• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI DAN ANATOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI DAN ANATOMI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

“MORFOLOGI DAN ANATOMI TUMBUHAN TINGKAT

RENDAH”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Biologi Umum

Disusun Oleh :

Nama : Kurnia Cahya Ningrum

NIM : 4442160013

Kelas : 1B

Kelompok : 1 (satu)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita segala berkat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya yang tiada kira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan praktikum biologi ini.

Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada guru biologi saya yaitu Ibu Dea Sylva Lisnandar, S.Si, M.Si dan juga asisten laboratorium saya yaitu Delima Maharani dan Anisa Pratiwi yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada saya untuk mengerjakan laporan ini.

Meskipun saya berharap bahwa laporan yang saya buat ini jauh dari kekurangan dan kesalahan, namun pasti selalu ada yang kurang dan salahnya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas laporan praktikum biologi ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih, semoga hasil laporan ini bermanfaat.

Serang, November 2016

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….………… i

DAFTAR ISI………... ii

DAFTAR TABEL……….. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang……… 1

1.2Tujuan………. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Paku………. 2 2.2 Tumbuhan Lumut……….. 2 2.3 Spirogyra……….... 4

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.2Waktu dan Tempat……….. 5 3.2 Alat dan Bahan……… 5

3.3Cara Kerja……… 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil……… 6

4.2Pembahasan………... 7

BAB V PENUTUP

5.1Simpulan……….. 9

5.2 Saran……… 9

DAFTAR PUSTAKA……….. 10

LAMPIRAN

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan morfologi dan anatomi tingkat rendah…………... 6

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan (kingdom Plantae) adalah golongan makhluk hidup eukariota multiseluler yang memiliki kemampuan untuk memberi makan diri sendiri (autotrof). Mereka memiliki kloroplas yang didalamnya terdapat pigmen klorofil (kebanyakan mengandung klorofil a dan b serta karotin). Selain itu, tumbuhan juga memiliki struktur tubuh yang sudah terdiferensiasi membentuk jaringan dan organ tubuh. Kelompok makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom plantae antara lain adalah tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji. Dalam penelitian kali ini, saya hanya akan membahas tumbuhan paku dan tumbuhan lumut tentang bagaimana pengelompokan-pengelompokan dan proses siklus hidupnya.

Kingdom Plantae meliputi semua tumbuhan bersel banyak, mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks. Sel-selnya bersifat eukariotik, dinding selnya tersusun atas selulosa, dan bersifat autotrof karena berklorofil.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :

1. Mengumpulkan ciri-ciri morfologi tumbuhan tingkat rendah 2. Mengumpulkan ciri-ciri anatomi tumbuhan tingkat rendah

3. Mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan persamaan cirri morfologi yang tampak

4. Mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan persamaan cirri anatomi yang tampak

5. Mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan persamaan ciri-ciri yang tampak

(6)

BAB II didaratan yang tanahnya netral, tanah berkapur, tanah asam, dan ada juga yang hidup diair. Biasanya tumbuhan ini menyukai tempat yang lembab dan teduh. Adapun ciri-ciri tumbuhan paku yaitu memiliki akar, batang, dan daun sejati, memilih pembuluh angkut dengan ikatan pembuluh, memiliki klorofil, berkembang biak dengan spora dan pergiliran keturunan antara fase gametofit dan vegetative (metagenesis). Tumbuhan paku juga banyak memiliki manfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari antara lain sebagai bahan obat-obatan, sebagai tanaman hias, sebagai tanaman sayuran, sebagai pupuk hijau dalam pertanian, dan sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara (Riandri, 2011).

Tumbuhan paku merupakan kormus sejati. Maksud dari kormus sejati adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang dan daun sejati serta memiliki pembuluh pengangkut yang terbentang mulai dari akar sampai daun. Tumbuhan paku disebut kormofita berspora karena dalam perkembangbiakkannya, tumbuhan paku menghasilkan spora. Tumbuhan paku bersifat kosmopolit (tumbuh dimana-mana). Pada umumnya, tumbuhan paku menyukai tempat-tempat yang basah atau lembab, diatas tanah atau sebagai epifit (menempel pada tumbuhan lain), dan ada beberapa yang hidup diair, misalnya semanggi (Marsiela crenata), kiambang (Salvinia natans) dan Azolla pinnata (Sayekti, 2007).

2.2 Tumbuhan Lumut

(7)

2

seluruh bagian tubuh. Lumut mengalami metagenesis. Organ kelamin jantan berupa anteredium yang menghasilkan spermatozoid dan organ betina berupa arkegonium yang menghasilkan ovum. Divisi bryophyte dibagi menjadi 3 classis yaitu Classis Hepaticopsida (lumut hati), Classis Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Classis Bryopsida (lumut sejati). Classis Hepaticopsida berbentuk lembaran, mempunyai rhizoid, hidup ditempat lembab, mengalami metagenesis antara fase sporofit dan gametofit. Bryopsida hidup ditempat terbuka, batang tegak bercabang dan berdaun kecil. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang batang (Haspara, 2004).

Lumut dapat tumbuh diatas tanah-tanah yang gundul yang periodic mengalami kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerak pun tumbuhan ini dapat hidup. Kebayakan dari lumut-lumut daun suka akan tempat-tempat yang basah, akan tetapi ada pula yang tumbuh ditempat yang kering. Beberapa macam diantaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan sampai bertahun-tahun. Pada tempat yang kering lumut membentuk talus yang berupa bantal atau gebalan, dan diatas tanah-tanah hutan sering kali merupakan suatu lapisan yang menyerupai beludru. Dalam hutan-hutan dipegunungan daerah tropic batang-batang dan cabang-cabang pohon penuh dengan lumut yang menempel berupa bantalan atau bergantungan dari semua bagian tanaman hingga hutan itu pohon-pohonnya seakan-akan penuh dengan lumut yang selalu mencucurkan air. Suasana dalam hutan yang demikian amat lembab, berkabut, dari itu hutan tadi sering disebut hutan lumut atau hutan berkabut (Prawirohartono, 1989).

(8)

3

mirip daun. Bagian-bagian yang seperti daun itu hanya setebal satu sel dan tidak mempunyai rusuk tengah, biasanya tersusun dalam sua baris, terletak pada kedua sisi sumbu yang biasanya terbaring, dengan biasanya terdapat deretan ketiga yang terdiri atas cuping-cuping yang lebih kecil di sepanjang sisi bawah sumbunya (Soeratman, 1999).

2.3 Spirogyra

(9)

4

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum morfologi dan anatomi tumbuhan tingkat rendah dilaksanakan pada hari Senin, 17 Oktober 2016. Pada pukul 13:00 – 14:30. Bertempat di Laboratorium Bioteknologi Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan sebagai penunjang kegiatan praktikum adalah mikroskop elektrik, lup (kaca pembesar), preparat, alat tulis, dan kertas hvs. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah spiroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut.

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut : 1. Disediakan alat dan bahan

2. Dipisahkan jenis spiroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut 3. Dipisahkan tumbuhan paku jenis muda dan dewasa

4. Dipisahkan daun tumbuhan paku yang bersorus dan tidak bersorus 5. Diamati dengan menggunakan mikroskop ataupun lup

(10)

5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1.1 Hasil Morfologi dan Anatomi Tumbuhan Tingkat Rendah

No. Gambar Keterangan

1.

1. Daun tumbuhan paku dewasa 2. Akar serabut

2.

1. Daun tumbuhan paku muda 2. Akar Rhizoid

3.

1. Daun tumbuhan paku

2. Sorus pada daun tumbuhan paku

4.

1. Daun tumbuhan paku tanpa sorus

5.

1. Sporangium 2. Seta

(11)

6

5. Peripheral chloroplast in perspheral cytoplasm

6. Nukleus susperoid in cetre of cell 7. Single large vacuole

8. Pirenoid 9. Tronoplasma

4.2 Pembahasan

Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tempat hidupnya di tempat lembab dan terdiri dari banyak sel. Mempunyai akar semu (rhizoid) yang memiliki fungsi sebagai akar untuk melekat. Memiliki klorofil dan autotrof. Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) yaitu gametofit dan sporofit. Berkembang biak dengan spora yang dihasilkan dari sporangium. Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa. Selain itu tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem. Daun lumut pada umumnya memiliki tebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun yang memilki lebih dari satu sel. Sel-sel daun kecil, sempit panjang dan mengandung kloroplas. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. Rhizoid tampat seperti rambut, berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap makanan.

Spirogyra memiliki ciri-ciri yaitu bentuk tubuhnya berfilamen. Setiap sel memiliki satu atau lebih kloroplas yang memanjang. Kloroplas mengandung klorofil sehingga member warna hijau. Bentuk kloroplas pada spirogyra adalah

(12)

berbentuk pita. Inti terletak ditengah. Sitoplasma terbungkus dinding sel. Sitoplasma pada spirogyra tampak transparan. Spirogyra dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan fragmentasi benang-benang yang memungkinkan potongan benang itu untuk tumbuh menjadi ganggang baru. Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi. Dua filamen berdekatan akan berhubungan dan membentuk tonjolan-tonjolan. Habitat spirogyra dapat ditemukan dikolam air tawar yang jernih dalam massa yang sangat besar, biasanya hidup melayang dipermukaan air.

Tumbuhan paku memilki ciri-ciri yaitu lapisan pelindung se yang terdapat disekeliling organ reproduksi. Memiliki embrio multiseluler yang terdaat didalam arkegonium. Lapisan kutikula terdapat pada bagian luar tubuh. Akarnya berupa rhizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi oleh kaliptra. Memiliki system transportasi internal yang memiliki fungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat air mineral dari dalam tanah. Daun tumbuhan paku yang masih muda pada umumnya melingkar atau menggulung. Memiliki jaringan pembuluh yaitu xylem yang mengangkut air dari akar ke daun dan floem yang mengangkut zat makanan hasil fotosintesis. Merupakan jenis tumbuhan berkomus yaitu antara bagian akar, batang dan daunnya sudah dapat dibedakan dengan jelas. Daun tumbuhan paku ada yang namanya daun sporofil dan daun tropopil. Daun sporofil yaitu daun yang ada bintik-bintiknya (sorus) yang menghasilkan spora. Dilindungi oleh lapisan pelindung insidium. Daun tropopil yaitu daun yang tidak ada bintik-bintiknya. Daun tropopil untuk berkembang biak sedangkan daun sporofil untuk berfotosintesis.

(13)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Pada praktikum kali ini tentang morfologi dan anatomi tumbuhan tingkat rendah dapat disimpulkan bahwa para praktikan dapat mengumpulkan ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan tingkat rendah yang telah diamati pada spyroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut. Kemudian para praktikan juga dapat mengidentifikasikan tumbuhan berdasarkan persamaan ciri morfologi dan ciri anatomi yang tampak pada spyroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut. Dan kemudian para praktikan pun dapat mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan persamaan ciri yang tampak pada spyroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum berjalan, kita semua harus menjaga kondusifitas keadaan agar praktikum berjalan dengan aman dan lancar, tidak merugikan orang lain maupun diri sendiri ketika sedang belajar.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alfiandri, Firzha. 2013. Tumbuhan Tingkat Rendah. http://belajarBiologi02. blogspot.w.id/2013/08/laporan-praktikum-tumbuhan-tingkat.

html?m=. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2016. Pukul 16:17 WIB Kusman, Khariruddin. Biologi Tumbuhan Paku dan Lumut. http://Varians

makalah.blogspot.co.id/2015/06/laporan-praktikum-biologi-tentang-morfologi.tumbuhan.html?m=1. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2016.Pukul 16:58 WIB

Nurchayati. 2010. Hubungan Kekerabatan Beberapa Spesies Tumbuhan Paku Familia Polypodiaceae. Jurnal Ilmiah Progressif. Vol 7. No 19. Hal 18 Prawirohartono, Slamet. 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga

Riandri, Henry. 2011. Theory and Application of Biology 1. Solo: Tiga Serangkai Sayekti, Naniek S.. 2007. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Depok: CV Arya

Duta

Soeratman. 1999. Pengelompokkan Tumbuhan Bryhophyta. Jakarta: Erlangga

(15)

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Titik Pertemuan Empat Parameter Grafik Barber Johnson bangsal kelas III Di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang boyolali pada triwulan I Tahun 2012, pada bangsal Anggrek

Nuzliah, (2015), Jurnal Edukasi Vol 1 Nomor 2, Kontribusi Motivasi Belajar, Kreativitas Terhadap Problem Solving (Pemecahan Masalah) Siswa Dalam Belajar Serta Implikasi

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa budidaya krisan di lahan terbuka menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik, walaupun tinggi tanaman

Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan

Jika dilihat dari segi kekuatan asosiasi mereknya 87% responden setuju dengan alasan mereka mengenali motor Yamaha Mio diiklan, mudah untuk memperoleh

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kinerja

Zahid Abdush Shomad. Pengembangan Modul Pull Out Berbasis Teori Van Hiele Berbantuan Media pada Siswa Tunagrahita Ringan Tingkat Sekolah Menengah untuk