• Tidak ada hasil yang ditemukan

bantuan sosial di Indonesia dana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "bantuan sosial di Indonesia dana"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bantuan Sosial adalah semua pengeluaran negara dalam bentuk transfer uang/barang yang diberikan kepada masyarakat melalui kementerian negara/lembaga dan/atau pemerintah daerah guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya berbagai risiko sosial.

Program Bantuan Sosial ini merupakan salah satu komponen Program Jaminan Sosial yang menjadi bentuk tanggung jawab pemerintah/ pemerintah daerah yang sangat peduli terhadap kondisi masyarakat yang miskin dan terlantar. Di Indonesia, Program bantuan sosial ini dapat dikategorikan menjadi 3 macam yaitu program bantuan sosial permanen, program bantuan sosial korban bencana alam dan korban bantuan sosial pemberdayaan.

Program-program yang telah dibuat oleh pemerintah tersebut mempunyai tujuan yaitu untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia agar dapat hidup dengan layak dan dapat berfungsi secara sosial

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan bantuan sosial?

2. Apa fungsi dari bantuan sosial ?

(2)

1.3 Tujuan Penulisan

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bantuan Sosial

Bantuan Sosial adalah semua pengeluaran negara dalam bentuk transfer uang/barang yang diberikan kepada masyarakat melalui kementerian negara/lembaga dan/atau pemerintah daerah guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya berbagai risiko sosial. (Pasal 1 Angka 19 UU Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011).

Program Bantuan Sosial merupakan salah satu komponen Program Jaminan Sosial yang menjadi bentuk tanggung jawab pemerintah/ pemerintah daerah yang sangat peduli terhadap kondisi masyarakat yang miskin dan terlantar. Program ini merupakan implementasi Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 ayat (1) yang menyatakan bahwa fakir miskin dipelihara oleh Negara. Program Bantuan Sosial bersifat hibah atau kompensasi dengan memanfaatkan sumber dana yang didapat dari individu, kelompok anggota masyarakat dan atau pemerintah. Dengan perkembangan sosial ekonomi suatu Negara, program bantuan sosial yang semula hanya berbentuk hibah saja berubah orientasinya menjadi program yang lebih memberikan manfaat berkelanjutan melalui bantuan pemberdayaan dan atau stimulant agar sasaran program bantuan bisa menjadi mandiri kecuali bagi sasaran program yang memang sudah tidak potensial sama sekali seperti lanjut usia yang jompo, miskin terlantar dan lain-lain.

(4)

sebagai manusia sesuai dengan kemanusiaan yang bermartabat sebagai pelaksanaan amanat konstitusional bagi pemerintah Pusat dan atau Daerah.

2.2 Fungsi bantuan sosial

1. Meningkatkan kualitas dan efektivitas pelayanan sosial kepada publik untuk mendukung tumbuhnya sikap dan perilaku mandiri masyarakat sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia;

2. Memperluas jangkauan dan pelayanan sosial yang adil dan merata baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun sebagai upaya masyarakat;

3. Meningkatkan kualitas profesionalisme pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat;

4. Meningkatkan peran serta aktif (Partisipasi) masyarakat dalam pelayanan sosial sebagai dasar rasa kesetiakawanan masyarakat.

2.3 Bentuk Program Bantuan Sosial

2.3.1 Program Bantuan Sosial Permanen

Program Bantuan Sosial Permanen merupakan upaya pelayanan sosial pemerintah kepada masyarakat tidak mampu atau miskin dan terlantar serta tidak lagi mempunyai potensi untuk berkembang ataupun dikembangkan. Upaya ini dimaksudkan sebagai perlindungan dan sekaligus pemberian jaminan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan yang bermatabat.

2.3.1.1 Prinsip Penyelenggaraan dan Peraturan Pelaksanaannya

(5)

dasar hidupnya (Basic Living Needs) Program Bantuan Sosial Permanen merupakan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 (Amendemen) Pasal 34 ayat 1 yang mengamanatkan bahwa: Fakir Miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Sedangkan pada ayat (2) menyebutkan bahwa Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang tidak mampu. Beberapa pokok prinsip penyelenggaraan adalah sebagai berikut:

1. Program Bantuan Sosial Permanen dilaksanakan agar masyarakat miskin terlantar masih dapat terpenuhi kebutuhan hidup dasarnya. 2. Penyelenggaaran dilakukan dengan berbasis masyarakat.

3. Meningkatkan kepedulian dan solidaritas sosial masyarakat luas.

4. Pelaksanaannya dilakukan secara kemitraan dengan Organisasi Sosial Masyarakat.

5. Agar tepat sasaran pelakasaan dilakukan disertai dengan pendampingan sekaligus untuk menumbuhkan motivasi masyarakat dan memelihara konsistensi serta sustainabilitas program.

2.3.1.2 Bentuk dan Fungsinya

(6)

fisik dan cacat mental, dan eks penyandang penyakit kronis. Sampai dengan tahun 2002 Program Bantuan Sosial Permanen semacam itu ditangani oleh pemerintah bekerjasama dengan unsur masyarakat melalui sistem panti dan non panti. Dari hasil pantauan dan analisa situasi selama itu ada beberapa masaalah antar lain:

1. Besar luas dan kompleksnya permasaalahan PMKS non potensial. 2. Masih sangat terbatasnya model pendekatan yang sesuai dengan

keberagaman suku bangsa kita.

3. Terbatasnya jangkauan pendekatan semacam itu.

4. Serta masih besarnya potensi masyarakat yang belum tergali dan didayagunakan secara optimal.

maka diperkenalkan model pendekatan baru yang dikenal dengan nama Bantuan Kesejahteraan Sosial Permanen (BKSP). Pendekatan baru ini memiliki beberapa ciri antara lain:

1. BKSP dilaksanakan dalam kemitraan dengan komponen masyarakat dalam bentuk Organisasi Sosial Masyarakat (Orsosmas).

2. Kemitraan oleh ORSOSMAS tersebut dalam bentuk lokal atau lembaga lokal atau kelompok binaan.

3. Anggota Orsosmas dimaksud akan berfungsi sebagai pendamping PMKS non potensial sasaran program sekaligus menjadi lembaga pelaksana program BKSP tersebut.

2.3.1.3 Sasaran Program BKSP 1. Sasaran Penyantunan

(7)

2. Dari keluarga miskin;

3. Tidak dan belum mendapatkan santuan permanen lainnya; 4. Sudah tidak mungkin lagi diberdayakan kembali;

5. Sebagai anggota masyarakat yang berdomisili di RT/RW setempat.

b. Penyandang cacat fisik dan atau mental, dengan kriteria: 1. Dari keluarga miskin;

2. Tidak sedang mendapatkan bantuan sosial permanen lain; 3. Sudah tidak mungkin untuk diberdayakan;

4. Sebagai anggota komunitas/masyarakat RT/RW setempat.

c. Penyandang gangguan kejiwaan (psikotik) terlantar dengan kriteria:

1. Berada didalam keluarga miskin: 2. Tidak sedang dalam perawatan medis; 3. Sudah tidak mungkin lagi disembuhkan;

4. Tidak sedang mendapatkan bantuan sosial permanen lainnya; 5. Sebagai anggota komunitas/masyarakat RT/RW setempat. d. Penyandang eks Penyakit Kronis terlantar dengan kriteria:

1. Berada didalam keluarga miskin;

2. Tidak sedang didalam perawatan medis; 3. Sudah tidak mungkin disembuhkan kembali;

4. Tidak sedang mendapatkan bantuan sosial permanent lainnya; 5. Sebagai anggota komunitas/masyarakat yang berdomisili di

(8)

a. Keluarga sasaran pelayanan sosial.

b. Masyarakat,yakni individu, kelompok, Orsosmas, LSM yang berada dilingkungan yang sama dengan sasaran pelayanan sosial.

c. Lembaga/Instansi terkait. d. Dunia usaha.

3. Sasaran Lokasi

Sasaran lokasi pelaksanaan program BKSP berada di provinsi, kabupaten dan kota yang memiliki data penduduk dan sasaran penyantunan serta adanya Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) untuk menjadi pelaksana kegiatan BKSP.

2.3.2 Bantuan Sosial Korban Bencana Alam

Indonesia juga dikenal sebagai salah satu Negara rawan bencana karena letak geografisnya sekaligus karena keanekaragamannya. Hal ini semakin menjadi kompleks dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi dibeberapa daerah seperti pulau Jawa dan Sumatra. Sebagai akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara daya dukung lingkungan dengan beban kebutuhan hidup penduduk. Ketidakseimbangan ekosistem tersebut mengakibatkan terjadinya berbagai bencana alam disertai dengan terjadinya risiko sosial ekonomi seperti pengungsi, hilangnya harta benda, kerusakan infra struktur pelayanan sosial publik, timbulnya berbagai macam penyakit pasca bencana dan lain-lain.

(9)

sendiri. Akibat terjadinya bencana alam menimbulkan kerugian aspek sosial dan ekonomi.

Program Bantuan Sosial untuk Korban Bencana Alam merupakan upaya perlindungan dan penyelamatan manusia sebagai sumber daya pembangunan dari risiko bencana alam tersebut. Program Bantuan Sosial untuk Korban Bencana Alam terdiri dari perangkat penangkal dan pencegahan Pra Bencana serta Penanggulangan saat terjadinaya bencana alam itu sendiri serta upaya pemulihan pasca terjadinya bencana. Oleh karena itu diperlukan upaya penanggulangan secara terencana untuk mencegah, menghindari dan mengatasi kejadian bencana alam semacam itu. Pada hakekatnya upaya penanggulangan bencana alam merupakan upaya aspek kemanusiaan untuk melindungi, menyelamatkan berbagai sumber daya pembangunan dari terjadinya bencana alam yang sebagian besar sebagai risiko ulah manusia sendiri. Selain beraspek kemanusiaan penanggulangan akibat bencana sekaligus juga merupakan upaya pemulihan kehidupan sosial ekonomi penduduk korban bencana alam tersebut untuk memulihkan dan atau mengembalikan kerugian harta benda, kerusakan infrastruktur, sarana sosial dan lain-lain.

2.3.2.1 Tujuan Program Bantuan Sosial Korban Bencana Alam

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial kepada masyarakat agar mampu tumbuh sikap dan tekad kemandirian di dalam upaya peningkatan sumber daya manusia Indonesia.

2. Memperluas jangkauan pelayanan sosial kepada masyarakat yang adil dan merata yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat. 3. Meningkatakan peran serta partisipasi aktif masyarakat secara

(10)

atas dasar kesetiakawanan sosial, gotong royong dan swadaya masyarakat.

2.3.2.2 Tugas dan Fungsi Bantuan Sosial Korban bencana Alam a. Prabencana

1. Melakukan pendataan daerah rawan bencana alam 2. Mengaktifkan Posko Tagana (Taruna Siaga Bencana)

3. Menyiapkan peralatan kesiapsiagaan penannggulangan bencana 4. Menyiapkan Buffer Stock Bantuan Kesiapsiagaan Penanggulangan

Bencana Alam 5. Pelatihan Tagana

6. Pembentukan dan Pengembangan Kampung Siaga Bencana (KSB) 7. Pemetaan Daerah Rawan Konflik

8. Pelatihan Tenaga Pelopor Perdamaian

9. Pembinaan Desa/Kelurahan Lokasi Program Keserasian Sosial 10. Penguatan akses Kearifan Lokal untuk mencegah konflik

b. Tanggap Darurat

1. Mengaktifkan sistem komunikasi dan informasi bencana 2. Kaji cepat kondisi korban bencana dengan kebutuhannya

3. Penyelamatan, pencarian dan evakuasi para korban bencana dari daerah bencana ke tempat aman bencana

4. Penampungan sementara dengan mendirikan tenda-tenda penampungan/pengungsian

5. Penyelenggaraan Dapur Umum Lapangan

6. Memberikan bantuan pangan berupa beras dan lauk pauk kepada korban bencana

(11)

8. Memberikan bantuan peralatan dapur keluarga

9. Memberikan pendampingan Psikososial bagi korban bencana yang trauma/stress di penampungan/pengungsian

c. Pasca Bencana

1. Merehabilitasi rumah penduduk yang mengalami rusak total/berat akibat bencana, rekontstruksi/pembangunan kembali rumah korban bencana, relokasi/pemukiman kembali penduduk yang bermukim di daerah rawan bencana alam ke tempat yang aman dari ancaman bencana, perbaikan sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana alam

2. Memberikan bantuan berupa bantuan Bahan Bangunan Rumah (BBR) kepada korban bencana yang rumahnya mengalami rusak total/berat 3. Resosialisasi : Memulihkan kondisi kehidupan korban bencana alam :

kedudukan sosial dan peranan sosial dalam suatu lingkungan, mata pencaharian, jaringan hubungan sosial, pemenuhan kebutuhan fisik, mental, sosial dan spiritual secara optimal

4. Rujukan : Proses pemberian bantuan kepada korban bencana alam agar mampu mengakses berbagai pelayanan atau sumber yang dibutuhkan untuk memulihkan dan meningkatkan kualitas kehidupan antara lain dengan pemberian Bantuan Sosial Pemberdayaan berupa usaha ekonomi produktif mikro dibidang perternakan, pertanian, pertukangan, perikanan. kerajinan tangan untuk home industri dan lain-lain.

(12)

6. Pemulihan Psikososial dan Rujukan bagi korban konflik sosial yang mengalami depresi

2.3.3 Bantuan Sosial Pemberdayaan

Program Bantuan Sosial Pemberdayaan merupakan bahagian upaya pemerintah merealisasikan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (2) yang menyatakan bahwa “Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat dn memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Program Bantuan Sosial Pemberdayaan ini mempunyai banyak bentuk dan dilaksanakan oleh banyak pihak baik pemerintah maupun unsur masyarakat swasta dari berbagai sektor pembangunan, seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dengan pemberian modal usaha yang disalurkan melalui perbankan. Adapun bentuk program yang dilaksanakan adalah Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) dengan penguatan modal usaha untuk memfasilitasi kelompok fakir miskin yang telah diwadahi dalam KUBE untuk mengelola Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan PNPM Mandiri. Secara struktur program Bantuan Sosial Pemberdayaan biasanya terdiri atas:

1. Identifikasi dan seleksi sasaran program. 2. Kepelatihan kegiatan bersangkutan.

3. Pemberian bantuan stimulan dan atau permodalan kerja. 4. Pendampingan dan bimbingan.

5. Monitoring evaluasi kegiatan program.

(13)

1. Kebijakan

Adalah kebijakan kebijakan publik dari pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat lemah dan tidak mampu melalui pendekatan pemberdayaan keluarga.

2. Tujuan

Program Bantuan Sosial Pemberdayaan adalah Program Bantuan pemerintah yang ditujukan kepada orang dan keluarga yang lemah dan atau tidak mampu yang memiliki potensi untuk berkembang atau dikembangkan agar menjadi pribadi atau keluarga yang maju dan mandiri dengan memberikan perlindungan jaminan sosial pemberdayaan.

2.3.3.2 Prosedur Operasional Pengelolaan

1. Program Jaminan Bantuan Sosial Pemberdayaan difokuskan kepada keluarga miskin atau yang tidak mampu namun masih berpotensi untuk berkembang dengan stimulan dan bantuan tertentu.

(14)
(15)

3.1 Simpulan

Bentuk bantuan sosial di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Jaminan Bantuan Sosial Permanen diarahkan kepada PMKS kategori fakir miskin dan anak-anak terlantar.

2. Jaminan bantuan Sosial kepada Korban Bencana seperti bencana banjir, bencana gempa bumi, bencana gunung meletus, bencana kebakaran dan lain-lain.

3. Program Jaminan Bantuan Sosial Pemberdayaan adalah ditujukan kepada para PMKS yang masih berpotensi untuk mengembangkan dirinya sendiri. Bantuan Sosial disini bersifat stimulan dan permodalan serta kepelatihan ketrampilan sesuaui dengan perminatan dan usaha kecil mikro yang sudah dikerjakannnya. Seperti Kube, PNPM Mandiri dan BLPS

Bantuan tersebut dimaksudkan agar masyarakat Indonesia menjadi lebih sejahtera dan dapat berfungsi sosial.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapakan mahasiswa telah mengerti dan memahami berbagai jenis bantuan sosial yang ada di Indonesia sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=23. 30 Maret 2015

Melalui:

http://jamsos.blogspot.com/2013/03/bantuan-sosial-permanen_8011.html. 30 Maret 2015

Melalui:

http://jamsos.blogspot.com/2014/03/komponen-bantuan-sosial-korban-bencana.html. 30 Maret 2015

Melalui:

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan permasalahan yang dikemukakan adalah (1) Bagaimanakah proses pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD Tahun 2015 pada DPPKA Kota

Untuk penerima BST, syaratnya tidak menerima PKH dan BPNT yang merupakan bantuan sosial yang telah disalurkan Pemerintah kepada masyarakat yang kurang mampu jauh

1. Bantuan sosial reguler, terdiri dari dua program yaitu; a) Program Keluarga Harapan (PKH) yang nilai anggarannya sebesar Rp.37,4 triliun dengan target sasaran semula 9,2

Dengan ini kami mengajukan Permohonan Bantuan Pemanfaatan Dana Program Pemberdayaan Pontren, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi pondok pesantren di Bidang

BPNT adalah bantuan sosial pangan dalam bentuk non tunai dari pemerintah (Kemensos) yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap bulan melalui mekanisme akun

Dalam buku ini, pembahasan difokuskan pada 25 program Government to Person (G2P), yang masuk dalam kategori: (i) bantuan pemerintah yang ditujukan untuk

Belanja Sosial Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, DAN

09 1.650.000.000 Bantuan Sosial Yang Tidak Dapat Direncanakan Sebelumnya Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB 1.000.000.000 Bantuan Sosial kepada Orang