• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memberi Makan Melalui Selang NGT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Memberi Makan Melalui Selang NGT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Memberi Makan Melalui Selang NGT

Memberi Makan Melalui Selang NGT

MEMBERI MAKAN MELALUI SELANG NGT

MEMBERI MAKAN MELALUI SELANG NGT

By Eny Retna Ambarwati By Eny Retna Ambarwati

A.

A. DEFINISIDEFINISI

Memberi makan pada klien sesuai diit melalui selang NGT

Memberi makan pada klien sesuai diit melalui selang NGT

B.

B. TUJUANTUJUAN

1.

1. Untuk memperbaiki atau mempertahankan status nutrisi klien

Untuk memperbaiki atau mempertahankan status nutrisi klien

2.

2. Untuk memberikan obat

Untuk memberikan obat

C.

C. PRINSIPPRINSIP

1.

1. Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair, makanan yang diblender

Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair, makanan yang diblender

halus, dan formula khusus makanan enteral

halus, dan formula khusus makanan enteral

2.

2. Residu lambung harus dicek sebelum memberikan makanan. Residu > 50 cc,

Residu lambung harus dicek sebelum memberikan makanan. Residu > 50 cc,

tunda pemberian sampai 1 jam. Jika setelah 1 jam jumlah residu tetap,

tunda pemberian sampai 1 jam. Jika setelah 1 jam jumlah residu tetap,

kolaborasi dengan dokter untuk program selanjutnya.

kolaborasi dengan dokter untuk program selanjutnya.

3.

3. Hindari mendorong makanan untuk mencegah iritasi lambung. Kecepatan yang

Hindari mendorong makanan untuk mencegah iritasi lambung. Kecepatan yang

direkomendasikan adalah pemberian dengan ketinggian sekitar 45 cm dari

direkomendasikan adalah pemberian dengan ketinggian sekitar 45 cm dari

abdomen.

abdomen.

4.

4. Perhatikan interaksi obat dengan makanan, terutama dengan susu jika ada

Perhatikan interaksi obat dengan makanan, terutama dengan susu jika ada

pemberia

(2)

D.

D. PERSIAPANPERSIAPAN

1.

1. Cairan makanan

Cairan makanan

2.

2. Syringe 20-50cc

Syringe 20-50cc

3.

3. Gelas ukur 60 ml

Gelas ukur 60 ml

4.

4. Pompa makanan (jika ada)

Pompa makanan (jika ada)

5.

5. Tissue

Tissue

6.

6. Bengkok

Bengkok

E. E. PROSEDURPROSEDUR

1.

1. Mengecek program terapy medik

Mengecek program terapy medik

2.

2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

3.

3. Mencuci tangan

Mencuci tangan

4.

4. Menyiapkan alat disamping tempat tidur

Menyiapkan alat disamping tempat tidur

5.

5. Mengkaji adanya alergi makanan, bising usus, masalah-masalah yang berkaitan

Mengkaji adanya alergi makanan, bising usus, masalah-masalah yang berkaitan

dengan pemberian makanan melalui NGT (muntah, diare, konstipasi,

dengan pemberian makanan melalui NGT (muntah, diare, konstipasi,

distensi abdomen)

distensi abdomen)

6.

6. Menyiapkan makanan dan obat (jika ada) yang akan diberikan. Sesuai dengan

Menyiapkan makanan dan obat (jika ada) yang akan diberikan. Sesuai dengan

terapi medik.

terapi medik.

7.

(3)

8.

8. Membantu klien dalam posisi fowler di tempat tidur atau duduk di kursi. Jika

Membantu klien dalam posisi fowler di tempat tidur atau duduk di kursi. Jika

posisi duduk merupakan kontra indikasi bagi klien, posisi miring kanan

posisi duduk merupakan kontra indikasi bagi klien, posisi miring kanan

dengan kepala agak tinggi boleh dilakukan.

dengan kepala agak tinggi boleh dilakukan.

9.

9. Mengecek penempatan/kepatenan NGT: menempatkan kateter tip dalam

Mengecek penempatan/kepatenan NGT: menempatkan kateter tip dalam

keadaan tertutup pendorongnya di ujung selang NGT. Aspirasi isi lambung,

keadaan tertutup pendorongnya di ujung selang NGT. Aspirasi isi lambung,

kemudian cek PH.

kemudian cek PH.

10.

10. Mengkaji residu lambung .

Mengkaji residu lambung .

11.

11. Memberikan makanan via NGT :

Memberikan makanan via NGT :

a.

a. Bolus/inte

Bolus/intermiten

rmiten feeding

feeding

1)

1) Klem selang dengan cara menekuk ujung selang dengan

Klem selang dengan cara menekuk ujung selang dengan

menggunakan tangan yang tidak dominan, melepaskan kateter tip

menggunakan tangan yang tidak dominan, melepaskan kateter tip

dari selang dengan tangan non dominan, kemudian lepaskan

dari selang dengan tangan non dominan, kemudian lepaskan

pendorongnya dari kateter tip.

pendorongnya dari kateter tip.

2)

2) Memasukkan kembali suntikan tanpa pendorongnya di ujung selang.

Memasukkan kembali suntikan tanpa pendorongnya di ujung selang.

Tangan yang tidak dominan tetap mengklem selang. Meninggikan

Tangan yang tidak dominan tetap mengklem selang. Meninggikan

ujung selang sekitar 18 inchi atau 45 cm dari abdomen klien.

ujung selang sekitar 18 inchi atau 45 cm dari abdomen klien.

3)

3) Memasukkan makanan/formula ke dalam suntikan sampai penuh,

Memasukkan makanan/formula ke dalam suntikan sampai penuh,

kemudian buka klem selang sehingga makanan masuk melalui

kemudian buka klem selang sehingga makanan masuk melalui

selang perlahan-lahan.

selang perlahan-lahan.

4)

4) Mengisi kembali kateter tip ketika makanan/formula dalam suntikan

Mengisi kembali kateter tip ketika makanan/formula dalam suntikan

sebelumnya masih sedikit (jangan sampai kosong benar)

(4)

 b.

 b. Contineus drip method

Contineus drip method

1)

1) Menghubungkan selang dengan pengaturan kecepatan aliran,

Menghubungkan selang dengan pengaturan kecepatan aliran,

(seperti selang infus) dengan botol makanan. Mengalirkan

(seperti selang infus) dengan botol makanan. Mengalirkan

makanan/formula sampai ke ujung selang atau keluar sedikit.

makanan/formula sampai ke ujung selang atau keluar sedikit.

Atur klem, gantung botol makanan/formula sekitar 12 inch atau

Atur klem, gantung botol makanan/formula sekitar 12 inch atau

30 cm dari hidung.

30 cm dari hidung.

2)

2) Menghubungkan selang dari botol dengan NGT, kemudian

Menghubungkan selang dari botol dengan NGT, kemudian

membuka klem dan mengatur aliran.

membuka klem dan mengatur aliran.

12.

12. Setelah makanan/formula habis, membilas dengan air putih 60 ml, menyisakan

Setelah makanan/formula habis, membilas dengan air putih 60 ml, menyisakan

air tetap berada di selang NGT. Melepaskan tip dari selang NGT, lalu

air tetap berada di selang NGT. Melepaskan tip dari selang NGT, lalu

mengklem dan menutup selang NGT.

mengklem dan menutup selang NGT.

13.

13. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien, setelah

Membantu klien mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien, setelah

30 menit pemberian makanan.

30 menit pemberian makanan.

14.

14. Merapikan dan membersihkan alat

Merapikan dan membersihkan alat

15.

15. Mencuci tangan

Mencuci tangan

16.

16. Mengevaluasi respon klien

Mengevaluasi respon klien

17.

17. Merencanakan tindak lanjut

Merencanakan tindak lanjut

18.

18. Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Referensi :

Referensi :

Bobak, K. Jensen, 2005,

(5)

Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam

Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta. Depkes RI. 2000.

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan JakaKeperawatan Dasar Ruangan Jakarta.rta. Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York. Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York. JHPIEGO, 2003.

JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta.Lahir Jakarta. Pusdiknakes.

Pusdiknakes.

JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan

Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar

Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.

Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition,

Menlo Park, Calofornia. Menlo Park, Calofornia.

Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica,

Penerbit buku kedokteran EGC. Penerbit buku kedokteran EGC.

Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC

(6)

FORM AST (ANALISA SINTESA

FORM AST (ANALISA SINTESA TINDAKAN) PADA PASIEN GANGGUAN

TINDAKAN) PADA PASIEN GANGGUAN

MENELAN

MENELAN

ANALISA SINTESA TINDAKAN ANALISA SINTESA TINDAKAN  NamaPasien (Initial)

 NamaPasien (Initial) : Mr. J: Mr. J Usia

Usia : : 52 52 tahuntahun Diagnose

Diagnose Medis Medis : : IVH, IVH, ICH, ICH, HT, HT, CVDHCVDH  NamaMahasiswa

 NamaMahasiswa : Indra Josua Bengngu: Indra Josua Bengngu  NIM

 NIM : 00000016935: 00000016935 Pembimbing

Pembimbing : : Ns. Ns. Catharina Catharina Guinda, Guinda, S.Kep.S.Kep. No

No ..

Kriteria

Kriteria BobBob

ot ot 1

1 Diagnosa Keperawatan (PE) : gangguan menelan b.d gangguanDiagnosa Keperawatan (PE) : gangguan menelan b.d gangguan neuromuskular (nerv vagus)

neuromuskular (nerv vagus) 2

2 Data Subjektif :Data Subjektif :

-- keluarga klien mengatakan klien sudah tidak sadarkan diri sejak 1keluarga klien mengatakan klien sudah tidak sadarkan diri sejak 1 minggu yang lalu

minggu yang lalu

-- keluarga klien mengatakan bahwa pasien kesulitan untuk berbicarakeluarga klien mengatakan bahwa pasien kesulitan untuk berbicara dan membuka mulut.

dan membuka mulut.

-- Keluarga mengatakan bahwa klien memiliki riwayat hipertensiKeluarga mengatakan bahwa klien memiliki riwayat hipertensi 3

3 Data Objektif :Data Objektif :

-- klien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E: 1; M: 4; V:klien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E: 1; M: 4; V: afasia.

afasia.

-- klien tampak lemasklien tampak lemas

-- klien tidak mampu untuk membersihkan mulutklien tidak mampu untuk membersihkan mulut

-- abnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan menelanabnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan menelan -- Klien tampak menggunakan NGTKlien tampak menggunakan NGT

Data penunjang: Data penunjang:

CT Scan brain non-contrast: CT Scan brain non-contrast:

perdarahan intrakranial: tampak perdarahan, intraparenkim pada perdarahan intrakranial: tampak perdarahan, intraparenkim pada thalamus kiri ukuran +/- 3,34 x 2,71 x 2,13 cm dengan edema perifokal, thalamus kiri ukuran +/- 3,34 x 2,71 x 2,13 cm dengan edema perifokal, perdarahan mencapai intraventrikel lateralis bilateral III dan IV

perdarahan mencapai intraventrikel lateralis bilateral III dan IV Hasil pemeriksaan lab:

Hasil pemeriksaan lab:

-- Sodium: H 146 mmol/L (nilai normal: 137-145 mmol/L)Sodium: H 146 mmol/L (nilai normal: 137-145 mmol/L) -- Chloride: H 108 mmol/L (nilai normal: 98-107 mmol/L)Chloride: H 108 mmol/L (nilai normal: 98-107 mmol/L) 4

4 Langkah-langkah tindakan keperawatan : melakukan tindakan pemberianLangkah-langkah tindakan keperawatan : melakukan tindakan pemberian makan melalui selang NGT

makan melalui selang NGT

-- Mengucapkan salam terapeutik Mengucapkan salam terapeutik 

-- Memberitahukan kepada klien bahwa saya akan memberi makanMemberitahukan kepada klien bahwa saya akan memberi makan melalui NGT

melalui NGT

(7)

kedalam kateter tip untuk mengecek lokasi slang NGT kedalam kateter tip untuk mengecek lokasi slang NGT

-- Membuka klip NGT dan memasang kateter tip ke selang NGT,Membuka klip NGT dan memasang kateter tip ke selang NGT, kemudian memasukan udara dan menariknya kembali

kemudian memasukan udara dan menariknya kembali

-- Kemudian menutup klip NGTKemudian menutup klip NGT

-- Membuka klip NGT dan memasang kateter tipMembuka klip NGT dan memasang kateter tip ke selang NGT,ke selang NGT, kemudian memasukan air mineral sebanyak 30 ml sebagai pembilas, kemudian memasukan air mineral sebanyak 30 ml sebagai pembilas, kemudian memberi diet yang sudah di order sebanyak 200 ml.

kemudian memberi diet yang sudah di order sebanyak 200 ml.

-- Menahan klip tertutup sebentar kemudian membuka klip danMenahan klip tertutup sebentar kemudian membuka klip dan memasukan air mineral sebanyak 30 ml ke dalam slang NGT. memasukan air mineral sebanyak 30 ml ke dalam slang NGT.

-- Setelah itu menanyakan/mengevaluasi perasaan klienSetelah itu menanyakan/mengevaluasi perasaan klien

-- Mencatat dalam buku dokumentasi.Mencatat dalam buku dokumentasi. 5

5 Dasar pemikiran :Dasar pemikiran : IVH atau disebut juga

IVH atau disebut juga

intraventricular hemorrhage

intraventricular hemorrhage

 adalah perdarahan yang adalah perdarahan yang terjadi dan memasuki ruang ventrikel pada otak. ICH (

terjadi dan memasuki ruang ventrikel pada otak. ICH (

intracerebral hematom

intracerebral hematom

)) adalah hasil dari rupturnya pembuluh darah pada bagian parenkim otak. HT adalah hasil dari rupturnya pembuluh darah pada bagian parenkim otak. HT atau hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang lebih dari batas

atau hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang lebih dari batas

normal (> 120/80). CVDH atau yang dikenal dengan stroke hemoragik adalah normal (> 120/80). CVDH atau yang dikenal dengan stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah arteri di bagian otak. stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah arteri di bagian otak. Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berkumpul dan menyebabkan Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berkumpul dan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan dalam otak. Oleh arena itu, jumlah

terjadinya peningkatan tekanan dalam otak. Oleh arena itu, jumlah perdarahan menentukan keparahan stroke (Paremet

perdarahan menentukan keparahan stroke (Paremet

et al,

et al,

2007).2007).

Pada klien dengan stroke hemoragik, maka terjadi pecah pembuluh darah Pada klien dengan stroke hemoragik, maka terjadi pecah pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke otak. Akibat penurunan yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke otak. Akibat penurunan darah di otak, menyebabkan daerah yang terisolasi tersebut menjadi darah di otak, menyebabkan daerah yang terisolasi tersebut menjadi

kekurangan oksigen, dan nutrisi, sehingga muncul manifestasi klinis seperti, kekurangan oksigen, dan nutrisi, sehingga muncul manifestasi klinis seperti, hemiparalisis,

hemiparalisis, hemihipsetesia, hemiparestesia yang bisa juga disertai denganhemihipsetesia, hemiparestesia yang bisa juga disertai dengan defisit fungsi luhur seperti afasia. Daerah yang tertimbun perdarahan

defisit fungsi luhur seperti afasia. Daerah yang tertimbun perdarahan merupakan hematoma yang menimbulkan kompresi terhadap seluruh merupakan hematoma yang menimbulkan kompresi terhadap seluruh tengkorak dan bagian batang otak, keadaan demikian dapat menimbulkan tengkorak dan bagian batang otak, keadaan demikian dapat menimbulkan keadaan koma dengan tanda-tanda neurologik yang sesuai dengan kompresi keadaan koma dengan tanda-tanda neurologik yang sesuai dengan kompresi akut terhadap batang otak (Mardjono, 2009).

akut terhadap batang otak (Mardjono, 2009).

Pecahnya pembuluh darah secara tiba-tiba menyebabkan perdarahan Pecahnya pembuluh darah secara tiba-tiba menyebabkan perdarahan

intracranial yang menghancurkan dan menggantikan jaringan otak yang juga intracranial yang menghancurkan dan menggantikan jaringan otak yang juga meningkatkan tekanan intrakranial. Kemudian timbulnya lesi primer

meningkatkan tekanan intrakranial. Kemudian timbulnya lesi primer perdarahan yang dapat berupa hematoma, edema perihematomal dan/atau perdarahan yang dapat berupa hematoma, edema perihematomal dan/atau iskemia, hidrosefalus, atau perdarahan intra ventrikel sekunder. Semua iskemia, hidrosefalus, atau perdarahan intra ventrikel sekunder. Semua komplikasi ini juga berpotensi meningkatkan tekanan intrakranial. komplikasi ini juga berpotensi meningkatkan tekanan intrakranial.

Peningkatan tekanan intrakranial dapat menyebabkan penurunan kesadaran Peningkatan tekanan intrakranial dapat menyebabkan penurunan kesadaran pada pasien, sehingga pasien mengalami penurunan fungsi saraf, yang

pada pasien, sehingga pasien mengalami penurunan fungsi saraf, yang berakibat pada terganggunya kebutuhan nutrisi pasien.

berakibat pada terganggunya kebutuhan nutrisi pasien.

Indikasi pasien dilakukan pemberian makan melalui NGT adalah karena Indikasi pasien dilakukan pemberian makan melalui NGT adalah karena gangguan menelan, penurunan tingkat kesadaran, operasi kepala atau leher, gangguan menelan, penurunan tingkat kesadaran, operasi kepala atau leher, operasi saluran pencernaan, dan trauma wajah. Pada klien saya, mengalami operasi saluran pencernaan, dan trauma wajah. Pada klien saya, mengalami penurunan kesadaran yang mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi pada penurunan kesadaran yang mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi pada saraf vagus, sehingga menyebabkan klien sulit menelan bahkan tidak mampu saraf vagus, sehingga menyebabkan klien sulit menelan bahkan tidak mampu untuk menelan. Oleh karena itu, dilakukan pemberian makan melalui NGT. untuk menelan. Oleh karena itu, dilakukan pemberian makan melalui NGT.

(8)

Tujuan di lakukan pemberian nutrisi melalui NGT adalah untuk memberi Tujuan di lakukan pemberian nutrisi melalui NGT adalah untuk memberi makan pada klien.

makan pada klien. 6

6 Prisnsip Tindakan : BersihPrisnsip Tindakan : Bersih 7

7 Analisa Tindakan Keperawatan : tujuan dilakukan pemberian nutrisi adalahAnalisa Tindakan Keperawatan : tujuan dilakukan pemberian nutrisi adalah agar klien tidak mengalami kekurangan nutrisi selama dirawat di rumah agar klien tidak mengalami kekurangan nutrisi selama dirawat di rumah sakit.

sakit.

Menurut teori indikasi dan tujuan pemberian nutrisi melalui NGT adalah Menurut teori indikasi dan tujuan pemberian nutrisi melalui NGT adalah karena pasien mengalami gangguan menelan dan penurunan kesadaran, oleh karena pasien mengalami gangguan menelan dan penurunan kesadaran, oleh karena itu saya memberikan makan pada klien dengan menggunakan NGT. karena itu saya memberikan makan pada klien dengan menggunakan NGT. Maka tindakan pemberian makan lewat NGT pada tuan. J sesuai dengan Maka tindakan pemberian makan lewat NGT pada tuan. J sesuai dengan

indikasi dan tujuan menurut teori. Pasien kemudian di evaluasi tentang nutrisi indikasi dan tujuan menurut teori. Pasien kemudian di evaluasi tentang nutrisi dan juga melihat apakah pasien mengalami aspirasi selama dan sesudah

dan juga melihat apakah pasien mengalami aspirasi selama dan sesudah proses pemberian makan melalui NGT. Karena tindakan yang saya lakukan proses pemberian makan melalui NGT. Karena tindakan yang saya lakukan sudah cukup, maka tidak perlu dilakukan modifikasi ataupun tambahan sudah cukup, maka tidak perlu dilakukan modifikasi ataupun tambahan intervensi.

intervensi. 8

8 Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan)Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan)

Bahaya : jika saya sebelum memberi makan pada klien lupa untuk mengecek Bahaya : jika saya sebelum memberi makan pada klien lupa untuk mengecek lokasi NGT, maka itu bisa berakibat fatal bagi pasien. Bisa saja pada saat lokasi NGT, maka itu bisa berakibat fatal bagi pasien. Bisa saja pada saat saya

saya lupa mengecek lupa mengecek lokasi NGT, ternyata lokasi NGT, ternyata NGT pasien telah ditarik, NGT pasien telah ditarik, sehinggasehingga saat saya memberi deit, ternyata masuk ke bagian pernafasan, maka hal

saat saya memberi deit, ternyata masuk ke bagian pernafasan, maka hal tersebut akan mempengaruhi sistem pernafasan klien, yang akan

tersebut akan mempengaruhi sistem pernafasan klien, yang akan menyebabkan kondisi klien semakin memburuk.

menyebabkan kondisi klien semakin memburuk.

Pencegahan : saya harus melakukan pengecekan lokasi NGT sebelum saya Pencegahan : saya harus melakukan pengecekan lokasi NGT sebelum saya memasukan makanan melalui NGT, Sehingga hal-hal bahaya yang mungkin memasukan makanan melalui NGT, Sehingga hal-hal bahaya yang mungkin terjadi dapat di minimalisasikan.

terjadi dapat di minimalisasikan. 9

9 Hasil yang didapat :Hasil yang didapat : S:

S:

-O: pasien tidak mengalami aspirasi. O: pasien tidak mengalami aspirasi. A: masalah teratasi.

A: masalah teratasi.

P: intervensi dilanjutkan. P: intervensi dilanjutkan. 10

10 Evaluasi Diri :Evaluasi Diri :

Kekurangan: Saya merasa masih kurang mampu dalam hal memberikan diet Kekurangan: Saya merasa masih kurang mampu dalam hal memberikan diet melalui NGT kepada klien, karena saya sering menumpahkan air mineral melalui NGT kepada klien, karena saya sering menumpahkan air mineral ataupun diet, saat saya menuangkan kedalam kateter tip.

ataupun diet, saat saya menuangkan kedalam kateter tip.

Kelebihan: saya mengingat semua teori yang telah di pelajari dan dapat Kelebihan: saya mengingat semua teori yang telah di pelajari dan dapat mempraktekan pemberian nutrisi melalui NGT sesuai dengan teori. mempraktekan pemberian nutrisi melalui NGT sesuai dengan teori. 11

11 Daftar Pustaka (APA style) :Daftar Pustaka (APA style) :

-- Lee, G, K. (2015, april 27).Lee, G, K. (2015, april 27).II ntrntravavententrriicular hemcular hemorrorrhage ohage of the f the newnewboborrnn.. Dilihat: 7 Juli 2017. Dari

Dilihat: 7 Juli 2017. Dari https://medlineplus.gov/ency/article/007301.htmhttps://medlineplus.gov/ency/article/007301.htm -- Bunda, N, F. (2013).Bunda, N, F. (2013).

 Stu

 Stud

di p

i pe

engguna

nggunaa

an

n go

golo

longa

ngan

n p

pe

engha

ngham

mb

ba

at

t ka

kana

nall

kalsium pada pasien stroke perdarahan intraserebral

kalsium pada pasien stroke perdarahan intraserebral

. Diakses dari. Diakses dari http://repository.unair.ac.id/9768/

http://repository.unair.ac.id/9768/

-- Mahmudah, R. (2015). Left hemiparesis e.c hemorrahagic stroke.Mahmudah, R. (2015). Left hemiparesis e.c hemorrahagic stroke. Dilihat: 7 Juli 2017. Diakses dari

(9)

http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2015/11/412-803-1-SM.pdf  content/uploads/2015/11/412-803-1-SM.pdf 

-- Editor. Pemasangan Naso Gastric Tube. Diakses dari:Editor. Pemasangan Naso Gastric Tube. Diakses dari:

http://fk.unsoed.ac.id/sites/default/files/img/modul%20labskill/genap% http://fk.unsoed.ac.id/sites/default/files/img/modul%20labskill/genap% 20I/Genap%20I%20-%20Pemasangan%20Naso%20Gastric%20Tube.pdf  %20Pemasangan%20Naso%20Gastric%20Tube.pdf 

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengembalikan keadaan nutrisi anak yang mengalami penurunan masukan kalori dan peningkatan kebutuhan energi, perlu dicapai tumbuh kejar sebagai tujuan akhir pemberian

Dokter akan melakukan cek darah untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan perdarahan atau tidak. Jika ada indikasi gangguan perdarahan, kuret akan ditunda sampai..

Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan untuk  menunjang nutrisi enteral

Untuk mengembalikan keadaan nutrisi anak yang mengalami penurunan masukan kalori dan peningkatan kebutuhan energi, perlu dicapai tumbuh kejar sebagai tujuan akhir pemberian

Dapat menambah wawasan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. 1.3.3 Keluarga

Pemberian ranitidin injeksi sudah tepat indikasi karena pasien memiliki gangguan pada lambung sebagai akibat dari penyakit diabetes melitus yang di derita tetapi penggunaan

Penurunan kemandirian dalam peratawan diri yang terjadi pada pasien gangguan jiwa sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pada pasien gangguan jiwa akan mengalami

Mempertahankan hasil yang telah dicapai selama terapi Tujuan Mengembalikan fungsi oral feeding pasien dengan secara konstan mempertahankan kecukupan hidrasi dan nutrisi serta menelan