• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS BESAR

PERANCANGAN SISTEM MEKANIK

“SURVEY DAN ANALISIS LIFT GEDUNG C FEB UNDIP”

Disusun oleh:

Ricky Petra F

21050112130077

S- 1 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

Lift Gedung C FEB Universitas Diponegoro Semarang

A. Spesifikasi Teknis

Lift yang tedapat pada gedung C Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang adalah Lift penumpang vertikal Toshiba dengan kapasitas 1000kg/15 orang. Spesifikasi teknisnya adalah sebagai berikut : (Untuk spesifikasi lengkapnya, terlampir di lampiran).

Gambar 1. Spesifikasi Teknis Lift B. Gambar Teknik Pemasangan dan Ruang mesin

Pemasangan Lift pada gedung C FEB UNDIP ditangani oleh suatu tim teknis yang terdiri dari 4 tenaga ahli, yang diarsiteki oleh Ir. Ronny ABW, MTA. Berikut ini adalah denah balok lantai cor Lift : (Gambar teknik lengkap terlampir pada lampiran.)

(3)

Gambar 2. Denah Balok Lantai Cor Lift C. Prinsip Kerja

Lift ini merupakan jenis lift gearless dengan prinsip kerja sebagai Berikut : kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.

Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai “kabel bergerak (traveling cable).

Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan,

(4)

energi potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.

D. Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan dan Pemeliharaan yang dilakukan untuk Lift pada gedung C FEB Universitas Dipoegoro Semarang antara lain sebagai berikut :

1. Ruang Luncur dan Pit (Hoistway)

 Pembuatan Pit Lift dengan water proofing finish.  Penggantian Separator beam 1 tahun sekali.  Penerangan pit.

 Pemeriksaan base plate steel pada bukaa landing door berkala.  Pembersihan kusen-kusen pintu.

 Pembuatan tangga untuk maintenance dan emergency exit. 2. Mesin Room

 Pemasangan sound proof.

 Pembersihan sistem ventilasi berkala.  Pemasangan sistem penerangan.

 Penyediaaan kabel daya dan daya listrik untuk lesting dan pengoperasian.  Pemasangan beam machine.

 Menutup lubang hoistway dengan chakeret plate agar tidak kotor. 3. Pekerjaan Penujang

E. Analisis Beban Sirkulasi Vertikal Lift

Instalasi lift yang ideal ialah yang menghasilkan waktu menunggu disetiap lantai yang minimal, percepatan yang komfortavel, angkutan vertical yang cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat di setiap lantai.

kriteria kualitas pelayanan elevator adalah 1. Waktu menunggu (interval, waiting time) 2. Daya angkut (handing capacity)

(5)

1. Waktu menunggu (interval, waiting time)

Kesabaran orang untuk menunggu lift tergantung kota dan Negara dimana gedung itu ada. Orang-orang di kota besat lazimnya kurang sabardibanding dengan orang-orang di kota kecil.

Untuk proyek-proyek komersil perkantoran diperhitungkan waktu menunggu sekitar 30 detik. Dengan mengasumsikan wakuu menunggu kurang lebih sama maka diambil 30 detik.

Waktu menunggu = waktu perjalanan bolak-balik dibagi jumlah lift.

2. Daya angkut lift (handing capacity)

Daya angkut lift tergantung dari kapasitas dan frekuensi pemuatanya. Standard daya angkut lift diukur untuk jangka waktu 5 menit jam-jam sibuk (rush-hour)

Daya angkut 1 lift dalam 5 menit adalah :

[𝑀 =

5 𝑥 60 𝑥 𝑚

𝑤

] = 𝑀 =

5 𝑥 60 𝑥 𝑚 𝑥 𝑁 𝑡

Dimana

M = kapasitas lift (orang) dan daya angkut 75 kg/orang.

W = waktu menunggu (waiting time/interval) dalam detik = T/N

Jika 1 zone dilayani 1 lift, maka waktu menunggu= waktu perjalanan bolak-balik lift, jadi:

𝑀 =

5 𝑥 60 𝑥 𝑚 𝑥 𝑁

𝑡

3. Waktu perjalanan bolak-balik lift (round trip time)

Waktu ini hanya dapat dihitung secara pendekatan sebab perjalanan lift antar lantai pasti tidak akan mencapai kecepatan yang menjadi kemampuan lift itu sendiri dan pada perjalanan lift non stop, kecepatan kemampuanya baru tercapai setelah lift bergerak beberapa lantai dulu, misalnya lift dengan kemampuan bergerak 6m/detik baru dapat mencapai kecepatan tersebut setelah bergerak 10 lantai.

Dalam praktek, perhitungan elevator dilakukan oleh supplier lift yang menghitung kebutuhan lift berdasarkan data-data dari pabrik pembuatnya.

Secara pendekatan, yaitu perjalanan bolak balik lift terdiri dari:

 Penumpang memasuki lift lantai dasar yang memerlukan waktu 1,5 detik per orang dan untuk lift dengan kapasitas m orang perlu waktu =1,5 detik

(6)

 Pintu lift menutup kembali =2 detik

 Pintu lift membuka di setiap lantai tingkat = (n-1) 2 detik

 Penumpang meninggalkan lift di setiap lantai dalam 1 zone sebanyak 1) lantai = (n-1) x m/n-1 x 1.5 detik

 Pintu lift menutup kembali di setiap lantai tingkat = (n-2) 2 detik  Perjalanan bolak-balik dalam 1 zone = 2(n-1)h/sdetik

 Pintu membuka di lantai dasar = 2 detik.

 Jumlah :

𝑇 =(2ℎ + 4𝑠)(𝑛 − 1) + 𝑠(3𝑚 − 4) 𝑠

4. Beban Puncak Lift (peak load)

Beban puncak diperhitungkan berdasarkan presentasi empiris terhadap jumlah penghuni gedung, yang diperhitungkan harus terangkat oleh lift-lift dalam 5 menit pertama jam-jam padat (rush-hour).

Untuk Indonesia persentasi tersebut adalah: a. Perkantoran = 4% x jumlah penghuni gedung b. Flat = 3% x jumlah penghuni gedung

c. Hotel = 5% x jumlah penghuni gedung

Data-data untuk penaksiran jumlah penghuni gedung: a. Perkantoran = 4 m2 / orang

b. Flat = 3 m2 / orang c. Hotel = 4 m2 / orang

(7)

Spesifikasi Lift Gedung C FEB UNDIP

Spesifikasi lift yang digunakan sebagai berikut: Merk : Toshiba

Tipe : P15-C060-4/4

a. Kapasitas : 1000kg/15 orang b. Kecepatan : 90 m/menit = 1.5 m/s c. Sistem control : simplex

d. JenisPemakaian: Penumpang

e. Jumlah lantai 4 dan tinggi per lantai 4m

f. Ukuran(m) lubang /hoistway , dalam/pit, over head, ruangmesin Ukuran Hoistway = 2150 mm X 2300 mm

Over head = 4550 OH

Ruang mesin = 2800 mm X 4000 mm Ukuran“Car Seat” = 900 mm X 2100 mm

(8)

Perhitungan Lift Lokal

1. Waktu Perjalanan Bolak-Balik (T)

a. Waktu penumpang masuk lift dari lantai dasar (pendekatan 1.5sekon/orang = 1.5m) = 1.5sekon/orang x 15 orang = 22.5 sekon

b. Waktu pintu lift menutup kembali = 2 sekon

c. Waktu pintu lift terbuka setiap lantai tingkat ((n-1) x 2 sekon) = (6-1) x 2s = 10 sekon

d. Waktu penumpang meninggalkan lift setiap lantai 1 zone ((n-1)x m/(n-1) x 1.5 sekon) = (2-1) x 20/(6-1) x 1.5sekon = 6 sekon

e. Pintu lift menutupkembali di setiaplantaitingkat ((n-2) x 2 sekon) = (6-2) x 2 = 8 sekon

f. Perjalananbolak-baliksatuzona ( 2(n-1) xh/s sekon) = 2 (2-1) x 4/ 1.5 = 10.67 sekon

g. Pintu membuka di lantai dasar = 2 sekon

Jenis Bangunan : Perkantoran Jumlah satuan Data yang diketahui

Jumlah lantai (n) 4 lantai

Tinggi lantai ( h) 4 m

Luas lantai (a) 2000 m2

Luas lantai netto (a') 1400 m2

Luas lantai netto/orang(a'') 5 m2/orang

Beban puncak (P) 0,05

Waktu tunggu (w) 30 Detik

Kapasitas lift (m) 15 orang

Kecepatan rata – rata (s) 1.5 m/s

Sistempenzonaan 2 zona

(9)

Jumlah T = s m s n s h 4 )( 1) (3 4) 2 (     detik Maka jumlah (T) = ( 2×4+4×1.5)(2−1) +1.5 (3×15+4) 1.5 = 58.33 sekon

2. Jumlah Lift Lokal (N)

N = 𝑎 𝑛 𝑇 𝑃 𝑚(300𝑎"+2 𝑛 𝑇 𝑃) N = 2000×2×58.33×0.05 15×(300×5+2×2×58.33×0.05) N = 2 lift @ 15 orang 3. WaktuMenunggu/Interval (w) w = 𝑇 𝑁

=

58.37

2 = 29.2 detik <wmin = 30 detik

Jadi, setiapzona dilayanioleh 2 buah lift local dengan kapasitas 15 orang/lift 4. Daya Angkut/Handling Capacity (M)

Dayaangkut( Handling capacity ) untuk tiga lift dalam 5 menit M =5 𝑥 60𝑥 𝑚 𝑥 𝑁

𝑇 M =5𝑥60𝑥14𝑥2

58.33 = 144 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

5. KapasitasLiftpada kondisi beban puncak BebanpuncakLift L = ( '' ) a n k a P

; luas inti gedung, k = 5 x m x N x 0.3

L = 0.05 ( 2000−1.5×15×2)2

5

(10)

6. Daya angkat lift, Daya Nst = ½ Q V / 75, Hp

Bagian lift antara lain, mesin pengangkat, tali baja/rope, rel,sangkar, beban pengimbang/counter weight dan panel kontrol.

Bobot Sangkar Gs = 300 + 100 F = 300 + 100 (2.15 x 2.3) = 758 Bobot Pengimbang Gp =Gs+ 0.5 Q = 758+ (0.5 x 1000) = 1258

Daya angkat lift = 0.5 𝑄 𝑉

75  Hp = 0.5 ×1000×1.5 75 ×1 = 10 Hp Gp Gs Mesin

Gambar

Gambar 1. Spesifikasi Teknis Lift  B.  Gambar Teknik Pemasangan dan Ruang mesin
Gambar 2. Denah Balok Lantai Cor Lift  C.  Prinsip Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data penjualan perusahaan selama 3 tahun terakhir diketahui terjadi fluktuasi penjualan bandrek setiap bulannya, sehingga perlu dilakukan peramalan untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis jenis hedges yang digunakan dalam Skripsi Bab Metode Penelitian Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa

Data-data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang termasuk dalam data diskrit, sedangkan data-data yang diperoleh dari hasil mengukur termasuk dalam data kontinu..

Dalam menerapkan bauran pemasaran produk yang dilakukan oleh Kelompok Tani Ternak Nandini Asri belum sepenuhnya berjalan dengan baik dan lancar, karena didalamnya

Dalam perencanaan jalan raya , perlu untuk menginvestigasi daya dukung lapisan tanah yang akan direncanakan terutama berawal dari pengaruhnya terhadap lapisan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Performans sifat produksi susu dan sifat reproduksi sapi perah SC lebih rendah atau masih di bawah performans sapi perah FH; (2)

Kendala lain dalam pelaksanaan geocoding adalah peranti lunak address locator yang digunakan pada ArcGIS saat ini belum dapat mengakomodir penulisan alamat di Indonesia

Pada Gambar 2 diketahui adalah retak (m) yang terjadi dipengaruhi waktu , adalah waktu (s) yang diperlukan agar retak dapat terjadi, adalah rasio, adalah sudut