355 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
PENGARUH PENAMBAHAN WAJIB PAJAK BADAN, PENYAMPAIAN
SPT MASA PPH BADAN, DAN PENGAWASAN KEPATUHAN WAJIB
PAJAK BADAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN
BADAN (STUDY PADA KPP PRATAMA PAMEKASAN)
Rubainah¹, Mujairimi², Aminatus Zakhra³
¹
rubainah4444@gmail.comFakultas Ekonomi Universitas Islam Madura
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the addition of corporate taxpayers, submission of corporate income tax returns, and supervision of corporate taxpayers' compliance with the study agency income tax receipts at KPP Pratama Pamekasan. This type of research is quantitative research with an associative approach. The sample in this study is 60 sample of corporate income tax receipts within five years from 2014-2018 (monthly). The data analysis technique used in this study is multiple regression analysis. Based on the results of data analysis research, it is known that, the addition of corporate taxpayers has a positive and significant effect on corporate income tax receipts. Submission of tax return on corporate income tax has a positive effect on the receipt of corporate income tax. Supervision of corporate taxpayer compliance has a positive and significant effect on the receipt of corporate income tax. The F (simultaneous) test results show that the addition of corporate taxpayers, the submission of corporate income tax returns, and supervision of corporate taxpayer compliance have a positive and significant effect on the receipt of corporate income tax.
Keywords: Addition of Corporate Taxpayers, Submission of corporate income tax returns, Supervision of Corporate Taxpayer Compliance, receipt of corporate income tax.
ABSTRAK
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan wajib pajak badan, penyampaian SPT masa PPh badan, dan pengawasan kepatuhan wajib pajak badan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 60 sampel dalam waktu lima tahun dari 2014-2018 (perbulan). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian analisis data yang diketahui bahwa, penambahan wajib pajak badan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan. Penyampaian SPT masa PPh badan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan. Pengawasan kepatuhan wajib pajak badan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan. Secara bersama-sama menunjukkan bahwa penambahan wajib pajak badan, penyampaian SPT masa PPh badan, dan pengawasan kepatuhan wajib pajak badan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan.
Kata kunci: Penambahan Wajib Pajak Badan, Penyampaian SPT masa PPh badan, Pengawasan Kepatuhan Wajib Pajak Badan, penerimaan pajak penghasilan badan.
PENDAHULUAN
Pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang besifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsug dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
356 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Pajak merupakan sumber
penerimaan terbesar dalam negeri,
penerimaan negara dari sektor pajak ini
salah satunya berasal dari pajak
penghasilan (PPh), baik dari orang pribadi maupun badan yang terdaftar dikantor penerimaan pajak. Terkait dengan sistem
perpajakan di Indonesia, pajak
penghasilan menganut self assesment system yaitu wajib pajak menghitung dan menentukan besarnya pajak yang tertuang serta menyetor dan melaporkan sendiri sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, dalam
pelaksanaan sistem ini membutuhkan kesadaran dan kejujuran dari wajib pajak
mulai dari pendaftaran, perhitungan
besarya pajak yang terutang, penyetoran, sampai dengan pengisian dan pelaporan SPT yang merupakan dokumen yang menjadi alat kerja sama antara wajib pajak dan administrasi pajak yang memuat data-data yang diperlukan untuk menetapkan secara tepat jumlah pajak yang terutang. Penerimaan negara dari sektor pajak dari tahun ketahun semakin meningkat, begitu besarnya peran pajak dalam APBN.
Mengingat besarnya peran pajak terhadap peneiman negara menuntut pemerintah untuk memberikan perhatian dan penanganan yang serius dalam
pengelolaannya, maka usaha untuk
meningkatkan pajak terus dilakukan oleh pemerintah yang dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat jendral pajak. usaha untuk memaksimalkan penerimaan pajak tidak hanya mengandalkan peran dari Ditjen pajak maupun petugas pajak tetapi dibutuhkan peran aktif dari para wajib pajak itu sendiri.
Penambahan jumlah wajib pajak badan merupakan Wajib pajak yang memiliki penghasilan dan memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peratuaran perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri sendiri pada kantor pelayanan pajak untuk dicatat sebagai wajib pajak dan
sekaligus untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Yang mana persyaratan objek pajak sesuai dengan Undang-Undang pajak penghasilan 1984 dan perubahannya. Semakin banyak wajib pajak yang mendaftar maka akan semakin banyak penerimaan yang akan diterima dari sektor pajak.
Penyampaian SPT masa PPh badan
merupakan suatu keharusan atau
kewajiban yang harus dilakukan oleh wajib pajak untuk menyampaikan atau melaporkan SPT-nya bila sudah sampai pada masanya dan menghitung besarnya pajak yang terutang sesuai dalam jangka waktu yang sudah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan karena hal tersebut merupakan hal yang
penting untuk mengoptimalkan
penerimaan penghasilan dari sektor pajak.
TINJAUAN TEORETIS
Mira (2016) dengan judul “Pengaruh penambahan wajib pajak badan dan surat pemberitahuan masa terhadap penerimaan pajak penghasilan badan (study kasus pada KKP Pratama Bandung karees tahun 2012-2015) dengan menggunakan metode deskriptif dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penambahn wajib pajak badan setiap bulannya bertambah namun penambahan jumlah wajib pajak badan cendrung fluktuatif tiap bulannya begitu juga dengan surat pemberitahuan masa dan penerimaan pajak penghasilan badan, mengalami penurunan dan peningkatan.
Yessi (2015) dengan judul pengaruh
penambahan wajib pajak badan,
penyampaian SPT masa PPh badan, penerbitan surat tagihan pajak dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan badan(Study pada KPP Pratama pekanbaru senapelan) dengan
menggunakan metode probability
357 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
berganda. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa penambahan wajib pajak badan, penyampaian spt masa pph badan, penerbitan surat tagihan pajak dan pemeriksaan pajak memiliki pengaruh
signifikan secara simultan terhadap
penerimaan pajak penghasilan badan.
Nimas dkk (2015) dengan judul
“Pengaruh peningkatan pelayanan,
penerbitan administrasi dan pengawasan terhadap kepatuhan pengusaha kenapajak (studi pada KPP Pratama Malang Utara)” dengan menggunakan metode kuantitatif eksplanatif. Dengan data kuisioner. Hasil menyimpulkan uji secara simultan dan parsial menunjukkan bahwa variabel
peningkatan pelayanan, penerbitan
administrasi dan pengawasan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan kenak pajak.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Menurut Sugiyono (2009:14) penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan. Menurut Sugiyono (2009:36) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Pengakuan permasalahan ini mengenai penambahan wajib pajak badan, penyampaian SPT masa PPh badan,
pengawasan wajib pajak terhadap
penerimaan penghasilan badan dilakukan dengan cara survey langsung sehingga nanti akan memperoleh kesimpulan.
Kantor pelayanan pajak Pratama
pamekasan Jalan R. Abdul Aziz No. 111, Rw, 02, Jungcangcang, Kec Pamekasan Kab Pamekasan 69317.
Waktu penelitian ini dilakukan oleh peneliti ini berlangsung pada bulan April 2019 sampai selesai
Menurut Sugiono (2009) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempuyai kualitas dan karakeristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesipulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semuawajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Pamekasan dari tahun 2014-2018. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang dalam penelitian ini adalah sumber data skunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan bahan tertulis, baik yang berasal dalam dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
Menurut sugiyono (2009:131) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data untuk memperoleh data penelitian, maka penelitian menggunakan sebuah metode dalam pengumpulan yaitu dengan cara observasi nonpartisipan, yaitu
dengan membaca, mengumpulkan,
mencatat data-data, informasi dan
keterangan (Sugiono, 2009:204). Data dalam penelitian ini diperoleh dari KPP Pratama Pamekasan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data dengan menggunakan program SPSS yaitu dengan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, regresibegandadan uji hipotesis).
a. Uji Normalitas
Ghozali (2018:161) Uji normalitas
358 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu analisis grafik dan uji statistik. Penelitian ini menggunakan metode uji
one sample kolmogorov smirnov yang
digunakan untuk mengetahui distribusi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah destribusi residual terdistribusi normal atau tidak, yakni apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas <0,05 atau 0,01 atau 0,010 maka distribusi data tidak normal dan apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas >0,05 atau 0,01 atau 0,010 maka data berdistribusi normal. b. Uji Multikolonieritas
Ghoali (2018:107) Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara
variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antara variabel independen sama dengan nol. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari variance inflation factor (VIF), Jika VIF <10 dan nilai Tolerance mendekati 1 maka tingkat multikolonieritas dapat dikorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2018) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan
yang ain tetap, maka disebut
homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot, jika pada grafik terdapat
titi-titik yang menyebar dan tidak membentuk
pola tertentu maka tidak terjadi
heteroskedastisitas, sedangkan apabila membentuk suatu pola tertentu maka terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Ghozali (2018) uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang
individu atau kelompok cenderung
mempengaruhi “gangguan” pada
individu/kelompok yang sama pada
periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. untuk mendetekksi ada atau
tidaknya autokorelasi digunakan uji
Durbin-Watson digunakan untuk korelasi tingkat satu (fist order aoutcorrelation)
dan masyarakat adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak
ada variabel lag diantara vaiabel
independen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kantor pajak di Indonesia ada sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda yang saat itu bernama inspektien yang
financien yang bertahan sampai dengan
penjajahan Jepang. Setelah dikuasai oleh pemerintah Jepang, kantor pajak diubah namanya menjadi kantor penetapan pajak sampai dengan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Mulai saat itu kantor penetapan diganti namanya
dengan kantor Inspeksi Keuangan,
359 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Pajak Tahun 1960. Sejak tanggal 1 April 1986 karena perkembangan dari tahun ke tahun dan dengan semakin banyaknya wajib pajak di Indonesia maka diadakan perubahan nama sesuai dengan organisasi dan tata kerja Direktorat Jendral Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak.
Kantor Pelayanan Pajak di Pamekasan ada sejak akhir Tahun 1992. Waktu itu wilayah kerja KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pamekasan masih meliputi seluruh kabupaten pulau Madura selain ada KPP, di Pamekasan juga ada KPPBB atau Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. Pada bulan Oktober Tahun 2007, wilayah kerja KPP Pamekasan dipecah menjadi KPP Bangkalan dengan wilayah kerjanya Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang. Sedangkan KPP Pamekasan wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep. Pada Tahun 2008, KPP Pamekasan berganti nama menjadi KPP Pratam Pamekasan dan disertai juga dengan adanya peleburan antara KPPBB dengan KPP Pamekasan.
Data dalam penelitian ini
adalah data skunder yang diperoleh secara langsung yang ambil dari KPP Pratama Pamekasan yang terdiri dari:a. Jumlah penambahan wajib pajak badan dari tahun 2014-2018 (perbulan). b. Jumlah penyampaian SPT masa PPh
badan dai tahun 2014-2018 (perbulan). c. jumlah STP yang diterbikan kepada
wajib pajak badan dari tahun 2014-2018 (perbulan).
d. dan jumlah laporan penerimaan
penghasilan badan dari tahun 2014-2018 (perbulan). Sebagaimana data (a, b, c, d) tersebut telampir dilampiran I. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data dengan menggunakan program SPSS yaitu dengan analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, regresi berganda dan uji hipotesis. Dari hasil pengujian parsial diatas menujukkan bahwa nilai koefesien regresi
uji t diperoleh nilai probabiitas signifikan t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,01, nilai t hitung 4,710 lebih besar dari t tabel 2,003dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima, bahwa penambahan wajib pajak badan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Pratama Pamekasan. Secara otomati hipotessis pertama diterima. Yang artinya bahwa semakin banyak wajib pajak badan yang mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak maka akan juga
meningkatkan penerimaan pajak
penghasilan badan.
Hasil penelitian ini mempunyai hasil yang
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yessi (2015) yang menyatakan bahwa secara parsial variabel penambahan jumlah wajib pajak badan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mira (2016) yang menyatan bahwa variabel penambahan wajib pajak badan berpengaruh tidak signifikan terhadapa penerimaan pajak pengahsilan badan. Hubungan penambahan wajib pajak badan terhadap penerimaan pajak penghasilan
badan menunjukkan positif, artinya
apabila ada penambahan jumlah wajib pajak badan setiap bulannya, maka akan
mempengaruhi penerimaan pajak
penghasilan badan yang didapatkan. Walaupun Sebenarnya banyak jumlah wajib pajak badan yang terdaftar tersebut belum tentu mengindikasikan bahwa penerimaan pajak, khususnya penerimaan pajak penghasilan badan dapat meningkat,
terutama untuk periode-periode
selanjutnya karena penghasilan wajib pajak badan yang diperoleh juga tidak sama rata atau dengan kata lain ada yang berpenghasilan tinggi dan rendah. Selain
itu, secara logika setaip terjadi
penambahan jumlah wajib pajak badan maka akan diiringi dengan meningkatnya
360 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
jumlah penerimaan pajak penghasilan
badan yang signifikan, penambahan
jumlah wajib pajak badan yang seperti
inilah yang diharapkan dapat
meningkatkan penerimaan pajak
penghasilan badan pada masa-masa yang akan datang.
Dari hasil pengujian parsial diatas menujukkan bahwa nilai koefesien regresi uji t diperoleh nilai probabilitas signifikan t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,01, nilai t
hitung -7,070 lebih besar dari t tabel 2,003 dari
hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa hipotesis kedua (H2) diterima,
bahwa penyampaia SPT masa PPh badan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Pratama Pamekasan. Secara otomati hipotessis kedua diterima. Yang artinya bahwa semakin banyak wajib pajak badan yang memenuhi kewajibannya untuk menyampaiakan SPT masa PPh badan tepat waktu maka akan juga meningkatkan penerimaan pajak penghasilan badan. Penelitian ini mempunyai hasil yang tidak dengan pnelitian yang dilakukan oleh Mira (2016) yang menyatakan bahwa
secara parsial variable surat
pemberitahuan masa berpengaruh tidak signifikan terhadapa penerimaan pajak penghasilan badan. dan Yessi (2015) yang
menyatakan bahwa secara parsial
penyampaian SPT masa PPh badan tidak berpengaruh terhadap penerimaan wajib pajak badan. Secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan.
Sistem pajak di Indonesia menganut self assessment sistem, yaitu wajib pajak
deberikan kepercayaan dan
tanggungjawab penuh dari pemerintah
untuk menghitung, membayar, dan
melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang melalui surat pemberitahuan (SPT) yang dilakukan pada kantor layanan pajak dengan wajib pajak tersebut terdaftar sehingga surat pemberitahuan (SPT) merupakan salah satu aspek pajak
yang tidak dapat abaikan dalam
administrasi perpajakan. Surat
Pemberitahuan (SPT) berfungsi sebagai sarana bagi wajib pajak untuk melapor
dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah pajak yang
sebenarnya terutang. Misalnya
menyangkut pelaksanaan kewajiban pajak penghasilan, wajib pajak harus melapor jumlah penghasilan yang diterima atau diperoleh, menghitung pajak penghasilan yang terutanng, memperhitungkan pajak penghasilan yang sudah dipotong atau
dipungut, memperhitungkan pajak
penghasilan yang sudah di bayar di luar negeri. Dengan penyampai SPT masa PPh badan oleh wajib pajak badan tentunya
secara otomatis akan meningkatkan
penerimaan pajak penghasilan badan,
kemungkinan besar setiap terjadi
penyampaian SPT masa PPh badan akan diringi dengan meningkatnya jumlah penerimaan pajak penghasilan badan yang signifikan.
Dari hasil pengujian parsial diatas menujukkan bahwa nilai koefesien regresi uji t diperoleh nilai probabiitas signifikan t sebesar 0,011 lebih kecil dari 0,05, nilai t
hitung 2,633 lebih besar dari t tabel 2,003,
bahwa pengawasan kepatuhan wajib pajak badan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Pratama Pamekasan. Secara otomati hipotessis ketiga diterima. Yang
artinya bahwa pengawasan yang
dilakukan direktorat jendral pajak secara terus menerus kepada wajib pajak badan yang melanggar yang tidak melakukan
kewajiban perpajakannya untuk
membayar pajak sehingga tidak ada lagi wajib pajak yang lalai dalam membayar pajak. Maka demikian penerimaan pajak penghasilan badan akan meningkat sesuai seperti yang di inginkan oleh pemerintah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
361 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
bab di atas dapat disimpulkan bahwa secara parsial dan simultan yaitu:
1. Secara parsial penambahan wajib pajak badan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan, dengan nilai T-hitung sebesar 4,710 dan nilai signifikan sebesar 0,000 2. Secara parsial penyampaian SPT masa
PPh badan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan, dengan nilai Thitung sebesar -7,070 dan nilai signifikan sebesar 0,000
3. Secara parsial pengawasan kepatuhan
wajib pajak badanberpengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan, dengan nilai T-hitung sebesar 2,633 dan nillai signifikan sebesar 0,011
Secara simultan menunjukkan bahwa
Penambahan wajib pajak badan,
penyampaian SPT masa PPh badan, dan pengawasan kepatuhan wajib pajak badan
berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak penghasilan badan, dengan perolehan nilai F-hitung sebesar 119,468 dan nilai signifikan sebesar 0,000.
Bagi KPP Pratama Pamekasan, untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak maka bila memungkinkan lebih banyak
melakukan upaya-upaya sosialisasi
perpajakan kepada masyarakat, sehingga wajib pajak lebih sadar dan perduli untuk membayar pajak tepat pada waktunya. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya diharapkan untuk menambah variabel penelitian yang lain yang memungkinkan lebih berpengaruh terhadap penerimaan
pajak penghasilan badan seperti
Ekstensifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS 25, Semarang Universitas Diponegoro.
Mira Amilia. (2016). Pengaruh
Penambahan wajib pajak badan dan Surat Pemberitahuan Masa
Terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan Badan Study kasus Pada KPP Pratama Bandung
Karees Tahun 2012-2015.
Jurnal. Universitas Komputer Indonesia. Dipublikasikan.
Nimas Capisa Iskandar,Suhadak,
Bambang Ismono. (2015).
Pengaruh peningkatan
pelayanan, penerbitan
administrasi dan pengawasan
terrhadap kepatuahan kenak
pajak (Studi pada KPP Pratama
Malang Utara). Jurnal.
Universitas Brawijaya.
Dipublikasikan.
Republik Indonesia Undang Undang Nomor 16 tahun 2009 sebagai perubahan keempat atas Undang Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tatacara perpajakan.
Siahaan, Marihot P. (2004). Utang Pajak
Pemenuhan Kewajiban dan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada.
Siti Kurnia Rahayu. (2009). Perpajakan
Indonesia. Bandung: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D), Bandung,
Alfabeta.
Sukardji, Untung. 2005. Pajak
Pertambahan Nilai Edisi Revisi
2005, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Indonesia Nomor 28
Tahun 2007, Tentang
Perpajakan, Citra Umbara,
Bandung, 2007.
Yessi Arisandi. (2016). Pengaruh
Penambahan Wajib Pajak
362 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
PPH Badan, Penerbitan Surat Tagihan Pajak dan Pemeriksaan
Pajak terhadap Penerimaan
Pajak Penghasilan Badan,
Jurnal, Faculty of Economics Riau University. Pekan Baru, Indonesia. Dipublikasikan. Yuyun. (2015). Jumlah Wajib Pajak dan
Kepatuhan Wajib Pajak
Terhadap Penerimaan Pajak
Penghsilan (Orang Pribadi dan
Badan) di KPP Pratama
Palembang Seberang Ulu,
Skripsi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Muhammadiyah
Palembang, dipublikasikan. Waluyo. (2008). Perpajakan Indonesia,