Semirata 2013 FMIPA Unila |333
Pengelompokan Bank di Indonesia Berdasarkan Variabel
Keuangan dengan Menggunakan Analisis Faktor dan Analisis
Gerombol Berhirarki
1
Maiyastri,
1Izzati Rahmi,
2Vina Fakhri Malayudi dan
1Budi Rudianto
1)Iurusan Matematika, FMIPA Unand, Kampus Limau Manis 2) Alumni Jurusan Matematika, FMIPA Unand, Kampus Limau Manis
E-mail: yas_tri@yahoo.com
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokan bank di Indonesia berdasarkan rasio keuangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor dan analisis gerombol berhirarki. Analisis faktor merupakan suatu teknis analisis statistika yang bertujuan menerangkan struktur hubungan di antara peubah-peubah yang diamati dengan jalan membangkitkan beberapa faktor yang banyaknya lebih sedikit daripada banyaknya peubah asal. Peubah yang dianalisis faktor adalah Return on Assets, Return on Equity, BOPO, Gross Profit Margin, Loan to Deposit Ratio, Banking Ratio, Assets to Loan Ratio, dan Rate Return on Loans. Selanjutnya, dari skor faktor dilakukan analisis gerombol berhirarki. Gerombol 1 terdiri dari Bank Danamon, Bank NISP, Bank Negara Indonesia, Panin Bank, Bank Mega, Bank Bumi Artha, dan Bank Capital adalah bank dalam keadaan bermasalah ditinjau dari Banking Rationya. Gerombol 2 terdiri dari Bank Internasional Indonesia, Bank Artha Graha Internasional, Bank Bumi Putera, Bank Mayapada Internasional, Bank Niaga, dan Bank Index Selindo adalah bank dalam kondisi bermasalah ditinjau dari Assets to Loan Rationya. Gerombol 3 terdiri dari Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Himpunan Saudara adalah bank dalam kondisi tidak bermasalah ditinjau dari Return on Assets, Return on Equity dan BOPO.
Kata kunci : Rasio Keuangan, Analisis Faktor dan Analisis Gerombol Berhirarki
PENDAHULUAN
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak [2]. Peran perbankan dalam menghimpun dana masyarakat diperlukan suatu kondisi perbankan yang sehat serta tersedianya produk jasa perbankan yang menarik minat masyarakat. Bank mempunyai kepentingan untuk menjaga dana tersebut agar kepercayaan masyarakat tidak disia-siakan.
Berbagai kejadian aktual, tentang perbankan seperti merger dan likuidasi selalu dikaitkan dengan kesehatan bank. Oleh karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk
mengetahui kondisi keuangannya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank maka dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Ada banyak indikator pada laporan keuangan yang meyatakan keadaan kesehatan bank, indicator tersebut dapat dijadikan peubah-peubah penentu dalam mengelopmpokkan bank.
334| Semirata 2013 FMIPA Unila
yang jumlahnya lebih sedikit. Sedangkan analisis gerombol bertujuan untuk mengelompokkan bank-bank yang memiliki kondisi keuangan yang mirip satu sama lain.
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diterbitkan oleh masing-masing bank yang telah diaudit untuk periode 2008. Adapun peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
X1 : CAR (Capital Adequancy Ratio)
X2 : ROA (Return on Assets)
X3 : NPL (Non Performing Loan)
X4 : ROE (Return on Equity)
X5 : NIM (Net Interest Margin)
X6 : BOPO (Ratio biaya operasional
terhadap pendapatan operasional) X7 : LDR (Loan to Deposit Ratio)
X8 :PPAP (Tingkat kecukupan
penyisihan penghapusan aktiva produktif)
X9 : Komposisi Portofolio Aktiva
Produktif X10 : Banking Ratio
X11 : Assets to Loan Ratio
X12 : Gross Profit Margin
X13 : Rate Return on Loans
X14 : Leverage Multiplier
X15 : Assets Utilization
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank-bank konvensional yang terdaftar di direktori Bank Indonesia yang menerbitkan laporan keuangannya tahun 2008, bank-bank tersebut adalah
1. Bank Danamon 2. Bank Central Asia 3. Bank Permata 4. Bank NISP 5. Bank Mandiri
6. Bank Negara Indonesia 7. Pan Indonesia Bank 8. Bank Mega
9. Bank Rakyat Indonesia
10. Bank Internasional Indonesia 11. Bank Artha Graha Internasional 12. Bank Bumi Artha
13. Bank Bumi Putera 14. Bank Capital
15. Bank Mayapada Internasional 16. Bank Niaga
17. Bank Himpunan Saudara 18. Bank Index Selindo
Analisis Faktor dilakukan dengan beberapa tahap, tahapan yang dilakukan adalah:
a. Mentransformasi data ke dalam bentuk baku atau distandarisasikan.
b. Melakukan uji KMO MSA.
c. Menetukan banyak faktor yang terbentuk.
d. Menentukan bobot faktor.
e. Menentukan rotasi faktor menggunakan rotasi varimax.
f. Menentukan interpretasi faktor. a. Menentukan skor faktor.
Analisis Gerombol Berhirarki dilakukan dalam tahap yaitu: Dimulai dari N gerombol, setiap gerombol berisi 1 objek dengan matriks jarak D = (dik)
berukuran .
a. Cari gerombol dengan jarak paling dekat, misal gerombol yang mempunyai jarak terdekat gerombol X dan Y dengan jarak d ( X,Y ).
b. Gabungkan gerombol X dan Y, beri nama gerombol XY. Perbaiki jarak gerombol X dan Y dengan objek pengamatan lain sehingga diperoleh gerombol baru dengan cara mencari jarak terdekat dengan menggunakan metode Ward.
c. Ulangi langkah 2 dan 3 hingga seluruh objek tergantung dalam suatu gerombol.
d. Pembuatan dendogram.
Semirata 2013 FMIPA Unila |335 HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis data dilalakukan dengan duatahap yaitu Analisis Faktor dan Analisis Gerombol. Analisis factor bertujuan untuk membentuk peubah baru yang dinamakan faktor ynag jumlahnya jauh lebih sedikit dari peubah asal tapi mempunyai informasi yang paling maksimum dari peubah asalnya, hal ini dinamakan juga reduksi peubah. Analisis selanjutnya adalah analisis gerombol bertujuan untuk mengelompokkan semua pengamatan/observasi yang ada ke dalam beberapa kelompok, sehingga karakteristik anggota dalam kelompok lebih homogen.
Analisis Faktor
Analisis faktor tidak dapat dilakukan apabila antarpeubah tidak saling berkorelasi. Suatu uji untuk menyeleksi peubah mana yang layak atau tidak untuk dianalisis lebih lanjut, adalah uji KMO. Jika nilai KMO MSA (Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy) lebih besar dari 0.5 maka analisis dapat dilanjutkan. Pada tahap pertama nilai KMO MSA yaitu 0.529 dengan signifikansi 0.000. Karena nilai KMO MSA tersebut lebih besar dari 0.5 dan nilai signifikansi jauh dibawah 0.05 maka peubah dapat dianalisa lebih lanjut.
Selanjutnya, untuk melihat peubah-peubah mana saja yang layak untuk dibuat analisis faktor, dilihat dari Anti-image Correlation. Peubah pertama yang dikeluarkan adalah Non Performing Loans (X3), setelah itu berturut-turut peubah-peubah Assets Utilization (X15), Net Interest Margin (X5), Leverage Multiplier (X14), Capital Adequacy Ratio (X1), PPAP (X8), dan peubah Komposisi Portofolio Aktiva Produktif (X9). Akhirnya didapatkan nilai KMO MSA 0.725, dan pada analisis selanjutnya dari matriks Anti-image Correlation untuk 8 peubah yang tersisa, terlihat bahwa ke-8
peubah layak dilanjutkan ke analisis faktor.
Tahap pertama analisis faktor dimulai dengan melihat nilai komunalitas, nilai ini menyatakan besar varian (biasanya dalam persentase) dari suatu peubah mula-mula asal bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Tabel 1. Nilai Komunalitas
Inisial Ekstraksi X2 1 0.943 X4 1 0.918 X6 1 0.889 X7 1 0.928 X10 1 0.812 X11 1 0.934 X12 1 0.831 X13 1 0.310
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai ekstraksi peubah Return on Assets (X2)
sebesar 0.943. Hal ini berarti sekitar 94.3% varians dari peubah Return on Assets (X2) bisa dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk. Demikian seterusnya untuk peubah lainnya, dengan ketentuan bahwa semakin besar nilai ekstraksi dari suatu peubah, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.
Tabel 2 menampilkan nilai karakteristik ke 8 peubah asal. Untuk 2 faktor, persentase kumulatif telah mencapai 82%, artinya 82% keragaman semua peubah asal telah digambarkan oleh 2 faktor tersebut. Sehingga jumlah faktor yang digunakan cukup 2 saja.
Tabel 2 Nilai Karakteristik dari 8 Peubah
Faktor Eigen Value % Varian % Kumulatif
1 4.955 61.934 61.934
2 1.611 20.136 82.070
3 0.820 10.255 92.325
4 0.217 2.712 95.037
5 0.176 2.197 97.234
6 0.111 1.389 98.623
7 0.086 1.077 99.700
8 0.024 0.300 100.000
336| Semirata 2013 FMIPA Unila
Bobot faktor sebelum rotasi dapat dilihat dari Tabel 3. Dari nilai bobot faktor pada Tabel 3 diketahui bahwa faktor 1 mempunyai hubungan yang nyata dengan peubah X2, X4, X6, X7, X10, X11, X12, X13.
Faktor 2 mempunyai hubungan yang nyata dengan X7 dan X11, mempunyai
hubungan nyata secara negatif dengan X2
dan X4. Dari keterangan di atas dapat
dikatakan terdapat beberapa peubah yang nyata pada dua faktor, seperti X2, X4, X7,
dan X11. Hal ini menyebabkan interpretasi
terhadap faktor yang terbentuk masih sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu untuk mempermudah interpretasi terhadap faktor yang terbentuk harus dilakukan rotasi terhadap matriks bobot faktor asal.
Tabel 4.3 Bobot Faktor Sebelum Rotasi
1 2
X2 0.804 -0.545
X4 0.778 -0.559
X6 0.901 -0.279
X7 0.812 0.518
X10 0.754 0.494
X11 0.785 0.564
X12 0.879 -0.240
X13 0.524 0.189
Variabel Faktor
Setelah diketahui bahwa dua faktor adalah jumlah yang paling optimal, maka Tabel 4 menunjukkan distribusi 8 peubah pada 2 faktor yang terbentuk, sedangkan angka-angka pada tabel tersebut adalah bobot faktor yang menunjukkan besar korelasi antara suatu peubah dengan faktor 1 dan faktor 2. Proses penentuan peubah mana akan masuk ke faktor yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap garis. Tabel 4.menunjukkan bahwa nilai bobot faktornya telah dapat diinterpretasikan dengan baik.
Faktor-faktor yang terbentuk setelah dilakukan proses rotasi, seperti ditampilkan pada Tabel 5. Dari 2 faktor tersebut akan diberikan nama sebagai berikut:
Faktor 1:faktor rentabilitas
Faktor 2:faktor pengelolaan sistem perkreditan
Tabel 4 Bobot Faktor Hasil Rotasi Varimax
1 2
X2 0.954 0.182 X4 0.946 0.154 X6 0.835 0.438 X7 0.210 0.940
X10 0.185 0.882
X11 0.157 0.954
X12 0.792 0.451 X13 0.238 0.504
Variabel Faktor
Tabel 5.Tabel Pengelompokkan Peubah
Faktor Peubah
Return on Assets (X2) Return on Equity (X4)
BOPO (X6)
Gross Profit Margin (X12) Loan to Deposit Ratio (X7) Banking Ratio (X10) Assets to Loan Ratio (X11) Rate Return on Loans (X13)
1
2
Analisis Gerombol
Semirata 2013 FMIPA Unila |337
17 9 5 2 13 11 16 18 10 15 3 14 12 8 6 7 4 1 7.15
4.77
2.38
0.00
Pengamatan
Ja
ra
k
Gambar 1Dendogram Hasil Analisis Gerombol Keterangan
1. Bank Danamon 2. Bank Central Asia 3. Bank Permata 4. Bank NISP 5. Bank Mandiri
6. Bank Negara Indonesia 7. Pan Indonesia Bank 8. Bank Mega
9. Bank Rakyat Indonesia
10.Bank Internasional Indonesia 11.Bank Artha Graha Internasional 12.Bank Bumi Artha
13.Bank Bumi Putera 14.Bank Capital
15.Bank Mayapada Internasional 16.Bank Niaga
17.Bank Himpunan Saudara 18.Bank Index Selindo
Gambar 1 menunjukkan pemotongan gerombol lakukan setelah terdapat tiga gerombol. Tabel 6 menyatakan bahwa Bank Danamon, Bank NISP, Bank Negara Indonesia, Panin Bank, Bank Mega, Bank Bumi Artha, dan Bank Capital terdapat pada gerombol yang sama yaitu gerombol 1. Ketujuh bank dikelompokkan dalam satu gerombol karena memiliki Banking Ratio yang hampir mirip yaitu nilai yang relatif besar. Banking Ratio yang besar artinya bank dalam kondisi bermasalah karena jumlah kredit yang disalurkan lebih besar dari jumlah deposit yang diterima dari nasabah (suatu bank dikatakan likuid apabila Banking Rationya kurang dari 60%).
Pada gerombol 2 terdapat Bank Internasional Indonesia, Bank Artha Graha Internasional, Bank Bumi Putera, Bank Mayapada Internasional, Bank Niaga, dan Bank Index Selindo. Ketujuh bank dikelompokkan dalam satu gerombol
karena memiliki Assets to Loan Ratio yang mirip yaitu relatif besar. Assets to Loan Ratio yang besar artinya bank dalam kondisi bermasalah pada sistem perkreditannya (suatu bank dikatakan likuid apabila Assets to Loan Rationya kurang dari 60%).
338| Semirata 2013 FMIPA Unila
besangkutan, sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (suatu bank dikatakan sehat apabila rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional tidak melebihi 93.5%).
Tabel 6 Pengelompokan dan Berdasarkan Hasil Analisis Gerombol
Gerombol Kode Nama Bank
1 Bank Danamon
4 Bank NISP
6 Bank Negara Indonesia 7 Panin Bank
8 Bank Mega
12 Bank Bumi Artha 14 Bank Capital
3 Bank Permata
10 Bank Internasional Indonesia 11 Bank Artha Graha Internasional 13 Bank Bumi Putera
15 Bank Mayapada Internasional 16 Bank Niaga
18 Bank Index Selindo 2 Bank Central Asia 5 Bank Mandiri 9 Bank Rakyat Indonesia 17 Bank Himpunan Saudara 1
2
3
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, dari 15 peubah asal, ternyata yang hanya memenuhi uji KMO MSA hanya 8 peubah yang didapat dianalisis dengan analisis faktor. Dari 8 peubah tersebut, dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor, yaitu faktor rentabilitas dan faktor pengelolaan sistem perkreditan.
Dari hasil analisis gerombol, bank di Indonesia dapat dikelompokan menjadi 3 gerombol. Gerombol 1 terdiri dari 7 bank yaitu Bank Danamon, Bank NISP, Bank Negara Indonesia, Panin Bank, Bank Mega, Bank Bumi Artha, dan Bank Capital. Bank pada gerombol 1 adalah bank dalam kondisi sedikit bermasalah karena memiliki banking ratio yang relatif besar. Gerombol 2 yaitu terdiri dari Bank Internasional Indonesia, Bank Artha Graha Internasional, Bank Bumi Putera, Bank Mayapada Internasional, Bank Niaga, dan Bank Index Selindo. Adapun bank yang terdapat pada gerombol 2 adalah bank dalam kondisi bermasalah,
karena nilai Asset to Loan Ratio ketujuh bank dalam gerombol ini relatif besar. Gerombol 3 yaitu Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Himpunan Saudara. Bank-bank yang ada pada gerombol 3 adalah bank dalam kondisi yang tidak bermasalah. Return on Assets dan Return on Equity yang besar artinya bank dalam keadaan tidak bermasalah karena semakin besar rasio ini maka keuntungan yang diperoleh bank juga semakin besar. BOPO yang kecil artinya bank dalam keadaan tidak bermasalah, karena semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang besangkutan, sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, RA. 1988. Applied Multivariate Statistical Analysis. Edisi ke-2. Prentice-Hall Inc, New Jersey.
Kasmir, S.E., MM. 2000. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Morrison, Donald F. Multivariate Statistical Methods. Edisi ke-2. McGraw-Hill Book Company, Japan.
Santoso.2010. Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sartono, B, dkk. 2003. Analisis Peubah Ganda. IPB Press, Bogor.
Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan (Buku 2). Salemba Empat, Jakarta.