• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kemotaksonomi Sonchus Arvensis L, Sonchus Oleraceus L Dan Sonchus Hill Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi Kemotaksonomi Sonchus Arvensis L, Sonchus Oleraceus L Dan Sonchus Hill Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Of

m t

SKRIPSI

r a h a j o e a r i a n i

ST UDI K EMOT AK SONOMI

S

ONCHUS

a r v e n s i s

l

,

s o n c h u s

o l e r a c e u s

l

DA N SONCHUS ASPER HI LL.

w 1 1 , 1 1 i

PERPU STA K ,,v x ;

■UN IVERSITA S A1k l a n UVjA -

S U R A B A Y A

F F - - 4 6 & / V

f\ri

S

F A K UL T A S FAR MASI

UNI VER SI T AS A I R L A NGGA

(2)

STUOI KEMOTAKSONOMI

SO NCH US bA R V E M S I S : L u , SONCHUS OLERACEUS L.

DAN SONCHUS ASPER HILL.

SKRIPSI

DlS UAT UNTUK' MEMEjiUHfc TOGAS, AKHXRVMENCAPAI

GELAR SA RJANA FARMASI PAD A FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS vAIRLANGGA

19 9 0

Oleh :

RAHAJOE ARIANI

0 5 8 2 1 0 4 5 2

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa, atas limpahan rahraat dan karunianya - pada kami ,

hingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana

pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima

kasih kepada Ibu Dra. Mangestuti A* MS. daOr^Bapak -PR.

Noor Ifansyah selaku dosen pembimbing yang telah

melu-angkan waktu, tenaga dan pikiran, serta dengan penuh

kesabaran dan kesungguhan hati berkenbn membimbing ,

nengarahkan serta menotifasi selama r.lkami melakukan

penelitian.

Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh

staf pangajar dan karyawan Laboratoriura Fitokimia dan

Labor atorium Botani Farmasi/Farraakognosi yang telah

membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini.

Kepada rekan-rekan mahasiswa, Ibu dan adik-adik ka'mi ,

serta semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu

persatu yang telah memberikan bantuan b a i k ’ moril maupun

m a t e r i i l .

Harapan kami semoga penelitia n kami yang

seder-hana ini dapat memberikan manfaat bagi penelitian

penelitian selanjutnya.

Surabaya, Ouli 1990*

penyusun

(4)

KATA PENGANTAR ... ii

(5)

iv

1.2.1. Sayatan membujur epidermis daun 35 1.2.2. Irisan melintang daun tidak melalui ibu tulang daun ... 35 2.5. Hasil pemeriksaan tanin dan senyawa polifenol ... ... 53

2.6. Hasil pemeriksaan gli kosida antrakinon 54 2.7. Hasil pemeriksaan glikosida sianhidrin 54 2.8. Hasil pemeriksaan iridoid ... 55

(6)

V

H a l a m a n

V. P E M 3 A H A S A N ...\ . 6 4

VI . KESIMPULAN ... 73

VII. SARAN - SARAN ... 74

RINGKASAN ... 75

(7)

DAF.TAR TABEL

VII. Hasil pemeriksaan golongan kandungan dalam herba S. arvensis L»r 'S. ole raceus l . dan

S. asper H i l l ... 62

VIII. Hasil pemeriksaan golonga n kandungan dengaa kromatografi lapisan tipis dalam herba S. ar­

vensis L, S. oleraceus L dan S. a s p e r ' Hill'«,' ” 63

Halaman

(8)

d a f t a r g a m b a r

8. Sayatan membujur epidermis bawah daun Sonchus arvensi9 L ... .36

9. Sayatan membujur epidermis bawah daun .Sonchus ol eraceus L. ... ... 37

(9)

BAB I

P E N DAHULUAN

01 riegara Indonesia yang beriklim tropis banyak

sekali terdapat sumber daya alam yang dapat,

dimanfaat-kan untuk pelayanan kesehatan, terutama sekali dengan

banyaknya jenis tanaroan yang tumbuh dan berketnbang di

seluruh kepulauan Indonesia ini yang dapat dipergunakan

sebagai sumber bahan obat-obatan.

Salah satu tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat yang

sering dig unakan oleh masyarakat adalah tumbuhan dari

marga Sonchus. Sonchus termasuk suku Asteraceae (Compo­

sitae) yang banyak tumbuh di daarab'^tropik*

Di Indonesia terdapat beberapa jenis Sonchus ,

seperti Sonchus arvensis L, Sonchus oleraceus L,Sonchus

asper Hill dan Sonchus malaianus Miq.(l,2).

Dari keempat jenis tersebut di atas yang pa&d4ig banyak

dijumpai di Surab aya dan sekitarnya adalah tumbuhan je ­

nis Sonchus arvensis L. karena tumbuhan tersebut dapat

tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50-1650 meter di

atas pe rmu kaan laut* Tnbuh an ini umuinnya terdapat di

ladang yang cerah matahari, di tepitepi j a l a n , d a n t e p i

-tepl Sungai,

(10)

2

Beberapa j en is marga Sonchus telah lama

dipergu-nakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, misalnya

sebagai bahan obat-obat tradisional dan bahan makanan.

Khasiat Sonchus sebagai obat tradisional antara lain

sebagai obat peluruh batu ginjal , obat tekanan darah

tinggi, obat demam (3,4,5).

Dari beberapa pustaka dan pengalaman -pengalaman

dapat diketahui bahwa tiap jenis tumbuhan Sonchus mem pu­

nyai nama daerah yang berbeda-beda seperti naraa daerah

Sonchus arvensis adalah tempuyung, Sonchus asper adalah

dalgiyu (1,6). Namun ternyata dijumpai pula di

daerah-daerah tertentu pemberian nama daerah-daerah yang sama untuk

menyebutkan jenis tanaman Sonchus yang berbeda, oisalnya

tempuh wiyang, padahal melalui pengamatan makroskopik

sulit membedakan masing-masing tanaman.

Disamping itu ternyata habitus tanaman ini mirip dengan

tanaman Emilia sonchifol ia dan Lactuca indica yang juga

mempunyai nama daerah tempuh wiyang, sehingga tidak

ter-tutup kemungkinan terjadinya kekeliruan pengambilan ta­

naman untuk maksud-maksud. pengobatan, penelitian dan l a ­

in lainnya.

Bertolak dari kenyataan tersebut di atas, maka

penelitian ini mempunyai tujuan untuk mempelajari kemo­

taksonomi tumbuhan marga S o n c h u s , yang meliputi pengama­

(11)

Studi kemotaksonomi adalah suatu studi untuk

mempelajari hubungan kekerabatan zat kandungan kimia

tumbuh-tumbuhan berdasarkan taksonnya. Untuk mencapai

maksud tersebut dilakukan pengamatan-pengamatan

terha-dap ciri-ciri anatomi, ciri-ciri morfologi dan kandu­

ngan kimiawi dari masing-masing jenis tumbuhan S o n c h u s «

Ci ri-ciri kimiawi digunakan sebagai penunjang sarena

untuk mertjelaskan/menegaskan klasifikasi tumbuhan dalam

taksonnya.

Dengan mempelajari ciri anatomi dan

ciri-ciri morfologi tumbuhan maka akan d a p a t .diketahui per­

samaan dan perbedaan tanaman yang diteliti.

Metoda yang digunakan untuk mempelajari

takso-nomi adalah pengamatan makroskopik yaitu dengan cara

mempelajari habitus dan morfologi tumbuhan segar, serta

pengamatan mikroskopik yang meliputi anatomi histologi

tumbuhan tersebut yang dibandingkan dengan uraian yang

terdapat dalam pustaka. Kemudian dipelajari adanya

go-longan kandungan dengan dilakukan skrining fitokimia ,

yang dimaksudkan untuk mempelajari '.kait-annya. ^dengan

segi-segi taksonomi tumbuhan yang be r s a n g k u t a n •

Pada penelitian ini, jenis-jenis yang diteliti

adalah Sonchus arvensis L., Sonchus oleraceus l * dan

(12)

4

d i t e l i t i karena k esulitan untuk m en da pa tk an sampel yang

m e m a d a i •

Secara singkat tujuan pene litia n ini adalah :

1. Mempelaja ri taksonomi Sonchus a r v e n s i s , Sonchus

oleraceus dan Sonchus asper yang meliputi

kla-sifikasi, ciri-ciri morfologi dan anatomi

tura-buh-tumbuhan tersebut*

2. Mempelajtfri golongan kandungan yyari^*;' 'tierdapat

pada ketiga tumbuhan tersebut di atas.

3. Mempelajari hubungan antara taksonomi ' 'denganv

Sb^asgan^lcaadyogan Sonc h u s tsb.

-Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperlengkap data

kemotaksonomi tentang tumbuhan marga Sonchus yang

(13)

TIN3AUAN PUSTAKA

Asteraceae (Compositae) merupakan suku yang terbesar

dalam Spermatophyta dan meliputi 950 marga dan 20.000

jenis dengan daerah penyebaran yang luas.(7)^

(14)

6

1.2. H a b i t u s - M o r f o l o g i .

1.2.1. Suku Asteraceae.

Tumbuh-tumbuhan dari suku Asteraceae berupa herba,

perdu atau tumbuh-tumbuhan memanjat, jarang berupa

po-hon, dengan daun tersebar atau berhadapan, tunggal dan

kadang-kadang bertoreh dalam, tanpa daun penumpu kecil.

. Bunga dalam bongkol kecil dengan daun pembalut, sering

Bunga beraturan atau setangkup tunggal dengan kelopak

yang tidak jelas (d i g a n t i 'dengan rambut, rambut sikat

atau sisik). Mahkota berdaun lepas, kadang-kadang ben­

tuk lidah. Benangsari tertancap dalam tabung mahkota

berseling terhadap tajunya, kebanyakan dengan tangkai

sarinya yang lepas dan kepala sari yang tumbuh bersatu

menjadi buluh.

Bakal buah tenggelam dengan satu bakal biji. t a n g k a i

putik satu, kebanyakan dengan dua kepala putik.

Buah keras berbiji satu, umumnya tumbuh bersatu dengan

kulit buah , ^ 7,10).

(15)

7

1 .2 .2 . H a r qa b o n c h u s .

Sonchus di pulau 3awa tumbuh di daerah yang mem

-punya ketinggian 50 sampai 3000 meter di atas

permuka-an laut, tumbuh liar di daerah ypermuka-ang bpermuka-anyak hujpermuka-an, di

tempat terbuka atau uedikit kenaungan, di tempat yang

bertebing, di pematang, di pirvggir saluran air yang

ba-ik tata a i r n y a - ( H ) *

Habitus Sonchus merupakan herba menahun, tegak ,

mengandung getah, sering dengan akar tunggang >„kuat ,

0,6 - 2 meter tingginya. Batang bulat berrongga, rapuh.

permukaan daun kasar, warna sering keunguan, bergigi

tak teratur, sedikit banyak berlekuk menyirip dalam ,

yang rendah dalam roset, duduk dengan pangkal memeluk

batang, lanset atau bentuk solet 15-50 kali 3-12 cm ,

yang lebih atas lebih kecil, dengan pangkal bentuk

jan-tung atau bentuk panah, memeluk batang*

Bongkol dengan jumlah yang tidak banyak berkumpul da ­

lam karangan bunga bentuk malai rata, bertangkai.

Daun pembalut banyak, penuh kelenjar bertangkai.

Bunga banyak. Buah keras- bentuk memanjang, pipih,

ber-rusuk. Rambut buah putih terang (10)*

1.3. Anatomi - H i s t o l o g i .

Tumbuhan marga Sonchus mempunyai rambut kelen

-jar yang sedikit terdiri dari satu sel tangkai pendek

dan satu sel kepala berbentuk bulat panjang.

Rambut penutup oerbentuk ramping dan jarang ada.

(16)

8

terdiri dari sa'cu lapis sampai dua lapis sel, sel p a l i ­

sade lapisan pertama j e l a s o erbentuk taoung yang besar

dan panjang, sel p a l i s a d e lapisan kedua jauh lebih

pen-dek, tebal j ar in ga n p a l i s a d e hampic setengah tebal daun.

Oaringan bunga karang bersel lebih kecil dan berbentuk

tidak beraturan, dis ekitar berkas pembuluh terdapat

be-berapa saluran getah.

Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel ber-t

oentuk paligonal, dinding samping agak lurus atau agak

bergelornbang; kutikula kasar, berointik-bintik.

Epidermis bawah terdiri dari sel pipih dengan dinding

sampingbergelornbang; kutikula ber bi nt ik - b i n t i k ; stoma­

ta lebih banyak pada epidermis bawah, type .ahisositik ;

rambut kelenjar serupa dengan rambut kelenjar epidermis

atas (11)

2. Kegunaan S o n c h u s «

Tumbuhan marga Sonch us mempunyai beberapa

kegu-naan diantaranya sebagai sumber bahan obat tradisional

dan sebagai bahan makanan seperti yang tela’n disebutkan

dalam beberapa buku.

S. arvensis L. mempunyai nama daerah (Jswa)

tem-puyung, lempung, rayana, jombang, (Sunda) yalibug

ada-lah jenis yang paling oanyak tiikenal olch masyarakat

pa-da &aat ini seuagai obat tradisional (6)1 Oenie

(17)

Tanuman te.npuyung d^pat clijunakan sebagai obat anti ca l ­

culus urinariae cj^n telah ada p^meriksaan pada

ptnderi-ts batu kencing dioeri minum decoct dari daun teia^uyung.

Ouga dapat digunakan sebagai obat tekanan darah tinggi

dengan cara sebagian t^naman d i h a l u s k a n , ditambah air

kemudian d i k o m p r e s k a n . Dengan merebus seluruh bagian

ta-naman dengan air, kemudian air rebusan ditninumkan tiga

kali untuk satu hari dapat menurunkan demam 13) •

O-leh sebagian masyarakat Indonesia, daun tempuyung ini

selain digunakan sebagai obat traditional juga dipakai

sebagai bahan , makanan untuk hidangan sayur pundamping

nasi, juga dapat digunakan untuk tutup bisul dan

beng-kak-bengkak

Sonchus,oleraceus L. dan Sonchus asper Hill, juga digu ­

nakan sebagai obat tradisional tetapi kurang dikenal d i ­

banding cengan Sonchus arvensis L.

Sonchus oleraceus L. menurut catatan BaC.s(£K .mempunyai

nama daerah jombang, gerowong, camawak (Sunda), dalgiyu,

kenikir, ketubar, ternpuh vviyung (Oawa), kumanten, sarap

(Madura) daunnya yang masih muda digunakan untuk lalap,

sedangkan kegunaan lain sebagai obat tradisional ada

kemungkinan sama dengan Sonchus arvensis „ (6) >

Sonchus asper Hill, mempunyai nama daerah jombang,

ge-dabos, gerowong, patrakeli, camawak (Sunda), dalgiyu ,

delgiyu ( O a w a ) ,kemungkinan juga mumpunyai kegunaan yang

(18)

10

3. Kandunqan S o n c h u s .

Kandungan suku Aster aceae yang telah dikenal

alkaloid, ses k u i t e r p i n o i d , flavonoid, senyawa

poli-fenol, saponin dan isoprenoid (14)lfi)

Sedang pada tumbuhan marga Sonchus, kandungan

kimiawi yang sudak dikenal adalah s a p o n i n ,flavonoid

triterpen dan taraxasterol (5,14).

(19)

3A3 III

BAHAN D AN M E T O Da PcN E L I T IaN

1. Bahan p e n e l i t i a n .

Bahan p e ne li ti an adalah vSoochus arvensis L., S o n ­

chus oleraceus L. dan Sonchus asper Hill,

Bahan penelitian dikumpulkan dari^ daerah" Batu dan Sura?-'

baya pada bulan September-Oktober dan telah dilakukan

determ ines! dengan kunei determines! (2,10-).

1 *1 ^ Bahan penelitian t a k s o n o m i .

• Bahan yang digunakan untuk penelitian taksonomi

adalah seluruh tumbuhan tegar yang sedang berbunga da ­

ri ketiga tumbuhan ter^ebut.

1.2. Bahan penelitian golongan k a n d u n g a n .

Bahan y a n g .digunakan untuk penelitian golongan

kandungan adalah bagian tumbuhan di atas tanah

(her-ba) dari ketiga tumbuhan marga Sonchus tersebut.

Pengambilan dilakukan seccra acak dari yang tua

sam-pai yang muda. Tumbuhan dibersihkan dari kotoran

pengeringan bahan dilakukan .'dentj-an* sinar1 • matahari

langsong .£16,1-8,2Q) * Setelahj itu. dibQkfV^eriagkst^d?-- „

ngan ;^cai^a7.ditumbuk dab-diayak;

(20)
(21)

K a n d u n g a n y an g a k a n d i p e r i k s a a d a l a h : a l k a l o i d ,

s a p o n i n , g l i k o s i d a j a nt u n g , f l a v o n o i d , t an in d a n s e n y a -

vva p o l i f e n o l , a n t r a k i n o n , i r i d o i d , g l i k o s i d a s i a n h i d r i n

d a n m i n y a k a t s i r i .

«1 • P e m b u a t a n e k s t r a k »

D i b u a t tiga m a c a m e k s t r a k y a i t u :

- E k s t r a k h e r b a d a r i S o n c h u s a r v e n s i s L. u n t u k se-

l a n j u t n y a d i s e b u t oJ<straJ< I.

- E k s t r a k h e r b a d a r i S o n c h u s o l e r a c e u s l . u n t u k

s e l a n j u t n y a d i s e b u t e k s t r a k II.

- E k s t r a k h e r b a d a r i S o n c h u s a s p e r H i l l , u n t u k s e ­

l a n j u t n y a d i s e b u t e k s t r a k III.

M a s i n g - m a s i n g s e r b u k h er b a d a r i k e t i g a t u m b u h a n S o n -

chus- d i t i m b a n g 100 gram, d i m a s u k k a n k e d a l a m la-bu a l a s

b ul at , k e m u d i a n d i t a m b a h 3 0 0 ml a l k o h o l 8 0% .

S e t e l a h d i c a m p u r me ra ta , d i d i d i h k a n d e n g a n p e n d i n g i n

b a l i k k e d a l a m p e n a n g a s air s e l a m a satu j a m . C a m p u r a n

y a n g m a s i h d a l a m k e a d a a n p a n a s d i s a r i n g d e n g a n c o r o n g

B u c h n e r d a n a m p a s n y a d i c u c i d e n g a n a l k o h o l 8 0 %

s a m p a i j e r n i h . F i l t r a t yang d i p e r o l e h d i u a p k a n '■ di

a t a s p e n a n g a ^ ;air s a m p a i v o l u m e c a i r a n ^ 2 0 ml ( 2 1 , 2 2 ) .

.2. p e m e r i k s a a n k a n d u n g a n .

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

22

3 . 2 * 8 . p e n u n j u k k a n a d a n y a i r i d o i d ,

M a s i n g - m a s i n g s e j u m l a h 5 g r a m s e r b u k h e r b a ke-

ti ga t u m b u h a n S o n c h u s d i r e n d a m d a l a m 5 ml l a r u t a n

1 % HCl s e l a m a 6 jam, dis-.ring* K e m u d i a n ke d a l a m

e k s t r a k HCl t e r s e b u t d i t a m b a h k a n 1 ml p e r e a k s i T r i m

H i l l . T a b u n g d i p a n a s k a n p a d a n y a l a api b e b a s s e l a m a

1 - 2 m e n i t dan d i a m a t i p e r u b a h a n w a r n a y a n g terja-*.

di. B i l a t e r j a d i w a r n a m e r a h u n g u a t a u b ir u s a m pa i

biru h i j a u m e n u n j u k k a n a d a n y a i r i d o i ci ( 2 3 ).

3 . 2 . 9 . p e n u n j u k k a n a d a n y a m i n y a k a t s i r i .

D i p e r g u n a k a n alat T A S S O V E N ,,"C(24)».

- B a h a n : s e r b u k h e r b a k e t i g a t u m b u h a n b o n c h u s .

- F as e d i a m : K i e s e l g e l G F 254.

- F as e g er ak : K l o r o f o r m : b e n s e n a ( i ; 1 ).

- P e n a m p a k n o da : p e r e a k s i a s a m f o s f o m o l i b d a t .

S e t e l a h p e n y e m p r o t a n d i l a k u k a n p e m a n a s a n p a d a suhu

105 - 1 1 0 ° C. s e l a m a 5 - 10 m e n i t . A d a n y a m i n y a k

(31)
(32)

24

(33)
(34)

26

(35)
(36)
(37)

29

G a mb ar 4 : Daun Sonchus arvensis L*

(38)

30

G a mb ar 5 : Daun Sonchus oleraceus L.

Berbentuk spatel.

(39)

31

G a m b a r 6 : Daun Sonchus asper H i l l #

B e r b e n t u k l a n s e t.

(40)

32

1,1.6. B u n g a .

Bunga ketiga jenis tumbuhan Sonchus tersebut

berupa bunga majemuk yang terdapat pada ujung ba­

tang atau cabang. Bunga-bunga ini tersusun

memben-tuk malai rata, tipe perbungaannya racemose.

Bila ditinjau dari bagian-bagian bunga yang ada ,

bunga ketiga tumbuhan Sonchus tersebut merupakan

bunga sempurna yaitu mempunyai semua bagian-bagian

perhiasan bunga dan alat-alat kelamin seperti :

kelopak, tajuk, putik dan benang sari.

Ma hkota berwarna kuning terang dengan panjang 2 -c

3 cm, aktinomorf. Mahkota bunga yang mekar mudah

gugur dan pada umumnya mekar pada pagi hari kemu­

dian rontok pada sore harinya, sedang kelopaknya

tetap tinggal dan berguna sebagai pembungkus buah

yang terbentuk.

Kelopak berbentuk bongkol, aktinomorf dan berwar­

na hijau. Benang sari berjumlah lima dan putik

se-buah dan kepala putik berbelah dua.(gambar 7$«7b).

111177. Buah dan b i j i .

Merupakan buah sejati, tunggal, kering, ben­

tuk aeoanjang, pipih, berusuk, warna coklat

keku-ningan, panjang +_ 4 -mm* berbiji satu.

(41)

G a m b a r 7a : Perbungaan Sonchus arvensis L.

Malai rata, panjang : 2,5 - 3 cm. Terletak di ujung batang, cabang atau ranting.

(42)

34

G a m b a r 7b : P e r b u n g a a n S o n c h u s a s p e r Hill. M a l a i rata, p a n j a n g : 2 , 5 - 3 cm.

T e r l e t a k di u ju n g b a t a n g , c a b a n g a ta u r a n ti n g.

(43)
(44)
(45)
(46)

38

3ambar lu : Layatan jnembujur t,pi< er.iis utciii daun sonchus asper Hill.

i v c c c r a n g a n j - ,m o£.r :

1. wcl epidermis.

2. ^to.iuta tipe anisositik.

(47)
(48)
(49)

41

*

3 a n b a r 11 : I r i s a n .lelintang d a u n ..ielt-lui ibu t u l a n g d a u n S o n c h u s arvcnt>it> u.

K e t e r a n g a n joinoar :

1. e p i d e r m i s atas, 2. k o l e n k i m .

3. o e r k a s p e n g a n g k u t a n . 4. p a r e n k i m .

(50)

42

3 * .:i i b«r 1 2 : i r i s a n . i w l i n t a n g c* * un ;t l J u i i o u t u l c i n j Ht i un l o o c h u i . o l u r s c G u o L .

Ucterc*n-3£*n j-.abar :

1* cpid^r..iis etas, 2. k o l s n k i n .

3. purenki;.i.

(51)

43

Jctib^r :3s Irisan alint^nj c'aun .^l^lui ibu

tulc-nj daun »onchus> ’ill.

;,otLrang**n ^anbur :

1 • L-pidsr 'is jt^C ,

n

i~• k o l a n k i i .

3 • p_.renki,i •

4. ourkcfc n ^a n j ku t un

(52)
(53)
(54)

3atnbar 15 : Irisan melintang b^tang

S o n c h u s oleraceus L.

K e t e r a n g a n g a n b u r :

1 . e p i d e r m i s • 2 . p ^ r e n k i m k o r t e k 3. f l o e m •

(55)

G a m b a r 16 : Irifcan m e l i n t a n g b a t a n g S o n c h u s a s p e r H i l l .

K e t e r a n g a n udibar :

1. e p i d e r m i s .

2. p a r e n k i m kortt-k. 3. floem.

4. k ^ m b i u m . 5. x il em .

(56)

48

Berkas p e m bu l u h : tipe kolateral terbuka

Kembium : terdiri beberapa lapis eel yang berbentuk

empat persegi panjang, eel-selnya

tersu-eun rapat tanpa ruang antar eel.

Pada pewarnaan floroglusin-HCl pekat, didapatkan

bahwa dinding eel dari sel-sel xylem pada berkas

pengangkutan berwarna merah.

1.2.5. Irisan melintang a k a r .

Dibuat irisan melintang akar tunggang dari Son­

chus a r v e n s i s , Sonchus oleraceus dan Sonchus asper

(tabel IV, gambar 16). Sediaan * sediaan tersebut

dilihat dalam media air dengan mikroskop,

Hasil pengamatan atas sediaan-sediaan tersebut di­

dapatkan data sebagai berikut :

Parenkira : sel be rbent uk poligonal-bulat, mempunyai

ruang antar sel.

Floera • floem sekunder terletak di sebelah luar

xylem s e k u n d e r .

Kambium. : terdiri., dari beberapa lapie^ sel, yang

berbentuk empat persegi panjang dan. te/>.

susun rapat hampir tidak ada ruang antar

sel, berdinding itpis sehingga kadang

tidak jelas pada pengamatan.

Xylem : terdiri dari xylem sekunder di sebelah

(57)

primer t e rd es ak kt dalam.

Sel-sel trakea berbentuk poligonal - bulat,

oerdinding lebar dan besar, sedang

trache-Ida terllhat lebih kecil,

Pada peWarnaan floroglusin-HCl pekat,, menunjukkan

bahwa..dinding sel dari sel-sel trachea dan

trache-ida berwarna merah.

(58)

JO

G a m b a r 17 ; i r i s a n m e l i n t a n g a ka r S o n c h u s a r v ^ n t i t L •

K e t e r a n g a n g a m b a r :

1. tipiderrois.

2. p a r e n k i m kor te k. 3. floerii.

(59)

51

2* P e n el i ti a n k a n d u n q a n .

2.1. Hasil p e m e r i k s a a n a l k a l o i d .

2 . 1VI. Pemeriksaan dengan reaksi warna dan p e n g e n d a p a n .

Hasil pem eri ks aa n dengan pereaksi Mayer tidak

terjadi kekeruhan ataupun endapan dengan pereak­

si Wagner dan Dragendorff, ini berarti alkaloid

negatif ( tabel VII ).

2.1.2. Dengan kro matograf! lapisan t i p i s .

Pemeriksaan dengan kromatografi lapisan tipis

dengan menggunak an fasa gerak etil asetat :

meta-nol : air dan pereaksi Dragendorff sebagai

penam-pak noda, membe ri ka n hasil yang negatif karena

tidak terdapat noda berwarna jingga (tabel VIII).

(60)

2.2.3. P e m e r i k sa a n d e n g a n k r om at og ra fi lapisan t i p i s .

D e ng an m e n g g u n a k a n heksan : a&eton sebagai

fa-sa gerak dan anifa-saldehid-afa-sam sulfat sebagai

pe-nanpak noda diperoleh noda berwarna merah ungu

pada ketiga ekstrak Sonchus tersebut (tabeX VIII).

Harga :

Dengan uji Bate Smith-Metcalf terjadi peruba^i*

han warna menjadi merah setelah pemanasan,

Ada-pun hasil uji Wi ls ta te r terjadi warna jingga me ­

rah. Ini berarti flavonoid positif (tabel VII).

2.3.2. pemeriksaan dengan kromatografi lapisan t i p i s .

Hasil pe mer ik sa an kromatografi lapisan t&pis

(61)

ase-M 1 L I K.

Hasilnya tidak nenunju kkan adanya : kandangan

glikoeida jantung pada ketiga jenis S o n c h u s ,

ka-rena tidak terjadi cincin ungu tetapi terbentuk

cincin kuning merah (tabel VII).

2.4.2. Pemeriksa an dengan kromatografi lapisan t i p i s .

Dalam pemeriksaa n kromatograf! lapisan tipis,

sebagai fasa gerak digunakan kloroform metanol,

sedang sebagai penampak noda digunakan pereaksi

Kedde. Hasil nya negatif karena tidak terdapat no ­

da berwarna biru ungu-,(tabiLL V I I I ) .

2.5. Hasil pemeriksa an tanin dan senyawa p o l i f e n o l .

2.5.1. Uji gelatin dan garam g e l a t i n .

Hasil pemerik saan yang didapat menunjukkan ti­

dak adanya tanin pada ketiga jenis S o n c h u s , kare­

(62)

54-2.5.2. Re a k s i w a r n a dengan F e C l ^.

Hasil p e m e r i k sa a n yang didapat pada ketiga

je-nis Sonchus berupa endapan berwarna hijau-hitam,

hal ini menunjukkan adanya senyawa polifenol (ta­

bel V I I ) .

2.6. Hasil pemeriksaan a n t r a k i n o n .

2.6.1. u j i B o r n t r a g e r d a n m o d i f i k a s i B o r n t r a g e r .

Hasil pemeriksaan yang didapat adalah lapisan

NH^OH tidak berwarna merah, hal ini aentmjukkan

tidak adanya golongan kandungan antrakinon pada

ketiga jenis Sonchus tersebut (tabel VII)*

2.6.2. D e n g a n k r o m a t o g r a f i l a p i s a n t i p i s .

Dalam pemeriksaan kromatografi lapisan tipis,

sebagai fasa gerak digunakan etil asetat : asam

asetat : bensena, sedang sebagai penampak noda

digunakan larutan 10% KOH dalam metanol.

Hasilnya tidak terdapat noda berwarna merah ungu

atau kuning coklat, hal ini menunjukkan bahwa an ­

trakinon negatif (tabel VIII).

2.7. H a s i l p e m e r i k s a a n g l i k o s i d a s i a n h i d r i n .

Hasil pemeriksaan yang didapat menunjukkan ti­

dak adanya golongan kandungan dlikosida sianhi­

drin pada ketiga tumbuhan S o n c h u s , karena tidak

terdapat noda barwarna merah pada kertas . saring

(63)

55

2.8. Hasil p e m e r i k s a a n i r i d o i d .

Hasil p e m e r i k s a a n yang d id apatlan m en u njukkan

bahwa ketiga t um b uh an Sonchus tidak mengandung iri­

doid, karena pada hasil reaksi tidak ada perubahan

warna (tabel V I I ) .

2*9. Hasil pemeriksaan minyak a t s i r i .

Dil akukan dengan kromatografi lapisan tipis f

sebagai fasa gerak digunakan kloroform : bensena

dan pereaksi asam fosfomolibdat sebagai penampak

noda. Hasil yang didapat adalah noda berwarna biru

tua (tabel V I I I ) .

Harga R ^ :

Sonchus arvensis L. 0,06

Sonchus ole raceus L. 0.05

(64)

TABEL I

HASIL PENGAMATAN MAKROSKOPIK S. ARVENSIS L.

S. OLERACEUS L.. .DAN S. ASPER HILL .

2. A k a r tunggang tunggang tunggang

batang akar panjang, batang akar panjang. batahg akar panjang, c ab a ng akar pendek. cabang akar pendek. cabang akar pendek.

3. B at an g :

- bentuk bulat berongga bulat berongga bulat berongga

- p e r m u k a a n halua halus aedikit berbulu

- arah tumbuh tagak lurue (arectus) tegak lurua (erectua) tegak lurus ( e r e c t u s ;

- w ar na muda hijau muda : hijau muda : hijau

tua : coklat tua : coklat tua ; coklat

4. D a u n ;

- Janie daun tunggal daun tunggal daun tunggal

(daun tiaak lengkap). (deiun tiaak lengkap). (daun tidak l engkap). - ukuran p a n j a n g : 1 5 - 30 cm p an j a n g : 7 - 20 cm p a n j a n g : 8 - 15 cm

6. Buah sejati, tunggal, kering sejati, tunggal, .kering sejati, tunggal, kering w ar n a coklat. warna c o k l a t • warna coklat.

nambut buah putih. rambut buah putih. rambut buah putih.

(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)

B

AB V

Penelitian taksonomi disini dilakukan dengan

merape-lajari ciri-ciri morfologi tumbuhan secara makroskopik

dan mengetahui ciri-ciri anatomi dengan cara

mikrosko-pik yang dapat dijadikan tanda pengeoal..ketiga jertis

tumbuhan tersebut di atas* *

Dari pemeriksaan secara makroskopik dijumpai bebe­

rapa persamaan dan per bed aan ciri-ciri morfologi ketiga

jenis tumbuhan Sonchus terseboa,

Persamaan ketiga jenis Sonchus tersebdt adalah :

habitusnya berupa perdu, berakar tunggang yang

berca-i

bang-cabang* Batangnya berbentuk bulat dan berrongga ,

bergetah, cabang tumbuh condong ke atas* Daunnya

meru-pakan daun tunggal yang tidak lengkap, letak daun

ber-seling, memeluk batang, yang rendah dalam roset*

Kuncupnya terdapat pada ketiak daun akan tumbuh menjadi

cabang-cabang dan daun-daun, sedang kuncup yang terda­

pat pada ujung-ujung batang, cabang atau ranting akan

tumbuh menjadi cabang, daun serta bunga*

(73)

Sedang persamaan yang terdapat pada bunga, buah dan

bijinya adalah bunganya berupa bunga majerauk racemosa,

tersusun membentuk malai rata.

Tajuk berwarna kuning terang, mudah gugur dan pada

umum-nya mekar pada pagi hari kemudian rontok pada sore

hari-nya, 6edang kelopaknya tetap tinggal yang berguna seba­

gai pembungkus buah yang terbentuk.

Kelopak berbentuk bongkol, aktinomorf dan berwarna hi­

jau* Benaagsari dan putik berjumlah banyak.

Buahnya adalah buah keras bentuk memanjang, pipih, ber­

warna coklat kekuningan, rambut buah berwarna putih

te-rang *

Perbedaan yang dapat dijumpai di antara ketiga tum­

buhan marga Sonchus tersebut terletak pada daunnya.

Sonchus arvensis mempunyai bentuk daun lanset, tepi da ­

un bergigi tak teratur, berlekuk menyirip dalam, pangkal

daun memeluk batang, permukaan daun licin dan mempunyai

helai^n daun yang terpanjang bila' dibandingkan dengan

jenis SoPchus lainnya*

Sonc hus oleraceus mem punyai bentuk deiun spatel, tepi d a ­

un bergigi da berlekuk dalam menyerupai anak panah de ­

ngan pangkal daun bentuk jantung, permukaan daun licin,

Sonchus asper mempunyai bentuk daun lanset, tepi daun

bergigi tak teratur dan berduri, pangkal daun bertelinga

dan mempunyai pe rmuka an yang kasap. Bila cldibandingkan

dengan jenis Sonchus lainnya. jenis ini mempunyai

(74)

66

p er b e d aa n lain yang dapat d ijumpai adalah Son­

chus arvensis dan Sonchus oleraceus mempunyai

permuka-an batpermuka-ang ypermuka-ang halus, sedpermuka-angkpermuka-an pada Sonchus asper mem­

punyai sedikit bulu-bulu permukaan batangnya (tabel I)*

Adanya beberapa perbedaan ciri-ciri morfologi

antara ketiga jenis Sonchus tersebut ..-.merupakan ciri

khas masing-masing jenis.

Ciri-ciri morfologi yang terdapat pada Sonchus

a r v e n s i s , Sonchus ole raceus dan Sonchus asper ternyata

mempunyai persamaan dengan ciri-ciri morfologi yang

u-mum terdapat pada tumbuh*fcumbuhan suku Compositae (1,8,

15), antara lain : habitusnya berupa perdu, daun

tung-gal, bertoreh dalam, tanpa daun penumpu. Bunga dalam

bongkol kecil dengan daun pembalut, mahkota berdaun

le-pas. Benangsari tertancap dalam tabung mahkota

berse-ling terhadap tajunya. Bakal buah tenggelam, dengan sa­

tu bakal biji. Buah keras berbiji satu, kering. Biji

umumnya tumbuh bersatu dengan kulit buah, sering

ter^a-pat sel garah. Berdasarka n atas adanya beberapa

persa-* .persa-*•''

*

mean tersebut maka dapat dipastikan bahwa ketiga jenis

S onc hu s tersebut termasuk tumbuhan suku Asteraceae

( Composi tae )•

Dalam pemeriksaa n anatomi tumbuhan secara mi­

kroskopik terdapat persamaan dan perbedaan ciri - ciri

(75)

67

p e r s a m a a n n y a adalah : pada sayatan membujur epi­

dermis atas dan bawah daun terdapat stomata yang bertipe

anisositik, sisik kelenjar bertipe Compositae.

pada irisan daun tidak melalui ibu tulang daun,

berdasar letak jaringan tiang daun, ketiga Sonchus ber­

tipe dorsi ventral. Epidermis berupa selapis sel berben­

tuk segi empat yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel.

Oaringan tiang terdiri dari selapis sel, berupa segi em­

pat memanjang ke bawah dan -tersusun rapat, berisi kloro­

fil, terletak di bawah epidermis atas* . J a r i n g a n bunga

karang berbentuk poligonal bulat berisi klorofil, pada

jaringan ini terdapat berkas pengangkutan dari urat daun,

Pada irisan nelintang daun melalui .« >-ibu tulang

daun, epidermis atas maupun epidermis bawah tersusun atas

selapis sel yang rapat, berbentuk poligonal bulat*

Kolenkim berbentuk poligonal bulat, terletak di bawah

e-pidermis atas daun dan di sebelah dalam ee-pidermis bawah,

terdiri dari beberapa lapis sel* parenkin berbentuk po

-ligonal bulat, sel berisi kristal kalsiua oksalat bentuk

pasir* Berkas pengangkutan tipe kolateral terbuka, xilem

terletak di bagian atas sedang floera terletak di bagian

bawah* Dengan pewarnaan phloroglucin-HCl pekat dinding

sel-sel xilem berwarna merah*

pada iriaan melintang batang terdiri dari epi­

dermis yang berupa selapis sel bentuk segi e a p a t

(76)

6

8

satu sel p anjang. Kolenkim terletak di bawah epidermis,

terdiri dari beberapa lapis sel; berbentuk poligonal

-bulat, ruang antar sel kecil, sel berisi klorofil.

Sel parenkim kortek berbentuk poligonal-bulat .-'.dengan

ruang antar sel yang cukup lebar, sel berisi kristal

kalsium oksalat • Floem terletak di sebalah atas xilem.

Sedang sel-sel kambium yang berbentuk segi empat dan

tersusun rapat terletak antara xilem dan floem. Xilem

dengan pewarnaan phloroglucin - HCl pekat berwarna m e ­

rah. Berkas penga ngkut an tipe kolateral terbuka.

Pada irisan melintang akar tua tidak -dijumpai

adanya epidermis, parenkim kortek selnya berbentuk p o ­

ligonal, tersusun tidak rapat sehingga dapat ditemukan

ruang antar sel. Floem sekunder terletak di sebelah

lu-Sedang perbedaan anatomi antara ketiga Sonchus

tersebut adalah : pada Sonchus arvensis dinding sel

e-pidermisnya sedikit berlekuk-lekuk sedang Sonchus o l e ­

raceus dan Sonchus asper tidak berlekuk-lekuk.

pemeriksaa n golongan kandungan ketiga tumbuhan

Sonchus berdasarkan pada kandungan umum yang terdapat

(77)

69

dorff menunjukkan hasil yang negatif karena tidak ter­

jadi kekeruhan*

Pada pemeriksaan dengan kromatografi lapisan tipis

ju-ga neju-gatif karena tidak ter<iap*at."noda' berwarna jingju-ga.

pemeriksaan adanya saponin pada ketiga tumbu­

han Sonchus dengan uji buih terbentuk buih yang stabil

setinggi + 3 cm selamalebih dari 30 menit. Sedang de­

ngan reaksi warna yaitu dengan uji Liebermann-Qurchard

terjadi perubahan warna dari warna ekstrak kuning-hijau

menjadi berwarna merah coklat. Uji Salkowski juga m e ­

nunjukkan hasil positif yaitu terjadi warna cincin me ­

rah coklat pada batas kedua cairan (pada fase asam).

Adapun hasil pemeriksaan saponin dengan krostcrtograf i

lapisan tipis didapatkan noda berwarna merah ungu, p e ­

nampak noda yang digunakan anisaldehid - HgSO^.

pada pemeriksaan adanya flavonoid dengan uji

Bate Smith - Metcalf terjadi perubahan warna dan dengan

uji Wilstatter juga terjadi perubahan - -warna menjadi

jingga merah. Hal ihi menunjukkan hasil yang positif.

Adapun hasil pemeriksaan dengan kromatografi lapisan

tipis didapatkan hasil^yang positif k a r e n a .terdapat n o ­

(78)

70

pada p e m e r i k sa a n adanya glikosicja jantung d i l a ­

kukan dengan uji Keller - Kiliani menunjukkan hasil yang

negatif karena terjadi warna cincin kuning merah dan d e ­

ngan uji Liebermann-Burchard terjadi perubahan warna p a ­

da larutan yang diamati. Sedang dengan kromatografi la ­

pisan tipis juga memberikan hasil negatif karena tidak

terjadi noda berwarna biru ungu.

pada pemeriksaan golongan kandungan tanin s^den

senyawa polifenol dengan ';>jreaksi pengendapan dilakukan

dengan uji gelatin dan garam gelatin, hasilnya i tidak

terjadi endapan hal ini menunjukkan tidak ada kandungan

tanin pada ketiga tumbuhan Sonchus tersebut. Uji dengan

F e d menghasilkan endapan hijau hitam, hal ini

menun-jukkan bahwa pada ketiga tumbuhan Sonchus tersebut

me-ngandung senyawa polifenol.

penunjukan adanya glikosida antrakinon dengan

reaksi warna memberikan hasil negatif karena pada uji

Borntrager serta modifikasi Bortrager yang dilakukan p a ­

da ketiga ekstrak tumbuhan Sonchus tersebut tidak menun­

jukkan warna merah pada lapisan NH^OH*

Hasil kromatografi lapisan tipis dengan fase gerak

ben-sen ; etil asetat : asam asetat dan sebagai penampak no ­

da digunakan larutan 10$ KOH dalam metanol, juga menun­

jukkan hasil negatif kerana tidak terdapat noda ' yang

(79)

7

1

A da n ya g l ik o s i d a s i an h id r i n pada ketiga

tumbu-han Sonchus tersebut ditunjukkan dengan »..ujiP Guignard

dan hasil yang diperoleh negatif, karena tidak terjadi

warna merah pada kertas pikrat.

Untuk golongan kandungan iridoid -pemeriksaan

dilakukan dengan pereaksi Trim - Hill dan hasil yang

diperoleh adalah negatif karena tidak terjadi

pprubdb-an warna pada larutpprubdb-an ypprubdb-ang diamati*

Pemeriksaan adanya golongan kandungan ^Binfrek4- '

atsiri dengan kromatografi lapisan tipis menggunakan

fase gerak kloroform : bensen dan asam p^i6sp|ibaolibdat

sebagai penampak noda diperoleh noda berwarna biru tua

pada ketiga tumbuhan Sonchus.

Dari hasil pembicaraan di atas ternyata ' bahwa

ketiga jenis tumbuhan Sonchus memberikan hasil reaksi

warna dan pengendapan yang sama. pada pemeriksaan de ­

ngan kromatografi lapisan tipis juga memberikan jumlah

bercak yang sama meskipun ada sedikit variasi harga

yang disebabkan oleh faktor pengerjaan dan sedikit

per-bedaan intensitas warna bercak maupuir,besar bercak ka­

rena adanya pe rbe daa n konsentrasi. Dengan demikian ke­

tiga jenis tumbuhan Sonchus mempunyai golongan kandu­

ngan yang sama yaitu : saponin, flavonoid, senyawa

(80)

72

A da n ya p e rs a m a a n g olongan k andungan antara keti­

ga j e ni s tumbuhan Sonchus tersebut karena S. arvensis L,

S. oleraceus L* dan S. asper Hill* mempunyai hubungan

kekerabatan yang sangat erat.

Hubungan kekerabatan ini telah dibuktikan melalui penga­

(81)

B

AB VI

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian kemotaksonomi yang teleh

dilakukan terhadap Sonchus arvensis L, Sonchus olerace­

us L dan Sonchus asper Hill , dapat ditarik kesimpulan:

1. Ketiga tumbuhan dari marga Sonchus mempunyai persa­

maan morfologi, ciri khas sebagai tanda pengenal

ke-tiga tumbuhan dapat dijumpai pada bentuk tepi daun.

2. Ketiga tumbuhan dari marga Sonchus mempunyai pers a­

maan anatomi, ciri khas sebagai pengenal ketiga tum­

buhan dapat dijumpai pada struktu r/ben tuk sel - sel

epidermis daun.

3. Ketiga tumbuhan dari marga Sonchus mempunyai persa­

maan golongan kandungan yaitu : saponin, flavonoid,

senyawa polifenol dan minyak atsiri.

(82)

B

AB VII

SARAN-SARAN

Sebagai langkah lebih lanjut dari penelitian

ini, maka perlu dilakukan :

1* Penelitian untuk mengetahui macara saponin,

fkavono-id, senyawa polifenol dan minyak atsiri yang terda­

pat dalam ketiga tumbuhan S o n c h u s ,t e r s e b u t •

2. Penelitian far makologik untuk mengetahui khasiat

dan toksisitas ketiga jenis Sonchus tersebut

teru-tama yang berhubung an dengan kegunaannya sebagai

obat peluruh batu ginjal*

3. Isolasi komponen kandungan yang diperkirakan

ber-khasiat agar dapat diteliti lebih lanjut.

(83)

RINGKASAN

Telah dil akukan penelitian kemotaksonomi Sonchus

arvensis L» .Sonchus oleraceus L. dan Sonchos a s pe r: H i l l •

yaitu dengan membandi ngk an ciri-ciri taksonomi dan kan­

dungan kimiawi yang terdapat dalam ketiga tumbuhan marga

Sonchus tersebut dalam hubungannya studi kemotaksonomi.

Dari beberapa berita dan pengalaman yang dida­

pat, tumbuh-tumbuhan dari marga Sonchus yang dikenal de ­

ngan nama tempuyung atau tempuh wiyang sudah digunakan

oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai obat peluruh

batu ginjal, obat demam dan beberapa penyakit lainnya.

Di Indonesia tumbuhan marga Sonchus yang

terraa-suk terraa-suku Asteraceae ini terdiri dari empat jenis yaitu:

S. arvensis L., S. ole raceus L., S. asper Hill, dan J3.

malaianus Miq.

Adapun S. malaianus Miq. tidak diteliti disini u^karena

kesulitan untuk memper oleh sampel yang memadai.

Metoda yang digunakan untuk mempelajari takso­

nomi tumbuhan dil akukan dengan pemeriksaan secara ma ­

kroskopik tentang ciri-ciri morfologinya dan pengamatan

secara mikroskopik tentang ciri-ciri anatominya.

Sedang metoda untuk mempelajari golongan kandu­

ngan dari tumbuhan dilakukan dengan reaksi warna.

pengendapan, penggojokan dan pemeriksaan dengan kromato

-grafi lapisan tipis. Golongan kandungan yang diteliti

(84)

76

adalah alkaloid, saponin, flavonoid, glikosida jantung,

antrakinon, g l ik o s i d a s ia nhidrin, tanin dan senyawa

po l ifenol, i r id o id serta m i n y a k atsiri.

D a ri hasil p e n e l i t i a n d id ap a t k an persamaan dan

p e rb e d a a n morfologi, a n at om i dan kandungan kimiawi dari

(85)

77

1. H ey ne K, Tumbuha n berguna Indonesia, 3iiid II, Baden

Litbang, Jakarta, 1987, hal* 1850-1851.

2. Backer CA, CR Bakhuizen van den Brink, Flora of Java,

volume II, NVP Nocrdhoff, Groningen, the

Nether-l a n d , 1965, haNether-l. 434-435.

3. Anonim, obat Kelompok Fitoterapi, Departemen

Keseha-tan Republik Indonesia, 1985, hal.19.

4. M a r d i s i s w o y o , Sudarman, dkk, Cabe Puyang Wa risan Nenek

schulen, 30 Auflage, Gustaf Fischer Verlag, Stutt

gart, 1971, 719-721. /

9. Metcalfe C.R. and L. Calk, Ana to my of The D i c o t y l e d o n e ,

Leaves, Stem and Wood in Relation to Taxonomi

with Notes on Economie uses, volume II, First

Edition, The Clarendon Press, Oxford, 1950,1041-1053.

(86)

78

10* Steenis C.G.G.J. dkk. Flora untuk Sekolah dl Indonesia*

Pradnya Paramita, Jakarta, 1975, 411-412, 430.

11. Anonim, Materia Medika Indonesia, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jilid I, Jakarta, 1978,100-105.

12. Dhar ma AP, Tanaman Obat Tradisional Indonesia, PN Balai

Puataka, Jakarta, 1985.

13* Lubis S dan M Abadi, Mengenal Apotik Hidup Obat Asli

Indonesia, IB Bahagia, Pekalongan, 1983.

14. Hegn oue r R, Chemotaxonomi der Pflanzen, Band 3,

Blrkha-user Verlag, Basel und Stuttgar«, 1971, 719-721.

15. Anonim, Cara Pembuatan Simplisia, Oepartemen Kesehatan

Republik Indonesia, 1985, 2-13.

16. Trease G.E. and Ch.E. William, Phar ma ko gh os y, Eleventh

Edition, Bailliere Tindal, London, 1978, 675.

17. Irving w. Knobloch, Selected Botanical Papers, prentice

Hall, Inc, Englewood Cliff, N.0.,1963, 81-93.

18. Tyler V^E., Brady L.R., Robbers O.E., pharmacognosy ,

Ninth Edition, Lea & Febiger, Philadelphia, 1988,

(87)

7

9

21. Fong, Harry,-»H.S. et al, Phytochemical Screening

Department of Pharmacognosy and pharmacology

College of pharmacy of illionis at Medical

Center, Chicago, 30-69.

22. Noor Ch olies zaini dan Gunawan Indrayanto, Cara-cara

Skrining Fitokimia, Kursus Penyegar dalam

rang-ka Lustrum III Fakultas Farmasi Univ. Airlangga,

1978, 1-14.

23. Harborne 08, Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern

Menga nal isis Tumbuhan, IT8, Bandung, 1987,136-137.

24. Stabl, E •, Analis is Obat secara Kromatografi dan

Mikroskopi, diterjemahkan Kosasih “» Padmawinata

dan Ivwang Soediro, I T B , Bandung, 1985, 33-38.

25. Hill,

3 .

B., Popp, H.W., Grove, A.R., Botany A Text­

book for Colleges, Fourth Edition, MC Graw-Hill

Book Company, New York, St Louis, San Fransisco,

Gambar

Gambar : Halaman
Gambar 1 : Habitus dari Sonchus arvensis l
Gambar 3 : Habitus dari Sonchus asper Hill
Gambar 4 : Daun Sonchus arvensis L*
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan tidak ada hubungan antara jenis, frekuensi, dan durasi olahraga dengan dismenorea pada mahasiswi FIK Unnes tahun 2016..

Berdasarkan analisis Galtung yang membagi kekerasan menjadi dua yaitu kekerasan struktural dan kekerasan personal inilah, peneliti akan mengkaji dua bentuk kekerasan

Semula tanah milik masyarakat,dibeli oleh Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat ditanami sawah dengan plang nama kepemilikan Pemprov Jabar dicuri oleh masyarakat,lalu tanah

Bahwa berdasarkan segala fakta hukum, maka Hakim berpendapat materi permohonan Pemohon dinilai cukup beralasan menurut hukum memohon didalam melakukan perbuatan hukum

Alternatif jenis tanaman utama yang sudah atau pernah ditanam oleh petani baik di lahan hutan negara maupun lahan milik adalah kakao ( Theobroma cacao ), kopi ( Coffea spp ), pisang

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan teknik

Pedoman Bagi Pengelola Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan telah diterbitkan Departemen Kesehatan pada tahun 1992, namun dengan perkembangan yang pesat dalam

Upon being selected for the award his short story was published and he was selected for editorial review by manga publishing giant Kodansha.. Sakurai would make his publishing