• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT PADA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT PADA ANAK

DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

Achmad Wahyono

1)

, Alvino Oktaviano

2)

Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Pamulang

Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan

Banten 15417

ABSTRAK

Abstrak - Terbatasnya informasi mengenai penyakit pada anak membuat para orang tua kesulitan untuk memprediksi penyakit yang diderita oleh anak mereka. Untuk orang tua yang baru memiliki anak, hal ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Para orang tua lebih memilih untuk mempercayakan hal diagnosa penyakit kepada pakar atau dokter yang ahli tentang kesehatan, peran dokter spesialis anak dalam hal penanggulangan penyakit pada anak sangat diperlukan tapi sering kali terbentur pada terbatasnya jumlah dokter spesialis anak sedangkan yang harus ditangani cukup banyak. Penelitian yang dilakukan adalah membuat aplikasi

sistem pakar diagnosa awal penyakit pada anak menggunakan metode forward chaining berbasis web. Sistem

yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang membutuhkan suatu keahlian khusus.

Teknik penalaran yang digunakan adalah penalaran runut maju atau forward chaining. Dengan metode forward

chaining diagnosa dilakukan dengan memulai dari sekumpulan gejala-gejala dengan mencari kaidah yang cocok nantinya dapat melihat kesimpulan dari hasil analisa dan menentukan jenis penyakit pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi sistem pakar yang mampu mengidentifikasi atau mendiagnosa penyakit pada anak, pembuatan aplikasi sistem pakar ini menggunakan pemrograman PHP dan dan basis data menggunakan MySql.

Kata Kunci : Sistem Pakar, forward chaining, PHP.

1. PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang

Penyakit menular atau infeksi merupakan satu

kumpulan jenis-jenis penyakit yang mudah

menyerang khususnya anak-anak di Indonesia yang

disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, infeksi

parasit. Salah satu penyakit infeksi virus pada anak adalah Campak, data tentang Penularan campak masih terus terjadi sepanjang tahun 2012 ada 160 kejadian luar biasa, campak dengan 2.319 kasus dan 4 pasien meninggal. Kasus penularan campak banyak terjadi di pulau jawa ( Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten ) masalah itu harus segera dituntaskan untuk mencapai target eliminasi campak pada 2018. Mayoritas kasus campak pada 2008-2012 menyerang kelompok umur 5-9 tahun (Riatmoko, 2014).

Terbatasnya informasi mengenai penyakit pada anak membuat para orang tua kesulitan untuk memprediksi penyakit yang diderita oleh anak mereka. Untuk orang tua yang baru memiliki anak, hal ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Para orang tua lebih memilih untuk mempercayakan hal

diagnosa penyakit kepada pakar atau dokter yang ahli tentang kesehatan. Untuk beberapa orang, biaya berkonsultasi kepada pakar atau dokter ahli tidak murah sehingga banyak orang tua memutuskan untuk merawat sendiri anak mereka. Akibat

keterlambatan penanganan terhadap penyakit

menyebabkan penyakit tersebut menjadi semakin parah dan sulit untuk disembuhkan. Peran dokter spesialis anak dalam hal penanggulangan penyakit pada anak sangat diperlukan tapi sering kali terbentur pada terbatasnya jumlah dokter spesialis anak sedangkan yang harus ditangani cukup banyak. Untuk mengurangi keterbatasan itu perlu dibuat alat bantu berupa sistem pakar. Sesuai dengan kemampuan dari sistem pakar yang merupakan salah satu cabang dari ilmu kecerdasan buatan, yaitu mampu untuk bertindak sebagaimana seorang pakar pada bidang ilmu tertentu.

(2)

yang biasa dilakukan oleh para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu

aktivitasnya sebagai asisten yang sangat

berpengalaman (Kusumadewi, 2003)

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas identifikasi masalah yang dikemukakan:

a. Minimnya pengetahuan orang tua dalam

mengetahui gejala-gejala penyakit yang terjadi pada anak

b. Terbatasnya jumlah dokter spesialis anak

dalam menyampaikan informasi tentang penyakit pada anak.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana agar orang tua dapat

mengetahui mengenai jenis penyakit yang terjadi pada anaknya.

b. Bagaimana membuat aplikasi yang dapat

memberikan informasi sesuai dengan kemampuan seorang pakar.

2. LANDASAN TEORI

2.1. Kecerdasan Buatan

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence

(AI) merupakan kecerdasan yang ditunjukkan oleh

suatu entitas buatan. Sistem seperti ini umumnya

dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem

pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy,

jaringan syaraf tiruan dan robotika.

Artifical Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang konsern dengan pengautomatisasi tingkah laku cerdas. (Arhami, 2005), Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. (Kusrini, 2006)

Dari kedua pernyataan di atas menunjukkan bahwa AI adalah bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang

dilakukan oleh manusia bahkan bias lebih baik daripada yang dilakukan manusia.

2.2 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu

aktivitasnya sebagai asisten yang sangat

berpengalaman (Kusumadewi, 2003).

2.3. Mesin Inferensi

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin

inferensi adalah program computer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan

dalam workplace, dan untuk memformulasikan

kesimpulan

1. Forward Chaining.

Forward chaining merupakan grup dari multiple inferensi yang melakukan pencarian dari suatu

masalah kepada solusinya. Forward chaining

adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan

informasi yang tersedia dan baru konklusi

diperoleh. Adapun alur proses metode Forward

Chaining ditunjukkan pada diagram pada gambar .

Gambar 2.1. Diagram Proses Forwa rd Chaining

Metode Forwa rd chaining dimulai dari sejumlah

fakta-fakta yang telah diketahui, untuk

mendapatkan suatu fakta baru dengan memakai

(3)

mendapatkan tujuan atau sampai tidak ada rule

yang punya ide dasar yang cocok atau sampai mendapatkan fakta.

2. Backward Chaining

Backward chaining adalah suatu strategi pengambilan keputusan dimulai dari pencarian solusi dari kesimpulan kemudian menulusuri fakta-fakta yang ada hingga menemukan solusi yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan pengguna. (Kusrini, 2006).

Metode Backward Chaining merupakan

strategi pencarian yang arahnya kebalikan dari

Forward Chaining. Proses pencarian dimulai dari tujuan, yaitu kesimpulan yang menjadi solusi permasalahan yang dihadapi. Mesin inferensi mencari kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan yang kesimpulannya merupakan solusi yang ingin

dicapai, kemudian dari kaidah-kaidah yang

diperoleh, masing-masing kesimpulan backward chaining jalur yang mengarah ke kesimpulan tersebut.

3. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisa Sistem Berjalan

Analisis data berjalan merupakan penguraian dari suatu informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Untuk memahami alur dari informasi dalam sistem, diperlukan pendokumentasian dalam merancang suatu website, sehingga akan mempermudah tahap pengembangan sistem.

Sistem yang berjalan saat ini yaitu proses pendaftaran pasien untuk berobat dan berkonsultasi, kemudian setelah itu proses konsultasi dengan dokter dimana pasien bertemu dengan dokter untuk berkonsultasi. Setelah konsultasi pasien ke proses pengambilan obat dari resep yang diberikan oleh dokter. Proses yang sudah dijelaskan sebelumnya memiliki kekurangan, seperti:

1. Proses konsultasi dengan dokter

memerlukan waktu cukup lama apabila terjadi antrian panjang yang dikhawatirkan akan berakibat terlambatnya penanganan pasien oleh dokter

2. Keterbatasan jumlah dokter yang bertugas.

3. Keterlambatan penanganan dini juga sering

terjadi dikarenakan dokter yang bertugas berhalangan hadir.

Proses konsultasi ini juga memiliki kelebihan yaitu pasien dapat berkonsultasi dengan dokter secara langsung dan lebih privasi dan juga proses diagnosa yang lebih akurat karena dokter dapat melihat kondisi pasien secara langsung dengan memeriksa semua keluhan yang diderita oleh pasien.

3.2. Analisa Pengetahuan

Proses analisa pengetahuan diawali dari pengetahuan dan kemudian dilanjutkan dengan representasi pengetahuan.

a. Pengetahuan

Dalam perancangan aplikasi sistem pakar ini, terlebih dahulu melakukan proses akuisisi pengetahuan terhadap seorang pakar yang mengetahui apa saja penyakit pada anak. Maka karena penyakit yang ingin diketahui pun masih bersifat umum penulis memilih seorang dokter umum untuk melakukan akuisisi. Pakar yang dimaksudkan adalah Dr. Harris Qarrami , pada klinik al-ikhlas. Dalam proses akuisisi ini akan dilakukan wawancara mengenai mendiagnosa berbagai penyakit

dan juga mengenai gejala yang

ditimbulkan

b. Reprentasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan bertujuan

membuat struktur yang akan digunakan dalam sistem untuk membantu pengkodean

pengetahuan ke dalam program.

Pengetahuan direpresentasikan ke dalam format tertentu dan akan disimpan dalam suatu basis pengetahuan. Langkah-langkah

atau base rule yang diperlukan untuk

membuat representasi pengetahuan sistem pakar ini adalah:

1. Pembuatan tabel keputusan

(decision table) yang berguna untuk mendokumentasikan dan mendeskripsikan pengetahuan.

2. Pembuatan pohon keputusan

(decision tree) yang berguna

untuk menghilangkan

kaidah-kaidah dengan tujuan untuk meniadakan terjadinya perulangan pertanyaan.

3. Konversi pohon keputusan

(4)

Sistem pakar ini terdiri dari sebuah pohon keputusan untuk mengidentifikasi penyakit pada anak dan terdiri dari tabel keputusan gejala, serta himpunan untuk mengidentifikasi penyakit. Proses representasi pengetahuan untuk sistem pakar ini diawali dengan proses masuk ke dalam sistem kemudian sistem ini akan melakukan identifikasi penyakit pada anak. Untuk mengidentifikasi penyakit anak diawali dengan memilih gejala yang dialami oleh anak yang sesuai dengan pengamatan.

Tabel 3.1. Tabel Relasi Gejala dan penyakit.

No Gejala Penyakit

1 G001, G002, G008, G009,

G010, G011

P001

2 G001, G007, G014, G015,

G016.

P002

3 G001, G002, G007, G012,

G013.

P003

4 G001, G002, G004, G017,

G018.

P004

5 G001, G003, G004, G005,

G006, G019, G020.

P005

6 G001, G004, G006, G021,

G022, G023, G024

P006

7 G001, G002, G003, G005,

G025, G026, G027

P007

Berdasarkan tabel Relasi gejala dan penyakit pada anak tersebut, maka dapat dibuat pohon perhitungan

sebagai b

erikut:

Gambar 3.1. Pohon Keputusan

3.3. Analisa Produksi.

Kaidah produksi biasanya dituliskan dalam

bentuk jika-maka (IF THEN). Kaidah ini dapat

dikatakan sebagai hubungan impliksi dua bagian,

yaitu bagian premise (jika) dan bagian konklusi

(maka). Apabila bagian premise dipenuhi maka

bagian konklusi juga akan bernilai benar. Sebuah kaidah terdiri dari klausa-klausa. Sebuah klausa mirip sebuah kalimat subyek, kata kerja dan objek yang menyatakan suatu fakta. Ada sebuah klausa premise san klausa konklusi pada sebuah kaidah. Suatu kaidah juga dapat terdiri atas beberapa premise dan lebih dari satu konklusi. Antara premise dan konklusi dapat berhubungan dengan

“OR” atau “AND”. Berikut kaidah-kaidah produksi

dalam menganalisis penyakit :

Rule 1 : IF Demam

AND Hidung Meler

AND Batuk

AND Nyeri Otot

AND Mata Merah

AND Fotofobia (rentan terhadap cahaya,

silau)

THEN Campak

Rule 2 : IF Demam

AND Tenggorokan Tampak Merah

AND Pembengkakan kelenjar getah

bening di leher

AND Nyeri Sendi

AND Ruam (kemerahan kulit) muncul

selama 3 hari

THEN Campak Jerman

Rule 3 : IF Demam

AND Pembengkakan kelenjar getah

bening di leher

(5)

AND Muncul bintik-bintik merah datar (makula)

AND Tubuh Mengggigil

THEN CacarAir

Rule 4 : IF Demam

AND Sakit Kepala

AND Nafsu Makan Berkurang

AND Nyeri Ketika Mengunyah

AND Bengkak Pada Posisi Antara

Telinga Dan Rahang

THEN Gondongan

Rule 5 : IF Demam

AND Batuk

AND Nafsu makan berkurang

AND Lesu, Lemas, Letih

AND Mencret

AND Berat badan berkurang

AND Berkeringat dimalam hari

THEN Diare

Rule 6 : IF Demam

AND Nafsu makan berkurang

AND mencret

AND Muntah

AND Mengantuk tidak wajar

AND Mata cekung

AND Tinja Menghitam

THEN Tuberkulosis (TBC)

Rule 7 : IF Demam

AND frekuensi nafas cepet

THEN Diare

3.4.

Unified Modeling Language (UML)

UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).”

Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan

untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

UML merupakan suatu kumpulan teknik

terbaik yang telah terbukti sukses dalam

memodelkan sistem yang besar dan kompleks, UML tidak hanya digunakan dalam proses pemodelan perangkat lunak, namun hampir dalam semua bidang yang membutuhkan pemodelan (Apriliyanti, 2013)

a. Use Case Diagram

Gambar 3.1. Use case Diagram

3..5. Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah sebuah konsep yang

mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan dan didasarkan pada persepsi dari sebuah dunia nyata yang terdiri dari sekumpulan objek, disebut entiti & relasi diantara objek-objek tersebut. Diagram ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data

Gambar 3.2. Entity Relationship Diagram

uc usecase penyakit dan gej ala

ubah passw ord

LogOut admin

User

Konsultasi

Lihat Informasi

Lihat petunj uk penggunaan

Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Pada Anak Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web

analysis ERD

*kd_penyakit nama_penyakit definisi solusi

(6)

3.6. Transformasi ERD ke LRS

Transformasi diagram ERD ke LRS merupakan suatu kegiatan untuk membentuk data-data dari diagram hubungan entitas ke suatu LRS. Diagram ER di atas akan ditransformasikan ke bentuk LRS. Berikut adalah langkah pengelompokkan pada diagram ER untuk menentukan entity pada diagram LRS, dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.3. Transformasi ERD ke LRS

3.6. Login Record Structure (LRS)

Setelah di transformasikan ERD ke LRS, maka

bentuk LogicalRecord Structure (LRS) yang sudah

terbentuk seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.4. LogicalRecord Structure (LRS)

4. HASIL DAN IMPLEMENTASI

4.1. Implementasi Antarmuka

Implementasi antarmuka bertujuan untuk

menjelaskan secara singkat proses dan

penggunaannya

Halaman Awal sistem pakar.

Gambar 4.1. Halaman Utama

Halaman Konsultasi sistem pakar.

Gambar 4.2. Halaman Konsultasi

Halaman Hasil Konsultasi

Gambar 4.3. Hasil Konsultasi

analysis ERDlrs

(7)

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.

Dalam proses perancangan serta

pembuatan program sistem pakar diagnosa awal penyakit pada anak menggunakan metode forward chaining berbasis web menggunakan kombinasi

metode Fowa rd Chaining dan Case based

reasoning (CBR) ini, ada beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan penulis sebagai hasil dari evaluasi pengembangan sistem dalam laporan tugas akhir ini. Adapun kesimpulannya sebagai berikut:

1. Aplikasi sistem pakar diagnosa awal

penyakit pada anak dengan metode

forward chaining berbasis web, dapat memberikan informasi kepada orang tua dalam mengambil tindakan pengobatan dalam menangani penyakit pada anak.

2. Dengan menggunakan sistem ini dapat

dijadikan solusi alternatif bagi masyarakat untuk melakukan diagnosa dini terhadap gejala-gejala penyakit pada anak sebelum melakukan konsultasi langsung kepada pakar dalam hal ini dokter.

5.2. Saran.

Mengingat berbagai keterbatasan yang dialami terutama masalah pemikiran dan waktu, maka

penulis menyarankan untuk pengembangan

penelitian dimasa yang akan datang sebagai berikut:

1. Pada aplikasi ini digunakan kriteria yang

hanya berupa gejala fisik dari pasien, pengembangan lebih lanjut sebaiknya menggunakan kriteria lainnya seperti hasil pemeriksaan laboratorium sehingga hasil diagnosa menjadi lebih tepat dan akurat.

2. Data mengenai aplikasi sistem pakar untuk

mendiagnosa penyakit pada anak kiranya

dapat lebih dimaksimalkan, sampai

mendapatkan perhitungan hasil akhir yang lebih akurat serta dicari alternatif yang memungkinkan penyelesaian yang jauh lebih baik.

6. DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. (2010). Sistem pakar untuk

mendiagnosa macam macam penyakit demam berbasis web.

Arhami. (2005). konsep dasar sistem pakar.

Yogyakarta: Andi.

Arief, M. R. (2011). pemrograman web dinamis

menggunakan php dan mysql. yogyakarta: cv. andi offset.

Indrajani. (2011). Perancangan Basis Data Dalam

Allin1. jakarta: elex media komputindo.

Jogiyanto, H. (2005). Sistem Teknologi. yogyakarta:

Andi.

Kadir, A. (2005). konsep dan tuntunan praktis basis

data. Yogyakarta: Andi.

Kadir, A. (2003). pengenalan sistem informasi.

Yogyakarta: Andi.

Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi.

Yogyakarta: Andi.

Kusumadewi, S. (2003). artifical intelegence (

teknik dan aplikasi ). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nugroho, A. (2009). Rekayasa Perangkat Lunak

Menggunakan UML & Java. Yogyakarta: Andi Offset.

nugroho, B. (2008). membuat aplikasi sistem pakar

dengan php dan editor dreamweaver.

yogyakarta: Gava media.

Ramadhan, A., & Saputra, H. (2005). Buku Latihan

PHP 5 dan MySql. jakarta: Elex Media Komputindo.

Sutanta, E. (2011). basis data dalam tinjauan

konseptual. yogyakarta: andi offset.

Yakub. (2008). Basis data tutorial konseptual.

yogyakarta: graha ilmu.

Yasin, V. (2012). rekayasa perangkat lunak

Gambar

Gambar  2.1. Diagram Proses Forward Chaining
Gambar 3.1. Pohon Keputusan
Gambar 3.1. Use case Diagram
Gambar 4.2. Halaman Konsultasi

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4 di bawah ini menunjukkan dalam proses pengumpulan data suatu sumber daya sebagai sebuah dunia nyata dikumpulkan sebagai sumber data, kemudian sumber data yang

Dari hasil data analisa kimia dan fisika yang diperoleh diatas, maka fruit leather sirsak dan rosella dengan perlakuan konsentrasi gum arab 0,6% dan gula 40%

Majelis hakim dalam pertimbangannya telah sesuai dengan memperhatikan dan berdasarkan Pasal 1 angka 13 dan Pasal 48 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun

Berdasarkan Uraian diatas jelaslah bahwa pentingnya lembaga pembiayaan dalam meningkatkan penjualan, dengan adanya lembaga pembiayaan yang memberikan persyaratan

Kendala yang dihadapi PT. Pupuk Kaltim dalam mengatasi pengangguran di Kota Bontang adalah Beberapa mitra tidak mau mengembalikan pinjaman yang diberikan PT. Pupuk

[r]

Berapa konsentrasi terbaik dari penggunaan campuran enzim poligalakturonase dari isolat bakteri pektinolitik Bacillus licheniformis strain AR2 dan enzim pektinesterase isolat

Parameter yang digunakan dalam proses pengujian didapatkan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu berdasarkan ciri yang telah didapatkan