• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk interaksi sosial antara penduduk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bentuk interaksi sosial antara penduduk "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial:

Menurut Gillin dan Gillin, terdapat dua jenis proses sosial yang muncul akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses yang mengarah pada terwujudnya persatuan dan integrasi sosial (asosiatif) dan proses oposisi yang berarti cara berjuanguntuk melawan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu (disosiatif).

A. Interaksi social yang bersifat asosiatif :

1. Kerja Sama

Kerja sama atau kooperasi (cooperation) adalah jaringan interaksi antara orang perorangan atau kelompok yang berusaha bersama untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama berawal dari kesamaan orientasi dan kesadaran dari setiap anggota masyarakat. Beberapa bentuk kerja sama yang umum dapat kita temukan di masyarakat sebagai berikut.

Di dalam masyarakat, kerja sama dibedakan menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut.

1) Kerukunan atau gotong royong.

2) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.

3) Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi sebagaisatu-satunya cara untuk menghindari konflik yang bisamengguncang organisasi. Contohnya, amandemen terhadap anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

4) Koalisi, yaitu kerja sama antara dua organisasi atau lebih yang keduanya mempunyai tujuan yang sama. Akan tetapi, pada koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil karena mereka memiliki strukturnya masing-masing. Contohnya, koalisi antara dua partai politik.

5) 4)Joint venture, bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua organisasi (perusahaan) dalam melaksanakan suatu pekerjaan (proyek).

2. Akomodasi (Accomodation)

Ada dua pengertian akomodasi. Pertama, akomodasi sebagai keadaan, yaitu suatu kenyataan adanya keseimbangan dalam berinteraksi yang dilandasi dengan norma-norma dan nilai-nilai

(2)

Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu:

1) untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompokkelompok

2) manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi di sini bertujuan untuk menghasilkan suatu perpaduan yang selaras antara kedua pendapat agar menghasilkan suatu pola yang baru,

3) untuk mencegah pecahnya pertentangan secara temporer,

4) untuk mewujudkan kerjasama antarkelompok yang terpisah secara psikologis dan kultural,seperti dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem kasta,

5) untuk mengadakan peleburan kelompok-kelompok yang terpisah secara sosial.

Akomodasi mempunyai beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut.

1) Koersi (coercion), yaitu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yanglebih lemah.

2) Kompromi (compromise), yaitu bentuk akomodasi ketika pihakpihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian. Sikap dasar untuk melak sanakan kompromi adalah semua pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya.

3) Arbitrasi

Suatu bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidaksanggup mencapai kompromi sendiri. Untuk itu, akan diundang pihakketiga yang tidak memihak (netral) untuk mengusahakan penyelesaianpertentangan tersebut. Pihak ketiga disini dapat pula ditunjuk ataudilaksanakan oleh suatu badan yang dianggap berwenang.

4)Mediasi

Suatu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi.Namun, pihak ketiga yang bertindak sebagai penengah atau juru damaitidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan-keputusanpenyelesaian perselisihan antara kedua belah pihak.

5) Konsiliasi

Suatu bentuk akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatupersetujuan bersama.

6) Toleransi

Suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi. Biasanya terjadikarena adanya keinginan-keinginan untuk sedapat mungkin menghindarkandiri dari perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak.

7) Stalemate

(3)

8) Ajudikasi

Penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.

3. Asimilasi

Asimilasi adalah interaksi sosialdalam jangka waktu lama antara dua masyarakat yang mempunyai kebudayaanberbeda. Jangka waktu lama membuat kedua masyarakat saling menyesuaikan diri.Lambat-laun kebudayaan asli mereka membaur

Menurut Soerjono Soekanto, asimilasi merupakan proses sosial yang

ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama.

4, Akulturasi

Akulturasi (acculturation) adalah berpadunya unsur-unsurkebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaanbaru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya yangasli.

contoh :ketika Islam masuk terjadilah akulturasi budayaIslam sehingga timbul kebudayaan Islam Jawa

Contoh akulturasi yang mudah ditemui ialah

(4)

kebudayaan asli Indonesia. Bentuk-bentuk akulturasi yang masih ditemukan saat ini misalnya upacara Sekaten, Gerebeg Maulid, dan lainnya.

5.Dekulturasi

Dekulturasi adalah hilangnya kebudayaan suatu kelompok akibat interaksi antarkelompok sosial. Kelompok pendatang dari desa kemudian menetap di kota, pad

a umumnya mengalami dekulturasimenganggap suasana kehidupan kota lebih baik daripada di desa. Semakin lama mereka tinggal di kota, semakin larut dalam cara-cara hidup di kota. Apalagi setelah mereka menetap, kebudayaan yang mereka bawa dari desa lama-kelamaan ditinggalkan dan mereka hidup mengikuti caracara di tempat tinggalnya yang baru.

B. Interaksi social yang bersifat disosiatif :

Interaksi sosial disasosiatif selalu mengarah pada proses oposisi. Oposisi terjadi apabila ada kelompok atau organisasi dalam suatu sistem mempunyai kekuasaan dominan yang memengaruhi kelompok lain untuk mengikutinya. Oposisi menjadi bentuk perlawanan dari kelompok minoritas terhadap kelompok mayoritas. Processes of dissociation atau proses sosial disosiatif sering disebut juga yang oposisional.

Macam-macam interaksi social yang bersifat disosiatif :

1. Persaingan (Competition)

Persaingan melibatkan individu atau kelompok dalam rangka mencapai keuntungan di berbagai bidang kehidupan. Persaingan berlangsung tanpa ancaman atau kekerasan. Persaingan yang wajar dengan mematuhi aturan main tertentu disebut persaingan sehat.

Misalnya, dua orang siswa yang saling bersaing merebutkan posisi ranking pertama di kelas. Keduanya berlomba dengan rajin belajar tanpa berusaha menjatuhkan teman. Empat fungsi persaingan, yaitu:

a) sebagai penyalur keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetisi, b) sebagai cara agar nilai-nilai dan sesuatu yang terbatas dapat diperebutkan

secara baik,

c) sebagai alat untuk mengadakan seleksi, serta

(5)

Persaingan berlangsung dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa bentuk persaingan. :

(1) Persaingan ekonomi, contohnya perang iklan menawarkan produk, baik di media massa cetak maupun elektronik; persaingan memperoleh pekerjaan.

(2) Persaingan kebudayaan, contohnya sinetron dan telenovela, peminat film Avatar lebih banyak daripada penggemar film Si Unyil, persaingan antara tontonan

tradisional seperti wayang orang dan film-film di bioskop

(3) Persaingan kedudukan dan peranan, misalnya persaingan antara para calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilkada.

(4) Persaingan ras, misalnya persaingan antara orang kulit putih dan orang kulit hitam di Afrika Selatan.

2. Contravention (kontravensi)

Kontraversi merupakan suatu sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian, namun belum sampai pada tingkat pertentangan. yang tidak diungkapkan secara terbuka

Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, terdapat lima bentuk kontravensi, yaitu sebagai berikut :

a) Kontravensi umum, contohnya penolakan, perlawanan, protes, gangguan, dan mengancam pihak lawan.

b) Kontravensi sederhana, contohnya menyangkal pernyataan orang di depan umum, dan memaki melalui surat selebaran ataumencerca

c) Kontravensi intensif, contohnya penghasutan, penyebaran desasdesus, dan memfitnah.

d) Kontravensi rahasia, contohnya pembocoran rahasia, khianat, dan subversi. e) Kontravensi taktis, contohnya mengejutkan pihak lawan, provokasi, dan

intimidasi.

3. Conflict (pertentangan)

(6)

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya konflik adalahsebagai berikut.

1) Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. 2) Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi

yang berbeda pula.

3) Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok, di antaranya menyangkut bidang ekonomi, politik, dan sosial.

4) Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalammasyarakat.

Konflik memiliki bentuk-bentuk khusus, di antaranya:

a) konflik pribadi, b) konflik rasial,

c) konflik antarkelas sosial,

d) konflik politik dan konflik internasional.

Akibat-akibat dari Bentuk Konflik Atau Adanya Pertentangan

1) Tambahnya solidaritas dari in-group. Jika suatu kelompok yang semula tidak kompak, tetapi kalau ada kelompok lain yang mengancamnya maka solidaritas mereka akan lebih baik.

2) Jika pertentangan itu terjadi antarwarga dalam satu kelompok maka keutuhan kelompok itu akan goyah.

3) Hancurnya harta benda atau jatuhnya korban manusia pada kedua belah pihak yang berperang

Hubungan Interaksi Sosial dengan Status dan

Peran Sosial

1. Status Sosial

Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

Status sosial yang ada dalam masyarakat dibedakan menjadi enam. Keenam status itu dapat diuraikan sebagai berikut;

Ascribed status, yaitu status yang diperoleh secara alami atau otomatis, yang dibawa sejak manusia dilahirkan. Contohnya, anak seorang bangsawan sejak lahir mendapat gelar bangsawan, jenis kelamin, dan kasta pada masyarakat Hindu.

Achieved status, yaitu status yang diperoleh dengan melalui usaha atau perjuangan sendiri dan dengan disengaja. Semua individu berpeluang menduduki status ini asal memenuhi syarat-syarat tertentu. Contohnya, gelar kesarjanaan.

(7)

Status simbol, status ini dapat dikenali dari kebiasaan hidup sehari-hari, seperti cara berpakaian, tempat tinggal, dan bentuk rumah. Misalnya seseorang yang tinggal di pinggiran kota atau di desa, kemana-mana bersepeda, dan berpakaian sederhana, menunjukkan bahwa orang tersebut hidupnya sederhana. Sebaliknya, seseorang yang tinggal di kompleks perumahan mewah, berkendaraan mobil keluaran terbaru, ber-pakaian mewah, menunjukkan bahwa orang tersebut hidupnya mewah.

Status aktif, adalah status yang pada saat tertentu aktif, pada lain waktu status tersebut tidak aktif. Hal tersebut dapat diketahui bahwa individu tersebut memiliki banyak status. Misalnya seseorang yang menjadi guru, menjadi ketua organisasi politik, menjadi ketua RT di kampung, dan menjadi wirausahawan. Pada saat-saat tertentu, status dia sebagai ketua organisasi politik aktif ketika ia memimpin rapat organisasi, statusnya sebagai wirausahawan aktif setelah ia selesai mengajar, dan seterusnya.

Status laten, adalah status yang diam pada saat status aktif bekerja. Misalnya seorang pengacara yang merangkap sebagai dosen. Pada saat ia menjadi dosen, statusnya sebagai pengacara menjadi tidak aktif. Begitu juga sebaliknya, ketika status pengacaranya aktif, maka statusnya sebagai dosen menjadi tidak aktif.

Dalam kehidupan masyarakat sering timbul pertentangan yang dialami seseorang sehubungan dengan status yang dimilikinya. Konflik status yang timbul dalam masyarakat, antara lain berikut ini.

Konflik status individual, yaitu konflik yang terdapat dalam diri pribadi seseorang (batin sendiri). Contoh: seorang siswa SMA harus memilih antara keinginan bekerja atau mengikuti keinginan ibunya untuk kuliah.

Konflik status antarkelompok, yaitu konflik yang terjadi karena satu kelompok merugikan kelompok lain. Contoh: peraturan yang dikeluarkan Pemda bertentangan dengan peraturan yang ada di pusat.

Konflik status antarindividu, yaitu konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Contoh: seorang polisi harus menangkap pencuri, padahal pencuri tersebut anaknya sendiri.

2. Peran Sosial

Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran dianggap sangat penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

(8)

Peran Ideal, yaitu peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu. Misalnya peran ideal seorang siswa adalah rajin belajar, sopan-santun, dan pandai.

Peran yang diinginkan yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri. Misalnya seorang ibu tidak ingin berperan sebagai kakak bagi anak perempuannya yang menginjak remaja.

Peran yang dikerjakan yaitu peran yang dilakukan individu sesuai dengan kenyataannya. Misalnya seorang bapak berperan sebagai kepala keluarga.

Di dalam masyarakat banyak individu yang memiliki lebih dari satu peran yang berbeda-beda. Kondisi ini dapat berakibat dinamis bagi peran sosial, namun dapat pula menimbulkan konflik, ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan dalam berperan. Konflik peran sosial timbul jika orang harus memilih peran dari dua status atau lebih yang dimilikinya pada saat bersamaan.

Ketegangan, terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan melakukan peran karena adanya ketidaksesuaian antara kewajiban yang harus dijalankan dengan tujuan peran itu sendiri. Contohnya seorang pimpinan perusahaan menerapkan disiplin yang ketat kepada karyawannya yang sebagian besar adalah keluarga dekatnya.

Kegagalan peran, terjadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan berbagai peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang saling bertentangan.

Kesenjangan peran (role distance), terjadi apabila seseorang harus menjalani peran yang tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga merasa tidak cocok menjalankan peran tersebut.

Beban Peran Sosial

1) Persiapan peran yang kurang memadai

Persiapan peran melalui proses sosialisasi dan pendidikan yang menyediakan suatu peralihan dari peran yang satu ke peran yang lain, tetapi apabila dalam proses ini mengalami diskontinuitas maka akan mengakibatkan persiapan yang kurang pada seorang individu dalam berperan.

2) Kesulitan dalam peralihan peran

(9)

melepaskan peran yang lama. Padahal dalam proses ini sering terjadi kegagalan karena belum tentu orang tersebut mampu beralih peran dengan cepat dan benar.

3) Konflik Peranan

Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang dalam keadaan tertekan, merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksakan peranan yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranannya dengan ideal/sempurna. Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru SD. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Saat ia memutuskan membawa anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia harus berperanan sebagai guru mengajar di kelas.

4) Kegagalan berperan

Dalam masyarakat yang stabil dan terpadu, proposisi peran yang ditentukan masyarakat tinggi, kebanyakan peran akan terisi karena orang-orang telah dipersiapkan sejak awal masa kanak-kanak. Sebaliknya, dalam masyarakat yang perubahannya cepat dan kurang terpadu, sejumlah kegagalan berperan tidak dapat dihindarkan. Beberapa orang gagal berperan sebagai orang dewasa, banyak orang gagal dalam beberapa peran yang diperjuangkan, ada juga orang yang gagal berperan dalam pernikahan dan sebagainya.

Fungsi Peran Sosial

Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain:

1) Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.

2) Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan pengorbanan, seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial, dsb. 3) Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri,

(10)

Hubungan antara Interaksi Sosial dan

dinamika social

1.Pengertian Perubahan Sosial

Pengertian perubahan sosial menurut para ahli adlaah sebagai berikut.. a) William F.Ogburn mengemukakan bahwa “ruang lingkup

perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material

maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial”.

b) Kingsley Davis mengartikan “perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”.

c) MacIver mengatakan “perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial”.

d) JL.Gillin dan JP.Gillin mengatakan “perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat”.

e) Selo Soemardjan: Pengertian perubahan sosial meurut Selo Soemardjan adalah segala perubahan pada berbagai lembaga masyarakat dalam suatu lingkungan masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, termasuk di

dalamnya nilai sosial, sikap, pola perilaku antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

f) Samuel Koenig: Pengertian perubahan sosial menurut Samuel Koenig adalah modifikasi dari pola kehidupan masyarakat.

g) Karl Marx: Pengertian perubahan sosial menurut Karl Marx adalah perubahan-perubahan yang terjadi karena perkemangan teknologi atua kekuatan produktif dan hubungan antara kelas-kelas sosial yang berubah.

2. Ciri-Ciri Perubahan Sosial

 Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mengalami perubahan baik dengan lambat maupun dengan cepat.

 Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti oleh perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya

(11)

 Tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spritual karena kedua hal tersebut saling berinteraksi dengan kuat.

3. Teori-Teori Perubahan Sosial

1. Teori Evolusi (Evolutionary Theory),

Teori evolusi menjelaskan perubahan sosial memiliki arah tetap dan dialami setiap masyarakat. Arah tetap yang dimaksud adalah perubahan sosial akan terjadi bertahap, mulai dari awal hingga akhir. Saat telah tercapainya perubahan terakhir maka tidak terjadi perubahan lagi.

Teori Evolusi pada dasarnya berpijak dari teori Evolusi Darwin dan dipengaruhi dari pemikiran Herbert Spencer. Sedangkan dalam teori evolusi dalam perubahan sosial terdapat dua tokoh yang paling berpengaruh yaitu Emile Drkheim, dan Ferdinand Tonnies.

Menurut Emile Durkheim, adanya perubahan karena suatu evolusi mempengaruhi perorganisasian masyarakat, terutama dalam menjalin hubungan kerja. Sedangkan menurut Ferdinan Tonnies, bahwa masyarakat berubah dari yang sebelum masyarakat sederhana yang mempunyai hubunga erat dan komperatif menjadi masyarakat besar yang menjalin hubungan secara terspesialisasi dan impersonal.

Kelemahan teori ini , tidak bisa menjelaskan pertanyaan "Mengapa Masyarakat Berubah" ?. , dimana teori ini hanya menjelaskan perubahan yang terjadi.

2. Teori Konflik (Conflict Theory)

Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial selalu melekat pada struktur masyarakat.

Teori ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau tetap adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Karena perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Dua tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.

Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih menitikberatkan pada hal berikut ini.

a. Setiap masyarakat terus-menerus berubah.

(12)

d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan yang lainnya.

3. Teori Fungsionalis (Functionalist Theory)

Konsep yang berkembang dari teori ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep ini mendukung Teori Fungsionalis untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak lepas dari hubungan antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Menurut teori ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur yang lainnya tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan unsur tersebut. Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial atau cultural lag.

Para penganut Teori Fungsionalis lebih menerima perubahan sosial sebagai sesuatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Perubahan dianggap sebagai suatu hal yang mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan ini berhenti pada saat perubahan itu telah diintegrasikan dalam kebudayaan. Apabila perubahan itu ternyata bermanfaat, maka perubahan itu bersifat fungsional dan akhirnya diterima oleh masyarakat, tetapi apabila terbukti disfungsional atau tidak bermanfaat, perubahan akan ditolak. Tokoh dari teori ini adalah William Ogburn.

Secara lebih ringkas, pandangan Teori Fungsionalis adalah sebagai berikut. a. Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.

b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat. c. Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi.

d. Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama (konsensus) di kalangan anggota kelompok masyarakat.

4. Teori Siklis/Siklus

Dalam teori siklus, perubahan sosial terjadi secara betahap dengan perubahan yang tidak akan berhenti walau pada tahapan terakhir yang sempurna, tetapi perubahan tersebut akan kembali keawal untuk peralihan ke tahap selanjutnya. Sehingga tergambar sebuah siklus.

(13)

4.Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

Terdapat berbagai bentuk-bentuk perubahan sosial antaralain sebagai berikut..

1. Bentuk Perubahan Sosial yang terjadi Secara Lambat dan Perubahan Sosial Secara Cepat

 Perubahan sosial secara lambat/perubahan evolusi adalah memerlukan waktu yang lama tanpa dengan perencanaan. dam bergantung kepada orang-orang yang berkuasa di masa tertentu.

 Perubahan sosial cepat/perubahan revolusi, adalah memerlukan waktu yang cepat yang mengubah dasar-dasar kehidupan masyarakat dalam waktu singkat.

2. Bentuk Perubahan Sosial yang Besar dan Perubahan Sosial Kecil

 Bentuk perubahan sosial berpengaruh besar adalah perubahan dengan dampak besar bagi kehidupan masyarakat. Contohnya perubahan sistem pemerintahan.

 Bentuk perubahan sosial berpengaruh kecil adalah perubahan yang tidak berarti penting bagi struktur sosial dalam memengaruh kehidupan masyarakat. Contohnya perubahan model pakaian yang tidak melanggar nilai dan norma.

3. Bentuk Perubahan Sosial yang Direncanakan dan Perubahan Sosial yang tidak direncanakan

 Bentuk perubahan sosial yang direncakanan adalah perubahan sosial yang melakukan persiapan yang matang dan perencanaan. Contoh perubahan sosial yang direncanakan adalah program keluarga berencana (KB)

 Bentuk perubahan sosial yang tidak direncanakan adalah perubahan sosial yang tidak memerlukan persiapan dan perencanaan. Contoh perubahan sosial yang tidak direncanakan adalah keluarga tiba-tia terpaksa pindah ke

lingkungan baru.

4. Bentuk Perubahan Sosial yang Dikehendaki dan Perubahan Sosial yang tidak Dikehendaki

 Bentuk perubahan sosial yang dikehendaki adalah perubahan sosial yang disetujui oleh masyarakat tersebut. Contoh perubahan sosial yang

(14)

 Bentuk perubahan sosial yang tidak dikehendaki adalah kebalikan dari perubahan yang dikehendaki

Faktor- factor Penyebab Dinamika Sosial

1. Faktor Intern antara lain:

 Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)

 Adanya Penemuan Baru:

Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada

Invention : penyempurnaan penemuan baru

Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan

kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat

 Konflik yang terjadii dalam masyarakat

 Pemberontakan atau revolusi

2.Faktor ekstern antara lain:

 perubahan alam

 peperangan

 pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)

Jadi menurut Soerjono Soekanto faktor pendorong perubahan sosial adalah:

(15)

2. keinginan untuk maju

3. system pendidikan yang maju

4. toleransi terhadap perubahan

5. system pelapisan yang terbuka

6. penduduk yang heterogen

7. ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu

8. orientasi ke masa depan

9. sikap mudah menerima hal baru.

Referensi :

http://plengkotgoblog.blogspot.co.id/2012/06/makalah-status-dan-peranan-individu.html

http://ssbelajar.blogspot.co.id/2013/05/teori-perubahan-sosial.html

http://asepyanuar.blogspot.co.id/2012/10/faktor-faktor-penyebab-perubahan-sosial.html

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh likuiditas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan opinion shopping terhadap probabilitas penerimaan opini audit going concern

Pelaksanaan Kelas Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Godong I belum baik, karena dilaksanakan tidak rutin, hanya 3 (tiga) kali dalam satu tahun, hanya memiliki

Piano merupakan alat musik yang menghasilkan bunyi yang indah saat dimainkan dengan baik dan benar, kualitas bunyi piano yang baik memiliki nilai frekuensi nada

dilibatkan secara langsung pada Formulasi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Terkait

Siswa harus menganalis dan mendefinisikan masalah/merumuskan masalah menyusun hipotesa, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi/cari informasi,

Kasus ini juga kembali menunjukkan bahwa fenomena koneksi politik tidak hanya bermain di lingkungan negara berkembang yang umumnya sangat inheren dengan praktek korupsi,

Tenaga elektrik kepada tenaga kimia Anod +, katod- Arah pengaliran elektron dari A ke B Di anod: Persamaan setengah: Cu → Cu2+ + 2e Kuprum dioksidakan kepada kuprumII ion

Subyek dalam penelitian ini adalah dua orang klien yang mengalami gagal jantung kongestif dengan kriteria mengalami sesak nafas dan kesadaran composmentis.. Hasil: