• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada An.M dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada kasus Gizi Buruk di RS USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada An.M dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada kasus Gizi Buruk di RS USU"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lainnya yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia (Hidayat, 2006).

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan kedalam tubuh. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak di pilih dengan baik maka mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu (Almatsier, 2009).

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari nutrisi diantaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (Asmadi, 2008). Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi tertentu adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas (Almatsier, 2009).

(2)

2

Masalah kurang gizi masih tersebar luas di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Penyuluhan gizi secara luas perlu digerakkan bagi masyarakat guna perubahanuntuk meningkatkan keadaan gizinya. Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi sebuah faktor yang menyebabkan zat-zat gizi yang tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikomsumsi. Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses antara lain; pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, serta perilaku (Almatsier, 2009).

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak karena manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan hidup anak, serta mencegah terjadinya penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh dan juga mencegah terjadinya mordibitas dan mortalitas (Hidayat, 2005).

Pada tahun 2012, Indonesia Negara adalah Negara dengan kekurangan gizi nomor 5 di dunia. Peringkat kelima karena jumlah penduduk Indonesia juga di urutan keempat terbesar di dunia, jumlah balita yang kekurangan gizi di Indonesia saat ini sekitar 900 ribu jiwa. Jumlah tersebut merupakan 4,5 persen dari jumlah balita Indonesia, yakni 23 juta jiwa. Daerah yang kekurangan gizi tersebar di seluruh Indonesia, tidak hanya daerah bagian timur Indonesia. Hingga hari ini Indonesia masih di hantui kasus gizi buruk. Menurut Global nutrition report (GNR) 2014 yang diluncurkan pemerintah bersama UNICEF dan mitra lainnya pada hari senin (9/02/2015), Indonesia hampir tidak mengalami kemajuan

(3)

3

sama sekali dalam menurunkan tingkat kurang gizi anak sejak tahun 2007. Laporan ini menilai berbagai pencapaian dibidang gizi. GNR 2014 menemukan bahwa 37 persen anak Indonesia dibawah usia 5 tahun menderita stunting, yaitu pertumbuhan fisik yang lebih pendek untuk usia mereka. Anak dari keluarga miskin di Indonesia memiliki kemungkinan terkena stunting 50 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang berada pada tingkat ekonomi lebih tinggi. Namun 30 persen dari anak-anak yang berada juga berdampak oleh stunting. (Unicef Indonesia, 2014)

Indonesia adalah satu dari 31 negara yang memiliki resiko tidak memenuhi target World Health Assembly dibidang gizi untuk tahun 2025, khususnya dalam pengurangan stunting, wasting (di mana berat tubuh seorang anak terlalu ringan untuk tinggi badan mereka).

Angka kasus gizi buruk ditahun 2013 masih tinggi di sejumlah daerah. Di Aceh sepanjang tahun 2013 sebanyak 1.034 bayi meninggal dunia akibat kekurangan gizi. Angka ini mengalami kenaikan besar sebesar lima persen jika dibandingkan tahun 2012 yang hanya 985 balita. Fenomena kasus gizi buruk ini sudah seperti gunung es. Bahkan menteri kesehatan Nafsiah Mboi pesimis jumlah balita menderita gizi buruk menurun mencapai target yang di tentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Menurut Nafsiah, prevalensi gizi kurang pada balita

masih angka 17,9 persen dan di khawatirkan target MDGs tidak tercapai. (Unicef Indonesia, 2014).

Berdasarkan hasil pengkajian latarbelakang yang diuraikan diatas penulis tertarik untuk membahas asuhan keperawatan pada An. M di RS USU Medan dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

(4)

4

1.2Tujuan:

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan Asuhan Keperawatan bagi pasien gizi buruk dengan prioritas masalah gangguan kebutuhan nutrisi.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An. M

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan analisis masalah kebutuhan nutrisi

c. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada An. M

d. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada An. M

e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada An. M

1.3 Manfaat:

1.3.1 Pendidikan

Dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta perawat yang ada untuk mengambil langkah-langkah keperawatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya asuhan keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi pada anak.

1.3.2 Perawat

Dapat menambah wawasan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

1.3.3 Keluarga dan Masyarakat

Dapat menjadi pedoman bagi keluarga untuk mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Referensi

Dokumen terkait

Wang et al., (2009) menyajikan model binary integer programming untuk perencanaan operasi yang melibatkan traceability produk, ukuran bets produksi, tingkat persediaan,

periode pada setiap pusat distribusi dalam satuan rupiah per kilogram, (6) biaya pemanfaatan setiap mesin untuk memproduksi setiap produk pada setiap periode di setiap plant

IL-10 were produced by group housed subjects. The data demonstrate that social housing condition affects immune responses. While not unidirectional, these effects generally

Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Perseroan sejak September 2007 dan ditunjuk kembali untuk jabatan yang sama dengan masa jabatan hingga tahun 2016 oleh RUPST tahun 2013

) Corresponding author.. cant differences at any time point between the standard dose and the placebo groups in the sign vocalization. The low-dose clomipramine group produced

The history of bookkeepers presented in this paper is intended to give a space to the many workers in the accounting industry who have to date been rendered practically invisible by

minor has ability to oxidase and methylate with antioxidant role as defensive activities against iAs, but it also needs more than 14 days to recover in high level

4.3.1 Disajikan beberapa gambar Peta pulau Wilayah Indonesia ( peta pulau jawa Kalimantan sumatra,sulawesi irian jaya dll), Siswa dapat menceritakan lisan atau tulisan