• Tidak ada hasil yang ditemukan

Table of Contents

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Table of Contents"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 / 5

(2)

Table of Contents

No. Title Page

1 Fenomena Kemunculan Perpustakaan Pribadi : Studi Fenomenolgi TErbentuknya Perpustakaan pribadi

0 - 0

2 KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PROSES MENGEMBANGKAN LITERASI DINI PADA ANAK USIA PAUD DI SURABAYA

1 - 28

3 Pengaruh Kualitas Layanan Tertutup (Close Access) Terhadap Kepuasan Pengguna (Studi Eksplanatif Pada Layanan Koleksi Khusus II Perpustakaan Kampus B Universitas Airlangga Surabaya)

29 - 40

4 Perilaku Penemuan Informasi Mahasiswa Baru (Studi Deskriptif Tentang Perilaku Pecarian Informasi Mahasiswa Baru dalam Menunjang Kebutuhan Informasi Akademis)

41 - 60

5 Efektivitas Program Reading Time di Sekolah Dasar (Studi Deskriptif: Efektivitas Program Reading Time di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya)

61 - 79

6 PEMANFAATAN MEDIA INTERNET BAGI SANTRI PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH SURABAYA (studi deskriptif terhadap santri pondok pesantren hidayatullah)

80 - 98

7 Kualitas Layanan Perpustakaan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Negeri Klampis Ngasem I No. 246 Surabaya

99 - 115

8 Manajemen Arsip Lembaga Kearsipan Perguruan Tinggi (Studi Kuantitatif Deskriptif pada Bidang Kearsipan Universitas Airlangga

117 - 135

9 PEMBERDAYAAN DIRI MASYARAKAT PENGGUNA TAMAN BACAAN MASYARAKAT ( TBM ) NUSANTARA

136 - 155

10 Aktivitas Penggunaan Internet di Kalangan Remaja Sebagai Bagian Dari Budaya Informas

156 - 176

11 KAJIAN BIBLIOMETRIKA MENGGUNAKAN ANALISIS SITIRAN TERHADAP DISERTASI ILMU EKONOMI ISLAM UNIVERSITAS AIRLANGGA

177 - 194

12 Literasi Informasi Lulusan Program EAP (English For Academic Purposes) (Studi Deskriptif Literasi Informasi Lulusan Program EAP di IALF Bali)

195 - 207

13 Pemahaman Pendidik Terhadap Pengajaran Membaca Anak Usia Dini (Studi Fenomenologi Tentang Peran Pendidik di Sekolah Internasional Apple Tree Preschool Surabaya)

208 - 231

14 ANALISIS MANAJEMEN INFORMASI PRIBADI ( PERSONAL INFORMATION MANAGEMENT ) PADA PUSTAKAWAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA

232 - 255

15 ANALISA KESESUAIAN HARAPAN DAN PERSEPSI PENGGUNA ( MAHASISWA SEJARAH ) MENGENAI KUALITAS LAYANAN ARSIP BERDASARKAN LIMA ( 5 ) DIMENSI KUALITAS JASA ( SERVQUAL ) DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR

256 - 274

16 Peranan Modal Sosial dalam Aktivitas Berbagi Informasi di Kalangan Mahasiswa Pengguna Blog

275 - 291

17 KEBUTUHAN INFORMASI REMAJA PERKOTAAN (Studi Deskriptif Tentang Perbedaan Kebutuhan Informasi Remaja Antara Laki-laki dan Perempuan Di SMAN 21 & SMAN 20 Surabaya)

292 - 305

18 MAKNA PERPUSTAKAAN SEKOLAH (STUDI FENOMENOLOGI TENTANG MAKNA PERPUSTAKAAN SEKOLAH OLEH KEPALA SMA NEGERI DI KABUPATEN JEMBER)

306 - 321

2 / 5

(3)

No. Title Page 19 MOTIVASI KARIR PROFESI PUSTAKAWAN DAN NON PUSTAKAWAN

LULUSAN PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN (Studi deskriptif tentang perbandingan motivasi karir pada lulusan Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga di dunia kerja)

322 - 336

20 HUBUNGAN SOSIAL DALAM TRANSAKSI EKONOMI PADA KOMUNITAS VIRTUAL PECINTA IKAN HIAS (STUDY DESKRIPTIF TENTANG PROSES PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN ANTAR ANGGOTA DALAM PROSES TRANSAKSI JUAL BELI IKAN HIAS PADA KOMUNITAS VIRTUAL PECINTA IKAN “O-FISH FORUM―)

337 - 352

21 MOTIVASI MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN PETRA DALAM MEMANFAATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN

353 - 368

22 Pemanfaatan Layanan Kartu Sakti di Perpustakaan Kampus B Universitas Airlangga

369 - 380

23 PENGARUH PELATIHAN CALON PUSTAKAWAN TINGKAT AHLI TERHADAP KINERJA STAF PERPUSTAKAAN (Studi Eksplanatif tentang Pengaruh Pelatihan Calon Pustakawan Tingkat Ahli terhadap Kinerja Staf Perpustakaan Pada

Perpustakaan Instansi Pemerintahan Di Indonesia)

389 - 393

24 ANALISIS KUALITAS LAYANAN PADA PERPUSTAKAAN KELILING KOTA SURABAYA (Studi Deskriptif tentang Analisis Kualitas Layanan pada Perpustakaan Keliling Taman Bungkul, Taman Prestasi, dan Taman Mundu)

394 - 406

25 Pemanfaatan Internet Dan Dampaknya Pada Pelajar Sekolah Menengah Atas Di Surabaya (Studi Deskriptif Tentang Pemanfaatan Internet dan Dampaknya pada Pelajar SMAN 9 Surabaya )

407 - 420

26 Persepsi Pengguna Atas Sarana E-Library Di Perpustakaan Universitas Narotama Surabaya

421 - 437

27 Media Internet dan Perilaku Shopping Addiction (Studi Deskriptif Media Internet dan Perilaku Shopping Addiction Di Surabaya)

438 - 448

28 KARAKTERISTIK KEBUTUHAN INFORMASI JURNALIS DETEKSI JAWA POS SURABAYA (Studi Deskriptif Mengenai Karakeristik Kebutuhan Informasi Jurnalis DetEksi Jawa Pos Surabaya Dalam Penyampaian Informasi)

449 - 471

29 ANALISA USABILITY SISTEM INFORMASI LAYANAN PEMINJAMAN MANDIRI (Studi Deskriptif analisa usability sistem informasi layanan peminjaman mandiri perpustakaan Universitas Negeri Malang dari sudut pengguna)

472 - 485

30 Efektivitas Kegiatan Orientasi Perpustakaan ( Studi Eksplanatif Tentang Efektivitas Kegiatan Orientasi Perpustakaan Terhadap Pemanfaatan Layanan Pada

Perpustakaan Universitas Airlangga Surabaya

486 - 503

31 Pengaruh Knowledge Sharing Enabler Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Eksplanatif Terhadap Pengaruh Enabler Pemimpin, Storytelling, Teknologi Informasi, Reward dan coaching Terhadap Kinerja Karyawan Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya)

504 - 517

32 Persepsi Pemustaka Terhadap Perpustakaan Desa (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Pemustaka Terhadap Perpustakaan Desa di 11 Desa, Kabupaten Sidoarjo)

518 - 535

33 KUALITAS LAYANAN ELEKTRONIK DI PERPUSTAKAAN KAMPUS B UNAIR SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Kualitas Layanan Elektronik Journal Di Perpustakaan Kampus B UNAIR Surabaya)

536 - 545

34 EVALUASI PROGRAM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) (Studi Deskriptif Tentang Evaluasi Program Penyelenggaraan TBM di Badan Arsip dan

Perpustakaan Kota Surabaya)

546 - 564

35 Rationality of TBM Management in Yogyakarta City 567 - 577

3 / 5

(4)

No. Title Page 36 Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Di Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan

578 - 592

37 PENGARUH KOMPETENSI INDIVIDU (INDIVIDUAL COMPETENCE) TERHADAP LITERASI MEDIA INTERNET DI KALANGAN SANTRI (Studi Eksplanatif tentang pengaruh Technical Skills, Critical Undestanding dan Communicative Abilities terhadap Literasi Media Internet di Kalangan Santri Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Jombang)

593 - 610

38 ANALISIS PARO HIDUP LITERATUR PADA JURNAL INFORMATION RESEARCH PERIODE 2008-2011 ( STUDI KAJIAN BIBLIOMETRIKA PADA INFORMATION RESEARCH : AN INTERNATIONAL ELECTRONIC JOURNAL )

611 - 625

39 KESENJANGAN DIGITAL di KALANGAN GURU SMP (Studi Deskriptif Mengenai Kesenjangan Aksesibilitas dan Kapabilitas Teknologi Informasi di Kalangan Guru SMP Kecamatan Krian)

626 - 637

40 Pengetahuan Pengklasifikasi tentang Pengorganisasian Informasi pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya

637 - 652

41 Analysis Usefull Collection (descriptive study of college library collections keterpakaian level B Airlangga University Surabaya)

653 - 662

4 / 5

(5)

Vol. 3 - No. 1 / 2014-01

TOC : 30, and page : 504 - 517

Pengaruh Knowledge Sharing Enabler Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Eksplanatif Terhadap Pengaruh Enabler Pemimpin, Storytelling, Teknologi Informasi, Reward dan coaching Terhadap Kinerja Karyawan Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya)

Pengaruh Knowledge Sharing Enabler Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Eksplanatif Terhadap Pengaruh Enabler Pemimpin, Storytelling, Teknologi Informasi, Reward dan coaching Terhadap Kinerja Karyawan Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya)

Author :

Silmi Fitrina Sari | silmi.fitrina@gmail.com Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Abstract

This study aims to look at the effect simultaneously and significant knowledge sharing enablers of employee performance in ITS library. Enablers that are used in this research as seen from some previous research suggesting that the enablers has an impact on performance employee. These enablers include, Role of Leader (X1) Storytelling (X2) Technology Information (X3) Reward (X4), and Coaching (X5). Partially, of the role of leader (X1) Storytelling (X2) Technology Information (X3) Reward (X4), and Coaching (X5) Just an enabler coaching (X5) has an impact on performance employee (Y) with the results test T worth of 2,151 while value T-table of 2,032 since the value of t-calculate higher of t-table H0 rejected. This indicated that partially variable coaching (X5) has an impact on employee performance. In the study R square of 0,561 which means donation influence role of leader (X1) Storytelling (X2) Technology Information (X3) Reward (X4), and Coaching (X5) simultaneously affect the performance employee (Y) of 0,561 or 56,1% and 43,9% the rest influenced or described by another variable not included in research.

Keyword : Knowledge, sharing, enablers, , role, of, Leader, storytelling, Information, technology, , Daftar Pustaka :

1. Saraswati, Ayu, (2010). Pengaruh knowedge sharing enablers terhadap kinerja karyawan. . Surabaya : Universitas Airlangga

2. Setiarso, Bambang, (2009). Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi. . Yogyakarta : Graha Ilmu 3. Suharso, Puguh , (2009). Metode Penelitian Kuatitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi dan Praktis. Jakarta : Indeks

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

5 / 5

(6)

1

Pengaruh Knowledge Sharing Enabler Terhadap Kinerja Karyawan

(Studi Eksplanatif Terhadap Pengaruh Enabler Pemimpin, Storytelling, Teknologi Informasi, Reward dan coaching Terhadap Kinerja Karyawan Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh

November Surabaya)

Silmi Fitrina Sari (070916046) Abstract

This study aims to look at the effect simultaneously and significant knowledge sharing enablers of employee performance in ITS library. Enablers that are used in this research as seen from some previous research suggesting that the enablers has an impact on performance employee. These enablers include, Role of Leader (X1) Storytelling (X2) Technology Information (X3) Reward (X4), and Coaching (X5). Partially, of the role of leader (X1) Storytelling (X2) Technology Information (X3) Reward (X4), and Coaching (X5) Just an enabler coaching (X5) has an impact on performance employee (Y) with the results test T worth of 2,151 while value T-table of 2,032 since the value of t-calculate higher of t-table H0 rejected. This indicated that partially variable coaching (X5) has an impact on employee performance. In the study R square of 0,561 which means donation influence role of leader (X1) Storytelling (X2) Technology Information (X3) Reward (X4), and Coaching (X5) simultaneously affect the performance employee (Y) of 0,561 or 56,1% and 43,9% the rest influenced or described by another variable not included in research.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh secara bersama-sama dan signifikan knowledge sharing enablers terhadap kinerja karyawan perpustakaan ITS. Enablers Enablers yang digunakan pada penelitian ini dilihat dari beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa eneblers tersebut memiliki pengaruh terhadap kinerja. Enablers tersebut antara lain peran pemimpin (X1), storytelling (X2), teknologi informasi (X3), reward (X4), dan coaching (X5). Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.

Dari hasil analisis data survei pada 40 responden menemukan adanya pengaruh yang sigifikan knowledge sharing enablers dengan kinerja karyawan perpustakaan ITS. Secara parsial, dari peran pemimpin (X1), storytelling (X2), teknologi informasi (X3), reward (X4), dan coaching (X5), hanya enabler coaching (X5) yang memiliki pengaruh dengan hasil uji T sebesar sebesar 2.151 sedangkan nilai t-tabel sebesar 2.032 ≤ 0 ≤ 2032 karena nilai t-hitung

< t-tabel maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel coaching (X5) mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dalam penelitian ini R Squere sebesar 0,561 yang berarti sumbangan pengaruh peran pemimpin (X1), storytelling (X2), teknologi informasi (X3), reward (X4), dan coaching (X5) pada kinerja karyawan perpustakaan ITS (Y) adalah 0,561 atau dengan kata lain pengaruh eanabler peran pemimpin (X1), storytelling (X2), teknologi informasi (X3), reward (X4), dan coaching (X5)secara bersama-sama berpengaruh pada kinerja karyawan perpustakaan ITS sebesar 0,561 atau 56,1% sedangkan 43,9% sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian.

Keywords: Knowledge sharing enablers, role of Leader, storytelling, information technology, rewards, coaching.

silmi.fitrina@gmail.com

(7)

2 Pendahuluan

Kinerja karyawan pada sebuah organsasi atau perusahaan merupakan salah satu sumber bagi tolok ukur penilaian kualitas suatu organisasi. Jadi dapat dikatakan jika sebuah organisasi memiliki kinerja karyawan yang memuaskan maka performa organisasi tidak dapat dipandang sebelah mata. Kinerja menurut (Bambang Kusriyanto, 1991) dalam (Mangkunegara 2005) perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja, sedangkan menurut (Mangkunegara, 2005) kinerja SDM adalah prestasi kerja adalah hasil kerja dari kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh sesorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Banyak strategi yang dapat di jalankan oleh organisasi untuk mengelola kinerja karyawan mereka. Salah satu yang sering disebut-sebut saat ini adalah menjalankan knowledge sharing. Karena jika seseorang memiliki pengetahuan lebih tentang pekerjaannya dan pengetahuan diluar itu serta dapat mengolah pengetahuan itu dengan baik maka kemungkinan besar akan berdampak pada hasil dari kinerja pada karyawan tersebut, dengan menerapkan knowledge sharing pada organisasi, diharapkan karyawan dapat menambah dan mengelola pengetahuannya dengan baik sehingga meningkatkan kualitas kinerja karyawan pada organisasi tersebut. seperti halnya yang dikatakan (Fatwan 2006) pada (Natalia Kosasih dan Sri Budiani 2007), faktor yang mempengaruhi lingkungan bisnis saat ini bukan lagi era informasi, tetapi sudah beralih ke era pengetahuan. Begitu juga dengan (Cauhan dan Bontis, 2004) dan (Kawalek 2004) dalam jurnal teknik indrusti (Hilmi Aulawi dkk 2009) menyebutkan bahwa saat ini adalah “knowledge-era” jadi hanya organisasi yang mampu mengolah knowledge yang mereka punya secara optimal yang dapat bertahan dalam persaingan antar organisasi saat ini. Menurut pendapat Hendro Subagyo dalam (Herijanto 2008) menyebutkan paling tidak ada tiga manfaat yang dapat kita peroleh dengan sharing pengetahuan kecepatan, kualitas dan inovasi. Berkumpulnya banyak orang maka diharapkan akan selalu ada orang yang dapat saling menggantikan akan semakin banyak ide yang muncul, sehingga lebih cepat dalam merespon masalah.

Dari contoh penelitian yang dilakukan oleh (Rong Du at al 2007) yang dilakukan di kota Xian China menemukan kesimpulan bahwa knowledge sharing adalah jalan terbaik yang dilakukan oleh manajerial dalam meningkatkan kinerja perusahaan karena dengan menerpkan knowledge sharing pada perusahaan memberikan pengaruh postif terhadap kinerja perusahaan.

Namun, dalam pengaplikasian knowledge sharing pada sebuah organisasi dibutuhkan alat atau media yang mendukung berjalanya knowledge sharing tersebut. Sehingga knowledge sharing dapat berjalan sesuai dengan harapan organisasi. Media dan alat yang menfasilitasi ini dalam knowledge sharing sering disebut dengan istilah enebler. Menurut (von Krogh, Ichijo, dan Nonaka, 2000) dalam (Kimiz Dalkir 2005) organisasi harus menyediakan enabler karena dalam prosesnya enabler dapat merangsang pengetahuan individu, melahirkan kelompok untuk berbagi pengetahuan, serta membantu organisasi dalam menyimpan, mengingat, mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

Sebagai organisasi yang erat kaitannya dengan pengetahuan dan menjadikan pengetahuan sebagai produk utama seharusnya perpustakaan mampu untuk mengolah pengetahuan yang ada pada sumber daya manusianya sehingga perpustakaan akan terus mengikuti gerak perkembangan penggunanya dan pastinya tidak kalah saing dengan organisasi-organisasi lain. Dari pengamatan penulis, beberapa perpustakaan memang telah memberdayakan pengetahuan-pengetahuan sumberdaya manusia yang mereka miliki. Bukti perpustakaan telah memberdayakan pengetahuan yang ada pada sumber daya manusia mereka adalah adanya kegiatan knowledge sharing pada perpustakaan.

(8)

3

Salah satu contoh penerapan pada perpustakaan yang telah menjalankan knowledge sharing adalah perpustakaan UPT ITS Surabaya. Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti di perpustakaan ITS ini ditemukan satu program yang telah berjalan kurang lebih 10 tahun dan masih bertahan sampai sekarang nama program tersebut adalah morning enlightenment program ini dilakukan setiap hari kerja dan diikuti oleh semua karyawan yang ada pada perpustakaan tersebut. Setelah penulis melakukan wawancara singkat pada salah satu karyawan yang ada pada perpustakaan diketahui isi dari program morning enlightenment antara lain sharing kegiatan sehari-hari antar karyawan permasalahan yang di sharingkan bisa masalah yang ditemui didalam maupun diluar perpustakaan, motivasi kerja dan acara keagamaan. Selain dari itu pada pepustakaan ini juga terdapat banyak media yang mendukung adanya knowledge sharing seperti dukungan dari pimpinan dalam pelaksanaan knowledge sharing ini terbukti dengan keikut sertaan pemimpin dalam proses knowledge sharing adanya himbauan untuk menulis artikel pada website adanya reward bagi karyawan yang memberikan dedikasi pada organisasi dan juga beberapa kalimengadakan proses pelatihan sehingga tercipta perilaku belajar pada karyawan perpustakaan ITS.

Knowledge Sharing Enabler

Knowledge sharing adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebuah organisasi dalam mengelola pengetahuan yang dimilikinya. Knowledge sharing memberikan kesempatan pada tiap anggota saling bertukar dan memberikan pengetahuan yang dimilikinya kepada anggota lain. Knowledge sharing hanya dapat dilakukan bilamana setiap anggota memiliki kesempatan yang luas dalam menyampaikan pendapat, ide, kritikan, dan komentarnya pada anggota lain (Hendro subagyo, 2007) pada (Herjianto, 2008) dalam penerapannya knowledge sharing membutuhkan media yang mendukung.

Hal yang terpenting dalam pelaksanaan knowledge sharing adalah media yang mendukung berjalannya knowledge sharing itu sendiri yang dapat disebut juga knowledge sharing enabler. Knowledge Sharing Enabler dapat didefinisikan sebagai serantaian alat, teknik, dan kegiatan yang digunakan selama pelaksanaan manajemen pengetahuan. Enabler juga merupakan sarana perangsang pembentukan pengetahuan baru dan sebagai media membantu berjalannya knowledge sharing. Ada banyak macam dari enabler-enabler tersebut organisasi harus memilah mana enabler yang tepat bagi karakteristik organisasi dari beberapa jurnal yang ditulis oleh beberapa peneliti, ditemukan beberapa enabler yang dapat membantu berjalannya knowledge sharing seperti yang disimpulkan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 1 Enablers

Enabler Penulis

Technology Informasi Lee dan Choi (2003), Alavi dan Leidner (2001), Ward and Aurum (2004)

Storytelling David Boje (1991) Robbins (2005) Deborah sole dan Daniel Gray (2002) Kepemimpinan Lee dan Choi (2003), Ward and Aurum

( 2004)

Reward Yu et al (2004),

coaching Goldsmith (2000) Hunt (2002)

(9)

4 Sumber: berbagai jurnal

Kinerja

Kinerja Sumber Daya Manusia menurut faustino dalam (Mangkunegara 2009) adalah ungkapan seperti output dalam bentuk efisiensi dan efektifitas yang selalu terkait dengan produktivitas. Sedangkan merurut (Manggkunegara 2000) hasil kerja secara kialitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seseorang dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah diembankan pada karyawan tersebut. Sedangkan menurut (Meoheriono 2009) adalah gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi misi, organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

Hubungan Knowledge sharing enabler dengan kinerja. Dari hasil penelitian sebelumnya diketahui ada pengaruh yang signifikan penerapan knowledge sharing dengan kinerja salah satu penelitian tersebut dilakukan oleh (Saraswati 2010) dalam penelitiannya yang dilakukan pada PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Gresik ditemukan ada pengaruh yang signifikan dari knowledge sharing enabler dengan kinerja karyawan.

Hubungan Peran Pemimpin dengan Kinerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Hakim 2011) pada Dinas Perhubungan kota Palembang ditarik kesimpulan bahwa pemimpin memiliki andil dalam menciptakan motivasi kerja pegawai. Hakim juga menyebutkan dalam kesimpulan penelitiannya seorang pemimpin memiliki peran dalam membangun lingungan suportif sehingga pegawai dapat meningkatka kinerjanya. Ditambah lagi dengan analisa yang dilakukan oleh (Noor dkk 2003) ditemukan pengaruh yang signifikan antara pemimpin dengan kinerja karyawan.

Hubungan Storytelling dengan Kinerja. Dalam jurnal yang ditulis oleh (Deborah sole dan Daniel Gray 1999) mengemukakan kekuatan yang dimiliki oleh sebuah cerita salah satunya adalah pada perusahaan tekno pada tahun 1980 Ternyata ditemukan suatu kebiasaan pada karyawan saat mengahabiskan waktu luang, mereka lebih memilih membuat suatu perkumpulan diruang-ruang tertentu contohnya pada gudang. Menariknya lagi ditemukan bahwa mereka bukan hanya sekedar berbincang melainkan mereka saling menukar wawasan co-producing tentang bagaimana memperbaiki mesin yang baik.

Hubungan TI dengan Kinerja. Dalam hasil Analisis yang dilakukan (Hasmarini dan Angraini 2011) teknologi informasi berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan.

Penggunaan teknologi informasi berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan dengan persentase sebesar 81,1%. Seperti juga pada hasil penelitian (Dauda dan Akingbde 2011) organisasi sangat terbantu dengan teknologi, karena dengan teknologi pendapat perusahaan meningkat.

Hubungan Reward dengan Kinerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Adinata 2011) Reward memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor dengan tingkat koefisien konstruk sebesar 0,63 (positif) dan nilai signifikansi sebesar 4,32 lebih besar dari 1,96. Maka dari itu dapat disimpulkan apabila reward ditingkatkan akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor.

Hubungan Coaching dengan Kinerja. Dalam penilitian yang dilkukan oleh (Hariawati 2009) pada PT. Mandom Indonesia TBK Pengaruh Pelatihan Kerja terhadap Prestasi Kerja adalah sebesar 29,5% berdasarkan nilai Adjusted R Square yaitu 0,295 yang juga merupakan nilai determinan, hal ini menyatakan bahwa Pelatihan Kerja merupakan cara terbaik untuk memperbaiki tingkah laku, menambah pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam

(10)

5

melakukan aktifitas sehari-hari. Dalam pengujian hipotesis penelitian ini diperoleh hasil pengaruh yang signifikan antara Pelatihan Kerja terhadap Prestasi Kerja pada PT Mandom Indonesia Tbk Wilayah Medan.

Paradigma Penelitian

Perumusan Hipotesis

H0: Variabel knowledge sharing yang terdiri dari pemimpin, trust, Reward, TI, coaching tidak berpengaruh terhadap kinerja

H1: Variabel knowledge sharing yang terdiri dari pemimpin, trust, Reward, TI, coaching berpengaruh terhadap kinerja.

Metode penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksplanatif dengan teknik pengambilan total sampling sejumlah 40 karyawan Teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan observasi. Dan teknik pengelolahan data penelitian yang digunakan adalah editing, coding dan tabulasi. Penelintian ini menggunakan Uji Asumsi klasik sebagai syarat uji pengaruh Uji Regresi linier berganda untuk melihat hubungan korelasi antar variabel dan uji hipotesis untuk melihat adakah pengaruh secara simultan (bersama-sama) dan melihan pengaruh secara parsial antar variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)

Variabel penelitian

Pada penelitian ini dibedakan menjadi 2 variabel yaitu:

 Variabel Bebas

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini di ukur berdasarkan adanya enabling yang terdapat pada perpustakaan ITS Surabaya. Indikator indikator yang digunakan antara lain:

Variabel bebas (X) Knowledge Sharing

Enabler

Pemimpin

Kinerja Storytelling

TI Reward Coaching

(11)

6 Peran Pemimpin

(X1)

Storytelling (X2)

Teknologi Informasi (X3)

Reward (X4)

Coaching (X5)

o Kemauan pemimpin dalam

mengarahkan o Keterlibatan

pemimpin o Dukungan pemimpin

o Trust o Kemauan

untuk melakukan story share o Emotional

Connection

o Ketrsediaan infrastruktur TI

o Ketersediaan knowledge untuk

memecahkan masalah o Pemanfaatan

TI

o material o Non

Material

o analisis kebutuhan o memastikan

terjadinya trasfer pelatihan o Media

pembelajaran o evaluasi

pelatihan

 Variabel Terikat

Indikator yang digunkan dalam variabel menggantung ini yang diguanakan adalah penilaian kinerja menurut Baharudin dalam (Darmawan 2009) indikator-indikator tersebut antara lain:

Variabel Terikat (Y) Pengetahu

an tentang pekerjaan

Kualitas kerja karyawan

Produktivi tas dalam bekerja

Adaptasi dan fleksibelit as

Kemampua n untuk bekerjasam a

Tanggung Jawab

 Karyaw an memah ami tugas

 Kayaw an memili ki pengeta huan dalam bidangn ya

 Karyaw an menggu nakan teknik dengan

 Karyawa n

memperh atikan detail akurasi dan ketelitian dalam menyeles aikan pekerjaan

 Karyawa n

memaha mi secara tepat keputusa n yang diambil

 Karyawa

 Karyaw an menyele saikan tugas dengan konsiste n

 Karyaw an mengatu r

prioritas pekerjaa n denag efektif

 Karyaw an menggu nakan waktu

 Karyaw an mampu menesua ikan diri dengan perubah an

 Karyaw an mgemba ngkan diri

 Karyaw an mampu menghas ilkan gagasan

a. K

 Karyawan memeliha ra

hubungan dengan rekan kerja

 Karyawan mampu bekerjasa ma dengan tim

 Tidak segan membant u rekan kerja

 Mau belajar

 Karyawan hadir rutin dan tepat waktu

 Karyawan menyelesa ikan tugas sesuai batas waktu yang ditentuka

(12)

7 benar

 Karyaw an mengik uti perkem bangan peratur an, prosedu r, dan teknik dengan benar

n

membuat keputusa n

berhubun gan dengan mengemb angkan solusi dan alternatif

dengan efisien

 Karyaw an memelih ara tempat kerja tetap teratur dengan fungsiny a

aryawan manmpu dalam mengantis ipasi permasala han yang akan datangKar yawan hadir rutin dan tepat waktu

 Karyaw an menyele saikan tugas sesuai batas waktu yang ditentuk a

dari rekan kerja lain

Interpretasi dan Analisis

Interpretasi pengaruh Variabel Knowledge Sharing Enablers terhadap Variabel Kinerja karyawan.

Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia pada suatu organisasi adalah dengan menerapkan kegiatan knowledge sharing. (Hendro Subagyo, 2007) dalam (Herijanto, 2008) menyebutkan paling tidak ada tiga manfaat yang dapat kita peroleh dengan sharing pengetahuan kecepatan, kualitas dan inovasi. Dalam melakukan knowledge sharing dibutuhkan enabler atau media yang membantu berjalannya knowledge sharing, pada perpustakaan ITS peneliti menemukan sedikitnya lima enabler yang mendukung terjadinya kegiatan knowledge sharing.

Sedangkan (Taringan et al 2010) menyebutkan sharing knowledge, akan meningkatkan pemahaman antara sesama anggota sehingga antara anggota akan saling mendukung serta meningkatkan kinerja dan akhirnya akan menemukan proses kerja yang terbaik bagi organsiasi. Sedangkan penelitian Matzler et. al., 2008 dalam Taringan 2010) yang menyatakan bahwa berbagi pengetahuan sangat penting bagi organisasi untuk dapat mengembangkan keahlian dan kompetensi, meningkatkan nilai bagi organisasi, dan dapat menjaga daya saing sebab inovasi didapatkan berasal dari berbagi pengetahuan antara orang persoal di dalam organisasi.

Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pemimpin (X1), storytelling (X2),

(13)

8

teknologi informasi (X3), reward (X4), coaching (X5) secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan perpustakaan ITS dengan nilai F-hitung sebesar 8,689 yang lebih besar dari F- tabel yaitu sebesar 2,49 (8,689 > 2,49).

Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rong Du et la, 2007) yang dilakukan di kota Xian China menemukan kesimpulan bahwa knowledge sharing adalah jalan terbaik yang dilakukan oleh manajerial dalam meningkatkan kinerja perusahaan karena dengan menerpkan knowledge sharing pada perusahaan memberikan pengaruh postif terhadap kinerja perusahaan.

Interpretasi Tingkat pengaruh Variabel Peran pemimpin terhadap Variabel Kinerja karyawan.

Variabel Pemimpin pada penelitian ini diukur dengan indikator kemampuan pemimpin mengarahkan, keterlibatan pemimpin dan dukungan pemimpin. Pada indikator kemampuan seseorang pemimpin dalam mengarahkan. Indikator pertama yaitu kemamuan pemimipin mengarahklan karyawan maksudnya adalah bagaimana mengarahkan seorang karyawan untuk menerangkan bagaimana pemimpin menjelaskan visi misi dan dapat berkomunikasi dengan baik pada keseluruhan aggota organisasi menurut (Tobing, 2007) peran pemimpin sangat kritis yakni menciptakan visi yang mampu menggerakkan anggota organisasi untuk mewujudkan visi tersebut. Visi itu sendiri bukan hanya berbentuk kata atau ungkapan namun juga berbentuk tindakan dari pemimpin tersebut untuk memberi teladan dan keyakinan kepada seluruh anggota.

Pada uji t penelitian ini ditemukan fenomena bahwa variabel pemimpin tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja dengan didapatnya hasil t-hitung 1,619 dengan t-tabel 2,032. Dengan hasil ini peneliti melakukan probing dan hasilnya adalah beberapa karyawan merasakan kurangnya motivasi yang diberikan pemimpin terhadap mereka, dan kurangnya komunikasi langsung yang dilakukan oleh pemimpin terhadap karyawan juga menjadi kendala seperti contohnya ada program baru yang dilakukan oleh perpustakaan namun ternyata bnayak dari karyawan yang baru mengetahui adanya program tersebut setelah program itu diberlangsungkan. Ini menjadi contoh tidak ratanya komunikasi yang ada di perpustakaan pada karyawan. Kurangnya kedekatan pemimpin tanpa atribut jabatan menyapa, dan mendengar langsung karyawan juga terjadi sehingga karyawan kurang tergerak untuk menyumbang pengetahuan untuk perpustakaan.

Ini memmbuktikan bahwa kedekatan seseorang pemimpin terhadap karyawan memiliki hubungan terhadapa kinerja karyawan pernyataan ini sesuai dengan konsep (Graen, 1982) pada (Jing-zhou, Pan et al 2011), menyampaikan ketika para pemimpin dan bawahan mereka memiliki hubungan yang lebih dekat, cenderung untuk menerima evaluasi kinerja yang lebih baik, lebih percaya, dan lebih menghormati pemimpin mereka.

Interpretasi Tingkat pengaruh Variabel Storytelling terhadap Variabel Kinerja karyawan.

Storytelling salah satu enabler paling sederhana yang dapat dilakukan pada organisasi dalam hal ini sharing yang dilakukan lebih kepada pengetahuan berbetuk tacit. (Serrat, 2010) storytelling dalam organisasi berpotensi menimbulkan menyampaikan nilai-nilai norma norma yang terkait, membangun hubungan emosional antar sesama anggota organisasi mempermudah menyebarkan tacit knowledge serta dengan mudah membangun trust dan storytelling dapat membantu organisasi untuk membantu memahami masa lalu organisasi dan memahami kemungkinan masa depan.

(14)

9

Namun, pada penelitian ini variabel storytelling pada uji t tidak ditemukan adanya pengaruh terhadap kinerja dengan hasil uji t-hitung kurang dari t-tabel yaitu 1,272> 2,032.

Dengan adanya hasi tersebut peneliti melakukan probing pada beberapa karyawan dan ditemukan beberapa hal seperti adanya kejenuhan dari proses storytelling.

Proses storytelling pada perpustakaan ITS dilakukan rutin pada pagi hari berselang kurang lebih satu jam dan dilaksanakan setiap hari kerja. Menurut pengakuan beberapa karyawan banyak dari mereka mengakui manfaat yang diberikan dari kegiatan ini sangat banyak mulai dari mendapatkan keberanian berbicara didepan umum sampai memperoleh beberapa pengetahuan baru dari sesama rekan karyawan. Namun, berselang beberapa tahun rutinitas pagi ini menjadi kegiatan menjenukan yang diikuti karyawan terbukti sebagian besar menyebutkan motivasi mengikuti kegiatan ini hanya sebagai kewajiban kerja. Sebagian besar mengaku ada perbedaan yang mencolok dari kegiatan storytelling setiap pagi tidak adanya peraturan yang jelas apa-apa saja yang bisa di share pada forum ini serta tidak diadakannya lagi punishment ataupun reward pada kegiatan ini menurunkan minat karyawan dalam mengikuti kegiatan sehingga banyak dari mereka memilih menghindar. Ini mungkin yang mempengaruhi hasil penelitian bahwa kegiatan yang dinilai memiliki manfaat yang banyak namun kurang di maksimalkan menjadi tidak berpengaruh terhadap kinerja.

Interpretasi Tingkat pengaruh Variabel Teknologi Informasi terhadap Variabel Kinerja karyawan.

Teknologi Informasi merupakan enebler krusial, dalam (Nurmandi dan Priyono 2006) untuk membentuk knowledge sharing capabilities organisasi harus mengembangkan suatu infrastruktur yang komprehensif yang menfasilitasi berbagai tipe pengetahuan dan komunikasi.

Teknologi Informasi menjadi salah satu faktor penting penggerak dari kedgiatan knowledge sharing, dengan teknologi karyawan dapat terbantu untuk menyebarkan penegtahuan yang mereka miliki tanpa terbatas ruang dan waktu. Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Setiarso 2006) yang melihat bahwa beberapa forum portal saat ini memang memiliki fasilitas untuk dapat melakukan sharing karena Sebagain besar situs portal suatu organisasi, instansi atau perusahaan telah menggunakan fitur forum diskusi (discussion forum) untuk memberikan kesempatan yang luas kepada anggotanya dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi dalam pekerjaannya, ide-ide yang timbul untuk meningkatkan produktifitas pekerjaannya, kritikan dan saran terhadap organisasi dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

Pada penelitian ini ditemukan hasil bahwa Teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja yaitu dengan nilai t-hitung lebih kecil dengan t-tabel yakni 0,577<

2,032.Dari hasil probing yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa kurangnya meratanya pelatihan dan pengenalan pada Teknologi informasi yang ada sehingga yang menggunakan fasilitas hanya bagian-bagian tertentu pada organisasi. Perpustakaan ITS kurang maksimal dalam menggunakan Teknologi Informasi sebagai proses Knowledge Sharing rata-rata mengaku hanya sepintas untuk tempat bersosialisasi saja. Ini mungkin yang mengakibatkan hasil dari penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh Teknologi Informasi yang signifikan terhadap Kinerja karyawan perpustakaan.

Interpretasi Tingkat pengaruh Variabel Reward terhadap Variabel Kinerja karyawan.

(15)

10

Reward adalah salah satu enabler yang dapat mendukung berjalannya kegiatan knowledge sharing seperti konsep yang dikemukakan (Paul L. Tobing 2007) dimana suksesnya knowledge sharing sangat dipengaruhi oleh bagaimana organisasi atau perusahaan bisa menghargai knowledge yang dimiliki misalnya dengan memberikan penghargaan atau reward. Karena dengan adanya reward diharapkan akan meningkatkan tingkat intensitas karyawan dalam melakukan knowledge sharing. Pernyataan tobing mendukung dari penilitian yang dilakukan oleh (Hafeez-Being & Gururajan 2012) di India menyebuatkan sebuah hadiah atau intensif yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan dapat menderong seseorang untuk mau melakukan atau lebih tergerak melakukan kegiatan knowledge sharing.

Dari hasil perhiungan diperoleh variabel Reward (X4) mempunyai nilai t-hitung sebesar -1.775 sedangkan nilai t-tabel sebesar 2.032 ≤ 0 ≤ 2032 karena nilai t-hitung < t-tabel maka reward tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja, dan dari hasil probing yang dilakukan peneliti menemukan beberapa kasus yang dialami oleh karyawan bahwa kurangnya pengetahuan mereka tentang adanya reward yang diberikan dan pengetahuan mereka terhadap peraturan-peratuan yang harus dikerjakan sehingga mereka dapat mendapatkan reward.

Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan yang dilakukan oleh (Adinata 2011) Reward memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor dan juga pendapat (Yu et al, 2004) dalam (Hafeez-Being &

Gururajan 2012) yang menyebutkan bahwa sebuah penghargaan dalam bentuk intrinsik dan ekstrinsik memiliki peran yang sangat penting dalam berjalannya suatu proses knowledge sharing pada organisasi dan memiliki pengaruh positif pada kinerja pada penelitian ini menemukan hasil bahwa reward tidak memiliki pengaruh pada kinerja karyawan.

Interpretasi Tingkat pengaruh Variabel Coaching terhadap Variabel Kinerja karyawan.

Canadian International Development Agency menyebutkan Coaching adalah proses yang memiliki tujuan dalam mengembangkan keahlian dan keterampilan karyawan sehingga akan terwujud peningkatan pembelajaran dan kinerja. Jadi seseorang karyawan yang melakukan proses Coaching dapat mencapai tujuan dari organisasi yang dinaungi. Terbukti dengan hasil beberpa pnelitian berikut dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Harijianto, Bambang Dan Musadiq 2003) pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Tanjug Perak coaching memiliki pengaruh pada kinerja karyawan sama halanya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hariawati 2009) pada PT. Mandom Indonesia TBK bahwa ditemukan adanya pengaruh signifikan antara pelatihan coaching terhadap kinerja.

Penilaian karyawan pada variabel pelatihan pembinaan ini baik dan terbukti dengan hasil uji t pada penelitian ini yang dibahas pada bab sebelumnya bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,513 > 2,032 ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada pegawai pajak pekalongan Hasil penelitian membuktikan bahwa pengaruh motivasi mengikuti pelatihan dan peran kepemimpinan terhadap torientasi pembelajaran terbukti secara signifikan berpengaruh positif. Motivasi mengikuti pelatihan dan peran kepemimpinan terbukti secara signifikan berpengaruh positif bagi peningkatan kinerja karyawan. Serta pengaruh orientasi pembelajaran secara signifikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan.

Kesimpulan

(16)

11

Penelitian ini menguji pengaruh variabel knowledge sharing enablers terhadap kinerja karyawan perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh November ITS Surabaya. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh secara bersama-sama (simultan) antara variabel peran pemimpin, storytelling, teknologi informasi, reward, dan coaching terhadap kinerja karyawan perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh November ITS Surabaya.

2. variabel pemimpin (X1) mempunyai nilai t-hitung sebesar 1.118 sedangkan nilai t- tabel sebesar 2.032 ≤ 0 ≤ 2032 karena nilai t-hitung < t-tabel maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel pemimpin tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

3. Variabel Story Telling (X2) mempunyai nilai t-hitung sebesar 1.065 sedangkan nilai t- tabel sebesar 2.032 ≤ 0 ≤ 2032 karena nilai t-hitung < t-tabel maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Story telling tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

4. Variabel Teknologi informasi (X3) mempunyai nilai t-hitung sebesar 1.268 sedangkan nilai t-tabel sebesar 2.032 ≤ 0 ≤ 2032 karena nilai t-hitung < t-tabel maka Ho diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Teknologi informasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

5. Variabel Reward (X4) mempunyai nilai t-hitung sebesar -1.775 sedangkan nilai t- tabel sebesar 2.032 ≤ 0 ≤ 2032 karena nilai t-hitung < t-tabel maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel reward tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

6. Variabel coaching (X5) mempunyai nilai t-hitung sebesar 2.151 sedangkan nilai t- tabel sebesar 2.032 ≤ 0 ≤ 2032 karena nilai t-hitung < t-tabel maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel pemimpin mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

7. Dalam penelitian ini R Squere sebesar 0,561 yang berarti sumbangan pengaruh peran pemimimpin, storytelling, teknologi informasi, reward, dan coaching pada kinerja karyawan perpustakaan ITS adalah 0,561 atau dengan kata lain pengaruh eanabler peran pemimimpin, storytelling, teknologi informasi, reward, dan coaching pada kinerja karyawan perpustakaan ITS adalah 0,561 atau 56,1% sedangkan 43,9%

sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dengan semua yang diperoleh maka disarankan kepada

a. Bahwa knowledge sharing enablers pada UPT Institut Teknologi Sepuluh November ITS Surabaya dapat dinilai baik, Namun meski demikian ada beberapa yang harus diperhatikan terutama pada aspek yang dinilai kurang oleh karyawan.

Oleh sebab itu berikut terdapat susunan prioritas yang harus dilakukan UPT Institut Teknologi Sepuluh November ITS Surabaya dalam upaya memperbaiki knowledge sharing enablers untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya

1. Sebagai pemimpin melihat lagi sistem komunikasi yang ada pada perpustakaan, karena menurut hasil penelitian system yang berjalan memang sudah sangat baik namun beberapa karyawan menilai komunikasi organisasi perlu ditinjau lagi. Pemimpin juga semestinya lebih sering lagi

(17)

12

mendengar ide ataupun keluh kesah karyawan, serta lebih mudah ditemui tidak harus melalui proses yang rumit. Sering memeberi contoh tindakan langsung sehingga menjadi teladan. Lebih memperhatikan dalam mengarahkan tugas tugas yang harus dilakukan oleh karyawan.

2. Untuk menjalankan aktifitas knowledge sharing butuh adanya pendorong agar kegiatan tersebut berjalan dengan baik salah satu pendorong yang dapat digunakan adalah reward. Pada penelitian ini reward menempati nilai minim Karena dari hasil probing yang dilakukan beberapa karyawan tidak mengetahui kegiatan-kegiatan mana untuk dapat mendapatkan reward. Sehingga beberapa diantara mereka akhirnya malas untuk melakukan kegiatan knowledge sharing.

3. Untuk kegiatan sharing pagi dari hasil penelitian ditemukan hasil bahwa karyawan cenderung jenuh pada rutinitas, walaupun bnayak yang menyadari mnfaat dari kegiatan pagi ini sangat menguntungkan mereka namun ada baiknya manajerial ataupun pemimpin meninjau lagi apakah waktunya ataukah ada perubahan tempat dan pemilihan materi yang diangkat sehingga menimbulkan semangat pada saat bekerja.

4. Pada penggunaan web seharusnya dapat digunakan sebagai salah satu wadah karyawan dalam menyumbangkan pengetahuannya tentunya dengan adanya peraturan yang jelas tentang konten yang bisa diisi. melihat ada beberapa dari karyawan yang ingin menyumbang namun karena kurangnya pengetahuan tentang tata cara menyumbang artikel sehingga mereka lebih malas untuk menyumbang.

5. Meningkatkan lagi pelatihan dan pembinaan bagi karyawan karena dari hasil penelitian ini yang dapat bersumbangsing tinggi terhadap kinerja adalah pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adinata, Arlan. 2011. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Darmawan, Didit. Perilaku dan Kinerja Karyawan. [s.l.]: Metromedia, 2009.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinnerja SDM. Bandung:Refika Aditama.

Nurmandi, Achmad dan Priyono, Umar. 2006. Implementasi Knowledge Management pada Organisasi public:Teori dan Kasus. Yogyakarta: Sinergi Publishing & Bandiklat Prop.DIY.

Priyatno, Dwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyagarta: Penerbit ANDI.

Saraswati, Ayu 2010. Pengaruh knowedge sharing enablers terhadap kinerja karyawan.

Surabaya: Universitas Airlangga

Setiarso, Bambang, dkk. 2009. Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suharso, Puguh 2009. Metode Penelitian Kuatitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi dan Praktis. Jakarta: PT Indeks

(18)

13

Tobing, Paul L. 2007. Knowledge Management Konsep Arsitektur dan Implementasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jurnal

Anantatmula, Vittal S and Kanugo, Shivraj. 2010. Modeling Enablers For Sucsessful KM Implementation Diakses Pada Proquest.com

Aulawi, Hilmi et al. 2009. Hubungan Knowledge Sharing Behaviour dan Individual Innovation Capability. Jurnal Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, diakses di http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/download/17686/17597

Boje, David M. The Storytelling Organization: A Study of Story Performance in an Office- Supply Firm. Administrative Science Quarterly, 36 (1991) © 1991 by Cornell University. 0001-8392/91/3601-0106/$! .00.

Canadian International Develepment Agency. 2003. Knowledge Sharing Methods Meeting and Tools. Diakses Pada www.fsnnetwork.org/sites/outils.en_.pdf

Dalkir, Kimiz. 2005. Knowledge Management Theory and Practice. Mc gill University dapat diakses di http://librabler.com

Dauda, Yunuz Adeleke dan Akingbade, Waidi Adeniyi. 2011. Tecknological Change and Employee Performance in Selected Manufacturing Industry in Lagos State of Nigeria.

Australian Journal of Business and Management Research Vol 1 no 5

Gan, Gerald Goh Guan. 2006. ‘Soft’ enablers of knowledge management in Malaysian

companies a qualitative Study. Diakses pada

http://eprints.usq.edu.au/1900/1/gan.pdf

Hafeez-Baing, Abdul & Gururajan, Raj. 2012. Critical Role of T- Shaped Skills & Incentive Rewards’ as Determinants for Knowledge Management Enablers: A case Study Of Indian Study, Modern Information Systems, diakses di http://www.itechopen.com/books/modern-information-system/enablers-of-

implementing-knowledgemanagement-system-for-beter-organisational-outcomes-an- indi

Hakim, Lukman. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Negri Sipil Melalui Motivai pada Dinas Perhubungan Kota Palembang. Diakses dari isjd.pdii.lipi.go.id

Hariawati, Erlina. Pengaruh Pelatihan Kinerja Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja

Karyawan PT. Mandom Indonesia TBK. Diakses dari

isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2109107119_1979-5408.pdf

Hasmarini, Isabella dan Anggraini, Yopi. 2011 Analisa Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Kinerja Karyawan RSUD Dr Mohammad Hoes in Palembang STMIK GI MDP diakses di http://eprints.mdp.ac.id

Herjianto, puji. 2008 Kajian Tentang Knowledge Sharing Secara Berkelanjutan Sebagai Media Untuk Meningkatkan Kualitas Performance Organisasi diakses dari http isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/22088897.pdf

Jing-zhou,Pan, et,al 2011. The role of leadership between the employees and the organization: a bridge or a ravine? -an empirical study from China. Journal of Management and Marketing Research

Kosasih, Natalia dan Budiani, Sri 2007. Pengaruh Knowledge Management terhadap kinerja Karyawan: Studi Kasus Departemen Front Office Surabaya Plaza Hotel. Jurnal Management Perhotelan volume 3 no 2

(19)

14

Rong Du a, Shizhong Ai a Yuqing Ren b. 2007. Relationship between knowledge sharing and performance: A survey in Xi’an, China. Diakses dari Science Direct.

Serrat, Oliver. 2010. Storytelling. Cornell University ILR School Digital Commons @ILR.

Sole, Deborah & Gray, Daniel. 2002 Storytelling in Organizations: The power and traps of using stories to share knowledge in Organization. LILA Harvard University

Taringan, Zeplin Jiwa Husada. et al. 2010 Dampak Sharing Knowledge Terhadap Best Operational Practice Melalui Organizational Citizenship Behavior dan Service

Quality di Polwiltabes Surabaya. Diakses dari

http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/91023/DAMPAK%20SHARING%20KNOWLE DGE%20TERHADAP%20BEST%20OPERATIONAL%20PRACTICE%20.doc.

Gambar

Tabel 1  Enablers

Referensi

Dokumen terkait

UJI PUBLIK.. Nabi Muhammad Saw. dalam melaksanakan dakwahnya mendapatkan tekanan dari kaum Kafir Quraisy. Tekanan yang dimaksud, antara lain Nabi Muhammad Saw. dibujuk

Penelitian dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dan wawancara terhadap 40 responden, adapun informasi yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa pendidikan dan

Apabila dilihat dari rat- rata pendapatan responden dari pembuatan makanan olahan (sebesar Rp.429.753,00) maupun rata-rata pendapatan total keluarga sebesar (Rp.429.754,00),

Z adalah adanya ungkapan klien mengatakan bahwa ia kurang nafsu makan, Kadang mual, dan muntah ,dan klien hanya mampu menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan

Asesmen perkembangan persepsi ditujukan untuk menghimpun informasi tentang tahap perkembangan persepsi anak yang dapat membantu guru dalam memahami kemampuan persepsi anak

Jawabannya adalah, karena kamu telah diikat dengan peraturan khusus ataupun umum yang tidak boleh kamu langgar, maka apalagi dengan apa yang telah diwajibkan Allah Subhaanahu

Setting arus moment pada hakekatnya untuk mengantisipasi bila terjadi gangguan yang sangat besar pada busbar TM dan dikhawatirkan trafo tenaga tidak tahan terlalu

Apabila mahasiswa tsb ditetapkan dalam status Orang Dalam Pengawasan (ODP) oleh fasyankes dan diminta untuk kembali ke kampus, maka mahasiswa tersebut kembali ke kamar