24
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian PTK memiliki
tujuan untuk mengkaji, merefleksi secara kritis segala realitas, kendala, problematika
dan implikasi dari kegiatan belajar dengan pendekatan tindakan kelas (siklus belajar),
yang diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN Mangunsari 02 Salatiga,
yang dilakukan secara berkolaborasi dengan guru kelas yang mengajar mata pelajaran
IPA.
3.2Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02
Salatiga tahun ajaran 2013/2014.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Maret – Mei 2014, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: penyusunan proposal penelitian, identifikasi masalah pembelajaran
di SDN Mangunsari 02 Salatiga, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan, dan pelaporan hasil penelitian.
3.2.3 Karakteristik dan Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Mangunsari 02 Salatiga. Usia
siswa pada kelas ini rata-rata antara 9-10 tahun. Perkembangan kognitif anak pada
usia ini menurut Piaget (Bringuier, 1980: 110), memiliki beberapa karakteristik
antara lain: kemampuan mengelompokkan sesuatu sesuai dengan sifat, dapat
mengatur obyek sesuai skala dimensi berat dan warna. Dari segi kemampuan
bahasa, anak pada usia ini memiliki keampuan memakai kalimat majemuk dan
3.3Variabel Penelitian 3.3.1 Jenis Variabel
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen
dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan
pembelajaran CTL Tipe Inkuiri(X)
b) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar
IPA pada materi Perubahan Kenampakan Pada Bumi dan Benda Langit
siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga (Y).
3.3.2 Hubungan antar Variabel
Hubungan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut: variabel bebas
yaitu model pembelajaran CTL tipe Inkuiri adalah variabel yang mempengaruhi
variabel terikat yaitu hasil belajar IPA pada materi Perubahan Kenampakan Pada
Bumi dan Benda Langit siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga. Atau,
hasil belajar IPA siswa pada materi Perubahan Kenampakan Pada Bumi dan Benda
Langit siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga dipengaruhi oleh
penerapan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri.
3.3.3 Definisi Operasional Variabel
1. Model pembelajran CTL tipe Inkuiri adalah model pembelajaran yang
memandang belajar sebagai latihan berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan,
dengan langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) fase
observasi untuk menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan eksperimen,
melakukan pengamatan dan pengumpulan data, analisis data, dan penarikan
2. Hasil Belajar IPA adalah merupakan proses perubahan tingkah laku yang
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap mata pelajaran IPA
yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukan dalam bentuk
angka-angka seperti yang dapat dilihat dari nilai tes setelah diterapkan
model pembelajran CTL tipe Inkuiri.
3.4 Rencana Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas, daur refleksi merupakan syarat utama yang harus
dilkukan oleh peneliti, agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diinginkan.
Prinsip daur dalam penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini antara lain:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Hopkins, 1993: 56).
Sebelum melakukan tindakan, maka langkah pertama sebelum menyusun
rencana-rencana tindakan perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe
Inkuiri, maka hal yang pertama dilakukan adalah berkonsultasi dengan guru kelas untuk
mengetahui situasi kelas yang sebenarnya. Setelah itu, disusun rencana perbaikan,
dengan mengkonsultasikan hasil rencana tersebut kepada guru kelas. Setelah disetujui,
selanjutnya dilakukan tindakan. Tindakan dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2014. Tndakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dan dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Adapun desain penelitian tindakan yang direncanakan, dapat digambar melalui bagan di
Gambar 3. 1 Desain PTK Model Kurt Lewin (Arikunto, 2009: 16)
Siklus I
1. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:
a. Berkonsultasi dengan guru kelas yang mengajar, tentang
masalah-masalah yang dihadapi selama proses PBM (Proses Belajar Mengajar). Pelaksanaan
model pembelajaran CTL tipe Inkuiri
Pelaksanaan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan aktivitas guru dan
siswa
SIKLUS II Perencanaan Refleksi
Refleksi
b. Menentukan model pembelajaran yang perlu diterapkan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut; dalam hal ini model pembelajaran CTL tipe
inkuiri.
c. Menyusun RPP yang disesuaikan dengan langkah-langkah model
pembelajaran yang dipilih; dalam hal ini model pembelajaran CTL tipe
inkuiri.
d. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar
evaluasi setelah dilakukan tindakan.
2. Pelaksanaan
Mengacu pada standar proses, maka pembelajaran perlu dilakukan dalam
tiga tahapan pembelajaran yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Dalam kegiatan inti pembelajaran, perlu lagi dilakukan hal-hal yaitu
melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Karena itu, dalam pelaksanaan
tindakan, acuan yang digunakan adalah ketiga tahapan pembelajaran di atas,
yang diuraikan seperti berikut ini:
Siklus I Pertemuan 1
Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri
siswa diharapkan:
Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa
secara individu dan berkelompok dapat:
a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit, siswa dapat membangun hipotesis tentang penampakan benda langit.
b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit, siswa dapat merancang dan melakukan percobaan tentang
penampakan benda langit;
c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
benda langit, misalnya: mengamati penampakan benda-benda langit, waktu,
penampakan bulan dari hari ke hari.
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan memulai mendata kehadiran siswa melalui
lembar absen siswa dan memberikan apersepsi “pernah melihat bulan? mengapa bentuk bulan berubah-ubah dari hari ke hari? pada hari ke berapa
terjadi bulan purnama?
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menyajikan garis besar materi tentang kenampakan bulan dari hari ke hari. Siswa diminta mengamati gambar-gambar tentang materi perubahan
kenampakan bulan dari hari ke hari.
Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.
b. Elaborasi
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah di papan
tulis tentang materi kenampakan bulan dari hari ke hari.
Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk merumuskan hipotesis dari
materi kenampakan bulan dari hari ke hari.
Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi kenampakan bulan
dari hari ke hari.
Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang
materi kenampakan bulan dari hari ke hari.
Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi
perubahan kenampakan bulan dari hari ke hari.
Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data
c. Konfirmasi
Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi kenampakan bulan dari
hari ke hari.
Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
kenampakan bulan dari hari ke hari.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran Guru memberikan penguatan.
Guru mengingatkan siswa bahwa ada pertemuan berikutnya. Guru menutup pelajaran.
Siklus I Pertemuan 2
Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri
siswa diharapkan:
Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa
secara individu dan berkelompok dapat:
a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang waktu dan posisi
matahari terbit dan tenggelam, siswa dapat membangun hipotesis tentang
waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam.
b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang waktu dan posisi
matahari terbit dan tenggelam, siswa dapat merancang dan melakukan
percobaan tentang waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam;
c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit, waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam, siswa dapat
melakukan analisis dalam mengidentifikasi kedudukan benda langit,
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran, mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi “mengapa pada siang hari bumi tampak terang? pukul berapa matahari biasanya terbit?
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menyajikan garis besar tenta
ng materi waktu dan posisi matahari terbit.
Siswa diminta mengamati gambar-gambar tentang materi waktu dan posisi
matahari terbit.
Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.
b. Elaborasi
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah tentang
materi waktu dan posisi matahari terbit.
Masing-masing kelompok melakukan curah pendapat untuk merumuskan
hipotesis tentang materi waktu dan posisi matahari terbit.
Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi waktu dan posisi
matahari terbit.
Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang
materi waktu dan posisi matahari terbit.
Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi
waktu dan posisi matahari terbit.
Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data
tentang materi waktu dan posisi matahari terbit.
c. Konfirmasi
Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi waktu dan posisi matahari
Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
waktu dan posisi matahari terbit.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran Guru memberikan penguatan.
Guru mengingatkan siswa bahwa ada pertemuan berikutnya. Guru memberikan tes
Guru menutup pelajaran.
3. Observasi
Tahap ini peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan
guru dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
pembelajaran dan terhadap hasil evaluasi siswa.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan
belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan
oleh observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas
sesuai dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Setelah tahap refleksi
dan siklus I selesai dilaksanakan, maka diperoleh hasil. Hasil tersebut akan
dianalisis apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta
kelemahan-kelemahan apa saja yang menghambat proses belajar mengajar.
Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar yang
Siklus II
1. Perencanaan
Merencanakan melakukan tindakan-tindakan perbaikan pada pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, yaitu:
a. Merencananakan tindakan perbaikan pada siswa yang belum tuntas KKM
pada siklus I.
b. Merencanakan tindakan perbaikan pada siswa yang belum aktif dalam
proses PBM.
c. Merencanakan tindakan perbaikan pada hal-hal teknis ketika PBM
dengan menerapkan model pembelajaran CTL tipe inkuiri.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II, merupakan pelaksanaan tindakan
dengan mengacu pada perbaikan-perbaikan hasil refleksi pada siklus I. Namun
demikian, karena tindakan yang dimaksud adalah tindakan melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing – dengan berpatokan pada standar proses pelaksanaan pembelajaran, maka pada
tahap ini yang dilakukan tetap mengacu pada tiga tahapan standar proses
pelaksanaan pembelajaran, yaitu:
Siklus II Pertemuan 1
Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri
siswa diharapkan:
Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa
secara individu dan berkelompok dapat:
a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit, siswa dapat membangun hipotesis tentang penampakan benda langit.
b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit siswa dapat merancang dan melakukan percobaan tentang
c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit siswa dapat melakukan analisis dalam mengidentifikasi kedudukan
benda langit, misalnya: mengamati penampakan benda-benda langit,.
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran, mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi “mengapa pada malam hari bumi tampak gelap? Pada pukul berapa matahari terbenam? ke arah mana matahari terbenam?
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menyajikan garis besar materi tentang waktu dan posisi matahari
terbenam.
Meminta siswa mengamati gambar-gambar tentang materi waktu dan posisi
matahari terbenam.
Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.
b. Elaborasi
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah tentang
materi waktu dan posisi matahari terbenam.
Masing-masing kelompok melakukan curah pendapat untuk merumuskan
hipotesis tentang materi waktu dan posisi matahari terbenam.
Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi waktu dan posisi
matahari terbenam.
Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang
materi waktu dan posisi matahari terbenam.
Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi
waktu dan posisi matahari terbenam.
Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data
c. Konfirmasi
Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi waktu dan posisi matahari
terbenam.
Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
waktu dan posisi matahari terbenam.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran Guru memberikan penguatan.
Guru mengingatkan siswa bahwa ada pertemuan berikutnya. Guru menutup pelajaran.
Siklus II Pertemuan 2
Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri
siswa diharapkan:
Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa
secara individu dan berkelompok dapat:
a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit siswa dapat membangun hipotesis tentang penampakan benda langit.
b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit siswa dapat merancang dan melakukan percobaan tentang
penampakan benda langit;
c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda
langit siswa dapat melakukan analisis dalam mengidentifikasi kedudukan
benda langit, misalnya: mengamati penampakan benda-benda langit.
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran, mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi “mengapa bintang hanya tampak pada malam hari? apa fungsi rasi bintang bagi kehidupan manusia?
Memberikan motivasi kepada siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menyajikan garis besar materi tentang kenampakan bintang. Meminta siswa mengamati gambar-gambar materi kenampakan bintang. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.
b. Elaborasi
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah tentang
materi waktu dan posisi matahari terbenam.
Masing-masing kelompok melakukan curah pendapat untuk merumuskan
hipotesis tentang materi waktu dan posisi matahari terbenam.
Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi waktu dan posisi
matahari terbenam.
Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang
materi waktu dan posisi matahari terbenam.
Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi
waktu dan posisi matahari terbenam.
Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data
tentang materi waktu dan posisi matahari terbenam.
c. Konfirmasi
Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi kenampakan bintang. Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
kenampakan bintang.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran Guru memberikan penguatan.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan yang
terkait dengan keterlaksanaan rencana-rencana perbaikan yang hendak
dilaksanakan pada siklus II.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan
belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan
oleh observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas.
Refleksi ini tentu mengacu pada rencana-rencana tindakan perbaikan dan
tindakan-tindakan yang dilaksanakan itu sendiri. Pada siklus II ini, diharapkan
hasil yang dicapai telah sesuai dengan rencana, yaitu terjadinya perubahan
hasil belajar, dan terjadi pertambahan siswa yang tuntas KKM, hingga sesuai
ketentuan yang ditetapkan.
3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Mangunsari 02 Salatiga dalam mata pelajaran IPA setelah memperoleh
tindakan, adalah:
a. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri.
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan
pengamat (guru kelas) melihat sekaligus mengamati secara langsung kemudian
mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya saat
b. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan tes. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa selama
proses belajar, sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan
diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan
melalui 2 (dua) siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk
mengetahui prestasi belajar siswa pada setiap siklus.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Observasi
Untuk mengukur kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran
CTL tipe inkuiri, maupuan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe
inkuiri, maka aktivitas tersebut diamati dengan menggunakan lembar
observasi yang disusun melalui kisi-kisi yang disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3. 1
Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru dengan Model Pembelajaran CTL Tipe Inkuiri
No Tahapan Aktivitas Guru Nomor Item
1 Pra
pembelajaran
1. Guru memeriksa kesiapan siswa
2. Guru membukan pelajaran meliputi doa dan presensi 3. Guru menyampaikan apersepsi
sesuai dengan materi yang akan disampaikan
4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan tersebut
2 Kegiatan Inti 6. Guru menyajikan garis besar materi yang akan diajarkan 7. Siswa diminta mengamati
gambar-gambar terkait materi yang diajarkan
8. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok
heterogen
9. Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah pada lembar diskusi.
10. Masing-masing kelompok melakukan diskusi dan curah pendapat untuk merumuskan hipotesis dari materi yang sedang dipelajari
11. Membimbing siswa menentukan hipotesis yang paling relevan dengan materi yang sedang dipelajari.
12. Membimbing siswa untuk melakukan percobaan mengenai materi yang sedang dipelajari.
13. Membimbing siswa mendapatkan data berdasarkan percobaan tentang materi yang sedang dipelajari.
14. Memberikan kesempatan pada tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data tentang materi yang sedang dipelajari. 15. Bersama siswa melakukan
tanya jawab mengenai materi yang sedang dipelajari.
16. Bersama siswa meluruskan pemahaman siswa yang keliru mengenai materi yang dipelajari.
6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16
3 Kegiatan 17. Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
akhir 18. Guru memberikan penguatan. 19. Melakukan refleksi
pembelajaran dengan melibatkan siswa.
20. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.
Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dalam
menerapkan model pembelajaran CTL tipe inkuiri dalam pembelajaran
dinilai dengan rumus dibawah ini:
Nilai =
Dengan kriteria nilai:
> 86% = Baik sekali
70 – 85% = Baik 55 – 69% = Cukup baik < 54% = Kurang
Adapun untuk mengukur aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe
inkuiri, maka aktivitas tersebut diamati dengan menggunakan lembar
observasi yang disusun melalui kisi-kisi yang disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa dengan Model Pembelajaran CTL Tipe Inkuiri
No Tahapan Aktivitas Guru Nomor Item
1 Pra
pembelajaran
1. Siswa siap dengan duduk ditempat masing-masing 2. Siswa mengikuti kegiatan
berupa doa dan presensi
3. Siswa mampu menjelaskan materi terdahulu
4. Siswa memperhatikan penjelasan langkah-langkah
pembelajaran dari guru
5. Memperhatikan secara seksama ketika dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
2 Kegiatan Inti 6. Memperhatikan dengan serius penjelasan dari guru
7. Mengamati gambar-gambar terkait materi yang diajarkan yang telah disajikan oleh guru 8. Siswa berpartisipasi dalam
pembagian kelompok
9. Aktif dalam diskusi masing-masing kelompok
10. Siswa berpartisipasi aktif dalam diskusi dan curah pendapat dalam kelompok masing-masing
11. Siswa dapat menentukan hipotesis yang paling relevan dalam materi yang sedang dipelajari.
12. Siswa berpartisipasi untuk melakukan percobaan mengenai materi yang sedang dipelajari.
13. Siswa mendapatkan data berdasarkan percobaan tentang materi yang sedang dipelajari dengan bimbingan dari guru. 14. Tiap kelompok mendapatkan
kesempatan untuk
menyampaikan hasil pengolahan data tentang materi yang sedang dipelajari. 15. Siswa melakukan tanya jawab
mengenai materi yang sedang dipelajari dengan bimbingan dari guru.
16. Mempunyai pemahan yang lurus terhadap materi pelajaran yang disampaikan.
6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
3 Kegiatan akhir
17. Mampu menyimpulkan hasil pembelajaran.
18. Aktif mencatat berbagai penjelasan.
19.
Siswa secara aktif membuat rangkuman20. Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi
17, 18, 19, 20
Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan model CTL tipe inkuiri dalam
pembelajaran dinilai dengan rumus dibawah ini:
Nilai =
Dengan kriteria nilai:
> 86% = Baik sekali
70 – 85% = Baik 55 – 69% = Cukup baik < 54% = Kurang
b. Soal Tes
Tes adalah suatu alat pengumpul informasi, bersifat lebih resmi karena
penuh dengan batasan-batasan (Suharsimi Arikunto, 2006). Instrumen
tes disusun dalam kisi-kisi materi perubahan kenampakan bumi.
Kisi-kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan. Dalam
penelitian ini disusun dua kisi-kisi instrumen tes formatif dengan
jawaban pilihan berganda yaitu kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur
prestasi belajar sebelum perlakuan diberikan dan kisi-kisi instrumen tes
Tabel 3. 3
Tabel 3. 4
Penilaian hasil belajar siswa diambil dari proses pra siklus, siklus 1 dan
siklus 2, dapat dicari dengan rumus dibawah ini:
Nilai ketuntasan belajar
Dengan kriteria nilai: >90% = Baik sekali
80 – 89% = Baik
70 – 79% = Cukup baik 60 – 69% = Kurang < 59% = Sangat kurang
3.6. Validitas dan Reliabilitas 3.6.1. Uji Validitas
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
seharusnya diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan. Uji validitas ini menggunakan uji korelasi antar skor
(nilai) tiap-tiap item atau pertanyaan dengan nilai total tes. Bila korelasinya rendah
berarti pertanyaan ini tidak bergayut atau harus didrop. Koefisien korelasi selalu
terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Teknik korelasi yang dipakai adalah Corrected
Item-Total Correlation dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Menurut Arikunto
(2013:89) interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
Instrumen tes berupa butir soal pada siklus 1 dan 2 yang akan diberikan pada
siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga yang sebelumnya telah diuji cobakan
pada siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga. Dari 23 siswa kelas SD Negeri
Mangunsari 02 Salatiga didapatkan hasil yang berupa skor dari pekerjaan siswa,
kemudian dilakukan perhitungan uji validitas instrument hasil dengan bantuan SPSS
16.0. Pada siklus 1 dengan 40 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji validitas
diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 28 soal dan yang tidak valid sebanyak 12
soal. Karena telah mencukupi kebutuhan soal yang akan digunakan dalam siklus 1 yaitu
20 soal, maka 8 butir soal yang valid dan 12 butir soal yang tidak valid dibuang. Secara
rinci hasil analisis validitas uji instrumen tes hasil belajar siklus I disajikan pada Tabel
3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I No. Indikator Nomor soal sebelum
validitas
Butir soal valid Butir Soal
Tidak valid
Pada siklus II dengan 40 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji validitas
diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 33 soal dan yang tidak valid sebanyak 7
soal. Secara rinci hasil analisis validitas uji instrumen tes hasil belajar siklus II disajikan
pada Tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II
No. Indikator Nomor soal sebelum
validitas
Butir soal valid Butir Soal
Tidak valid
1. Mengidentifikasi
3.6.2.Uji Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan
hasil yang konsisten. Antara reabilitas dan validitas memiliki hubungan yang
erat, untuk memehuhi syarat reabilitas, suatu soal harus valid dulu. Apabila
suatu soal memiliki validitas yang tinggi secara otomatis reabilitasnya juga
tinggi. Namun, jika reabilitasnya tinggi belum tentu validitasnya tinggi. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0.
Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2012:98) menyatakan batasan pengujian
reabilitas sebagai berikut:
< 0,6 : reabilitas kurang baik
0,6 - 0,8 : reabilitas dapat diterima
>0,8 : reabilitas baik
Hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai
instrumen evaluasi pada akhir siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 3.6:
Tabel 3.6
Hasil Reabilitas Instrumen Siklus I
Berdasarkan Tabel 3.6 uji reabilitas instrumen yang digunakan untuk
evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa reabilitasnya .933, sehingga termasuk
dalam kriteria reabilitas baik.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Tabel 3.7
Hasil Reabilitas Instrumen Siklus II
Berdasarkan Tabel 3.7 uji reabilitas instrumen yang digunakan untuk
evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa reabilitasnya .964, sehingga termasuk
dalam kriteria reabilitas baik.
3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dengan penerapan
model pembelajaran CTL tipe inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SD Mangunsari 02 Salatiga.Sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini adalah apabila seluruh siswa yang nilainya mencapai KKM ≥ 65.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif
untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah
siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari
tiap–tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar
siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal
65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 untuk
seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus.
Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan
ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Ketuntasan individual =
Ketuntasan klasikal =
Keterangan
Ketuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 65
Ketuntasan klasikal : Jika seluruh siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 65. 2. Memperbandingkan hasil belajar yang diperoleh siswa tiap siklus, yaitu
hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II.
3. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama
proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar
kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat