38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih adalah SD N Pandean 02 yang berlokasi di Desa Pandean Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Lokasi sekolah berada di kelurahan Pandean, walaupun berada di depan jalan raya pedesaan tetapi sekolah ini jauh dari kebisingan kendaraan bermotor, di jalanan depan sekolah tumbuh pohon-pohon rindang, beberapa hal ini membuat sekolah menjadi tempat yang nyaman untuk belajar. SD N Pandean 02 merupakan salah satu sekolah dasar yang mendapat peringkat tinggi di kecamatan Ngablak, bahkan dalam nilai ujian nasional sekolah ini sudah beberapa tahun mendapatkan peringkat rata-rata UN tertinggi.
Alasan peneliti memilih SD N Pandean 02 karena belum pernah ada yang melakukan penelitian di sekolah ini dan SD ini merupakan salah satu sekolah yang berprestasi di kecamatan Ngablak. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut, motivasi dan hasil belajar siswa kelas V masih kurang maksimal.Maka dari itu peneliti ingin meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di SD N Pandean 02.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipasif
39 3.2Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2014/2015 dan dilakukan secara bertahap. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei tahun 2015.
3.3Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:61). Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Pada penelitian ini telah ditentukan 3 variabel, yaitu variabel bebas atau variabel independen dan 2 variabel terikat atau dependen.
a.Variabel independen ( X )
Menurut Sugiyono (2011:61) variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat.Variable bebas pada penelitian ini yaitu model Cooperative Learning Tipe TAI(Team Assisted Individualization).Model pembelajaran ini merupakan tim yang dibentuk dari siswa dengan reward untuk tim yang mendapatkan skor tertinggi sehingga suasana belajar lebih menyenangkan.
b. Variabel dependen ( Y )
40
tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
3.4 Rancangan Prosedur Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yaitu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya,Hardjodipuro (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:7).
Menurut Suroso (2009: 30) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
Menurut Arikunto (2009: 2) penelitian tindakan kelas secara harfiah yaitu penelitian itu sendiri mempunyai arti yaitu suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Menurut Arikunto, (2009: 17) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas yaitu:
1. Perencanaan ( Planning )
41
rencana tindakan perlu disusun untuk menguji secara empirik dari ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan. Langkah-langkah yang akan dilakukan perlu direncanakan secara rinci sehingga benar-benar dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan.
2. Tindakan ( Acting )
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan di kelas. Jenis tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas hendaknya selalu didasarkan atas perkembangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh, berupa peningkatan kinerja dan hasil program, adalah optimal. Selain itu tindakan dilaksanakan sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan kurikulum dan kegiatan belajar-mengajar di kelas.
3. Pengamatan ( Observing )
Kegiatan pengamat dilakukan oleh pengamat. Sambil melakukan pengamatan, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Pengamatan dilakukan karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses berupa perubahan kinerja pembelajaran.
4. Refleksi ( Reflecting )
42
Keempat tahapan tersebut merupakan daur berulang yang berhubungan, keempatnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
SIKLUS PELAKSANAAN PTK
Gambar 2: Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Suharsimi Arikunto
2. Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan masalah yang ada di pra siklus pada siklus 1 guru merencanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ( Teams Assisted Individualization ). Rencana yang dipersiapkan pada pertemuan 1 adalah sebagai berikut:
1. Membuat RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran).
2. Menyiapkan materi bacaan yang menjadi bahan diskusi dari Buku Paket Sains untuk SD/MI Kelas V penerbit Erlangga, menyiapkan bahan untuk mengajar. 3. Memberi penjelasan kepada observer mengenai penerapan model pembelajaran
43
4. Mempersiapkan jumlah kelompok diskusi yaitu 4 kelompok untuk 1 subtopik dari 1 topik yang sama dengan jumlah 4-5 siswa setiap anggota kelompoknya. 5. Mempersiapkan ruangan kelas untuk presentasi masing-masing kelompok
berdiskusi.
6. Menyiapkan soal tes untuk evaluasi siklus 1 7. Membuat lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus 1 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sesuai RPP yaitu sebagai berikut:
Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal:
a) Mengawali kegiatan mengajar dengan mengkondisikan siswa pada situasi mengajar yang kondusif
b) Menyampaikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan, termasuk menginformasikan belajar kelompok.
c) Guru memberikan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan
2. Kegiatan Inti: Eksplorasi
1. Siswa diberikan pertanyaaan tentang materi yang akan dipelajari yang menyangkut dengan kehidupan sehari-hari
2. Dilakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran, kemudian guru mencatat jawaban siswa di papan tulis.
3. Guru membagikan materi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajarinya.
Elaborasi
44
2. Siswa mendapatkan kuis dari guru secara individual untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
3. Secara heterogen siswa dibagi kedalam 4 kelompok untuk berdiskusi. Setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
4. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
5. Pada saat siswa melakukan kegiatan kelompok,guru mengawasi dan membimbing siswa dengan cara guru mendatangi setiap kelompok secara bergantian.
6. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami.
Konfirmasi
1. Guru memberikan penekanan pada hal – hal yang belum dipahami siswa.
2. Siswa diminta untuk merefleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Kegiatan Akhir:
Guru memberikan tambahan untuk persiapan presentasi (diskusi klasikal) pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2 1. Kegiatan Awal:
45
a. Siswa per kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian dengan ruangan yang diatur guru dan langkah – langkahnya.
b. Kelompok lain menanggapi kelompok presentator dengan bertanya, berpendapat, menyanggah, dan memberikan komentar.
c. Kelompok memberi kesimpulan dan guru memberikan tambahan penjelasan.
d. Setelah semua kelompok selesai presentasi, Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
e. Siswa secara individual mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru. f. Siswa mengumpulkan hasil tes kepada guru.
g. Hasil tes siswa dikoreksi secara bersama oleh guru dan siswa.
h. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
3. Kegiatan Akhir:
Guru dan siswa meriview materi pembelajaran yang telah tersampaikan. c. Pengamatan
Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru siklus 1 ini dilakukan oleh observer . Pengamatan di siklus 1 ini dilakukan terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran guna mengetahui kelebihan dan kekurangannya, serta untuk mendapatkan saran dan masukan dari observer. Selain itu juga untuk melihat hasil belajarnya sebagai dampak dari aktivitas belajar yang dilakukan.
d. Refleksi
46 3. Siklus 2
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan masalah yang ada di siklus 1 maka pada siklus 2 guru merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ( Teams Asssited Individualization ). Rencana yang dipersiapkan pada pertemuan 1 adalah sebagai berikut:
1. Membuat RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran).
2. Menyiapkan materi bacaan yang menjadi bahan diskusi dari Buku Paket Sians untuk SD/MI kelas V penerbit Erlangga, menyiapkan lembar soal untuk diskusi 3. Memberi penjelasan kepada observer mengenai penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI ( Teams Asssited Individualization ).
4. Mempersiapkan jumlah kelompok diskusi yaitu 4 kelompok untuk mendiskusikan jawaban teman kelompok.
5. Mempersiapkan ruangan kelas untuk presentasi masing-masing kelompok, serta mempersiapkan aturan dan langkah-langkah presentasi.
6. Menyiapkan soal tes untuk evaluasi siklus II 7. Membuat lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus 1 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sesuai RPP yaitu sebagai berikut:
Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal:
a. Siswa menyimak dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru tentang materi sebelumnya.
47 2. Kegiatan Inti:
a. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dimana 1 kelompok diisi 4-5 orang.
b. Siswa diberikan materi untuk dipelajari dan lembar soal untuk dikerjakan secara individual.
c. Siswa berkelompok untuk mendiskusikan masing-masing jawaban individu untuk bahan presentasi.
d. Siswa melakukan diskusi kelompok dan mengerjakan lembar soal serta menyatukannya menjadi perangkat presentasi.
3. Kegiatan Akhir:
Guru memberikan tambahan untuk persiapan presentasi (diskusi klasikal) pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2 1. Kegiatan Awal:
Guru menyampaikan langkah-langkah presentasi 2. Kegiatan Inti:
a. Siswa per kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian dengan ruangan yang diatur guru dan langkah – langkahnya.
b. Kelompok lain menanggapi kelompok presentator dengan bertanya, berpendapat, menyanggah, dan memberikan komentar.
c. Kelompok memberi kesimpulan dan guru memberikan tambahan penjelasan. d. Setelah semua kelompok selesai presentasi, Guru memberikan kuis kepada
siswa secara individual.
e. Siswa secara individual mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru. f. Siswa mengumpulkan hasil tes kepada guru.
g. Hasil tes siswa dikoreksi secara bersama oleh guru dan siswa.
48 3. Kegiatan Akhir:
Guru dan siswa meriview materi pembelajaran yang telah tersampaikan. c. Pengamatan
Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa siklus tindakan kelas 2 ini dilakukan oleh reflektor . Pengamatan di siklus 2 ini dilakukan terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran guna mengetahui kelebihan dan kekurangannya, serta untuk mendapatkan saran dan masukan dari reflektor. Selain itu juga untuk melihat hasil belajarnya sebagai dampak dari aktivitas belajar yang dilakukan. d. Refleksi
49 3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya:
1. Observasi
Metode observasi yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan keseluruhan alat indera. Metode ini digunakan dalam mengamati proses belajar mengajar, khususnya aktivitas guru.
2. Dokumentasi
Tehnik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yaitu hasil tes belajar siswa. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang nilai hasil belajar.Selain itu juga diambil foto sebagai dokumentasi proses pembelajaran kegiatan guru dan siswa pada masing-masing siklus.
3. Angket Motivasi Siswa
50 4. Tes
Adalah cara yang dipergunakan atau prosedur (yang perlu di tempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas baik berupa pertanyaan yang harus dijawab atau serangkaian perintah untuk dikerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai (Anas sudijono 1995). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar terhadap materi yang telah dipelajari dan dilakukan sebagai evaluasi tiap siklusnya.
3.7 Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136), instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang di gunakan untuk memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan dari para responden yang di lakukan dengan pola pengukuran yang sama dan skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang sesuatu gejala/fenomena pendidikan. (Sugiyono 2006 ) .Agar lebih terarah diperlukan kisi-kisi.
1. Lembar observasi aktivitas guru
Lembar observasi dilakukan sebagai pedoman untuk melakukan pengamatan yang ditujukan untuk mendapatkan data yang diinginka oleh peneliti Lembar observasi untuk aktivitas belajar guru berisi aspek-aspek aktivitas guru yang disusun peneliti pada tahap perencanaan penelitian. Penskoran observasi aktivitas guru menggunakan skala likert sebagai berikut :
1. Skor 1 jika pernyataan tersebut kurang dilakukan oleh guru 2. Skor 2 jika peryataan tersebut cukup dilakukan oleh guru 3. Skor 3 jika peryataan tersebut baik dilakukan oleh guru
51 Kriteria Penilaian :
No. Skor Kategori
1 113 – 132 Sangat baik
2 93 – 112 Baik
3 73 – 92 Cukup
52 2. Tes Hasil Belajar
Tes adalah serentetan pertanyaan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu. Tes dalam hal ini peneliti juga menjadikan sebagai instrumen penelitian. Untuk instrumen tes digunakan pada tes terhadap hasil belajar tentang gaya gesek.
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen soal siklus 1
KD indikator No soal
Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda(kasar, halus)
1,2,5 Pilihan ganda
Menjelaskan pengertian gaya gesek
7,10,24
Menghubungkan
pengertian gaya gesek dengan suatu peristiwa sehari-hari
3,8,11
Menyebutkan manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari
,13,15,16,17 ,19,21,23
Menyebutkan benda-benda yang memperbesar gaya gesek
4,6,9,12,14, 18,20,22,25
53 Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen soal siklus 2
KD indikator No soal
Menyebutkan contoh
peristiwa cara
memperbesar gaya gesek
1,2,6,7 Pilihan ganda
Mengidentifikiasi
kerugian adanya gaya gesek
3,9,11,13, 17,18,21,2 4
Mengidentifikiasi benda-benda yang mengurangi gaya gesek
4,5,8,10,1 2,14
Menyebutkan contoh
peristiwa cara
memperkecil gaya gesek
15,16,19,2 0,22,23,25
Jumlah soal 25
1. Angket Motivasi Siswa
54
dikembangkan ke dalam indikator-indikator dan selanjutnya dijabarkan menjadi butir-butr pertanyaan. Angket yang telah dipersiapkan dibagikan kepada semua siswa, kemudian diisi oleh siswa.
Angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA pelaksanaan penerapan model cooperative learning tipe TAI dalam pembelajaran materi gaya gesek. Instrumen peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya gesek dengan metode pembelajaran tipe TAI dengan tipe pilihan yang berisi pertanyaan yang dilengkapi dengan jawaban berskala likert. Setiap butir pertanyaan dilengkapi dengan alternatif jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS). Skor yang diberikan pada pilihan tersebut tergantung pada penilai, asal penggunaannya konsisten (Sudjana, 2009: 80). Skor untuk pertanyaan positif dan pertanyaan negatif adalah kebalikannya
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar siswa
No Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
Soal Senang bekerja mandiri 16, 17, 18,
19 Tidak mudah melepas hal
55 3.8 Validitas dan Reabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002: 144). Validitas adalah salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik. Untuk dapat menentukan apakah suatu tes hasil belajar telah memiliki validitas atau daya ketepatan mengukur, dapat dilakukan dari dua segi, yaitu : dari segi tes itu sendiri sebagai totalitas, dan dari segi itemnya, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tes tersebut (Sudijono,1996). Menurut Saifuddin Azwar (2001:5) validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh manan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya.
Sudjana (1989:12) mengemukakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu\ instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2003:137).
Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima.
56
Hasil Validitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan Siklus II
Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan uji validitas, uji reliabilitas dan tingkat kesukaran soal. Instrumen tes siklus 1 dan siklus 2 dilakukan di SD Negeri Keditan 1. Uji instrumen siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin 2 Maret 2015 sedangkan uji instrumen siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa 3 Maret 2015 di SD yang sama.Berikut ini adalah tabel uji validitas instrumen tes untuk masing-masing siklus.
Tabel 3.4
Hasil Validitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I
KD Indikator No soal
siklus 1
Soal Valid Soal Tidak Valid
Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda(kasar, halus)
1,2,5 1,2 5
Menjelaskan pengertian gaya gesek
7,10,24 7,24 10
Menghubungkan
pengertian gaya gesek dengan suatu peristiwa sehari-hari
3,8,11 3,8,11 -
57 Tabel 3.5
Hasil Validitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus II
KD Indikator No soal
Menyebutkan contoh peristiwa cara memperbesar gaya gesek
1,2,6,7 1,6,7 2
Mengidentifikiasi kerugian adanya gaya gesek
Menyebutkan contoh peristiwa cara
Tabel 3.5 menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid untuk soal pada siklus I yang sudah di uji validitasnya melalui SPSS 20 for windows. Pada siklus I dari 25 soal terdapat 21 soal yang valid dan 4 soal yang tidak valid. Sedangkan tabel 3.6 menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid untuk soal pada siklus I yang sudah di uji validitasnya melalui SPSS 20 for windows pada siklus II dari 25 soal terdapat 20 soal yang valid dan 5 soal yang
58
Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Siswa
Hasil tabel uji validitas angket motivasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.6
Hasil Uji validitas Instrumen Angket Motivasi Siswa
No Variabel Indikator Pernyataan Soal
Valid
tugas- tugas rutin
21, 23, 24 22, 25 21,23,24 22, 25
Tabel 3.7 menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid untuk instrumen angket motivasi belajar siswa yang sudah di uji validitasnya melalui SPSS 20 for windows. Pada uji validitas ini dari 40 soal terdapat 32 soal yang valid dan 8 soal yang tidak valid. Setelah diuji kevaliditasan soal angket motivasi belajar siswa selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas.
2. Reliabilitas
59
dilakukan dengan bantuan spss 20 for windows. Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari harga r pada tabel product moment maka tes
tersebut reliable. Menurut Kaplan dalam Widoyoko(2009) suatu isntrumen dikatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Untuk menentukan bersarnya koefisien reliabilitas penelitian ini mengacu pada kriteria tingkat reliabilitas yang dikemukakan oleh Masidjo dalam Widoyoko Eko Putro(2012) yang menentukan kriteria tingkat reliabilitas sebagai berikut :
Tabel 3.9
Keriteria reliabilitas instrumen
Koefisien korelasi Kualifikasi
0.91-1.00 Sangat tinggi
0.71-0.90 Tinggi
0.41-0.70 Cukup
0.21-0.40 Rendah
Negatif-0.20 Sangat rendah
60
Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus I, Siklus II dan angket motivasi Reliabilitas untuk soal siklus I dan II bisa ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan Siklus II
Reliabilitas Cronbach’s Alpha
N of items
Siklus I 940 21
Siklus II 929 20
Angket 967 32
Berdasarkan table 3.7, penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach’s Alpha pada soal siklus I sebesar 940 dari 21 item yang diuji. Untuk Cronbach Alpha soal siklus II sebesar 929 dari 20 item yang diuji. Sedangkan Cronbach’s
Alpha pada angket motivasi siswa sebesar 967 dari 32 item yang diuji.Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsistensi untuk diujikan kapan saja instrument tersebut disajikan. Hasil 𝑟11 yang didapat dari perhitungan dibandingkan dengan harga r tabel product moment. Harga r tabel pada siklus I diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika 𝑟11 >
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment dengan taraf signifikansi 5% dan n = 21 diperoleh r tabel =
0, 433. Karena 𝑟11 >𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal siklus I tersebut reliable dan masuk dalam reliabilitas sangat tinggi.
Selanjutnya harga r tabel pada siklus II diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment dengan taraf signifikansi 5% dan n = 20 diperoleh r tabel = 0, 444. Karena 𝑟11 >𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal siklus II tersebut reliable dan masuk dalam reliabilitas sangat tinggi.
61
dikatakan butir soal angket motivasi siswa tersebut reliable dan masuk dalam reliabilitas sangat tinggi.. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
Setelah diuji kevaliditasan soal selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas.Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas soal.
3. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf kesukaran adalah:
Js
B
P (Suharsimi Arikunto, 2001: 208) Dengan: P : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut: - Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar
- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang - Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah - Berikut hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal:
Tabel 3.11
Analisis Soal Taraf Kesukaran Siklus I dan Siklus II
No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah
1
I
Sukar 12, 13, 20, 23 4
2 Sedang 1,3,4,6,7,9,10,11,15,17,18,19,21,22,24 15
3 Mudah 2,5,8,14,16,25 6
No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah
1
II
Sukar 3,11,18 1
2 Sedang 4,5,6,7,8,9,13,14,15,17,20,22,23,24,25 18
62
Contoh perhitungan taraf kesukaran untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
P Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
P Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal sebagai berikut:
63
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Analisis Daya Beda Soal Siklus I dan Siklus II
No Siklus Kriteria No. Butir Soal Jumlah
1 I Sangat
baik
3,4 2
2 Baik 1,2,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,
17,18,19,20,21,22,24,25
22
3 Sedang 23 1
4 Jelek - -
5 Sangat
buruk
- -
No Siklus Kriteria No. Butir Soal Jumlah
1 II Sangat
baik
2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16, 17,18,19,20,21,22,23, 24,25
24
2 Baik 1 1
3 Sedang - -
4 Jelek - -
5 Sangat
buruk
- -
64 3.9 Teknik Analisis Data
1. Teknik analisis data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti merefleksikan hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa didalam kelas. Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ada dua macam yaitu:
a. Data kuantitatif
Analisa data secara kuantitatif berupa analisis statistik deskriptif. Analisis deskriptif adalah bagian statistik yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Dengan demikian analisis data deskriptif ini hanya berhubungan dengan hal yang menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Analisis datanya berupa susunan angka-angka yang memberikan gambaran tentang data yang disajikan dalam bentuk tabel atau diagram.
b. Data kualitatif
Teknik analisa data kualitatif mengacu pada model analisis yang dilakukan dalam tiga komponen yang berurutan. Teknik analisis kualitatif mengacu pada metode analisis yang dilakukan dalam tiga komponen yang berurutan yaitu:
a. Reduksi data
Proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan mengabstraksikan data mentah menjadi informasi.
b. Paparan data
Data–data hasil reduksi kemudian dipaparkan dalam bentuk paragraf– paragraf yang saling berhubungan (narasi) yang diperjelas melalui matriks, grafik dan diagram. Pemaparan data berfungsi untuk membantu merencanakan tindakan selajutnya.
c. Verifikasi atau pengambilan keputusan
65
dengan mempertimbangakan perbedaan atau persamaaan, penjelasan, dan gambar data seluruhnya.
2. Analisis data hasil belajar siswa
Data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa data kuantitatif yaitu tentang data hasil kompetensi siswa yang disajikan dalam bentuk skor nilai atau angka, maka menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Sugiyono (2010:29) mengemukakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Menurut Sri Wening (1996:74) pengolahan data kompetensi dilakukan dengan membuat suatu distribusi nilai dan selanjutnya dicari besarnya indeks tendensi sentral suatu distribusi. Indek tendensi sentral yang banyak digunakan adalah mean, median, modus dan simpangan baku (standard deviation). Berdasarkan pada bentuk distribusi nilai maka dapat dibuat suatu interpretasi tentang pencapaian kompetensi siswa. Untuk menghitung nilai rata-rata (mean) dari seluruh siswa, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
66
Agar lebih memudahkan untuk memahami data hasil kompetensi siswa berdasarkan kriteria ketuntasan minimal disajikan berdasarkan dua kategori yaitu tuntas dan belum tuntas. Berikut kriteria ketuntasan yang sudah ditentukan.
Kriteria Ketuntasan Minimal
Nilai Kategori < 75 Belum Tuntas
≥ 75 Tuntas
Keterangan :
Jika nilai yang diperoleh siswa kurang dari 75 maka siswa dikatakan belum tuntas.
Jika nilai yang diperoleh siswa lebih dari atau sama dengan 75 maka siswa dikatakan tuntas.
3. Analisis data angket motivasi siswa
Instrumen angket pada penelitian ini untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada pelaksanaan pembelajaran gaya gesek dengan menerapkan model cooperatif learning tipe TAI. Hasil data dari instrumen angket tersebut kemudian diklasifikasikan dalam kategori, dengan langkah perhitungan sebagai berikut :
Instrumen peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya gesek dengan metode pembelajaran tipe TAI dengan tipe pilihan yang berisi pertanyaan yang dilengkapi dengan jawaban berskala likert. Setiap butir pertanyaan dilengkapi dengan alternatif jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS). Skor yang diberikan pada pilihan tersebut tergantung pada penilai, asal penggunaannya konsisten (Sudjana, 2009: 80). Skor untuk pertanyaan positif dan pertanyaan negatif adalah kebalikannya seperti tampak dalam contoh dibawah ini:
Pertanyaan Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
Positif 4 3 2 1
67
Motivasi belajar diperoleh dari pemberian angket motivasi kepada siswa yang berisi 32 pertanyaan.
Untuk menghitung prosentase motivasi belajar setiap indikator, caranya sebagai berikut :
P = ∑𝑠𝑘𝑜𝑟𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
∑𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑜𝑎𝑙𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟× 100%
Untuk menghitung motivasi belajar siswa secara keseluruhan, caranya sebagai berikut :
P =∑𝑠𝑘𝑜𝑟𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
∑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 × 100%
Keterangan:
P : Persentase motivasi siswa
Kriteria persentase angket motivasi siswa : 80%≤P ≤100% = Sangat baik
65%≤P < 79,99% = Baik
65%≤P < 64,99% = Cukup baik
40%≤P < 64,99% = Rendah
0 %≤P < 39,99% = Sangat rendah
68 4. Analisis Data Hasil Lembar Observasi
Untuk mengetahui kwalitas pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru digunakan lembar observasi. Dalam teknik menganalisis data hasil observasi aktivitas guru digunakan teknik statistik deskriptif yaitu dengan penyajian berupa data tabel, dengan perhitungan rata-rata dan presentase. Observasi aktivitas guru dalam metode pembelajaran TAI(Team Assisted Individualization)diberikan empat nilai penilaian, yaitu 1=Kurang, 2 = Sedang, 3
= Baik, 4 = Sangat baik. Kemudian dihitung persentase kemudian ditentukan predikatnya dengan ketentuan :
1) Menentukan skor minimal, yaitu 1 x jumlah soal 2) Menentukan skor maksimal, yaitu 4 x jumlah soal 3) Memberikan skor pada tiap-tiap butir pengamatan 4) Kemudian skor keseluruhan diakumulasikan 5) Menghitung persentase gambaran aktivitas guru :
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100%
Kategori Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran 71 – 80% = Baik sekali
69 3.10 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang digunakan peneliti untuk mengukur tumbuhnya motivasi belajar siswa, adalah :