1 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018
WHOLE PERSON EDUCATION PROGRAM
PEDAGOGICAL COMPETENCIES AND FACILITATING LEARNING
Debora Natalia Sudjito, S.Pd., M.Ps.Ed.
Strategi 1 : Think-Pair-Share
1. Guru memberi satu topik/pertanyaan.
2. Siswa ditugaskan untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan itu (Think).
3. Siswa ditugaskan berpasangan dan saling menceritakan jawaban mereka, kemudian mendiskusikan kesepakatan jawaban yang mereka ambil (Pair).
4. Perwakilan siswa menceritakan jawaban hasil diskusi dengan pasangan mereka kepada seluruh siswa di kelas (Share).
Strategi 2 : Concept Corners*
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Setiap kelompok diberi satu konsep untuk didiskusikan.
3. Setiap kelompok mendiskusikan frase yang mungkin dibentuk dari konsep tersebut dan menuliskannya di kotak “phrases”.
4. Setiap kelompok mendiskusikan sebanyak mungkin sinonim dari konsep tersebut dan menuliskannya di kotak “synonims”.
5. Setiap kelompok mendiskusikan contoh-contoh yang berhubungan dengan konsep tersebut dan menuliskannya di kotak “examples”.
6. Setiap kelompok mendiskusikan hal-hal yang mungkin terkait dari konsep tersebut dan menuliskannya di kotak “connections”.
7. Guru berkeliling memantau diskusi kelompok dan membantu kelompok yang kesulitan.
8. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapi atau bertanya.
9. Guru menyimpulkan hasil interaksi antar-kelompok. *bisa diterapkan individual atau kelompok.
Stategi 3 : What’s the Question to the Answer?*
1. Guru menyediakan konsep (jawaban) untuk siswa.
2. Siswa ditugaskan mengemukakan sebanyak mungkin pertanyaan yang dapat dijawab oleh konsep tadi.
3. Guru dan siswa berdiskusi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dan bagaimana konsep yang diberikan tadi dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa.
2 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018 Strategi 4 : Concentric Circles*
1. Siswa diberi beberapa kata/frase/kalimat untuk dievaluasi.
2. Siswa ditugaskan mengevaluasi dan menempatkan setiap kata/frase/kalimat pada lingkaran yang sesuai.
3. Kata/frase/kalimat ditempatkan di lingkaran “YES” jika kata/frase/kalimat itu merupakan contoh dari suatu konsep atau ada kaitannya dengan suatu konsep.
4. Kata/frase/kalimat ditempatkan di lingkaran “NO” jika kata/frase/kalimat itu bukan merupakan contoh dari suatu konsep atau ada kaitannya dengan suatu konsep.
5. Kata/frase/kalimat ditempatkan di lingkaran “NOT SURE” jika kata/frase/kalimat itu tidak bisa diklasifikasikan oleh siswa.
*bisa diterapkan individual atau kelompok.
Strategi 5 : Diamond Ranking
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. 2. Setiap kelompok diberi sebuah pertanyaan.
3. Setiap kelompok menuliskan ide-ide mereka terkait pertanyaan tadi di kertas, satu ide satu kertas.
4. Semua ide yang dituliskan disusun berdasarkan prioritasnya. Ide yang menjadi prioritas pertama diletakkan di posisi paling atas, demikian seterusnya sampai prioritas terakhir.
5. Setiap kelompok harus berdiskusi untuk menentukan urutan kertas dengan mengemukakan dasar pertimbangannya.
6. Kertas-kertas tadi disusun dengan bentuk diamond/wajik.
7. Perwakilan kelompok ditugaskan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Strategi 6 : Clustering
1. Siswa diberi suatu konsep atau topik.
2. Siswa menuliskan sebuah kata, sebuah frase, atau sebuah kalimat yang berhubungan dengan konsep atau topik tadi di sebuah kertas/kartu.
3. Siswa berkeliling kelas dan membandingkan kata/kalimat mereka dengan teman sekelasnya. 4. Siswa yang menemukan hubungan antara kata, frase, atau kalimat membentuk sebuah cluster. 5. Siswa memberi nama cluster mereka.
6. Siswa memperkenalkan cluster mereka dan menjelaskan mengapa mereka membentuk sebuah cluster.
3 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018 Strategi 7 : Cooperative Learning – Jigsaw
Catatan : Siswa ada 28 orang.
1. Guru menjelaskan metode belajar yang digunakan.
2. Guru membagi siswa dalam 7 kelompok asal. Satu kelompok asal terdiri atas 4 orang anggota kelompok.
Kelompok Asal (Home Group)
3. Materi yang akan dipelajari terdiri atas 4 sub topik : a. Struktur Otak
b. Struktur Jantung c. Struktur Ginjal d. Struktur Hati
4. Setelah terbentuk kelompok asal, masing-masing kelompok asal mengirimkan anggotanya untuk berkumpul dengan sesama menjadi ahli A, B, C, D. Pada tahap ini kelompok ini disebut kelompok ahli (expert group).
Kelompok Ahli (Expert Group) A5 B5 C5 D5 A6 B6 C6 D6 A7 B7 C7 D7 A2 B2 C2 D2 A3 B3 C3 D3 A4 B4 C4 D4 A1 B1 C1 D1
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
4 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018
5. Tiap anggota kelompok ahli akan mendapatkan tugas mendalami bagian-bagian tertentu dari topik yang mereka dapatkan, karena akan menjadi ahli dalam bagian/ topik tersebut. Dengan demikian, terdapat beberapa ahli yaitu :
Kelompok A : Ahli Struktur Otak Kelompok B : Ahli Struktur Jantung Kelompok C : Ahli Struktur Ginjal Kelompok D : Ahli Struktur Hati
6. Modul dibagikan kepada setiap siswa di kelompok ahli. Modul ini digunakan sebagai pedoman bagi siswa untuk mendalami materi dan berdiskusi. Setelah berkumpul pada kelompok ahli, tiap kelompok membaca dan berdiskusi berdasarkan topik yang mereka dapatkan. Siswa belajar dan berdiskusi dalam kelompok ahli dan menyimpulkan hasil belajarnya tentang struktur organ manusia (lihat lampiran).
7. Guru harus tetap mengendalikan kelas secara keseluruhan dan tetap memberi motivasi kepada setiap kelompok ahli untuk bekerja sama dalam berdiskusi serta mengecek kebenaran materi dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari oleh kelompok yang bersangkutan.
8. Setelah menyelesaikan aktivitasnya pada kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan hasil belajarnya kepada teman kelompoknya. Setiap ahli harus memiliki materi hasil diskusi atau percobaan untuk dibagikan kepada setiap anggota kelompok asalnya.
Kembali ke Kelompok Asal
Setelah tugas kelompok ahli selesai dilaksanakan, guru meminta peserta berkumpul ke kelompok asal (Home Group). Pada tahap ini, masing-masing ahli dalam kelompoknya bertugas: a. Membagikan materi hasil diskusi kepada para ahli lain di kelompoknya masing-masing
dan menugaskan untuk membaca materi tersebut.
b. Memimpin jalannya diskusi yang terkait dengan materi yang akan dibahas.
c. Menjelaskan kembali materi yang telah dipelajarinya dan memberi pertanyaan-pertanyaan kepada ahli lain.
d. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan didasarkan pada urutan pertanyaan yang terdapat dalam modul sampai dengan proses penemuan dan penarikan kesimpulan.
e. Jika ada anggota kelompok yang belum paham, maka ahli perlu menjelaskan ulang materi keahliannya.
9. Peran Guru :
a. Berkeliling kelompok untuk mengontrol kebenaran materi, melakukan penilaian, dan membantu kesulitan-kesulitan kelompok.
b. Memimpin diskusi secara keseluruhan untuk menanyakan sekiranya ada hal-hal yang belum jelas yang akan ditanyakan oleh siswa.
c. Mengajak seluruh kelompok untuk menarik kesimpulan (penarikan kesimpulan ini berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam modul).
5 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018 Strategi 8 : Cooperative Learning – Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu)
Catatan : Siswa ada 24 orang.
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa.
2. Masing-masing siswa diminta berhitung untuk memberi identitas.
3. Masing-masing kelompok diberi lembar kerja siswa (LKS) yang berisi materi dan pertanyaan. 4. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada
LKS.
Kelompok A dan D : Cara menjaga kesehatan jantung. Kelompok A dan D : Cara menjaga kesehatan ginjal. Kelompok A dan D : Cara menjaga kesehatan hati.
5. Guru berkeliling kelompok untuk memantau diskusi siswa, membantu kelompok yang kesulitan, dan meluruskan misunderstanding atau memperbaiki miskonsepsi yang mungkin terjadi selama diskusi.
6. 2 orang dari masing-masing kelompok berpindah ke kelompok lain untuk menjadi tamu dan dua orang lainnya akan menjadi tuan rumah.
E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4 A2 A3 A4 A1 B2 B3 B4 B1 C2 C3 C4 C1 D2 D3 D4 D1 A2 A3 A4 A1 B2 B3 B4 B1 C2 C3 C4 C1 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4 D2 D3 D4 D1
6 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018
7. Tuan rumah yang tetap tinggal di kelompok masing- masing bertugas untuk menyambut tamu dari kelompok lain dan menjelaskan materi yang mereka pelajari.
8. Setelah tamu sudah mendapatkan informasi, tamu akan kembali ke kelompoknya untuk memberi tahu teman sekelompoknya masing-masing mengenai hasil kunjungannya.
9. Guru berkeliling kelompok untuk memantau diskusi siswa, membantu kelompok yang kesulitan, dan meluruskan misunderstanding atau memperbaiki miskonsepsi yang mungkin terjadi selama diskusi.
10. Guru memimpin diskusi kelas secara keseluruhan untuk menanyakan sekiranya ada hal-hal yang belum jelas yang akan ditanyakan oleh siswa.
11. Guru mengajak seluruh kelompok untuk menarik kesimpulan (penarikan kesimpulan ini berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS).
A2 A1 B4 C3 A3 B2 B1 C4 B3 A4 C2 C1 E1 E2 F4 D3 E3 F1 F2 D4 E4 F3 D2 D1 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4 A2 A3 A4 A1 B2 B3 B4 B1 C2 C3 C4 C1 D2 D3 D4 D1
7 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018 Strategi 9 : Cooperative Learning – Teams Game Tournament (TGT)
Catatan : Biasanya dilakukan pada tahap konsolidasi untuk memantapkan pembelajaran.
1. Siswa dikelompokkan, setiap kelompok terdiri dari 4 orang (kemampuan akademik heterogen).
2. Setiap kelompok diberikan satu set pertanyaan. Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan soal secara bergiliran. Sebelum kelompok maju ke meja turnamen, juri di setiap meja kelompok mendorong kelompok menemukan jawaban yang benar.
3. Setelah selesai berdiskusi, semua anggota kelompok maju ke meja turnamen masing-masing untuk mengerjakan soal.
4. Perwakilan kelompok yang maju ke meja turnamen mengerjakan soal, sementara juri mencatat waktu yang digunakan siswa mengerjakan soal tersebut.
5. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal di meja turnamen, jawaban dari tiap kelompok dicek dengan kunci jawaban.
6. Setiap jawaban yang benar diberi poin. Juri menghitung poin yang diperoleh dari setiap kelompok.
7. Kelompok yang memiliki total poin tertinggi akan memenangkan permainan ini.Jika ada kelompok yang memperoleh total poin yang sama, maka kelompok yang mengerjakan dengan waktu tersingkatlah yang menjadi pemenangnya.
8. Kelompok yang menang diberi hadiah.
E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4 A2 A3 A4 A1 B2 B3 B4 B1 C2 C3 C4 C1 D2 D3 D4 D1 A1 B1 C1 D1 E1 F1 Meja Turnamen 1 J U R I 1 A2 B2 C2 D2 E2 F2 Meja Turnamen 2 J U R I 2 A3 B3 C3 D3 E3 F3 Meja Turnamen 3 J U R I 3 A4 B4 C4 D4 E4 F4 Meja Turnamen 4 J U R I 4
8 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018 Strategi 10 : Cooperative Learning – (the Buzz)
1. Siswa membentuk dua lingkaran yang saling berhadapan.
2. Guru mengajukan sebuah pertanyaan untuk didiskusikan jawabannya secara berpasangan selama satu menit.
3. Saat waktu habis, guru menunjuk perwakilan siswa secara acak untuk menceritakan jawabannya pada seluruh siswa.
4. Siswa ditugaskan berpindah satu langkah atau lebih ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan pasangan baru.
5. Guru mengajukan pertanyaan lagi dan langkah 1-4 diulangi sampai pertanyaan habis.
Strategi 11 : World Cafe
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, misalnya 4 kelompok.
2. Salah satu anggota kelompok dipersilakan menjadi tuan rumah “cafe” mereka (table
host).
3.
Guru memperkenalkan prosedur, topik, dan petunjuk di “cafe”nya.4.
Table host menyambut para siswa di mejanya.5.
Table host menyajikan pertanyaan pada para siswa.6.
Para siswa menuliskan kata/frase/ide pokok sebagai respon dari pertanyaan dari table host.7.
Para siswa dan table host berdiskusi selama 5-10 menit.8.
Para siswa berpindah ke meja lain.9.
Langkah 5-8 diulang sampai waktu habis atau semua siswa selesai mengunjungi semua meja.10.
Table host memberikan rangkuman dari ide pokok atau poin-poin penting dari hasil diskusi di “cafe”nya.9 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018 Strategi 12 : Fast Feedback – Classical
1. Guru mengatur tempat duduk siswa seperti gambar. Pengaturan ini dilakukan untuk mempermudah tugas guru saat mengecek jawaban siswa atau memberi feedback (penjelasan/remediasi) karena guru dapat melewati lorong di antara siswa dengan leluasa sehingga memungkinkan guru berinteraksi dengan beberapa siswa sekaligus. Guru memberi feedback secara klasikal kepada seluruh siswa bersamaan.
2. Setelah itu guru membagikan tugas ke seluruh siswa. Tugas tersebut sudah disiapkan dalam bentuk kartu-kartu yang berbeda warna untuk setiap tugas sehingga mempermudah guru dalam mengelompokkan jawaban siswa.
3. Saat siswa mengerjakan tugas, guru masuk ke setiap kelompok untuk melihat lembar jawaban siswa (kartu). Bila perlu, guru dapat berinteraksi dengan siswa untuk memperjelas jawaban siswa di lembar jawab.
4. Dengan melihat lembar jawab siswa dalam setiap kelompok, guru dapat mengetahui dan mengelompokkan jenis kesalahan siswa dan jumlah siswa yang menjawab salah dengan cepat (mengelompokkan kartu tugas). Kesalahan siswa yang terjadi tentunya bervariasi. Ada siswa yang mengalami salah konsep, ada pula siswa yang salah secara teknis, misalnya salah menjawab sehingga yang seharusnya dijawab dalam bentuk gambar, justru dideskripsikan oleh siswa. Jika terjadi kesalahan teknis, guru harus langsung menjelaskan siswa untuk segera memperbaikinya karena feedback bertujuan utama untuk memperbaiki salah konsep.
5. Kemudian guru berkeliling kelas untuk melihat lembar jawaban siswa untuk tugas tadi dan menghitung persentase siswa yang menjawab benar secara cepat, kualitatif, dan kolektif. Caranya : guru menghitung jumlah siswa yang menjawab benar di deretan horizontal dan di deretan vertikal, kemudian menghitung prosentasenya dengan rumus :
Jumlah siswa yg menjawab benar di deretan horizontal × Jumlah siswa yg menjawab benar di deretan vertikal :
× 100% Jumlah seluruh siswa
Persentase tersebut digunakan untuk memutuskan apakah siklus feedback pada tahap ini perlu diulang atau tidak.
10 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018
6. Jika prosentase siswa yang menjawab benar sudah mencapai minimal 70%, maka guru dapat memberikan tugas baru untuk tahap pembelajaran berikutnya kepada siswa. Jika prosentase siswa yang menjawab benar belum mencapai 70%, maka guru dapat memberikan tugas yang setara kepada siswa kemudian mengulangi siklus feedback.
11 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018 Strategi 13 : Fast Feedback – Peer to Peer Support
1. Guru membagikan Tugas 1. 2. Siswa mengerjakan Tugas 1.
3. Guru berkeliling untuk melihat sepintas jawaban mahasiswa dan membantu mahasiswa jika ada kesalahan teknis yang dilakukan oleh mahasiswa.
4. Jika semua mahasiswa sudah selesai menjawab, maka ketua kelompok mengumpulkan jawaban mahasiswa. Kemudian ketua kelompok mengelompokkan atas dasar kesamaan. 5. Guru melihat jawaban mahasiswa yang sudah dikelompokkan.
6. Jika kesalahan mahasiswa hampir sama di setiap kelompok, maka guru memberikan feedback (penjelasan/remediasi) ke semua ketua kelompok. Jika kesalahan mahasiswa tidak sama, maka guru akan memberikan feedback (penjelasan/remediasi) ke masing-masing ketua kelompok sesuai dengan kesalahannya.
7. Setelah guru memberikan feedback (penjelasan/remediasi) kepada ketua kelompok, maka ketua kelompok akan memberikan feedback (penjelasan/remediasi) kepada anggotanya. 8. Apabila tidak ada kesulitan, maka guru akan memberikan soal/tugas yang setara.
9. Jika siswa yang menjawab benar <60%, maka guru akan mengulangi lagi tugas yang setara. Jika siswa yang menjawab benar >60%, maka guru akan melanjutkan ke tugas berikutnya yang lebih kompleks.
12 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018
Strategi 14 : Fast Feedback – Rainbow Cards
1. Kartu tugas/soal diberikan lewat slide.
2. Siswa diberi 3-5 kartu jawaban dengan warna yang berbeda-beda, misalnya merah, kuning, hijau, biru, ungu).
3. Jawaban benar hanya dibuat pada kartu berwarna tertentu (misalnya merah). Siswa tidak tahu bahwa jawaban benar dibuat pada kartu berwarna tertentu (merah saja).
4. Jawaban yang siswa anggap benar diletakkan di sudut meja.
5. Guru mengecek jawaban siswa dengan melihat warna kartu yang mereka letakkan di sudut meja. Untuk mengecek jawaban benar, guru hanya perlu berkeliling dan melihat banyaknya kartu berwarna merah.
6. Jika persentase mahasiswa menjawab benar <70% , maka dilakukan pembelajaran lagi dengan menekankan hal-hal yang kurang dipahami (feedback).
7. Kemudian tugas diberikan lagi dengan tingkat kesulitan yang sama. \Langkah ini terus diulang sampai mahasiswa yang menjawab benar ≥70%
Strategi 15 : Showdown
1. Setiap siswa diberi selembar kertas.
2. Guru atau ketua kelompok mengajukan sebuah pertanyaan. 3. Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawabannya.
4. Siswa menulis jawaban mereka di kertas tanpa menunjukkan ke teman sekelompoknya. 5. Saat semua siswa sudah siap, ketua kelompok mengatakan “showdown” dan anggota
kelompok menunjukkan jawaban mereka, lalu mereka membandingan dan mendiskusikan jawaban mereka.
6. Jika ada yang salah, kelompok harus menjelaskan mengapa itu salah dan memberi alasan untuk jawaban yang benar.
13 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018 Strategi 16 : PhET Simulations
1. https://phet.colorado.edu/en/simulations/category/new
2. Simulasi ini digunakan untuk membantu memvisualisasikan konsep sains yang abstrak. 3. Guru harus menjadi fasilitator bagi siswa dalam menggunakan simulasi.
Strategi 17 : Interactive Lecture Demonstration (ILD) / Predict–Observe–Explain (POE)
1. Guru menjelaskan demonstrasi yang akan dilakukan lalu mengajukan pertanyaan. 2. Siswa menuliskan prediksinya di kolom/lembar prediction.
3. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil tentang prediksinya.
4. Siswa dipersilakan menuliskan prediksi akhir mereka di kolom/lembar prediction kemudian lembar prediksi dikumpulkan.
5. Guru menyebutkan beberapa prediksi umum siswa. 6. Guru melakukan demonstrasi.
7. Siswa ditugaskan untuk menjelaskan hasil pengamatan mereka dan mendiskusikan konsep/kesimpulan mereka di konteks demonstrasi tadi.
8. Siswa ditugaskan mencatat hasil pengamatan mereka di kolom/lembar observation. 9. Siswa ditugaskan mencatat hasil diskusi/penjelasan mereka di kolom/lembar explain. 10. Guru dan siswa mendiskusikan peristiwa serupa yang berdasarkan konsep yang sama.
14 Whole Person Education Program – Universitas Kristen Maranatha, 14 Maret 2018 Strategi 18 : Freeze Frame
1. Siswa diberi suatu topik.
2. Siswa ditugaskan membuat suatu gaya/ekspresi yang menggambarkan topik tersebut selama beberapa detik.
3. Kelompok/siswa lain ditugaskan menebak kaitan gaya/ekspresi yang baru saja dibuat dengan topik yang diberikan.
4. Siswa ditugaskan menjelaskan gaya/ekspresi yang barusan mereka buat.
Strategi 19 : Plus-Minus-Interesting (PMI)
1. Siswa ditugaskan menuliskan hal-hal yang bermanfaat atau hal-hal yang baik bagi mereka saat mempelajari suatu topik di kolom Plus (a benefit) – why you like it.
2. Siswa ditugaskan menuliskan hal-hal yang kurang disukai bagi mereka saat mempelajari suatu topik di kolom Minus (a drawback) - why you don’t like it.
3. Siswa ditugaskan menuliskan hal-hal yang menarik bagi mereka saat mempelajari suatu topik di kolom Interesting (an interesting point) – what you find interesting about.
Strategi 20 : One Minute Paper
1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk direfleksikan tentang pembelajaran hari itu. 2. Siswa menuliskan refleksi mereka di kertas dalam waktu yang sangat singkat (sekitar 1 menit