• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN INDUCTIVE THINKING BE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN INDUCTIVE THINKING BE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAHRUR ROSYIDI | INDUCTIVE THINKING 1 MODEL PEMBELAJARAN

INDUCTIVE THINKING : BERPIKIR INDUKTIF

(MENGUMPULKAN, MENGORGANISASIKAN, DAN MEMANIPULASI DATA)

Initiators : Hilda Taba https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/

PENDAHULUAN

Hilda Taba bertanggung jawab atas sebagian besar istilah dalam strategi pembelajaran, dan pekerjaannya di Contra Costa School District memberikan contoh sebagai orang pertama yang membentuk strategi pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam menangani informasi. Bahkan, strategi dia menjadi tulang punggung dari seluruh kurikulum studi sosial.

Analisis berpikir Taba dari sudut pandang psikologis dan logis meyimpulkan bahwa: proses berpikir adalah hal psikologi dan karenanya memerlukan analisis psikologis

pula,sementara produk dan isi dari pemikiran harus dinilai menurut kriteria logis dan dievaluasi oleh aturan logika.

Taba mengidentifikasi tiga asumsi dalam berpikir:

1. Kemampuan berpikir dapat diajarkan

2. Berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan data.

Artinya dalam pengaturan kelas, materi pembelajaran menjadi tersedia untuk individu ketika dia melakukan operasi kognitif tertentu dan mengorganisir fakta-fakta ke dalam system konseptual.

a. Saling menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut

b. Menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dalam rangka membangun hipotesis

c. Memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu.

Pembelajar dalam hal ini, membantu proses internalisasi dan konseptualisasi berdasarkan informasi tersebut.

3. Proses pemikiran berkembang dengan rentetan yang “sah”.

Dia mengasumsikan bahwa, dalam rangka menguasai ketrampilan berpikir tertentu, konsep yang sebelumnya harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutannya tidak dapat di bolak-balik.

(2)

BAHRUR ROSYIDI | INDUCTIVE THINKING 2

PEMBENTUKAN KONSEP

Tahap ini mencakup (1) mengidentifikasi dan menyebutkan satu persatu data yang relevan dengan masalah, (2) mengelompokkan item berdasarkan kesamaan, dan (3)

mengembangkan kategori dan label untuk kelompok. Untuk melibatkan para siswa dalam kegiatan ini, Taba menciptakan pembelajaran bergerak dalam bentuk pertanyaan.Tujuan dari strategi ini adalah untuk mendorong siswa memperluas sistem konseptual dengan cara memproses informasi.

Tabel 3-1 Pembentukan Konsep AKTIVITAS TERBUKA OPERASI MENTAL

TERSEMBUNYI

PERTANYAAN-PERTANYAAN PANUNTUN 1. Menyebutkan satu

persatu &

memasukkan ke daftar

Mengkategorikan Pembedaan

(Identifikasi item yang terpisah)

Apa yang kamu lihat? Dengar? Catat?

2. Mengelompokkan Identifikasi sifat-sifat umum, penyimpulan.

Apa yang menjadi

kesamaan? Berdasarkan kriteria apa?

3. Memberi label Menentukan urutan hirearki dai item, super-ordinat dan sub-ordinat.

Bagaimana kamu menamai kelompok ini? Termasuk apa?

INTERPRETASI DATA.

Strategi pengajaran Taba yang kedua (penafsiran data) dibangun di sekitar operasi mental

yang ia sebut sebagai menafsirkan, menyimpulkan, dan menggeneralisasi. Tabel 3-2

menunjukkan kegiatan terbuka dan kegiatan tersembunyi yang terlibat dalam interpretasi

data dan pertanyaan-pertanyaan guru bisa digunakan untuk mengarahkan pada kegiatan.

Seperti dalam kasus strategi pembentukan konsep, strategi interpretasi data didorong oleh pertanyaan yang dimunculkan guru.

Tabel 3-2 Interpretasi data AKTIVITAS TERBUKA OPERASI MENTAL

TERSEMBUNYI

PERTANYAAN-PERTANYAAN PANUNTUN 1. Identifikasi poin Membedakan. Apa yang kamu perhatikan?

Lihat? Temukan? 2. Menjelaskan item dari

identifikasi informasi

Menghubungkan satu poin dengan lainnya.

Menentukan hubungan sebab akibat.

Apa yang terjadi?

3. Membuat kesimpulan Melampaui apa yang diberikan.

Menemukan implikasi, meramalkan kemungkinan.

Apa artinya? Apa gambaran yang tercipta dalam

(3)

BAHRUR ROSYIDI | INDUCTIVE THINKING 3 PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP.

Strategi pengajaran ketiga Taba adalah bahwa penerapan prinsip untuk menjelaskan fenomena baru (memprediksi konsekuensi dari kondisi yang telah ditetapkan).

Tabel 3-3 Aplikasi Prinsip AKTIVITAS TERBUKA OPERASI MENTAL

TERSEMBUNYI

PERTANYAAN-PERTANYAAN PANUNTUN 1. Prediksi konsekuensi

Menjelaskan fenomena yang tidak biasa. Membuat hipotesa.

Menganalisa kondisi dari suatu masalah atau situasi. Mendapatkan situasi yang relevan.

Apa yang terjadi jika...?

2. Menjelasan dan/atau mendukung prediksi dan hipotesa.

Menentukan hubungan sebab akibat untuk

memprediksi atau menarik hipotesa.

Bagaimana menurutmu ini akan terjadi?

3. Membuktikan prediksi Menggunakan prinsip logis atau pengetahuan faktual untuk menentukan

kebutuhan dan kondisi yang cukup.

Apakah ini benar atau hanya kemungkinan benar?

SYNTAX

Tiga strategi mengajar ini hampir serupa satu sama lain, pembentukan konsep, interpretasi data, aplikasi prinsip atau ide. Dalam beberapa kasus, strategi melibatkan aktivitas yang jelas dimana siswa harus melewati operasi tersembunyi untuk menampilkan aktivitas. Selanjutnya bagian dari aktivitas membentuk kalimat dari strategi mengajar dan disertai dengan alasan pokok yang mendasari proses mental

SISTEM SOSIAL

Pada ketiga strategi, atmosfir kelas saling bekerjasama dan konsentrasi. Sejak guru

memulai fase inisiasi, dan serentetan dari aktivitas secara perlahan guru memulai kontrol

posisi melalui berfikir kooperatif.

PRINSIP REAKSI

Taba menyediakan panduan yang cukup jelas bagi guru untuk merespon tiap fase. Dalam

mencocokkan setiap pertanyaan atau perpindahan ke tugas kognitif khusus dengan

(4)

BAHRUR ROSYIDI | INDUCTIVE THINKING 4 memproses informasi dan kemudian menggunakan pertanyaan yang tepat. Tugas utama

guru adalah membuat siswa siap dengan pengalaman baru dan pengetahuan baru.

Sistem Pendukung

Srategi ini dapat digunakan dalam kurikulum yang memiliki banyak data yang perlu disusun.

DAMPAK-DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN PENGIRING

Model pembelajaran berpikir dalam penerapannya akan membawa dampak instruksional dan juga dampak pengiring yaitu;

No Dampak instruksional Dampak pengiring

1 Informasi, konsep, ketrampilan, pembentukanhipotesis

Spirit penelitian

2 Proses-proses pembentukan konsep Kesadaran atas sifat pengetahuan 3 Konsep dan system konseotual dan

penerapannya

Berpikir logis

PEMBAHASAN

Karena masing-masing strategi mengajar Taba dibangun pada mental khusus, atau kognitif, tugas, aplikasi utama dari model adalah untuk mengembangkan kapasitas berfikir. Namun, dalam pengembangan kapasitas belajarnya dalam pembelajaran, strategi ini mengharuskan siswa untuk mencerna dan memproses sejumlah besar informasi. Lebih jauh, meskipun strategi ini dikembangkan secara khusus pada masa pembentukan kurikulum studi sosial, strategi-strategi ini dapat dengan mudah diaplikasikan pada sejumlah besar kurikulum lainnya. Faktanya, ada begitu banyak contoh dari strategi induktif yang digunakan dalam kurikulum sains, kurikulum bahasa Inggris, dan program-pragram lainnya yang tidak berdasarkan wilayah pembelajaran spesifik. Dalam banyak kasus, tidak perlu untuk menekankan pada hasil akhir, karena penekanannya adalah pada proses daripada konten.Model pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Model ini membutuhkan pembelajar yang terampil bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah pembelajar akan membimbing pebelajar (siswa) membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini sangat tergantung pada ketrampilan pembelajar dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana pembelajar harus menjadi pembimbing yang akan membuat pebelajar berpikir.Tugas pembelajar dalam model pembelajaran ini,

- Memberikan tanggapan dan respon di setiap tahap pembelajaran,

- Memberikan instruksi yang optimal

- Memonitor bagaimana pebelajar memproses informasi dan kemudian mengajukan pertanyaan yang relevan (tugas mental utama pembelajar).

(5)

BAHRUR ROSYIDI | INDUCTIVE THINKING 5 adalah pengumpulan dan penyaringan informasi tanpa henti, pembangunan gagasan, penciptaan hipotesis untuk dieksplorasi dalam upaya memahami hubungan-hubungan yang lebih baik atau menyediakan solusi untuk berbagai masalah dan perubahan pengetahuan menjadi ketrampilan yang memiliki aplikasi praktis. Model ini dapat disesuaikan dengan gaya pembelajaran yang diinginkan. Hunt, Joyce, Greenwood, Noy, Reid dan Weil (1981) mengeksplorasi proses-proses pada siswa yang relative kaku dan siswa yang fleksibel; mereka menemukan bahwa dua jenis siswa ini mampu melibatkan diri dalam proses induktif meski siswa-siswa yang fleksibel memang memperoleh hasil yang lebih besar pada

awalnya. Yang penting mereka menemukan bahwa praktik dan pelatihan meningkatkan efektifitas dan bahwa siswa-siswa tadi dapat belajar menerapkan kegiatan induktif secara mandiri. Tidak semua bahkan tidak banyak pembelajar yang menggunakan model

pembelajaran berpikir induktif karena banyak diantara mereka yang mengkhawatirkan apabila konsentrasi pada model berpikir akan merintangi penguasaan siswa terhadap isi/materi pembelajaran.

PENUTUP

 Model berpikir induktif ini relative memiliki struktur yang jelas, yaitu peran-peran pembelajar sesuai dengan tahap-tahap yang telah ada, sistem sosial yang berpusat pada pembelajar, pebelajar secara kooperatif (kerjasama), dan sistem dukungan yang mengharuskan sumber-sumber data mentah yang belum digolongkan.

 Relevansi ini sebenarnya cukup erat, dan pembelajar seharusnya membuat suatu rancangan tentang strategi induktif sebagai dasar perangkat pembelajaran, sehingga terbiasa dan melatih pebelajar berpikir kritis dan juga memudahkan pembelajar dalam membuat RAP.

DAFTAR PUSTAKA

Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of Teaching (2nd). USA: Prentice-Hall, Inc.

Gambar

Tabel 3-1 Pembentukan Konsep
Tabel 3-3 Aplikasi Prinsip

Referensi

Dokumen terkait

dengan peserta didik kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran. konvensional (ceramah dan diskusi) setelah pada pengukuran

Subjek merasa ayahnya seorang otoriter dan dogmatik sehingga tidak mau menerima keinginan dan pendapat subjek, sedangkan ibunya hanya mengikuti keinginan ayah subjek, sehingga

Untuk mendukung pembuatan Situs Pengembangan Model ini yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP.NET dan web authoring tool Macromedia Dreamweaver MX, penulis

ANALISIS KAJIAN PENERAPAN KEAMANAN MAKANAN YANG BERIMPLIKASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI PT.. SODEXO INDONESIA (STUDI KASUS DI JAKARTA INTERNATIONAL SCHOOL

Analisis Kinerja dan Implementasi Algoritma Kompresi Arithmetic Coding Pada File Text dan Citra Digital.. Medan, Indonesia: Universitas

Analyse de contribution de l’obtention de l’acquisition des connecteurs logiques envers la compétence de faire une rédaction argumentative ………

Untuk dapat mendukung fungsi utama terminal Depok, diperlukan sarana informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai terminal tersebut dan yang terpenting adalah informasi

Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orangtua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengakibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan