• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Model Pembelajaran Contextualteaching And Learning Tipe Inkuiri Pada Siswa Kelas 4 SDN Mangunsari 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Model Pembelajaran Contextualteaching And Learning Tipe Inkuiri Pada Siswa Kelas 4 SDN Mangunsari 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

24

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian PTK memiliki

tujuan untuk mengkaji, merefleksi secara kritis segala realitas, kendala, problematika

dan implikasi dari kegiatan belajar dengan pendekatan tindakan kelas (siklus belajar),

yang diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN Mangunsari 02 Salatiga,

yang dilakukan secara berkolaborasi dengan guru kelas yang mengajar mata pelajaran

IPA.

3.2Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02

Salatiga tahun ajaran 2013/2014.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Maret – Mei 2014, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: penyusunan proposal penelitian, identifikasi masalah pembelajaran

di SDN Mangunsari 02 Salatiga, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan

tindakan, dan pelaporan hasil penelitian.

3.2.3 Karakteristik dan Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Mangunsari 02 Salatiga. Usia

siswa pada kelas ini rata-rata antara 9-10 tahun. Perkembangan kognitif anak pada

usia ini menurut Piaget (Bringuier, 1980: 110), memiliki beberapa karakteristik

antara lain: kemampuan mengelompokkan sesuatu sesuai dengan sifat, dapat

mengatur obyek sesuai skala dimensi berat dan warna. Dari segi kemampuan

bahasa, anak pada usia ini memiliki keampuan memakai kalimat majemuk dan

(2)

3.3Variabel Penelitian 3.3.1 Jenis Variabel

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen

dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan

pembelajaran CTL Tipe Inkuiri(X)

b) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar

IPA pada materi Perubahan Kenampakan Pada Bumi dan Benda Langit

siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga (Y).

3.3.2 Hubungan antar Variabel

Hubungan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut: variabel bebas

yaitu model pembelajaran CTL tipe Inkuiri adalah variabel yang mempengaruhi

variabel terikat yaitu hasil belajar IPA pada materi Perubahan Kenampakan Pada

Bumi dan Benda Langit siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga. Atau,

hasil belajar IPA siswa pada materi Perubahan Kenampakan Pada Bumi dan Benda

Langit siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga dipengaruhi oleh

penerapan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri.

3.3.3 Definisi Operasional Variabel

1. Model pembelajran CTL tipe Inkuiri adalah model pembelajaran yang

memandang belajar sebagai latihan berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan,

dengan langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) fase

observasi untuk menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan

hipotesis, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan eksperimen,

melakukan pengamatan dan pengumpulan data, analisis data, dan penarikan

(3)

2. Hasil Belajar IPA adalah merupakan proses perubahan tingkah laku yang

meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap mata pelajaran IPA

yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukan dalam bentuk

angka-angka seperti yang dapat dilihat dari nilai tes setelah diterapkan

model pembelajran CTL tipe Inkuiri.

3.4 Rencana Tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas, daur refleksi merupakan syarat utama yang harus

dilkukan oleh peneliti, agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diinginkan.

Prinsip daur dalam penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini antara lain:

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Hopkins, 1993: 56).

Sebelum melakukan tindakan, maka langkah pertama sebelum menyusun

rencana-rencana tindakan perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe

Inkuiri, maka hal yang pertama dilakukan adalah berkonsultasi dengan guru kelas untuk

mengetahui situasi kelas yang sebenarnya. Setelah itu, disusun rencana perbaikan,

dengan mengkonsultasikan hasil rencana tersebut kepada guru kelas. Setelah disetujui,

selanjutnya dilakukan tindakan. Tindakan dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2014. Tndakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dan dilaksanakan

dengan langkah-langkah sebagai berikut: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Adapun desain penelitian tindakan yang direncanakan, dapat digambar melalui bagan di

(4)

Gambar 3. 1 Desain PTK Model Kurt Lewin (Arikunto, 2009: 16)

Siklus I

1. Perencanaan (planning)

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:

a. Berkonsultasi dengan guru kelas yang mengajar, tentang

masalah-masalah yang dihadapi selama proses PBM (Proses Belajar Mengajar). Pelaksanaan

model pembelajaran CTL tipe Inkuiri

Pelaksanaan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan aktivitas guru dan

siswa

SIKLUS II Perencanaan Refleksi

Refleksi

(5)

b. Menentukan model pembelajaran yang perlu diterapkan untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut; dalam hal ini model pembelajaran CTL tipe

inkuiri.

c. Menyusun RPP yang disesuaikan dengan langkah-langkah model

pembelajaran yang dipilih; dalam hal ini model pembelajaran CTL tipe

inkuiri.

d. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar

evaluasi setelah dilakukan tindakan.

2. Pelaksanaan

Mengacu pada standar proses, maka pembelajaran perlu dilakukan dalam

tiga tahapan pembelajaran yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

Dalam kegiatan inti pembelajaran, perlu lagi dilakukan hal-hal yaitu

melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Karena itu, dalam pelaksanaan

tindakan, acuan yang digunakan adalah ketiga tahapan pembelajaran di atas,

yang diuraikan seperti berikut ini:

Siklus I Pertemuan 1

Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri

siswa diharapkan:

Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa

secara individu dan berkelompok dapat:

a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda

langit, siswa dapat membangun hipotesis tentang penampakan benda langit.

b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda

langit, siswa dapat merancang dan melakukan percobaan tentang

penampakan benda langit;

c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda

(6)

benda langit, misalnya: mengamati penampakan benda-benda langit, waktu,

penampakan bulan dari hari ke hari.

1. Kegiatan Pendahuluan

 Guru membuka pelajaran dengan memulai mendata kehadiran siswa melalui

lembar absen siswa dan memberikan apersepsi “pernah melihat bulan? mengapa bentuk bulan berubah-ubah dari hari ke hari? pada hari ke berapa

terjadi bulan purnama?

 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.  Memberikan motivasi kepada siswa

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

 Guru menyajikan garis besar materi tentang kenampakan bulan dari hari ke hari.  Siswa diminta mengamati gambar-gambar tentang materi perubahan

kenampakan bulan dari hari ke hari.

 Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.

b. Elaborasi

 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah di papan

tulis tentang materi kenampakan bulan dari hari ke hari.

 Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk merumuskan hipotesis dari

materi kenampakan bulan dari hari ke hari.

 Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi kenampakan bulan

dari hari ke hari.

 Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang

materi kenampakan bulan dari hari ke hari.

 Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi

perubahan kenampakan bulan dari hari ke hari.

 Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data

(7)

c. Konfirmasi

 Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi kenampakan bulan dari

hari ke hari.

 Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi

kenampakan bulan dari hari ke hari.

3. Kegiatan Penutup

 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran  Guru memberikan penguatan.

 Guru mengingatkan siswa bahwa ada pertemuan berikutnya.  Guru menutup pelajaran.

Siklus I Pertemuan 2

Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri

siswa diharapkan:

Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa

secara individu dan berkelompok dapat:

a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang waktu dan posisi

matahari terbit dan tenggelam, siswa dapat membangun hipotesis tentang

waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam.

b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang waktu dan posisi

matahari terbit dan tenggelam, siswa dapat merancang dan melakukan

percobaan tentang waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam;

c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda

langit, waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam, siswa dapat

melakukan analisis dalam mengidentifikasi kedudukan benda langit,

(8)

1. Kegiatan Pendahuluan

 Guru membuka pelajaran, mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi “mengapa pada siang hari bumi tampak terang? pukul berapa matahari biasanya terbit?

 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.  Memberikan motivasi kepada siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

 Guru menyajikan garis besar tenta

 ng materi waktu dan posisi matahari terbit.

 Siswa diminta mengamati gambar-gambar tentang materi waktu dan posisi

matahari terbit.

 Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.

b. Elaborasi

 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah tentang

materi waktu dan posisi matahari terbit.

 Masing-masing kelompok melakukan curah pendapat untuk merumuskan

hipotesis tentang materi waktu dan posisi matahari terbit.

 Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi waktu dan posisi

matahari terbit.

 Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang

materi waktu dan posisi matahari terbit.

 Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi

waktu dan posisi matahari terbit.

 Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data

tentang materi waktu dan posisi matahari terbit.

c. Konfirmasi

 Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi waktu dan posisi matahari

(9)

 Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi

waktu dan posisi matahari terbit.

3. Kegiatan Penutup

 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran  Guru memberikan penguatan.

 Guru mengingatkan siswa bahwa ada pertemuan berikutnya.  Guru memberikan tes

 Guru menutup pelajaran.

3. Observasi

Tahap ini peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan

guru dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

pembelajaran dan terhadap hasil evaluasi siswa.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan

belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan

oleh observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas

sesuai dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Setelah tahap refleksi

dan siklus I selesai dilaksanakan, maka diperoleh hasil. Hasil tersebut akan

dianalisis apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta

kelemahan-kelemahan apa saja yang menghambat proses belajar mengajar.

Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar yang

(10)

Siklus II

1. Perencanaan

Merencanakan melakukan tindakan-tindakan perbaikan pada pembelajaran

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, yaitu:

a. Merencananakan tindakan perbaikan pada siswa yang belum tuntas KKM

pada siklus I.

b. Merencanakan tindakan perbaikan pada siswa yang belum aktif dalam

proses PBM.

c. Merencanakan tindakan perbaikan pada hal-hal teknis ketika PBM

dengan menerapkan model pembelajaran CTL tipe inkuiri.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II, merupakan pelaksanaan tindakan

dengan mengacu pada perbaikan-perbaikan hasil refleksi pada siklus I. Namun

demikian, karena tindakan yang dimaksud adalah tindakan melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing – dengan berpatokan pada standar proses pelaksanaan pembelajaran, maka pada

tahap ini yang dilakukan tetap mengacu pada tiga tahapan standar proses

pelaksanaan pembelajaran, yaitu:

Siklus II Pertemuan 1

Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri

siswa diharapkan:

Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa

secara individu dan berkelompok dapat:

a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda

langit, siswa dapat membangun hipotesis tentang penampakan benda langit.

b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda

langit siswa dapat merancang dan melakukan percobaan tentang

(11)

c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda

langit siswa dapat melakukan analisis dalam mengidentifikasi kedudukan

benda langit, misalnya: mengamati penampakan benda-benda langit,.

1. Kegiatan Pendahuluan

 Guru membuka pelajaran, mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi “mengapa pada malam hari bumi tampak gelap? Pada pukul berapa matahari terbenam? ke arah mana matahari terbenam?

 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.  Memberikan motivasi kepada siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

 Guru menyajikan garis besar materi tentang waktu dan posisi matahari

terbenam.

 Meminta siswa mengamati gambar-gambar tentang materi waktu dan posisi

matahari terbenam.

 Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.

b. Elaborasi

 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah tentang

materi waktu dan posisi matahari terbenam.

 Masing-masing kelompok melakukan curah pendapat untuk merumuskan

hipotesis tentang materi waktu dan posisi matahari terbenam.

 Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi waktu dan posisi

matahari terbenam.

 Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang

materi waktu dan posisi matahari terbenam.

 Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi

waktu dan posisi matahari terbenam.

 Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data

(12)

c. Konfirmasi

 Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi waktu dan posisi matahari

terbenam.

 Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi

waktu dan posisi matahari terbenam.

3. Kegiatan Penutup

 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran  Guru memberikan penguatan.

 Guru mengingatkan siswa bahwa ada pertemuan berikutnya.  Guru menutup pelajaran.

Siklus II Pertemuan 2

Setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe inkuiri

siswa diharapkan:

Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri, siswa

secara individu dan berkelompok dapat:

a. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda

langit siswa dapat membangun hipotesis tentang penampakan benda langit.

b. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda

langit siswa dapat merancang dan melakukan percobaan tentang

penampakan benda langit;

c. Setelah merancang dan melakukan percobaan tentang penampakan benda

langit siswa dapat melakukan analisis dalam mengidentifikasi kedudukan

benda langit, misalnya: mengamati penampakan benda-benda langit.

1. Kegiatan Pendahuluan

 Guru membuka pelajaran, mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi “mengapa bintang hanya tampak pada malam hari? apa fungsi rasi bintang bagi kehidupan manusia?

(13)

 Memberikan motivasi kepada siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

 Guru menyajikan garis besar materi tentang kenampakan bintang.  Meminta siswa mengamati gambar-gambar materi kenampakan bintang.  Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen.

b. Elaborasi

 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah tentang

materi waktu dan posisi matahari terbenam.

 Masing-masing kelompok melakukan curah pendapat untuk merumuskan

hipotesis tentang materi waktu dan posisi matahari terbenam.

 Menentukan hipotesis yang paling relevan tentang materi waktu dan posisi

matahari terbenam.

 Membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan tentang

materi waktu dan posisi matahari terbenam.

 Membimbing siswa menemukan data berdasarkan percobaan tentang materi

waktu dan posisi matahari terbenam.

 Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data

tentang materi waktu dan posisi matahari terbenam.

c. Konfirmasi

 Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai materi kenampakan bintang.  Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi

kenampakan bintang.

3. Kegiatan Penutup

 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran  Guru memberikan penguatan.

(14)

3. Observasi

Observasi atau pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan yang

terkait dengan keterlaksanaan rencana-rencana perbaikan yang hendak

dilaksanakan pada siklus II.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan

belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan

oleh observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas.

Refleksi ini tentu mengacu pada rencana-rencana tindakan perbaikan dan

tindakan-tindakan yang dilaksanakan itu sendiri. Pada siklus II ini, diharapkan

hasil yang dicapai telah sesuai dengan rencana, yaitu terjadinya perubahan

hasil belajar, dan terjadi pertambahan siswa yang tuntas KKM, hingga sesuai

ketentuan yang ditetapkan.

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri

Mangunsari 02 Salatiga dalam mata pelajaran IPA setelah memperoleh

tindakan, adalah:

a. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan

pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran CTL tipe Inkuiri.

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan

pengamat (guru kelas) melihat sekaligus mengamati secara langsung kemudian

mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya saat

(15)

b. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan tes. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa selama

proses belajar, sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan

diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan

melalui 2 (dua) siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk

mengetahui prestasi belajar siswa pada setiap siklus.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Observasi

Untuk mengukur kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran

CTL tipe inkuiri, maupuan aktivitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe

inkuiri, maka aktivitas tersebut diamati dengan menggunakan lembar

observasi yang disusun melalui kisi-kisi yang disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 3. 1

Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru dengan Model Pembelajaran CTL Tipe Inkuiri

No Tahapan Aktivitas Guru Nomor Item

1 Pra

pembelajaran

1. Guru memeriksa kesiapan siswa

2. Guru membukan pelajaran meliputi doa dan presensi 3. Guru menyampaikan apersepsi

sesuai dengan materi yang akan disampaikan

4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan tersebut

(16)

2 Kegiatan Inti 6. Guru menyajikan garis besar materi yang akan diajarkan 7. Siswa diminta mengamati

gambar-gambar terkait materi yang diajarkan

8. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok

heterogen

9. Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan menuliskan masalah pada lembar diskusi.

10. Masing-masing kelompok melakukan diskusi dan curah pendapat untuk merumuskan hipotesis dari materi yang sedang dipelajari

11. Membimbing siswa menentukan hipotesis yang paling relevan dengan materi yang sedang dipelajari.

12. Membimbing siswa untuk melakukan percobaan mengenai materi yang sedang dipelajari.

13. Membimbing siswa mendapatkan data berdasarkan percobaan tentang materi yang sedang dipelajari.

14. Memberikan kesempatan pada tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data tentang materi yang sedang dipelajari. 15. Bersama siswa melakukan

tanya jawab mengenai materi yang sedang dipelajari.

16. Bersama siswa meluruskan pemahaman siswa yang keliru mengenai materi yang dipelajari.

6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16

3 Kegiatan 17. Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

(17)

akhir 18. Guru memberikan penguatan. 19. Melakukan refleksi

pembelajaran dengan melibatkan siswa.

20. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.

Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dalam

menerapkan model pembelajaran CTL tipe inkuiri dalam pembelajaran

dinilai dengan rumus dibawah ini:

Nilai =

Dengan kriteria nilai:

> 86% = Baik sekali

70 – 85% = Baik 55 – 69% = Cukup baik < 54% = Kurang

Adapun untuk mengukur aktivitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe

inkuiri, maka aktivitas tersebut diamati dengan menggunakan lembar

observasi yang disusun melalui kisi-kisi yang disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa dengan Model Pembelajaran CTL Tipe Inkuiri

No Tahapan Aktivitas Guru Nomor Item

1 Pra

pembelajaran

1. Siswa siap dengan duduk ditempat masing-masing 2. Siswa mengikuti kegiatan

berupa doa dan presensi

3. Siswa mampu menjelaskan materi terdahulu

4. Siswa memperhatikan penjelasan langkah-langkah

(18)

pembelajaran dari guru

5. Memperhatikan secara seksama ketika dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

2 Kegiatan Inti 6. Memperhatikan dengan serius penjelasan dari guru

7. Mengamati gambar-gambar terkait materi yang diajarkan yang telah disajikan oleh guru 8. Siswa berpartisipasi dalam

pembagian kelompok

9. Aktif dalam diskusi masing-masing kelompok

10. Siswa berpartisipasi aktif dalam diskusi dan curah pendapat dalam kelompok masing-masing

11. Siswa dapat menentukan hipotesis yang paling relevan dalam materi yang sedang dipelajari.

12. Siswa berpartisipasi untuk melakukan percobaan mengenai materi yang sedang dipelajari.

13. Siswa mendapatkan data berdasarkan percobaan tentang materi yang sedang dipelajari dengan bimbingan dari guru. 14. Tiap kelompok mendapatkan

kesempatan untuk

menyampaikan hasil pengolahan data tentang materi yang sedang dipelajari. 15. Siswa melakukan tanya jawab

mengenai materi yang sedang dipelajari dengan bimbingan dari guru.

16. Mempunyai pemahan yang lurus terhadap materi pelajaran yang disampaikan.

6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

(19)

3 Kegiatan akhir

17. Mampu menyimpulkan hasil pembelajaran.

18. Aktif mencatat berbagai penjelasan.

19.

Siswa secara aktif membuat rangkuman

20. Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi

17, 18, 19, 20

Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan siswa dalam

mengikuti pembelajaran dengan model CTL tipe inkuiri dalam

pembelajaran dinilai dengan rumus dibawah ini:

Nilai =

Dengan kriteria nilai:

> 86% = Baik sekali

70 – 85% = Baik 55 – 69% = Cukup baik < 54% = Kurang

b. Soal Tes

Tes adalah suatu alat pengumpul informasi, bersifat lebih resmi karena

penuh dengan batasan-batasan (Suharsimi Arikunto, 2006). Instrumen

tes disusun dalam kisi-kisi materi perubahan kenampakan bumi.

Kisi-kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan. Dalam

penelitian ini disusun dua kisi-kisi instrumen tes formatif dengan

jawaban pilihan berganda yaitu kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur

prestasi belajar sebelum perlakuan diberikan dan kisi-kisi instrumen tes

(20)

Tabel 3. 3

(21)

Tabel 3. 4

(22)

Penilaian hasil belajar siswa diambil dari proses pra siklus, siklus 1 dan

siklus 2, dapat dicari dengan rumus dibawah ini:

Nilai ketuntasan belajar

Dengan kriteria nilai: >90% = Baik sekali

80 – 89% = Baik

70 – 79% = Cukup baik 60 – 69% = Kurang < 59% = Sangat kurang

3.6. Validitas dan Reliabilitas 3.6.1. Uji Validitas

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang

seharusnya diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan

kriteria yang sudah ditentukan. Uji validitas ini menggunakan uji korelasi antar skor

(nilai) tiap-tiap item atau pertanyaan dengan nilai total tes. Bila korelasinya rendah

berarti pertanyaan ini tidak bergayut atau harus didrop. Koefisien korelasi selalu

terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Teknik korelasi yang dipakai adalah Corrected

Item-Total Correlation dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Menurut Arikunto

(2013:89) interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

(23)

Instrumen tes berupa butir soal pada siklus 1 dan 2 yang akan diberikan pada

siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga yang sebelumnya telah diuji cobakan

pada siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga. Dari 23 siswa kelas SD Negeri

Mangunsari 02 Salatiga didapatkan hasil yang berupa skor dari pekerjaan siswa,

kemudian dilakukan perhitungan uji validitas instrument hasil dengan bantuan SPSS

16.0. Pada siklus 1 dengan 40 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji validitas

diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 28 soal dan yang tidak valid sebanyak 12

soal. Karena telah mencukupi kebutuhan soal yang akan digunakan dalam siklus 1 yaitu

20 soal, maka 8 butir soal yang valid dan 12 butir soal yang tidak valid dibuang. Secara

rinci hasil analisis validitas uji instrumen tes hasil belajar siklus I disajikan pada Tabel

3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I No. Indikator Nomor soal sebelum

validitas

Butir soal valid Butir Soal

Tidak valid

(24)

Pada siklus II dengan 40 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji validitas

diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 33 soal dan yang tidak valid sebanyak 7

soal. Secara rinci hasil analisis validitas uji instrumen tes hasil belajar siklus II disajikan

pada Tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II

No. Indikator Nomor soal sebelum

validitas

Butir soal valid Butir Soal

Tidak valid

1. Mengidentifikasi

(25)

3.6.2.Uji Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan

hasil yang konsisten. Antara reabilitas dan validitas memiliki hubungan yang

erat, untuk memehuhi syarat reabilitas, suatu soal harus valid dulu. Apabila

suatu soal memiliki validitas yang tinggi secara otomatis reabilitasnya juga

tinggi. Namun, jika reabilitasnya tinggi belum tentu validitasnya tinggi. Uji

reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0.

Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2012:98) menyatakan batasan pengujian

reabilitas sebagai berikut:

< 0,6 : reabilitas kurang baik

0,6 - 0,8 : reabilitas dapat diterima

>0,8 : reabilitas baik

Hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai

instrumen evaluasi pada akhir siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 3.6:

Tabel 3.6

Hasil Reabilitas Instrumen Siklus I

Berdasarkan Tabel 3.6 uji reabilitas instrumen yang digunakan untuk

evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa reabilitasnya .933, sehingga termasuk

dalam kriteria reabilitas baik.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(26)

Tabel 3.7

Hasil Reabilitas Instrumen Siklus II

Berdasarkan Tabel 3.7 uji reabilitas instrumen yang digunakan untuk

evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa reabilitasnya .964, sehingga termasuk

dalam kriteria reabilitas baik.

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dengan penerapan

model pembelajaran CTL tipe inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas

IV SD Mangunsari 02 Salatiga.Sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian

tindakan kelas ini adalah apabila seluruh siswa yang nilainya mencapai KKM ≥ 65.

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif

untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah

siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis

menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari

tiap–tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil

belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar

siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal

65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 untuk

seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus.

Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan

ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(27)

Ketuntasan individual =

Ketuntasan klasikal =

Keterangan

Ketuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 65

Ketuntasan klasikal : Jika seluruh siswa mencapai ketuntasan skor 65. 2. Memperbandingkan hasil belajar yang diperoleh siswa tiap siklus, yaitu

hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II.

3. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama

proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar

kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

Gambar

Gambar 3. 1 Desain PTK Model Kurt Lewin (Arikunto, 2009: 16)
Tabel 3. 1
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa dengan  Model Pembelajaran
Tabel 3. 3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam hati, Ibu Suwati dan Pak Tasmawi tidak setuju dengan hal tersebut, namun mereka cenderung tidak berdaya karena apabila mereka melawan, masalah yang

masih belum berfungsi secara optimal. Kesesuaian tugas dan teknologi yang kurang baik inilah yang membuat para pegawai rumah sakit enggan untuk menggunakan SIMRS. Mereka lebih

tersebut menjadi suatu kendala bagi calon konsumen yang ingin mendapatkan produk dari PT. Mandiri Tunas Finance. Pada X 1.3 jumlah skor ada 4 responden yang menyatakan bahwa

Larutan natrium sulfida + larutan asam klorida encer akan timbul gas yang dapat dibuktikan dengan : bau yang spesifik, kertas saring yang dibasahi dengan larutan plumbum nitrat

Informasi produk yang frekuensinya sering dibicarakan, terkait pula dengan nilai-nilai positif dan negatif pada perusahaan atau produk tersebut, memancing orang-orang untuk

Larutan penyangga adalah larutan yang terdiri dari campuran asam atau basa konjugasinya dan basa atau asam konjugasinya yang membuat larutan tersebut data

Dapat dilihat bahwa, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing pada kelas XI IPA SMA

Perlakuan dosis pupuk organik pertroganik (P) menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (p&lt;0,01) terhadap variabel berat kering oven 1000 biji, hasil biji kering oven ha -1 ;