Copyright ©2011 by Triangle Publishing.
Originally published in English under title, Selecting Worship Songs: A Guide for Leaders. Translated and printed by permission of Wesleyan Publishing House, PO Box 50434, Indianapolis, Indiana 50434.
All rights reserved.
MEMILIH LAGU IBADAH
PANDUAN BAGI PEMIMPIN IBADAH
Oleh: Constance M. Cherry, Mary M. Brown, Christopher T. Bounds Diterbitkan oleh
LITERATUR SAAT
Jalan Anggrek Merpati 12, Malang 65141 Telp. (0341) 490750
website: www.literatursaat.com
Penulis : Constance M. Cherry, Mary M. Brown, Christopher T. Bounds Alih Bahasa : Caroline E. Tantra
PenyunƟ ng : Samuel K. Tedjawijaya, Chilianha Jusuf Penata Letak : Yusak Paulus
Gambar Sampul : Lie Ivan Abimanyu Cetakan Pertama : 2020
Dilarang memproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Cherry, Constance M.; Brown, Mary M.; Bounds, Christopher T.
Memilih Lagu Ibadah—Panduan bagi Pemimpin Ibadah / Constance M. Cherry, Mary M. Brown, Christopher T. Bounds—Cet. 1—Malang: Literatur SAAT, 2020.
84 hlm.; 22 cm.
Judul asli: SelecƟ ng Worship Songs—A Guide for Leaders ISBN 987-602-7788-48-0
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan
2. Pertimbangan-pertimbangan Teologis
3. Pertimbangan-pertimbangan Lirik
4. Pertimbangan-pertimbangan Musikal
5. Kesimpulan
Apendiks: Rubrik Lagu Ibadah
Glosarium
5
11
41
53
69
71
79
2
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN TEOLOGIS
K
ita mengekspresikan teologi kita melalui teks lagu-lagu ibadah kita; teks-tekstersebut, pada akhirnya, akan membentuk teologi kita. Kita belajar dari apa yang kita nyanyikan; Kita percaya apa yang kita ekspresikan. Maka teks lagu kita harus memiliki dasar yang alkitabiah dan teologis. Lagu-lagu jemaat yang baik akan memperkuat pengajaran Kristen. Tidak penting seberapa kreatif dan artistik lagu ini diaransemen, sebuah lagu yang menyimpang dari pengajaran Alkitab tidak layak dinyanyikan dalam ibadah. Di sisi lain, mungkin hanya lagu-lagu pujian yang dapat menginternalisasi dan mengintegrasikan teologi dan iman. Kami menyarankan Anda mengevaluasi teologi dari teks lagu berdasarkan kriteria dalam lima kategori seperti yang ditunjukkan dalam kolom paling kiri dari rubrik teologis: (1) integritas teologis sesuai tipe lagu, (2) kiasan atau kisah Alkitab, (3) ethos Tritunggal, (4) referensi kepada Allah, dan (5) ethos komunal atau individual. Kita akan mempertimbangkan lima kategori ini secara bergantian.
Integritas Teologis Sesuai Tipe Lagu
Untuk mempertimbangkan integritas teologis dari lagu jemaat, pertama-tama pemimpin ibadah harus menentukan tipe lagu yang akan dievaluasi. Integritas
dari setiap lagu seharusnya dievaluasi di dalam konteks tujuan liturgikal lagu tersebut. Sebagian besar teks-teks lagu di dalam ibadah Kristen berfungsi
MEMILIH LAGU IBADAH
12
memberikan pengajaran; (b) sebagai permohonan: doa yang meminta kehadiran Allah, berkat atau intervensi Ilahi atas diri kita atau orang lain; (c) sebagai pujian yang mengagungkan kebesaran atau kemuliaan Allah dan mengekspresikan ucapan syukur; (d) sebagai nasihat yang membangun jemaat; (e) sebagai sebuah panggilan atau undangan kepada jemaat untuk bertindak atau merespons, baik secara komunal maupun individual.
Rubrik kami mengakui pentingnya pemahaman terhadap peran setiap lagu dalam konteks ibadah. Sebelum mengevaluasi integritas teologis dari sebuah lagu, pertama-tama pemimpin ibadah harus menentukan tujuan dari lagu tersebut. Di sini kita perlu memerhatikan bahwa sebuah lagu belum tentu harus dieliminasi hanya karena dasar teologinya tidak berkembang. Sekali lagi, perhatikanlah tujuan dan nilai kebutuhan akan kedalaman teologis berdasarkan hal tersebut. Sebagai contoh, ide teologis lagu spiritual “Were You Th ere When Th ey Crucifi ed
My Lord?” tidak berkembang secara mendalam, tetapi tujuan lagu ini tercapai,
yaitu meminta jemaat merenungkan kematian Tuhan.
Kategori ‘Integritas Teologi Sesuai Tipe Lagu’ hanya akan mendapatkan total 6 poin. Anda akan memilih satu dari lima fungsi liturgikal (proklamasi, permohonan, pujian, nasihat, dan panggilan untuk bertindak) untuk menilai dari skala 0 hingga 6.
Proklamasi
Lagu yang memiliki tujuan proklamasi terutama berfungsi untuk mengo- munikasikan Firman Tuhan. Lagu-lagu ini berfokus pada (satu atau lebih) tema teologis dan menjelaskan tema-tema tersebut (mis., wahyu, natur dan atribut Allah, penciptaan, pemeliharaan Allah, dosa, keselamatan, kebangkitan). Teks lagu yang memproklamasikan Firman Allah sebaiknya dievaluasi berdasarkan tingkat kejelasan dan efektivitasnya dalam menyampaikan kebenaran.
Lagu-lagu yang ditulis khusus untuk memproklamasikan kebenaran yang berpusat pada Allah dan iman, akan memerlukan dua pertimbangan lanjutan. Apakah teks ini berkaitan dengan doktrin yang esensial ataukah dengan doktrin yang berbeda? Doktrin-doktrin tertentu sangat penting bagi kekristenan dan tidak boleh mengakomodasi perbedaan dalam interpretasi atau aplikasi. Doktrin-doktrin ini termasuk pengajaran-pengajaran kekristenan yang tidak bisa dinegosiasikan, kepercayaan yang tanpanya kekristenan akan runtuh— pengajaran-pengajaran seperti kebangkitan tubuh Kristus, Inkarnasi, Ketuhanan
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN TEOLOGIS 13
penuh Kristus, Tritunggal, begitu pula dengan praktik-praktik yang sudah disepa- kati secara universal seperti mengasihi sesama, pengampunan, kerendahan hati, pelayanan, dan kesetiaan. Para pemimpin ibadah harus berusaha secara terus-menerus menegaskan kebenaran-kebenaran yang esensial ini dengan memasukkan lagu-lagu dengan doktrin-doktrin di atas dalam kehidupan ibadah jemaat.
Tetapi tidak semua doktrin sama. Ada beberapa keyakinan alkitabiah dan teologis yang merupakan ciri khas dari kelompok-kelompok Kristen tertentu di mana keyakinan tersebut muncul dari perbedaan interpretasi terhadap Firman Tuhan. Variasi-variasi keyakinan ini mungkin saja alkitabiah dan masing-masing pihak setuju bahwa mereka memiliki pandangan yang berbeda. Mereka penting, tetapi tidak menjadi inti kekristenan. Contoh-contoh ini termasuk doktrin tentang predestinasi, keselamatan kekal, baptisan anak, komuni, dan pasifi sme (aliran yang menentang adanya perang). Belakangan ini beberapa gereja dan denominasi telah beralih dari lirik-lirik lagu yang jelas-jelas mengekspresi- kan dan menekankan perbedaan doktrin. Tetapi lagu-lagu ini dapat berperan penting untuk merefl eksikan kepercayaan dan warisan dari suatu jemaat. Kami mendorong para pemimpin ibadah untuk memerhatikan kepercayaan khusus dari gereja mereka dan mempertimbangkan apakah lagu yang dinyanyikan jemaat dapat memperkuat perbedaan doktrinal yang dihargai oleh gereja mereka. Di dalam keseluruhan perencanaan ibadah, bagaimanapun juga, teks lagu yang mengekspresikan perbedaan dan opini doktrinal seharusnya tidak sepenting lagu-lagu yang mengekspresikan esensi doktrinal.
Contoh lagu yang menekankan perbedaan doktrinal, kita akan melihat bagaimana himne kontemporer yang populer “In Christ Alone” menyinggung doktrin tentang predestinasi dan keselamatan kekal (lih. kotak dialog pada h. 14, ditunjukkan dengan cetak tebal).
Perbedaan doktrinal seperti yang disarankan di bagian lagu ini setia pada interpretasi Alkitab oleh beberapa gereja tetapi ini bukanlah pandangan teologis yang dianut oleh semua tradisi Kristen. Poinnya adalah untuk mencatat dan menilai lirik lagu-lagu jemaat, untuk melihat tepat tidaknya penggunaan suatu lagu bagi ibadah di gereja Anda.
MEMILIH LAGU IBADAH
14
Pertimbangan Teologis: Contoh 1 No guilt in life, no fear in death, Th is is the power of Christ in me.
From life’s fi rst cry to fi nal breath, Jesus commands my destiny. No power of hell, no scheme of man
Can ever pluck me from his hand
Till he returns or calls me home; Here in the power of Christ I’ll stand!
“In Christ Alone” Wri en by Keith Ge y and Stuart Townend.
Copyright ©2002 Thankyou Music (PRS) (adm. worldwide at EMICMGPublishing.com excluding Europe which is adm. by kingswaysongs.com) All rights reserved.
Used by permission. Interna onal Copyright Secured. All Rights Reserved. Used by Permission.
Di bagian kiri dari rubrik terdapat empat kriteria yang akan mengualifi kasi sebuah lagu untuk mendapat nilai tertinggi 6 poin. Lagu-lagu tersebut dengan jelas menunjukkan paling tidak satu ide teologis. Mereka memberikan pengajaran kepada jemaat dengan jelas. Teks-teks ini memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang suatu pengajaran, tidak hanya sekadar menyatakan kebenaran tetapi juga mengembangkan kebenaran. Lagu-lagu ini tidak hanya menyatakan sebuah pengajaran yang alkitabiah, tetapi juga memberikan sebuah ekspektasi bagi jemaat untuk merespons terhadap doktrin yang diproklamasikan atau disampaikan. Lagu himne “Sing Praise to the Father” memproklamasikan natur Tritunggal Allah dan kemudian, di dalam terang proklamasi ini, memanggil mereka yang menyanyikannya untuk “Bless the Lord, O my soul.”
Pertimbangan Teologis: Contoh 2 Sing praise to the Father, Creator and King, whose mercy has taught us a new song to sing; who made us, and loved us tho’ rebels and lost, and planned our redemption at infi nite cost.
9 7 8 6 0 2 7 7 8 8 4 8 0 I S B N 6 0 2 7 7 8 8 4 8 - 8