Dump truck kode BK 400 = λ1=λ3 = x60 23,28

1

dump truck/jam

= 2,57 dump truk/jam = 3 dump truck/jam Waktu edar alat angkut tanpa waktu antri adalah (Ct) :

Cttanpa antri = (T1 + T2 + T3 + T4) = 4 μ 1 3 μ 1 2 μ 1 1 μ 1 + + +

Cttanpa antri DT-A = 0,24 jam = 14,88 menit

sehingga tingkat kedatangan dump truck dalam 1 jam : λ1 dump truck kode BK 400 =

88 , 14

1

x 60 dump truck/jam

= 4,03 dump truck/jam = 4 dump truck/jam

Waktu tunggu tiap 1 unit dump truck dalam 1 hari adalah tingkat kedatangan tiap 1 unit dump truck yang dilayani alat gali muat pada saat ini (λ ) pada CAT 345D adalah 4 dump truck/jam. Karena waktu kerja effektif (Wke)

(11)

adalah 15,36 jam/hari, maka tingkat kedatangan tiap 1 unit alat gali muat selama 1 hari adalah :

4 dump truck/jam x 15,36 jam/hari = 61,44 dump truck/hari = 61 dump truck/hari

Bila waktu tunggu dump truck pada alat angkut (Wq1 DT BK 400) = 0,13 jam, dan pada dump hopper (Wq3 DT BK 400) adalah 0,008 jam maka :

Wtt Dump Truck BK 400 = (0,13 + 0,008) x 61 dumptruk/hari = 8,56 jam/hari ≈ 9 jam/hari

Jumlah dump truck yang mampu dilayani alat gali muat tanpa waktu antri adalah : CAT 345D = 11 λ µ = 03 , 4 92 , 13

= 3,50 dump truck = 4 dump truck IV. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan pada penelitian ini diketahui bahwa:

Produktivitas alat gali-muat untuk batubara yang didapat dari hasil perhitungan yaitu 196,33 bcm/jam atau 247,38 ton/jam atau 102.910,08 ton/bulan. Untuk produktivitas alat angkut didapatkan 381 bcm/jam atau 480 ton/jam atau 199.680 ton/bulan.

1. Ritase yang didapatkan untuk produksi batubara pada alat gali-muat Caterpillar 345D yaitu 9 ritase/jam. Dan keserasian kerja alat gali-muat dan alat angkut yang didapatkan yaitu MF > 1 atau MF = 1,25.

2. Penentuan tingkat pelayanan yang didapatkan dari perhitungan teori antrian yaitu untuk μ1 = 14 dump truck/jam, μ2 = 12 dump truck/jam, μ3 = 43 dump truck, μ4 = 14 dump truck/jam.

3. Rata-rata jumlah dump truck yang menunggu dalam antrian untuk dump truck saat dilakukan pengisian atau loading yaitu didapatkan 2 dump truck, sedangkan rata-rata dump truck yang menunggu untuk melakukan dumping di

dump hopper didapatkan 0,1 dump truck atau tidak ada dump truck yang

menunggu di dump hopper.

4. Dengan menggunakan teori antrian kita dapat mengetahui waktu tunggu dari

dump truck, jumlah dump truck yang dapat dilayani oleh backhoe, rata-rata

jumlah dump truck yang menunggu pada saat loading maupun pada saat

dumping.

5. Pada model match factor kita dapat mengetahui produksi dari alat gali-muat dan alat angkut dan keserasian yang didapat untuk mencapai angka 1.

6. Pemilihan alat gali muat backhoe Cat 345D dan alat angkut dump truck Scania P420CB di banko barat pit 3 timur sudah tepat.

V. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004, “Specification and Aplication Handbook“, 25 th Edition, Komatsu

Ltd.

Anonim, 2007, “Caterpillar Performance Handbook”, 34th Edition, Caterpillar

Inc.

(12)

Anonim, (2012), Laporan Bulanan penambangan Swakelola. Periode Februari 2012.

Darmansyah, N, 1998, “Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat”, Cetakan I, Penerbit Universitas Sriwijaya.

Prodjosumarto, P., 1993, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.

Supranto,J, 2005, “Teknik Pengambilan Keputusan”, Rineka Cipta: Jakarta. Sudjana, 1996, “Metode Statistika”, Edisi Ke-6, Penerbit Tarsito: Bandung. Yanto, Indonesianto, Ir, M.Sc, 2000, Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

(13)

LPMPI-I

STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL MATCH FACTOR DENGAN MODEL ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM

PEMILIHAN ALAT GALI DAN ALAT MUAT PENAMBANGAN BATUBARA PT.BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM

Diusulkan Oleh:

FARISYAH MELLADIA UTAMI (53081002032)

MUHAMMAD WAHYUDI (53081002086)

(14)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

2012

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Makalah :

STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL MATCH FACTOR DENGAN MODEL ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM

PEMILIHAN ALAT GALI DAN ALAT MUAT PENAMBANGAN BATUBARA PT.BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM

2. Ketua Pelaksana :

a. Nama Lengkap : Muhammad Wahyudi

b. NIM : 53081002086

c. Jurusan : Teknik Pertambangan d. Universitas/Institut : Universitas Sriwijaya e. No. HP : 085367146460

f. Alamat Email : [email protected]

g. Alamat Kampus : Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 3. Anggota Pelaksana :

a. Anggota I : Angga Kurniawan

b. Anggota II : Farisyah Melladia Utami 4. Dosen Pedamping :

a. Nama Lengkap : Ir. H. Maulana Yusuf, MS, MT b. NIP : 195909251988111001

c. Alamat Rumah & HP : Palembang, 12 Mei, 2012 Menyetujui

Ketua Jurusan Ketua Pelaksana

Prof.Dr.Ir. Eddy Ibrahim,Ms Muhammad Wahyudi

NIP.196211221991021001 NIM.53081002086

Pembantu Dekan Bidang Dosen Pedamping Kemahasiswaan

(15)

(...) Ir. H. Maulana Yusuf, MS, MT.

Gambar

Tabel III.1

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu lingkungan yang berada diluar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh para pelaku bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan.. Malah

One of the byproduct is date fruit waste (DFW). Up to 56% of date fruit weights are left as DFW after date fruit processing to produce date oil. Our in vitro preliminary study

Ketika ada chat dan pesan yang masuk maka setiap saat Anda akan mengecek smartphone Anda, sehingga hal tersebut akan mengganggu tidur Anda, pastinya Anda akan kurang tidur

Pada keadaan demikian berarti telah tercapai keseimbangan antara hujan, debit dan kehilangan air (infiltrasi). Pada saat hujan buatan telah dihentikan tidak berarti debit yang

Dari hasil tanggapan dari koresponden mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya contract change order (CCO )dan pengaruhmya terhadap kinerja kontraktor pada proyek

Memiliki pengalaman 15 tahun di dunia pelayanan dan jasa khususnya pada hotel bisnis, resort pada luxury, midscale, serta budget properti dan memiliki

Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang sangat penting bagi daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. untuk itu

Berdasarkan Tabel 3 terlihat angka infkesi cacing yang positif siswa SDN Pagi Paseban sesudah edukasi lebih rendah dibanding sebelum edukasi dan secara statistik (Mc Nemar