Oleh:
DIREKTORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
1.
Sesuai dengan UU 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan:
rencana pembangunan jangka panjang,
rencana pembangunan jangka menengah, dan
rencana pembangunan tahunan.
2.
Sesuai UU No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN ditetapkan rencana
pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025, yang terdiri dari
rencana pembangunan jangka menengah nasional untuk setiap periode 5
tahun, yaitu:
RPJMN I 2005-2009
RPJMN II 2010-2014
RPJMN III 2015-2019
RPJMN IV 2020-2024
3.
Saat ini Bappenas sedang menyusun RPJMN tahap III tahun 2015-2019, yang
dimulai dengan penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMN (RT-RPJMN).
Sejalan dengan penyusunan RT-RPJMN, K/L juga menyiapkan Rancangan
Renstra K/L
KERANGKA RANCANGAN TEKNOKRATIS (RT)
RPJMN 2015 – 2019
GEOPOLITIK, GEOEKONOMI, BONUS DEMOGRAFI, AGENDA PASKA 2015,
PERUBAHAN IKLIM
POLHUKAM
EKONOMI
KESRA
SDA-LH
DAERAH
KELAUTAN
• RB • Tertib hukum • Anti korupsi • Demokrasi • Stabilitas DN • Tranformasi Struktur • Resiliensi: Pangan,
Energi dan Air
• Infrastruktur • Inovasi • Mutu SDM • Kemiskinan • Pemerataan • Kesempatan kerja • SJSN
• Pengelolaan SDA dan
biodiversity
• Kelautan
• Mitigasi & Adaptasi
Perubahan Iklim • Pemerataan • SPM terpenuhi • Perkotaan - Perdesaan • Pelaksanaan Desentralisasi • Penguatan Kedaulatan dan Yurisdiksi • Ekonomi Kelautan • Lingkungan Laut, • Budaya Bahari,
KERANGKA PELAKSANAAN/DELIVERY MECHANISM
Kerangka Pendanaan: Kerangka Regulasi Kerangka
Amanat RPJP (untuk RPJMN III): Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan
menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
Slide - 4
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025:
SINERGI RPJMN 2015-2019 DENGAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 6
TANTANGAN UTAMA
• Terbatasnya ketersediaan infrastruktur
• Penguatan sektor primer, sekunder dan tersier secara
terpadu
• Harmonisasi peraturan perundang-undangan pusat
dan daerah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
• Terbatasnya kemampuan untuk membiayai
pembangunan
• Pengaruh perekonomian global dan diberlakukannya
AEC
Pertumbuhan
Ekonomi untuk
dapat menjadi
negara maju
pada Tahun 2030
• Menciptakan pertumbuhan inklusif
• Memperbesar investasi padat pekerja
• Memberikan perhatian khusus kepada usaha mikro
dan kecil
• Menjamin perlindungan sosial bagi pekerja informal
• Memperluas ekonomi perdesaan dan
mengembangkan sektor pertanian
Percepatan
Pemerataan dan
• Meningkatkan pemahaman pemangku kepentingan
terhadap pentingnya pembangunan berkelanjutan di
seluruh aspek kehidupan
• Pengembangan data dan ukuran pembangunan
berkelanjutan
• Mendorong penerapan kegiatan ramah lingkungan
• Pengembangan kapasitas institusi untuk
pengembangan tata kelola , pengendalian
pencemaran dan penegakan hukum
Keberlanjutan
Pembangunan
• Memelihara kebhinnekaan Indonesia dan konsolidasi
demokrasi
• Meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat akan
bahaya terorisme
• Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
aparatur penegak hukum
• Pemenuhan pemeliharaan dan perawatan bagi
Alutsista
Stabilitas Politik
dan Keamanan
TANTANGAN UTAMA
• Meningkatkan integritas, akuntabilitas; efektifitas, dan
efisiensi birokrasi
• Mempercepat proses transformasi hubungan
kelembagaan
Tata Kelola dan
Reformasi
Birokrasi
• Mengefektifkan penegakan hukum
• Mengoptimalkan upaya pencegahan tindak pidana
korupsi dengan meningkatkan efektifitas reformasi
birokrasi
• Meningkatkan kepedulian dan keikutsertaan
masyarakat luas melalui pendidikan antikorupsi
Pemberantasan
Korupsi
• Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk
• Meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat
• Mempercepat peningkatan taraf pendidikan seluruh
masyarakat dengan meningkatkan akses dan kualitas
pendidikan, serta menurunkan kesenjangan.
• Memperkukuh karakter dan jati diri bangsa
Peningkatan
Kualitas Sumber
Daya Manusia
• Meningkatkan kontribusi PDRB Kawasan Timur
Indonesia (KTI)
• Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Kawasan Perbatasan, antara lain melalui percepatan
pembangunan infrastruktur dasar.
• Mengurangi kesenjangan pembangunan antara
desa-kota
Kesenjangan
Antar Wilayah
• Memperkuat penegakan kedaulatan dan yurisdiksi
nasional
• Meningkatkan ekonomi kelautan melalui
pengembangan industri kelautan, industri perikanan,
dan wisata bahari
• Menjaga daya dukung dan kelestarian fungsi
lingkungan laut
Percepatan
Pembangunan
Kelautan
TANTANGAN UTAMA
Slide - 10
SASARAN POKOK PEMBANGUNAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Sasaran Pokok /Indikator
Baseline 2014
Sasaran 2019
1. EKONOMI
Ekonomi Makro
Pertumbuhan ekonomi
5,5 %*
6-8 %
PDB per Kapita (ribu Rp)
40.560
72.444
Inflasi
5,3%
4,5%
Tingkat Kemiskinan
11,25% **
6-8%
Tingkat Pengangguran Terbuka
5,6-5,9
5-5,5
Katahanan Pangan
Produksi Padi
69,9 juta ton
82,0 juta ton
Produksi Jagung
18,6 juta ton
23,4 juta ton
Produksi Kedelai
0,89 juta ton
1,02 juta ton
Produksi Ikan (diluar Rumput laut)
12,4 juta ton
18,7 juta ton
Ketahanan Energi
Produksi Minyak Bumi
818 ribu SBM per hari
710 ribu SBM per hari
Produksi Gas Bumi
1224 ribu SBM per hari
1272 ribu SBM per hari
Produksi Batubara
397 Juta Ton
421 Juta Ton
SASARAN POKOK
RT-RPJMN 2015-2019
(1)
*Perkiraan **Maret 2014
Sasaran Pokok
Baseline
2014
Sasaran
2019
2. PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN
Peran Luar Jawa dalam pembentukan PDRB
41
45-47%
Kabupaten Tertinggal yang dientaskan
133*
75 (Kumulatif 5
tahun)
3. PEMBANGUNAN KELAUTAN
Penyelesaian pencatatan/deposit pulau-pulau kecil
ke PBB
-
Selesai tahun 2017
Termanfaatkannya sumber daya kelautan untuk
pembangunan ekonomi nasional, a.l : Produksi
perikanan tangkap dan budidaya (juta ton )
22,4**
48
Terwujudnya pelayanan angkutan laut dalam rangka
meningkatkan konektivitas laut
(lihat sasaran
infrastruktur)
Terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
sumber daya hayati laut, a.l. melalui:
- Peningkatan luas kawasan konservasi laut (%)
15,7 juta ha***
20 juta ha
- Peningkatan cakupan pengawasan sumber daya
perikanan dan kelautan
n.a.
53,4 %
*Posisi s/d 2014
AGENDA PEMBANGUNAN
Slide - 14
1.
Agenda Pembangunan Ekonomi
• Pembangunan sektor-sektor ekonomi• Pengamanan ketahanan pangan, energi, dan air • Percepatan pembangunan infrastruktur
• Penguatan faktor utama pembangunan ekonomi
2.
Agenda Pembangunan Pelestarian Sumber Daya
Alam, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
Bencana
• Peningkatan konservasi dan tata kelola hutan • Perbaikan kualitas lingkungan hidup
• Penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana • Penyediaan informasi iklim dan kebencanaan
3.
Agenda Pembangunan Polhukam
• Reformasi birokrasi, pemberantasan korupsi, politik DN danLN, kemananan nasional, penanggulangan narkoba
4.
Agenda Pembangunan Kesejahteraan Rakyat
• Kesehatan, pendidikan, kebudayaan, dan pengurangankemiskinan
5.
Agenda Pembangunan Wilayah
• Pengembangan wilayah strategis, daerah tertinggal dankawasan perbatasan, rencana tata ruang, otda
6.
Agenda Pembangunan Kelautan
• Kedaulatan, ekonomi kelautan, lingkungan laut, budaya,Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
dan Berkelanjutan
Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah
Sumber Daya Alam (SDA) Yang Berkelanjutan
Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk
pertumbuhan dan pemerataan
Peningkatan kualitas lingkungan hidup, Mitigasi
bencana alam dan perubahan iklim
Penyiapan Landasan Pembangunan yang Kokoh.
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan.
Mengembangkan dan Memeratakan
Pembangunan Daerah.
Penegakan kedaulatan dan Yurisdiksi Nasional,
serta Percepatan Pengembangan Ekonomi Kelautan
Slide - 16
Pembangunan Sektor-Sektor Ekonomi
(Perikanan)
Peningkatan Hasil Perikanan
• Peningkatan Mutu, Nilai Tambah dan Inovasi Teknologi Perikanan
• Peningkatan kualitas sarana dan prasarana perikanan
• Penyempurnaan Kelembagaan
• Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan
Ketahanan Pangan
• Meningkatkan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam negeri
• Meningkatkan kualitas distribusi pangan dan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan
• Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat
• Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan
• Meningkatkan layanan jaringan irigasi
• Pengelolaan lahan rawa berkelanjutan
Pengamanan Ketahanan Pangan, Energi, dan Air
Peningkatan Efisiensi Logistik dan Distribusi Nasional
• Meningkatkan efisiensi jalur distribusi bahan pokok dan strategis
• Mengembangkan sistem logistik dan distribusi termasuk sistem informasinya
• Meningkatkan ketersediaan dan kapasitas SDM dan pelaku jasa Logistik
• Meningkatkan efisiensi logistik pelabuhan
Penguatan Faktor Utama Pembangunan Ekonomi
Slide - 18
Pengembangan Wilayah Strategis
Pengembangan Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan
• Pengembangan Daerah Tertinggal
• Upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik
• Pengembangan perekonomian masyarakat
• Pengembangan Kawasan Perbatasan
• mempercepat pembangunan kawasan perbatasan di berbagai
bidang
Pengembangan Perkotaan dan Perdesaan
Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang
AGENDA PEMBANGUNAN KELAUTAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Sasaran Pembangunan Kelautan
(1)
Slide - 20
1. Terwujudnya kedaulatan atas wilayah perairan Indonesia dan yurisdiksi
nasional:
o Penyelesaian pencatatan/deposit pulau-pulau kecil ke PBB pada tahun 2017; o Penyelesaian/lanjutan perundingan batas laut dengan 9 negara tetangga;
o Penyelesaian penyusunan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untuk kawasan strategis nasional, provinsi dan kabupaten/kota;
o Penyusunan rencana aksi Pembangunan Kelautan 2015-2019;
o Penyerasian data dan informasi kelautan antar lembaga/pemangku kepentingan; dan o Penyusunan peta jalan (roadmap) pembangunan kelautan jangka panjang.
2. Termanfaatkannya sumber daya kelautan untuk pembangunan ekonomi
nasional yang difokuskan pada:
o Pengembangan wisata bahari dan pulau-pulau kecil, termasuk promosi, investasi di lokus andalan; o Peningkatan kesejahteraan masyarakat di 31 pulau-pulau kecil terluar, termasuk penyediaan sarana dan
prasarana serta fasilitas layanan dasar;
o Peningkatan keamanan (eksistensi) di 61 pulau kecil terluar lainnya;
o Peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya sebesar 48 juta ton pada 2019 (termasuk rumput laut) untuk peningkatan ekonomi masyarakat (secara spesifik dijabarkan dalam Isu Strategis Ketahanan Pangan); dan
o Pengembangan komoditas andalan kelautan lainnya, termasuk pengembangan energi laut (pilotting) di beberapa lokasi terpilih
Sasaran Pembangunan Kelautan
(2)
3. Terwujudnya pelayanan angkutan laut dalam rangka meningkatkan
konektivitas laut yang didukung oleh keselamatan maritim yang handal dan
manajemen yang bermutu serta industri maritim yang memadai, yang
difokuskan pada:
o Peningkatan dan pengembangan jumlah kapal perintis 75 unit untuk menghubungkan pulau besar dan pulau-pulau kecil dan 100 lintas subsidi perintis angkatan laut; dan
o Terwujudnya kemampuan industri maritim dan perkapalan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
4. Terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya
hayati laut melalui:
o Kegiatan konservasi dan rehabilitasi yang diutamakan pada: (i) Pengutuhan dan penambahan luasan kawasan konservasi laut dari 15,7 juta ha pada tahun 2013 menjadi 20 juta ha pada tahun 2019; (ii) Peningkatan pengelolaan efektif pada sebanyak 35 kawasan konservasi yang telah ditunjuk; dan (iii) Kawasan pesisir yang rusak pulih kembali sebanyak 85 kawasan
o Percepatan pembentukan lembaga yang menangani keamanan laut secara terpadu; dan peningkatan cakupan pengawasan sumber daya perikanan dan kelautan menjadi 53,4 persen terhadap wilayah pengelolaan perikanan Indonesia
5. Terwujudnya SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas dan
meningkatnya wawasan dan budaya bahari, difokuskan pada:
o Peningkatan kapasitas SDM Perikanan dan Kelautan: dan o Peningkatan Iptek Kelautan dan diseminasi teknologi.
Slide - 22
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELAUTAN
(1)
Penegakan Kedaulatan dan Yurisdiksi Nasional
Percepatan Pengembangan Ekonomi Kelautan
Meningkatkan dan Mempertahankan Kualitas, Daya Dukung dan Kelestarian
Fungsi Lingkungan Laut
• Menerapkan konvensi hukum laut internasional serta penetapan batas wilayah perairan Indonesia dan ZEE • Melakukan pengaturan, penetapan, dan pengendalian ALKI
• Mengembangkan dan menerapkan Tata kelola dan Kelembagaan Kelautan
• Meningkatkan keamanan laut dan pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan
• Inventarisasi dan Evaluasi Potensi Sumber Daya Kelautanam • Pengembangan Industri Kelautan
• Pengembangan Konektivitas dan Sistem Logistik • Pengembangan Kawasan dan Potensi Baru
• Penguatan koordinasi lintas sektor serta penguatan kelembagaan pengelolaan kawasan konservasi
• Memperkuat dan mengembangkan kerjasama regional maupun internasional dalam pengelolaan wilayah laut • Rehabilitasi kawasan pesisir yang rusak dan pengendalian bencana alam dan dampak perubahan iklim
• Meningkatkan upaya pembinaan, pengawasan, dan penegakan peraturan
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELAUTAN
(2)
Peningkatan Wawasan dan Budaya Bahari, Serta Penguatan Peran SDM dan
Iptek Kelautan
Peningkatan Harkat dan Taraf Hidup Nelayan dan masyarakat pesisir
• Upaya Peningkatan Wawasan dan Budaya Bahari
• Meningkatkan dan menguatkan peran SDM dan Iptek di bidang kelautan
• Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha nelayan skala kecil dan membina industri kecil pengolahan hasil laut • Mengembangkan sentra produksi perikanan
• Menyempurnakan pola hubungan kerja antara koperasi dan nelayan dengan pengusaha • Meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan masyarakat desa pantai
TAHAPAN PENYUSUNAN PENDANAAN INDIKATIF
Penyiapan Data
Review Data RKA KL
2014
Rekapitulasi Hasil Review
Baseline
Penghitungan Tahun 2015
BASELINE PENDANAAN K/L 2015-2019 • Program, Kegiatan, Output dan Komponen: Berlanjut
Tidak Berlanjut
• Penyempurnaan Output
• Identifikasi Komponen dan Kelompok Biaya Komponen (BAK – BLK)
• Alokasi Program, Kegiatan, Output dan Komponen yang berlanjut dan baru;
• Volume target pada tingkat
output;
• Alokasi Program, Kegiatan, Output dan Komponen yang tidak berlanjut
Cara penghitungan
• Biaya Operasional dan Non-Operasional;
Dasar penghitungan:
• Kebijakan dan Hasil Evaluasi;
• Parameter dan Non Parameter yang digunakan;
• Satuan Harga.
Penghitungan:
• Alokasi Program merupakan penjumlahan dari
alokasi kegiatan
• Alokasi Kegiatan merupakan penjumlahan dari
alokasi Output
• Alokasi Output merupakan penjumlahan dari
alokasi komponen;
• Alokasi Komponen merupakan hasil penghitungan
Volume Komponen x Harga Satuan x Inflasi
Penghitungan Tahun 2016-2019
Dasar penghitungan:
• Rentang waktu Program dan Kegiatan;
• Parameter dan non-parameter yang digunakan;
Penghitungan:
• Alokasi Program merupakan penjumlahan dari alokasi kegiatan
• Alokasi Kegiatan merupakan penjumlahan dari alokasi Output
• Alokasi Output merupakan hasil proyeksi berdasarkan volume target.
1. Data RKA-K/L 2014 2. Data TA 2013
3. Data Dukung Lainnya
1
2
3
4
5
PROGRAM DAN INDIKATOR PENYULUHAN
SDM-KELAUTAN DAN PERIKANAN
Keg Program/Kegiata n
Indikator (Trilateral
meeting/RKP 2014) Indikator (BSC 2013) Indikator RKP 2015
2377 Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
Prosentase bahan regulasi yang tersedia
dibandingkan dengan bahan sesuai mandat yang harus disediakan
Jumlah kelompok pelaku
utama/usaha yang disuluh
Prosentasi jumlah dan klasifikasi kelompok pelaku utama /usaha yang terlibat langsung di sektor kelautan perikanan
Rasio kelompok pelaku utama /usaha perikanan
yang disuluh dibandingkan dengan jumlah total kelompok pelaku utama/usaha perikanan
Rasio kelompok pelaku utama/pelaku usaha yang
tidak dapat mengembangkan usahanya
Jumlah penyuluh perikanan yang
melakukan penyuluhan KP (orang)
Prosentase penyuluh perikanan yang terdata dari jumlah provinsi dan kabupaten/kota dibandingkan dengan penyuluh perikanan di semua provinsi dan kab/kota di Indonesia.
Prosentase pertemuan/koordinasi penyuluhan
dengan kelembagaan penyuluhan tingkat Propinsi dibandingkan dengan jumlah total kelembagaan Penyuluhan tingkat Propinsi yang harus dikoordinasikan dalam setahun
Prosentase pertemuan/koordinasi penyuluhan
dengan kelembagaan penyuluhan tingkat
kabupaten/kota dibandingkan dengan jumlah total Kelembagaan Penyuluhan tingkat kab/kota yang harus dikoordinasikan dalam setahun
Prosentase jumlah metode penyuluhan yang
digunakan oleh Pusluh KP dibandingkan jumlah metode penyuluhan yang ada
Prosentase materi penyuluhan yang disusun
oleh Pusluh KP dibandingkan dengan jenis materi penyuluhan untuk mendukung program prioritas KKP