TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS
DI S MA N 1 ST ABAT T.P . 2014/ 2015
Oleh:
Ayu Syahputri 4111121003
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER
GENAP PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS DI SMA N 1 STABAT T.P. 2014/2015
Ayu Syahputri (NIM 4111121003)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada
materi pokok fluida dinamis di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Stabat T.P 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas sampel. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal yang telah divalidasikan.
Dari data penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 48,33 dengan standar deviasi 10,85 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 47 dengan standar deviasi 11,49. Pada uji normalitas dan homogenitas kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t pretes diperoleh thitung < ttabel =
0,59 < 1,988 maka H0 diterima, berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal
yang sama. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran discovery learning dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional, diperoleh hasil postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 78,33 dengan standar deviasi 8,24 dan kelas kontrol 74,17 dengan standar deviasi 10,09. Pada uji normalitas dan homogenitas kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t postes diperoleh thitung > ttabel = 2,26
> 1,988 sehingga Ha diterima. Dengan demikian, diperoleh bahwa hasil belajar
siswa menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida dinamis kelas XI semester genap di SMA N 1 Stabat T.P 2014/2015.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Fluida Yang Mengalir 18
Gambar 2.2. Fluida Yang Keluar Dari Dasar Wadah 19
Gambar 2.3. Fluida Yang Mengalir Pada Pipa 20
Gambar 2.4. Tabung Pitot 21
Gambar 2.5. Penyemprot Parfum 23
Gambar 2.6. Tikus Membuat Lubang Bawah Tanah 24
Gambar 2.7. Sayap Pesawat 25
Gambar 3.1. Diagram Skema Penelitian 33
Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes 40
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa (Sagala, 2003: 1).
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam proses kehidupan individu. Peranan pendidikan merupakan salah satu faktor penentu bagi hasil dan produktivitas seseorang. Hal ini berarti kualitas pendidikan merupakan faktor penentu keberhasilan seseorang dalam mencapai kesuksesannya. Tentunya kualitas pendidikan ini tidak terlepas dari peran utama guru yang dituntut untuk mewujudkan hasil belajar yang baik dan membanggakan untuk siswa – siswanya. Untuk menerapkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, pemerintah melakukan perubahan yaitu dengan pergantian Kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya.
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Hosnan, 2014: 34).
Fisika pada hakikatnya terdiri atas tiga aspek yaitu produk, proses, dan sikap. Kenyataan yang terjadi di lapangan adalah pengajaran fisika di sekolah lebih menekankan pada aspek produk seperti hukum, teori, dan rumus. Para siswa dituntut untuk menghafal rumus fisika yang sedemikian banyak untuk dapat menyelesaikan soal – soal yang diberikan ketika proses belajar mengajar dilaksanakan. Guru lebih banyak menerangkan dan menjelaskan sedangkan siswa mendengar dan mencatat (Dewi, 2011:1).
Hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti selama mengikuti program pengalaman lapangan terpadu (PPLT) dan observasi yang dilakukan sebelum menentukan judul proposal penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran fisika belum sesuai dengan Kurikulum 2013 yang menuntut siswa berperan aktif. Kenyataan yang terjadi siswa masih pasif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru lebih menekankan siswa untuk menghafal rumus fisika agar mampu menyelesaikan soal – soal yang diberikan. Siswa hanya menyerap informasi yang diberikan oleh guru sehingga siswa kurang tertarik dalam pembelajaran fisika dan tidak dapat mengembangkan pengetahuan yang ia miliki. Guru tidak melatih siswa untuk mampu memecahkan masalah dan mencari pengalaman dengan melakukan percobaan/belajar mandiri yang memungkinkan mereka untuk menemukan pengetahuan baru. Hal ini menyebabkan siswa tidak memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah. Sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuannya dan menemukan pengetahuan yang baru melalui proses pembelajaran. Dengan begitu siswa tidak tertarik dan malas mengikuti pelajaran fisika sehingga pengetahuan mereka terkait pelajaran fisika sangat kurang dan berimbas pada hasil belajar mereka yang masih rendah.
3
mata pelajaran fisika dikembangkan dengan tujuan untuk mengembangkan observasi dan eksperimentasi. Hal ini didasari oleh tujuan pembelajaran sains, yakni mengamati, memahami, dan memanfaatkan gejala – gejala alam yang melibatkan materi (zat) dan energi. Kemampuan observasi dan eksperimentasi ini lebih menekankan pada kemampuan penyelidikan/penemuan yang mempengaruhi aspek proses dan sikap siswa selama pembelajaran. Hal inilah yang menjadi karakteristik dari pelajaran fisika.
Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran fisika di sekolah, maka guru harus menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah sehingga hasil yang didapat siswa tidak sebatas untuk mencapai target dan tujuan pembelajaran saja, terlebih siswa akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dan menemukan sesuatu yang baru.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah meningkatkan keaktifan siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center learning). Dengan aktifnya siswa dalam proses pembelajaran maka diharapkan pembelajaran lebih bermakna, sehingga siswa jadi lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk terus belajar. Model pembelajaran yang cocok untuk mengatasi masalah terkait kemampuan siswa dalam mengeksplorasi dan memecahkan masalah sehingga siswa menemukan
pengetahuan baru adalah model pembelajaran discovery learning. Model
pembelajaran discovery learning adalah model yang melatih siswa untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah melalui cara menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
dituntut untuk menemukan suatu konsep. Untuk menemukan suatu konsep siswa akan mengalami proses dan menunjukkan sikapnya sehingga karakteristik pelajaran fisika akan terlihat.
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester Genap Pada Materi Pokok Fluida Dinamis Di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan pada aspek produk.
2. Siswa kurang tertarik dan malas pada pelajaran fisika, siswa
menganggap pelajaran fisika hanya menghafal rumus. 3. Model pembelajaran yang digunakan guru tidak bervariasi. 4. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fisika.
5. Guru tidak melatih siswa untuk mampu mengeksplorasi dan
memecahkan masalah.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Stabat dan objek yang diteliti adalah siswa kelas XI semester genap T.P. 2014/2015.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
discovery learning.
5
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015?
3. Adakah pengaruh model pembelajaran discovery learing terhadap hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida dinamis di SMA N 1 Stabat T.P. 2014/2015.
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang model
pembelajaran discovery learning yang dapat digunakan ketika mengajar.
2. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan
1.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran discovery learning merupakan suatu model yang
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri konsep atau pengetahuan. Fase – fase model pembelajaran discovery learning yaitu problem statement (pernyataan/identifikasi masalah),
stimulation (pemberian rangsangan), data collection (pengumpulan data), data processing (pengolahan data), verification (pembuktian), dan generalization (menarik kesimpulan).
2. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida
dinamis dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning
nilai rata – ratanya sebesar 78,33. Nilai ketuntasan minimal pelajaran
fisika di SMA Negeri 1 Stabat adalah 75,0 berarti nilai rata – rata hasil
belajar siswa tergolong tuntas.
2. Hasil belajar siswa kelas XI semester genap pada materi pokok fluida
dinamis dengan menggunakan model pembelajaran konvensional nilai rata
– ratanya sebesar 74,17. Nilai ketuntasan minimal pelajaran fisika di SMA
Negeri 1 Stabat adalah 75,0 berarti nilai rata – rata hasil belajar siswa
tergolong belum tuntas.
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung>ttabel (2,26 >
1,988). Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan hasil belajar siswa di
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berarti, model pembelajaran discovery
learning berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Artinya
Ha diterima yakni hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran
discovery learning lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida
dinamis kelas XI semester genap di SMA N 1 Stabat T.P 2014/2015.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan
beberapa kendala yang dihadapi. Agar kendala – kendala yang terjadi tidak
terulang kembali, sebaiknya para peneliti selanjutnya terlebih dahulu
memperhatikan kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.
kembali dan dapat diperbaiki oleh para peneliti selanjutnya. Para peneliti yang
akan melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran yang sama
yaitu model pembelajaran discovery learning, sebaiknya melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan sintaks (langkah – langkah) pada model pembelajaran
discovery learning dan menyesuaikan waktu dengan keadaan pada proses
pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning dapat berjalan dengan efisien dan memberikan