P E N G A R U H M O D E L P R O B L E M B A S E D L E A R N I N G B E R B A N T U MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK FLUIDA DINAMIK DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 5 MEDAN T.P. 2014/2015
Oleh :
Roby Saputra Harapan Sitindaon NIM 4113321035
Program Studi Pendidikan Fisika
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah yang menganugerahkan hikmat dan kesehatan kepada penulis sehingga skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skiripsi berjudul ” Pengaruh Model Problem Based Learning berbantu Mind Map Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Dinamik di Kelas XI Semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015.” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).
v
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skiripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2015 Penulis
vi
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 Hasil Belajar 10
2.1.3 Aktivitas Belajar 20
2.1.4 Model Pembelajaran 21
2.1.4.1 Konsep-konsep Pembelajaran yang Berlaku
Pada Seluruh Model-model Pembelajaran 25
2.1.5 Model Problem Based Learning (PBL) 28
2.1.5.1 Ciri-ciri Problem Based Learning 29
2.1.5.2 Struktur Model PBL Berdasarkan Ciri-ciri Model Pembelajaran 30
2.1.5.3 Merancang Masalah yang Tepat Dalam PBL 37
2.1.7 Model Pembelajaran Konvensional 38
2.1.7.1 Kelebihan Pembelajaran Konvensional 39
2.1.7.2 Kelemahan Pembelajaran Konvensional 39
2.1.8 Media Pembelajarn 40
2.1.8.1 Mind Map (Peta Pikiran) 40
2.1.8.2 Langkah-langkah Membuat Mind Map 41
2.1.8.3 Kelebihan dan Kelemahan Mind Map 43
2.1.9 Materi Pokok 46
2.1.9.1 Materi Kelas Eksperimen 46
2.1.9.2 Materi Kelas Kontrol 48
2.2 Kerangka Konseptual 60
2.3 Hipotesis Penelitian 62
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 63
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 63
3.2.1 Populasi Penelitian 63
3.2.2 Sampel Penelitian 63
3.3 Rancangan Penelitian 63
3.4 Variabel Penelitian 64
3.5 Alat Dan Teknik Pengumpulan Data 64
3.6 Teknik Pengolahan Data 70
3.6.1 Uji Normalitas 70
3.6.2 Uji Homogenitas 70
3.6.3 Uji Hipotesis 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V KASIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 89
5.2 Saran 89
DAFTAR PUSTAKA 91
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Enam Kategori Proses Kognitf
(Revisi Taksonomi Blom) 13
Tabel 2.2 Aktivitas Siswa 21
Tabel 2.3 Perbedaan Model Pembelajaran yang Berpusat Pada
Guru dan Model Pembelajaran yang Berpusat Pada Siswa 23
Tabel 2.4 Sintaks Model PBL 36
Tabel 2.5 Hasil-hasil Penelitian yang Relevan 37
Tabel 3.1 Disain Penelitian 64
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Hasil belajar 65
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 66
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 66
Tabel 4.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 75
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes 76
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes 77
Tabel 4.4 Uji Hipotesis Data Pretes 77
Tabel 4.5 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 78
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Postes 79
Tabel 4.7 Uji Homogenitas Data Postes 80
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Data Postes 80
Tabel 4.9 Hasil Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 81
Tabel 4.10 Penilaian Afektif Kelas Eksperimen 82
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hasil yang Diperoleh Dari Model PBL 34
Gambar 2.2 Mind Map Fluida Dinamis 43
Gambar 2.3 Aliran Laminer dan Aliran Turbulent 48
Gambar 2.4 Fluida Mengalir 49
Gambar 2.5 Aliran Air Pada Penampang yang Berbeda-beda 50
Gambar 2.6 Azas Bernouli 51
Gambar 2.7 Penyempitan Dalam Pipa yang Membawa
Fluida yang Bergerak 52
Gambar 2.8 Aliran Udara Disekitar Penampang Pesawat 53
Gambar 2.9 Venturimeter 55
Gambar 2.10 Kapal Hidrofoil 56
Gambar 2.11 Bak Penyimpanan Air 57
Gambar 2.12 Tabung Karburator 58
Gambar 2.13 Penyemprot Nyamuk 59
Gambar 2.14 Tabung Pitot 59
Gambar 3.1 Skema Penelitian 69
Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Pretes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 76
Gambar 4.2 Perbandingan Nilai Postes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 79
Gambar 4.3 Diagram Batang N-Gain (%) Aktivitas Siswa 82
Gambar 4.4 Diagram Batang Penilaian Afektif 83
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 93
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 106
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 119
Lampiran 4 Penilaian Kognitif 133
Lampiran 5 Afeketif 134
Lampiran 6 Psikomotorik 137
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa 1 140
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa 2 144
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa 3 147
Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 150
Lampiran 11 Test Hasil Bejar 157
Lampiran 12 Pedoman Penilaian Aktivitas 161
Lampiran 13 Penilaian Observasi Aktivitas 162
Lampiran 14 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 163
Lampiran 15 Rekapitulasi Penilaian Afektif Kelas Eksperimen 169
Lampiran 16 Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen 175
Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Belajar 181
Lampiran 18 Perhitungan Rata-rata dan Standar Deviasi 189
Lampiran 19 Uji Normalitas 194
Lampiran 20 Uji Homogenitas 197
Lampiran 21 Uji Hipotesis 200
Lampiran 22 Lembar Observasi Guru (Wawancara) 204
Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa (Angket) 206
Lampiran 24 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva 0 ke z 209
x
Lampiran 26 Tabel Nilai-nilai Distribus F 211
Lampiran 27 Nilai-nilai Kritis J Untuk Uji Wilcoxon 213
Lampiran 28 Mind Map 214
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Struktur manusia dan situasi di dunia membuat proses belajar mengajar tidak terhindarkan. Belajar dan diajar merupakan benang-benang dalam tenunan eksistensi manusia yang tidak dapat disingkirkan dan dihancurkan. Manusia merupakan mahluk yang penuh ketidaktahuan, sama sekali tidak mengerti dan tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada hari kemudian. Karenanya, mereka belajar. Berbeda dengan serangga dan bebatuan, manusia mempelajari banyak hal pada alam semesta ini. Bahkan Tipler (1998:1) mengatakan: “Manusia selalu ingin tahu tentang dunia di sekitarnya. Sejak dimulainya penuangan gagasan dalam tulisan, manusia telah berupaya mencari cara untuk menerapkan keteraturan pada keanekaragaman yang luar biasa dari kejadian-kejadian yang diamatinya. Pencarian keteraturan ini terwujud dalam berbagai bentuk: pertama agama, kedua seni, ketiga sains.”
Dari semua tindakan yang dilakukan manusia, orang pasti akan berharap bahwa mengajar adalah tindakan yang dilakukan dengan pemikiran yang paling mendalam dan dengan pengertian yang paling jelas akan sasaran-sasarannya. Namun ternyata pengharapan ini sangat salah arah sebab sejumlah besar guru hanya sekedar mengajar, mengajar sebagaimana mereka dulu di ajar, menerapkan kebiasaan yang sudah mendarah daging tanpa direnungkan, tanpa memutuskan apa yang akan diajarkan dan apa yang akan ditekankan, sama seperti burung gagak tidak memutuskan lagu apa yang akan dinyanyikannya. Jelas tidak dapat disangkal bahwa hal ini tidak dapat dibenarkan dan tidak bertanggung jawab (Wolterstorff, 2014:7).
2
yang mengatur gerakan partikel dan gelombang, dengan interaksi antar partikel, dan dengan sifat-sifat molekul, atom dan inti atom, dan dengan sistem-sistem berskala lebih besat seperti gas, zat cair, dan zat padat. Pada abad ke-21 ini hampir semua peralatan teknologi canggih seperti komputer, radar, pesawat supersonik dan lain sebagainya diciptakan berdasarkan temuan teori-teori fisika. Dan bukan hanya dalam hal teknologi, pencapain yang telah dilakukan dalam fisika juga sudah mengubah cara pandang manusia terhadap dunia. Apa yang dulu dianggap tidak mungkin dicapai oleh kemampuan manusia, sekarang sudah dapat dicapai dengan menguasai teknologi. Johnson (2014:68) mengatakan, “teknologi abad ke-20 memungkinkan para ilmuwan melakukan pengamatan dengan tingkat ketepatan yang tinggi dan terperinci terhadap galaksi dan atom, planet dan partikel-partikel sub-atom, mikroorganisme, dan sel-sel otak.”
Fisika merupakan mata pelajaran yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan. Namun kenyataannya fisika sering dipandang sebagai suatu ilmu abstrak oleh siswa dengan teori, rumus-rumus, dan soal-soal yang sulit. Guru juga cenderung menekankan persamaan matematis dalam menyelesaikan soal-soal fisika bukan melatih siswa dalam keterampilan proses sainsnya. Sebagimana ilmu pengetahuan lainnya, fisika memang terdiri dari hal yang abstrak dan nyata. Namun apa yang terjadi jika dalam proses pembelajaran hanya salah satu dari keduanya yang ditekankan atau bahkan dipisahkan. Sehingga terjadi dualisme dalam mengajarkan fisika kepada murid.
3
mengalami gagasan itu didalam tindakan.” Sehingga anggapan siswa, fisika adalah pelajaran yang paling sulit.
Sulitnya pelajaran fisika juga lebih didominasi karena kecenderungan proses belajar mengajar dikelas berlangsung secara klasikal dengan metode pengajaran yang menitikberatkan proses menghafal daripada pemahaman konsep. Guru biasanya kurang dapat menjelaskan fisika itu dengan contoh-contoh yang sederhana, menarik dan mudah dimengerti para siswa dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hergenhan dan Olson (2012:16) menyatakan “betapa pun abstrak dan kompleksnya sebuah teori, ia pada akhirnya harus berkaitan dengan kejadian fisik yang dapat diamati”. Pada umunya juga guru hanya melakukan metode konvensional yang umum dilakukan yaitu metode ceramah dimana guru lebih banyak berbicara dan bercerita untuk menginformasikan semua fakta dan konsep sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat hal-hal yang disampaikan guru tersebut, akibatnya proses pembelajaran dan pengajaran disekolah seringkali membuat kecewa. Padahal dalam Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007: 197), guru dituntut memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar yang juga merupakan eksistensinya sebagai tenaga profesional yang mengacu pada empat kompetensi guru yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
4
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis dengan menyebarkan angket kepada siswa di SMA Negeri 5 Medan tanggal 28 Januari 2015, dari 39 siswa hanya 1 orang yang menyukai mata pelajaran fisika. Fisika sulit dan membosankan adalah salah satu alasan mengapa hal ini bisa terjadi, cara guru mengajar fisika juga menjadi salah satu penyebabnya. Hasil wawancara saya dengan salah satu guru mata pelajaran fisika di sekolah ini mengakui bahwa metode ceramah adalah metode yang paling sering digunakan guru tersebut untuk mengajarkan fisika. Beberapa dari alat-alat praktikum fisika yang rusak menjadi kendala untuk melakukan eksperimen, hal ini sudah lama menjadi kendala klasik dalam mengajarkan fisika, dimana seharusnya guru fisika kreatif untuk mencari solusinya.
Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran merupakan tuntutan dasar dalam pembelajaran fisika. Harapan bahwa pembelajaran fisika mampu menanamkan dan membudidayakan kebiasaan berpikir dan berprilaku ilmiah, berdampak pada peran guru yang bergeser dari penyampain pengetahuan menjadi agen pendidikan dalam pembelajaran fisika yang lebih memfokuskan pada aktivitas siswa, sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang menjangkau lebih jauh diluar pendekatan-pendekatan yang berpusat pada guru, untuk menantang siswa dengan aspek belajar aktif. Model pembelajaran yang mendukung keterampilan berpikir tingkat tinggi (seperti keterampilan penyelidikan dan mengatasi masalah) dan keterampilan belajar mandiri. Alternatif model
pembelajaran yang dapat mengakomodasi hal tersebut adalah model Problem
Based Learning (PBL). PBL adalah model pembelajaran yang memanfaatkan
masalah sebagai focal point untuk keperluan investigasi dan penelitian siswa.
Arends (2008:41) menyatakan bahwa PBL adalah model pembelajaran dimana guru menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog.
5
menginvestigasi masalah kehidupan nyata yang membingungkan. Situasi bermasalah yang membingungkan atau tidak jelas akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga membuat mereka tertarik untuk menyelidiki, dalam hal ini akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk mempelajari fisika itu sendiri. Masalah itu harus dikaitkan dengan pengalaman riil siswa, bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya.
Penelitian yang terkait tentang model PBL telah dilakukan oleh Noto Susanto Gultom (2014) hasil pretes sebelum menerapkan model PBL adalah 35,62 dan hasil postes setelah menerapkan model PBL adalah 75,15. Peneliti selanjutnya yang meneliti tentang model PBL adalah Sumitro Paulinus Sihotang (2014) hasil pretes sebelum menerapkan model PBL adalah 43,81 dan hasil postes setelah menerapkan model PBL adalah 80,05. Pemaparan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan model PBL terhadap hasil belajar siswa. Kelemahan dalam penelitian ini adalah pengelolaan kelas pada saat diskusi berlangsung dan tidak menggunakan media, jadi dalam penelitian ini
akan menggunakan media yaitu Mind Map. Penggunaan media Mind Map dapat
membuat siswa melihat hubungan antara satu ide dengan ide lainnya dalam materi ajar dengan tetap memahami konteksnya dan memusatkan perhatian siswa sehingga siswa tetap fokus dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantu Mind
Map Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Dinamik di Kelas XI Semester II SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.”
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka beberapa masalah dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar siswa
6
3. Penggunaan metode/model mengajar yang kurang bervariasi
4. Kurangnya guru melibatkan siswa-siswi dalam proses pembelajaran fisika.
1.3.Batasan Masalah
Dengan identifikasi masalah tersebut, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning
untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.
2. Objek penelitian pada siswa kelas XI di SMA Negeri 5 Medan Tahun
Pelajaran 2014/2015.
3. Materi pokok yang diterapkan adalah Fluida Dinamik.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning berbantu Mind Map pada materi pokok Fluida Dinamik di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional pada materi pokok Fluida Dinamik di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015?
3. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PBL berbantu Mind Map pada materi
7
4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning
berbantu Mind Map terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida
Dinamik di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015.
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
Problem Based Learning berbantu Mind Map pada materi pokok Fluida Dinamik di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok Fluida Dinamik di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada
materi pokok Fluida Dinamik di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015
4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning berbantu Mind Map terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Dinamik di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Sebagai sarana untuk memperluas pengetahuan dan menambah
kompetensi peneliti sebagai calon pendidik.
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran bagi
guru dalam memilih model pembelajaran.
3. Sebagai bahan informasi hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning berbantu Mind Map pada materi
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan : 1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) berbantu Mind Map pada materi pokok fluida dinamik di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015 sebelum dilakukan perlakuan rata-rata pretes sebesar 14,96 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes sebesar 45,93.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvesional pada materi pokok fluida dinamik di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015 sebelum dilakukan perlakuan rata-rata pretes sebesar 16,07 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes sebesar 29,30.
3. Aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantu Mind Map pada materi pokok Fluida Dinamik di kelas XI semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015 diperoleh rata-rata aktivitas siswa sebesar 71,28 termasuk dalam kategori cukup aktif.
4. Ada pengaruh yang signifikan model Problem Based Learning (PBL) berbantu Mind Map terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida dinamik di kelas XI Semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015.
5.2 Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai berikut :
90
Learning (PBL) khususnya dalam melakukan percobaan, presentasi hasil karya dari setiap kelompok yang membutuhkan waktu yang banyak sehingga fase dimana peneliti menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran dapat dilaksanakan.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapakan lebih mengoptimalkan pengelolaan kelas khususnya pada saat melakukan percobaan dan melakukan diskusi berlangsung agar tidak terjadi kegaduhan di dalam kelas, misalnya dengan menggunakan media selain media Mind Map yang dapat membantu peneliti dalam melakukan pengelolaan kelas.
3. Kepada peneliti selanjutnya agar menggunakan observer untuk membantu peneliti dalam melakukan observasi aktivitas, afektif, dan psikomotorik sehingga peneliti tidak kewalahan dalam membimbing siswa saat melakukan percobaan dan melakukan diskusi.
91
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Grafindo Persada, Jakarta.
Anderson & Krathwohl., (2010), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Arends, Richard I., (2008), Learning To Teach: Belajar untuk Mengajar Buku Satu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Arends, Richard I., (2008), Learning To Teach: Belajar untuk Mengajar Buku Dua, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta
Buzan, Tony. (2009), Buku Pintar Mind Mip, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Christina, Putu Pande.,Suniasah, Ni Wayan., Suadnyana, I Nengah., (2014),
e-Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD: Pengaruh Model PBL Berbasis Penilaian Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis IPA SD Gugus VIII Sukawati, Jurnal Penelitan 2
DePorter, B., dan Hernacki, M., (2011), Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Kaifa, Bandung
Gultom, Noto Susanto. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Siantar T.P 2013/2014. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Hergenhan, B.R. & Olson, Matthew H., (2012) Theories of Learning: Teori Belajar, Kencana, Jakarta
Hermanto. 2013. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Sei Bingai T.P 2012/2013. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Hosnan., (2014), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, Ghalia, Indonesia
Humaidi, Abdul Haris., (2009), Fisika: untuk SMA dan MA Kelas XI, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Jacobsen, David A., Eggen, Paul., Kauchak, Donald., (2009) Methods for Teaching: Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Johnson, Elaine B., (2014), Contextual Teaching & Learning, Kaifa, Bandung Joyce, Bruce., Weil, Marsha., Calhoun, Emily., (2011) Model of Teaching:
92
Liliwati, Winny & Erna Puspita. (2010), Proseding Seminar Nasional Fisika 2010: Efektivitas Pembelajaan Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Ketampilan Berpikir Kreatf Siswa, Jurnal Penelitian: 423-431
Palupi, Dwi Satya & Suharyanto., (2009), Fisika: untuk SMA dan MA Kelas XI, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Marzano, R.J., (2006), Classroom Assessment & Grading that Work, Association for Supervision and Curriculum Development, Alexandria, Virginia USA Muijs, Daniel & Reynolds, David, (2008). Efektive Teaching: Teori dan Aplikasi,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Mulyasa, H.E., (2014), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, Bandung
Rusman., (2012), Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Press, Jakarta
Sadiman, Arief S., Rahardjo, R., Haryono, Anung., Rahardjito., (2009), Media Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta
Sani, Ridwan Abdullah, (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta Sanjaya.,Wina, 2006, Strategi Pembelajaran, Kencana, Bandung
Sihotang, P.S. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 02 Pematang Siantar T.P 2013/2014. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sudjana, N., ( 2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Supranto, J., (1993), Statistik: Teori dan Aplikasi, Erlangga, Bandung.
Tan, Oon-Seng., (2009), Problem Based Learning and Creativity, Cengange Learning Asia Pte Ltd, Singapore
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007, Ilmu & Aplikasi Pendidikan, PT Imperial Bhakti Utama, Bandung
Tipler, Paul A., (1998), Fisika Untuk Sains dan Teknik, Erlangga, Jakarta
Widodo, Tri., (2009). Fisika: untuk SMA dan MA Kelas XI, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Wolterstorff, Nicholas P., (2014) Mendidik Untuk Kehidupan: Refleksi Mengenai Pengajaran dan Pembelajaran Kristen, Momentum, Jakarta
ii
RIWAYAT HIDUP